Anda di halaman 1dari 36

BAHAN AJAR

[Date]
KIMIA UNSUR TRANSISI

Dosen Pengampu :
Drs. M. Hadeli L, M.Si.

Di susun oleh :
Multi Ermaika Islami
(06101281722040)
1

BAHAN AJAR
KIMIA UNSUR TRANSISI

Pokok Bahasan :
1. Sifat fisik dan kimia
2. Keberadaannya di Alam
3. Cara mendapatkan
4. Reaksi-reaksi
5. Senyawa-senyawa penting
6. Kegunaannya
2

KIMIA UNSUR TRANSISI

GOLONGAN
TRANSISI

III B IV B VB

A. SKANDIUM

1. Sifat Fisik dan Kimia


 Simbol : Sc
 Radius Atom : 1.62 Å
 Volume Atom : 15 cm3/mol
 Massa Atom : 44.9559
 Titik Didih : 3109 K
 Radius Kovalensi : 1.44 Å
 Struktur Kristal : Heksagonal
3

 Massa Jenis : 2.99 g/cm3


 Konduktivitas Listrik : 1.5 x 106 ohm-1cm-1
 Elektronegativitas : 1.36
 Konfigurasi Elektron : [Ar]3d1 4s2
 Formasi Entalpi : 16.11 kJ/mol
 Konduktivitas Panas : 15.8 Wm-1K-1
 Potensial Ionisasi : 6.54 V
 Titik Lebur : 1814 K
 Bilangan Oksidasi :3
 Kapasitas Panas : 0.568 Jg-1K-1
 Entalpi Penguapan : 304.8 kJ/mol
Dmitri Mendeleev , penemu unsur
Skandium
2. Keberadaannya di Alam
Skandium ternyata lebih banyak ditemukan
di matahari dan beberapa bintang lainnya
(terbanyak ke-23) dibandingkan di bumi
(terbanyak ke-50). Elemen ini tersebar banyak di
bumi, terkandung dalam jumlah yang sedikit di
dalam banyak mineral (sekitar 800an spesies
mineral). Warna biru pada beryl (satu jenis
makhluk hidup laut) disebutkan karena
mengandung skandium. Ia juga terkandung sebagai
komponen utama mineral thortveitite yang terdapat
di Skandinavia dan Malagasi. Unsur ini juga
ditemukan dalam hasil sampingan setelah ekstrasi
tungsten dari Zinwald wolframite dan di
dalam wiikite dan bazzite.

3. Cara mendapatkan
Kelimpahan dalam kerak bumi yang
melimpah: 22 bagian per juta berat, 10 bagian per juta
per mol. Kelimpahan dalam tata surya yang
melimpah: 40 bagian per miliar berat, 1 bagian per
miliar oleh mol
4

Biaya, murni: $ 1400 per 100g


Biaya, curah : $ per 100g

Skandium tidak ditemukan bebas di alam tetapi ditemukan dikombinasikan


dalam jumlah sangat sedikit di lebih dari 800 mineral. Mineral langka dari Skandinavia
dan Madagaskar (thortveitite, euxenite, dan gadolinite) adalah satu-satunya sumber
terkonsentrasi yang diketahui. Secara komersial, skandium diperoleh sebagai produk
sampingan dari penyulingan uranium.

4. Reaksi-reaksi penting
No. Sifat Kimia
1  Reaksi dengan air: Ketika dipanaskan maka Skandium
akan larut dalam air membentuk
larutan yang terdiri dari ion Sc (III)
dan gas hidrogen
2Sc(s) + 6H2O(aq) → 2Sc3+ (aq) +
6OH-(aq) + 3H2(g)

2  Reaksi dengan oksigen Pada reaksi dengan udara atau


pembakaran secara cepat maka akan
membentuk scandium (III) oksida
4Sc(s) + 3O2(g) → 2Sc2O3(s)
3  Reaksi dengan halogen Skandium sangat reaktif ketika
bereaksi dengan semua unsur halogen
membentuk trihalida
2Sc(s)+3F2(g) → 2ScF3(s)
2Sc(s)+3Cl2(g) →2ScCl3(s)
2Sc(s) + 3Br2(l) →2ScBr3(s)
2Sc(s) + 3I2(s) →2ScI3(s)

4  Reaksi dengan asam Skandium mudah larut dalam asam


klrida untuk membentuk larutan yang
mengandung ion Sc (III) dan gas
hidrogen
5

Sc(s) + 6HCl(aq) → 2Sc3+(aq) + 6Cl-(aq) +


3H2(g)

5. Senyawa-senyawa penting

Salah satu bentuk senyawa yang ditemukan dalam unsure Skandium adalah
Skandium Clorida (ScCl3), Logam juga dapat diperoleh melalui proses elektrolisis
dengan reaksi sebagai berikut :
2Sc (s) + 3 Cl3 (g) → 2ScCl3 (s)
elektrolisa ini berasal dari leburan dari potassium, lithium, scandium klorida pada suhu
700-800 0C. Penelitian ini dilakukan oleh Fischer, Brunger, Grieneisen

6. Kegunaannya
 Skandium Clorida (ScCl3), dimana senyawa ini dapat ditemukan dalam lampu
halide, serat optic, keramik elektrolit dan laser.
 Aplikasi utama dari unsure scandium dalah sebagai alloy alumunium-skandium
yang dimanfaatkan dalam industri aerospace dan untuk perlengkapan olahraga (
sepeda, baseball bats) yang mempunyai kualitas yang tinggi.
 Aplikasi yang lain adalah pengunaan scandium iodida untuk lampu yang
memberikan intensitas yang tinggi. Sc2O3 digunakan sebagai katalis dalam
pembuatan Aseton.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Golongan IIIB. (Online). http://kimiadahsyat.
blogspot.com/2009/06/golongan-iii-b.html. (Diakses tanggal 19 Oktober 2019).
6

B. ITRIUM

1. Sifat Fisik dan Kimia


 Densitas : 4,5 g/cm3
 Titik lebur : 1799 [atau 1526 ° C (2779 ° F)] K
Johan Gadolin, penemu unsur  Titik didih : 3609 [atau 3.336 ° C (6037 ° F)] K
itrium  Bentuk (25°C) : padat
 Warna : perak
 Suhu Superkonduksi : 1.3 [atau -271,85 ° C (-
457,33 ° F)] (di bawah tekanan)
 Nomor atom : 39
 Nomor massa : 88,91
 Konfigurasi elektron : [Kr] 4d1 5s2
 Volume atom : 19,8 cm3/mol
 Afinitas elektron : 29,6 kJ/mol
 Keelektronegatifitasan (Elektronegativitas)

2. Keberadaannya di Alam
Saat ini yttrium (nama dari sebuah desa
Swedia, Ytterby) banyak dikenal dalam penggunaan
nya sebagai superkonduktor oksida (bersama dengan
barium dan tembaga). Ini adalah bahan
superkonduktor pertama yang berfungsi pada suhu
nitrogen cair. Unsur ini ditemukan pada 1789 oleh
Gadolin terisolasi dan akhirnya pada tahun 1828 oleh
Wöhler. Lebih dari 15 ton oksida sekarang
7

diproduksi setiap tahun. Selain penggunaannya dalam penelitian


superkonduktivitas, juga digunakan dalam fosfor (merah) untuk tabung televisi
berwarna.

3. Cara mendapatkan
Logam Yttrium tersedia secara komersial sehingga tidak perlu untuk
membuatnya di laboratorium. Yttrium ditemukan dalam mineral lathanoid dan
ekstraksi Yttrium dan logam lanthanoid dari bijih sangat kompleks. Logam ini
merupakan garam ekstrak dari bijih oleh ekstraksi dengan asam sulfat (H2SO4),
asam klorida (HCl), dan sodium hidroksida (NaOH). Teknik modern untuk
pemurnian campuran garam lanthanoid tersebut melibatkan teknik kompleksasi
selektif, ekstraksi pelarut, dan kromatografi pertukaran ion. Yttrium Murni tersedia
melalui reduksi YF3 dengan logam kalsium.
2YF3 + 3Ca → 2Y + 3CaF2
2YF3 + 2Y + 3Ca → 3CaF2

4. Reaksi-reaksi
No. Sifat Kimia
1  Reaksi dengan air: Ketika dipanaskan maka logam
Yttrium akan larut dalam air
membentuk larutan yang terdiri dari
ion Y (III) dan gas hidrogen
2Y(s) + 6H2O(aq) → 2Y3+ (aq) + 6OH-
(aq) + 3H2(g)

2  Reaksi dengan oksigen Pada reaksi dengan udara atau


pembakaran secara cepat maka akan
membentuk Yttrium (III) oksida
4Y(s) + 3O2(g) → 2Y2O3(s)
8

3  Reaksi dengan halogen Itrium sangat reaktif ketika bereaksi


dengan semua unsur halogen
membentuk trihalida
2Y(s) + 3F2(g) → 2YF3(s)
2Y(s) + 3Cl2(g) → 2YCl3(s)
2Y(s) + 3Br2(g) → 2YBr3(s)
2Y(s) + 3I2(g) → 2YI3(s)

4  Reaksi dengan asam Yttrium mudah larut dalam asam


klrida untuk membentuk larutan yang
mengandung ion Y (III) dan gas
hidrogen
2Y(s) + 6HCl(aq) → 2Y3+(aq) + 6Cl-
(aq) + 3H2(g)

5. Senyawa-senyawa penting
Logam itrium tersedia secara komersial sehingga tidak perlu untuk
membuatnya di laboratorium. Itrium ditemukan dalam mineral lathanoid dan
ekstraksi itrium dan logam lanthanoid dari bijih sangat kompleks. Logam ini
merupakan garam ekstrak dari bijih oleh ekstraksi dengan asam sulfat
(H2SO4), asam klorida (HCl), dan sodium hidroksida (NaOH). Teknik modern
untuk pemurnian campuran garam lanthanoid tersebut melibatkan teknik
kompleksasi selektif, ekstraksi pelarut, dan kromatografi pertukaran ion.
Itrium Murni tersedia melalui reduksi YF 3 dengan logam kalsium.
2YF 3 + 3Ca → 2Y + 3CaF2 2YF 3 + 2y + 3Ca → 3CaF2
Yttria (oksida itrium, Y2O3), ditemukan oleh Johann Gadolin pada 1794
dalam sebuah mineral disebut gadolinite dari Ytterby. Ytterby adalah situs dari
sebuah tambang di Swedia yang berisi banyak mineral yang tidak biasa
mengandung erbium, Terbium, dan Iterbium serta yttrium. Friedrich Wohler
menyebutkan elemen murni yang diperoleh pada tahun 1828 oleh reduksi klorida
anhidrat (YCl3) dengan kalium.
Senyawa Yttrium biasanya ditemukan dalam bentuk senyawa
9

- Yttrium Allumunium garnet Y3All5O12


- Yttrium(III)Oksida Y2O3
Bagian ini berisi daftar beberapa senyawa biner dengan halogen (dikenal
sebagai halida), oksigen (dikenal sebagai oksida), hidrogen (dikenal sebagai
hidrida), dan beberapa senyawa lainnya yttrium. Untuk setiap senyawa, sebuah
bilangan oksidasi formal untuk yttrium diberikan, tetapi kegunaan nomor ini
terbatas untuk-blok elemen p pada khususnya. Berdasarkan bilangan oksidasi,
suatu konfigurasi elektron juga diberikan tetapi dicatat bahwa untuk komponen
lain, ini dilihat sebagai pedoman saja. Istilah hidrida digunakan dalam
pengertian generik untuk menunjukkan jenis senyawa M x H y dan tidak
dibutuhkan untuk menunjukkan bahwa setiap senyawa kimia yang tercantum
berperilaku sebagai hidrida. Dalam senyawa dari itrium, biasanya bilangan
oksidasi sebagian besar yttrium adalah: 3.
Hidrida
Istilah hidrida digunakan dalam pengertian generik untuk menunjukkan
jenis senyawa M x H y dan tidak dibutuhkan untuk menunjukkan bahwa setiap
senyawa kimia yang tercantum berperilaku sebagai hidrida.
 Itrium dihidrida : YH 2
 Itrium trihydride : YH 3

Fluorida , Klorida , Bromida, Iodida


Itrium sangat reaktif terhadap halogen ; fluorin, F 2 ; klorin, Cl 2 ; bromin,
Br 2 ; dan yodium, I 2, untuk membentuk yttrium trihalides (III) fluoride, YF 3 ;
yttrium (III) klorida, YCl 3 ; yttrium (III) bromida, YBr 3 ; dan yttrium (III)
iodida, YI 3.
2Y(s) + 3F 2 (g) → 2YF 3 (s)
2Y(s) + 3Cl 2 (g) → 2YCl 3 (s)
2Y(s) + 3Br 2 (g) → 2YBr 3 (s)
2Y(s) + 3I 2 (g) → 2YI 3 (s)
 Itrium triflourida : YF 3
 Itrium triklorida : YCl 3
 Itrium tribromide : YBr 3
 Itrium triiodide : YI 3
10

Oksida
Logam Itrium perlahan-lahan bereaksi di udara dan reaksi nya dengan
oksigen membentuk yttrium (III) oksida, Y 2 O 3. Atau Diyttrium trioksida :
Y2O3
4Y + 3O2 → 2Y2O 3
Sulfida
 Diyttrium trisulphide : Y 2 S 3

Kompleks
 Diyttrium trisulphate octahydrate : Y 2 (SO 4) 3 . 4/5 H 2 O
 Itrium trinitrate hexahydrate : Y (NO 3) 3 .3/5 H 2 O

6. Kegunaannya
 Yttrium Allumunium garnet Y3All5O12 senyawa ini digunakan sebagai laser
selain itu untuk perhiasan yaitu stimulan pada berlian.
 Yttrium (III) Oksida Y2O3 senyawa ini digunakan untuk membuat YVO4 ( Eu
+ Y2O3) dimana phosphor Eu memberikan warna merah pada tube TV
berwarna. Yttrium oksida juga digunakan untuk membuat Yttrium-Iron-garnet
yang dimanfaatkan pada microwave supaya efektif
 Selain itu Yttrium juga digunakan untuk meningkatkan kekuatan pada logam
alumunium dan alloy magnesium. Penambahan Yttrium pada besi membuat
nya mempunyai efektifitas dalam bekerja.

Sumber :

https://www.mastah.org/itrium-yttrium-y-unsur-sifat-dan-kegunaan/
11

C. TITANIUM

1. Sifat fisik dan kimia


Sifat Fisik Keterangan
Fasa Padat
Massa jenis 4,506 g/cm3 (suhu kamar)
Massa jenis cair 4,11 g/cm3 (pada titik lebur)
Titil lebur 1941 K (16680C,30340F)
Titik didih 3560 K(32870C, 59490F)
Kalor peleburan 14,15 kJ/mol
Kalor penguapan 425 kJ/mol
Kapasitas kalor (250C) 25,060 J/mol.K
Penampilan Logam perak metalik
Resistivitas listrik (20 °C) 0,420 µΩ·m
Konduktivitas termal (300 K) 21,9 W/(m·K)
Ekspansi termal (25 °C) 8.6 µm/(m·K)
Kecepatan suara (pada wujud 5090 m/s
kawat) (suhu kamar)

Nama, Lambang, Nomor atom Titanium, Ti,22


Deret Kimia Logam transisi
Golongan, Periode, Blok 4,4,d
Massa atom 47.867(1) g/mol
Konfigurasi electron [Ar] 3d2 4s2
Jumlah elektron tiap kulit 2,8,10,2
Struktur Kristal Hexagonal
Bilangan oksidasi 4
Elektronegativitas 1,54 (skala Pauling)
ke-1: 658.8 kJ/mol
Energi ionisasi ke-2: 1309.8 kJ/mol
ke-3: 2652.5 kJ/mol
Jari-jari atom 140 pm
Jari-jari atom (terhitung) 176 pm
Jari-jari kovalen 136
137
12

2. Keberadaannya di Alam
Titanium ditemukan di meteor dan di dalam
matahari. Bebatuan yang diambil oleh misi Apollo
17 menunjukkan keberadaan TiO2 sebanyak
12,1%. Garis-garis titanium oksida sangat jelas
terlihat di spektrum bintang-bintang tipe M. Unsur
ini merupakan unsur kesembilan terbanyak pada
kerak bumi. Titanium selalu ada dalam igneous
rocks (bebatuan) dan dalam sedimen yang diambil
dari bebatuan tersebut. Ia juga terdapat dalam
mineral rutile, ilmenite dan sphene dan terdapat
William Gregor, Penemu Titanium
dalam titanate dan bijih besi. Titanium juga
terdapat di debu batubara, dalam tetumbuhan dan
dalam tubuh manusia. Logam ini hanya dikutak-
kutik di laboraturium sampai pada tahun 1946,
Kroll menunjukkan cara memproduksi titanium
secara komersil dengan mereduksi titanium
tetraklorida dengan magnesium. Metoda ini yang
dipakai secara umum saat ini. Selanjutnya logam
titanium dapat dimurnikan dengan cara
medekomposisikan iodanya.

3. Cara mendapatkan
Titanium diproduksi menggunakan proses
Kroll. Langkah-langkah yang terlibat termasuk
ekstraksi, pemurnian, produksi spons, pembuatan
paduan, dan membentuk dan membentuk. Di
Amerika Serikat, banyak produsen spesialis dalam
fase yang berbeda dari produksi ini. Misalnya, ada
produsen yang hanya membuat spons, yang lain yang
hanya mencair dan menciptakan paduan, dan yang
13

lain yang menghasilkan produk akhir. Saat ini, tidak ada produsen tunggal
melengkapi semua langkah ini.

 Pencabutan
Pada awal produksi, produsen menerima titanium konsentrat dari
tambang. Sementara rutil dapat digunakan dalam bentuk alami, ilmenit diproses
untuk menghilangkan zat besi sehingga berisi titanium dioksida paling sedikit
85%. Bahan-bahan ini dimasukkan ke dalam reaktor fluidized-tempat tidur
bersama dengan gas klor dan karbon. Materi yang dipanaskan sampai 1.652 ° F
(900 ° C) dan hasil reaksi kimia berikutnya dalam penciptaan murni titanium
tetraklorida (TiCl4) dan karbon monoksida. Kotoran adalah hasil dari kenyataan
bahwa titanium dioksida murni tidak digunakan di awal. Oleh karena itu berbagai
klorida logam yang tidak diinginkan yang dihasilkan harus dibuang.
 Pemurnian

Logam bereaksi dimasukkan ke dalam tangki penyulingan besar dan


dipanaskan. Selama langkah ini, kotoran dipisahkan dengan menggunakan
distilasi fraksional dan presipitasi. Tindakan ini menghilangkan klorida logam
termasuk besi, vanadium, zirkonium, silikon, dan magnesium.

 Produksi spon.

Selanjutnya, dimurnikan titanium tetraklorida ditransfer sebagai cairan


ke bejana reaktor stainless steel. Magnesium kemudian ditambahkan dan wadah
dipanaskan sampai sekitar 2012 ° F (1.100 ° C). Argon dipompa ke dalam wadah
sehingga udara akan dihapus dan kontaminasi dengan oksigen atau nitrogen
dicegah. Magnesium bereaksi dengan klor menghasilkan magnesium klorida
cair. Hal ini membuat padat titanium murni karena titik leleh darititanium lebih
tinggi dari reaksi

Padatan titanium dikeluarkan dari reaktor dengan membosankan dan


kemudian diobati dengan air dan asam klorida untuk menghapus kelebihan
magnesium dan magnesium klorida. Padatan yang dihasilkan adalah logam
berpori yang disebut spons.
14

Spons titanium murni kemudian dapat diubah menjadi paduan yang dapat
digunakan melalui tanur habis-elektroda. Pada titik ini, spons dicampur dengan
penambahan paduan berbagai besi tua. Proporsi yang tepat dari spons untuk
bahan paduan diformulasikan di laboratorium sebelum produksi. Massa ini
kemudian ditekan ke compacts dan dilas bersama-sama, membentuk elektroda
spons.

Elektroda spons kemudian ditempatkan dalam tungku busur vakum untuk


mencair. Dalam wadah air-cooled, tembaga, busur listrik digunakan untuk
melelehkan elektroda spons untuk membentuk ingot. Semua udara dalam wadah
yang baik dihapus (membentuk ruang hampa) atau atmosfer diisi dengan argon
untuk mencegah kontaminasi. Biasanya, ingot tersebut remelted satu atau dua
kali untuk menghasilkan ingot diterima secara komersial. Di Amerika Serikat,
paling ingot dihasilkan dengan metode ini berat sekitar 9.000 lb (4,082 kg) dan
30 di (76,2 cm) di diameter.

Setelah ingot dibuat, tersebut akan dihapus dari tungku dan diperiksa dari
kerusakan. Permukaan dapat dikondisikan seperti yang diperlukan untuk
pelanggan. Ingot kemudian dapat dikirim ke produsen barang jadi di tempat yang
dapat digiling dan dibuat menjadi berbagai produk.

 Produk samping / Limbah


Selama produksi titanium murni sejumlah besar magnesium klorida yang
dihasilkan. Bahan ini didaur ulang dalam sel daur ulang segera setelah diproduksi.
Sel daur ulang pertama memisahkan logam magnesium keluar maka gas klor
dikumpulkan. Kedua komponen yang digunakan kembali dalam produksi
titanium

4. Reaksi-reaksi
No. Sifat Kimia
1  Reaksi dengan air: Titanium akan bereaksi dengan air
dan membentuk Titanium dioksida
danhydrogen.
Ti(s) + 2H2O(g) → TiO2(s) + 2H2(g)
15

2  Reaksi dengan oksigen Ketika Titanium dibakar di udara


akan menghasilkan Titanium
dioksida, dengan warna nyala putih
yang terang dan ketika dibakar
dengan Nitrogen murni akan
menghasilkan Titanium Nitrida.
Ti(s) + O2(g) → TiO2(s)
2Ti(s) + N2(g) →TiN(s)

3  Reaksi dengan halogen Reaksi Titanium dengan Halogen


menghasilkan Titanium Halida.
Reaksi dengan Fluor berlangsung
pada suhu 200°C.
Ti(s) + 2F2(s) → TiF4(s)
Ti(s) + 2Cl2(g) → TiCl4(s)
Ti(s) + 2Br2(l) → TiBr4(s)
Ti(s) + 2I2(s) → TiI4(s)

4  Reaksi dengan asam Logam Titanium tidak bereaksi


dengan asam mineral pada
temperaturenormal tetapi dengan
asam hidrofluorik yang panas
membentuk kompleks anion (TiF6)3-
2Ti(s) + 2HF (aq) → 2(TiF6)3-(aq) + 3
H2(g) + 6 H+(aq)
16

5. Kegunaannya
 Titanium dioksida banyak digunakan sebagai pigmen putih dalam lukisan
outdoor karena memiliki sifat inert, daya pelapis mumpuni, serta tahan
terhadap paparan sinar UV matahari.
 Titanium dioksida juga pernah digunakan sebagai pemutih dan agen
opicifying pada enamel porselen sehingga tampak lebih cerah dan tahan
asam. Sebuah lipstik umumnya mengandung 10% titanium.
 Paduan titaium dikenal memiliki karakteristik kuat meskipun berada pada
suhu tinggi, ringan, tahan korosi, dan kemampuannya menahan suhu
ekstrim.
 Karena sifat-sifat ini, paduan titanium terutama digunakan di pesawat
terbang, pipa untuk pembangkit listrik, pelapis baja, kapal laut, pesawat
ruang angkasa, serta rudal.
 Titanium dikenal memiliki kekuatan setara baja namun 45% lebih ringan.
 Dalam bidang medis, titanium digunakan untuk membuat pinggul dan lutut
 buatan, serta pen untuk memperbaiki tulang yang patah

Sumber :

http://blogibnuseru.blogspot.com/2011/12/titanium-titanium-adalah-sebuah-unsur.html

D.Zirkonium
17

1. Sifat fisik dan kimia


 Nama unsur : Zirkonium
 Lambang : Zr
 Golongan : IVB

 Energi ionisasi
Pertama : 640.1 kJ/mol1
Kedua : 1270 kJ/mol1
Ketiga : 2218 kJ/mol1
 Titik lebur : 2128 K
 Titik didih : 4682 K

Martin Heinrich  Kalor peleburan : 14 kJ.mol−1

Klaproth, penemu  Kalor penguapan : 573 kJ.mol−1


unsur zirkonium.  Jari-jari atom : 160 pm
 Jari-jari kovalen : 175±7 pm
 Kapasitas kalor : 25.36 J.mol−1K−1
 Bilangan oksidasi : 4, 3, 2, 1 (oksida amfoter)
 Elektronegativitas : 1.33

2. Keberadaannya di Alam
Zirkonium berasal dari bijih utama mineral
zirkon (zirconium silicate, ZrSiO4) dan baddleyite
(zirconium oxide, ZrO2). Kedua mineral ini dijumpai
dalam bentuk senyawa dengan hafnium. Pada
umumnya zirkon mengandung unsur besi, kalsium
sodium, mangan, dan unsur lainnya yang
menyebabkan warna pada zirkon bervariasi, seperti
putih bening hingga kuning, kehijauan, coklat
kemerahan, kuning kecoklatan, dan gelap, sisitim
kristal monoklin, prismatik, dipiramida, dan
18

ditetragonal, kilap lilin sampai logam, belahan sempurna – tidak beraturan, kekerasan
6,5–7,5, berat jenis 4,6–5,8, indeks refraksi 1,92–2,19, hilang pijar 0,1%, dan titik lebur
2.5000oC. Deposit ini terdapat di US, Australia, dan Brasil.
Zirkon ditemukan umumnya pada batuan beku dan dalam kerikil serta pasir
sebagai batuan beku hasil erosi. Dalam bentuk ini, zirkonsering bercampur dengan
silika, ilmenit, dan rutil. Sebagian besardari zirkon yang digunakan dalam industri saat
ini berasal dari pasirdan kerikil.

3. Cara mendapatkan
1. Proses Klorinasi
Klorinasi Zirkon dilakukan dengan mengubah zirkon kedalam bentuk
zirkonium karbida dengan menggunakan graphite pada graphite lined arcfurnace
dengan temperatur proses 1800oC :
ZrSiO4 + 4C → ZrC + SiO + 3CO
Silicon monoxide menguap pada temperatur 1800oC. Setelah itu ZrC
diubahmenjadi ZrCl dengan cara klorinasi pada temperatur 500oC:
ZrC + 2Cl2 → ZrCl4+ C
Pada perkembangannya, Zirkon dan karbon dicampurkan dan diklorinasi
padatemperatur 1200oC dan menghasilkan ZrCl, pada satu proses saja.
ZrSiO4 + 4C + 4Cl2 → ZrCl4 + SiCl4 + 4CO

2. Proses Alkali Fusion


Dikembangkan oleh Ames Laboratory of the U.S. Atomic Energy
Commission. Proses ini cocok untuk memisahkan hafnium darizirkonium dengan
menggunakan solvent extraction dari suatu larutan aqueous.
Pertama, Pasir zirkon dengan fraksi 1 sampai 1.5 kali berat sodium hydroxide
dicampurkan. Kemudian dipanaskan pada suatu furnace pada temperatur 565oC.
Sodium hydroxide meleleh pada temperatur 318oC dan pada temperatur lebih tinggi
sodium hydroksida akan bereaksi dengan pasir zirkon.
4NaOH + ZrSiO4 → Na2ZrO3 + Na2SiO3 + 2H2O
Steam kemudian dilarutkan sehingga campuran menjadi berfasa viscous dan
berubah menjadi fragile-porous solid (“frit”) saat temperatur mencapai 530oC. Setelah
19

pendinginan, fragile-porous solid dipecah dandilakukan leaching menggunakan air,


dimana terjadiekstraksi Na2SiO3. Residu kemudian di-leaching dengan menggunakan
asam yang melarutkan Na2ZrO3.
3. Proses Fluosilicate Fusion
Digunakan di Uni Soviet untuk menghasilkan feed pada separasi hafnium dari
zirkonium dengan fractional crystallization dari K2MF6. Zirkon dihancurkan sampai
ukuran 200 mesh dandicampur dengan potassium flousilicate dan potassiumklorida.
Campuran tersebut disinter dalam sebuah rotary furnace pada temperatur 650 dan
700oC. Reaksi yang terjadi adalah :
ZrSiO4 + K2SiF6 → K2ZrF6 + 2SiO2
Produk hasil proses sinter tersebut didinginkandan dihancurkan sampai
berukuran 100 mesh dan dilakukan proses leaching pada temperatur 85oC dengan HCl
1%. Hasilnya di-filter pada temperature 80oC lalu didinginkan agar terbentuk kristal
K2ZrF6 (serta K2HfF6) yang kemudian disaring dan dicuci dengan air.
Terdapat tiga cara yang dapat digunakan dalam proses pembuatan zirconium, yaitu:
1. Proses Kroll, meliputi reduksi dari uap tethrachloride darileburan magnesium.
2. Proses hot wire, meliputi dekomposisi dari iodide.
3. Elektrolisis dari double potassium floride yang dilarutkankstraksi zirconium dari
zircon, yaitu dari lelehan garam.

4. Reaksi-reaksi
No. Sifat Kimia
1  Reaksi dengan air: Zirkonium tidak bereaksi dengan air
pada keadaan di bawah normal.

2  Reaksi dengan oksigen Pada reaksi dengan udara atau


pembakaran secara cepat maka akan
membentuk Zirkonium oksida.
Zr(s) + O2(g) → ZrO2(s)

3  Reaksi dengan halogen Zirkonium bereaksi dengan Halogen


membentuk Zirkonium (IV) Halida.
20

Zr(s) + 2F2(g) → ZrF4(s)


Zr(s) + 2Cl2(g) → ZrCl4(s)
Zr(s) +2Br2(g) → ZrBr4(s)
Zr(s) + 2I2(g) → ZrI4(s)

4  Reaksi dengan asam Hanya terdapat sedikit kemungkinan


logam Zirkonium bereaksi dengan
asam. Zirkonium tidak dapat
bercampur dengan asam hidrofluorik,
HF, membentuk kompleks fluoro.

5. Kegunaannya
 Biasanya digunakan untuk komponen dalam deodorant, bola lampu, filament,
dan batu permata buatan.
 Logam zirkonium digunakan dalam teras reaktor nuklir karena tahan korosi
dan tidak menyerap neutron. Zircaloy merupakan aliase zirkonium yang
penting untuk penyerapan nuklir, seperti menyalut bagian-bagian bahan
bakar.
 Zr banyak digunakan dalam reaktor nuklir sebagai air-cooled.
 Zirkonium digunakan dalam industri baja untukmenghilangkan nitrogen dan
belerang dari besi, sehinggadapat meningkatkan kualitas dari baja.
 Zr ditambahkan ke besi untuk menciptakan sebuah paduan yang dapat
meningkatkan machinability, ketangguhan, dan keuletan.
 Zirkonium Foil digunakan untuk ignition-flash material pada photography
bulb.
 Sponged Zirkonium banyak digunakan pada industri militer.
 Zirkonium dan paduannya dengan Al, Fe, Ti, atau Vdigunakan pada vacuum
tube, pada pipa gas dan pada ultra-high-purity environment di industri
semikonduktor.
 Zirkonium powder merupakan sumber panas pada alat peledak dan alat
pembakar untuk berbagai kegunaan, termasuk untuk automotive air bag
inflator.
21

 Zirkonium juga digunakan untuk konstruksi reaktor kimia dimana ketahanan


korosi sangat dibutuhkan.
 Zirkonium yang bercampur dengan titanium, nikel, tembaga menghasilkan
Liquidmetal. Liquidmetal adalah sejenis amorphous metal alloys hasil
pengembangan California Institute of Technology. Sifat bahan ini sangat kuat
dan ringan. Apabila disentuh, permukaannya halus seperti kaca.
 Cubic Zirconia memiliki kandungan Zirconium Oxide dengan warna alami.
 Zirconium oxyclorida, sebagai bahan pelapis (coating) pada tekstil.
 Zirkonium hydrat sebagai moderator neutron.
 Zirkonium karbonat sebagai obat ( berbentuk salep) utntuk melawan racun
yang berasal dari tumbuh-tumbuhan
 Dalam industri kimia, zirkonia digunakan untuk pembuatan zirconium sulfat,
H2ZrO2(SO4)2.3H3O. bahan kimia ini sangat penting karena merupakan bahan
dasar dalam pembuatan kimia zirkonium lainnya. Zirkonium sulfat digunakan
sebagai bahan untuk penyamakan kulit (tanning leather) dan bahan tambahan
pada pigmen titania (berfungsi sebagai pengatur pigmen)

E. HAFNIUM

1. Sifat fisik dan kimia


 Simbol : Zr
 Radius Atom : 1.6 Å
 Volume Atom : 14.1 cm3/mol
 Massa Atom : 91.224
22

 Titik Didih : 4682 K


 Radius Kovalensi : 1.45 Å
 Struktur Kristal : Heksagonal
 Massa Jenis : 6.51 g/cm3
 Konduktivitas Listrik : 2.3 x 106 ohm-1cm-1
 Elektronegativitas : 1.33
 Konfigurasi Elektron : [Kr]4d2 5s2
 Formasi Entalpi : 21 kJ/mol
 Konduktivitas Panas : 22.7 Wm-1K-1

Dmitri Mendeleev , penemu unsur  Potensial Ionisasi : 6.84 V


Hafnium  Titik Lebur : 2128 K
 Bilangan Oksidasi :4
 Kapasitas Panas : 0.278 Jg-1K-1
 Entalpi Penguapan : 590.5 kJ/mol

2. Cara mendapatkan
Logam hafnium pertama kali dipersiapkan oleh
van Arkel dan deBoer dengan melewatkan uap
tetraiodida di atas filamen tungsten yang
dipanaskan.Hampir semua logam hafnium sekarang
ini diproduksi dengan mengurangi tetraklorida
dengan magnesium atau dengan sodium (proses
Kroll).
23

3. Reaksi-reaksi
No. Sifat Kimia
1  Reaksi dengan air: Tidak bereaksi dengan air di bawah
kondisi normal.

2  Reaksi dengan oksigen Hf (s) + O2 (g) → HfO2 (s)

3  Reaksi dengan halogen Hf (s) +2F2 (g) → HfF4 (s)

4. Kegunaannya
 Hafnium digunakan untuk batang kontrol reaktor nuklir karena
kemampuannya menyerap neutron dan sifat ketahanan mekanik dan korosi
yang baik. Ini sangat kontras dengan zirkonium, yang meski secara kimia
sangat mirip dengan hafnium, sangat buruk dalam menyerap neutron. Oleh
karena itu Zirkonium digunakan pada lapisan bawah (lapisan luar) batang
bahan bakar yang melaluinya neutron dapat berjalan dengan mudah.
 Hafnium juga digunakan dalam lampu kilat fotografi, filamen lampu, dan
peralatan elektronik sebagai katoda dan kapasitor.
 Paduan hafnium dengan beberapa logam lainnya, seperti besi, niobium,
tantalum dan titanium.
 Paduan hafnium-niobium mempunyai daya tahan panas dan digunakan dalam
aplikasi ruang angkasa, seperti mesin roket ruang angkasa.
 Hafnium karbida digunakan untuk memasang tungku / pembakaran suhu
tinggi karena sifat refraktorinya (tidak meleleh pada suhu tinggi).
 Senyawa berbasis Hafnium digunakan di isolator gerbang pada rangkaian
terpadu 45 nm untuk komputer.
 Senyawa berbasis oksida Hafnium diperkenalkan ke dalam chip berbasis
silikon untuk menghasilkan prosesor dengan kapasitas lebih kecil dan lebih
hemat energi dan kinerja

Sumber :

https://blogpenemu.blogspot.com/2017/08/sejarah-penemuan-hafnium.html
24

F. RUTHERFORDIUM

1. Sifat fisik dan kimia


Simbol : Rf

Radius Atom : Å

Volume Atom : cm3/mol

Massa Atom : -261

Titik Didih : K

Radius Kovalensi : Å

Struktur Kristal : n/a

Massa Jenis : g/cm3

Konduktivitas Listrik : x 106 ohm-1cm-1

Elektronegativitas : n/a

Konfigurasi Elektron : [Rn]5f14 6d2 7s2

Formasi Entalpi : kJ/mol

Konduktivitas Panas : Wm-1K-1


25

Potensial Ionisasi : V

Titik Lebur : K

Bilangan Oksidasi : n/a

Kapasitas Panas : Jg-1K-1

Entalpi Penguapan : kJ/mol

2. Kegunaannya
Adapun kegunaan dari unsur Rutherfordium
ini belum diketahui karena unsur Rutherfordium ini
[Sidebar Title] merupakan unsur transuranium yang termasuk
transaktinida, yang berarti bahwa memiliki nomor
atom lebih besar dari nomor atom Uranium (92), dan
semua unsur yang memiliki nomor atom lebih dari 92
tidak ditemukan di alam. Kesemua unsur tersebut
termasuk Rutherfordium merupakan unsur radioaktif
dengan waktu paruh lebih pendek daribumi, sehingga
atom-atom ini jika pernah ada di bumi telah lama
meluruh.
Albert Ghioso, penemu
rutherfordium

Sumber :

https://www.mastah.org/rutherfordium-rf-
penjelasan-unsur-manfaat-dan-kegunaan/
26

Andrés Manuel G. VANADIUM


del Río
1. Sifat fisik dan kimia
 Nomor atom : 23
 Massa atom : 50,9414
g/mol
 Elektronegativitas menurut Pauling : 1,6
 Densitas : 6,1 g/cm
pada 20°C
 Titik lebur : 1910 °C
 Titik didih : 3407 °C
 Radius Vanderwaals : 0,134 nm
 Radius ionic : 0,074 nm
(+3); 0,059 (+5)
 Isotop :5
 Energi ionisasi pertama : 649,1
kJ/mol
 Energi ionisasi kedua : 1414 kJ/mol
 Energi ionisasi ketiga : 2830 kJ/mol
 Energi ionisasi keempat : 4652 kJ/mol
 Ditemukan oleh : Nils
Sefstrom(1830)

2. Keberadaannya di Alam
Vanadium ditemukan dalam 65 mineral yang
berbeda, di antaranya karnotit, roskolit, vanadinit,
dan patronit, yang merupakan sumber logam yang
sangat penting. Vanadium juga ditemukan dalam
batuan fosfat dan beberapa bijih besi, juga terdapat
dalam minyak mentah sebagai senayawa kompleks
organik. Vanadium juga ditemukan dalam sedikit
27

dalam batu meteor. Produksi komersial berasal dari abu minyak bumi dan
merupakan sumber Vanadium yang sangat penting. Kemurnian yang sangat
tinggi diperoleh dengan mereduksi vanadium triklorida dengan magnesium atau
dengan campuran magnesium-natrium. Sekarang, kebanyakan logam vanadium
dihasilkan dengan mereduksi V2O5 dengan kalsium dalam sebuah tabung
bertekanan, proses yang dikembangkan oleh mckenie dan Seybair.

3. Cara mendapatkan
Cara mendapakan Vanadium diantaranya adalah dengan cara ekstraksi dari
beberapa senyawa yaitu :
 Dari vanadinite.
Ekstrksi dari bijih ini melibatkan beberapa tahap :
a) Pemisahan PbCl2.
Bijih direaksikan dengan HCl pekat, PbCl2 akan mengendap, dioxovandium
chlotida (VO2Cl) tetap dalam larutan.
b) Pembuatan V2O5.
Setelah PbCl2 dipisahkan, larutan ditambah NH4Cl dan dijenuhkan dengan NH3,
sehingga terbentuk NH4VO3 bila dipanaskan akan terbentuk V2O5.
c) Reduksi V2O5.
V2O5 direduksi dengan Ca pada 900 – 950 º C untuk memperoleh vanadium
murni
 Pembuatan logam :
Logam ini sangat sulit diperoleh dalam keadaan murni sebab titik cair yang tinggi
dan reaktivitas terhadap O2, N2 dan C pada suhu tinggi. Vanadium ± 99 % dapat
diperoleh dengan mereduksi V2O5 dengan Al (proses thermit). Vanadium murni
diperoleh dengan mereduksi VCl3 dengan Na atau dengan H2 pada suhu 900 º C.
VCl3 diperoleh dari reaksi V2O5 dengan S2Cl2 pada 300 º C. Reduksi VCl4 dengan
Mg dapat memperoleh 99,3 % vanadium.
28

4. Reaksi-reaksi
1. Reaksi dan Persenyawaan Vanadium
Cara mendapakan Vanadium diantaranya adalah dengan cara ekstraksi dari
beberapa senyawa yaitu:
a) Dari vanadinite
Ekstraksi dari bijih ini melibatkan beberapa tahap:
1) Pemisahan PbCl2
Bijih direaksikan dengan HCl pekat, PbCl2 akan mengendap, dioxovandium
chlotida (VO2Cl) tetap dalam larutan.
2) Pembuatan V2O5
Setelah PbCl2 dipisahkan, larutan ditambah NH4Cl dan dijenuhkan dengan NH3,
sehingga terbentuk NH4VO3 yang bila dipanaskan akan terbentuk V2O5.
3) Reduksi V2O5
V2O5 direduksi dengan Ca pada 900 – 950 º C untuk memperoleh vanadium
murni (Mardenand – Rich, 1927).
b) Dari carnotite.
1) Pembuatan sodium orthovanadate
Carnotite dicairkan dengan Na2CO3, masa cair yang diperoleh diekstraksi
dengan air untuk mengendapkan Fe(OH)3, larutan dipekatkan dan didinginkan
maka didapat Na3VO4.
2) Pembuatan V2O5
Larutan yang berisi Na3VO4 diberi NH4Cl dan dijenuhkan dengan NH3,
sehingga terbentuk NH4VO3 (amonium metavanadate), yang dipanaskan untuk
mendapatkan V2O5.
3) Reduksi V2O5.
Dengan cara Mardenand-Rich diperoleh logam vanadium murni.
29

5. Senyawa-senyawa penting
a) Senyawa V+5
Senyawa V+5 (yang tidak berwarna) direduksi dengan reduktor yang sesuai
terjadi perubahan sebagai berikut:
VO3- → VO+2 → V+3 → V+2
Meta vandate ion vanadyl, hijau ion
(ion tak ber- V+4 (biru) vanado
warna, V+5) (violet)
1) Vanadium pentoksida, V2O5
Dibuat dari:
 Oksidasi / pemanggangan logam atau oksidanya dengan
 Bilangan oksidasi rendah. V2O5 sebagai hasil akhir.
 Hidrolisa VOCl3.
 Pemanasan amonium vanadate.
Penggunaan:
 Sebagai katalis dalam oksidasi SO2 → SO3, dalam pembuatan asam sulfat.
V2O5
2SO2 + O2 ↔ 2SO3
 Katalis dalam oksidasi alkohol dan hidrogenasi olefin.
2) Vanadium pentaflourida, VF5
Senyawa ini dinyatakan sebagai sublimat putih murni. Dibuat dengan
pemanasan VF4 dalam lingkungan nitrogen, pada suhu 350°C – 650°C.
Senyawa ini sangat mudah larut dalam air atau pelarut organik.
3) Vanadium oxitrikhlorida, VOCl3
Senyawa ini dibuat dengan melewatkan Cl2 kering pada VO3 yang dipanaskan.
Senyawa ini berwarna kuning bening dengan titik didih 127°C.
4) Vanadium pentasulfida, V2S5
Senyawa ini dibuat dengan memanaskan campuran vanadium trisulfida, dengan
sulfur tanpa udara pada 400 ° C. senyawa ini berupa bubuk hitam.

b) Senyawa V+4
Senyawa – senyawa dengan bilangan oksidasi +4 ini sangat stabil, mudah dibuat.
30

1) Vanadium titroksida, V4O4 atau VO2


Dibuat dengan pemanasan campuran vanadium trioksida dan vanadium
pentoksida tanpa udara dengan jumlah molar yang sama. Senyawa ini berbentuk
kristal biru tua, mudah larut dalam asam atau basa.
2) Vanadium titraflourida, VF4
Dibuat dari reaksi HF anhidrid dengan VCl4. Reaksi berjalan mulai suhu 28°C
dan meningkat secara lambat sampai 0°C. Flourida ini berupa bubuk kuning
kecoklatan, larut dalam air membentuk larutan berwarna biru.
3) Senyawa vanadil.
Senyawa ini berisi kation vanadil (VO+2) dimana bilangan oksidasinya +4,
bersifat unik, berwarna biru. Vanadil klorida dibuat dari hidrolisa VCl4.
VCl4 + H2O → VOCl2 + 2HCl
Atau dari reaksi V2O5 dengan HCl
V2O5 + HCl → 2VOCl2 +3H2O + Cl2
Senyawa VOCl2 bersifat reduktor kuat yang digunakan secara komersial dalam
pewarnaan. Hanya E° dari VO+2/ VO3 adalah – 1 volt.

c) Senyawa V+3
1) Vanadium trioksida, V2O3.
Dibuat dengan mereduksi V2O5 dengan hidrogen. V2O3 bersifat basa, larut
dalam asam memberikan ion hezaquo, V(H2O)63+.
2) Vanadium halida dan oxihalida.
Vanadium triflourida, VF3.3H2O dibuat bila V2O3 dilarutkan HF. Trihalida yang
lain adalah VCl3 dan VBr3, sedang VI3 tidak dikenal. Vanadium oxihalida yang
dikenal adalah VOCl dan VOBr. Keduanya tak larut dalam air tetapi larut dalam
asam.

d) Senyawa V+2
Senyawa – senyawa V+2 berwarna dan paramagnetik ion V+2 merupakan reduktor
kuat. Larutan encer V+2 (violet) mereduksi air membebaskan H2.
V+2 + H+ → V+3 + ½ H2
(violet) (hijau)
31

e) Senyawa V+1, V-1 dan V°


Bilangan oksidasi ini tidak umum, distabilkan oleh ligan asam п. Bilangan oksidasi
+1 dijumpai pada senyawa V(CO)6-1.

6. Kegunaannya
Sebagian besar vanadium (sekitar 80 %) digunakan sebagai ferrovanadium
atau sebagai aditif baja. Campuran vanadium dengan aluminium dan titanium
digunakan dalam mesin jet dan rangka pesawat. Paduan vanadium dengan baja
digunakan dalam as roda, poros engkol, roda gigi, dan komponen penting lainnya.
Paduan vanadium juga digunakan dalam reaktor nuklir karena logam ini memiliki
kemampuan penyerapan neutron yang rendah. Vanadium oksida (V2O5) digunakan
sebagai katalis dalam pembuatan asam sulfat dan anhidrida maleat serta dalam
pembuatan keramik. Unsur ini juga ditambahkan ke kaca untuk menghasilkan
warna hijau atau biru. Kaca yang dilapisi dengan vanadium dioksida (VO2) dapat
memblokir radiasi infra merah pada suhu tertentu.

Sumber :

http://blogibnuseru.blogspot.com/2011/11/vanadium-sejarah-manfaat-keberadaan-
di.html

H. NIOBIUM
32

1. Sifat fisik dan kimia


 Nomor atom : 41
 Massa atom : 92,91
g/mol
 Elektronegativitas menurut Pauling : tidak
diketahui
 Kepadatan : 8,4 g/cm3
pada 20 °C
 Titik lebur : 2410 °C
 Titik didih : 5100 °C
 Radius Vanderwaals : 0,143 nm
Charles Hatchett,
 Radius ionic : 0,070 nm
penemu unsur niobium
(+5); 0,069 nm (+4)
 Isotop : 14
 Energi ionisasi pertama : 652
kJ/mol
 Ditemukan oleh : Charles
Hatchett 1801

2. Cara mendapatkan
Pembuatan niobium pertama kali dilakukan
dengan mereduksi garam niobium klorida dengan
proses pemanasan dengan menggunakan hidrogen
dari atmosfer.
33

3. Reaksi-reaksi
No. Sifat Kimia
1  Reaksi dengan air: Niobium tidak bereaksi dengan
air dan udara pada kondisi
normal, karena permukaan
logamnya telah dilapisi oleh lapisan
oksida.

2  Reaksi dengan oksigen Nb (s) + O2 (g) → NbO2 (s)

3  Reaksi dengan halogen 2Nb (s) + 5F2 (g) → 2NbF5 (s)


2Nb(s) + 5Cl2 (g) → 2NbCl5 (s)
2Nb (s) +5Br2 (g) → 2NbBr5 (s)
2Nb (s) + 5I2 (g) → 2NbI5 (s)

4  Reaksi dengan Karbon Nb (s) + C (s) → NbC (s)

4. Kegunaannya
Niobium digunakan dalam pengelasan menstabilkan baja tahan karatRibuan
pon niobium telah digunakan dalam sistem aliran udara terbaru, sebagaimana yang
digunakan pada program antariksa Gemini . Niobium bersifat superkonduktif; bahkan
magnet superkonduktif telah dibuat dengan kawat Nb-Zr, yang menahan
superkonduktivitasnya dalam medan magnet kuat. Penerapan superkonduktif ini
memberikan harapan generasi sumber listrik yang baru dalam skala besar. Niobium
juga umum digunakan perhiasan wanita.

Sumber :

https://sainskimia.com/sifat-pembuatan-kegunaan-dan-sumber-dari-unsur-kimia-niobium/
34

I. DUBIDIUM
1. Sejarah
Pada tahun 196, G.N.Flerov melaporkan bahwa tim Soviet yang bekerja di Institut
Joint untuk Penelitian Nuklir di Dubna, telah dapat memproduksi beberapa atom dari
260 261 243 22
105 dan 105 dengan menembak Am dengan Ne. Bukti yang didapat
berdasarkan pengukuran yang tepat-bersamaan dengan energi alfa.
Pada tahun 190, para peneliti Dubna mensintesis unsur bernomor atom 105, dan
di akhir bulan April 1970, “telah menyelidiki” semua jenis peluruhan dari unsur baru ini
dan telah menetapkan sifat kimianya, sesuai dengan laporan terbitan tahun 1970. Grup
Soviet belum mengajukan nama untuk unsur 105. Pada akhir April 1970, diumumkan
bahwa Ghiorso, Numia, Haris, K.A.Y. Eskola, dan P.L. Eskola, yang bekerja di
Universitas Kalifornia di Berkeley, telah berhasil mengenali unsur 105. Penemuan
dilakukan menembak target 249Cf dengan sinar inti atom nitrogen berkekuatan 84 MeV
dalam akselerator ion berat linear (HILAC). Ketika inti 15N diserap oleh inti 249Cf, empat
260
neutron dipancarkan dan sebuah atom baru 105 dengan masa paruh waktu 1.6 detik
terbentuk. Ketika atom pertama unsur 105 dikatakan terdeteksi secara konklusif pada 5
Maret 1970, terdapat bukti bahwa unsur 105 terbentuk dalam percobaan di Berkeley
setahun lebih awal dengan metode yang sama.
Ghiorso dan kawan-kawan telah berusaha untuk memastikan temuan tim Soviet
dengan metode yang lebih rumit tapi tidak berhasil. Grup Berkeley mengajukan nama
Hahnium – nama peneliti Jerman Otto Hahn (1879-1968) – dengan simbol
Ha.Bagaimanapun, anggota panel IUPAC pada tahun 1977 menyarankan agar unsur 105
dinamakan Dubnium (simbol Db) sesuai dengan lokasi Institut joint untuk Penelitian
Nuklir di Rusia. Sayangnya, nama hahnium tidak akan digunakan lagi berdasarkan
aturan penamaan unsur baru. Beberapa peneliti masih menggunakan nama hahnium
karena telah digunakan selama 25 tahun.
35

2. Isotop
Pada bulan Oktober 1971, diumumkan bahwa ada dua isotop unsur 105 yang
disintesis dengan akselerator ion berat linear oleh A. Ghiorso dan kawan-kawan di
250 15
Berkeley. Unsur 261105 dihasilkan dengan menembak Cf dengan N dan
249
denganmenembak Bk dengan 16O. Isoto yang dihasilkan memancarkan partikel alfa
8.93MeV dan meluruh menjadi 257Lr dengan masa paruh waktu 1.8 detik. Unsur 262105
249 18
dihasilkan dengan cara menembak Bk dengan O. Hasil reaksinya memancarkan
partikel 8.45MeV dan meluruh menjadi 258Lr dengan masa paruh waktu 40 detik. Ada 7
isotop unsur 105 (unnilpentium) yang sudah dikenali.
Dubnium (pengucapan /ˈduːbniəm/) adalah unsur kimia dalam sistem periodik
unsur yang memiliki simbol Db dan nomor atom 105. Unsur ini merupakan unsur
sintetik yang bersifat radioaktif. Dubnium merupakan unsur logam transisi golongan Vb
yang dibuat melalui reaksi fusi nuklir. Unsur Dubnium dapat dibuat dengan menembaki
unsur amerisiumdengan atom – atom neon, dan menghasilkan isotop – isotop dubnium,
dan dengan cepat meluruh dengan memancarkan energi dalam bentuk radiasi
elektromagnetik. Unsur ini ditemukan oleh Albert Ghiorso pada tahun 1970. Karena inti
atom dubnium sangat besar maka dubnium merupakan unsur yang tidak stabildan dapat
segera meluruh ketika terbentuk.
Unsur Dubnium dapat dibuat dengan menembaki unsur amerisiumdengan atom –
atom neon, dan menghasilkan isotop – isotop dubnium, dan dengan cepat meluruh
dengan memancarkan energi dalam bentuk radiasi elektromagnetik. Reaksinya sebagai
berikut: + 4 Senyawa yang dapat terbentuk misalnya Db2O5 (Dubnium pentoksida),
DbX5 (Dubnium Halida), senyawa kompleks halida DbO43-, DbF6-, DbF83-. Keterangan
lain tentang unsur Dubnium belum diketahui secara pasti.

Anda mungkin juga menyukai