Anda di halaman 1dari 9

F.

Periode Ke 4 / Unsur Transisi


1. Pengertian Unsur Periode Ke 4 / Unsur Transisi
Unsur transisi adalah unsur yang dapat menggunakan elektron pada kulit terluar dan kulit
pertama terluar untuk berikatan dengan unsur-unsur yang lain. Unsur transisi periode keempat
umumnya memiliki elektron valensi pada subkulit 3d yang belum terisi penuh (kecuali unsur
Seng (Zn) pada Golongan IIB). Hal ini menyebabkan unsur transisi periode keempat memiliki
beberapa sifat khas yang tidak dimiliki oleh unsur-unsur golongan utama, seperti sifat magnetik,
warna ion, aktivitas katalitik, serta kemampuan membentuk senyawa kompleks. Unsur transisi
periode keempat terdiri dari sepuluh unsur, yaitu Skandium (Sc), Titanium (Ti), Vanadium (V),
Kromium (Cr), Mangan (Mn), Besi (Fe), Kobalt (Co), Nikel (Ni), Tembaga (Cu), dan Seng (Zn).
Unsur transisi periode keempat umumnya memiliki keelektronegatifan yang lebih besar
dibandingkan unsur Alkali maupun Alkali tanah, sehingga kereaktifan unsur transisi tersebut
lebih rendah bila dibandingkan Alkali maupun Alkali Tanah. Sebagian besar unsur transisi
periode keempat mudah teroksidasi (memiliki E° red negatif), kecuali unsur Tembaga yang
cenderung mudah tereduksi (E°Cu = + 0,34 V). Hal ini berarti bahwa secara teoritis, sebagian
besar unsur transisi periode keempat dapat bereaksi dengan asam kuat (seperti HCl)
menghasilkan gas hidrogen, kecuali unsur Tembaga. Akan tetapi, pada kenyataanya, kebanyakan
unsur transisi periode keempat sulit atau bereaksi lambat dengan larutan asam akibat
terbentuknya lapisan oksida yang dapat menghalangi reaksi lebih lanjut. Hal ini terlihat jelas
pada unsur Kromium. Walaupun memiliki potensial standar reduksi negatif, unsur ini sulit
bereaksi dengan asam akibat terbentuknya lapisan oksida (Cr 2O3) yang inert. Sifat inilah yang
dimanfaatkan dalam proses perlindungan logam dari korosi (perkaratan).
Dibandingkan unsur Alkali dan Alkali Tanah, unsur-unsur transisi periode keempat
memiliki susunan atom yang lebih rapat (closed packing). Akibatnya, unsur transisi tersebut
memiliki kerapatan (densitas) yang jauh lebih besar dibandingkan Alkali maupun Alkali Tanah.
Dengan demikian, ikatan logam (metallic bonds) yang terjadi pada unsur transisi lebih kuat. Hal
ini berdampak pada titik didih dan titik leleh unsur transisi yang jauh lebih tinggi dibandingkan
unsur logam golongan utama. Selain itu, entalpi pelelehan dan entalpi penguapan unsur transisi
juga jauh lebih tinggi dibandingkan unsur logam golongan utama. Unsur transisi periode
keempat memiliki tingkat oksidasi (bilangan oksidasi) yang bervariasi. Hal ini disebabkan oleh
tingkat energi subkulit 3d dan 4s yang hampir sama. Oleh sebab itu, saat unsur transisi
melepaskan elektron pada subkulit 4s membentuk ion positif (kation), sejumlah elektron pada
subkulit 3d akan ikut dilepaskan.
2. Sifat - Sifat Unsur Periode Ke 4 / Unsur Transisi
a. Sifat-sifat umum.
Beberapa sifat umum unsur transisi :

Unsur transisi mempunyai siat-sifat khas yang membedakan dari unsur golongan
utama, antara lain :
1) Sifat logam, semua unsur transisi tergolong logam dengan titk cair dan titik didih
yang relatif tinggi.
2) Bersifat paramegnetik (sedikit tertarik ke dalam medan magnet).
3) Membentuk senyawa-senyawa yang berwarna.
4) Mempunyai beberapa tingkat oksidasi.
5) Membentuk berbagai macam ion kompleks.
6) Berdaya katalitik, banyak unsur transisi atau senyawanya yang berfungsi sebagai
katalis, baik dalam proses industri maupun dalam metabolisme.
Zink dan unsur-unsur golongan IIB lainnya (Cd dan Hg) mempunyai titik leleh
dan titik didih yang relatif rendah (raksa bahkan adalah satu-satunya logam yang berupa
cairan pada suhu kamar); tidak paramagnetik, melainkan bersifat diamagnetik (sedikit
ditolak keluar medan magnet); dan senyawa-senyawa tidak berwarna (putih). Zink hanya
mempunyai satu tingkat oksidasi, yaitu 2+.
Sifat-sifat khas unsur transisi berkaitan dengan adanya subkulit d yang terisi tidak
penuh. Semua unsur transisi periode keempat memenuhi definisi ini, kecuali zink. Pada
tingkat oksidasi nol (sebagian unsur) maupun pada tingkat oksidasi +2 (satu-satunya
tingkat oksidasi zink), subkulit 3d-nya terisi penuh

UNSUR 21 Sc 22 Ti V
23 Cr
24 Mn
25 Fe
26 27 Co 28 Ni 29 Cu 30 Zn

[Ar] [Ar] [Ar] [Ar]


Konfigurasi [Ar] 2 [Ar] [Ar] [Ar] 3d6 [Ar] [Ar] 3d10
3d 3d5 3d 8
3d 10
Elektron 3d1 4s2 2 3d3 4s2 1 3d5 4s2 4s2 3d7 4s2 2 4s2
4s 4s 4s 4s1

Massa jenis
Antara 3.4 - 8.92 (makin besar sesuai dengan arah panah)
(g/mL)
-------------------------------------------------------->
keelektro-
Antara 1.3 - 1.9 (makin besar sesuai dengan arah panah)
negatifan

Bilangan 0;2; 0;2;3; 0;2; 0;2;3;


0;3 0;2;3 0;2;3 0;2;3 0;1;2 0;2
oksidasi 3;4 4;5 3;6 4;6;7
Titik lebur
Di atas 1000oC (berbentuk padat)
(oC)
Energi
ionisasi Antara 1872 - 2705 (sukar melepaskan elektron terluarnya)
(kJ/mol)
Jumlah
elektron Satu Dua Tiga Enam Lima Empat Tiga Dua Satu -
tunggal
Sifat yang disebabkan karena adanya elektron yang tidak
Sifat para- berpasangan
magnetik/ (=elektron tunggal) diama-
fero- gnetik
magnetik Makin banyak elektron tunggalnya, makin bersifat
feromagnetik
Warna ion Merah Hijau Merah
- - Ungu Biru Hijau Biru -
M2+ muda muda muda
Tak
Warna ion
ber- Ungu Hijau Hijau - Kuning - - - -
M3+
warna
Ion-ion tak 3+
Sc , Ti4+ , Cu+ , Zn2+
berwarna
Catatan :

MnO4- = ungu
Cr2O72- = jingga

3. Pembuatan Unsur Periode Ke 4 / Unsur Transisi


a. Pembuatan Titanium
Langkah awal produksi titanium dilakukan dengan mengubah bijih rutil yang
mengandung TiO2 menjadi TiCl4, kemudian TiCl4 dureduksi dengan Mg pada
temperature tinggi yang bebas oksigen.
Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut:
TiO2 (s) + C(s) + 2Cl2(g) → TiCl4(g) + CO2(g)
TiCl4(g) + 2Mg(s) → Ti(s) + 2MgCl2(g)
b. Pembuatan Ferrovanadium
Ferrovanadium dihasilkan dengan mereduksi V205 dengan pereduksi campuran
silicon dan besi. SiO2 yang dihasilkan direaksikan dengan CaO membentuk kerak
CaSiO3(l).
Reaksi kimia yang terjadi sebagai berikut:
2 V205(s) + 5Si(s) → { 4V(s) + Fe(s) } + 5 SiO2(s)
SiO2(s) + CaO(s) → CaSiO3
c. Pembuatan Kromium
Langkah-langkah dalam ekstraksi unsur krom dari bijihnya adalah seperti berikut.
 Kromium (III) dalam bijih diubah menjadi dikromat (VI)
 Reduksi Cr (VI) menjadi Cr (III)
 Reduksi kromium (III) oksida dengan aluminium (reaksi termit)
d. Pembuatan Mangan
• Mereduksi oksida mangan dengan natrium, magnesium, aluminum, atau melalui
proses elektrolisis.
• Proses aluminothermy dari senyawa MnO2,
Persamaan reaksinya:
Tahap 1 : 3MnO2 (s) → Mn3O4 (s) + O2(g)
Tahap 2 : 3Mn3O4 (s) + 8Al (s) → 9Mn (s) + 4Al2O3 (s)
e. Pembuatan Besi
Ferrum atau besi dapat diperoleh dengan cara mengekstrasi bijihnya dalam tanur
hembus atau tanur tinggi. Bahan baku yang diperlukan dimasukkan dalam tanur tinggi
yaitu bijih besi, karbon, dan batu kapur (CaCO3).
f. Pembuatan Kobalt
Unsur kobalt di alam selalu didapatkan bergabung dengan nikel dan biasanya juga
dengan arsenik. Mineral cobalt terpenting antara lain Smaltite (CoAs 2), cobalttite
(CoAsS) dan Lemacite (Co3S4).
Sumber utama kobalt disebut “Speisses” yang merupakan sisa dalam peleburan
bijih arsen dari Ni, Cu, dan Pb.
g. Pembuatan Nikel
 Pengeringan di Tanur Pengering
 Kalsinasi dan Reduksi di Tanur
 Peleburan di Tanur Listrik
 Pengkayaan di Tanur Pemurni
 Granulasi dan Pengemasan
h. Pembuatan Tembaga
Cu2S dan kerak FeSiO3 (l) dioksidasi dengan udara panas. Pada reaksi oksidasi
tersebut diperoleh 98% – 99% tembaga tidak murni. Tembaga tidak murni ini disebut
tembaga blister atau tembaga lepuh.
Tembaga blister adalah tembaga yang mengandung gelembung gas SO 2 bebas.
Untuk memperoleh kemurnian Cu yang lebih tinggi, tembaga blister dielektrolisis dengan
elektrolit CuSO4 (aq).
i. Pembuatan Zink
Unsur ini dapat dibuat dengan cara mereduksi calamine dengan arang. Bijih-bijih
seng yang utama.
4. Senyawa Unsur Periode Ke 4 / Unsur Transisi
Skandium Titanium Vanadium Kromium Mangan
21 Sc 22 Ti 23 V 24 Cr 25 Mn
Besi Kobalt Nikel Tembaga Seng
26 Fe 27 Co 28 Ni 29 Cu 30 Zn
5. Kegunaan Unsur Periode Ke 4 / Unsur Transisi
a. Scandium : sebagai komponen pada lampu listrik yang berintensitas tinggi.
b. Titanium : Sebagai bahan kontruksi, karena mempunyai sifat fisik, sebagai badan
pesawat terbang dan pesawat supersonic, sebagai pigmen putih, bahan
pemutih kertas, kaca, keramik, dan kosmetik
c. Vanadium
Vanadium Banyak digunakan dalam industry – Industri, yaitu:
 Untuk membuat peralatan yang membutuhkan kekuatan dan kelenturan yang
tinggi seperti per mobil dan alat mesin berkecepatan tinggi
 Untuk membuat logam campuran
d. Kromium
Logam kromium banyak digunakan dalam bidang industry
 Logam kromium dapat dicampur dengan besi kasar membentuk baja yang bersifat
keras dan permukaanya tetap mengkilap.
 Kromium digunakan untuk penyepuhan, karena indah, mengkilap, dan tidak
kusam
 Larutan kromium (III) oksida, dalam asam sulfat pekat, adalah oksidator kuat
yang biasanya digunakan untuk mencuci alat-alat laboratorium.
e. Mangan
 Untuk produksi baja
 Menghilangkan warna hijau pada gelas yang disebabkan oleh pengotor besi
 Banyak tersebar dalam tubuh yang merupakan unsure yang penting untuk
penggunaan vitamin B1.
f. Besi
 Membuat baja
 Banyak digunakan di dalam pembuatan alat-alat keperluan sehari-hari seperti,
cangkul, pisau, sabit, paku, mesin, dan sebagainya.
g. Kobalt : Larutan Co2+ digunakan sebagai tinta rahasia untuk mengirim pesan dan juga
dalam system peramalan cuaca
h. Nikel
 Pembuatan electrode baterai, dan keramik
 Zat tambahan pada besi tuang dan baja, agar mudah ditempa dan tahan karat
 Pelapis besi (pernekel)
 Sebagai katalis
i. Tembaga
 Bahan kabel listrik
 Bahan uang logam
 Untuk bahan mesin tenaga uap
j. Zink
 Bahan cat putih
 Pelapis lampu TL
 Layar TV dan monitor computer
 Campuran logam dengan metal lain
6. Kelimpahan Unsur Periode Ke 4 / Unsur Transisi
Unsur unsur yang termasuk periode keempat yaitu, Skandium (Sc), Titanium (Ti),
Vanadium (V), Kromium (Cr), Kobalt (Co), Mangan (Mn), Besi (Fe), kobalt (Co), Nikel (Ni),
Tembaga (Cu), Seng (Zn).
Unsur transisi di alam dapat dilihat dalam penjelasan berikut :
a. Skandium(Sc)
Skandium (Sc) terdapat dalam mineral torvetit (Sc2SiO7).
b.Titanium (Ti)
Unsur ini terdapat dalam mineralrutile (TiO 2) yang terdapat dalam bijih besi
sebagai ilmenit (FeTi)2O3 dan ferrotitanate (FeTiO3) juga terdapat dalam karang,
silikat,bauksit batubara, dan tanah liat.
c. Vanadium (V)
Vanadium terdapat dalam senyawa karnotit (K-uranil-vanadat) [(K2(UO2)2
(VO4)2.3H2)], dan vanadinit (Pb5(VO4)3Cl).
d. Kromium (Cr)
Bijih utama dari kromium di alam adalah kromit (FeO.Cr 2O2) dan sejumlah kecil
dalam kromoker.
e. Mangan (Mn)
Bijih utamanya berupa pirulosit (batu kawi) (MnO 2), dan rodokrosit (MnCO3)
dan diperkirakan cadangan Mn terbesar terdapat di dasar lautan.
f. Besi (Fe)
Besi (Fe) adalah unsur yang cukup melimpah di kerak bumi (sekitar 6,2%
massa kerak bumi). Besi jarang ditemukan dalam keadaan bebas di alam. Besi umumnya
ditemukan dalam bentuk mineral (bijih besi), seperti hematite Logam Besi
bereaksi dengan larutan asam klorida menghasilkan gas hidrogen. Reaksi yang terjadi
adalah sebagai berikut :
Fe(s) + 2H+(aq) Fe2+(aq) + H2(g)
Larutan asam sulfat pekat dapat mengoksidasi logam Besi menjadi ion Fe 3+.
Sementara larutan asam nitrat pekat akan membentuk lapisan oksida Fe 3O4 yang dapat
menghambat reaksi lebih lanjut. Umumnya, Besi dijumpai dalam bentuk senyawa dengan
tingkat oksidasi +2 dan +3. Beberapa contoh senyawa Besi (II) antara lain FeO (hitam),
FeSO4. 7H2O (hijau), FeCl2 (kuning), dan FeS (hitam). Ion Fe 2+ dapat dengan mudah
teroksidasi menjadi ion Fe3+ bila terdapat gas oksigen yang cukup dalam larutan Fe 2+.
Sementara itu, senyawa yang mengandung ion Besi (III) adalah Fe 2O3 (coklat-merah) dan
FeCl3 (coklat) Kobalt (Co). Kobalt terdapat di alam sebagai arsenida dari Fe, Co, Ni, dan
dikenal sebagai smaltit, kobaltit (CoFeAsS) dan eritrit Co3(AsO4)2.8H2O.
h. Nikel (Ni)
Nikel ditemukan dalam beberapa senyawa berikut ini, yaitu :
 Sebagai senyawa sulfida : penladit (FeNiS), milerit (NiS)
 Sebagai senyawa arsen : smaltit (NiCOFeAs2)
 Sebagai senyawa silikat : garnierit (Ni.MgSiO3)
i. Tembaga (Cu)
Tembaga (Cu) merupakan unsur yang jarang ditemukan di alam (precious metal).
Tembaga umumnya ditemukan dalam bentuk senyawanya, yaitu bijih mineral, seperti
Pirit.
Tembaga (kalkopirit) CuFeS2, bornit (Cu3FeS3), kuprit (Cu2O), melakonit (CuO),
malasit (CuCO3.Cu(OH)2)(Fe2O3), siderite (FeCO3), dan magnetite (Fe3O4). Semua
senyawa Tembaga (I) bersifat diamagnetik dan tidak berwarna (kecuali Cu2O yang
berwarna merah), sedangkan semua senyawa Tembaga (II) bersifat paramagnetik dan
berwarna. Senyawa hidrat yang mengandung ion Cu 2+ berwarna biru. Beberapa contoh
senyawa yang mengandung Tembaga (II) adalah CuO (hitam), CuSO 4.5H2O (biru), dan
CuS (hitam).
j. Seng (Zn)
Seng (Zn) terdapat di alam sebagai senyawa sulfida seperti seng blende (ZnS),
sebagai senyawa karbonat kelamin (ZnCO3), dan senyawa silikat seperti hemimorfit
(ZnO.ZnSiO3.H2O).

KESIMPULAN
Unsur transisi adalah unsur yang dapat menggunakan elektron pada kulit terluar dan kulit
pertama terluar untuk berikatan dengan unsur-unsur yang lain. Unsur transisi periode keempat
terdiri dari sepuluh unsur, yaitu Skandium (Sc), Titanium (Ti), Vanadium (V), Kromium (Cr),
Mangan (Mn), Besi (Fe), Kobalt (Co), Nikel (Ni), Tembaga (Cu), dan Seng (Zn).

Anda mungkin juga menyukai