AIR KRISTAL
Fakultas Teknik
Universitas Tanjungpura
Email : aqshal.sabilal@gmail.com
ABSTRAK
percobaan dengan menambahkan dua tetes air dan terjadi peristiwa hidrasi hal
tersebut mengalami perubahan fisik pada zat tersebut
BAB I
PENDAHULUAN
dan dehidrasi dengan metode kualitatif dan kuantitatif. Pada metode kualitatif
dehidrasi yang terjadi setelah itu tetesi dengan air dan amati peristiwa hidrasi yang
diawali dengan menimbang massa cawan pembakar dan sampel yang digunakan
setelah itu sampel dipanaskan dengan alat pembakar bunsen kemudian setelah
kering hitunlah jumlah massa yang berkurang pada pengujian kuantitatif. Adapun
Reaksi Dehidrasi :
Reaksi Hidrasi :
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Salah satu contoh senyawa air kristal yaitu ZnSO4.7H2O atau senyawa zinc
sulphate heptahydrate. Berdasarkan penelitian SM Prada pada tahun 1997 zinc
sulphate heptahydrate direkomendasikan untuk standarisasi EDTA. Namun, data
termogravimetri awal telah membuktikan ketidakstabilannya dalam suhu ruangan.
Dengan cara ini, beberapa penelitian dilakukan untuk memverifikasi stabilitas
garam ZnSO4.7H2O. Studi–studi ini menunjukkan pentingnya mengetahui variasi
berat sampel garam sebagai fungsi waktu. Hidrasi adalah proses reaksi antara
senyawa yang bereaksi dengan air. Contoh dari proses hidrasi adalah pencampuran
antara semen dengan air untuk konstrusi bangunan. Air digunakan untuk pengikat
dari senyawa senyawa semen (Purnawan, 2017). Contoh reaksi hidrasi:
3CaO.Al2O3+3H2O →3CaO.Al2O3.3H2O
Dalam penelitian ini dia mengemukakan bahwa padatan atau senyawa yang
mengandung air kristal adalah padatan atau senyawa organik dan anorganik bisa
memiliki beberapa bentuk kristal atau polimorf dan/atau beberapa bentuk
hidrat/solvat (solvatomorf). Hidrat/solvat adalah kristal dengan sejumlah molekul
air/pelarut organik yang terinkorporasi pada kisi-kisi kristalnya (Nugrahani, 2012)
Sifat fisika (sifat fisik), yaitu sifat yang berhubungan dengan penampilan
fisik yang biasanya dapat diamati dari luar materi. Sifat fisik ini tidak menyebabkan
terbentuknya zat lain.
Sifat kimia ialah sifat yang berhubungan dengan kemampuan sebuah zat
untuk bereaksi atau berubah menjadi zat lain. Untuk mengukur dan mengamati sifat
kimia hanya dapat dilakukan melalui reaksi. Contohnya, gas hidrogen dapat
berubah menjadi air jika direaksikan dengan gas oksigen. Setelah gas hidrogen dan
gas oksigen bereaksi, dihasilkan zat baru, yaitu air yang sifatnya berbeda dengan
sifat zat pembentuknya (Afnidar, 2007)
Reaksi Hidrasi adalah reaksi antara pencampuran semen dan air, proses
hidrasi pada semen sangat penting karena dari proses ini akan menentukan kekuatan
semen pada akhirnya. Reaksi dari proses hidrasi ini sangat komplek (Van Vlack,
1985).
BAB III
Wadah +
Wadah + Sampel Sampel Setelah
Senyawa Sampel
Sampel Setelah Pemanasan
Pemanasan
3.2 Pembahasan
Sampel yang pertama diamati adalah NH₄Fe(SO₄)₂ dengan ciri fisik mula-
mula berbentuk butiran halus berwarna putih. Pada proses pemanasan atau proses
dehidrasi molekul air yang terdapat pada zat tersebut menguap sangat banyak
sehingga terbentuk padatan yang menandakan bahwa zat tersebut benar-benar
menguapkan molekul air secara menyeluruh, dengan warna tetap sama yaitu putih.
Apabila diteteskan dengan akuades padatan tersebut berubah menjadi endapan
karena kembali ter-hidrasi oleh molekul air dengan warna yang sedikit berubah
menjadi putih lebih kehitaman.
Sampel yang kedua yaitu CH₃COONa dengan ciri fisik mula-mula berwarna
putih dengan tekstur butiran kasar. Ketika selesai dipanaskan teksturnya berubah
menjadi butiran halus tersebut menggumpal dengan warna yang tetap sama, hal ini
dipengaruhi oleh suhu pembakaran sehingga butiran halus tersebut cepat terpecah
menjadi serbuk dan setelah ditetesi dengan akuades membentuk padatan yang
transparan dan pada saat dilihat padatan itu menggumpal
Sampel yang terakhir yaitu ZnSO₄ dengan ciri fisik mula-mula berwarna
putih dengan tekstur butiran kasar dan berbentuk kristal. Setelah dipanaskan ciri
fisik yang didapat menunjukan warna putih sengan tekstur yang halus dan tidak
menggumpal dan setelah ditetesi dengan akuades barulah dapat dilihat
perubahannya yaitu pada endapanya yang makin sedikit.
mengetahui juga berat dari sampel tersebut setelah dilakukan pemansan tersebut.
Setelah mengetahui data-data dari sampel tersebut, maka akan dapat diketahui atau
menghitung rumus empirik pada sampel tersebut. Hasil dari pemanasan tersebut,
maka didapatkan hasil rumus empriknya sebagai berikut:
NH₄Fe(SO₄)₂ adalah 10, namun secara teoritis rumus empiriknya adalah 12.
CH₃COONa adalah 4, namun secara teoritis rumus empiriknya adalah 3.
ZnSO₄ adalah 18, namun secara teori rumus empiriknya adalah 10.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Sebaiknya berhati hati dalam penggunaan alat karena mudah pecah. Ketika
telah selesai melakukan percobaan tutup sampel menggunakan wraping agar tidak
terkontaminasi oleh kondisi ruangan. Jangan lupa dokumentasikan setiao
percobaan
DAFTAR PUSTAKA
Nasution, R. S. (2017). Analisis Sifat Kimia dan Fisika dari Maleat Anhidrida Tergrafting
pada Polipropilena Terdegradasi. jurnal.ae-raniry.
Ilma nugrahani. 2012. Studi Transformasi Hidrat Sefadroksil Monohidrat dan Sefaleksin
Irfan Purnawan. 2017. Pengaruh Penambahan Limestone terhadap Kuat Tekan Semen
Fitrony, dkk. 2013. Pembuatan Kristal Tembaga Sulfat Pentahidrat (CuSO4.5H2O) dari
Tembaga Bekas Kumparan. Jurnal Teknik Pomits. 2(1). 2301-9271.
Aqila, Nur. 2013. Laporan Praktikum Kimia Anorganik : Sintesis Senyawa Hidrat Garam
Önal, M. A. (2018). Recovery of rare earths from waste cathode ray tube (CRT) phosphor
powder by selective sulfation roasting and water leaching. Recovery.
LAMPIRAN
Dokumentasi
Gambar diatas memperlihatkan beberapa sample yang akan di uji coba dimana dri
prosesnya di mana dilakukan pemanasan dan didapatkan hasilnya
Perhitungan
Jurnal Acuan