Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA TANAMAN

“ANALISA KADAR PATI”

DISUSUN OLEH:

NAMA : AL FARRIZ SANDRO PRADITYA


NIM : 195040207111120
KELAS :K
ASISTEN : ROSABELA SAYU PRAMESWARI

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020

NILAI : …….
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Makanan yang dikonsumsi oleh manusia terutama biasanya
mengnadung karbohidrat yang sangat dibutuhkan untuk menghasilkan
energi. Karbohidrat secara sederhana dapat diartikan suatu senyawa
yang terjadi dari molekul-molekul karbon (C), hidrogen (H), dan
oksigen (O) atau karbon dan hidrat (H2O) sehingga dinamakan
karbohidrat. Karbohidrat dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu
karbohidrat sederhana dan kerbohidrat kompleks.
Pati atau amilum adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut
dalam air, berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau. Pati
merupakan bahan utama yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk
menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesi) dalam
jangka panjang.

1.2 Tujuan
Untuk mengetahui definisi karbohidrat dan pati,untuk mengetahui
fungsi dan jenis karbohidrat,untuk mengetahui tingkat kadar pati setiap
bahan atau sampel yang digunakan

1.3 Manfaat
Dapat mengetahui definisi karbohidrat dan pati, dapat mengetahui
fungsi dan jenis karbohidrat, dapat mengetahui tingkat kadar pati setiap
bahan atau sampel yang digunakan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Karbohidrat
Karbohidrat adalah sumber energi utama bagi butuh, digunakan
dalam bentuk gula, bersama dengan oksigen menghasilakn energi
dalam ukuran satuan kalori (Ide, 2010).
Karbohidrat adalah senyawa yang tersusun dari unsur karbon (C),
oksigen (O), dan Hidrogen (H) (Wahono, et al., 2011).
Carbohydrates are usually classified according to their molecular
size (degree of polymerization, DP) into monosaccharides and
oligosaccharides/polysaccharides the latter two are made up of
monosaccharides by glycosidic linkages (Boehm, et al., 2005)
“Karbohidrat biasanya diklasifikasikan menurut ukuran
molekulnya (derajat polimerisasi, DP) menjadi monosakarida dan
oligosakarida / polisakarida yang kedua terdiri dari monosakarida oleh
hubungan glikosidik.”
Carbohydrates enter the body that are greater than can be usd
immediately for energy or trigliyceride, which is stored in adipose
tissue (Hall, 2011)
” Karbohidrat masuk ke dalam tubuh yang lebih besar dari pada
yang dapat digunakan segera untuk energi atau trigliserida yang
disimpan dalam jaringan adiposa”

2.2 Fungsi Karbohidrat


Fungsi karbohidrat adalah sebagai sumber energi (glukosa, pati,
glikogen), membentuk struktur sel (glikoprotein), struktur penunjang
tanaman (selulosa), penyusun cangkang crustacea (kitin), komponen
asam nukleat (Wulandari, Idiyanti, & Sinaga, 2012)
Karbohidrat selain berfungsi untuk menghasilkan energi, juga
mempunyai fungsi yang lain bagi tubuh. Fungsi lain karbohidrat yaitu
pemberi rasa manis pada makanan, penghemat protein, pengatur
metabolisme lemak, membantu pengeluaran feses (Siregar, 2014)
2.3 Macam- Macam Karbohidrat
Menurut (Siregar, 2014) karbohidrat dibagi menjadi 2 yaitu
karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks
a. Karbohidrat Sederhana
Ada 3 jenis karbohidrat sederhana yaitu :
 Monosakarida
 Disakarida
 oligosakarida
b. Karbohidrat Kompleks
Karbohidrat kompleks terdiri dari 2 jenis yaitu
 Polisakarida
 Poliskarida non pati /serat
2.4 Definisi Pati
Menurut (Siregar, 2014) Pati, merupakan karbohidrat utama
yang dimakan manusia yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.
Pati merupakan salah satu polimer alami yang tersusun dari
struktur bercabang yang disebut amilopektin dan struktur lurus
yangdisebut amilosa (Sakinah, 2018).
Starch is the most abundant carbohydrate reserve in plants and
is found in leaves, flowers, fruits, seeds, different types of stems and
roots (Alay & Meireles, 2015)
“ Pati adalah cadangan karbohidrat paling banyak pada tanaman
dan ditemukan dalam daun, bunga, buah, biji, berbagai jenis batang dan
akar.”
Starch also known as amylum, is an important food product and
biomaterial used world-wide for different purposes (Egharevba, 2019).
“Pati juga dikenal sebagai amilum, merupakan produk makanan
penting dan biomaterial yang digunakan di seluruh dunia untuk
berbagai tujuan”
BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
Alat Fungsi
Pisau Digunakan untuk mengupas dan memotong
bahan kentang
Timbangan Untuk menimbang berat bahan
Saringan Untuk menyaring kentang yang akan di ambil
sari nya
Beaker Glass Digunakan sebagai wadah bahan larutan
Gelas Ukur Sebagai wadah untuk megukur kebutuhan
larutan
Parutan Untuk memarut bahan kentang dan singkong
Cuvet Wadah bahan yang akan diuji
Spektrofotometer Untuk menguji larutan

3.1.2 Bahan
Bahan Fungsi
Singkong Sebagai pati
kentang Sebagai pati
Tepung Beras Sebagai pati
Aquades Sebagai pelarut
KI Sebagai pelarut

3.2 Langkah Kerja

Menyiapkan alat dan bahan

Mengupas Kemudian menimbang bahan singkong = 10 gr dan kentang


= 25 gr
Memarut bahan dan menambahkan 100 ml aquades

Menyaring larutan kentang dan singkong

Mengambil masing-masing larutan sebanyak 1,2,3,5,7,10 ml ke setiap


tabung reaksi

Menambahkan aquades hingga volume 10 ml (0,3,5,7,8,9


ml)

Menambahkan 1 tetes KI pada setiap tabung


reaksi

Memindahkan masing-masing larutan ke dalam cuvet sebanyak batas


garis pada cuvet

Memasukkan ke dalam spektrofotometer dengan panjang gelombang


(λ) 610 nm

Mengamati dan mencatat hasil

3.3 Analisa Perlakuan


Langkah pertama yaitu menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
Selanjutnya mengupas bahan yaitu kentang dan singkong dan apabila telah
dikupas langkah berikutnya yaitu menimbang berat bahan menggunakan
timbangan. Untuk bahan kentang dibutuhkan 25 gram dan kentang 10 gram.
Pada praktikum ini kelompok kami melakukan pengamatan menggunakan
bahan kentang. Setelah kentang ditimbang, kemudian memarut kentang
tersebut menggunakan parutan lalu menyaringnya menggunakan saringan.
Karena hanya sari nya yang dibutuhkan. Sari kentang dimasukkan ke dalam
beaker glass. Di samping menyiapkan bahan disipakan pula aquades
sebanyak 100 ml. Setelah semua bahan siap, satu persatu bahan
dimasukkannke dalam tabung reaksi. Bahan larutan kentang dimasukkan ke
dalam tabung dengan ukuran setiap tabung berbeda yaitu 1, 2, 3, 5, 7,10 ml
lalu kemudian menambahkan aquades masing-masing 0, 3,5,7, 8,9 ml pada
tabung reaksi yang telah terisi larutan kentang. Jadi dalam satu tabung reaksi
terdapat 10 ml campuran larutan. Misalnya pada 1 ml kentang ditambahkan
9 ml aquades, pada 2 ml kentang ditambahkan 8 ml aquades, begitu
seterusnya. Setelah kedua larutan dimasukkan ke dalam tabung reaksi
langkah berikutnya yaitu menambahakn 1 tetes KI pada setiap tabung.
Setelah tercampur, larutan tersebut di tuangkan ke cuvet sesuai batas cuvet.
Kemudian, satu persatu cuvet dimasukkan ke dalam alat yang dinamakan
spektrofotometer. Langkah terakhir amati hasil dan catat. Dalam
pengamatan kita tidak boleh lengah dan lupa antara larutan pada tabung 1
sampai terakhir. Untuk memastikannya biasanya semakin pekat warna
larutan, larutan pati semakin banyak dan KI sedikit atau bahkan tidak ada.
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Tabel Hasil Pengamatan Dan Perhitungan


Konsentrasi Nilai Absorbansi
larutan Pati Singkong Kentang
(g/ml)
C Ri Ri-Ro Si Si-So Si Si-So
0 0,00 0,000 0,000 0,000
0,001 0,226 0,226 0,474 0,474 0,073 0,073
0,002 0,573 0,573 0,986 0,986 0,181 0,181
0,003 0,705 0,705 2,01 2,01 0,182 0,182
0,005 1,495 1,495 2,815 2,815 0,343 0,323
0,007 1,647 1,647 2,934 2,934 0,356 0,356
0,01 2,042 2,042 3,697 3,697 0,531 0,531

Perhitungan
1. Singkong
(𝑆𝑖−𝑆𝑜) 100
% Kp = x c x 100 x xP
𝑅1−𝑅𝑜 𝑤
0 100
 % Kp 1 (0) = 0 x 0,001 x 100 x x 0,85
10

=0
0,474 100
 % Kp 2 (0,001) = 0,226 x 0,001 x 100 x x 0,85
10

= 1,783
0,986 100
 % Kp 3 (0,002) = x 0,002 x 100 x x 0,85
0,573 10

= 2,925
2,01 100
 % Kp 4 (0,003) = 0,705 x 0,003 x 100 x x 0,85
10

= 7,27
2,815 100
 % Kp 5 (0,005) = 1,495 x 0,005 x 100 x x 0,85
10

= 8,002
2.934 100
 % Kp 6 (0,007) = 1,647 x 0,007 x 100 x x 0,85
10

= 10,6
3,697 100
 % Kp 7 (0,01) = 2,042 x 0,01 x 100 x x 0,85
10

= 15,389

2. Kentang
(𝑆𝑖−𝑆𝑜) 100
% Kp = x c x 100 x xP
𝑅1−𝑅𝑜 𝑤
0 100
 % Kp 1 (0) = x 0 x 100 x x 0,85
0 25

=0
0,073 100
 % Kp 2 (0,001) = 0,226 x 0,001 x 100 x x 0,85
25

= 0,11
0,181 100
 % Kp 3 (0,002) = x 0,002 x 100 x x 0,85
0,73 25

= 0,215
0,182 100
 % Kp 4 (0,003) = x 0,003 x 100 x x 0,85
0,705 25

= 0,263
0,343 100
 % Kp 5 (0,005) = 1,495 x 0,005 x 100 x x 0,85
25

= 0,39

0,356 100
 % Kp 6 (0,007) = 1,647 x 0,007 x 100 x x 0,85
25

= 0,514
0,531 100
 % Kp 7 (0,01) = 2,042 x 0,01 x 100 x x 0,85
25

= 0,884

4.2 Hasil Pengamatan


Berdasarkan hasil pengamatan . Pada kentang dengan berat 25 gr
menunjukkan nilai absorbansi lebih rendah dibandingkan singkong. Pada
pati kentang konsentrasi 0,001 memiliki Si sebesar 0,474, pada konsentrasi
larutan 0,002 memiliki Si 0,986, pada konsentrasi larutn 0,003 memiliki Si
sebesar 2,01, pada konsentrasi larutan 0,005 memiliki Si 2,815 ,pada
konsentrasi 0,007 memiliki nilai Si 2,934, dan pada konsentrasi larutan 0,01
memiliki nilai Si 3,697. Hal itu menunjukkan bahwa terjadi peningkatan
nilai absorbansi karena konsentrasi larutan juga semakin tinggi. Hal ini
sama terjadi pada pati singkong. Setiap pertambahan tingkat konsentrasi
larutan, maka kadar pati dan Si juga mengalami peningkatan. Meskipun
demikian kadar pati singkong lebih besar dibandingkan dengan kadar pati
kentang.
4.3 Grafik dan Analisa Grafik

18

16

14

12
%Kadar Pati

10

8 Singkong
Kentang
6

0
0 0,001 0,002 0,003 0,005 0,007 0,01
Konsentrasi Larutan

Berdasarkan grafik diatas, dapat diketahui bahwa penambahan konsentrasi


larutan singkong dan larutan kentang sama-sama mengalami peningkatan
persentase kadar pati. Namun pada larutan singkong memiliki persentasi kadar
pati yang lebih tinggo dari persentase kadar pati pada larutan kentang.
Berdasarkan grafik di atas dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi
konsentrasi larutan maka persentase kadar pati juga semakin tinggi
(meningkat).

4.4 Pembahasan Umum


Menurut (Harimadi, Milka, Kiyat W.E, & Budjiantos S., 2018)kadar
karbohidrat dan kadar pati singkong lebih tinggi dibandingkan kentang,
akan tetapi, keduanya memiliki kemiripan dari segi perbandingan
komposisi pati dan gula sebagai penyusun karbohidrat. Selain itu tinggi
rendahnya nilai pati pada kentang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
antara lain berat jenis, varietas, kultur teknis, umur panen, dan umur simpan
ubi kentang. Apabila berat jenis suatu umbi kentang tinggi maka kadar pati
juga tinggi (Kurniawan & Suganda, 2014).
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pati merupaakan bahan utama yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk
menyimpan glukosa atau cadangan makanan pati juga dipengaruhi oleh
fotosintesis tanaman.dari hasil praktikum, diketahui bahwa singkong
memiliki nilai kadar pati yang lebih besar dibandingkan dengan kentang.Hal
ini menunjukkan bahwa kadar pati pada singkong lebih tinggi dibandingkan
dengan kentang.
5.2 Saran
Praktikum sudah berjalan baik. SEMANGAT !!
DAFTAR PUSTAKA

Alay, S., & Meireles, M. (2015). Physiochemical Properties, Modifications, and


Applications of Starch From Differentnt Botanical.

Boehm, G., Stahl, Jelinek, B., Knol, J. R., Miniello, J., & Moro. G. E., V. (2005). Prebiotic
Carbohydrates In Human Milk and Formulas.

Egharevba, H. A. (2019). Chemical Properti Of Starch And Its Aplication In Food Industry
Chapters.

Hall, J. (2011). Medical Physiology . Mississippi: University of Mississippi Medical center.

Harimadi, K., Milka, Kiyat W.E, & Budjiantos S. (2018). Potensi Pemanfatan Asparaginase
Untuk Mengurangi Kadar Akrilamida Pada Keripik Kentang dan Singkong.

Ide, P. (2010). Mencicipi Pepino si Buah Ajaib Pendapatan Baru Assal Pegunungan Andes
Sebagai Obat Dewa. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Kurniawan , H., & Suganda, T. (2014). Uji Kualitas Ubi Benberapa Klon Kentang Hasil
Persilangan Untuk Bahan Baku. Jurnal Agro, 1(1):37-38.

Sakinah, A. (2018). Isolasi Karakteristik Sifat Fisika Kimia dan Aplikasi Pati Jagung Dalam
Bidang Farmasetik. Fakulatas Farmasi Universitas Padjadjaran.

Siregar, N. H. (2014). Karbohidrat. Jurnal Ilmu Keolahragaan, 13(2), 38-40.

Wahono, Rusmiyanto, Priyana, J., Sugesti, N., Ciptaningrum, D., Adian, M., . . . Supriyadi.
(2011). Siap Menghadapi UN SMP/MTS. Jakarta: Grasindo.

Wulandari, E., Idiyanti, T., & Sinaga, E. (2012). Limbah Molas: Pemanfaatan Sebagai
Sumber Karbohidrat Untuk Perkembangbiakan Mikroorganisme. 2(5), 566.

Anda mungkin juga menyukai