Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

Mengetahui Kerja Enzim Schadinger di Berbagai Kondisi

Disusun Oleh :
Kelompok 2
1. Inas Nada Zhafira (201810410311264)
2. Afiyah Chantika Fatmasary (201810410311273)
3. Clara Demmy Dwi Anisha Imansari (201810410311282)
4. Affrisca Yuisha Marcela (201810410311294)
5. Iqbal Nabila Muhammad (201810410311295)
Farmasi-F

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
TAHUN 2020
Kata Pengantar

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan taufik serta
hidayahnya, shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW, keluarga, sahabat, dan para pengikutnya yang setia hingga akhir zaman.
Berkat izin Allah SWT yang Maha Kuasa, penulis dapat menyelesaikan pembuatan
laporan praktikum yang berjudul “Mengetahui Kerja Enzim Schadinger di Berbagai
Kondisi”.
Kami menyadari dalam Laporan ini masih banyak kesalahan dan
kekurangan yang disebabkan oleh keterbatasan kemampuan dan pengalaman yang
kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan dan kesempurnaan Laporan ini. Semoga Laporan ini
dapat bermanfaat bagi kami, khususnya kepada pembaca.

Malang, 13 Maret 2020

Penulis

ii
Daftar Isi

Kata Pengantar .................................................................................................. ii

Daftar Isi ........................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 4

1.1. Tujuan Percobaan ............................................................................... 4

1.2. Prinsip Percobaan ................................................................................ 4

1.3. Dasar Teori .......................................................................................... 4

BAB II ................................................................................................................ 7

2.1. Alat ....................................................................................................... 7

2.2. Bahan ................................................................................................... 7

2.3. Prosedur Kerja .................................................................................... 7

BAB III PEMBAHASAN................................................................................... 9

3.1. Data Pengamatan ................................................................................. 9

3.2. Pembahasan ......................................................................................... 9

3.3. Pertanyaan Diskusi ............................................................................ 12

BAB IV PENUTUP .......................................................................................... 14

4.1. Kesimpulan ........................................................................................ 14

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Tujuan Percobaan


Mengetahui kerja enzim schadinger pada berbagai kondisi.

1.2. Prinsip Percobaan


Enzim schadinger terdiri dari 2 jenis yaitu Xanthin Oxidase dan
Xanthin Dehidrogenase. Keduanya dapat mengalami interkonversi satu
sama lain sehingga dapat berubah dari jenis ke lainnya. Di dalam xanthin
oxidase mengkatalisis oxidasi hipoxanthin menjadi xanthin dan oxidasi
xanthin menjadi asam urat. Xanthin dehidrogenase juga mengkatalisis
dihidrogenasi aldehid. Hidrogen yang lepas ditangkap oleh akseptor.
Dalam praktikum ini methylene blue formaldehid berfungsi sebagai
akseptor hidrogen.

1.3. Dasar Teori


Enzim adalah suatu biomolekul berupa protein yang berfungsi sebagai
katalisator dalam reaksi kimia yang dapat meningkatkan laju reaksi
sampai 106 kali. Baik atau buruknya kinerja enzim dapat dilihat dari laju
reaksi kimia. Enzim adalah biomolekul berupa protein yang berfungsi
sebagai katalis (senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis
bereaksi) dalam suatu reaksi kimia organik. (Smith et al., 1997). Sebagai
protein, enzim memiliki sifat khas yang dapat memepengaruhi kinerjanya.
Penggolongan enzim berdasarkan fungsinya:
1. Oksireduktase, enzim-enzim yang mengkatalis berbagai reaksi
oksidasi-reduksidan sering digunakan Co-enzim seperti NAD,
NADP, dan FADatau lipoad.
2. Transferase, enzim yang mengkatalis reaksi pemindahan berbagai
gugus seperti amina, karboksi, karbonil, metil,asil, glikoasil atau
fosforil.

4
3. Hidrolase, enzim yang mengkatalis pemutusan ikatan antara karbon
dengan atom lain sambil mengikat molekul air. Pada kelas ini enzim-
enzim memiliki nama trivial yang dikenal, antara lain esterase,
peptidase, amylase, urease, pepsin,tripsin dan kemotripsin.
4. Liase, enzim yang mengkatalis pemecahan ikatan antara karbon
dengan karbon, karbon dengan belerang, serta berbagai jenis ikatan
antar karbon dengan nitrogen, kecuali ikatan peptidase.
5. Isomerase, mengkatalis reaksi rasemisasi isomer optik atau
geometrik, reaksi oksidasi-reduksi, intra molekuler tertentu .
6. Ligase, mengkatalis pembentukan ikatan antara karbon dan oksigen,
belerang dan atom lain. Energi yang diperlukan untuk pembentukan
ikatan berasal dari hidrolisis ATP.
Susu segar adalah susu hasil pemerahan yang tidak dikurangi atau
ditambah bahan apapun dari pemerahan susu sapi yang sehat. Kriteria
untuk susu sapi yaitu bebas dari bakteri pathogen, dari zat-zat berbahaya
ataupun toksik aeperti insektisida, tidak tercemar oleh debu dan
kotoran,tidak menyimpang dari codex air susu dan memiliki rasa, bau
yang normal. Susu mengandung protein, lemak, karbohidrat (laktosa),
vitamin dan garam organik. Dalam susu terdapat phospat baik sebagai
protein atau ion phospat anorganik. Kesegaran susu menandakan
keaktifan enzim di dalamnya, seperti enzim amilase, peptidase,
peroksidase, katalase, dan sebagainya. (Resnawati, 2010).
Susu mengandung suatu enzim yang mengkatalis oksidasi macam-
macam aldehid menjadi asam. Reaksinya berlangsung anaerob dan dapat
ditunjukkan bila ada reseptor hidrogen yang sesuai seperti methylene
blue. Jalannya reaksi dapat dilihat dari perubahan warna biru (bentuk
oksidasi) menjadi tak berwarna (bentuk reduksi). Uji methylene blue
dapat memberikan gambaran jumlah bakteri yang terdapat di dalam susu.
Jumlah bakteri yang semakin banyak akan menunjukkan perubahan
warna yang sangat cepat. Uji methylene blue didasarkan pada
kemampuan bakteri dalam susu untuk melakukan aktivitas atau tumbuh
dengan oksigen. (Patong, dkk., 2012)

5
Enzim schadinger merupakan golongan enzim oksidasi yang terdapat
dalam susu. Enzim schadinger juga disebut enzim xanthin oxidase karena
dapat mengoksidase xanthin. Enzim ini juga dapat mengoksidasi aldehid.
Gugus aldehid bertindak sebagai donor hidrogen. Enzim schadinger yang
terdapat di dalam susu mengkatalisis oksidasi formaldehid menjadi
asam-asam yang terlihat dari perubahan warna biru menjadi putih.
Penambahan methylene blue sebagai akseptor hidrogen akan berubah
menjadi putih bila tereduksi oleh enzim dalam susu. (Girindra, 1990).

6
BAB II
METODE PENGAMATAN

2.1. Alat
 Tabung Reaksi 3 buah
 Beaker Glass
 Inkubator
 Pipet Tetes
 Rak Tabung

2.2. Bahan
 Susu
 Methylen Blue Formaldehida

0
1 0
0

 Aquades

0
0 0
0

 Paraffin Liquida

1
0 0
0

7
2.3. Prosedur Kerja

Disiapkan 3 buah tabung reaksi

Tandai masing-masing tabung dengan


P,Q dan R

Pada tabung P dan Q ditambahkan 3 ml susu mentah,


sedangkan tabung R 3 ml susu yang sudah dimasak

Tambahkan 6 tetes methlene blue formaldehid


kedalam masing-masing tabung

Kocok sampai warnanya rata

Tambahkan 8 tetes parafin cair kedalam


tabung P, jangan dikocok

Inkubasi ketiga tabung pada suhu 37


selama 30 menit

Amati perubahan warna

8
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Data Pengamatan
TABUNG HASIL PENGAMATAN
P Warna Putih
Q Warna Putih Dengan Lapisan Atas Berwarna Biru
R Warna Biru Seluruhnya

3.2. Pembahasan
Enzim adalah molekul biopolimer yang tersusun dari serangkaian
asam amino dalam komposisi dan susunan rantai yang teratur dan tetap.
Enzim memegang peranan penting dalam berbagai reaksi di dalam sel,
Sebagai protein, enzim diproduksi dan digunakan oleh sel hidup untuk
mengkatalis reaksi. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kecepatan
reaksi suatu enzim adalah suhu, pH, Konsentrasi enzim dan substrat, zat
aktivator, dan zat inhibitor.
Pada praktikum kali ini, kita melakukan percobaan Enzim
Schardinger yang bertujuan untuk mengetahui kerja enzim Schardinger
pada berbagai kondisi. Khususnya pada enzim Xanthine Oksidase karena
dapat mengoksidase xanthine yang terdapat di dalam susu sapi. Enzim ini
juga dapat mengoksidasi aldehid. Salah satu tujuan enzim Xanthine
Oksidase adalah membuang kelebihan purin dalam bentuk asam urat.
Metode. Pada praktikum kali ini digunakan inkubator dengan suhu 37 oC
untuk mempengaruhi aktivitas enzim dalam masing-masing tabung,
sehingga untuk hal ini faktor suhu yang dapat mempengaruhi fungsi
enzim. Untuk bahan yang menggunakan susu sapi sebagai enzim. Susu
sapi yang digunnakan terdapat 2 macam yaitu susu mentah dan susu yang
sudah dimasak atau dipanaskan sebelumnya. Kemudian digunnakan 8
tetes parafin cair yang berfungsi untuk membuat suasana anaerob pada
lingkungan kerja enzim. Setelah itu digunnakan Methylene Blue 1 tetes.
Tujuannya untuk penangkap hidrogen jalannya reaksi sehingga dapat
dilihat dari perubahan warnanya.

9
Enzim Schardinger bekerja secara optimum pada suhu 37 oC. Secara
teori, susu mengandung suatu enzim yang mengkatalisis oksidasi macam-
macam aldehid menjadi asam. Reaksinya berlangsung secara anaerobik
dan dapat ditunjukkan bila ada akseptor hidrogen yang sesuai seperti
Methylene Blue. Jalannya reaksi dapat dilihat dari perubahan warna bila
(bentuk oksidasi) menjadi tidak berwarna/putih (bentuk reduksi). (
Patong, dkk., 2012)

Gambar 1. Reaksi Pembentukan Xanthine Oksidase

Secara teori uji Methylene Blue dapat memberikan gambaran


perkiraan jumlah bakteri yang terdapat di dalam susu. Pada percobaan ini
akan ditambahkan sejumlah zat yang biru ke dalam susu sapi, kemudian
diamati waktu yang dibutuhkan oleh bakteri terhadap susu tersebut untuk
melakukan aktivitas yang dapat mengakibatkan perubahan warna zat
tersebut. Semakin tinggi jumlah bakteri di dalam susu tersebut, semakin
cepat terjadinya perubahan zat warna tersebut. Uji Methylene Blue
didasarkan pada kemampuan bakteri dalam susu sapi untuk tumbuh dan
menggunakan oksigen terlarut, sehingga menyebabkan perubahan
penurunan kegiatan oksidasi reduksi dari campuran tersebut. Maka
akibatnya Methylene Blue yang ditambahkan akan tereduksi menjadi
putih methylene. Selain itu bekerja pula enzim yang disebut Schardinger
Enzym (Girindra, 1990). Substrat yang digunnakan pada percobaan kali
ini adalah formaldehid, sebagai penanda apakah aldehid dioksidasi.

Gambar 2. Reaksi dehydrogenase formaldehida yang di katalisis


oleh enzim Xanthine Oksidase

10
Pada praktikum kali ini disiapkan 3 tabung reaksi yang masing-
masing tabung P dan Q di isi dengan menggunakan susu sapi mentah
sebanyak 3 ml, sedangkan pada tabung R di isi menggunakan susu sapi
matang sebanyak 3 ml. Kemudian masing-masing tabung ditetesi
menggunakan methylene blue sebanyak 6 tetes dan di kocok hingga
warna tercampur dengan rata. Untuk tabung P ditambahkan 8 tetes
paraffin liquid, dan ketiga tabung dimasukkan kedalam inkubator yang
sudah di atur dengan suhu 37 oC selama 30 menit. Sehingga di dapatkan
hasil pada tiap tabung
TABUNG HASIL PENGAMATAN
P Warna Putih
Q Warna Putih Dengan Lapisan Atas Berwarna Biru
R Warna Biru Seluruhnya

Dari hasil percobaan, didapatkan hasil yaitu pada tabung P yaitu susu
mentah setelah penambahan 1 tetes Methylene Blue Formaldehid dan di
tambahkan 8 tetes parafin cair terjadi proses oksidasi reduksi dari
Methylene Blue sehingga warna biru (oksidasi) berubah menjadi warna
putih (reduksi) setelah diinkubasi selama 30 menit pada suhu 37 oC. Hal
tersebut terjadi karena enzim Schardinger bereaksi dengan formaldehid.
Formaldehid memberikan gugus aldehid yang dapat dioksidasi oleh
enzim Schardinger, sehingga formaldehid melepas H+ kemudian H+ dan
formaldehid akan ditangkap dan bereaksi dengan Methylene Blue
sehingga warna berubah menjadi putih. Dikarenakan ada penambahan 8
tetes parafin cair yang berfungsi sebagai penahan agar O2 (udara) dari
luar tidak masuk ke dalam tabung sehingga pada tabung P enzim
Schardinger bekerja secara anaerob dan reaksi bersifat irreversible.
Sehingga pada tabung P sesuai dengan teori yaitu terjadi proses oksidasi
reduksi dan enzim bekerja secara anaerob.
Pada tabung Q yaitu susu mentah setelah penambahan 1 tetes
Methylene Blue Formaldehid kemudian diinkubasi selama 30 menit pada
suhu 37 oC, terjadi proses oksidasi reduksi yaitu adanya perubahan warna
dari biru (oksidasi) menjadi putih (reduksi). Tetapi, setelah didiamkan

11
selama beberapa menit pada tabung Q warna berubah menjadi putih
kebiruan dimana terdapat lapisan biru diatasnya. Ini terjadi karena pada
tabung Q tidak di berikan parafin cair sebagai penahan agar O 2 (udara)
tidak masuk ke dalam tabung sehingga reaksi mengalami oksidasi
kembali. Pada tabung Q reaksi bersifat reversible karena O 2 (udara)
masuk ke dalam tabung.

Pada tabung R yaitu susu yang sudah dimasak atau sudah dilakukan
pemanasan sebelumnya. Setelah penambahan 1 tetes Methylene Blue
Formaldehid kemudian diinkubasi selama 30 menit pada suhu 37 oC.
Tidak terjadi perubahan warna atau warna tetap biru. Hal ini terjadi
karena adanya pemanasan yang dilakukan pada suhu tinggi atau melebihi
suhu optimum, enzim Schardinger mengalami denaturasi atau menjadi
tidak aktif atau rusak. Sehingga menyebabkan enzim kehilangan aktivitas
enzimatiknya dan enzim tidak dapat mengoksidasi aldehid dengan baik
kemudian tidak terjadi reaksi biokimia pada tabung R tersebut. Maka dari
itu tidak terjadi perubahan warna.

3.3. Pertanyaan Diskusi


1. Perubahan warna apakah yang terjadi pada masing-masing
tabung? Jelaskan mengapa hal tersebut terjadi?
Pada tabung P, terjadi perubahan warna dari biru (sebelum
diinkubasi) menjadi warna putih (setelah diinkubasi). Ini
dikarenakan pada tabung P ditambahkan Paraffin cair yang
berfungsi sebagai pencegah masuknya udara kembali ke dalam
tabung sehingga mendukung kerja dari enzim schardinger yang
bekerja secara anaerob.
Pada tabung Q, terjadi proses oksidasi dari penambahan
methylen blue formaldehid sehingga warna biru berubah menjadi
putih setelah diinkubasi. Namun, setelah didiamkan beberapa saat,
warna larutan pada bagian atas berwarna biru karena methylen
blue mengalami reduksi kembali.

12
Pada tabung R, tidak terjadi perubahan warna (tetap berwarna
biru). Hal ini terjadi karena pemanasan yang dilakukan
menghambat enzim di dalam susu tersebut sehingga menjadi tidak
aktif/rusak, akibatnya enzim tidak dapat mengoksidasi aldehid
dengan baik dan menyebabkan sulit terjadi perubahan warna.

2. Apakah fungsi enzim xanthine oksidase dalam tubuh?


Peran mengkatalisis oksidasi hipoxantin dan xantin menjadi
asam urat

13
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum enzim schardinger dapat disimpulkan
bahwa enzim schadinger yang terkandung di dalam susu sapi bekerja
secara optimal pada suhu 37 oC, hal ini dibuktikan pada susu sapi yang
telah melalui proses pemanasan dan di inkubasi selama 30 menit tidak
mengalami perubahan warna karena enzim yang terkandung di dalam susu
telah mengalami denaturasi.

14
DAFTAR PUSTAKA

[1] Patong, A.R., dkk., 2012, Biokimia Dasar, Lembah Harapan Press, Makassar.
[2] Girindra, A.,1990, Biokimia I, PT. Gramedia, Jakarta.
[3] Girindra, A.,1990, Biokimia I, PT. Gramedia, Jakarta.
[4] Patong, A.R., dkk., 2012, Biokimia Dasar, Lembah Harapan Press, Makassar.
[5] Resnawati, H., 2010, Kualitas Susu pada Berbagai Pengolahan dan
Penyimpanan
(online),(http://peternakan.litbang.deptan.go.id/fullteks/lokakarya/loksp08-
70.pdf), diakses pada tanggal 15 April 2020 pukul 14.10 WIB.
[6] Smith et al., 1997, Oxford dictionary of Biochemistry and Molecular Biology.
Oxford University Press. Ltd

15

Anda mungkin juga menyukai