Unsur transisi mempunyai siat-sifat khas yang membedakan dari unsur golongan
utama, antara lain :
1) Sifat logam, semua unsur transisi tergolong logam dengan titk cair dan titik didih
yang relatif tinggi.
2) Bersifat paramegnetik (sedikit tertarik ke dalam medan magnet).
3) Membentuk senyawa-senyawa yang berwarna.
4) Mempunyai beberapa tingkat oksidasi.
5) Membentuk berbagai macam ion kompleks.
6) Berdaya katalitik, banyak unsur transisi atau senyawanya yang berfungsi sebagai
katalis, baik dalam proses industri maupun dalam metabolisme.
Zink dan unsur-unsur golongan IIB lainnya (Cd dan Hg) mempunyai titik leleh
dan titik didih yang relatif rendah (raksa bahkan adalah satu-satunya logam yang berupa
cairan pada suhu kamar); tidak paramagnetik, melainkan bersifat diamagnetik (sedikit
ditolak keluar medan magnet); dan senyawa-senyawa tidak berwarna (putih). Zink hanya
mempunyai satu tingkat oksidasi, yaitu 2+.
Sifat-sifat khas unsur transisi berkaitan dengan adanya subkulit d yang terisi tidak
penuh. Semua unsur transisi periode keempat memenuhi definisi ini, kecuali zink. Pada
tingkat oksidasi nol (sebagian unsur) maupun pada tingkat oksidasi +2 (satu-satunya
tingkat oksidasi zink), subkulit 3d-nya terisi penuh
UNSUR 21 Sc 22 Ti V
23 Cr
24 Mn
25 Fe
26 27 Co 28 Ni 29 Cu 30 Zn
Massa jenis
Antara 3.4 - 8.92 (makin besar sesuai dengan arah panah)
(g/mL)
-------------------------------------------------------->
keelektro-
Antara 1.3 - 1.9 (makin besar sesuai dengan arah panah)
negatifan
MnO4- = ungu
Cr2O72- = jingga
KESIMPULAN
Unsur transisi adalah unsur yang dapat menggunakan elektron pada kulit terluar dan kulit
pertama terluar untuk berikatan dengan unsur-unsur yang lain. Unsur transisi periode keempat
terdiri dari sepuluh unsur, yaitu Skandium (Sc), Titanium (Ti), Vanadium (V), Kromium (Cr),
Mangan (Mn), Besi (Fe), Kobalt (Co), Nikel (Ni), Tembaga (Cu), dan Seng (Zn).