DEPARTEMEN BIOKIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2017
PENDAHULUAN
METODE
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini, yaitu sampel tanah perkebunan
sawit, natrium agar, bubuk PDA, pati, kasein, NaCl, KNO3, MgSO4, K2HPO4,
CaCO3, FeSO4, bacto agar dan akuades steril. Alat yang digunakan dalam
praktikum ini, yaitu gelas piala, tabung reaksi, pipet Mohr, pipet tetes, penangas air,
aluminium foil, plastik wrap, cawan petri, autoklaf dan neraca.
Prosedur Percobaan
Pengaplikasian Sampel
Sampel setelah pengenceran diletakkan ke dalam media NA, PDA dan pati
kasein dengan metode cawan sebar. Media diinkubasi selama dua minggu.
Pertumbuhan koloni pada media diamati.
Tanah merupakan sistem bumi yang tersusun atas empat komponen, yaitu
bahan padat mineral, bahan padat organik, air dan udara. Tanah mengandung bahan
padat mineral yaitu batuan atau mineral primer, dan lapukan batuan atau mineral
sekunder (Selian 2008). Tanah merupakan habitat dari beberapa fauna tanah dan
mikroorganisme. Mikroorganisme yang sering ditemukan di tanah adalah
Rhizobium sp. yang dapat memfiksasi gas N2 yang terdapat dalam tanah menjadi
amonia sebagai bahan pembentukan klorofil daun (Hendriyani at al 2009).
Pengambilan sampel tanah dilakukan di daerah perkebunan kelapa sawit.
Metode sampling tanah yang digunakan adalah acak (random sampling) dan
komposit. Random sampling merupakan pengambilan sampel dari beberapa titik
secara acak dan sengaja. Lokasi atau titik pengambilan sampel pada praktikum ada
7 titik acak dengan kedalaman pengambilan sampel sekitar 10-20 cm. Metode
komposit artinya sampel yang diambil dari titik-titik berbeda dijadikan satu dalam
sebuah wadah atau dikompositkan (Hamid et al 2017). Keuntungan metode random
sampling adalah mudah dilakukan karena tidak perlu pengukuran jarak titik
sampling, menghemat waktu dan sampel bersifat homogen sehingga
meminimalkan hasil bias atau error. Kekurangannya adalah tidak dapat dilakukan
analisis secara heterogen.
Media yang digunakan pada praktikum yaitu media NA, PDA dan pati
kasein. Media tersebut memiliki perbedaan komposisi sehingga menumbuhkan
jenis mikroorganisme yang berbeda. Komposisi media NA adalah agar, pepton dan
ekstrak daging sapi. Media NA tidak mengandung karbohidrat sehingga kapang dan
khamir tidak dapat tumbuh dengan baik, tetapi baik untuk pertumbuhan bakteri (
Naimah dan Ermawati 2011). Media potato dekxtrose agar (PDA) dengan
komposisi agar, ekstrak kentang dan dektrosa. Ektrak kentang digunakan sebagai
sumber karbohidrat untuk pertumbuhan kapang dan khamir. Media PDA dengan
pH asam dapat digunakan untuk pertunbuhan jamur (Rustam et al 2011).
Komposisi media pati kasein adalah NaCl, pati dan kasein. Pati berfungsi sebagai
sumber energi amilolitik dan kasein sebagai sumber energi proteolitik. Media ini
untuk pertumbuhan bakteri proteolitik dan amilolitik (Kurniasih et al 2013).
Tabel 1 Hasil Uji Tanah Perkebunan
Jumlah Rata – Rata
Media Pengenceran CFU
Koloni Koloni
NA 3 468 225.4 135.24
4 24 180.32
5 53 225.40
5 214 225.40
6 368 270.48
Potato 3 1038 372.6
621
Dextrose Agar 4 204 486.80
3 289 50.37
3 54 50.37
4 102 67.64
Pati Kasein 5 8 84.57 84.55
5 15 84.55
6 40 101.46
6 84 101.46
Contoh Perhitungan:
Rata−Rata Jumlah Koloni 225.4 koloni
CFU = x FP = x 6 = 270. 48
Bobot Tanah 5 gram
Analisis jumlah koloni mikroba yang terdapat dalam sampel tanah
dilakukan dengan cara peenumbuhan koloni pada media NA,PDA dan pati kasein.
Hasil praktikum menunjukkan bahwa jumlah koloni rata-rata pada media NA
adalah 225 koloni, media PDA adalah 621 koloni dan media pati kasein adalah 84
koloni. Jumlah koloni tertinggi semua media pada pengenceran 10-3 atau pada
konsentrasi paling tinggi. Koloni terbanyak terdapat pada media PDA atau
disimpulkan bahwa sampel tanah mengandung banyak yeast dan jamur ( Rustam et
al 2011). Berdasarkan hasil praktikum, colony forming unit (CFU) tertinggi pada
media PDA dengan pengenceran 10-4.
SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Kurniasih T, Lusiastuti AM, Azwar ZI, Melati I. 2013. Isolasi dan seleksi bakteri
saluran pencernaan ikan lele sebagai upaya mendapatkan kandidat probiotik
untuk efisiensi pakan ikan. J Ris Akuakultur. 9 (1) : 99-109.
Rustam, Giyanto, Wiyono S, Santoso DA, Susanto S. 2011. Seleksi dan identifikasi
bakteri antogonis sebagai agens penengendali hayati penyakit hawar
pelapah padi, J Penelitian Tanaman Pangan. 30 (3) : 164-171.
Naimah S, Ermawati R. 2011. Efek fotokatalis nano TiO2 terhadap mekanisme anti
mikroba E coli dan Salmonela. J Ris Industri. 5 (2) : 113-120.
Hamid I, Priatna SJ, Hermawan A. 2017. Karakteristik beberapa sifat fisika dan
kimia tanah pada lahan bekas tambang timah. J Penelitian Sains. 19 (1) :
23-31.
Hendriyani, Susanti I, Setiari N. Kandungan klorofil dan pertumbuhan kacang
pangjang (vigna sinensis) pada tingkat penyediaan air yang berbeda. J Sains
dan Matematika. 17 (3) : 145-150.