PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makanan diperlukan oleh tubuh yang paling utama adalah sebagai sumber
energi. Salah satu sumber energi yang paling banyak dibutuhkan oleh tubuh
sering disebut dengan hidrat arang merupakan zat penghasil kalori dengan
molekul gula yang lebih sederhana seperti glukosa, fruktosa, dan galaktosa
gula sederhana yang tersusun dalam bentuk rantai panjang lurus atau
bercabang. Jenis polisakarida yang penting salah satunya adalah pati. Pati
pada biji, batang dan pada bagian umbi tanaman. Struktur pati yang sangat
sederhan, akan tetapi untuk saat ini telah ditemukan cara untuk memecah
dipilih karena asam dapat memecah struktur pati yang kompleks secara acak
dalam pembuatan tepung, sirup industri tekstil dan masih banyak lagi.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Praktikum
Tujuan yang ingin di capai pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
D. Manfaat Praktikum
Manfaat yang dapat di peroleh pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
A. Pati
Pati merupakan salah satu polimer alami yang tersusun dari struktur
bercabang yang disebut amilopektin dan struktur lurus yang disebut amilosa.
Pati diperoleh dengan cara mengekstraksi tanaman yang kaya akan karbohidrat
seperti sagu, singkong, jagung, gandum, dan ubi jalar. Pati juga dapat diperoleh
dari hasil ekstraksi biji buah-buahan seperti pada biji nangka, biji alpukat, dan
biji durian. Ekstraksi pati merupakan proses untuk mendapatkan pati dari suatu
tanaman dengan cara memisahkan pati dari komponen lainnya yang terdapat
dalam batang dan biji suatu tanaman dan membentuk butiran dalam sel di
Hidrolisis adalah suatu reaksi penguraian antara suatu senyawa dengan air
agar senyawa tersebut pecah atau terurai. Pada reaksi hidrolisis pati dengan air,
air akan menyerang pati pada ikatan1-4α glukosida menjadi rantai yang lebih
pendek. Hasilnya berupa dekstrin, sirup atau glukosa, tergantung pada derajat
tepat, dekstrin yang terbentuk akan terhidrolisis menjadi glukosa. Reaksi antara
pati dengan air berlangsung sangat lambat, sehingga perlu bantuan katalisator,
bisa berupa enzim atau asam. Katalisator yang sering digunakan adalah
kombinasi enzim dengan asam serta kombinasi enzim dengan enzim. Hidrolisis
pati dengan asam memerlukan suhu yang tinggi yaitu 120-160 ᵒC. asam akan
memecah molekul pati secara acak dan gula yang dihasilkan sebagian besar
yaitu lebih mudah dalam proses karena tidak dipengaruhi oleh berbagai factor,
hidrolisis terjadi secara acak dan waktu lebih cepat (Nasrulloh, 2009).
berkisar antara 140-160 °C. Semakin tinggi suhu hidrolisis pati menggunakan
asam menyebakan semakin tinggi kadar gula reduksi yang dihasilkan, karena
pati dengan katalis asam yang dipanaskan dengan suhu tinggi maka pati lebih
cepat menggelembung dan mudah pecah sehingga ikatan antar unit glukosa
dari amilosa dan amilopektin meregang dan lepas menghasilkan rantai pendek
meningkat, karena asam kuat HCl dapat merusak ikatan polisakarida dengan
memotong molekul pati secara acak menjadi bagian yang lebih kecil (Dewi,
2018).
Campuran yang telah homogen diaduk dengan kecepatan 200 rpm dalam labu
(Dinarsari, 2013).
III. METODE PRAKTIKUM
Kendari.
B. Alat Praktikum
Alat yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Table 2.
C. Bahan Praktikum
Bahan yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Table 1.
6. Menyaring pati dan keringkan pada suhu kamar dengan cara penyebaran
warna ungu pekat pada tes iodin sedangkan amilopektin tidak bereaksi. Pati
seperti sup dan sebagainya. Dalam industri, pati dipakai sebagai komponen
alami pati merupakan butiran-butiran kecil yang sering disebut granula. Bentuk
dan ukuran granula merupakan karakteristik setiap jenis pati, karena itu
katalis asam, kombinasi enzim dengan asam serta kombinasi enzim dengan
enzim. Praktikum kali ini digunakan katalis asam HCl 2N. Perlakuan pertama
menambahkan 0,5 gr pati dari jagung putih yang dimasukkan kedalam tabung
saja yang kemudian ditambahkan 5 ml HCl 4N. HCl yang merupakan asam
kuat akan cenderung memberikan proton jika dilarutkan dalam air, sehingga
Larutan pati ditambahkan HCl dan dipanaskan dengan waktu 0’ , 15’ , 30’ , 45’
dan 60’ pada tiap tabung. Larutan asam HCl akan menghidrolisis pati melalui
dengan reagen nelson A+B. Reagen nelson merupakan reagen yang akan
Reagen nelson yang digunakan merupakan gabungan dari reagen nelson A dan
akan terlihat adanya endapan pada dasar tabung reaksi yang diasumsikan
sebagai endapan merah bata Cu2O pada sampel yang memiliki konsentrasi
dimana larutan yang semulanya bening berubah menjadi warna biru muda.
Hasil akhir diproleh, nilai absorbansi tertinggi adalah pada tabung 5 yaitu
0,091, dimana dilakukan pemanasan paling lama yaitu 60 menit, dan juga
memiliki konsentrasi yang paling tinggi yaitu 0,6966 M. Perbedaan hasil ini
maka akan semakin tinggi kadar glukosa yang dihasilkan sampai waktu
optimum. Hal ini disebabkan karena apabila semakin lama waktu hidrolisis
maka kontak antara pati dengan reaktan akan semakin sempurna, sehingga
kadar glukosa yang dihasilkan juga akan semakin besar. Namun apabila
melebihi waktu optimum maka akan terbentuk inhibitor pada glukosa yang
dihasilkan sehingga kadar glukosa yang dihasilkan juga akan semakin kecil.
larutan hasil hidrolisis pati, apakah memang benar yang terhidrolisis adalah
reagen nelson A+B pada masing-masing tabung yang telah dibuat campuran
glukosa dan air dengan perbandingan sesuai pada buku penuntun, kemudian
dipanaskan dalam air selama 20 menit. Hasil akhir pemanasan diperoleh warna
glukosa menjadi merah bata. Hasil ini sesuai dengan pernyataan Razak (2012)
yang menyatakan bahwa Ion tembaga (II) dari pereaksi Nelson akan tereduksi
bata yang berasal dari tembaga (I) oksida (Cu2O). Hasil absorbansi larutan
glukosa standar terlihat pada kurva, bahwa yang paling tinggi adalah larutan
A. Simpulan
B. Saran
Saran yang dapat saya ajukan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
jelas lagi.
Ardiansyah., Nurlansi. dan Rustam, M., 2018, Waktu Optimum Hidrolisis Pati
Limbah Hasil Olahan Ubi Kayu (Manihot esculenta) menjadi Gula Cair
Menggunakan Enzim α-Amilase dan Glukoamilase, Jurnal Indo. Chem.
Res., 5(2) : 88
Dewi, N.K.A., Amna, H. dan Bambang A.H., 2018, Pengaruh Suhu dan Jenis
Asam pada Hidrolisis Pati Ubi Talas (Colocasia esculenta L. Schott)
terhadap Karakteristik Glukosa, Jurnal Rekayasa dan Manajemen
Agroindustri, 6 (4): 310
Dinarsari, A.A. dan Alfiana, A., 2013, Proses Hidrolisa Pati Talas Sete menjadi
Glukosa: Studi Kinetika Reaksi, Jurnal Teknologi Kimia dan Industri,
2(4): 255
Nasrulloh, 2009, Hidrolisis Asam dan Enzimatis Pati Ubi Jalar (Ipomea batatas
L) menjadi Glukosa sebagai Substrat Fermentasi Etanol, Skripsi, UIN
Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Razak, A.R., Ni, K.S. dan Basuki, R., 2012, Optimalisasi Hidrolisis Sukrosa
menggunakan Resin Penukar Kation Tipe Sulfonat, Jurnal Natural
Science, 1(1): 124
Sakinah, A.R. dan Insan, S.K., 2018, Isolasi Karakterisasi Sifat Fisikokimia, dan
Aplikasi Pati Jagung dalam Bidang Farmasetik, Jurnal Farmaka
Suplemen, 16 (2): 431
Yuniwati, M., Dian, I. dan Reny, K., 2011, Kinetika Reaksi Hidrolisis Pati Pisang
Tanduk dengan Katalisator Asam Chlorida, Jurnal Teknologi, 4 (2): 107