Anda di halaman 1dari 12

Laporan Praktikum Hari, Tanggal : Senin/ 8 Mei 22 Mei 2017

Biomolekul Waktu : 08.00-11.00 WIB


PJP : Dr. Dimas Andrianto
Asisten : Mhd Alwin Azhari
Eldi Ramdhani
Yuni Miftasari
Zurila Salas

LARUTAN
(PELARUT ORGANIK, LARUTAN ASAM BASA DAN
GARAM, BUFER DAN INDIKATOR DAN pH)

Kelompok 10

Muhamad Alvin Adriyan G84150052


Fatiya Karimah G84150034
Radika Kidin Cahyadi G84150038
Wahyu Dian Utari G84150088

DEPARTEMEN BIOKIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2017
PENDAHULUAN

Larutan (solution) merupakan campuran yang terdiri dari dua zat atau lebih,
campuran ini bersifat homogen karena susunannya seragam yang tidak teramati
adanya bagian yang berlainan. Larutan terdiri atas zat pelarut (solvent) dan zat
terlarut (solute). Pelarut merupakan tempat untuk zat lain melarut. Pelarut juga
dikenal sebagai pendispersi, tempat menyebarnya partikel zat terlarut. Zat terlarut
merupakan zat yang terdispersi di dalam pendispersi (Sumardjo 2009). Pelarut
dibagi menjadi dua yaitu pelarut organik dan pelarut anorganik. Pelarut organik
yaitu pelarut yang penyusunnya molekul organik. Contoh pelarut organik yaitu
etanol, metanol, dan aseton (Ismarini 2012). Berdasarkan kepolarannya pelarut
organik dibedakan menjadi dua yaitu pelarut organik polar dan non-polar
(Sudarmadji et al 2007). Perbedaan antara pelarut organik dan anorganik yaitu pada
gugus karbonnya, pelarut organik memiliki gugus karbon sedangkan pada pelarut
anorganik tidak memiliki gugus karbon (Widiarta et al 2013). Pelarut polar yaitu
pelarut yang dapat larut dalam air dan memiliki pasangan elektron bebas,
sedangkan non-polar kebalikannya (Marnoto et al 2012).
Larutan asam merupakan larutan yang memiliki pH kurang dari 7 dan
larutan yang menghasilkan ion H+ dalam air (asam Arrhenius). Larutan asam
menurut Bronsted-Lowry yaitu larutan yang mendonorkan proton. Larutan asam
menurut Lewis yaitu larutan yang menerima pasangan elektron. Contoh larutan
asam yaitu larutan HCl, CH3COOH, dan H2SO4. Larutan basa merupakan larutan
yang memiliki pH di atas 7 dan menghasilkan ion OH- dalam air (basa Arrhenius).
Larutan asam menurut Bronsted-Lowry yaitu larutan yang menerima donor proton.
Larutan basa menurut Lewis yaitu larutan yang memberi pasangan elektron. Contoh
larutan basa yaitu NaOH, KOH, dan BaOH (Karviyani 2015). Garam merupakan
senyawa yang terbentuk dari reaksi asam dengan basa. Garam dalam air bersifat
elektrolit, yaitu memiliki kemampuan menghantarkan listrik. Garam merupakan
senyawa ionik yang memiliki muatan positif dan negatif. Contoh garam yaitu nikel
sulfat, nikel sulfamat, dan nikel klorida (Putri dan Handani 2015).
Buffer atau larutan penyangga merupakan larutan yang mampu
mempertahankan pH bila ditambah sedikit asam kuat, basa kuat, atau diencerkan
(Kesuma et al. 2013). Buffer sangat penting pada reaksi enzimatis karena mampu
mempertahankan pH. Setiap percobaan enzim diperlukan buffer untuk mengontrol
pH reaksi dalam percobaan. Buffer buatan yang biasanya digunakan yaitu buffer
asetat, buffer fosfat, buffer tris, dan HEPES (Suhandana et al. 2013). Larutan buffer
dibuat dari campuran larutan asam lemah dengan basa konjugatnya atau basa lemah
dengan asam kojugatnya (Frantauansyah et al. 2013).
Indikator adalah suatu zat yang memberikan warna berbeda-beda pada
larutan asam dan basa serta dapat memprediksikan nilai keasaman suatu larutan.
Indikator yang umum digunakan yaitu kertas lakmus, fenolftalein, metil merah dan
brom timol biru. Indikator yang biasa digunakan tersebut merupakan hasil sintesis
dari bahan kimia. Indikator alami juga dapat digunakan, indikator ini diperoleh dari
bahan-bahan alam seperti bunga sepatu, bunga hidranega, kol ungu, kunyit,
kembang kertas, dan tumbuhan lainnya. Perubahan warna dalam rentang pH
disebabkan karena adanya kandungan antosianin, yaitu senyawa metabolit
sekunder yang berperan sebagai pigmen pada tanaman (Frantauansyah et al. 2013).
Derajat keasaman atau pH merupakan nilai dari asam atau basa suatu bahan.
Derajat keasaman menunjukkan konsentrasi ion hidrogen yang besarannya
dinyatakan dalam minus logaritma dari konsentrasi ion hidrogen (Khaerunnisa dan
Rahmawati 2013). Nilai pH rendah menunjukkan suatu bahan bersifat asam,
sedangkan pH tinggi menunjukkan suatu bahan bersifat basa (Maniagasi et al.
2013). Pengukuran keasaman yang sederhana dapat dilakukan dengan kertas
lakmus dan kertas pH (Haryanto et al. 2007). Pengukuran yang cukup rumit dapat
dilakukan dengan pH meter (Kuncoro 2008). Praktikum ini bertujuan mengetahui
sifat kepolaran dari masing-masing pelarut organik serta mengetahui kestabilan
pencampuran dua pelarut yang memiliki indeks kepolaran berbeda; mengetahui
cara pembuatan larutan asam, basa, serta garam dari sediaan (stok); mengetahui
cara pembuatan bufer dari bahan yang digunakan; dan membuat indikator alami
dari bahan umbi atau buah yang ada di lingkungan serta mampu membuat trayek
pH dari indikator alami tersebut.

METODE

Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilakukan pada hari Senin, 8-22 Mei 2017 pukul 08.00 -11.00
WIB bertempat di Laboratorium Pendidikan Biokimia I, Lantai 5, Gedung Fakultas
Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan yaitu peralatan gelas dan pH universal. Bahan yang
digunakan berupa akuades, etanol, metanol, kloroform, n-heksana, etil asetat,
aseton, eter, HCl pekat, asam asetat glasial, NaCl, NH4OH, NaOH, bufer amonia,
bufer asetat, dan bahan alam.

Prosedur Percobaan

Pelarut organik. Akuades, metanol, kloroform, n-heksana, etil asetat, aseton, dan
eter disiapkan. Akuades dengan berbagai pelarut tersebut dicampurkan dengan
perbandingan 1:1. Percampuran dari berbagai pelarut diamati. Akuades sebanyak 5
mL dicampurkan ke dalam 5 mL etanol dan diamati volume hasil percampuran
kedua larutan tersebut.
Larutan asam, basa, dan garam. HCl pekat, asam asetat glasial, NaCl,
NH4OH, dan NaOH disiapkan. Masing-masing dari larutan tersebut dibuat larutan
HCl, asam asetat glasial, NaCl, NH4OH, dan NaOH dengan konsentrasi 0.05 M
sebanyak 100 mL. Larutan-larutan tersebut diukur pH dengan menggunakan pH
universal dan dibandingkan dengan pH teoritis. Larutan tersebut disimpan untuk
praktikum selanjutnya.
Bufer. Bufer asetat pH 5 sebanyak 50 mL dibuat dengan mencampurkan
larutan asam asetat dan NaOH. Bufer amonia pH 9 sebanyak 50 mL dibuat dengan
mencampurkan larutan NH4OH dan HCl. Bufer-bufer tersebut diukur
menggunakan pH universal dan disimpan untuk praktikum selanjutnya.
Indikator dan pH. Bahan alam dicari untuk digunakan sebagai indikator.
Bahan alam tersebut dipotong kecil-kecil dan dimasukkan ke dalam larutan HCl,
NaCl, asam asetat, bufer asam asetat, NH4OH, bufer amonia, dan NaOH yang telah
dibuat pada praktikum sebelumnya. Trayek pH dan indikator dibuat setelah
mengukur bahan alam yang dimasukkan ke dalam berbagai larutan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Percobaan pertama yaitu melakukan uji kelarutan pelarut organik dalam air.
Hasil uji ini ditunjukkan dalam Tabel 1. Beberapa pelarut dapat larut dalam air dan
ada juga yang tidak dapat larut dalam air. Pelarut yang dapat larut menunjukkan
pelarut tersebut bersifat polar. Pelarut yang tidak dapat larut yaitu pelarut yang
bersifat non-polar. Pelarut yang tidak larut dengan air terlihat adanya dua fase
dalam tabung reaksi tersebut. Adanya kecenderungan kuat bagi senyawa polar larut
dalam pelarut polar dan senyawa non-polar larut dalam pelarut non-polar. Sifat
seperti ini dikenal dengan like dissolve like (Siadi 2012).
Siadi K. 2012. Ekstrak bungkil biji jarak pagar (Jastropha curcas) sebagai
biopestisida yang efektif dengan penambahan larutan NaCl. Jurnal MIPA. 35(1):
78-83.
Tabel 1 Kelarutan pelarut organik dalam air
Pelarut Kelarutan dalam air Kepolaran Gambar
Etanol + Polar

Metanol + Polar

Kloroform - Non polar

n-heksana - Non polar

Etil asetat - Non polar

Aseton + Polar

Eter - Non polar

Ket: (+): larut dalam air (-): tidak larut dalam air
Tabel 2 Volume hasil pencampuran air dan etanol
Volume air (mL) Volume etanol (mL) Volume campuran (mL) Gambar

Tabel 3 pH larutan asam, basa, garam dan buffer


Larutan pH terukur pH teoritis
HCl 1 2
CH3COOH 3 3,4
Buffer Asetat 4 5
NaCl 7 7
Buffer Amoniak 9 9
NH4OH 10 10,6
NaOH 12 12
Tabel 4 Trayek pH indikator alami
Sampel Larutan pH Warna Gambar Trayek

Asam asetat 3 Tidak berwarna

HCl 0.01 M 1 Tidak berwarna

NaCl 7 Tidak berwarna

Cabai NaOH 0.01M 12 Kuning 7-9

NH4OH 10 Kuning seulas

Bufer amonia 9 Kuning seulas

Bufer asetat 4 Tidak berwarna

Asam asetat 3 Kuning pucat

HCl 0.01M 1 Kuning pucat

NaCl 7 Kuning pucat

Jeruk NaOH 0.01 M 12 Kuning 1-7

NH4OH 10 Kuning

Bufer amonia 9 Kuning

Bufer asetat 4 Kuning pucat

Asam asetat 3 Kuning seulas

Kunyit HCl 0.01 M 1 Kuning seulas 7-12

NaCl 7 Tidak berwarna


NaOH 0.01 M 12 Merah gelap

NH4OH 10 Kuning

Bufer amonia 9 Kuning seulas

Bufer asetat 4 Tidak berwarna

SIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Frantauansyah, Nuryanti S, Hamzah B. 2013. Ekstrak bunga waru (Hibiscus


tiliaceus) sebagai indikator asam-basa. Jurnal Akademika Kimia. 2(1): 11-16.
Haryanto E, Suhartini T, Rahayu E. 2007. Budi Daya Kacang Panjang. Jakarta
(ID): Penebar Swadaya. Sudarmadji S, Haryono B, Suhardi. 2007. Analisa
Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta (ID) : Liberty Yogyakarta.
Ismarini. 2012. Potensi senyawa tannin dalam menunjang produksi ramah
lingkungan. Jurnal Agribisnis dan Pengembangan Wilayah. 3(2): 46-55.
Karviyani S. 2015. Pengembangan instrumen asesmen kinerja praktikum pada materi
titrasi asam basa [skripsi]. Bandar Lampung (ID): Universitas Lampung.
Kesuma FMV, Sayuthi SM, Al-Baarri AN, Legowo AM. 2013. Karakteristik dangke
dari susu dengan waktu inkubasi berbeda pasca perendaman dalam larutan
laktoferin. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan. 2(3): 155-158.
Khaerunnisa G, Rahmawati I. 2013. Pengaruh pH dan rasio cod:n terhadap produksi
biogas dengan bahan baku limbah industri alkohol (vinasse). Jurnal Teknologi
Kimia dan Industri. 2(3): 1-7.
Kuncoro EB. 2008. Akuarium Laut. Yogyakarta(ID): Kanisius.
Maniagasi R, Tumembouw SS, Mundeng Y. 2013. Analisis kualitas fisika kimia air di
areal budidaya ikan Danau Tondano Provinsi Sulawesi Utara. Budidaya Perairan.
1(2): 29-37.
Marnoto T, Haryono G, Gustinah D, Putra FA. 2012. Ekstraksi tannin sebagai bahan
pewarna alami dari tanaman putrimalu (Mimosa pudica) menggunakan pelarut
organik. Reaktor. 14(1): 39-45.
Putri A, Handani S. 2015. Karakterisasi sifat mekanik hasil elektroplating nikel
karbonal (NiCO3) pada tembaga (Cu). Jurnal Fisika Unand. 4(1): 83-90.
Suhandana M, Nurhayati T, Ambarsari L. 2013. Karakterisasi ekstrak kasar enzim
polyphenoloxidase dari udang windu (Panaeus monodon). Jurnal Ilmu dan
Teknologi Kelautan Tropis. 5(2): 353-364.
Sumardjo D. 2009. Pengantar Kimia : Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran
dan Program Strata I Fakultas Bioeksakta. Jakarta (ID): EGC.
Widarta IWR, Nocianitri KA, Sari LPIP. 2013. Ekstraksi komponen bioaktif bekatul
beras lokal dengan beberapa jenis pelarut. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan.
2(2): 75-79.
LAMPIRAN

1. Pembuatan Larutan

a. NH4OH c. HCl
Berat jenis : 0.91 g/mL Berat jenis : 1.19 g/mL
Bobot molekul : 35.05 g/mol Bobot molekul : 36.5 g/mol
V2 : 100 mL V2 : 100 mL
Cliteratur : 32% v/v Cliteratur : 37% v/v
M2 : 0.05 M M2 : 0.05 M
m m
= V = V
m=.V m=.V
= 0.91 g/mL . 32 mL = 1.19 g/mL . 37 mL
= 29.12 g = 44.03 g
m 1000 m 1000
M = Mr x V M = Mr x V
29.12 g 1000 44.03 g 1000
= 35.05 g/mol x = 36.5 g/mol x
100 100
= 8.3081 M = 12.06 M
M1 . V1 = M2 . V2 M1 . V1 = M2 . V2
8.3081 V1 = 0.05 M . 100 mL 12.06 . V1 = 0.05 M . 100 mL
V1 = 0.6 mL V1 = 0.41 mL

b. CH3COOH d. NaCl
n
Berat jenis : 1.06 g/mL M= V
Bobot molekul : 60.05 g/mol n
0.05 M = 100 mL
V2 : 100 mL
Cliteratur : 99.99% v/v n = 0.05 M . 0.1 L
M2 : 0.05 M n = 0.001 mol
m
= V
m n = Mr
m
m=.V 0.01 mol = 58.44 g/mol
= 1.06 g/mL . 99.99 mL m = 0.5957 g
= 105.99 g
m 1000
M = Mr x V e. NaOH
n
105.99 g
= 60.05 g/mol x
1000 M= V
100 n
= 17.65 M 0.05 M = 100 mL
M1 . V1 = M2 . V2 n = 0.05 M . 0.1 L
17.65 . V1 = 0.05 M . 100 mL n = 0.001 mol
m
V1 = 0.28 mL n = Mr
m
0.01 mol = 40 g/mol
m = 0.2 g
2. Buffer

a. Buffer NH4OH (amonia)


NH4OH + HCl NH4Cl + H2O
m 1 mmol 0.5 mmol - -
r 0.5 mmol 0.5 mmol 0.5 mmol

s 0.5 mmol - 0.5 mmol


Volume NH4OH
M1 . V1 = M2 . V2
0.05 M . V1 = 1 mmol
V1 = 20 mL
Volume HCl
M1 . V1 = M2 . V2
0.05 M . V1 = 0.5 mmol
V1 = 10 mL
b. Buffer CH3COOH (asetat)
NH4OH + HCl NH4Cl + H2O
m 1 mmol 0.5 mmol - -
r 0.5 mmol 0.5 mmol 0.5 mmol

s 0.5 mmol - 0.5 mmol


Volume CH3COOH
M1 . V1 = M2 . V2
0.05 M . V1 = 1 mmol
V1 = 20 mL
Volume NaOH
M1 . V1 = M2 . V2
0.05 M . V1 = 0.5 mmol
V1 = 10 mL

Anda mungkin juga menyukai

  • Elisa
    Elisa
    Dokumen1 halaman
    Elisa
    Wafa Almulki
    Belum ada peringkat
  • Fix Uspen
    Fix Uspen
    Dokumen19 halaman
    Fix Uspen
    Wafa Almulki
    Belum ada peringkat
  • Enzim Alfa Amilase 2
    Enzim Alfa Amilase 2
    Dokumen9 halaman
    Enzim Alfa Amilase 2
    Wafa Almulki
    Belum ada peringkat
  • Data Meja 7 Laporan 2
    Data Meja 7 Laporan 2
    Dokumen3 halaman
    Data Meja 7 Laporan 2
    Wafa Almulki
    Belum ada peringkat
  • BPL Dari Artup
    BPL Dari Artup
    Dokumen5 halaman
    BPL Dari Artup
    Wafa Almulki
    Belum ada peringkat
  • Bahan PKM GT
    Bahan PKM GT
    Dokumen4 halaman
    Bahan PKM GT
    Wafa Almulki
    Belum ada peringkat
  • Ciclopirox
    Ciclopirox
    Dokumen2 halaman
    Ciclopirox
    Wafa Almulki
    Belum ada peringkat
  • Bahan PKM GT
    Bahan PKM GT
    Dokumen4 halaman
    Bahan PKM GT
    Wafa Almulki
    Belum ada peringkat
  • Bikfis Enzim
    Bikfis Enzim
    Dokumen11 halaman
    Bikfis Enzim
    Wafa Almulki
    Belum ada peringkat
  • Fix Nya
    Fix Nya
    Dokumen6 halaman
    Fix Nya
    Wafa Almulki
    Belum ada peringkat
  • Laporan Tab 1
    Laporan Tab 1
    Dokumen8 halaman
    Laporan Tab 1
    Wafa Almulki
    Belum ada peringkat
  • Bikfis Enzim
    Bikfis Enzim
    Dokumen11 halaman
    Bikfis Enzim
    Wafa Almulki
    Belum ada peringkat
  • Struktur Protein
    Struktur Protein
    Dokumen5 halaman
    Struktur Protein
    Wafa Almulki
    Belum ada peringkat
  • Bikfis Print
    Bikfis Print
    Dokumen11 halaman
    Bikfis Print
    Wafa Almulki
    Belum ada peringkat
  • Enzimo 2
    Enzimo 2
    Dokumen6 halaman
    Enzimo 2
    Wafa Almulki
    Belum ada peringkat
  • Tab1 Wafa
    Tab1 Wafa
    Dokumen12 halaman
    Tab1 Wafa
    Wafa Almulki
    Belum ada peringkat
  • Laporan BPL
    Laporan BPL
    Dokumen9 halaman
    Laporan BPL
    Wafa Almulki
    Belum ada peringkat
  • Penda Hulu An
    Penda Hulu An
    Dokumen15 halaman
    Penda Hulu An
    Wafa Almulki
    Belum ada peringkat
  • Bik Fisik 1
    Bik Fisik 1
    Dokumen14 halaman
    Bik Fisik 1
    Wafa Almulki
    Belum ada peringkat
  • Laporan BPL
    Laporan BPL
    Dokumen9 halaman
    Laporan BPL
    Wafa Almulki
    Belum ada peringkat
  • Laporan Praktik Lapangan For Balai
    Laporan Praktik Lapangan For Balai
    Dokumen48 halaman
    Laporan Praktik Lapangan For Balai
    Wafa Almulki
    Belum ada peringkat
  • Wafa
    Wafa
    Dokumen1 halaman
    Wafa
    Wafa Almulki
    Belum ada peringkat
  • Metodeee
    Metodeee
    Dokumen2 halaman
    Metodeee
    Wafa Almulki
    Belum ada peringkat
  • Fix Nya
    Fix Nya
    Dokumen6 halaman
    Fix Nya
    Wafa Almulki
    Belum ada peringkat
  • Biomol Wafa
    Biomol Wafa
    Dokumen10 halaman
    Biomol Wafa
    Wafa Almulki
    Belum ada peringkat
  • Kromatografi Wafa
    Kromatografi Wafa
    Dokumen9 halaman
    Kromatografi Wafa
    Wafa Almulki
    Belum ada peringkat
  • Bikfis Enzim
    Bikfis Enzim
    Dokumen11 halaman
    Bikfis Enzim
    Wafa Almulki
    Belum ada peringkat
  • Gen Dan Pewarisan Sifat
    Gen Dan Pewarisan Sifat
    Dokumen2 halaman
    Gen Dan Pewarisan Sifat
    Wafa Almulki
    Belum ada peringkat
  • Kinetika Enzim
    Kinetika Enzim
    Dokumen25 halaman
    Kinetika Enzim
    Kwonnie Yongwonhi
    Belum ada peringkat