Anda di halaman 1dari 23

Laporan Kimia Dasar

AIR KRISTAL

Aqshal Sabilal Muttaqin2, Annisa, Yunira Rahayu,


Tyas Galuh Amelia .

Program Studi Teknik Pertambangan

Fakultas Teknik

Universitas Tanjungpura

Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi, Kota Pontianak, Kalimantan Barat

Email : aqshal.sabilal@gmail.com

ABSTRAK

Percobaan air kristal ini dilakukan bertujuan untuk mempelajari peristiwa-


peristiwa dehidrasi dan hidrasi pada suatu zat padat yang mengandung air kristal
dan menghitung rumus emperik air kristal. Prinsip percobaan air kristal adalah
dengan menggunakan prinsip hidrasi dan dehidrasi dengan metode kualitatif dan
kuantitatif. Pada metode kualitatif percobaan dilakukan dengan memasukan
sampel percobaan kedalam tabung reaksi kemudiaan dibakar menggunakan alat
pembakar bunsen kemudian amati peristiwa dehidrasi yang terjadi setelah itu tetesi
dengan air dan amati peristiwa hidrasi yang terjadi. Untuk metode pengamatan
kuantitatif lebih menitikberatkan kepada perubahan massa sampel yang terjadi
ketika terjadi pembakaran. Percobaaan diawali dengan menimbang massa cawan
pembakar dan sampel yang digunakan setelah itu sampel dipanaskan dengan alat
pembakar bunsen kemudian setelah kering hitunlah jumlah massa yang berkurang
pada pengujian kuantitatif. Adapun reaksi yang dihasilkan adalah sebagai berikut:
Percobaan ini menggunakan zat padat yang mengandung air kristal yaitu
CH3COONa, NH4Fe(SO4)2, dan ZnSO4 yang dipanaskan. Adapun hasil dari
percobaan ini yaitu terjadinya peristiwa dehidrasi pada zat padat yang
mengandung air kristal tersebut ditandai dengan menghilangkan kandungan
airnya, pada peristiwa tersebut zat padat yang mengandug air kristal tersebut
mengalami perubahan fisik berupa warna dan bentuk, kemudian melakukan

Aqshal Sabilal Muttaqin D1101201020 Air Kristal


Laporan Kimia Dasar

percobaan dengan menambahkan dua tetes air dan terjadi peristiwa hidrasi hal
tersebut mengalami perubahan fisik pada zat tersebut

Kata kunci : Hidrasi, Kualitatif, Kuantitatif

Aqshal Sabilal Muttaqin D1101201020 Air Kristal


Laporan Kimia Dasar

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Prinsip Percobaan

Prinsip percobaan air kristal adalah dengan menggunakan prinsip hidrasi

dan dehidrasi dengan metode kualitatif dan kuantitatif. Pada metode kualitatif

percobaan dilakukan dengan memasukan sampel percobaan kedalam tabung reaksi

kemudiaan dibakar menggunakan alat pembakar bunsen kemudian amati peristiwa

dehidrasi yang terjadi setelah itu tetesi dengan air dan amati peristiwa hidrasi yang

terjadi. Untuk metode pengamatan kuantitatif lebih menitikberatkan kepada

perubahan massa sampel yang terjadi ketika terjadi pembakaran. Percobaaan

diawali dengan menimbang massa cawan pembakar dan sampel yang digunakan

setelah itu sampel dipanaskan dengan alat pembakar bunsen kemudian setelah

kering hitunlah jumlah massa yang berkurang pada pengujian kuantitatif. Adapun

reaksi yang dihasilkan adalah sebagai berikut:

Reaksi Dehidrasi :

NH4Fe(SO4)2 . nH2O ↔ NH4Fe(SO4)2 + nH2O

CH3COONa . nH2O ↔ CH3COONa + nH2O

ZnSO4 . nH2O ↔ ZnSO4 + nH2O

Reaksi Hidrasi :

NH4Fe(SO4)2 + nH2O ↔ NH4Fe(SO4)2 . nH2O

CH3COONa + nH2O ↔ CH3COONa . nH2O

ZnSO4 + nH2O ↔ ZnSO4 . nH2O

Aqshal Sabilal Muttaqin D1101201020 Air Kristal


Laporan Kimia Dasar

1.2 Tujuan Percobaan

Tujuan percobaan ini adalah untuk mempelajari peristiwa-peristiwa


dehidrasi dan hidrasi pada suatu zat padat yang mengandung air kristal dan
menghitung rumus emperik air kristal.

Aqshal Sabilal Muttaqin D1101201020 Air Kristal


Laporan Kimia Dasar

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Hidrat

Hidrat adalah senyawa yang mengandung molekul air dalam struktur


kimianya. Hidrat biasanya terjadi pada zat padat ionik seperti NaCl, CuSO4. Hal
ini disebabkan karena padastrukturnya tidak stabil dan untuk menstabilkannya
diperluka air (H2O). Dalam percobaansenyawa hidrat akan menjadi senyawa
anhidrat sebab air kristalnya di hilangkan dengan cara pemanasan sehingga
diperoleh garam anhidrat yang ditandai dengan perubahan warna, wujud,dan wadah
tempat pemanasannya akan kering dari molekul airnya. Melalui proses
pemanasansenyawa hidrat akan terlepas. Namun, jika dibiarkan di udara terbuka
maka akan menyerapmolekul air dari udara terikat kembali secara sempurna dan
membentuk senyawa hidrat.

Salah satu contoh senyawa air kristal yaitu ZnSO4.7H2O atau senyawa zinc
sulphate heptahydrate. Berdasarkan penelitian SM Prada pada tahun 1997 zinc
sulphate heptahydrate direkomendasikan untuk standarisasi EDTA. Namun, data
termogravimetri awal telah membuktikan ketidakstabilannya dalam suhu ruangan.
Dengan cara ini, beberapa penelitian dilakukan untuk memverifikasi stabilitas
garam ZnSO4.7H2O. Studi–studi ini menunjukkan pentingnya mengetahui variasi
berat sampel garam sebagai fungsi waktu. Hidrasi adalah proses reaksi antara
senyawa yang bereaksi dengan air. Contoh dari proses hidrasi adalah pencampuran
antara semen dengan air untuk konstrusi bangunan. Air digunakan untuk pengikat
dari senyawa senyawa semen (Purnawan, 2017). Contoh reaksi hidrasi:

3CaO.Al2O3+3H2O →3CaO.Al2O3.3H2O

Dalam penelitian ini dia mengemukakan bahwa padatan atau senyawa yang
mengandung air kristal adalah padatan atau senyawa organik dan anorganik bisa
memiliki beberapa bentuk kristal atau polimorf dan/atau beberapa bentuk
hidrat/solvat (solvatomorf). Hidrat/solvat adalah kristal dengan sejumlah molekul
air/pelarut organik yang terinkorporasi pada kisi-kisi kristalnya (Nugrahani, 2012)

Aqshal Sabilal Muttaqin D1101201020 Air Kristal


Laporan Kimia Dasar

2.2 Sifat Fisika dan Kimia

2.2.1. Sifat Fisika

Sifat fisika (sifat fisik), yaitu sifat yang berhubungan dengan penampilan
fisik yang biasanya dapat diamati dari luar materi. Sifat fisik ini tidak menyebabkan
terbentuknya zat lain.

Sifat Fisika pada senyawa :

 CH3COONa [Natrium Asetat]


Bentuk: padat
Warna: putih
Tidak berbau
Titik leleh: -325oC
 NH4Fe(SO4)2 [Ammonium besi(iii) sulfat]
Bentuk: cair
Warna: hijau
Tidak berbau
 ZnS04 [Zink Sulfat]
Bentuk: padat
Warna: tak berwarna hingga putih
Tidak berbau

2.2.2. Sifat Kimia

Sifat kimia ialah sifat yang berhubungan dengan kemampuan sebuah zat
untuk bereaksi atau berubah menjadi zat lain. Untuk mengukur dan mengamati sifat
kimia hanya dapat dilakukan melalui reaksi. Contohnya, gas hidrogen dapat
berubah menjadi air jika direaksikan dengan gas oksigen. Setelah gas hidrogen dan
gas oksigen bereaksi, dihasilkan zat baru, yaitu air yang sifatnya berbeda dengan
sifat zat pembentuknya (Afnidar, 2007)

Sifat Kimia pada senyawa :

 CH3COONa [Natrium Asetat]


PH pada 50 g/l h2o (200) : 7.5 – 9.0

Aqshal Sabilal Muttaqin D1101201020 Air Kristal


Laporan Kimia Dasar

Berat jenis (200): 1.53 g/cm3


Bulk density: near 520 kg/m3
 NH4Fe(SO4)2 [Ammonium besi(iii) sulfat]
PH pada 200C : kira-kira 0.4
Densitas pada 200C: kira-kira 1.25 g/m3
 ZnS04 [Zink Sulfat]
PH pada 50 g/l h2o (200) : 4.0 – 5.2
Densitas pada 200C: 3.2 g/cm3
Densitas bagian terbesar: -500 kg/m3
Kelarutan dalam air pada 200C: -350 g/l
Penguraian termal: 2400C (pelepasan air kristal)

2.2.3. Reaksi Dehidrasi dan Hidrasi

Reaksi dehidrasi merupakan reaksi yang melibatkan pelepasan air (H 2 O)


dari suatu molekul yang bereaksi. Selain itu, reaksi dehidrasi ini merupakan salah
satu jenis reaksi eliminasi, karenagugus hidroksil (-OH) adalah gugus lepas yang
buruk, pemberian katalis asam Bronsted seringkali membantu protonasi gugus
hidroksil, menjadikannya good leaving group (-OH 2+ ). Dalamreaksi ini terdapat
beberapa agen dehidrasi yang umumnya digunakan,yakni asam sulfat pekat, asam
fosfat pekat, alumunium oksida panas dan keramik panas.

Contoh Reaksi Dehidrasi :

 NH4Fe(SO4)2 . nH2O → NH4Fe(SO4)2 + nH2O


 CH3COONa . nH2O → CH3COONa + nH2O
 ZnSO4 . nH2O → ZnSO4 + nH2O

Reaksi Hidrasi adalah reaksi antara pencampuran semen dan air, proses
hidrasi pada semen sangat penting karena dari proses ini akan menentukan kekuatan
semen pada akhirnya. Reaksi dari proses hidrasi ini sangat komplek (Van Vlack,
1985).

Contoh Reaksi Hidrasi

 NH4Fe(SO4)2 + nH2O → NH4Fe(SO4)2 . nH2O

Aqshal Sabilal Muttaqin D1101201020 Air Kristal


Laporan Kimia Dasar

 CH3COONa + nH2O → CH3COONa . nH2O


 ZnSO4 + nH2O → ZnSO4 . nH2O

2.2.4. Rumus Empiris

Rumus empirik menunjukan jenis dan perbandingan paling sederhana dari


atomatom penuyusun suatu zat. Rumus empiris suatu zat dapat identik dengan
rumus molekulnya. Rumus molekul dapat merupakan penggandaan dari rumus
empiriknya dan sebaliknya rumus empirik dapat diturunkan dari penyederhanaan
rumus molekulnya. Rumus empirik menunjukan unsur-unsur yang ada dan
perbandingan bilangan bulat paling sederhana dalam suatu molekul. Contohnya,
rumus empirik dari karbon dioksida yang terdiri dari satu atom C dan 2 atom
oksigen. Rumus empiriknya adalah CO₂ (Sudarmo, 2013).

2.2.5. Penelitian Tentang Air Kristal

Penelitian Suratman (2017), dimana ia meneliti tentang Kinetika


penghilangan air kristal limonit menjadi hematit pada atmosfer inert. Kebutuhan
besi baja untuk pembangunan di Indonesia selalu meningkat dari tahun ke tahun.
Untuk itu, perlu dicari alternatif bahan baku lokal pembuatan pelet di antaranya
pemanfaatan mineral limonit dengan mengubahnya menjadi mineral hematit dan
dilanjutkan dengan proses konsentrasi, sehingga memiliki kandungan Fe yang lebih
tinggi. Dalam penelitian ini dilakukan penghilangan air kristal bijih limonit dan
mengubahnya menjadi hematit. Percobaan dilakukan pada temperatur 250, 300,
350, 450 dan 500˚C, selama 60 menit dengan suplai nitrogen 1 liter/menit. Hasil
percobaan menunjukkan temperatur proses optimal adalah 350˚C dengan % Berat
percontoh yang hilang 11,3% dan meningkatkan kadar Fe total dari 50 hingga
56,4%. Produk ini belum memenuhi persyaratan sebagai bahan baku pelet. Dari
hasil studi kinetika penghilangan air kristal mineral limonit ini, reaksi pengubahan
mineral limonit menjadi hematit terkendali oleh proses difusi pada temperatur
250oC dan 300oC.

Temperatur sangat berpengaruh terhadap spontanitas reaksi penghilangan


air mineral limonit. Jumlah % Berat percontoh yang hilang dan % Fe perhitungan
meningkat seiring dengan peningkatan temperatur proses. Jumlah % Berat

Aqshal Sabilal Muttaqin D1101201020 Air Kristal


Laporan Kimia Dasar

percontoh yang hilang dan % Fe perhitungan meningkat secara signifikan hingga


suhu 350oC, di atas suhu tersebut jumlah % Berat percontoh yang hilang dan % Fe
perhitungan tidak menunjukkan peningkatan. Temperatur 350oC merupakan
temperatur optimal dengan % berat percontoh yang hilang sebesar 11,3 % dan
peningkatan kadar Fetotal menjadi 56,4%.

Aqshal Sabilal Muttaqin D1101201020 Air Kristal


Laporan Kimia Dasar

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Tabel Hasil Pengamatan

3.1.1. Pengamatan Kualitatif

No Hidrat Kondisi Kondisi setelah Kondisi setelah


mula- mula dipanaskan ditambahkan
akuades
1 NH₄Fe(SO₄)₂ . H2O Warna Kuning,terdapat Putih
putih
rongga-rongga
kecoklatan
, didalam padatan
menggum
pal, halus
2 CH₃COONa . H2O Putih, Putih, serbuk halus, Padatanya
menggumpal transparan ,
berbutir menggumpal
Kristal,
kasar
3 ZnSO₄ . H2O Putih, Putih, halus, tidak Endapan makin
menggumpal sedikit
kristal,
kasar

Aqshal Sabilal Muttaqin D1101201020 Air Kristal


Laporan Kimia Dasar

3.1.2. Pengamatan Kuantitatif

Wadah +
Wadah + Sampel Sampel Setelah
Senyawa Sampel
Sampel Setelah Pemanasan
Pemanasan

NH₄Fe(SO₄)₂ 47,68 1 gram 47,25 0,43


CH₃COONa 45,40 1 gram 45,19 0,21
ZnSO₄ 46,72 1 gram 46,37 0,35

3.2 Pembahasan

3.2.1. Pengamatan Kualitatif

Pengamatan kualitatif merupakan pengamatan yang dilihat dari sifat fisik


sampel atau bahan yang diuji, pada percobaan ini pengamatan kualitatif didasari
oleh adanya molekul air dalam suatu hidrat dengan tujuan untuk mempelajari
peristiwa-peristiwa dehidrasi dan hidrasi pada suatu zat padat yang mengandung air
kristal. Pada pengamatan ini langkah pertama yang dilakukan adalah mengambil 3
macam zat padat yang mengandung air kristal ( NH₄Fe(SO₄)₂, CH₃COONa, ZnSO₄
, lalu amati dan catat ciri fisik dari ketiga macam zat padat tersebut, kemudian
masukan masing-masing zat tersebut kedalam tabung reaksi pyrex dan jangan lupa
untuk memberikan label nama. Panaskan zat yang sudah dimasukan kedalam
tabung dengan menggunakan bunsen (proses dehidrasi), gunakan penjepit kayu
untuk memegang tabung yang akan dipanaskan, lalu amati dan catat lagi perubahan
fisik yang terjadi setelah zat tersebut dipanaskan. Setelah itu teteskan air kedalam
tabung reaksi (proses hidrasi) tersebut dan amati lagi perubahan yang terjadi.

Sampel yang pertama diamati adalah NH₄Fe(SO₄)₂ dengan ciri fisik mula-
mula berbentuk butiran halus berwarna putih. Pada proses pemanasan atau proses
dehidrasi molekul air yang terdapat pada zat tersebut menguap sangat banyak
sehingga terbentuk padatan yang menandakan bahwa zat tersebut benar-benar
menguapkan molekul air secara menyeluruh, dengan warna tetap sama yaitu putih.
Apabila diteteskan dengan akuades padatan tersebut berubah menjadi endapan
karena kembali ter-hidrasi oleh molekul air dengan warna yang sedikit berubah
menjadi putih lebih kehitaman.

Aqshal Sabilal Muttaqin D1101201020 Air Kristal


Laporan Kimia Dasar

Sampel yang kedua yaitu CH₃COONa dengan ciri fisik mula-mula berwarna
putih dengan tekstur butiran kasar. Ketika selesai dipanaskan teksturnya berubah
menjadi butiran halus tersebut menggumpal dengan warna yang tetap sama, hal ini
dipengaruhi oleh suhu pembakaran sehingga butiran halus tersebut cepat terpecah
menjadi serbuk dan setelah ditetesi dengan akuades membentuk padatan yang
transparan dan pada saat dilihat padatan itu menggumpal

Sampel yang terakhir yaitu ZnSO₄ dengan ciri fisik mula-mula berwarna
putih dengan tekstur butiran kasar dan berbentuk kristal. Setelah dipanaskan ciri
fisik yang didapat menunjukan warna putih sengan tekstur yang halus dan tidak
menggumpal dan setelah ditetesi dengan akuades barulah dapat dilihat
perubahannya yaitu pada endapanya yang makin sedikit.

3.2.2. Pengamatan Kuantitatif

Pengamatan kuantitatif adalah pengamatan yang didasarkan pada jumlah zat


padat sebelum dan sesudah pemanasan atau lebih menekankan pada perhitungan
mol senyawa hidrat dan senyawa anhidrat setelah proses pemanasan. Hal ini
bertujuan untuk mengetahui rumus empirik suatu zat yang mengandung air kristal
dengan menggunakan perbandingan mol. Pengamatan ini hanya memerlukan
proses pemanasan. Berikut adalah Langkah-langkah atau prosedur yang dilakukan
dalam pengamatan kuantitatif yang pertama menyediakan 3 buah cawan penguap
yang bersih, kemudian menimbang dan mencatat dengan teliti berat cawan. Lalu
memasukkan zat padat yang mengandung air kristal kedalam cawan lalu
menimbang dan mencatat berat zat. Setelah itu memanaskan cawan yang berisi
sampel sampai terjadi perubahan warna, tepat pada saat warna sampai seragam/
homogen, hentikan pemanasan dan segera timbang beratnya dengan teliti. Yang
terakhir menghitung kehilangan berat setelah pemanasan, menentukan rumus
empirik dari air kristal kemudian membandingkan dengan rumus empirik dari air
kristal tersebut.

Fungsi pemanasan dari pengamatan kuantitatif ini adalah untuk mengetahui


berapa banyak kandungan air yang hilang pada sampel tersebut selain itu untuk

Aqshal Sabilal Muttaqin D1101201020 Air Kristal


Laporan Kimia Dasar

mengetahui juga berat dari sampel tersebut setelah dilakukan pemansan tersebut.
Setelah mengetahui data-data dari sampel tersebut, maka akan dapat diketahui atau
menghitung rumus empirik pada sampel tersebut. Hasil dari pemanasan tersebut,
maka didapatkan hasil rumus empriknya sebagai berikut:

NH₄Fe(SO₄)₂ adalah 10, namun secara teoritis rumus empiriknya adalah 12.
CH₃COONa adalah 4, namun secara teoritis rumus empiriknya adalah 3.

ZnSO₄ adalah 18, namun secara teori rumus empiriknya adalah 10.

Aqshal Sabilal Muttaqin D1101201020 Air Kristal


Laporan Kimia Dasar

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Pada percobaan yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan bahwa proses


dehidrasi berpengaruh pada massa zat setelah dipanaskan yang perhitungan massa
tersebut digunakan untuk menghitung rumus empirik. Sedangkan hidrasi
berpengaruh pada tekstur dan warna zat yang digunakan setelah pemanasan, seperti
zat NH₄FE(SO₄)₂ kondisi mula-mulanya berwarna putih kecoklatan serta memiliki
tekstur butiran halus dan setelah dipanaskan dengan bunsen butiran halus tersebut
berubah menjadi padatan kering, dengan yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa
pada zat tersebut molekul air yang terjadi pada saat proses pemanasan menguap
secara menyeluruh sehingga bisa dikatakan sangat ter-dehidrasi,tapi apabila kita
teteskan kembali dengan akuades padatan tersebut berubah menjadi endapan serta
warna dari zat tersebut juga sedikit memudar dari sebelumnya walaupun dari ketiga
sampel yang diuji tidak menunjukan perubahan warna yang spesifik.

4.2 Saran

Sebaiknya berhati hati dalam penggunaan alat karena mudah pecah. Ketika
telah selesai melakukan percobaan tutup sampel menggunakan wraping agar tidak
terkontaminasi oleh kondisi ruangan. Jangan lupa dokumentasikan setiao
percobaan

Aqshal Sabilal Muttaqin D1101201020 Air Kristal


Laporan Kimia Dasar

DAFTAR PUSTAKA

Nasution, R. S. (2017). Analisis Sifat Kimia dan Fisika dari Maleat Anhidrida Tergrafting
pada Polipropilena Terdegradasi. jurnal.ae-raniry.

Siregar, A. (2019). Penentuan rumus suatu hidrat. Laporan Ayu Siregar.

Sungkar, F. (2014). Reaksi Dehidrasi. REAKSI-DEHIDRAS.

Ilma nugrahani. 2012. Studi Transformasi Hidrat Sefadroksil Monohidrat dan Sefaleksin

Monohidrat dengan FTIR. Jurnal Matematika & Sains. 18(1).1-9.

Irfan Purnawan. 2017. Pengaruh Penambahan Limestone terhadap Kuat Tekan Semen

Portland Komposit. Jurnal Rekayasa Proses. 11(2). 86-93.

Fitrony, dkk. 2013. Pembuatan Kristal Tembaga Sulfat Pentahidrat (CuSO4.5H2O) dari
Tembaga Bekas Kumparan. Jurnal Teknik Pomits. 2(1). 2301-9271.

Aqila, Nur. 2013. Laporan Praktikum Kimia Anorganik : Sintesis Senyawa Hidrat Garam

Mohr (Amonium Ferrosulfat Heksahidrat).

Önal, M. A. (2018). Recovery of rare earths from waste cathode ray tube (CRT) phosphor
powder by selective sulfation roasting and water leaching. Recovery.

Aqshal Sabilal Muttaqin D1101201020 Air Kristal


Laporan Kimia Dasar

LAMPIRAN

Dokumentasi

Gambar diatas memperlihatkan beberapa sample yang akan di uji coba dimana dri
prosesnya di mana dilakukan pemanasan dan didapatkan hasilnya

Aqshal Sabilal Muttaqin D1101201020 Air Kristal


Laporan Kimia Dasar

Perhitungan

Aqshal Sabilal Muttaqin D1101201020 Air Kristal


Laporan Kimia Dasar

Aqshal Sabilal Muttaqin D1101201020 Air Kristal


Laporan Kimia Dasar

Data Log Book

Aqshal Sabilal Muttaqin D1101201020 Air Kristal


Laporan Kimia Dasar

Aqshal Sabilal Muttaqin D1101201020 Air Kristal


Laporan Kimia Dasar

Jurnal Acuan

Aqshal Sabilal Muttaqin D1101201020 Air Kristal


Laporan Kimia Dasar

Aqshal Sabilal Muttaqin D1101201020 Air Kristal


Laporan Kimia Dasar

Aqshal Sabilal Muttaqin D1101201020 Air Kristal

Anda mungkin juga menyukai