Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ORGANIK

KARBOHIDRAT

Oleh :
Lalu M. Hizam Algifari (J1A019051)

PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN DAN AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MATARAM
TAHUN 2020

i
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan


praktikum Kimia Organik pada semester Gasal Tahun 2020 di Fakultas Teknologi
Pangan dan Agroindustri Universitas Mataram.

Mataram,….……….. 2020

Menyetujui
Co. Pratikum Kimia Organik Praktikan,
.

Dewa Nyoman Adi Paramartha, S.TP., M.Si. Lalu M. Hizam Algifari


NIP. 198805112018031001 NIM. J1A019051

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat melaksanakan sebuah
praktikum dan menyelesaikannya dengan baik hingga menjadi sebuah laporan
praktikum kimia organik. Laporan yang disusun dengan sistematis dan sebaik
mungkin ini bertujuan untuk memenuhi tugas kuliah kimia organik.

Dengan terselesainya laporan praktikum ini, maka tidak lupa kami


mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam
penyusunan laporan ini, khususnya kepada :

1. Kepada Bapak Dewa Nyoman Adi Paramartha, S.TP., M.Si. selaku dosen
pengampu kami.
2. Kepada orang tua yang selalu mendoakan kelancaran kuliah kami.
3. Dan teman-teman yang saling membantu dalam menyelesaikan laporan
praktikum ini.
Demikian laporan yang kami buat, mohon kritik dan sarannya atas
kekurangan dalam penyusunan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak dan bagi kami selaku penulis.

                                    
Sumbawa Besar,  16 Mei 2020

Lalu M. Hizam Algifari

iii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................... ii
KATA PENGANTAR.....................................................................................iii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL........................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1
1.1. Landasan Teori........................................................................................... 1
1.2 Tujuan Praktikum........................................................................................ 2
BAB II METODE PELAKSANAAN PRAKTIKUM.................................. 3
2.1 Waktu dan Tempat Praktikum.................................................................... 3
2.2 Alat dan Bahan Praktikum.......................................................................... 3
2.3 Prosedur Kerja............................................................................................ 3
BAB III HASIL PENGAMATAN DAN ANALISIS DATA....................... 12
3.1 Hasil Pengamatan........................................................................................ 12
3.2 Analisis Data............................................................................................... 13
BAB IV PEMBAHASAN............................................................................... 15
BAB V KESIMPULAN.................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 18

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Hasil Pengamatan Uji Molisch...................................................... 12

Tabel 3.2 Hasil Pengamatan Uji Benedict.................................................... 12

Tabel 3.3 Hasil Pengamatan Uji Seliwanoff................................................. 12

Tabel 3.4 Hasil Pengamatan Uji Iod............................................................. 12

v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Landasan Teori

Karbohidrat atau hidrat karbon secara empiris dapat dirumuskan sebagai


Cn(H2O)n, nilai n berkisar tiga sampai beberapa ratus. Karbohidrat merupakan
senyawa organik yang banyak terdapat dalam semua hasil pertanian, dihasilkan
dari fotosintesa CO2 dan H2O. Pada binatang, kebanyakan senyawa organik yang
dijumpai berupa derivat karbohidrat, reaksinya dengan amonia akan menghasilkan
asam-asam amino, selanjutnya disintesa menjadi molekul protein. Karbohidrat
yang tersimpan dalam tumbuh-tumbuhan atau hewan dalam kondisi tertentu dapat
diubah menjadi senyawa lain dan teroksidasi hingga menghasilkan tenaga atau
energi (Siregar, 2014).

Karbohidrat terdiri dari unsur C, H, dan O. Jumlah atom hydrogen dan


oksigen merupakan perbandingan 2:1. Karbohidrat dapat dibedakan menjadi:
monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida. Monosakarida ialah karbohidrat
yang paling sederhana yang tidak dapat dihidrolisis menjadi karbohidrat lain.
Sebagian besar monosakarida dikenal sebagai heksosa, karena terdiri atas 6-rantai
atau cincin karbon. Menurut Sunita Almatsier, ada tiga jenis heksosayang penting
dalam ilmu gizi, yaitu glukosa, fruktosa, dan galaktosa. Ketiga macam
monosakarida ini mengandung jenis dan jumlah atom yang sama,yaitu 6 atom
karbon, 12 atom hidrogen, dan 6 atom oksigen. Perbedaannya hanya terletak pada
cara penyusunan atom-atom hydrogen dan oksigen di sekitar atom-atom karbon
(Lean, 2013 : 203).

- Gula sederhana (monosakarida).


Monosakarida terdiri dari pentosa dan heksosa. Pentosa meliputi arabinosa, silosa,
ribosa. Heksosa dibedakan menjadi dua yaitu aldoheksosa (galaktosa, glukosa)
dan ketoheksosa (fruktosa).

1
- Gula majemuk (Oligosakarida dan Polisakarida).
Oligosakarida terdiri dari disakarida dan trisakarida. Disakarida terdiri dari gula
reduksi (maltosa, laktosa) dan nonreduksi (sukrosa). Trisakarida berupa gula
nonreduksi (rafinosa, gentianosa). Polisakarida terdiri dari homopolisakarida,
heteropolisakarida, dan polisakarida majemuk. Homopolisakarida disusun oleh
satu jenis unit monosakarida, meliputi pentosan dan heksosan. Pentosan
contohnya xilan dan araban. Heksosan dikelompokkan menjadi empat yaitu
glukosan (pati, dekstrin, selulosa), fruktosan (inulin), manan, galaktan.
Heteropolisakarida disusun oleh dua jenis unit monosakarida atau lebih, misalnya
pektin, gum, musilage. Polisakarida majemuk yang mengandung N contohnya
khitin (Wahjuni, 2013 : 7-8).
Metode untuk uji kualitatif karbohidrat adalah Uji Molish untuk
mengetahui adanya karbohidrat dengan menghasilkan warna cincin ungu, Uji
Barfoed untuk mengetahui adanya gula monosakarida pereduksi dengan
menghasilkan warna orange, Uji Benedict untuk mengetahui gula pereduksi
dengan warna merah bata, dan uji selliwanof untuk mengetahui adanya gula
ketosa dengan menghasilkan warna merah (Ainun, 2018).
Adapun Uji Iod digunakan untuk memisahkan amilum atau pati yang
terkandung dalam larutan. Amilosa terdiri dari glukosa yang tersusun dalam
rantai lurus membentuk suatu heliks. Larutan amilosa akan memberikan warna
biru ketika ditambahkan dengan larutan iodin. Semakin pekat larutan amilosa,
warna biru yang muncul akan semakin pekat pula. Warna biru paling pekat
terdapat pada amilosa non akua (padatan amilosa). Polisakarida bercabang akan
memberikan warna coklat atau merah kecoklatan jika ditambahkan larutan iodin
(Sugiyono, 2014 : 52).

1.2 Tujuan Praktikum


Praktikum ini bertujuan untuk melakukan identifikasi karbohidrat
(monosakarida, disakarida dan polisakarida) berdasarkan reaksi-reaksi dan
perubahan warnanya.

2
BAB II

METODE PELAKSANAAN PRAKTIKUM

2.1 Waktu dan Tempat Praktikum


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, 12 Mei 2020 diluar laboratorium
(dry lab) menggunakan google classroom.

2.2 Alat dan Bahan Praktikum


Alat
- Penangas Air
- Seperangkat alat gelas

Bahan
- Biskuit - Larutan Iodine (Betadine)
- Fruktosa - Maltosa
- Glisin - Nasi
- Glukosa - Putih telur
- Gula Pasir - Reagen Benedict
- H2SO4 - Reagen Molisch
- Kentang - Reagen Selliwanof

2.3 Prosedur Kerja


A. Uji Molisch
1. Maltosa
Larutan maltosa 1 mL

Di pipet kedalam tabung reaksi

3 tetes reagen molisch


Tambahkan reagen molisch

3
2 mL H2SO4 pekat
Tambahkan H2SO4 melalui dinding tabung

Hasil

2. Glisin
Larutan glisin 1 mL

Di pipet kedalam tabung reaksi

3 tetes reagen molisch


Tambahkan reagen molisch

2 mL H2SO4 pekat
Tambahkan H2SO4 melalui dinding tabung

Hasil

B. Uji Benedict
1. Glukosa
Peraksi Benedict

5 mL pereaksi benedict
Ditambahkan ketabung reaksi

1 mL Larutan glukosa
Tambahkan larutan glukosa

4
Dicampur Rata

Dididihkan dalam penangas air 3 menit

Dibiarkan sampai dingin

Hasil

2. Maltosa

Peraksi Benedict

5 mL pereaksi benedict
Ditambahkan ketabung reaksi

1 mL Larutan maltosa
Tambahkan larutan maltosa

Dicampur Rata

Dididihkan dalam penangas air 3 menit

5
Dibiarkan sampai dingin

Hasil

3. Glisin

Peraksi Benedict

5 mL pereaksi benedict
Ditambahkan ketabung reaksi

1 mL Larutan glisin
Tambahkan larutan glisin

Dicampur Rata

Dididihkan dalam penangas air 3 menit

Dibiarkan sampai dingin

Hasil

C. Uji Seliwanoff
1. Glukosa

6
Reagen seliwanoff

5 mL reagen seliwanoff
Ditambahkan ketabung reaksi

1 mL Larutan glukosa
Tambahkan larutan glukosa

Dikocok hingga campur Rata

Dididihkan dalam penangas air 30 detik

Diamati perubahan warna

Hasil

2. Fruktosa

Reagen seliwanoff

5 mL reagen seliwanoff
Ditambahkan ketabung reaksi

7
1 mL Larutan fruktosa
Tambahkan larutan fruktosa

Dikocok hingga campur Rata

Dididihkan dalam penangas air 30 detik

Diamati perubahan warna

Hasil

3. Maltosa

Reagen seliwanoff

5 mL reagen seliwanoff
Ditambahkan ketabung reaksi

1 mL Larutan maltosa
Tambahkan larutan maltosa

Dikocok hingga campur Rata

Dididihkan dalam penangas air 30 detik

8
Diamati perubahan warna

Hasil

D. Uji Iod
1. Kentang
Kentang

Letakkan di permukaan kertas

Tetesi betadine

Hasil

2. Nasi

Nasi

Letakkan di permukaan kertas

Tetesi betadine

9
Hasil

3. Putih Telur

Putih Telur

Letakkan di permukaan kertas

Tetesi betadine

Hasil

4. Gula Pasir

Gula Pasir

Letakkan di permukaan kertas

Tetesi betadine

10
Hasil

5. Biskuit

Biskuit

Letakkan di permukaan kertas

Tetesi betadine

Hasil

BAB III

HASIL PENGAMATAN DAN ANALISIS DATA

11
3.1 Hasil Pengamatan
A. Uji Molisch
Tabel 3.1 Hasil Pengamatan Uji Molisch

No Sampel Hasil Pengamatan Hasil Uji (+/-)


1 Maltosa  Terlihat cincin berwarna ungu +
2 Glisin  Terlihat cincin berwarna hijau -

B. Uji Benedict
Tabel 3.2 Hasil Pengamatan Uji Benedict

No Sampel Hasil Pengamatan Hasil Uji (+/-)


1 Maltosa  Larutan berwarna coklat kemerahan +
2 Glisin  Larutan berwarna biru -
3 Glukosa  Larutan berwarna merah bata +

C. Uji Seliwanoff
Tabel 3.3 Hasil Pengamatan Uji Seliwanoff

No Sampel Hasil Pengamatan Hasil Uji (+/-)


Larutan berwarna kuning bening
1 Maltosa (tidak berubah warna) -
Larutan berwarna merah
2 Fruktosa tua (berubah warna) +
Larutan berwarna kuning bening
3 Glukosa (tidak berubah warna) -
D. Uji Iod
Tabel 3.4 Hasil Pengamatan Uji Iod

No Sampel Hasil Pengamatan Hasil Uji (+/-)


1 Kentang Berwarna biru pekat +
2 Nasi Berwarna biru pekat +
3 Putih Telur Tidak berubah warna -
4 Gula Pasir Tidak berubah warna -
5 Biskuit Berwarna biru pekat +
3.2 Analisis Data

Reaksi yang terjadi dalam uji molisch adalah sebagai berikut:

12
Struktur dari cincin ungu yang terbentuk adalah sebagai berikut:

Reaksi yang terjadi pada uji benedict adalah sebagai berikut:

13
Glukosa Asam glukonat

Reaksi yang terjadi dalam uji seliwanoff adalah sebagai berikut:

Reaksi yang terjadi dalam uji iod adalah sebagai berikut:

BAB IV

PEMBAHASAN

14
Percobaan Uji molisch adalah uji kimia kualitatif untuk
mengetahui adanya karbohidrat. Prinsip uji Molisch, karbohidrat akan
mengalami hidrolisis menjadi monosakarida oleh asam sulfat pekat dan
selanjutnya mengalami dehidrasi oleh asam sulfat menjadi furtural atau
hidroksi metal furtural yang kemudian dengan alfa naftol akan
berkondensasi membentuk senyawa kompleks yang berwarna ungu berupa
cincin pada batas antara larutan karbohidrat dengan asam sulfat yang
berfungsi untuk memeriksa kandungan karbohidrat pada suatu larutan.
Sampel yang diuji dicampur dengan reagent Molisch, yaitu α-naphthol
yang terlarut dalam etanol. Setelah pencampuran atau homogenisasi,
H2SO4 pekat perlahan-lahan dituangkan melalui dinding tabung reaksi agar
tidak sampai bercampur dengan larutan atau hanya membentuk lapisan.
H2SO4 pekat. Dalam hasil percobaan larutan maltosa yang awalnya bening
ketika direaksikan dengan reagent molisch dan H2SO4 terbentuk cincin
ungu dan endapan. Sehingga dapat dikatakan bahwa larutan maltosa
mengandung karbohidrat. Pada larutan glisin, dilakukan reaksi yang sama,
dan tidak terbentuk cincin ungu. Namun, terbentuk endapan berwarna
hijau lumut. Sehingga dapat disimpulkan larutan glisirin tidak
mengandung karbohidrat.

Percobaan Uji benedict merupakan uji umum untuk karbohidrat


(gula) pereduksi (yang memiliki gugus aldehid atau keton bebas), seperti
yang terdapat pada glukosa dan maltosa. Teori yang mendasarinya adalah
gula yang mengandung gugus aldehida atau keton bebas akan mereduksi
ion Cu2+ dalam suasana alkalis, menjadi Cu+, yang mengendap sebagai
Cu2O (kupro oksida) berwarna merah bata. Pereaksi ini terdiri atas
campuran larutan kupri sulfat, natrium karbonat, dan natrium sitrat. Uji
positif ditandai dengan terbentuknya endapan merah bata, kadang disertai
dengan larutan yang berwarna hijau, merah, atau orange. Hasil yang
diperoleh menunjukkan maltosa dan glukosa dapat berekasi dengan
perekasi Benedict karena memiliki gugus aldehida dan keton bebas

15
sedangkan glisin tidak termasuk gula pereduksi karena kedua karbon dari
masing-masing unitnya (Glukosa dan fruktosa) ) bertautan dalam ikatan
glikosidik sehingga tidak memilki gugus hemiasetal.

Uji seliwanoff adalah uji yang membedakan antara aldosa dan


ketosa.  Ketosa dibedakan dari aldosa via gugus fungsi keton/ aldehida
gula tersebut. Prinsip uji Selliwanoff, peristiwa dehidrasi monosakarida
ketosa menjadi furtural lebih cepat dibandingkan dehidrasi monosakarida
aldosa, hal ini dikarenakan aldosa sebelum mengalami dehidrasi lebih
dahulu mengalami transformasi menjadi ketosa, dengan demikian aldosa
akan bereaksi negatif. Reaksi ini berdasarkan pembentukan 4-hidroksi
metil furfural yang membentuk senyawa berwarna dengan adanya
resorsinol atau 1,3 dihidroksi benzena. Reaksi ini spesifik untuk ketosa.
Hasil yang diperoleh menunjukkan fruktosa menghasilkan perubahan
warna, sedangkan glukosa dan maltosa tidak menghasilkan perubahan
warna. Perubahan warna yang dihasilkan fruktosa lebih pekat daripada
yang lain. Ini berarti fruktosa memiliki gugus keton sehingga dapat
membntuk 4-hidroksi metil furfural

Uji Iodin merupakan uji yang digunakan untuk menunjukan adanya


polisakarida untuk mengetahui adanya amilum pada suatu bahan. Percobaan uji
iod , kondensasi iodine dengan karbohidrat, selain monosakarida dapat
menghasilkan warna yang khas. Uji iod didasari oleh penambahan iod pada suatu
polisakarida yang akan menyebabkan terbentuknya senyawa kompleks absorpsi
berwarna spesifik. Pati dengan iod menghasilkan warna biru tua yang
menandakan terdapatnya amilosa di dalam pati. Dalam hasil percobaan kentang,
nasi dan biscuit ketika diteteskan cairan betadine, warnanya berubah menjadi biru
tua pekat yang menandakan ketiga makanan tersebut mengandung karbohidrat.
Sedangkan tahu dan gula pasir tidak mengalami perubahan warna saat ditetesi
cairan betadine, sehingga dapat dikatakan kedua makanan tersebut tidak
mengandung karbohidrat.

16
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa uji
berbagai macam percobaan uji yang dicoba bertujuan untuk melakukan
identifikasi karbohidrat (monosakarida, disakarida dan polisakarida)
berdasarkan reaksi-reaksi dan perubahan warnanya.. Pada uji Molisch,
dapat terlihat larutan uji yang monosakarida adalah yang paling reaktif.
Warna ungu kemerah-merahan menyatakan reaksi yang positif. Hasil
percobaan uji molisch pada larutan maltosa menghasilkan cincin berwarna
ungu yang berarti mengandung karbohidrat dan glisin tidak mengandung
karbohidrat. Uji benedict merupakan uji yang digunakan untuk
mengetahui ada tidaknya gula pereduksi di dalam suatu larutan. Hasil yang
diperoleh menunjukkan maltosa dan glukosa dapat berekasi dengan
perekasi Benedict karena memiliki gugus aldehida dan keton bebas
sedangkan glisin tidak termasuk gula pereduksi. Ketosa dan aldosa
dibedakan melalui uji seliwanoff. Hasil yang diperoleh menunjukkan
fruktosa menghasilkan perubahan warna, sedangkan maltosa dan glukosa
tidak menghasilkan perubahan warna Percobaan iodium didasari oleh
penambahan iodium pada suatu polisakarida yang akan menyebabkan
terbentuknya senyawa kompleks abssorpsi berwarna spesifik. Pati dengan
iodium menghasilkan warna biru pekat yang menandakan terdapatnya
amilosa di dalam pati. Hasil yang diperoleh menunjukkan kentang, nasi,
dan biskuit mengandung karbohidrat sedangkan putih telur dan gula pasir
tidak mengandung karbohidrat.

17
DAFTAR PUSTAKA

Sugiyono. 2014. Kimia Pangan. Yogyakarta : UNY Press.

Wahjuni, Sri. 2013. Metabolisme Biokimia. Bali : Udayana University Press.

Lean, Michael E.J. 2013. Ilmu Pangan, Gizi, dan Kesehatan edisi ke-7, terj.
Nilamsari dan Setyaningrum. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Siregar, Nurhamida Sari. 2014. Karbohidrat. Jurnal Ilmu Keolahrgaan,


13(2), 38-44.

Ainun, Mufid, dan Linda Suyati. 2018. Bioelectricity of Various Carbon


Sources on Series Circuit from Microbial Fuel Cell System using
Lactobacillus plantarum. Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi, 21(2),
70-74.

18

Anda mungkin juga menyukai