Laporan lengkap praktikum Kimia Fisik II dengan judul “Hasil Kali Kelarutan”
disusun oleh :
nama : Sri Wulandari
NIM : 1813041028
kelas : Pendidikan Kimia B
kelompok : II (Dua)
telah diperiksa dan dikoreksi oleh Asisten dan Koordinator Asisten, maka dinyatakan
diterima.
Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab
B. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan diharapkan mahasiswa dapat
menghitung kelarutan elektrolit yang bersifat sedikit larut dan menghitung
panas kelarutan PbCl2 dengan menggunkan sifat kebergantungan Ksp.
C. TINJAUAN PUSTAKA
Kelarutan zat terlarut didefinisikan sebagai jumlah maksimum yang
larut dalam jumlah tertentu pelarut pada suhu tertentu. setiap senyawa
memiliki batas atas kelarutan dan banyak senyawa yang kami tunjuk sebagai
tidak larut sebenarnya memiliki kelarutan terbatas. Jadi tidak ada batasan
yang jelas antara senyawa larut dan tidak larut. Sekarang pertimbangkan
jumlah zat terlarut yang larut dalam pelarut. Bila jumlahnya tertentu pelarut
mengandung jumlah maksimum zat terlarut terlarut, larutan dikatakan jenuh.
Jika kurang dari jumlah maksimum, larutannya tidak jenuh. Pada situasi
tertentu, kondisi tidak stabil mungkin ada, di mana sebenarnya ada lebih
banyak zat terlarut hadir dalam larutan daripada yang ditunjukkan
kelarutannya. Larutan semacam itu dikatakan jenuh. Larutan jenuh sering
melepaskan kelebihan zat terlarut jika berupa kristal "biji" kecil zat terlarut
ditambahkan atau jika larutan terguncang. Kelebihan zat terlarut membeku
dan terkumpul di dasar wadah sebagai endapan. Untuk misalnya, perhatikan
bahwa 205 g gula larut 100 g (100 mL) air menghasilkan air jenuh larutan
pada 20 ° C. Perhatikan juga bahwa PbSO4,Mg (OH) 2, dan AgCl memiliki
kelarutan yang sangat rendah dan dengan demikian biasanya dianggap tidak
larut (atau, lebih tepatnya, sedikit larut) ( Malone, 2010 :367-368 ).
Gambar 5.25
Gambar 12-5
a) Aquadest (H2O)
b) Larutan Timbal Nitrat (Pb(NO3)2) 0,079 M
c) Larutan Kalium Klorida (KCl) 1,0 M
d) Label
e) Tissu
E. PROSEDUR KERJA
1. Penentuan Ksp
a. Larutan (Pb(NO3)2 0,079 M dan (KCl) 1,0 M ditempatkan pada 2 buah
buret yang berbeda.
b. Sebanyak 10 mL (Pb(NO3)2 0,079 M dimasukkan kedalam 4 buah
tabung reaksi berbeda.
c. Larutan KCl 1 M ditambahkan pada tiap tabung dengan volume
berturur-turut 0,50 mL; 1,00 mL; 1,50 mL; dan 2,00 mL.
d. Keempat tabung reaksi dikocok pada saat pencampuran dan setelah
pencampuran..
e. Keempat tabung reaksi dibiarkan selama 5 menit.
f. Endapan yang terbentuk diamati.
2. Ketelitian 0,1 mL
a. Sebanyak 10 mL (Pb(NO3)2 0,079 M dimasukkan kedalam 5 buah
tabung reaksi berbeda.
b. Larutan KCl 1 M ditambahkan pada tiap tabung dengan volume
berturur-turut 0,6 mL; 0,7 mL; 0,8 mL; 0,9 mL dan 1,0 mL
c. Endapan yang terbentuk diamati
3. Pengaruh Suhu
a. Sebanyak 10 mL (Pb(NO3)2 0,079 M dimasukkan kedalam 5 buah
tabung reaksi berbeda.
b. Larutan KCl 1 M ditambahkan pada tiap tabung dengan volume
berturur-turut 1,5 mL; 2,0 mL; 2,5 mL; 3,0 mL, dan 3,5 mL.
c. Campuran pada tabung reaksi ditempatkan pada gelas kimia berisi air
yang dididihkan.
d. Larutan diaduk secara perlahan dengan termometer sambil diamati
suhunya dengan menggunakan termometer.
e. Suhu dicatat ketika endapan tepat larut.
F. HASIL PENGAMATAN
1. 10 0,5 Belum
2. 10 1,0 Sudah
3. 10 1,5 Sudah
4. 10 2,0 Sudah
1. Ketelitian Ksp
1. 10 0,6 Belum
2. 10 0,7 Belum
3. 10 0,8 Belum
4. 10 0,9 Belum
5. 10 1,0 Sudah
2. Pengaruh Suhu
G. ANALISIS DATA
Percobaan 1 (Tabel 1)
1. Penentuan Q dari PbCl2 pada Suhu Kamar
a. Tabung 1
Diketahui= [Pb(NO3)2] = 0.079 M
V Pb(NO3)2 = 10 mL
[KCl] = 1,0 M
V KCl = 0,5 mL
Ditanyakan = Q ?
Penyeleasain =
P b2+ 0.79 mmol
[Pb2+] = = = 0.075 M
Vtotal 10.5 mL
C l- 0.5 mmol
[Cl-] = = = 0.048M
Vtotal 10.5 mL
Q = [Pb2+] [Cl-]2
= (0.075) (0.048)2
= 0.00017M3
= 1,7 x 10-4 M3< 2.4 x 10-4 M3
b. Tabung 2
Diketahui = [Pb(NO3)2] = 0.079 M
V Pb(NO3)2 = 10 mL
[KCl] =1M
V KCl = 1.0 mL
Ditanyakan = Q ?
Penyeleasain =
P b2+ 0.79 mmol
[Pb2+] = = = 0.072M
Vtotal 11 mL
C l- 1.0 mmol
[Cl-] = = = 0.091 M
Vtotal 11 mL
Q = [Pb2+] [Cl-]2
= (0.072) (0.091)2
= 0.00059M3
= 5,9 x 10-4 M3˃ 2.4 x 10-4 M3
c. Tabung 3
Diketahui = [Pb(NO3)2] = 0.079 M
V Pb(NO3)2 = 10 mL
[KCl] =1M
V KCl = 1.5 mL
Ditanyakan = Q ?
Penyelesaian =
P b2+ 0.79 mmol
[Pb2+] = = = 0.069 M
Vtotal 11.5 mL
C l- 1.5 mmol
-
[Cl ] = = = 0.130 M
Vtotal 11.5 mL
Q = [Pb2+] [Cl-]2
= (0.069) (0.130)2
= 0.0012M3
=1,2 x 10-3 M3˃2.4 x 10-4 M3
d. Tabung 4
Diketahui = [Pb(NO3)2] = 0.079 M
V Pb(NO3)2 = 10 mL
[KCl] =1M
V KCl = 2.0 mL
Ditanyakan = Q ?
Penyelesaian =
P b2+ 0.79 mmol
2+
[Pb ] = = = 0.066 M
Vtotal 12 mL
C l- 2.0 mmol
[Cl-] = = = 0.1667 M
Vtotal 12 mL
Q = [Pb2+] [Cl-]2
= (0.066) (0.1667)2
= 0.0018M3
= 1,8 x 10-3 M3˃2.4 x 10-4 M3
Percobaan 2 (Tabel 2)
2. Ketelitian 0,1 mL
a. Tabung 1
Diketahui = [Pb(NO3)2] = 0.079 M
V Pb(NO3)2 = 10 mL
[KCl] =1M
V KCl = 0.6 mL
Ditanyakan = Q ?
Penyelesai =
P b2+ 0.79 mmol
[Pb2+] = = = 0.0745 M
Vtotal 1 0 .6 mL
C l- 0 .6 mmol
[Cl-] = = = 0.0566 M
Vtotal 1 0 .6 mL
Q = [Pb2+] [Cl-]2
= (0.0745) (0.0566)2
= 0.000238 M3
= 2,38 x 10-4 M3< 2.4 x 10-4 M3
b. Tabung 2
Diketahui = [Pb(NO3)2] = 0.079 M
V Pb(NO3)2 = 10 mL
[KCl] = 1,0 M
V KCl = 0.7 mL
Ditanyakan = Q ?
Penyelesaian =
b2 +¿ 0.79 mmol
[Pb2+] =P ¿= = 0.0738 M
Vtotal 1 0 .7 mL
C l- 0 .7 mmol
[Cl-] = = = 0.0654 M
Vtotal 1 0 .7 mL
Q = [Pb2+] [Cl-]2
= (0.0738) (0.0654)2
= 0.000315 M3
= 3,15 x 10-4 M3 > 2.4 x 10-4 M3
c. Tabung 3
Diketahui= [Pb(NO3)2] = 0.079 M
V Pb(NO3)2 = 10 mL
[KCl] = 1,0 M
V KCl = 0.80 mL
Penyelesaian = Q ?
Ditanyakan =
P b2+ 0.79 mmol
[Pb2+] = = = 0.0731 M
Vtotal 1 0 .8 mL
C l- 0 .8 mmol
-
[Cl ] = = = 0.0740M
Vtotal 1 0 .8 mL
Q = [Pb2+] [Cl-]2
= (0.0731) (0.0740)2
= 0,0004 M3
=4 x 10-4 M3 > 2.4 x 10-4 M3
d. Tabung 4
Diketahui = [Pb(NO3)2] = 0.079 M
V Pb(NO3)2 = 10 mL
[KCl] = 1,0 M
V KCl = 0.9 mL
Ditanyakan = Q ?
Penyelesaian =
b2 +¿ 0.79 mmol
[Pb ]2+
=P ¿= = 0.0724 M
Vtotal 10.9 mL
C l- 0 .9 mmol
[Cl-] = = = 0.0826 M
Vtotal 1 0 .9 mL
Q = [Pb2+] [Cl-]2
= (0.0724) (0.0826)2
= 0.000493 M3
= 4,93 x 10-4 M3< 2.4 x 10-4 M3
e. Tabung 5
Diketahui = [Pb(NO3)2] = 0.079 M
V Pb(NO3)2 = 10 mL
[KCl] =1M
V KCl = 1.0 mL
Ditanyakan = Q ?
Penyeleasain =
P b2+ 0.79 mmol
[Pb ]2+
= = = 0.072M
Vtotal 11 mL
C l- 1.0 mmol
[Cl-] = = = 0.091 M
Vtotal 11 mL
Q = [Pb2+] [Cl-]2
= (0.072) (0.091)2
= 0.00059M3
= 5,9 x 10-4 M3˃ 2.4 x 10-4 M3
Percobaan 3 (Tabel 3)
1. Penentuan Ksp PbCl2 pada Suhu Tertentu
a. Campuran I
Diketahui = [Pb(NO3)2] = 0.079 M
V Pb(NO3)2 = 10 mL
[KCl] =1M
V KCl = 1.5 mL
T = 340 K
Ditanyakan = Ksp and ln Ksp ?
Penyelesaian =
Pb(NO3)2(aq) + 2 KCl(aq) PbCl2(s) +
2KNO3(aq)
M 0.79 mmol 1.50 mmol - -
Rx 0.79 mmol 1.58 mmol 0.79 mmol 1.58
mmol
R 0 mmol -0.08 mmol 0.79 mmol 1.58
mmol
n KCl -0.08 mmol
[Cl-] = = = -0.006956 M
V total 11.5 mL
PbCl2(s) ⇌ Pb2+(aq) + 2 Cl-(aq)
F s - -0.006956 M
Rx -s +s + 2s
R - s -0.006956 M + 2s
PbCl2(s) ⇌ Pb2+(aq) + 2 Cl-(aq)
(s) (s) (2s)2
n PbC l 2 0.79 mmol
S = = = 0.06869 M
V total 11.5 mL
Ksp = [Pb2+] [Cl-]2
= (s) (-0.006956 M + 2s)2
= (0.06869 M) (0.13042 M)2
= 1,16 × 10-3 M3
0.07
0.07 f(x) = − 0 x + 0.07
R² = 1
0.06
S
0.06
0.05
0 1 2 3 4 5 6 7 8
T
12
10
8
ln ksp
6
4
2
0 f(x) = 0
0 1 R² = 0 2 3 1/T4 5 6 7 8
ln Ksp =m ( T1 )+ c
= −5640,3 ( 2981 K )+10,38
= - 8,547
Ksp = e−8,547
= 1,94 x10-4
Q = Ksp sampel dalam suhu kamar, jadi nilai Q untuk Ksp pada suhu kamar
sebanyak 1,94 x10-4 dan jika nilainya dibandingkan dengan teori nilai Ksp (2,4
x 10-4) akan menunjukkan bahwa nilai Ksp yang diperoleh pada percobaan lebih
kecil dibanding teori (1,94 x10-4 < 2,4 x 10-4).
2. Penentuan % Rendemen
Diketahui = Ksp in 25oC from graph = 1,6 x10-18
Ditanyakan = %error..?
Penyelesaian:
KSP percobaan
% Rendemen= x 100 %
KSPteori
1,94 x 1 0− 4−2.4 x 10−4
= x 100 %
2.4 x 1 0−4
= -19,16 %
3. Penentuan ∆Ho dalam 25oC
y = mx + c
−∆ H 1
ln Ksp = +c
R T
−∆ H
m =
R
∆Ho = - (mR)
= - (-5640,3 x 0,8952)
= 5049,196
4. Perhitungan kelarutan PbCl2 dalam air
Ksp (M3) S (g/L) T (oC)
4
0,00116
=
√
3
4
= 0,0662 mol/L
PbCl2 = s x Mr PbCl2
= 0,0662 mol/L x 278.1 g/mol
= 18,41 g/L
b. Ksp = 4s3
Ksp
s =
√
3
4
0.00182
=
√
3
4
= 0,0769 mol/L
PbCl2 = s x Mr PbCl2
= 0,0769 mol/L x 278.1 g/mol
= 21,39 g/L
c. Ksp = 4s3
Ksp
s =
√
3
4
0,00252
=
√
3
4
= 0,0857 mol/L
PbCl2 = s x Mr PbCl2
= 0,0857 mol/L x 278.1 g/mol
= 23,84 g/L
d. Ksp = 4s3
Ksp
s =
√
3
4
0,00323
=
√
3
4
= 0,0931 mol/L
PbCl2 = s x Mr PbCl2
= 0,0931 mol/L x 278.1 g/mol
= 25,89 g/L
e. Ksp = 4s3
Ksp
s =
√
3
4
0.00393
=
√
3
4
= 0,0994 mol/L
PbCl2 = s x Mr PbCl2
= 0.0015 mol/L x 278.1 g/mol
= 27,64 g/L
Berdasarkan analisis data, diperoleh grafik:
6
4
2
0
0 1 f(x) = 02 3 4 5 6 7 8
R² = 0 T (Suhu)
H. PEMBAHASAN
Kelarutan zat terlarut didefinisikan sebagai jumlah maksimum yang larut
dalam jumlah tertentu pelarut pada suhu tertentu. setiap senyawa memiliki
batas atas kelarutan. Percobaan hasil kali kelarutan ini bertujuan agar dapat
menghitung kelarutan elektrolit yang bersifat larut dan dapat menghitung
panas kelarutan PbCl2 dengan menggunakan sifat kebergantungan Ksp pada
suhu. Kelarutan didefinisikan sebagai jumlah maksimum zat terlarut yang
akan melarut dalam sejumlah tertentu pelarut pada suhu tertentu. Sedangkan
Ksp atau hasil kali kelarutan suatu senyawa ialah hasil kali konsentrasi molar
dari ion-ion penyusunnya, dimana masing-masing dipangkatkan dengan
koefisien stoikiometrinya di dalam persamaan kesetimbangan. Jika harga
Q>Ksp maka larutan dikatakan larutan lewat jenuh (terbentuk endapan); jika
harga Q=Ksp maka larutan dikatakan tepat jenuh (siap mengendap); dan jika
harga Q<Ksp maka larutan dikatakan larutan tidak jenuh (tidak ada endapan).
Dalam percobaan hasil kali kelarutan ini digunakan endapan hasil dari reaksi
antara Pb(NO3)2 dan KCl yaitu endapan PbCl2 sebagaimana reaksi berikut ini:
Hal ini bertujuan untuk mengetahui pada volume berapakah volume KCl
yang tepat digunakan untuk terbentuk endapan setelah 5 menit. Pada saat
larutan dicampur, larutan dikocok untuk mempercepat reaksi pembentukan
endapan tersebut karena pengocokan dapat menyebabkan tumbukan antar
partikel menjadi lebih sering dan cepat sehingga reaksi dapat lebih cepat
terjadi. Kemudian campuran ini didiamkan selama 5 menit untuk mengamati
larutan pada volume KCl berapa yang terbentuk endapan setelah 5 menit.
Setelah 5 menit, pada campuran dengan volume KCl 0,5 mL, 1,0 mL, dan 1,5
mL terbentuk endapan dengan nilai Ksp = 2.4 x 10-4 M3. Berdasarkan
perhitungan nilai Q pada volume KCl 0,5 mL adalah 1,7 x 10-4 M3. Nilai Q
pada volume KCl 1,0 mL adalah 5,9 x 10-4 M3. Pada volume KCl 1,5 mL
adalah 1,2 x 10-3 M3. Dan pada volume KCl 2,0 sebesar 1,8 x 10-3 M3. Hal ini
berarti bahwa larutan lewat jenuh pada penambahan KCl dengan volume 1,0
mL.
I. KESIMPULAN
Penambahan volume KCl yang semakin tinggi kedalam larutan
Pb(NO3)2 akan menghasilkan endapan yang tinggi pula sehingga suhu yang
diperlukan semakin besar. Hal ini berarti bahwa hasil kali kelarutan berbanding
lurus dengan kenaikan suhu.
J. SARAN
Sebaiknya saat melakukan pratikum, kondisi tempat kondusif sehingga
praktikum berjalan secara lancar, efektif dan efisien.
DAFTAR PUSTAKA
Atkins, P. dan Julio, D.P. Phisycal Chemistry 9th Edition. Britania Raya: Oxford
University Press
Hasibuan, R., dkk. 2019. Pengaruh Suhu Reaksi, Kecepatan Pengadukan Dan
Waktu Reaksi Pada Pembuatan Sabun Padat Dari Minyak Kelapa (Cocos
Nucifera L.). Jurnal Teknik Kimia USU. Vol. 8, No. 1.
Malone, L.J dan Theodore, O.D. Basic Concepts Of Chemistry Eighth Edition.
United State Of America: John Wiley & Sons, Inc
2. Nilai Ksp PbCl2 pada suhu 250C menurut literatur adalah 1,6 x 10-5, apakah
perbedaan nilai Ksp yang diperoleh pada percobaan ini dengan nilai Ksp literatur
disebabkan acak yang terdapat pada percobaan (random error)? Jika tidak,
mengapa?
Jawab :
Pada suhu 250C = 1,6x10-5 Ksp
y = -9950,2x+ 22,581
ln Ksp = -10,367
Ksp = e-10,367
= 3,145 x 10-5