Anda di halaman 1dari 9

A.

ALAT DAN BAHAN


1. Alat
a. Flame fotometer 1 buah
b. Labu takar 25 mL 10 buah
c. Erlenmeyer 25 mL 5 buah
d. Gelas ukur 10 mL 1 buah
e. Gelas kimia 50 mL 2 buah
f. Gelas kimia 250 mL 1 buah
g. Pipet volum 10 mL 2 buah
h. Ball pipet 2 buah
i. Botol semprot 1 buah
j. Botol silinder kaca 10 buah
k. Lap kasar 1 buah
l. Lap halus 1 buah
2. Bahan
a. Larutan standar natrium 50 ppm
b. Larutan standar kalium 50 ppm
c. Pocari sweet
d. Isoplus
e. Aquades (H2O)
f. Tissu
g. Label

B. PROSEDUR KERJA
1. Pembuatan larutan
a. Larutan standar natrium
1) Larutan standar natrium 50 ppm
a) Menyiapkan larutan standar natrium 50 ppm.
b) Selanjutnya, larutan langsung dimasukkan dalam botol silinder kaca.
2) Larutan standar natrium 20 ppm
a) Larutan standar natrium 50 ppm dipipet sebanyak 10 mL kemudian
dimasukkan dalam labu takar 25 mL.
b) Selanjutnya, ditambahkan dengan aquades hingga tanda batas.
c) Larutan dihogenkan dengan cara membolak balik tabu takar berisi larutan
selama beberapa kali.
d) Larutan standar yang telah dibuat dimasukkan ke dalam botol silinder kaca.
3) Larutan standar natrium 15 ppm
a) Larutan standar natrium 50 ppm dipipet sebanyak 7,5 mL kemudian
dimasukkan dalam labu takar 25 mL.
b) Selanjutnya, ditambahkan dengan aquades hingga tanda batas.
c) Larutan dihogenkan dengan cara membolak balik tabu takar berisi larutan
selama beberapa kali.
d) Larutan standar yang telah dibuat dimasukkan ke dalam botol silinder kaca.
4) Larutan standar natrium 10 ppm
a) Larutan standar natrium 50 ppm dipipet sebanyak 5 mL kemudian
dimasukkan dalam labu takar 25 mL.
b) Selanjutnya, ditambahkan dengan aquades hingga tanda batas.
c) Larutan dihogenkan dengan cara membolak balik tabu takar berisi larutan
selama beberapa kali.
d) Larutan standar yang telah dibuat dimasukkan ke dalam botol silinder kaca.
5) Larutan standar natrium 5 ppm
a) Larutan standar natrium 50 ppm dipipet sebanyak 2,5 mL kemudian
dimasukkan dalam labu takar 25 mL.
b) Selanjutnya, ditambahkan dengan aquades hingga tanda batas.
c) Larutan dihogenkan dengan cara membolak balik tabu takar berisi larutan
selama beberapa kali.
d) Larutan standar yang telah dibuat dimasukkan ke dalam botol silinder kaca.
b. Larutan standar kalium
1) Larutan standar kalium 50 ppm
a) Menyiapkan larutan standar kalium 50 ppm.
b) Selanjutnya, larutan langsung dimasukkan dalam botol silinder kaca.
2) Larutan standar kalium 20 ppm
a) Larutan standar kalium 50 ppm dipipet sebanyak 10 mL kemudian
dimasukkan dalam labu takar 25 mL.
b) Selanjutnya, ditambahkan dengan aquades hingga tanda batas.
c) Larutan dihogenkan dengan cara membolak balik tabu takar berisi larutan
selama beberapa kali.
d) Larutan standar yang telah dibuat dimasukkan ke dalam botol silinder kaca.
3) Larutan standar kalium 15 ppm
a) Larutan standar kalium 50 ppm dipipet sebanyak 7,5 mL kemudian
dimasukkan dalam labu takar 25 mL.
b) Selanjutnya, ditambahkan dengan aquades hingga tanda batas.
c) Larutan dihogenkan dengan cara membolak balik tabu takar berisi larutan
selama beberapa kali.
d) Larutan standar yang telah dibuat dimasukkan ke dalam botol silinder kaca.
4) Larutan standar kalium 10 ppm
a) Larutan standar kalium 50 ppm dipipet sebanyak 5 mL kemudian dimasukkan
dalam labu takar 25 mL.
b) Selanjutnya, ditambahkan dengan aquades hingga tanda batas.
c) Larutan dihogenkan dengan cara membolak balik tabu takar berisi larutan
selama beberapa kali.
d) Larutan standar yang telah dibuat dimasukkan ke dalam botol silinder kaca.
5) Larutan standar kalium 5 ppm
a) Larutan standar kalium 50 ppm dipipet sebanyak 2,5 mL kemudian
dimasukkan dalam labu takar 25 mL.
b) Selanjutnya, ditambahkan dengan aquades hingga tanda batas.
c) Larutan dihogenkan dengan cara membolak balik tabu takar berisi larutan
selama beberapa kali.
d) Larutan standar yang telah dibuat dimasukkan ke dalam botol silinder kaca.
c. Pembuatan sampel
1) Masing-masing sampel pocari sweet dan isoplus diambil dan langsung
dimasukkan ke dalam erlenmeyer.
2) Selanjutnya mengencerkan sampel dengan mengambil masing-masing 10 mL
kemudian dimasukkan dalam labu takar 25 mL.
3) Setelah itu, ditambahkan dengan aquades hingga tanda batas.
4) Sampel dihogenkan dengan cara membolak balik tabu takar berisi sampel selama
beberapa kali.
5) Sampel encer yang telah dibuat dimasukkan ke dalam erlenmeyer.
2. Pengoperasian alat
a. Alat flame fotometer dinyalakan.
b. Selanjutnya disiapkan aquades untuk kalibrasi alat.
c. alat sudah dapat digunakan.
3. Pengujian larutan
a. Larutan standar natrium, kalium serta sampel yang telah dimasukkan dalam masing-
masing botol silinder kaca didekatkan ke alat untuk diuji.
b. Masing-masing larutan uji dilakukan pengujian, dengan pertama-tama yaitu kelima
larutan standar natrium kemudian keempat sampel kemudian angka pada alat dibaca.
c. Dilanjutkan dengan kelima larutan standar kalium kemudian keempat sampel
kemudian angka pada alat dibaca.
d. Angka yang lama muncul pada alat dicatat.

C. HASIL PENGAMATAN
1. Larutan Standar Na
No Konsentrasi (ppm) Absorbansi
.
1 50 50
2 20 47
3 15 46
4 10 49
5 5 48

2. Larutan Standar K
No Konsentrasi (ppm) Absorbansi
.
1 50 50
2 20 49
3 15 49
4 10 47
5 5 52

3. Larutan Sampel Na
No Sampel Absorbansi
.
1 Pocari sweet 60
2 Isoplus 59
3 Pocari sweet encer 53
4 Isoplus encer 56
4. Larutan Sampel K
No Sampel Absorbansi
.
1 Pocari sweet 58
2 Isoplus 55
3 Pocari sweet encer 50
4 Isoplus encer 48

D. ANALISIS DATA
1. PengenceranLarutanStandarNatriumdarilarutaninduk 50 ppm
a. Pengenceran (20 ppm)
V1 x M1 = V 2 x M2
V1 x 50 ppm = 25 mL x 20 ppm
25 mL x 20 ppm
V1 =
50 ppm
V1 = 10 mL
b. Pengenceran (15 ppm)
V1 x M1 = V 2 x M2
V1 x 50 ppm = 25 mL x 15 ppm
25 mL x 15 ppm
V1 =
50 ppm
V1 = 7,5 mL
c. Pengenceran(10 ppm)
V1 x M1 = V 2 x M2
V1 x50 ppm = 25 mL x 10 ppm
100 mL x 10 ppm
V1 =
50 ppm
V1 =5mL
d. Pengenceran (5 ppm)
V1 x M1 =V2 x M2
V1 x50 ppm = 25 mL x 5 ppm
25 mL x 5 ppm
V1 =
50 ppm
V1 = 2,5 mL
Tabel pengamatan
No Konsentrasi (ppm) Absorbansi
.
1 50 50
2 20 47
3 15 46
4 10 49
5 5 48

Grafik Hubungan Antara Konsentrasi dan


Intensitas nyala Untuk Natrium
52
Intensitas Nyala

50 Absorbansi
48 f(x) = 0.05 x + 47.04 Linear (Absorbansi)
R² = 0.29
46
44
0 10 20 30 40 50 60
Konsentrasi (ppm)

2. PengenceranLarutanStandarKaliumdarilarutaninduk 50 ppm
a. Pengenceran (20 ppm)
V1 x M1 = V 2 x M2
V1 x 50 ppm = 25 mL x 20 ppm
25 mL x 20 ppm
V1 =
50 ppm
V1 = 10 mL
b. Pengenceran (15 ppm)
V1 x M1 = V 2 x M2
V1 x 50 ppm = 25 mL x 15 ppm
25 mL x 15 ppm
V1 =
50 ppm
V1 = 7,5 mL
c. Pengenceran(10 ppm)
V1 x M1 = V 2 x M2
V1 x50 ppm = 25 mL x 10 ppm
100 mL x 10 ppm
V1 =
50 ppm
V1 =5mL
d. Pengenceran (5 ppm)
V1 x M1 =V2 x M2
V1 x50 ppm = 25 mL x 5 ppm
25 mL x 5 ppm
V1 =
50 ppm
V1 = 2,5 mL
Tabel pengamatan
No Konsentrasi (ppm) Absorbansi
.
1 50 50
2 20 49
3 15 49
4 10 47
5 5 52

Grafik Hubungan Antara Konsentrasi dan


Intensitas nyala Untuk Kalium
54
52
Intensitas Nyala

Absorbansi
50
Linear (Absorbansi)
48 f(x) = 0 x + 49.32
R² = 0
46
44
0 10 20 30 40 50 60
Konsentrasi (ppm)

3. Sampel
a. Kandungan Na sampel
1) Kandungan Na (Pocari Sweet)
Pengenceran ke 8,4 ppm
meq
[Na+] = x valensi
L
= 21 meq/L x 1
= 21 ppm
V 1 x C1 = V 2 x C2
V1 x21 ppm = 25 mL x 8,4 ppm
25 mL x 8,4 ppm
V1 =
21 ppm
V1 = 10 mL
2) Kandungan Na (Isoplus)
Pengenceran ke 7,2 ppm
[Na+] = meq/L x Valensi
= 18 meq x 1
= 18 ppm
V 1 x C1 = V 2 x C2
V1 x 18 ppm = 25 mL x 7,2 ppm
25 mL x 7,2 ppm
V1 =
18 ppm
V1 = 10 mL
Hasil intensitas nyala berdasarkan percobaan
No Sampel Konsentrasi (ppm) Absorbansi
.
1 Pocari sweet 21 60
2 Isoplus 18 59
3 Pocari sweet encer 8,4 53
4 Isoplus encer 7,2 56

Grafik Hubungan Antara Konsentrasi dan


Intensitas nyala Sampel Untuk Natrium
62
60
Intensitas Nyala

58 f(x) = 0.41 x + 51.41


R² = 0.79 Absorbansi
56 Linear (Absorbansi)
54
52
50
48
6 8 10 12 14 16 18 20 22
Konsentrasi (ppm)

b. Kandungan K sampel
1) Kandungan K (Pocari Sweet)
Pengenceran ke 2 ppm
[K] = mEq/L x Valensi
= 5 mEq/L x 1
= 5 ppm
V 1 x C1 = V 2 x C2
V1 x 5 ppm = 25 mL x 2 ppm
25 mL x 2 ppm
V1 =
5 ppm
V1 = 10 mL
2) Kandungan K (Isoplus)
Pengenceranke 1,6 ppm
[K] = mEq/L x Valensi
= 4mEq/L x 1
= 4 ppm
V 1 x C1 = V 2 x C2
V1 x 4 ppm = 25 mL x 1,6 ppm
25 mL x 1,6 ppm
V1 =
4 ppm
V1 = 10 mL
Hasil intensitas nyala berdasarkan percobaan
No Sampel Konsentrasi (ppm) Absorbansi
.
1 Pocari sweet 5 58
2 Isoplus 4 55
3 Pocari sweet encer 2 50
4 Isoplus encer 1,6 48

Grafik Hubungan Antara Konsentrasi dan


Intensitas nyala Sampel Untuk Kalium
70
60
Intensitas Nyala

50 f(x) = 2.81 x + 43.88 Absorbansi


40 R² = 0.99
Linear (Absorbansi)
30
20
10
0
1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5
Konsentrasi (ppm)

Anda mungkin juga menyukai