BIOKIMIA
BIOKIMIA
KOORDINATOR :
Koordinator : Sri Fitrianingsih, S. Farm., M. Farm.
DOSEN PENGAMPU :
Sri Fitrianingsih, S. Farm., M. Farm.
i
DAFTAR ISI
ii
VISI MISI ITEKES CENDEKIA UTAMA KUDUS
VISI :
“Menjadi Perguruan Tinggi Yang unggul dalam bidang teknologi dan ilmu
kesehatan yang berdaya saing internasional pada tahun 2032”
MISI
iii
VISI MISI PRODI D3 FARMASI STIKES CENDEKIA UTAMA KUDUS
VISI :
“ Menjadi Program Studi D-3 Farmasi Yang Unggul di Bidang Pelayanan Farmasi
Klinik, Pembuatan Sediaan Farmasi Herbal di Tingkat Nasional Pada Tahun 2030”
Misi :
1. Menghasilkan ahli madya farmasi yang unggul dan dan berwawasan luas
dalam bidang pelayanan farmasi klinik, produksi sediaan herbal.
2. Menghasilkan produk penelitian dan pengabdian kepada masyarakat di bidang
kefarmasian yang dapat diaplikasikan untuk meningkatkan kesehatan
masyarakat dan IPTEK.
3. Menjalin dan meningkatkan mutu pendidikan D-3Farmasi dengan memperluas
MoU dengan lembaga pemerintah dan swasta
4. Mewujudkan manajemen mutu pendidikan D-3 Farmasi dan sumber daya
dosen berbasis teknologi informasi
iv
4
BAB I
ANALISA KARBOHIDRAT
A. TUJUAN
1
C. ALAT dan BAHAN
ALAT:
1. Tabung reaksi
2. Pipet tetes
3. Rak tabung
4. Penjepit tabung
5. Gelas beker
6. Pembakar spritus
BAHAN:
1. Lactosa, Amylum
2. H2SO4 pekat
3. Iodium
4. Kalium Iodida
5. Fehling A
6. Fehling B
7. HCl pekat
8. Resorcinol
9. NaOH
10. Ammonia 28%
D. SAMPEL
1. Nasi putih
2. Kentang rebus
3. Jagung rebus
4. Pisang rebus
5. Ubi rebus
6. Larutan gula putih 2%
2
E. CARA KERJA
1. Uji Molish
Pada uji Molish, sebanyak 2 ml larutan sampel ditambah dengan reagent
molish (0,1 g α-naftol dilarutkan dalam 2 ml etanol) 2 tetes dikocok. Secara
hati – hati ditambahkan 2 ml H2SO4 pekat sehingga timbul dua lapisan.
Cincin warna ungu pekat pada permukaan menunjunkan adanya karbohidrat
dalam sampel.
2. Uji Iodin
Tambahkan 2-3 tetes larutan yodium Lugol atau (larutan yodium yang dibuat
baru, dengan cara 1% yodium dalam 2% kalium iodida, 1g yodium dan 2g
KI yang dilarutkan dalam 100ml air suling) ke dalam 5 ml larutan sampel
yang akan diuji. Uji positif pada Pati memberikan warna biru-hitam.
Polisakarida lain (kecuali glikogen memberikan warna coklat-hitam) dan
monosakarida memberikan warna kuning sampai coklat-kuning.
3. Uji Barfoed
Tambahkan 1 ml larutan sampel yang akan diuji ke dalam 3 ml reagen
Barfoed (Campurkan 7 g tembaga asetat monohidrat dengan 1 ml asam
asetat glasial dalam air suling dan tambahkan aquadest sampai 100 ml).
Tempatkan tabung reaksi ke dalam penangas air mendidih dan panaskan
selama 3-10 menit. Keluarkan tabung dari penangas air dan biarkan
dingin. Terbentuknya sedikit endapan merah, menunjukkan hasil positif
untuk pereduksi monosakarida.
3
menunjukkan adanya ketoheksosa. Sukrosa memberikan uji ketoheksosa
positif karena hidrolisis parsial menjadi glukosa dan fruktosa.
5. Uji Fehling
Uji Fehling digunakan untuk menunjukan adanya karbohidrat pereduksi
(monosakarida, laktosa, dan maltosa). Larutan Fehling dibuat dari
campuran CuSO4 (Fehling A) dan Na-K-tartrat (Fehling B). Pereaksi ini
akan membentuk endapan merah bata dengan monosakarida.
4
F. HASIL dan PEMBAHASAN
5
6
G. KESIMPULAN
Mengetahui, Kudus,
Dosen pengampu Praktikan
7
BAB II
ANALISA LEMAK
A. Tujuan
1 Memahami jenis-jenis lemak berdasarkan kelarutannya
2 Mengetahui tingkat kejenuhan lemak.
3 Mengetahui proses terbentuknya sabun oleh senyawa lemak.
B. DASAR TEORI
Lipida atau lemak merupakan senyawa organik yang banyak
ditemukan dalam sel jaringan, tidak larut dalam air, larut dalam zat pelarut
non polar seperti (eter, kloroform, dan benzena). Lipid bersifat non polar atau
hidrofolik. Penyusun utama lipida adalah trigliserida, yaitu ester gliserol
dengan tiga asam lemak yang bisa beragam jenisnya. Rumus kimia trigliserida
adalah CH2COOR-CHCOOR’-CH2-COOR‖ dimana R, R’ dan R‖ masing-
masing adalah sebuah rantai alkil yang panjang. Ketiga asam lemak RCOOH,
R’COOH dan R‖COOH.
Panjang rantai asam lemak pada trigliserida yang terdapat secara alami
dapat bervariasi, namun panjang yang paling umum adalah 16,18, atau 20
atom karbon. Penyusun lipida lainnya berupa gliserida, monogliserida, asam
lemak bebass, lilin (wax), dan juga kelompok lipida sederhana yang
mengandung komponen asam lemak) seperti derivate senyawa
terpenoid/isoprenoid serta derivate steroida. Lipida sering berupa senyawa
kompleks dengan protein (Lipoprotein) atau karbohidrat (Glikolipida). Lipid
merupakan komponen membran plasma, hormon, dan vitamin.
8
2. Sebagai cadangan energi, penyimpan makanan, dan transport.
Lipid disimpan sebagai jaringan adipose.
3. Sebagai hormon dan vitamin
Hormon mengatur komunikasi antar sel, sedangkan vitamin membantu
regulasi proses-proses biologis.
4. Sebagai kulit pelindung komponen dinding sel
Bahan
1. Hexane
2. Kloroform
3. Aceton
4. Aquadest
5. Etanol
6. Iodium
7. Etanol 95%
8. Ethyl alkohol
D. SAMPEL
1. Kemiri
2. Margarine
3. Keju
4. Wortel
5. Kacang tanah
6. Alpokat
7. Santan kelapa
8. Minyak goreng
9
9. Minyak zaitun
10. Minyak jelantah
11. Asam stearat
12. Susu
13. Air
14. VCO
E. CARA KERJA
1. UJI LEMAK
Siapkan 13 lembar kertas HVS yang sudah dipotong- potong ukuran 3 x 3
cm, teteskan sampel, amati kertas, dengan senter, jika mengandung lemak,
akan terlihat bekas noda lemak.
Dalam tabung reaksi besar yang bersih dan kering tambahkan 2 ml minyak
(minyak goreng, minyak zaitun, minyak jelantah, Oleum Iecoris Asseli,
Margarine,VCO). Tambahkan 4 ml kalium hidroksida dalam alkohol 20%
(20 gram KOH ditambahkan dalam 100 ml ethyl alkohol). Kocok rata dan
rebus campuran dalam penangas air mendidih selama 5 menit. Pastikan
setelah lima menit sabun terbentuk, semua lemak diubah menjadi sabun
10
dan alkohol diuapkan. Jika tidak lanjutkan perebusan. Bahan padat yang
terbentuk adalah sabun.
4. UJI IODIN
Uji ini digunakan untuk menguji derajat ketidakjenuhan asam lemak.
Asam lemak dalam lemak hewani biasanya jenuh, sedangkan asam lemak
dalam minyak nabati umumnya tidak jenuh. Halogen seperti yodium atau
brom bila ditambahkan ke dalam asam lemak tak jenuh ikatan rangkap
akan jenuh dan menghilangkan warna yodium atau brom, dekolorisasi
menunjukkan adanya asam lemak tak jenuh. Uji yodium digunakan untuk
membedakan antara asam lemak jenuh dan tidak jenuh serta antara minyak
dan lemak.
Dalam tabung reaksi kering yang bersih tambahkan 1 ml sampel (minyak
goreng, minyak zaitun, minyak jelantah, Oleum Iecoris Asseli,
Margarine,VCO, asam stearat) Tambahkan untuk setiap tabung 5 tetes
reagen hubl ( Untuk membuat reagen hulb (a) larutkan 2,6 g yodium dalam
40 mL etanol (95% v/v), ( b) larutkan 6,0 g merkuri klorida dalam 40 mL
etanol (95% v/v), Pindahkan kedua larutan 'a' dan 'b' ke dalam labu takar
dan add kan dengan etanol 95% sampai volume 100 ml). amati warna
halogen.
5. UJI SALKOWSKI
Siapkan tabung reaksi sebanyak 7 buah, masukkan 1 ml sampel (minyak
goreng, minyak zaitun, minyak jelantah, Oleum Iecoris Asseli,
Margarine,VCO, asam stearat). Tambahkan sebanyak 1 ml asam sulfat
pekat, melalui dinding tabung, hasil positif mengandung kolestrol jika
terbentuk cincin berwarna biru hijau.
11
F. HASIL DAN PEMBAHASAN
12
13
G. KESIMPULAN
Mengetahui, Kudus,
Dosen pengampu Praktikan
14
BAB III
ANALISA PROTEIN
A. TUJUAN
Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan :
mampu mendeteksi keberadaan protein pada bahan pangan dengan uji
kualitatif berdasarkan perubahan warna yang terbentuk.
B. DASAR TEORI
Protein merupakan makromolekul yang memegang peranan penting pada
hampir semua proses biologi. Fungsi protein dalam tubuh antara lain membantu
perkembangan sel dan menjaga pertahanan tubuh. Protein tersusun atas polimer
asam amino, dimana asam amino merupakan senyawa yang terdiri dari gugus
amina (-NH2), gugus karboksil (-COOH) dan rantai samping (R). Rantai
samping ini yang membedakan antara asam amino satu dengan asam amino yang
lainnya. Dua atau lebih asam amino dapat membentuk polipeptida melalui
pembentukan ikatan peptida. Ikatan ini dibentuk antara gugus amina pada asam
amino satu dengan gugus karboksilat pada asam amino yang lain.
15
Bahan
1. Larutan biuret
2. NaOH 10%
3. CuSO4 1%
4. Larutan ninhidrin
5. HNO3 pekat
6. NaOH 40%,
7. Asam nitrat pekat
8. Asam asetat
9. Akuades
D. SAMPEL
1. Tahu
2. Tempe
3. Telur
4. Kacang hijau
5. Kacang kedelai
6. Susu sapi
E. CARA KERJA
1. Uji Ninhidrin
Siapkan 6 tabung bersih, kemudian masukkan 1 ml sampel, setelah itu
tambahkan dengaan 5 tetes reagent ninhidrin, panaskan diatas penangas air
selama 5 menit, setelah itu dinginkan pada suhu ruang, amati warna yang
terbentuk, jika berwarna ungu sampai biru maka asam α–amino, jika
berwarna kuning maka asam imino.
2. Uji Biuret
Menyediakan 6 buah tabung reaksi atau sebanyak bahan makanan yang
akan diuji, masukkan 1 ml sampel, kemudian tambahkan 1 ml reagent
16
biuret (1 ml larutan NaOH 40% dan 1 atau 2 tetes CuSO4 1% ). Amati
perubahan warna yang terjadi, positif jika berwarna ungu, jika berwarna biru
tambahkan reagent biuret berlebih.
3. Uji Xantoprotein
Menyediakan 6 buah tabung reaksi atau sebanyak bahan makanan yang akan
diuji, masukkan 2 ml sampel, Tambahkan dengan hati-hati 1mL HNO3
pekat ke 2 mL sampel, endapan putih akan terbentuk. Panaskan larutan dan
berubah warna menjadi kuning. Dinginkan tabung reaksi dan tambahkan 2
mL NaOH 20% (atau larutan amonia) untuk membuatnya basa. Perubahan
warna menjadi jingga menunjukkan adanya protein.
17
F. HASIL dan PEMBAHASAN
18
19
20
G. KESIMPULAN
Mengetahui, Kudus,
Dosen pengampu Praktikan
21
BAB IV
ANALISA URINE
A. TUJUAN
B. DASAR TEORI
Urine adalah cairan sisa yang dieksresikan oleh ginjal yang
dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksresi urine
diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang
disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh.
Urinalisis (urinalysis) berasal dari kata urine dan analysis yang diartikan
sebagai pemeriksaan terhadap air kencing secara kimiawi dan
mikroskopis. Tujuan dari urinalisis secara umum adalah mendeteksi
kelainan ginjal, saluran kemih, serta mendeteksi kelainan-kelainan di
berbagai organ tubuh lain seperti hati, saluran empedu, dan lain – lain.
Tujuan urinalisis secara kualitatif adalah mengidentifikasi zat-zat yang
secara normal ada dan secara normal tidak ada dalam urine.
22
Bahan
1. Larutan Benedict
2. Larutan Oksalat
3. Larutan Sodium Hipobromide
4. Asam Nitrat Pekat
5. Fehling A dan B
6. Iodium 1%
7. Asam asetat 6%
D. SAMPEL
Urin
E. CARA KERJA
a. Pemeriksaan Glukosa Dalam Urine Secara Kualitatif
a. Pemeriksaan Glukosa Dalam Urine Secara Reagent benedict
Masukkan 5 ml reagen Benedict dan 8 tetes urine (2,5 ml reagen
Benedict dengan 4 tetes urine) ke dlam tabung reaksi Kocok,
kemudian dipanaskan sampai mendidih di atas api Bunsen atau
dapat dimasukkan ke dalam penangas air dengan air yang telah
mendidih selama 5 menit, Biarkan dingin, amati perubahan
warna yang terjadi
b. Pemeriksaan Glukosa Urine Metode Fehling A dan Fehling
Diambil 2 mL larutan Fehling A dan 2 mL larutan Fehling B
Larutan dihomogenkan. Dilakukan uji terhadap masing-masing
urin dimana 1 mL campuran Fehling A dan Fehling B
dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan
sampel urin sebanyak 0,5 mL Larutan dicampur Dipanaskan
dengan api bunsen hingga mendidih. Perubahan warna yang
terjadi diamati.
- Hijau : Kadar glukosa 1%
- Merah : Kadar glukosa 1,5%
- Orange : Kadar glukosa 2%
- Kuning : Kadar glukosa 5% .
23
2. Pemeriksaan Bilirubin metode rosin
Siapkan tabung reaksi, ukur 5 ml sampel urine dengan menggunakan
gelas ukur, masukkan dalam tabung rekasi tambahkan 5-10 tetes
iodium 1% melalui dinding tabung. Jika terjadi cincin hijau diantara
2 lapisan maka positif mengandung bilirubin.
24
F. HASIL dan PEMBAHASAN
25
26
27
G. KESIMPULAN
Mengetahui, Kudus,
Dosen pengampu Praktikan
28