Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM

KIMIA ANALISIS DASAR

Disusun oleh :
1.Annisa Hidayati
2.Della Hisbullah
3.Helena Febrianti
4.M Febrian Nugroho
5.Muhammad Alif Aulia Akbar
6.Rizky Dwi Ananda
7.Taufiqurahman Zaki

Instruktur : Ir. Nyayu Zubaidah


Judul Percobaan : ANALISIS AIR KRISTAL
Kelas : 1 KB

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


Tahun Akademik 2012 - 2013
ANALISIS AIR KRISTAL

1. Tujuan Percobaan
Mahasiswa mampu menganalisis secara kualitaif dan kuantitatif suatu air Kristal

2. Dasar Teori
Pada umumnya Kristal suatu senyawa kimia bila diletakkan beberapa lama di udara akan
mengadsorbsi air pada permukaannya. Jumlah air yang diadsorbsi relative kecil dan bergantung pada
kelembapan udara. Hal ini dapat dilihat dari permukaanya yang basah.
Terdapat pula Kristal yang mengandung sejumlah air yang terikat secara kimia dalam Kristal
tersebut. Kristal-kristal ini, biasanya merupakan garam ionic. Air yang terdapat di dalamnya disebut air
Kristal dan biasanya berikatan dengan kationnya.
Air Kristal yang terdapat pada senyawa, mempunyai jumlah tertentu dan relatif mudah dihilangkan
melalui pemanasan pada suhu diatas titik didih air . sebagai contoh adalah hidrat tembaga (II) klorida
yang dapat diubah menjadi tembaga (II) klorida melalui pemanasan pada suhu 100oC.
Reaksi penghilangan air Kristal pada pemanas :
o
110 C

CuCl2.xH2O → CuCl2 + H2O


Reaksi diatas dikenal dengan reaksi dehidrasi. Pada dehidrasi, terjadi perubahan Kristal dan
warnanya. Perubahan ini juga bergantung pada pemanasannya, apakah sempurna atau tidak. Sebagai
contoh Kristal CoCl2.6H2O bewarna merah, jika dipanaskan sampai CoCl2.6H2O akan bewarna violet,
tetapi jika dipanaskan sempurna dia akan berubah menjadi biru.
Adanya senyawa hidrat apabila diletakkan di udara terbuka akan melepaskan air. Banyak air yang
dilepaskan bergantung pada kelembapan udara., makin besar makin sedikit air yang dilepaskan. Proses
pelepasan air ini disebut efflorescence, misalnya CoCl2.6H2O. tetapi ada juga senyawa yang bila
diletakkan di udara akan menyerap air dan mencair bila diletakkan lebih lama lagi. Senyawa yang
demikian disebut deliquescence, misalnya Kristal NaOH. Tidak hanya air di udara, tetapi dapat juga
menyerap air dari laruatan sedemikian rupa sehingga larutan tersebut bebas air. Senyawa yang
demikian disebut desicant atau zat pengering. Jadi desicant menyerap air tidak hanya di udara tetapi
dilarutan juga.
Beberapa senyawa juga menghasilkan air pada saat pemanasan, tetapi senyawa tersebut bukan
senyawa hidrat yang sebenarnya. Air yang dihasilkan tersebut merupakan proses penguraian dan
bukan merupakan proses penghilangan air melalui dehidrasi. Senyawa-senyawa organic terutama
bersifat tersebut diatas.
Penguraian dengan menghasilkan air, bukan merupakan proses reversible. Penambahan air
kedalam senyawa yang terurai tersebut, tidak akan mengembalikan senyawa ke bentuk asalnya.
Senyawa yang merupakan senyawa hidrat yang sebenarnya, akan mengalami dehidrasi secara
reversible. Penambahan air kedalam CoCl anhidirida, akan menghasilkan CoCl.2H2O. Bila cukup air
yang ditambahkan, maka akan diperoleh larutan yang mengandung hidrat ion Cu2+ .
Semua hidrat ionic larut dalam air dan dapat diperoleh kembali melalui kristalisasi dan larutannya.
Jumlah air yang terikat bergantung kepada cara pembuatan hidrat tersebut.
3. Daftar Alat yang Digunakan
 Tabung reaksi : 4 buah
 Bunsen : 1 buah
 Kaca arloji : 4 buah
 Rak tabung reaksi : 1 buah
 Cawan penguap : 2 buah
 Krus porselin + tutup : 2 buah
 Desikator : 1 buah
 Segitiga dan kaki tiga : 1 buah
 Penjepit kayu : 2 buah
 Spatula : 2 buah
 Aquadest : 1 buah

4. Bahan yang Digunakan


4.1 Identifikasi Hidrat
 K2Cr2O7
 BaCl2. 2H2O
 Boraks ( Na2B4O7.10 H2O )
4.2 Reversibillitas Hidrat
 CuSO4.5 H2O
4.3 Deliquescence dan Efflorescence
 Na2CO3.10 H2O
 CuSO4.5 H2O
4.4 Jumlah Air Kristal
 CuSO4.5 H2O

5. Keselamatan Kerja
Jangan menyentuh Kristal langsung dengan tangan, gunakan spatula untuk menaganinya.

6. Langkah Kerja
6.1 Identifikasi Hidrat
1. Memanaskan sejumlah air Kristal 0.5 gr di dalam tabung reaksi
2. Mencatat jika ada tetesan air di dinding tabung
3. Mencatat perubahan yang terjadi
4. Melarutkan dalam air (amati warna), jika perlu dipanaskan

6.2 Reversibilitas Hidrat


1. Memanaskan lebih kurang 0,3 gr, Kristal di dalam cawan penguapan sampai warnanya
berubah sempurna
2. Melarutkan residu dengan air di dalam cawan penguapan
3. Memanaskan larutan sampai mendidih dan kering
4. Mencatat perubahan warna
5. Membiarkan dan mencatat perubahan warna
6.3 Deliquescence dan Efflorescence
1. Memempatkan tiap Kristal berikut di kaca arloji yang terpisah
2. meletakkan senyawa-senyawa tersebut ke cawan penguapan
3. mencatat perubahan yang terjadi warna dan kelembapannya
4. mengamati sample selama dilaboratorium

6.4 Jumlah Air Kristal


1. Membersihkan porselin krusibel dan tutupnya dengan HNO3 6M
2. membilas dengan aquadest
3. memanaskan krusibel beserta tutupnya di atas segitiga dan sampai kemerahan selama 2
menit
4. menimbang setelah dingin dengan ketelitian 0,001 gr
5. memasukkan 1 gr sampel yang tidak diketahui ke dalam krusibel
6. timbang krusibel serta isinya
7. meletakkan krusibel di segitiga dengan tutup yang jauh dari pusat, panaskan lagi
8. menunggu selama 10 menit, pusatkan lagi tutupnya dan dinginkan
9. menimbang lagi sampai diperoleh berat konstan
10. mengamati residu yang diperoleh, menambahkan air kedalm krusibel sampai 2/3 bagian terisi
air
bila residu tidak larut, maka panaskan perlahan-lahan

7. Data Pengamatan
a. Identifikasi Hidrat

Zat Apakah Warna Apakah Apakah Warna Warna


terdapat H2O residu larut dalam mempunyai sebelum sesudah panas
pada dinding? air? air Kristal? panas
K2Cr2O7 _ Orange _ _ Padatan Cairan orange
tua orange
BaCl2 Ya Putih Larut Ada Putih Putih
Boraks Ya Putih larut Ada Putih Bening
(Na4B4O7.
10 H2O)

b. Beri kesimpulan dari pengamatan Anda !


Apakah dehidrasi dan hidrasi CoCl2, reversible?

Hasil Pengamatan :
 Warna awal CuS04.5 H2O adalah biru, setelah dipanaskan di dalam cawan penguapan
warnanya berubah menjadi putih.(dehidrasi) ketika dikeringkan dan didiamkan warna kembali
menjadi biru (warna semula). Hal ini membuktikan bahwa CuS04.5 H2O bersifat reversible.
Mengalami hidrasi, Karena pada strukturnya tidak stabil dan untuk menstabilkannya diperlukan
air. Melalui proses pemanasan , senyawa hidrat akan menjadi senyawa anhidrat dan uap air.
Namun jika dibiarkan diudara terbuka akan menyerap molekul air diudara secara terus menerus
sampai molekul air dan udara terikat kembali secara sempurna dan membentuk senyawa hidrat.

 Apakah dehidrasi dan hidrasi CuS04.5 H2O reversible ?


Ya, karena Kristal yang telah dipanaskan dan dikeringkan / didiamkan kembali kebentuk asal
(warna asal).
 Mengalami keseimbangan :
CuS04.5 H2O → CuS04 + 5 H2O

c. Deliquescence dan Efflorescence


Setelah pengamatan di dapat data :

Pengamatan

Zat Sebelum di udara Sesudah diletakkan di Kesimpulan


udara
Na2CO3.10 H2O Warna : putih Warna : putih Efflorescence
Bentuk : kristal kasar Bentuk : kristal kasar ( senyawa ini bersifat
melepaskan air )
CuSO4.5 H2O Warna : biru muda Warna : biru muda Efflorescence
Bentuk : kristal kasar Bentuk : kristal kasar ( senyawa ini bersifat
Kelembaban : sedikit Kelembaban : sedikit melepaskan air )

d. Jumlah Air Kristal


 Massa krusibel + tutup = 65,45 gr
 Massa krusibel + tutup + hidrat = 66,48 gr
 Massa krusibel + tutup + residu = 66,16 gr
 Massa hidrat padat = 1,03 gr
 Massa residu (CuSO4 ) = 0,71 gr
 Mol residu CuSO4 ) = 0,004 gr
 Massa H2O yang hilang = 0,32 gr
 Mol H2O yang hilang = 0,017 gr
 % H2O dalam residu = 51 %
 Jumlah air Kristal (perbandingan a:b) = 0,004 : 0,017 → 1 : 11/4
 Rumus molekul dari hidrat = CuSO4.4,25 H2O
 Apakah residu larut dalam air = larut
8. Perhitungan
 Massa crusible + tutup + hidrat = 57,21 gr + 1 gr
= 58,21 gr
 Massa hidrat padat = (Massa crusible + tutup + hidrat) – (Massa crusible + tutup)
= 66,48 gr – 65,45 gr
= 1,3 gr
 Massa residu = (Massa crusible + tutup + residu) – (Massa crusible + tutup)
= 66,16 gr – 65,45 gr
= 0,71 gr

 Massa H2O yang hilang = massa hidrat – massa residu


= 1,3 gr – 0,71 gr
= 0,32 gr

 Bm CuSO4 = 1(CU) + 1(S) + 4(O)


= 1(64) + 1(32) + 4(16)
= 160 gr/mol

 Mol residu CuSO4 (a) = massa residu CuSO4


Bm CuSO4
= 0,71 gr
160 gr/mol
= 0,004

 Mol H2O yang hilang = Massa H2O yang hilang


Bm H2O
= 0,32 gr
18 gr/mo l
= 0,017

 Perbandingan mol a : b = 0,004 mol : 0,017 mol


= 1 mol : 4,25 mol

 Rumus molekul = CuSO4.4,25 H2O

 % kesalahan = praktek – teori x100


praktek
= 5 – 4,25 x 100
5
= 15%

Kesalahan hasil x H2O pada CuSO4 terjadi karena pada saat pemanasan crussible ,tidak terjadi secara
sempurna.Sehinnga masih ada kandungan air di dalamnya dan menyebabkan massa air pada hasil
akhir tidak tepat/sesui dengan yang diketahui pada zat tertulis.
9. Pertanyaan
1) Tuliskan macam-macam air Kristal ?
2) Tuliskan 10 zat yang mengandung air Kristal?
Jawab :
1) - Hidratasi adalah air yang oleh ion-ion dalam Kristal dan berbentuk H2O
- Konstitusi adalah air yang merupakan bagian mol zat padat tetapi tidak berbentuk H2O
2) CaCl2.6H2O , boraks (Na2B4O7.2H2O ), Kal(SO4)2. 3H2O, NaOH, CuCl2. 2H2O, K2Cr2O7, CoCl2, BaCl2. 2H2O,

Na2Co3.5H2O, dan CuSO4 .5H2O.

10. Analisa Percobaan


Dari percobaan dapat diketahui bahwa kristal yang mengandung air merupakan air hidrat yang
akan menghasilkan uap air bila di panaskan.Senyawa hidrat terdiri dari 2 jenis yaitu : efflorescencce
dan deliquescence.Senyawa yang melepaskan air dari udara disebut efflorescence,seddangkan
senyawa yang menyerap air dari udara disebut deliwuescence.Banyaknya air yang dilepas dan diserap
tergantung pada kelebaban udara.
Senyawa hidrat sebenarnya akan mengalami dehidrasi secara reversible.Sedangkan senyawa
yang mengandung air secara konstitusi tidak bersifat reversible,karena pada senyawa konstitusi
tersebut hanya terjadi reaksi penguraian.sedangkan dalam proses perihitungan terkadang nilai X yang
tidak tepat dengan nilai x dalam teoritis.Hal ini mungkin dikarenakan kurangnya ketelitian pada saat
menimbang massa air yang lepas sehingga nilai x secara teoritis dan praktikum berbeda.

11. Kesimpulan :
 Deliquescence adalah senyawa yang bila diletakkan di udara akan menyerap air dan mencair
bila diletakkan lebih lama lagi.
Contoh : CaCl2

 Efflorescence adalah larutan atau senyawa yang melepaskan air, dengan ditandai dengan
pengurangan berat
Contoh : Na2Co3.10 H2O, CuSO4.5 H2O, Kal(SO4)2.10 H2O

 Larutan Reversibel adalah larutan yang dapat berubah kembali dari produk menjadi reaktan.

 Indentifikasi hidrat dilakukan untuk mengamati sifat fisik sampel ada atau tidaknya air pada
dinding tabung reaksi,kelarutan dan warna zat.

 Reversible hidrat dilakukan untuk mengetahui dan membuktikan bahwa reaksi zat hidrat
dapat dikembalikan ke bentuk asalnya.

 Jumlah air kristal di lakukan untuk mengetahui banyaknya air pada sampel yang diamati (
untuk mengetahui nilai xH2O pada COCl2. X H2O ).
12.Daftar Pustaka
 Jobsheet kimia analis dasar 2011
 http://ml.scrib.com/doc/98183790/analis.air-kristal
13. Gambar alat

Gambar 1. Desikator Gambar 4. Kaca arloji

Gambar 2. Cawan penguap Gambar 5. Gelas kimia


Gambar 3. Crussible Gambar 6. Rak tabung

Gambar 7. Tabung reaksi Gambar 10. spatula

Gambar 8. Segitiga Gambar Gambar 11. bunsen

Gambar 9.botol aquadest Gambar 12. Penjepit kayu

Anda mungkin juga menyukai