Oleh:
Nama : Siti Masrifah
NIM : B1A016134
Rombongan : VI
Kelompok :2
Asisten : Maria Bramastri
B. Manfaat
Manfaat praktikum pewarnaan alizarin red adalah diperolehnya
keterampilan dalam pewarnaan alizarin, kemampuan mengidentifikasi proses
kalsifikasi pada embrio ikan nilem, mengetahui ciri tulang yang telah terkalsifikasi,
dan diharapkan dapat melakukan pewarnaan alizarin pada embrio hewan dengan
spesies lainnya yang berbeda.
II. MATERI DAN METODE
A. Materi
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum pewarnaan alizarin red adalah
pipet tetes, spuit, dan wadah untuk spesimen berupa botol jernih bermulut lebar.
Bahan-bahan yang diperlukan dalam praktikum pewarnaan alizarin red
adalah ikan nilem, larutan alkohol 95%, larutan KOH 1%, larutan pewarna alizarin
red, larutan KOH 2%, larutan gliserin, akuades, larutan penjernih A, B, dan C.
B. Metode
A. Hasil
Tabel 3.1.1 Data Tulang yang Terwarnai (Rombongan VI)
Kelompok Tulang yang Terwarnai
Neurocranium dengan bagian opercular series yang
1
terlihat namun tidak terwarnai
Tengkorak, rongga mata, rongga insang, tulang
2
belakang, dan tulang rusuk
Sebagian tulang belakang, tulang tengkorak, rongga
3 mata, rongga insang, dengan tulang rusuk yang terlihat
namun tidak terwarnai
Neurocranium, vertebrae, sirip dada, sirip perut,
4
operculum, dan maksila
Neurocranium, dengan hampir semua bagian tulang
5 yang terlihat kecuali pada bagian soft rays dan spines
bagian posterior.
Gambar 3.1.1 Ikan Nilem Setelah Gambar 3.1.2 Ikan Nilem Setelah
Pemberian Alkohol Pemberian Akuades
Gambar 3.1.3 Ikan Nilem Setelah Gambar 3.1.4 Ikan Nilem Setelah
Pemberian KOH 1% Pemberian Alizarin Red
Gambar 3.1.5 Ikan Nilem Setelah Gambar 3.1.6 Ikan Nilem Setelah
Pemberian KOH 2% 1ml Pertama Pemberian KOH 2% 1ml Ke-2
Gambar 3.1.7 Ikan Nilem Setelah Gambar 3.1.8 Ikan Nilem Setelah
Pemberian KOH 2% 1ml Ke-3 Pemberian KOH 2% 1ml Ke-4
Gambar 3.1.9 Ikan Nilem Setelah Gambar 3.1.10 Ikan Nilem Setelah
Pemberian Larutan Penjernih A Pemberian Larutan Penjernih B
A. Kesimpulan
B. Saran
Saran untuk praktikum pewarnaan alizarin red kali ini yaitu konsentrasi KOH
yang digunakan sebaiknya dinaikkan konsentrasinya namun waktu yang digunakan
untuk perlakuan dipersempit, dan pengerjaan perlakuan terhadap spesimen sebaiknya
dilakukan di dalam lab untuk menghindari guncangan mekanik karena spesimen
yang dibawa pulang oleh praktikan.
DAFTAR REFERENSI
Djuwita, T., Irma, A.P., Adi, W., & Mustafa, S. 2012. Proliferasi dan Diferensiasi Sel
Tulang Tikus dalam Medium In Vitro yang Mengandung Ekstrak Batang
Cissus quadrangular Salisb. (Sipatah-patah). Jurnal Kedokteran Hewan,
6(2), pp. 75-80.
Hardhani, P.R., Sri, P.L., Dahlia, H. 2013. Pengaruh Penamahan Platelet-rich Plasma
pada Cangkok Tulang terhadap Kadar Osteocalcin Cairan Sulkus Gingiva
pada Terapi Pocket Infraboni. Jurnal PDGI, 62(3), pp. 75-82.
Hermanson, J.W., Ryan, J.M., Cobb, M.A., Bentley, J. & Schutt, Jr.W.A. 1998.
Histochemical and Electrophoretic Analysis of The Primary Flight Muscle
of Several Phyllostomid bats. Can. J. Zool, 76(11), pp. 82-92.
Sipriyadi, F.L., Agus, S., & Aceng, R. 2013. Uji Teratogenesis Ekstrak Kulit Batang
Karas (Aquilaria malacensis) pada Fetus Mencit (Mus musculus). Prosiding
Semirata FMIPA Universitas Lampung, 3(2), pp. 321-325.
Somasundaran, P., & Fu, E. 1986. Alizarin Red as a Flotation of Modyfing Agent in
Calcitat-Apatite System. International Journal of Mineral Precessing,
18(1), pp. 287-296.
Staines, K.A., Pollard, A.S., McGonnell, M., Farquharson, C., & Pitsillider, A.A.
2013. Cartilage to Bone Transitions In Health and Disease. Journal of
Endocrinology, 219(1), pp. 1-12.
Stazi, A.V.C., Macri, C., Ricciardi, A., & Mantovani. 1992. Significance of the Minor
Alterations of The Axial Skeleton in Rat Fetuses A Short Review. Cong
Anom, 3(2), pp. 91-104.
Taylor, S.E.B., Mittal S., & Isabel R.O. 2014. Generation of Rodent and Human
Osteoblasts. International Bone & Mineral Society, 583(3), pp. 1-10.