Nama Anggota:
II. Tujuan
Tujuan dilakukan praktikum ini untuk mengetahui teknik eksplorasi di lapangan,
teknik isolasi dan perhitungan jumlah spora, identifikasi morfologi spora Fungi Mikoriza
Arbuskula (FMA).
IV. Prosedur
1. Isolasi dari sampel kultur/ pupuk hayati mikoriza
a. Timbang sejumlah sampel (10 g) dalam wadah plastik.
b. Masukkan sampel ke dalam gelas ukur
c. Tambahkan air (ledeng).
d. Aduk dengan batang pengaduk.
e. Saring larutan dengan saringan bertingkat, dengan urutan saringan paling
besar ukuran mikronnya berada paling atas yakni , 425, 125, dan saringan
45 mikron berada di paling bawah.
f. Tampung endapan yang ada pada saringan 125 mikron ke cawan petri.
g. Tampung endapan yang ada pada saringan 45 mikron ke cawan petri.
h. Amati sampel di bawah mikroskop cahaya.
Sampel data dari Tanah Akar pada pohon jati (Tectona grandis)
1. Teknik Eksplorasi
2. Teknik Isolasi
3. Teknik Identifikasi Spora
Pada teknik eksplorasi dari tanah akar pohon jati praktikan mendapat kesulitan dalam
mencari FMA dari tanah akar tersebut. Dikarenakan tanah yang terambil masih dalam
keadaan basah setelah tanah terkena air hujan sebelum diambil menjadi sampel.
Menurut Hermawan dkk., 2015 bahwa akan terjadinya penurunan jumlah spora
dibawah kedalaman 60 cm dikarenakan pada kedalaman tersebut kondisi tanah semakin padat
dan memiliki kandungan air yang banyak (tergenang air), pada kondisi seperti ini aerasi tanah
semakin buruk terutama saat terjadi hujan, hal ini akan menyebabkan tanah kekurangan
oksigen sehingga menyebabkan ruang bagi pertumbuhan spora semakin berkurang.
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya diketahui bahwa sebagian jumlah spora
mengalami penurunan. Hal tersebut diduga karena pengaruh peralihan musim dari kemarau
ke musim penghujan, Indonesia sendiri pada saat awal bulan desember mulai musim
penghujan dari itu mikoriza mengalami penurunan jumlah spora, sebelum peralihan musim
mikoriza mampu berkembang \seiring dengan meningkatnya pertumbuhan tanaman, kerana
faktor yang mempengaruhi tanaman inang akan mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan mikoriza (Tutik dkk., 2016). Mikoriza akan lebih berkembang jika pada
keadaan tanah mengalami kekeringan.
Diperkuat oleh Rasyid (2016), bahwa pada perlakuan vertikal terjadi penurunan
jumlah spora dengan bertambahnya kedalaman tanah dan akumulasi akar berkurang serta
sistem perakaran dan bahan organik. Dapat disimpulkan semakin dalam lapisan tanah,
semakin sedikit pula jumlah spora, demikian juga pada jarak zona perakaran, semakin dekat
dengan zona perakaran jumlah spora semakin banyak dibandingkan dengan jumlah spora
yang jauh dari zona perakaran. Tempat juga berpengaruh terhadap jumlah populasi spora, hal
ini berkaitan dengan kondisi lahan, kelembaban, kandungan bahan organik, tingkat kadar
airnya, tekstur tanah dan lain-lain
VI. Kesimpulan dan Saran
Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) akan lebih berkembang apabila kondisi tanah
dalam keadaan mengalami kekeringan. Berdasarkan identifikasi genus FMA yang ditemukan
adalah genus glomus sp. dari sampel batu zeolit. Untuk sampel tanah akar pohon jati (Tectona
grandis) tidak ditemukan spora dikarenakan kondisi tanah dalam keadaan basah. Maka dari
itu dapat disimpulkan bahwa kondisi tanah berpengaruh terhadap jumlah spora FMA yang
ditemukan di lapangan. Eksplorasi FMA juga perlu dilakukan di lokasi lain dengan jenis
tanaman yang sama atau berbeda karena sebaran dan keragaman FMA berbeda pada kondisi
tanah, tanaman, dan pengelolaan yang berbeda. Sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut.
Arif, A., Tuheteru, F. D., Basrudin, B., & Albasri, A. (2018). Pertumbuhan dan
Ketergantungan Tanaman Angsana (Pterocarpus Indicus Willd.) dengan Fungi
Mikoriza Arbuskula (FMA) Glomus Spp. In Prosiding Seminar Nasional
Mikoriza (pp. 221-236).
Hartoyo, B., Ghulamahdi, M., Darusman, L. K., Aziz, S. A., & Mansur, I. (2011).
Arbuscular mycorrhizae fungi (AMF) diversity on asiatic pennywort Centella
asiatica (L.) Urban) rhizosphere. Jurnal Penelitian Tanaman Industri.
Hasanah, S. U., Husna, H., Tuheteru, F. D., Arif, A., Basrudin, B., & Nurdin, W. R.
(2018). Sporulasi Fungi Mikoriza Arbuskula Lokal Asal Rizosfer Kayu Kuku
(Pericopsis Mooniana [Thw] Thw.) dengan Pemberian Takaran Terabuster
yang Berbeda. In Prosiding Seminar Nasional Mikoriza (pp. 191-206).
Rasyid A, Lapanjang MI, Barus HN. 2016. Kepadatan Dan Keragaman Fungi
Mikoriza Arbuskula Pada Pertanaman Jagung (Zea Mays L.). Jurnal Agroland
23 (2) : 141 – 148.
Samsi, N., & Pata’dungan, Y. S. (2017). Isolasi dan identifikasi morfologi spora fungi
mikoriza arbuskula pada daerah perakaran beberapa tanaman hortikultura di
lahan pertanian Desa Sidera. AGROTEKBIS: E-JURNAL ILMU PERTANIAN,
5(2), 204-211.
Schüßler, A. dan Walker, C. (2010). The Glomeromycota. A Species List with New
Families and New Genera. Kew: The Royal Botanic Garden Kew. Botanische
taatssammlung Munich, and Oregon State University.
Triwahyuningsih, C., Astanti, F. E., Diana, D. S., & Sari, D. N. (2018). Fungi
Mikoriza Arbuskula di Bawah Tegakan Jati. In Prosiding Seminar Nasional
Mikoriza (pp. 33-42).
VIII. Lampiran