Anda di halaman 1dari 35

PETUNJUK PRAKTIKUM

BIOKIMIA

PROGRAM STUDI D3 FARMASI


INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN
CENDEKIA UTAMA KUDUS
TAHUN 2023/2024
PETUNJUK PRAKTIKUM

BIOKIMIA

KOORDINATOR :
Koordinator : Sri Fitrianingsih, S. Farm., M. Farm.

DOSEN PENGAMPU :
Sri Fitrianingsih, S. Farm., M. Farm.

PROGRAM STUDI D3 FARMASI


INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN
“CENDEKIA UTAMA”
KUDUS
TA 2023/2024
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena


berkat rahmat dan karunia-Nya, kami telah dapat menyelesaikan penyusunan
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Organik Program Studi D3 Farmasi ITEKES
Cendekia Utama Kudus tahun akademik 2023/2024.

Dengan buku petunjuk praktikum biokimia ini diharapkan dapat menjadi


acuan dan pegangan bagi mahasiswa D3 Farmasi dalam pelaksanakan praktikum
biokimia. Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi
Civitas akademika di Program Studi D3 Farmasi ITEKES Cendekia Utama
Kudus.

Dalam pembuatan Panduan praktikum ini tentunya masih banyak


kekurangan materi yang harus dilengkapi, penyesuaian materi dapat dilakukan
sewaktu-waktu bila diperlukan. Namun terlepas dari itu semua, masukan-masukan
berharga dari para dosen, praktikan, dan laboran sangat dibutuhkan untuk
memperbaiki praktikum selanjutnya, dan kepada para praktikan selamat
menggunakan buku ini semoga dapat mengambil manfaat yang sebesar-besarnya.

Kudus, Agustus 2023

Program Studi D3 Farmasi

ITEKES Cendekia Utama Kudus

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

VISI MISI ITEKES CENDEKIA UTAMA KUDUS ........................................ iii

BAB I ANALISA KARBOHIDRAT ................................................................... 1

BAB II ANALISA LEMAK .................................................................................. 8

BAB III ANALISA PROTEIN............................................................................ 15

BAB IV ANALISA URINE ................................................................................. 22

ii
VISI MISI ITEKES CENDEKIA UTAMA KUDUS
VISI :

“Menjadi Perguruan Tinggi Yang unggul dalam bidang teknologi dan ilmu
kesehatan yang berdaya saing internasional pada tahun 2032”

MISI

1. Meningkatkan prosespendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian


kepada masyarakat yang unggul dengan basis ilmu pengetahuan, teknologi,
budaya yang terprogram dan terarah.
2. Mentransformasikan perkembangan ilmu pengetahuan teknologi yang
mengedepankan nilai-nilai inovatif dengan berbasis analisis kebutuhan
dalam proses pendidikan dan pengajaran, penelitian serta pengabdian
kepada masyarakat.
3. Menumbuhkembangkan kreativitas kewirausahaan dengan basis keilmuan
kolaboratif.
4. Menginternalisasikan nilai-nilai islami pada setiap pelaksanaan Tri Dharma
dengan pola keteladanan yang harus dilakukan oleh segenap sivitas
akademika.
5. Mengembangkan jejaring kerja sama yang luas di tingkat nasional maupun
internasional dalm menyelenggarakan kegiatan pendidikan, penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat.

iii
VISI MISI PRODI D3 FARMASI STIKES CENDEKIA UTAMA KUDUS

VISI :

“ Menjadi Program Studi D-3 Farmasi Yang Unggul di Bidang Pelayanan Farmasi
Klinik, Pembuatan Sediaan Farmasi Herbal di Tingkat Nasional Pada Tahun 2030”

Misi :

1. Menyelenggarakan Pendidikan D-3 Farmasi yang menghasilkan lulusan yang


unggul di bidang pelayanan farmasi klinik, pembuatan sediaan farmasi herbal.
2. Menyelenggarakan Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat di bidang
kefarmasian yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan
perkembanagn IPTEK
3. Mengembangkan jejaring kerjasama di tingkat nasional dan internasional
4. Melaksanakan manajemen mutu pendidikan D-3 Farmasi dan sumber daya
dosen berbasis teknologi informasi

Tujuan Program Studi

1. Menghasilkan ahli madya farmasi yang unggul dan dan berwawasan luas
dalam bidang pelayanan farmasi klinik, produksi sediaan herbal.
2. Menghasilkan produk penelitian dan pengabdian kepada masyarakat di bidang
kefarmasian yang dapat diaplikasikan untuk meningkatkan kesehatan
masyarakat dan IPTEK.
3. Menjalin dan meningkatkan mutu pendidikan D-3Farmasi dengan memperluas
MoU dengan lembaga pemerintah dan swasta
4. Mewujudkan manajemen mutu pendidikan D-3 Farmasi dan sumber daya
dosen berbasis teknologi informasi

iv
4
BAB I
ANALISA KARBOHIDRAT
A. TUJUAN

Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan dapat :


1. melakukan uji keberadaan karbohidrat secara kualitatif
2. Mengetahui jenis karbohidrat yang terdapat dalam beberapa bahan
makanan yang digunakan.
B. DASAR TEORI
Karbohidrat merupakan makromolekul yang penting bagi tongkat
kehidupan mahluk hidup. Senyawa karbohidrat menyumbangkan 70 – 80%
sumber energi untuk aktivitas manusia. Konsumsi rata-rata karbohidrat dalam
makanan sekitar 65% dan energi yang dihasilkan dari metabolisme selular
karbohidrat tersebut akan digunakan untuk metabolisme biomolekul lainnya
seperti protein, lemak dan asam nukleat. Selain itu, lebih dari 90% komponen
penyusun tumbuhan kering adalah karbohidrat. Secara umum, karbohidrat
merupakan senyawa polihidroksialdehid atau polihidroksiketon dan derivatnya
dalam bentuk unit tunggal yang sederhana maupun unit kompleks.
Pada tumbuhan, glukosa disintesis dari karbon dioksida (CO2) dan air
(H2O) melalui proses fotosintesis dan disimpan dalam bentuk pati atau
selulosa. Binatang mensintesis karbohidrat dari lipid gliserol dan asam amino,
akan tetapi derivat karbohidrat yang digunakan oleh binatang diambil dari
tanaman. Glukosa bisa diabsorpsi langsung dalam aliran darah dan gula bentuk
lain akan diubah menjadi glukosa dalam liver sehingga glukosa merupakan
jenis karbohidrat yang penting. Sebagai sumber utama energi pada mamalia,
glukosa dapat disintesis menjadi glikogen sebagai cadangan makanan, ribosa dan
deoksiribosa pada asam nukleat, galaktosa pada laktosa susu, glikolipid dan
kombinasi dengan protein (glikoprotein dan proteoglikan).

1
C. ALAT dan BAHAN
ALAT:
1. Tabung reaksi
2. Pipet tetes
3. Rak tabung
4. Penjepit tabung
5. Gelas beker
6. Pembakar spritus
BAHAN:
1. Lactosa, Amylum
2. H2SO4 pekat
3. Iodium
4. Kalium Iodida
5. Fehling A
6. Fehling B
7. HCl pekat
8. Resorcinol
9. NaOH
10. Ammonia 28%

D. SAMPEL
1. Nasi putih
2. Kentang rebus
3. Jagung rebus
4. Pisang rebus
5. Ubi rebus
6. Larutan gula putih 2%

2
E. CARA KERJA
1. Uji Molish
Pada uji Molish, sebanyak 2 ml larutan sampel ditambah dengan reagent
molish (0,1 g α-naftol dilarutkan dalam 2 ml etanol) 2 tetes dikocok. Secara
hati – hati ditambahkan 2 ml H2SO4 pekat sehingga timbul dua lapisan.
Cincin warna ungu pekat pada permukaan menunjunkan adanya karbohidrat
dalam sampel.

2. Uji Iodin
Tambahkan 2-3 tetes larutan yodium Lugol atau (larutan yodium yang dibuat
baru, dengan cara 1% yodium dalam 2% kalium iodida, 1g yodium dan 2g
KI yang dilarutkan dalam 100ml air suling) ke dalam 5 ml larutan sampel
yang akan diuji. Uji positif pada Pati memberikan warna biru-hitam.
Polisakarida lain (kecuali glikogen memberikan warna coklat-hitam) dan
monosakarida memberikan warna kuning sampai coklat-kuning.

3. Uji Barfoed
Tambahkan 1 ml larutan sampel yang akan diuji ke dalam 3 ml reagen
Barfoed (Campurkan 7 g tembaga asetat monohidrat dengan 1 ml asam
asetat glasial dalam air suling dan tambahkan aquadest sampai 100 ml).
Tempatkan tabung reaksi ke dalam penangas air mendidih dan panaskan
selama 3-10 menit. Keluarkan tabung dari penangas air dan biarkan
dingin. Terbentuknya sedikit endapan merah, menunjukkan hasil positif
untuk pereduksi monosakarida.

4. Uji Seliwanoff/Uji resorcinol


Larutkan 0,1 g resorsinol dalam 33 ml asam klorida pekat (HCl) dan buat
volume akhir menjadi 100 ml. Tambahkan 1 mL larutan sampel yang akan
diuji ke dalam 10 mL reagen. Panaskan larutan dalam penangas air mendidih
selama 5 menit. Warna ceri atau merah tua dalam waktu 5 menit

3
menunjukkan adanya ketoheksosa. Sukrosa memberikan uji ketoheksosa
positif karena hidrolisis parsial menjadi glukosa dan fruktosa.

5. Uji Fehling
Uji Fehling digunakan untuk menunjukan adanya karbohidrat pereduksi
(monosakarida, laktosa, dan maltosa). Larutan Fehling dibuat dari
campuran CuSO4 (Fehling A) dan Na-K-tartrat (Fehling B). Pereaksi ini
akan membentuk endapan merah bata dengan monosakarida.

6. Uji cermin perak (Reagen Tollen)


Cuci tabung dengan larutan 10% natrium hidroksida (1g NaOH dalam 10 ml
air suling). Tambahkan 2 ml larutan perak nitrat (AgNO3) 5% (0,5g dalam
10 ml air suling) ke dalam tabung yang telah dicuci, kemudian tambahkan
satu tetes larutan natrium hidroksida 10%. Tambahkan satu tetes larutan
amonia 28% (tambahkan lagi jika perlu). Kocok terus- menerus. Perhatikan
dan lihat saat oksida perak baru larut, lalu tambahkan
1 ml larutan sampel. Terbentuknya cermin perak pada permukaan bagian
dalam tabung reaksi, merupakan hasil positif dan indikasi adanya gula
pereduksi.

4
F. HASIL dan PEMBAHASAN

5
6
G. KESIMPULAN

Mengetahui, Kudus,
Dosen pengampu Praktikan

7
BAB II
ANALISA LEMAK

A. Tujuan
1 Memahami jenis-jenis lemak berdasarkan kelarutannya
2 Mengetahui tingkat kejenuhan lemak.
3 Mengetahui proses terbentuknya sabun oleh senyawa lemak.

B. DASAR TEORI
Lipida atau lemak merupakan senyawa organik yang banyak
ditemukan dalam sel jaringan, tidak larut dalam air, larut dalam zat pelarut
non polar seperti (eter, kloroform, dan benzena). Lipid bersifat non polar atau
hidrofolik. Penyusun utama lipida adalah trigliserida, yaitu ester gliserol
dengan tiga asam lemak yang bisa beragam jenisnya. Rumus kimia trigliserida
adalah CH2COOR-CHCOOR’-CH2-COOR‖ dimana R, R’ dan R‖ masing-
masing adalah sebuah rantai alkil yang panjang. Ketiga asam lemak RCOOH,
R’COOH dan R‖COOH.
Panjang rantai asam lemak pada trigliserida yang terdapat secara alami
dapat bervariasi, namun panjang yang paling umum adalah 16,18, atau 20
atom karbon. Penyusun lipida lainnya berupa gliserida, monogliserida, asam
lemak bebass, lilin (wax), dan juga kelompok lipida sederhana yang
mengandung komponen asam lemak) seperti derivate senyawa
terpenoid/isoprenoid serta derivate steroida. Lipida sering berupa senyawa
kompleks dengan protein (Lipoprotein) atau karbohidrat (Glikolipida). Lipid
merupakan komponen membran plasma, hormon, dan vitamin.

Fungsi lipida termasuk :


1. Sebagai penyusun struktur membran sel
Dalam hal ini lipid berperan sebagai barier untuk sel dan mengatur aliran
material-material.

8
2. Sebagai cadangan energi, penyimpan makanan, dan transport.
Lipid disimpan sebagai jaringan adipose.
3. Sebagai hormon dan vitamin
Hormon mengatur komunikasi antar sel, sedangkan vitamin membantu
regulasi proses-proses biologis.
4. Sebagai kulit pelindung komponen dinding sel

C. ALAT dan BAHAN


Alat
1. Cup
2. Pipet tetes
3. Kertas HVS
4. Lampu senter
5. Sendok
6. Korek api
7. Penangas air

Bahan
1. Hexane
2. Kloroform
3. Aceton
4. Aquadest
5. Etanol
6. Iodium
7. Etanol 95%
8. Ethyl alkohol

D. SAMPEL
1. Kemiri
2. Margarine
3. Keju
4. Wortel
5. Kacang tanah
6. Alpokat
7. Santan kelapa
8. Minyak goreng

9
9. Minyak zaitun
10. Minyak jelantah
11. Asam stearat
12. Susu
13. Air
14. VCO

E. CARA KERJA

1. UJI LEMAK
Siapkan 13 lembar kertas HVS yang sudah dipotong- potong ukuran 3 x 3
cm, teteskan sampel, amati kertas, dengan senter, jika mengandung lemak,
akan terlihat bekas noda lemak.

2. UJI KELARUTAN LEMAK


Siapkan 7 tabung reaksi kering, masukkan 1 ml sampel (minyak goreng,
minyak zaitun, minyak jelantah, Oleum Iecoris Asseli, Margarine,VCO,
asam stearat). Tambahkan 1 ml pelarut (hexane, kloroform, aceton, etanol
dan aquadest), kocok kuat. Amati kelarutan sampel dalam pelarut, jika
terbentuk 2 lapisan maka tidak larut.

3. UJI PENYABUNAN LEMAK


Pengujian ini digunakan untuk membentuk sabun dengan proses
saponifikasi yang meliputi hidrolisis lemak atau minyak dengan basa
menghasilkan gliserol dan garam asam lemak (sabun).

Dalam tabung reaksi besar yang bersih dan kering tambahkan 2 ml minyak
(minyak goreng, minyak zaitun, minyak jelantah, Oleum Iecoris Asseli,
Margarine,VCO). Tambahkan 4 ml kalium hidroksida dalam alkohol 20%
(20 gram KOH ditambahkan dalam 100 ml ethyl alkohol). Kocok rata dan
rebus campuran dalam penangas air mendidih selama 5 menit. Pastikan
setelah lima menit sabun terbentuk, semua lemak diubah menjadi sabun
10
dan alkohol diuapkan. Jika tidak lanjutkan perebusan. Bahan padat yang
terbentuk adalah sabun.
4. UJI IODIN
Uji ini digunakan untuk menguji derajat ketidakjenuhan asam lemak.
Asam lemak dalam lemak hewani biasanya jenuh, sedangkan asam lemak
dalam minyak nabati umumnya tidak jenuh. Halogen seperti yodium atau
brom bila ditambahkan ke dalam asam lemak tak jenuh ikatan rangkap
akan jenuh dan menghilangkan warna yodium atau brom, dekolorisasi
menunjukkan adanya asam lemak tak jenuh. Uji yodium digunakan untuk
membedakan antara asam lemak jenuh dan tidak jenuh serta antara minyak
dan lemak.
Dalam tabung reaksi kering yang bersih tambahkan 1 ml sampel (minyak
goreng, minyak zaitun, minyak jelantah, Oleum Iecoris Asseli,
Margarine,VCO, asam stearat) Tambahkan untuk setiap tabung 5 tetes
reagen hubl ( Untuk membuat reagen hulb (a) larutkan 2,6 g yodium dalam
40 mL etanol (95% v/v), ( b) larutkan 6,0 g merkuri klorida dalam 40 mL
etanol (95% v/v), Pindahkan kedua larutan 'a' dan 'b' ke dalam labu takar
dan add kan dengan etanol 95% sampai volume 100 ml). amati warna
halogen.

5. UJI SALKOWSKI
Siapkan tabung reaksi sebanyak 7 buah, masukkan 1 ml sampel (minyak
goreng, minyak zaitun, minyak jelantah, Oleum Iecoris Asseli,
Margarine,VCO, asam stearat). Tambahkan sebanyak 1 ml asam sulfat
pekat, melalui dinding tabung, hasil positif mengandung kolestrol jika
terbentuk cincin berwarna biru hijau.

11
F. HASIL DAN PEMBAHASAN

12
13
G. KESIMPULAN

Mengetahui, Kudus,
Dosen pengampu Praktikan

14
BAB III
ANALISA PROTEIN

A. TUJUAN
Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan :
mampu mendeteksi keberadaan protein pada bahan pangan dengan uji
kualitatif berdasarkan perubahan warna yang terbentuk.

B. DASAR TEORI
Protein merupakan makromolekul yang memegang peranan penting pada
hampir semua proses biologi. Fungsi protein dalam tubuh antara lain membantu
perkembangan sel dan menjaga pertahanan tubuh. Protein tersusun atas polimer
asam amino, dimana asam amino merupakan senyawa yang terdiri dari gugus
amina (-NH2), gugus karboksil (-COOH) dan rantai samping (R). Rantai
samping ini yang membedakan antara asam amino satu dengan asam amino yang
lainnya. Dua atau lebih asam amino dapat membentuk polipeptida melalui
pembentukan ikatan peptida. Ikatan ini dibentuk antara gugus amina pada asam
amino satu dengan gugus karboksilat pada asam amino yang lain.

C. ALAT DAN BAHAN


Alat
1. Tabung reaksi
2. pipet tetes
3. rak tabung
4. penjepit tabung
5. pembakar spritus

15
Bahan
1. Larutan biuret
2. NaOH 10%
3. CuSO4 1%
4. Larutan ninhidrin
5. HNO3 pekat
6. NaOH 40%,
7. Asam nitrat pekat
8. Asam asetat
9. Akuades

D. SAMPEL
1. Tahu
2. Tempe
3. Telur
4. Kacang hijau
5. Kacang kedelai
6. Susu sapi

E. CARA KERJA

1. Uji Ninhidrin
Siapkan 6 tabung bersih, kemudian masukkan 1 ml sampel, setelah itu
tambahkan dengaan 5 tetes reagent ninhidrin, panaskan diatas penangas air
selama 5 menit, setelah itu dinginkan pada suhu ruang, amati warna yang
terbentuk, jika berwarna ungu sampai biru maka asam α–amino, jika
berwarna kuning maka asam imino.

2. Uji Biuret
Menyediakan 6 buah tabung reaksi atau sebanyak bahan makanan yang
akan diuji, masukkan 1 ml sampel, kemudian tambahkan 1 ml reagent

16
biuret (1 ml larutan NaOH 40% dan 1 atau 2 tetes CuSO4 1% ). Amati
perubahan warna yang terjadi, positif jika berwarna ungu, jika berwarna biru
tambahkan reagent biuret berlebih.

3. Uji Xantoprotein
Menyediakan 6 buah tabung reaksi atau sebanyak bahan makanan yang akan
diuji, masukkan 2 ml sampel, Tambahkan dengan hati-hati 1mL HNO3
pekat ke 2 mL sampel, endapan putih akan terbentuk. Panaskan larutan dan
berubah warna menjadi kuning. Dinginkan tabung reaksi dan tambahkan 2
mL NaOH 20% (atau larutan amonia) untuk membuatnya basa. Perubahan
warna menjadi jingga menunjukkan adanya protein.

4. Uji Pengendapan oleh Asam


Siapkan 6 tabung reaksi kering, masukkan 2 ml sampel, kemudian
tambahkan 2 ml larutan asam asetat kedalam tabung reaksi, amati endapan
putih yang terbentuk, endapan putih menunjukkan positif mengandung
protein.

17
F. HASIL dan PEMBAHASAN

18
19
20
G. KESIMPULAN

Mengetahui, Kudus,
Dosen pengampu Praktikan

21
BAB IV
ANALISA URINE
A. TUJUAN

Setelah melakukan percobaan secara kualitatif ini mahasiswa


diharapkan :
- Mampu mendeteksi kadar Glukosa dalam Urine
- Mampu mendeteksi kadar Bilirubin dalam Urine
- Mampu mendeteksi kadar Albumin dalam Urine

B. DASAR TEORI
Urine adalah cairan sisa yang dieksresikan oleh ginjal yang
dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksresi urine
diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang
disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh.
Urinalisis (urinalysis) berasal dari kata urine dan analysis yang diartikan
sebagai pemeriksaan terhadap air kencing secara kimiawi dan
mikroskopis. Tujuan dari urinalisis secara umum adalah mendeteksi
kelainan ginjal, saluran kemih, serta mendeteksi kelainan-kelainan di
berbagai organ tubuh lain seperti hati, saluran empedu, dan lain – lain.
Tujuan urinalisis secara kualitatif adalah mengidentifikasi zat-zat yang
secara normal ada dan secara normal tidak ada dalam urine.

C. ALAT DAN BAHAN


Alat
1. Gelas Objek
2. Tabung reaksi
3. Pipet
4. Sarung tangan

22
Bahan
1. Larutan Benedict
2. Larutan Oksalat
3. Larutan Sodium Hipobromide
4. Asam Nitrat Pekat
5. Fehling A dan B
6. Iodium 1%
7. Asam asetat 6%

D. SAMPEL
Urin
E. CARA KERJA
a. Pemeriksaan Glukosa Dalam Urine Secara Kualitatif
a. Pemeriksaan Glukosa Dalam Urine Secara Reagent benedict
Masukkan 5 ml reagen Benedict dan 8 tetes urine (2,5 ml reagen
Benedict dengan 4 tetes urine) ke dlam tabung reaksi Kocok,
kemudian dipanaskan sampai mendidih di atas api Bunsen atau
dapat dimasukkan ke dalam penangas air dengan air yang telah
mendidih selama 5 menit, Biarkan dingin, amati perubahan
warna yang terjadi
b. Pemeriksaan Glukosa Urine Metode Fehling A dan Fehling
Diambil 2 mL larutan Fehling A dan 2 mL larutan Fehling B
Larutan dihomogenkan. Dilakukan uji terhadap masing-masing
urin dimana 1 mL campuran Fehling A dan Fehling B
dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan
sampel urin sebanyak 0,5 mL Larutan dicampur Dipanaskan
dengan api bunsen hingga mendidih. Perubahan warna yang
terjadi diamati.
- Hijau : Kadar glukosa 1%
- Merah : Kadar glukosa 1,5%
- Orange : Kadar glukosa 2%
- Kuning : Kadar glukosa 5% .

23
2. Pemeriksaan Bilirubin metode rosin
Siapkan tabung reaksi, ukur 5 ml sampel urine dengan menggunakan
gelas ukur, masukkan dalam tabung rekasi tambahkan 5-10 tetes
iodium 1% melalui dinding tabung. Jika terjadi cincin hijau diantara
2 lapisan maka positif mengandung bilirubin.

3. Pemeriksaan Protein Dalam Urine


Ambil urine sebanyak 5 cc dengan menggunakan spuite, masukkan
urine ke dalam tabung reaksi kemudian panaskan diatas api Bunsen
dengan keadaan tabung reaksi miring (untuk mencegah letupan)
hingga mendidih. Amati perubahan warna yang terjadi, panaskan
kembali tabung reaksi tersebut setelah ditetesi asam asetat 6%
sebanyak 3 tetes hingga mendidih, biarkan dingin dan dibaca
hasilnya. Jika terdapat kekeruhan, maka hasil positif mengandung
protein.

24
F. HASIL dan PEMBAHASAN

25
26
27
G. KESIMPULAN

Mengetahui, Kudus,
Dosen pengampu Praktikan

28

Anda mungkin juga menyukai