Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

Percobaan Karbohidrat
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Individu pada Mata Kuliah Biokimia

MEISARAH

41035003171033

(Kelompok 8)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA

BANDUNG

2019
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim
Puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan izin-Nya sehingga penyusun
dapat menyelesaikan laporan praktikum yang berjudul “Percobaan Karbohidrat” yang
merupakan salah satu tugas dari mata kuliah Biokimia.
Adapun maksud dan tujuan pembuatan laporan praktikum ini adalah untuk
memperdalam ilmu pengetahuan, khususnya memperdalam ilmu Biokimia tentang hidrolisis
pada karbohidrat.
Laporan praktikum ini hasil dari kerja keras penyusun yang tidak luput dari kekurangan,
kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan laporan ini sangat penyusun
harapkan. Semoga penulisan laporan ini membawa manfaat bagi penyusun sendiri maupun
bagi pembacanya. Aamiin…

Bandung, 11 April 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR .............................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah................................................................................... 1
1.3 Maksud dan Tujuan Praktikum .................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 3
2.1 Karbohidrat................................................................................................ 3
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM ............................................................ 6
3.1 Tempat dan Waktu Praktikum ..................................................................6
3.2 Alat dan Bahan .......................................................................................... 6
3.3 Langkah Kerja Praktikum ......................................................................... 6
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 8
4.1 Hidrolisis Pati ............................................................................................ 8
4.2 Hidrolisis Sukrosa ..................................................................................... 9
4.3 Tes Larutan Glukosa (3 ml) + Sukrosa (2ml)..........................................10

BAB VPENUTUP.................................................................................................11
5.1 Kesimpulan.............................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehidupan sehari-hari kita melakukan aktivitas, baik yang telah merupakan kebiasaan
misalnya berdiri, berjalan, mandi, makan, dan sebagainya atau yang hanya kadang-kadang saja
kita lakukan. Untuk melakukan aktivitas itu kita memerlukan energi, energi yang diperlukan
ini kita peroleh dari bahan makanan yang kita makan. Pada umumnya bahan makanan itu
mengandung tiga kelompok utama senyawa kimia yaitu kerbohidrat, protein, dan lemak.
Kedudukan karbohidrat sangatlah penting pada manusia dan hewan tingkat tinggi lainnya,
yaitu sebagai sumber kalori. Karbohidrat juga mempunyai fungsi biologi lainnya yang tak
kalah penting bagi beberapa makhluk hidup tingkat rendah, ragi misalnya, mengubah
karbohidrat (glukosa) menjadi alkohol dan karbon dioksida untuk menghasilkan energi.
Kita dapat mengenal berbagai jenis karbohidrat dalam kehidupan sehari hari , baik yang
berfungsi sebagai pembangun struktur maupun yang berperan fungsional dalam proses
metabolisme. Amilum atau pati, selulosa, glikogen, gula atau sukrosa dan glukosa merupakan
beberapa senyawa karbohidrat yang penting dalam kehidupan manusia. Penjelasan tersebut
dianggap penting untuk dilakukannya praktikum mengenai penetapan karbohidrat dengan
metode uji pati, sukrosa, dan glukosa + sukrosa.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan, maka perumusan masalah yang dapat
diidentifikasi melalui pembuatan laporan praktikum ini antara lain :
1. Bagaimana cara menentukan sifat fisik dari hidrolisis pati (amilum/starch)?
2. Bagaimana cara menentukan sifat fisik dari hidrolisis sukrosa?
3. Bagaimana cara menentukan sifat fisik dari hidrolisis glukosa + sukrosa?

1.3 Maksud dan Tujuan Praktikum

Adapun maksud dan tujuan dari pembuatan laporan praktikum ini antara lain :
1. Mengetahui dan menentukan sifat fisik dari hidrolisis pati (amilum/starch).
2. Mengetahui dan menentukan sifat fisik dari hidrolisis sukrosa.
3. Mengetahui dan menentukan sifat fisik dari hidrolisis glukosa + sukrosa
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Karbohidrat
Karbohidrat adalah polihidroksi aldehida atau keton dengan rumus empirik (CH2O)n, dapat
diubah menjadi aldehida dan keton dengan cara hidrolisis, disusun oleh dua sampai delapan
monosakarida yang dirujuk sebagai oligosakarida. Karbohidrat tersebar luas baik dalam
jaringan hewan maupun jaringan tumbuh-tumbuhan. Dalam tumbuh-tumbuhan, karbohidrat
dihasilkan oleh fotosintesis dan mencakup selulosa serta pati. Pada jaringan hewan, karbohidrat
berbentuk glukosa dan glikogen. Fungsi karbohidrat yaitu, untuk sumber energi, pemanis pada
makanan, penghemat protein, pengatur metabolisme lemak, penawar racun, baik untuk yang
terkena konstipasi (sembelit), dan masih banyak lagi manfaat-manfaat yang lainnya.
Pada umumnya karbohidrat merupakan zat padat berwarna putih yang sukar larut dalam pelarut
organik tetapi larut dalam air (kecuali beberapa polisakarida). Karbohidrat dibagi dalam tiga
golongan yaitu :

1. Monosakarida; adalah karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi bentuk yang lebih
sederhana lagi, dapat dibedakan berdasarkan banyaknya atom C pada molekulnya, dan gugus
aldehid atau keton yang dikandung berubah menjadi aldosa dan ketosa. Monosakarida
merupakan gula sederhana yang memiliki satu atom karbon asimetrik, contoh : glukosa,
galaktosa, fruktosa, manosa, dan ribosa.

2. Oligosakarida; adalah karbohidrat yang tersusun dari dua sampai sepuluh molekul
monosakarida yang digabungkan oleh ikatan kovalen. Biasanya dikenal dengan disakarida,
contoh : maltosa, laktosa, dan sukrosa.

3. Polisakarida; adalah karbohidrat yang mengandung lebih dari sepuluh monosakarida yang
berikatan. Bila dihidrolisis dapat menghasilkan lebih dari 6 molekul monosakarida, contoh :
glikogen dan amilum (pati) merupakan polimer glukosa. Berfungsi untuk penyimpanan
karbohidrat.

Ada beberapa metode uji kualitatif karbohidrat :

1. Uji Molisch
Adalah uji untuk membuktikan adanya karbohidrat. Uji ini efektif untuk berbagai senyawa
yang dapat di dehidrasi menjadi furfural atau substitusi furfural oleh asam sulfat pekat.
Senyawa furfural akan membentuk kompleks dengan α-naftol yang dikandung pereaksi
Molisch dengan memberikan warna ungu pada larutan.

2. Uji Benedict
Adalah uji untuk membuktikan adanya gula pereduksi. Gula pereduksi adalah gula yang
mengalami reaksi hidrolisis dan bisa diurai menjadi sedikitnya dua buah monosakarida.
Karateristiknya tidak bisa larut atau bereaksi secara langsung dengan Benedict, contohnya
semua golongan monosakarida, sedangkan gula non pereduksi struktur gulanya berbentuk
siklik yang berarti bahwa hemiasetal dan hemiketalnya tidak berada dalam kesetimbangannya,
contohnya fruktosa dan sukrosa. Dengan prinsip berdasarkan reduksi Cu2+ menjadi Cu+ yang
mengendap sebagai Cu2O berwarna merah bata. Untuk menghindari pengendapan CuCO3
pada larutan natrium karbonat (reagen Benedict), maka ditambahkan asam sitrat. Larutan
tembaga alkalis dapat direduksi oleh karbohidrat yang mempunyai gugus aldehid atau
monoketon bebas, sehingga sukrosa yang tidak mengandung aldehid atau keton bebas tidak
dapat mereduksi larutan Benedict.

3. Uji Barfoed
Adalah uji untuk membedakan monosakarida dan disakarida dengan mengontrol kondisi pH
serta waktu pemanasan. Prinsipnya berdasarkan reduksi Cu2+ menjadi Cu+. Reagen Barfoed
mengandung senyawa tembaga asetat.

4. Uji Seliwanoff
Prinsipnya berdasarkan konversi fruktosa menjadi asam levulinat dan hidroksimetil furfural
oleh asam hidroklorida panas dan terjadi kondensasi hidroksimetilfurfural dengan resorsinol
yang menghasilkan senyawa berwarna merah, reaksi ini spesifik untuk ketosa. Sukrosa yang
mudah dihidrolisis menjadi glukosa dan fruktosa akan memberikan reaksi positif dengan uji
seliwanoff yang akan memberikan warna jingga pada larutan.

5. Uji Hidrolisis Pati


Pati dan iodium membentuk ikatan kompleks berwarna biru. Pati dalam suasana asam bila
dipanaskan dapat terhidrolisis menjadi senyawa yang lebih sederhana, hasilnya diuji dengan
iodium yang akan memberikan warna biru sampai tidak berwarna dan hasil akhir ditegaskan
dengan uji Benedict.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Tempat dan Waktu Praktikum


Praktikum dilaksanakan di Laboratorium Kimia Fakultas Pertanian Universitas Islam
Nusantara Bandung. Praktikum dilaksanakan pada hari Selasa, 02 April 2019 pada pukul 16.00
sampai dengan selesai.

3.2 . Alat dan Bahan


Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini:
 Tabung reaksi besar
 Water bath
 Plat tetes
 Gelas ukur
 Spatula
 Pipet tetes
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini:
 Iod (I2)
 Larutan Benedict
 Larutan Pati (Amilum/Starch)
 Larutan Sukrosa 1% = 5 ml (x1)
 Larutan Sukrosa 1% = 2 ml (y1)
 Larutan Glukosa 1% = 3 ml (y2)

3.3 Langkah Kerja Praktikum


Langkah kerja dalam pelaksanaan praktikum sebagai berikut :
 Hidrolisis Pati
- Masukkan 5 ml larutan ke dalam tabung reaksi besar;
- Panaskan dalam air mendidih (dalam Beacker Glass);
- Tes dengan air Iod dalam pelat tetes selang waktu (2-3) menit;
- Teteskan ke dalam pelat tetes (1-2) tetes;
- Catat warna air Iod (I2); dan
- Warna air Iod harus sampai tetap.
 Hidrolisis Sukrosa
- Masukkan 5 ml larutan sukrosa ke dalam tabung reaksi besar;
- Panaskan dalam air mendidih (dalam waterbath);
- Tes dengan benedict (warna biru); dan
- Amati dan catat perubahan warnanya dan endapannya.

 Tes Larutan Glukosa (3 ml) + Sukrosa (2 ml)


- Masukkan larutan glukosa + sukrosa (3+2) ml ke dalam tabung reaksi besar;
- Panaskan dalam air mendidih (dalam waterbath);
- Tes dengan benedict (warna biru); dan
- Amati dan catat perubahan warnanya dan endapannya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hidrolisis Pati

Setelah ditetesi larutan Iod

Ket: warna biru pekat dan


mengendap

Pembahasan

Pengujian dilakukan dengan meneskan larutan pati yang telah didinginkan selang waktu
2-3 menit setelah proses pemanasan selama 5 menit ke dalam pelat tetes, lalu diteteskan larutan
Iod (I2).
Proses penyerapan Iodin oleh karbohidrat secara umum terjadi karena dalam larutan
pati ada unit-unit glukosa yang membentuk rantai heliks. Bentuk ini dapat menyebabkan pati
membentuk kompleks sehingga molekul iodium dapat masuk ke dalam spiralnya. Hal ini sesuai
dengan Amrida (2011) yang menyatakan bahwa Proses penyerapan iodin oleh karbohidrat
adalah dalam larutan pati terdapat unit-unit glukosa yang membentuk rantai heliks karena
adanya ikatan dengan konfigurasi pada tiap unit glukosanya. Bentuk ini dapat menyebabkan
pati membentuk kompleks sehingga molekul iodium dapat masuk ke dalam spiralnya.
Salah satu contoh metode pengujian karbohidrat secaraa kualitatif adalah dengan
metode Iodin. Prinsip pengujian karbohidrat metode iodin adalah polisakarida yang ada dalam
sampel akan membentuk komplek adsorpsi berwarna spesifik dengan penambahan iodium.
Amilum atau pati dengan iodium mengahasilkan warna biru. Hal ini sesuai dengan Haris
(2011) yang menyatakan bahwa polisakarida jenis amilum akan memberikan warna biru.
4.2 Hidrolisis Sukrosa

Proses pemanasan larutan Setelah pemanasan dan ditetesi


sukrosa larutan benedict

Pembahasan
Pada uji Benedict larutan tembaga alkalis akan direduksi oleh gula yang mempunyai gugus
aldehid atau keton bebas dengan membentuk kuproksida yang berwarna. Gula pereduksi
beraksi dengan pereaksi menghasilkan endapan merah bata (Cu2O). Pada gula pereduksi
terdapat gugus aldehid dan OH laktol. OH laktol adalah OH yang terikat pada atom C pertama
yang menentukan karbohidrat sebagai gula pereduksi atau bukan. Sekalipun aldosa atau ketosa
berada dalam bentuk sikliknya, namun bentuk ini berada dalam kesetimbangannya dengan
sejumlah kecil aldehida atau keton rantai terbuka, sehingga gugus aldehida atau keton ini dapat
mereduksi berbagai macam reduktor. Hasil uji positif ditunjukkan oleh galaktosa, glukosa,
maltosa, dan arabinosa, sedangkan untuk karbohidrat jenis fruktosa, sukrosa dan pati
menunjukkan hasil negatif. Fruktosa memberikan hasil yang negatif yang seharusnya
memberikan hasil positif, karena fruktosa bukanlah gula pereduksi. Tetapi memiliki gugus α-
hidroksi keton, maka fruktosa akan berubah menjadi glukosa dan manosa dalam suasana basa
serta memberikan hasil positif dengan pereaksi benedict. Sedangkan sukrosa tersusun oleh
glukosa dan fruktosa, namun atom karbon anomerik keduanya saling terikat, sehingga pada
setiap unit monosakarida tidak lagi terdapat gugus aldehida atau keton yang dapat
bermutarotasi menjadi rantai terbuka, hal ini menyebabkan sukrosa tak dapat mereduksi
pereaksi Benedict. Larutan benedict yang berwarna biru mengakibatkan larutan sukrosa yang
ditetesi larutan benedict tersebut menjadi biru terang tetapi bukan menunjukkan adanya reaksi
dari larutan sukrosa yang ditetesi oleh larutan benedict tersebut.
4.3 Tes larutan Glukosa 3 ml) + Sukrosa (2 ml)

Proses pemanasan larutan Setelah pemanasan dan ditetesi


grukosa+sukrosa larutan benedict

Pembahasan

Glukosa dapat diperoleh dari hidrolisis sukrosa (gula tebu) atau pati (amilum) dan Sukrosa atau
gula tebu adalah disakarida dari glukosa dan fruktosa. Sukrosa dibentuk oleh banyak tanaman
tetapi tidak terdapat pada hewan tingkat tinggi. Sukrosa mempunyai sifat memutar cahaya
terpolarisasi ke kanan. Hasil yang diperoleh dari reaksi hidrolisis adalah glukosa dan fruktosa
dalam jumlah yang ekuimolekular. Sukrosa bereaks negatif terhadap pereaksi fehling,
benedict, dan tollens. Larutan benedict yang berwarna biru mengakibatkan larutan glukosa (3
ml) + sukrosa (2ml) yang ditetesi larutan benedict tersebut menjadi biru terang tetapi bukan
menunjukkan adanya reaksi dari larutan glukosa+sukrosa yang ditetesi oleh larutan benedict
tersebut.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Karbohidrat adalah polihidroksi aldehida atau keton dengan rumus empirik (CH2O)n,
dapat diubah menjadi aldehida dan keton dengan cara hidrolisis.

2. Karbohidrat dibagi dalam tiga golongan yaitu : monosakarida,


oligosakarida/disakarida, dan polisakarida.

3. Kandungan karbohidrat pada suatu bahan pangan dapat diketahui dengan melakukan
pengujian secara kualitatif metode uji iodin dan benedict.

4. Prinsip dari penetapan karbohidrat dengan metode uji iodin untuk mengidentifikasi
polisakarida. Reagent yang digunakan adalah larutan iodine. Amilum dengan iodine
dapat membentuk kompleks biru, Amilopektin dengan iodin akan memberi warna
merah ungu sedangkan dengan glikogen dan dekstrin akan membentuk warna merah
coklat

5. Uji Benedict : uji untuk membuktikan adanya gula pereduksi, dengan memberikan
warna merah bata pada karbohidrat.

DAFTAR PUSTAKA

https://nikku92.wordpress.com/2010/11/19/uji-identifikasi-karbohidrat/

https://tonimpa.wordpress.com/laporan/bioteknologi/hidrolisis-pati-secara-enzimatis/

https://tonimpa.wordpress.com/2013/05/14/laporan-praktikum-hidrolisa-pati/

https://kumalasarievhy.wordpress.com/2012/12/17/laporan-praktikum-uji-karbohidrat/

https://www.slideshare.net/fauziahkn/laporan-praktikum-biokimia-uji-molish-uji-benedict-
uji-seliwanoff-uji-iodine-dan-uji-karbohidrat-buah

http://rinosafrizal.com/penggolongan-dan-identifikasi-karbohidrat/

Anda mungkin juga menyukai