Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

“Metabolisme Karbohidrat”
DOSEN PENGAMPU :
Martina Kurnia Rohmah, S.Si., M.Biomed.

DISUSUN OLEH :
1. M. ARIF LUKMAN (16020200053)
2. DEVINDAH NURLITASARI(18020200014)
3. NIKEN DEWI HASTUTI (18020200028)
4. CHOMZAH NUR M (18020200051)
5. FADLILAH (18020200054)
6. ADELIA CANDRA (18020200065)
7. DODI VERMANSYAH (18020201082)
8. AYU CAHYANING A (18020201094)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


RUMAH SAKIT ANWAR MEDIKA
TAHUN AJARAN 2019/2020

WINDOWS 10 1
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
yang telah diberikan, sehingga penyusun bisa menyelesaikan Laporan Praktikum Biologi ini.
Adapun tujuan disusunnya laporan ini adalah sebagai syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Biologi.
Tersusunnya laporan ini tentu bukan karena buah kerja keras kami semata, melainkan juga atas
bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, kami ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang membantu terselesaikannya laporan ini, diantaranya:
1. Ibu Martina Kurnia Rohmah, S.Si., M.Biomed selaku dosen pengampu mata kuliah
Biokimia.
2. Para petugas laboratorium Biologi Dasar STIKES RS Anwar Medika
3. Orang tua, kerabat, sahabat, dan pihak-pihak lainnya yang tidak bisa kami sebutkan
satu persatu.
Kami sangat menyadari bahwa laporan ini masihlah jauh dari sempurna. Untuk itu, kami
selaku tim penyusun menerima dengan terbuka semua kritik dan saran yang membangun agar
laporan ini bisa tersusun lebih baik lagi. Kami berharap semoga laporan ini bermanfaat untuk
kita semua.

Sidoarjo, 25 November 2019

Penyusun

WINDOWS 10 2
DAFTAR ISI

COVER DALAM .............................................................................................................. 1


KATA PENGANTAR ....................................................................................................... 2
DAFTAR ISI...................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
I. Tujuan ............................................................................................................... 4
II. Dasar Teori........................................................................................................ 4
III. Tanggal Pelaksana Alat dan Bahan................................................................... 7
IV. Prosedur Kerja .................................................................................................. 8
V. Hasil Pengamatan.............................................................................................. 9
VI. Analisis Hasil .................................................................................................... 10
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 11
BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 13
i. Kesimpulan ....................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 14
LAMPIRAN....................................................................................................................... 15

WINDOWS 10 3
BAB I
PENDAHULUAN

I. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum pada metabolisme karbohidrat diantaranya :
1. Mahasiswa dapat melakukan percobaan untuk membuktikan proses hidrolisis
senyawa karbohidrat rantai panjang menjadi gugus yamg lebih sederhana
sebagai pembuktian terjadinya metabolisme karboidrat ekstraseluler (melalui
sistem pencernaan).
2. Mahasiswa dapat melakukan uji kuantitatif adanya glukosa pada darah orang
normal dan pasien diabetes millitus untuk membuktikan kegagalan terjadinya
metabolisme karbohidrat intraseluler.
II. Dasar Teori
Karbohidrat merupakan sumber kalori utama bagi manusiaselain protein dan
lemak. Karbohidrat yang mempunyai rumusempiris (CH2O)n ini juga mempunyai
peranan penting dalammenentukan karakteristik bahan makanan, misalnya rasa,
karna,tekstur, dan lain-lain. sedangkan dalam tubuh, karbohidrat berguna untuk
mencegah timbulnya pemecahan-pemecahan protein tubuhyang berlebihan,
kehilangan mineral dan berguna untuk membantu metabolisme lemak dan protein
(SRI,2011).
Karbohidrat sebagai zat gizi merupakan nama kelompok zat-zat organik yang
mempunyai struktur molekul yang berbeda-beda, meski terdapat persamaan-
persamaan dari sudut kimia dan fungsinya.semua karbohidrat terdiri atas unsur-
unsur karbon(C), hidrogen (H),dan oksigen (O), yang pada umumnya mempunyai
rumus kimiaCn(H2O)n rumus umum ini memberikan kesan zat karbon yang diikat
dengan air (dihidrasi), sehingga diberi nama karbohidrat. Persamaan lain ialah
bahwa ikatan-ikatan organik yang menyusun kelompok karbohidrat ini berbentuk
poli alkohol. Dari sudut fungsi, karbohidrat adalah penghasil utama energi dalam
makanan maupun didalam tubuh. Karbohidrat yang terasa manis, biasa disebut
gula. Molekul dasar dari karbohidrat disebut monosakarida atau monosa.
Duamonosa yang saling terikat membentuk disakarida atau diosa, dan tiga
monosakarida yang saling terikat diberi nama trisakarida atau triosa. ikatan dari
lebih tiga monosakarida disebut polisakarida atau poliosa. polisakarida yang
mengandung jumlah monosakarida yang tidak begitu banyak disebut oligosakarida
(sediaoetama, 2005)
Pada umumnya, karbohidrat berupa serbuk putih yang mempunyai sifat sukar
larut dalam pelarut nonpolar, tetapi mudah larut dalam air. Kecuali polisakarida
bersifat tidak larut dalam air. Amilum dengan air dingin akan membentuk suspensi
dan bila dipanaskan akan terbentuk pembesaran berupa pasta dan bila didinginkan
akan membentuk koloid yang kental semacam gel (Sirajuddin dan Najamuddin,
2011)

WINDOWS 10 4
Karbohidrat dibagi menjadi beberapa klas atau golongan sesuai dengan sifat-
sifatnya terhadap zat-zat penghidrolisis. Karbohidrat atau gula dibagi menjadi
empat klas pokok :
1. Gula yang sederhana atau monosakarida, kebanyakan adalah senyawa-senyawa
yang mengandung lima dan enam atom karbon. Karbohidrat yang mengandung
6 karbon disebut heksosa. gula yang mengandung 5 karbon disebut pentosa.
Kebanyakan gula sederhana adalah merupakan polihidroksialdehida yang
disebut aldosa dan polihidroksi keton disebut ketosa.
2. Oligosakarida, senyawa berisi dua atau lebih gula sederhanayang dihubungkan
oleh pembentukan asetal antara gugusaldehida dan gugus keton dengan gugus
hidroksil. bila dua gula digabungkan diperoleh disakarida, bila tiga diperoleh
trisakarida dan seterusnya ikatan penggabungan bersama-sama gula ini disebut
ikatan glikosida
3. Polisakarida, di mana di dalamnya terikat lebih dari satu gula sederhana yang
dihubungkan dalam ikatan glikosida.polisakarida meliputi pati, sellulosa dan
dekstrin.
4. Glikosida, dibedakan dari oligo dan polisa karida yaitu olehkenyataan bahwa
mereka mengandung molekul bukan gulayang dihubungkan dengan gula oleh
ikatan glikosida. (sastrohamidjojo, H., 2005)
Keberadaan karbohidrat dapat uji dengan berbagai macam uji kuntitataf antara lain
: 1.uji molishch 2.uji barfoed 3.uji benedict 4.uji iodium 5.uji seliwanoff
1. Uji Molichs
Hidrolisa ikatan glukosidik pad karbohidrat oleh asm sulfat pekat akan
menghasilkan monosakrida, yang terhidratasi menjadi furfural dan turunanya.
Senyawa tersebut kemudian berkondensasi dengan α-naftol membentuk
senyawa bewarna. Reaksi positif ditandai oleh munculnya cincin ungu
dipermukaan antara lapisan asam dan lapisan sampel.
2. Uji Benedict
Uji benedict digunakan untuk mengidentifikasi adanya gula gula pereduksi.gula
pereduksi meliputik sejeiss monosakarida dan beberapa disakarida seperti
laktosa dan maltosa. Pada uji benedict, akan bereaks engan gugus aldehit
(kecuali aldehid dalam gugus aromatik) dan alpha hidroksi keton. Oleh karena
itu, meskipun sukrosa bukan termasuk gula peredusi, namaun karena memiliki
gugus alpha hidroksi keton ,maka fruktosa akan berubah menjadi glukosa dan
mannosa dalam suasana dan memberikan hasil positif dengan reagen benedict.
Maltosa dan laktosa memberikn uji positif dengan reagen benedict, edangkan
larutan sukrosa tidak bereaksi karena tidak memiliki gugus aldehid atau alpha
hidroksi ikatan bebas.
3. Uji Barfoed
Uji barfoed merupakan pengujian yang reaksi terdiri atas larutankuoriasetat dan
asam asetat dalam air yang berguna dalam membedakanantara monosakarida
dan disakarida.

WINDOWS 10 5
4. Uji Iodine
Uji iodine merupakan pengujian yang dilakukan untuk mengetahui bahan-bahan
yang digunakan dalam pengujian mengandung iodium dan patiyang dapat
membentuk ikatan kompleks berwarna biru.Berdasarkan pengamatan yang
telah dilakukan terhadap beberapa bahan uji terlihat semua reaksi perubahan
pada uji iodium menunjukkanreaksi negatif karena tidak terjadi perubahan
warna hasil yang terlihat hanyawarna bening pada amilum, sukrosa, maltosa,
agar-agar dan warna kuning pada fruktosa dan glukosa.
5. Uji Selwanoff
Pada uji Seliwanoff, jika gula tersebut mempunyai gugus keton disebut ketosa.
Sebaliknya jika ia mengandung gugus aldehida, ia adalah aldosa. Prinsip dari
uji ini adalah dehidrasi fruktosa oleh HCl pekat menghasilkan
hidroksimetilfurfural dengan penambahan resorsinol akan mengalami
kondensasi membentuk kompleks berwarna merah oranye. Uji ini didasarkan
pada fakta bahwa ketika dipanaskan, ketosa lebih cepat terdehidrasi daripada
aldosa. Fruktosa dan sukrosa merupakan dua jenis gula yang memberikan uji
positif. Sukrosa menghasilkan uji positif karena ia adalah disakarida yang terdiri
dari fruktosa dan glukosa. Hasil menunjukan positif mengandung gula
pereduksi dengan adanya endapan merah pada larutan.
Metabolisme karbohidrat berupa katabolisme identik dengan proses hidrolisis
karbohidrat rantai panjang menjadi rantai yang lebih sederhana.salah satu senyawa
yang mengalami pencernaan enzematis didalam tubuh manusia adalah amilm.
amilum merupakan karbon yang sering dikonsumsi oleh manusia bersumber dari
sumber makana seperti beras,gandum maupun ubi-ubian. Amilum (C6H10O5)n
merupakan karbohidrat yang memiliki karakter fisik berwujud bubuk putih,tidak
berbuh, dan tidak larut dalam air. Amilum merupakan polimer glukosa yang terdiri
dari amilosa dan amilopektin.
Berikut ini merupakan struktur kimia dari amilum

WINDOWS 10 6
Karbohidrat juga dapat ditentukan kuantitasnya dengan cara analisa
kuantitatif menggunakan metoe spektrofotometri.senyawa karbohidrat apabila
direaksiakan dengan fenol dan asam sulfat pekat akan menghasilkan senyawa
kompleks bewarna jingga. Penentuan kadar glukos dalam sri bua dilakukan dengan
cara membuat kurva standrad glukosa.
Diabetes militus ( dm ) adalah salah satu penyakit akibat ganguan metabolisme
glukosa didalam tubuh yang berakibat pada penumpukan glukosa pada pembuu
darah. DM terbagi menjadi 2 jenis yaitu dm tipe I dan II. DM tipe I di cirikan dengan
rendahnya kadar insulin dalam yang di produksi oleh sel beta pankrease
menyebabkan glukosa tidak dapat masuk kedalam sel dan tidak dapat
dimetebolisme. Sedangkan DM tipe II di cirikan dengan adanya resistensi insulin
yg berakibat sama yaitu glukosa tidak dapat masuk kedalam sel dan tdak dapat
dimetabolisme. Kadar glukosa darah darah puasa pada orang normal adalah kurang
dari 80-109 mg/dl. Kadar glukosa darah puasa pre-diabetes 110-125mg/dl,
sedangkan pendrita Dm >126mg/dl. Ketika glukosa tinggi maka dapat masuk
kedalam sel dan tidak dapat dikatabolisme menjadi energi melalui proses ispirasi
seluler di mitokondria.
Kadar glukosa darah dapat di priksa secara kuantitatif salah satunya dengan
menggunakan fotometer. Adapun prinsip pemeriksaan ini adalah glukosa di
oksidasi menjadi d-glukonat oleh glukosa oksidase bersama dengan hidrogen
peroksidase. Adanya peroksidase, campuran fenol, dan 4-aminoantipirin akan
dioksidasi oleh hidrogen peroksidase untuk menghilangkan warna merah
quinenomina yang sebanding dengan konsentrasi glukosa dalam sempel. Reaksi
yang terjadi dapat di gambarkan sebagai berikut:
B-D-glukosa+H2O2+O2 D-Glukonat+H2O2

POD+H2O2
4-Amino antipirin+fenol Quinineimina+H2O
III. Tanggal Pelaksana, Alat, dan Bahan
1. Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 8 November 2019, di Laboratorium
Biologi Dasar STIKES RS ANWAR MEDIKA

WINDOWS 10 7
2. Alat
Pada praktikum ini ada 2 pengamatan berbeda yang masing-masing
pengamatannya memerlukan alat-alat yang berbeda. Pada pengamatan
pertama dibutuhkan alat berupa tabung reaksi beserta rak, penangas air, plat
tetes, pipet ukur, dan pipet tetes. Pada pengamatan kedua dibuthkan alat
berupa fotometer, mikropipet, tabung reaksi beserta rak, timer, blue tip,
yellow tip, tisu, tourniquet, jarum suntik, dan vacutainer.
3. Bahan
Pada praktikum ini ada 2 pengamatan berbeda yang masing-masing
pengamatannya memerlukan bahan-bahan yang berbeda. Pada pengamatan
pertama dibutuhkan bahan berupa larutan amilum 10%, HCL 2 M, larutan
iodium 2%, dan reagen benedict. Pada pengamatan kedua dibutuhkan bahan
berupa darah orang normal, darah pasien diabetes melitus, dan glukosa PAP
tes kit.
IV. Prosedur Kerja
1. Pengamatan Hidrolisis Amilum Untuk Mempelajari Metabolisme
Karbohidrat Secara Ekstraseluler yaitu pada Saluran Pencernaan
Manusia.
Masukkan 5ml larutan amilum 10% ke dalam tabung reaksi. Tambahkan 2,5
ml HCl 2 M, kocok. Masukkan ke dalam penangas air mendidih. Setelah 3
menit, ambil 2 tetes larutan dan letakkan pada plat tetes, dan tambahkan larutan
iodine 2 tetes. Catat perubahan warna yang terjadi. Lakukan langkah yang sama
seperti sebelumnya setiap 3 menit sampai didapatkan hasil bewarna kuning
pucat (kurang lebih 21 menit). Terakhir lanjutkan hidrolisis sampai 5 menit,
didinginkan. Lakukan uji benedict, masukkan 2 tetes larutan amilum yang telah
dihidrolisis dan ditambahkan reagen benedict 6 tetes. Campurkan dengan baik,
masukkan dalam penangas air mendidih selama 5 menit, biarkan dingin.
Perhatikan warna dan endapan yang terbentuk.
2. Uji Kadar Glukosa Darah Untuk Mempelajari Metabolisme Karbohidrat
Intraseluler
Menggunakan metode end-point. Sampel yang digunakan ialah sampel darah
orang normal dan pasien diabetes melitus. Menyiapkan 3 tabung tandai dengan
label bertuliskan (standar, sampel, reagen). Pipet larutan standar, sampel dan
reagen sesuai intruksi dosen. Inkubasi selama 5-10 menit pada suhu 37°C lalu
baca kadar glukosa pada Panjang gelombang 505 nm dan T-faktor 1000.

WINDOWS 10 8
V. Hasil Pengamatan
NO ZAT WAKTU WARNA DENGAN BENEDICT HASIL HIDROLISIS
TAMBAHAN HIDROLISIS
1.1 HCL 1 MENIT WARNA BERUBAH SEDIKIT TIDAK TERHIDROLISIS
KERUH
2 MENIT WARNA TETAP KERUH TIDAK TERHIDROLISIS

3 MENIT WARNA TETAP KERUH TIDAK TERHIDROLISIS

1.2 HCL 1 MENIT WARNA BERUBAH SEDIKIT TIDAK TERHIDROLISIS


KERUH
2 MENIT WARNA TETAP KERUH TIDAK TERHIDROLISIS

3 MENIT WARNA TETAP KERUH TIDAK TERHIDROLISIS

2 AMILASE 1 MENIT WARNA BELUM BERUBAH _

2 MENIT WARNA BERUBAH SEDIKIT PENILAIAN : +1


KUNING KONSENTRASI : <0,5%
3 MENIT WARNA BERUBAH MENJADI PENILAIAN : +1
HJAU KEKUNINGAN KONSENTRASI : <0,5%

NO SAMPEL DARAH KADAR GULA DARAH


1 ORANG NORMAL 71,2mg/dL

83,6mg/dL

2 PASIEN DM 242,0 mg/dL

4693 mg/dL

NO ZAT TAMBAHAN BLANKO STANDAR SAMPEL


1 STANDAR _ 5 µL _

2 SAMPEL _ _ 5 µL

3 HCL 500mL 500 µL 500 µL

WINDOWS 10 9
VI. Analisis Hasil
A. Pengamatan hidrolisis amilum untuk mempelajari metabolisme karbohidrat secara
ekstraseluler yaitu pada saluran pencernaan manusia
 HCL uji ke-2 ketika ditetesi 6 tetes benedict
1. 1 menit : ketika melakukan uji benedict, warna larutan berubah sedikit
keruh, yang artinya larutan tidak terhidrolisis
2. 2 menit : ketika melakukan uji benedict, warna larutan tetap keruh, yang
artinya larutan tidak terhidrolisis
3. 3 menit : ketika melakukan uji benedict, warna larutan tetap keruh, yang
artinya larutan tidak terhidrolisis
 Enzim amilase uji ke-2 ketika ditetesi 3 tetes
1. 1 menit : ketika melakukan uji benedict, warna larutan belum berubah, yang
artinya belum terhidrolisis
2. 2 menit : ketika melakukan uji benedict, warna larutan berubah sedikit
kuning, yang artinya larutan benilai +1 dan konsentrasinya < 0,5%
3. 3 menit : ketika melakukan uji benedict, warna larutan berubah menjadi
hijau-hijau kekuningan, yang artinya larutan benilai +1 dan konsentrasinya
< 0,5%
B. Uji kadar glukosa darah untuk mempelajari metabolisme karbohidrat secara
intraseluler
1. Orang normal : ketika melakukan uji kadar gukosa darah, diperoleh hasil
71,2 mg/dL, yang mana kadar glukosa darah pada orang normal adalah
kurang dari 80-109 mg/dL
2. Orang normal : ketika melakukan uji kadar gukosa darah, diperoleh hasil
83,6 mg/dL, yang mana kadar glukosa darah pada orang normal adalah
kurang dari 80-109 mg/dL
3. Pasien DM : ketika melakukan uji kadar gukosa darah, diperoleh hasil 242,0
mg/dL, yang mana kadar glukosa darah pada pasien DM adalah lebih dari
126 mg/dL
4. Pasien DM : ketika melakukan uji kadar gukosa darah, diperoleh hasil 242,0
mg/dL, yang mana kadar glukosa darah pada pasien DM adalah lebih dari
126 mg/dL

1
WINDOWS 10
0
BAB II
PEMBAHASAN
Pada percobaan praktikum kali ini kita membahas tentang metabolisme
karbohidrat, dengan tujuan mahasiswa dapat melakukan percobaan untuk membuktikan
proses hidrolisis senyawa karbohidrat rantai panjang menjadi gugus yang lebih
sederhana sebagai pembuktian terjadinya metabolisme karbohidrat ekstraseluler
(melalui sistem pencernaan), serta mahasiswa dapat melakukan uji kuantitatif adanya
glukosa pada darah normal pasien Diabetes Melitus untuk membuktikan kegagalan
terjadinya metabolisme karbohidrat intraseluler.

Pada percobaan pengamatan Hidrolisis amilum untuk mempelajari metabolisme


karbohidrat ekstraseluler yaitu pada saluran pencernaan manusia, dilakukan percobaan
apakah percenaan karbohidrat terjadi atau tidak dalam lambung. Langkah pertama
masukkan 5ml larutan amilum 10% ke dalam tabung reaksi. Tambahkan 2,5 ml HCl 2
M, kocok. Masukkan ke dalam penangas air mendidih. Lakukan uji benedict,
ditambahkan reagen benedict 6 tetes. Campurkan dengan baik, kemudian dilakukan
pemanasan pada api bunsen hasil menunjukkan dari menit pertama sampai menit ketiga
larutan berwarna putih keruh. . Hal ini menunjukkan bahwa amilum masih membentuk
polisakarida belum menjadi glukosa yang lebih sederhana, hal tersebut membuktikan
bahwa pencernaan hidrolisis karbohidrat tidak terjadi di lambung karena makanan
bercampur dengan getah lambung yang bersifat asam, disini terjadi proses
pencampuran makanan oleh gerakan konsentrasi lambung. Dekstrin dan maltosa
diuraikan menjadi disakarida dengan bantuan amilase pankreas dengan pH 7-8 dan
selanjutkan akan diteruskan dalam usus halus. Tujuan dari uji benedict ini adalah
mengetahui adanya gula pereduksi. Gula pereduksi adalah gula yang memiliki gugus
karbonil bebas berupa gugus aldehid atau gugus keton yang bisa mereduksi ion logam
yang memiliki muatan.

Pada percobaan kedua membandingkan bahwa adanya enzim amilase bisa


menghidrolisis larutan amilum dalam keadaan netral/basa. Dengan dilakukan
mengambil larutan amilum sebanyak 5 ml dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan
dengan enzim amilase sebanyak 2,5 ml. Setelah itu dimasukkan dalam penangas air
selama 15 menit. Lalu ditambahkan reagen bendict, tujuan dari uji benedict ini adalah
mengetahui adanya gula pereduksi. Setelah dilakukan pemanasan selama 1 menit warna
larutan belum berubah, yang artinya belum terhidrolisis, pemanasan 2 menit ketika
melakukan uji benedict, warna larutan berubah sedikit kuning, yang artinya larutan
benilai +1 dan konsentrasinya < 0,5%, dan pemanasan selama 3 menit warna larutan
berubah menjadi hijau-hijau kekuningan, yang artinya larutan benilai +1 dan
konsentrasinya < 0,5%. Hal ini menunjukkan bahwa karbohidrat dapat mengalami
hidrolisis di dalam usus.

1
WINDOWS 10
1
Pada praktikum uji kadar glukosa darah untuk mempelajari metabolisme secara
interseluler, mengambil sampel secara acak 2 pasien normal, dan 2 pasien Diabetes
Mellitus yang di Rumah Sakit. Hasil pengukuran kadar glukosa di dalam darah pasien
normal pertama ketika melakukan uji kadar gukosa darah, diperoleh hasil 71,2 mg/dL,
yang mana kadar glukosa darah pada orang normal adalah kurang dari 80-109 mg/dL.
Dan pada pasien kedua ketika melakukan uji kadar gukosa darah, diperoleh hasil 83,6
mg/dL, yang mana kadar glukosa darah pada orang normal adalah kurang dari 80-109
mg/dL. Sedangkan hasil pengukuran pasien DM ketika melakukan uji kadar gukosa
darah, diperoleh hasil 242,0 mg/dL, yang mana kadar glukosa darah pada pasien DM
adalah lebih dari 126 mg/dL. Pada pengukuran standar di dapat nilai absorbansi pada
standar glukosa adalah 0,976 dan nilai absorbansi blanko sebesar 0,204.
Diabetes Mellitus (DM) adalah salah satu penyakit akibat gangguan pada
metabolisme glukosa di dalam tubuh yang berikabat pada penumpukan glukosa di
dalam pembuluh darah. DM ini terbagi menjadi 2 jenis yaitu DM tipe I dan DM tipe II.
DM Tipe I dicirikan dengan rendahnya kadar insulin dalam pembuluh darah yang
diproduksi oleh sel beta pancreas menyebabkan glukosa tidak dapat masuk ke dalam
sel dan tidak dapat dimetabolisme. Sedangkan DM Tipe II dicirikan dengan adanya
resistensi insulin yang berakibat sama yaitu glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel
dan tidak dapat dimetabolisme. Kadar glukosa darah puasa pada orang normal adalah
< 80-109 mg/dL, pada kadar glukosa darah pusa pre-diabetes adalah 110-125 mg/dL,
sedangkan penderita DM adalah > 126 mg/dL. Ketika glukosa darah tinggi maka dapat
dikatakan bahwa metabolisme karbohidrat dalam tubuh menjadi terganggu.

1
WINDOWS 10
2
BAB III
PENUTUP
i. Kesimpulan
1. Proses Hidrolisis karbohidrat rantai panjang menjadi gugus yang lebih sederhana
sebagai terjadinya metabolisme karbohidrat seluler melalu sistem percernaan tidak
terjadi hidrolisis pada lambung hal ini dibuktikan pada uji larutan HCl yang
hasilnya negatif.
2. Pada tabung reaksi yang berisi enzim amilase dan reagen benedict ketika
melakukan uji benedict, warna larutan belum berubah, yang artinya belum
terhidrolisis (1 menit)
3. Pada tabung reaksi yang berisi enzim amilase dan reagen benedict ketika melakukan
uji benedict, warna larutan berubah sedikit kuning, yang artinya larutan benilai +1
dan konsentrasinya < 0,5%
4. Pada tabung reaksi yang berisi enzim amilase dan reagen benedict ketika
melakukan uji benedict, warna larutan berubah menjadi hijau-hijau kekuningan,
yang artinya larutan benilai +1 dan konsentrasinya < 0,5%
5. Hasil pengukuran kadar glukosa di dalam darah pasien normal pertama ketika
melakukan uji kadar gukosa darah, diperoleh hasil 71,2 mg/dL, yang mana kadar
glukosa darah pada orang normal adalah kurang dari 80-109 mg/dL. Sedangkan
hasil pengukuran pasien DM ketika melakukan uji kadar gukosa darah, diperoleh
hasil 242,0 mg/dL, yang mana kadar glukosa darah pada pasien DM adalah lebih
dari 126 mg/dL.

1
WINDOWS 10
3
DAFTAR PUSTAKA

Endahwati, Luluk. 2010. “Perpindahan massa karbohidrat menjadi glukosa dari buah
kersen dengan proses hidrolisis” . Jurnal Penelitian Ilmu Teknik Volume 10(1) : 1-5

Fessenden dan Fesende. 1986. Kimia Organik Jilid 2. Jakarta: Erlangga

Girindra, Aisjah. 1986. Biokimia 1. Jakarta: Gramedia

Lehninger, A.L. 1982. Dasar-Dasar Biokimia Jilid 1. Jakarta: Erlangga

Maggy, Thenawidjaja. 1990. Dasar-Dasar Biokimia Jilid 1. Jakarta: Erlangga

Poedjiadji, A. 2007. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Universitas Press.

Respati. 1990. Pengantar Kimia organik Jilid 1. Jakarta: Aksara Baru.

Sirajuddin dan Najamuddin. 2011. Penuntun Praktikum Biokimia. Makassar:


Universitas Hasanuddin.

1
WINDOWS 10
4
LAMPIRAN

Reagen Benedict Larutan Amilase 10% Larutan HCL


1N

Larutan Amilum 10% Alat-Alat yang digunakan dalam praktikum

1
WINDOWS 10
5
Pemanasan larutan di penangas air mendidih pada suhu

 Pemanasan Amilase

Menit ke 1 Menit ke 2 Menit ke 3

1
WINDOWS 10
6
 Pemanasan HCL

Menit ke 1 Menit ke 2 Menit ke 3

Sampel darah penderita DM

1
WINDOWS 10
7
 Hasil Spektometer sampel darah penderita DM

1
WINDOWS 10
8

Anda mungkin juga menyukai