Anda di halaman 1dari 5

PRAKTIKUM KROMATOGRAFI KERTAS

I. Tujuan
Setelah selesai melakukan praktikum ini diharapkan dapat:
 Memahami prinsip dasar kromatografi kertas.
 Mampu melakukan pemisahan campuran menjadi komponennya dengan kromatografi
kertas.

II. Dasar Teori


Kromatografi kertas merupakan kromatografi dasar terbaku yang merupakan salah
satu alat analisis yang sering digunakan untuk memisahkan dan meneliti komponen dalam
suatu campuran. Kromatografi kertas hanya menggunakan satu jenis fasa diam yaitu selulosa
yang bersifat polar.
Kromatografi kertas dapat diubah polaritasnya dengan cara inpregnasi atau
pembaceman antara lain dengan asetilasi, fosforilasi, fomilasi atau dengan senyawa yang
bersifat lififilik seperti paraffin, vaselin, undekan dengan cara tersebut kromatografi kertas
dapat digunakan sebagai kromatografi fase terbalik.
Fase diam yang berupa kertas merupakan selulosa yang banyak mempunyai gugus
OH sehingga bersifat polar. Pemisahan dapat terjadi secara adsorbs bila tanpa air. Tetapi
bilaa ada air dan digunakan pelarut organic sebagai eluen terjadi peristiwa partisi pada
pemisahannya dengan demikian kromatografi kertas dapat digunakan untuk memisahkan
senyawa polar.

III. Alat
1. Kertas saring whatman
2. Gelas ukur
3. Plastic
4. Karet

IV. Bahan
1. Akuades
2. Isopropyl alcohol/2 butanol
3. Spidol
4. Pensil

V. Skema Kerja
1. Potong kertas saring 2x12 cm.
2. Tandai dengan menggunakan pensil dari tepi bawah (2 cm) dan tepi atas (1cm).
3. Totolkan tinta pada garis tepi bawah.
4. Masukkan akuades dalam gelas ukur.
5. Masukkan kertas saring ke dalam gelas ukur dengan posisi totolan tinta berada di bawah
(totolan tinta jangan sampai masuk ke dalam akuades).
6. Biarkan sampai terjadi elusi.
7. Tandai bercak dengan menggunakan pensil.
8. Ulangi cara kerja nomer 1 hingga 7 dengan menggunakan pelarut isopropyl alcohol.

VI. Pengamatan
1. Menggunakan pelarut akuades
 Fasa diam: selulosa
 Fasa gerak: akuades
 Sampel: tinta hitam
 Bercak yang terbentuk: ungu pudar, ungu tua, ungu violet, oranye, hijau tua,
kuning, biru.
 Sampel: tinta merah
 Bercak yang terbentuk: ungu, merah muda, kuning.
2. Menggunakan pelarut isopropyl alcohol
 Fasa diam: selulosa
 Fasa gerak: isopropyl alcohol
 Sampel: tinta merah
 Bercak yang terbentuk: merah muda, ungu.
 Sampel: tinta hitam
 Bercak yang terbentuk: biru muda, ungu muda.

VII.Perhitungan
1.  Fase gerak: akuades
a.    Sampel: tinta hitam
 Rf ungu pudar: 3/8 = 0,375
 Rf ungu tua: 1,7/8 = 0,2125
 Rf ungu violet: 1/8 = 0,125
 Rf oranye: 0,9/8 = 0,1125
 Rf hujai tua: 0,4/8 = 0,05
 Rf kuning: 0,4/8 = 0,05
 Rf biru: 0,7/8 = 0,0875
b.    Sampel: tinta merah
 Rf ungu: 4,8/8 = 0,6
 Rf merah muda: 2,7/8 = 0,3375
 Rf kuning: 0,5/8 = 0,0625
2.    Fase gerak: isopropyl alcohol
a.    Sampel: tinta hitam
 Rf biru muda: 0,3/8 = 0,0375
 Rf ungu muda: 1,1/8 = 0,1375
b.    Sampel: tinta merah
 Rf merah muda: 4,1/8 =0,5125
 Rf ungu: 1,8/8 = 0,225

VIII. Pembahasan
Kromatografi kertas merupakan kromatografi partisi dimana fase geraknya adalah air
yang disokong oleh molekul-molekul selulosa dari kertas. Kertas yang digunakan adalah
kertas whatman nomer 1 dan kertas yang lebih tebal yaitu kertas whatman nomer 3 biasanya
untuk pemisahan campuran dalam jumlah yang lebih besar karena dapat menampung lebih
banyak cuplikan (Sastrohamidjoyo, 1991).
Selain kertas whatman dalam tehnik kromatografi dapat pula digunakan kertas
selulosa murni. Kertas selulosa yang dimodifikasi dan kertas serat kaca. Untuk memilih
kertas yang menjadi pertimbangan adalah tingkat dan kesempurnaan pemisahan, difusivitas
pembentukan spot, efek tailing, pembentukan komet serta laju pergerakan pelarut terutama
untuk teknik descending dan juga kertas seharusnya menolak air. Seringkali nilai Rf berbeda
dari satu kertas dengan kertas lainnya. Pengotor-pengotor yang terdapat pada kertas saring
adalah ion-ion Ca+. Mg2+, Fe3+, Cu2+ (Basset, 1994).
Pada kromatografi kertas yang digunakan sebagai zat pendukung (zat inert) disini
ialah kertas saring yang sifatnya kapiler. Pelarut yang sering digunakan ialah pelarut
organic, pada percobaan ini digunakan isopropyl alcohol dan akuades karena cepat
menyerap sehingga akan naik lebih cepat.
Kromatografi kertas ini dipakai untuk memisahkan zat warna dasar tinta, karena
diketahui warna tinta terdiri dari beberapa komponen warna penyusun. Kromatografi juga
mempunyai arti teknik pemisahan suatu zat yang didasarkan pada perbedaan migrasi,
komponen-komponen yang dipisahkan antara dua fase.
Pemisahan dengan cara kromatografi dibedakan dalam dua fase yaitu fase diam dan
fase gerak. Sehingga dapat dikatakan bahwa kromatografi ialah teknik pemisahan yang
didasarkan pada perbedaan kecepatan migrasi komponen-komponen yang dibedakan atas
dua fase yaitu fase gerak dan fase diam. Apabila dua fase tersebut tidak ada maka proses
kromatografi tidak akan berjalan. Oleh karena itu pada kromatografi selalu ada fase yaitu:
 Zat yang dianalisis merupakan fase mobile (bergerak)
 Fase stationer (diam) tempat dimana zat (sampel) bergerak.
Polaritas dalam kromatografi memegang peranan sangat penting karena dalam
kromatografi sifat polaritas khususnya digunakan sebagai petunjuk sifat zat terlarut,
adsorben, dan senyawa yang akan dipisahkan. Air yang termasuk zat pelarut konfigurasi
elektronnya dan geometri molekulnya dapat menghasilkan dipol permanen yang sangat kuat.
Oleh karena itu air dianggap memilki polaritas yang sangat kuat. Senyawa lain yang
memiliki atom oksigen seperti alcohol, keton, eter, dan ester memilki dipol yang lemah dari
pada air, oleh karena itu polaritasnya juga kecil. Oleh karena itu pula air lebih cepat terserap
oleh kertas saring daripada isopropyl alcohol sehingga pembentukan spot-spot noda lebih
cepat terbentuk pada fase gerak yang menggunakan air.
Akuades menghasilkan dipol permanen yang sangat kuat karena memilki polaritas
yang sangat kuat sehingga apabila dicelupkan tinta spidol biasa kedalamnya warna akan
menghasilkan variasi warna noda. Hal ini dikarenakan tinta spidol bersifat polar juga. Warna
yang terbentuk dari hasil kromatografi kertas dengan tinta hitam adalah ungu pudar, ungu
tua, ungu violet, oranye, hijau tua, kuning, dan biru. Tinta hitam tersusun oleh berbagai
warna. Proses terbentuknya warna tersebut dimulai dari persiapan membuat fase pendukung
yang berupa kertas saring dengan ukuran 10x2 cm. pada ujung atas dan bawah diberi jarak 1
cm dan ditandai dengan pensil. Harus digunakan pensil karena pensil tidak akan ikut terelusi
sehingga tidak mengkontaminasi zat yang sedang diteliti. Setelah itu ditotolkan tinta yang
akan diteliti pada garis tepi bawah lalu celupkan pada akuades dan biarkan hingga terjadi
elusi. Perhatikan juga bahwa keadaan kertas saring harus lurus agar proses terjadi elusi tidak
terganggu dan juga totolan tinta jangan sampai tercelup ke dalam pelarut atau fase gerak,
apabila sampai tercelup maka terjadinya elusi akan dua arah, yatu ke atas dank e bawaj juga.
Serta akan tercampur dengan pelarut, sehingga terjadi kontaminasi dan praktek akan gagal.
Proses pada setiap praktikum sama, hanya diganti pelarut atau fase geraknya serta
warna tintanya sebagai perbandingan. Spot noda yang terbentuk dari tinta warna hitam
dengan pelarut isopropyl alcohol adalah biru muda dan ungu muda. Sedangkan untuk tinta
warna merah dengan pelarut akuades spot noda yang terbentuk berwarna ungu, merah muda
dan kuning. Untuk tinta merah dengan pelarut isopropyl alcohol spot noda yang terbentuk
adalah merah muda dan ungu.
Dari hasil praktikum spot noda terbentuk kemudian diukur dari panjang masing-
masing spot noda. Dan Rf atau waktu tambat dapat diketahui. Faktor-faktor yang
mempengaruhi harga Rf adalah jarak yang ditempuh komponen dan jarak yang ditempuh
pelarut. Faktor ini didapat dari rumus harga Rf yaitu: panjang jarak fase diam/panjang jarak
fase gerak.
Dari hasil percobaan didapat harga Rf untuk pelarut akuades dengan tinta hitam
harga Rf berturut-turut adalah 0,375; 0,2125; 0,125; 0,1125; 0,05; 0,05; 0,0875 dan dengan
tinta merah Rf berturut 0,6; 0,3375; 0,0625. Harga Rf untuk pelarut isopropyl alcohol
dengan tinta hitam Rf berturut-turut adalah 0,0375; 0,1375; dan dengan tinta merah harga Rf
berturut-turut adalah 0,5125; 0,225.
Prinsip dari kromatografi kertas yaitu berdasarkan perbedaan koefisien dari zat-zat
terhadap dua fase tetapi sebagai pendukung disini adalah kertas saring yang sifatnya kapiler.
Pelarut yang sering digunakan ialah pelarut yang cepat menyerap sehingga akan naik lebih
cepat. Metode kromatografi kertas ini digunakan karena peralatan yang dipakai tidak perlu
alat-alat yang teliti dan mahal. Dimana hasil-hasil yang lain dapat diperoleh dengan
peralatan dan materi-materi yang sangat sederhana. Jadi dengan metode kromatografi kertas
kita sudah dapat melakukan percobaan dengan hasil yang baik.

IX. Kesimpulan
Kromatografi kertas merupakan kromatografi dengan kertas saring sebagai
penunjang fase diam dan fase geraknya yang berupa cairan yang terserap diantara struktur
pori kertas saring.
Untuk pelarut akuades pada sampel tinta hitam terbentuk komponen warna yaitu
ungu pudar, ungu tua, ungu violet, oranye, hijau tua, kuning dan biru sedangkan sampel tinta
merah terbentuk komponen warna yaitu ungu, merah muda, dan kuning.
Untuk pelarut isopropyl alcohol sampel tinta hitam terbentuk komponen warna yaitu
biru muda dan ungu muda, sedangkan sampel tinta merah terbentuk kompone warna yaitu
merah muda dan ungu.

Anda mungkin juga menyukai