Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI

ACTINOBACTERIA

Nama : Kayla Aisyi Humaira


NIM : B1A021011
Kelompok :1
Rombongan : II
Asisten : Hilda Ayu Swastika

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI…………………………………………………..………………….. i

I. Acara I…………………………………………..…………………………….1

II. Acara II………………………………...……………………………………11

III. Acara III………………………………………..……………………………20

IV. Acara IV……………………………………………………………………..30

i
ISOLASI DAN KARAKTERISASI ACTINOBACTERIA DARI
SAMPEL TANAH TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA)

Nama : Kayla Aisyi Humaira


NIM : B1A021011
Kelompok :1
Rombongan : II
Asisten : Hilda Ayu Swastika

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2023

1
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengertian isolasi bakteri yaitu suatu proses mengambil bakteri dari


medium atau dari lingkungan asalnya lalu menumbuhkannya di medium buatan
sehingga diperoleh biakan yang murni. Prinsip dari isolasi mikroba adalah
memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lain yang berasal dari campuran
bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan menumbuhkannya
dalam media padat, sel-sel mikroba akan membentuk koloni sel yang tetap pada
tempatnya. Beberapa cara atau metode untuk memperoleh biakan murni dari suatu
biakan campuran. Dua diantaranya yang paling sering digunakan adalah metode
cawan gores dan metode cawan tuang. Yang didasarkan pada prinsip pengenceran
dengan maksud untuk memperoleh spesies individu. Dengan anggapan bahwa
setiap koloni dapat terpisah dari satu jenis sel yang dapat diamati (Sabbathini et
al., 2017).
Actinomycetes merupakan kelompok bakteri Gram positif dan terdistribusi
luas di alam. Actinomycetes dikenal sebagai mikroorganisme saprofitik pada
tanah dan seresah. Secara umum, actinomycetes dibedakan menjadi dua kelompok.
Kelompok tersebut adalah Streptomyces dan rare-actinomycetes. Rare-
actinomycetes digunakan sebagai istilah untuk menyebut genus selain
Streptomyces. Rareactinomycetes terdiri dari 201 genus, relatif lebih sulit
diisolasi, dan pertumbuhan yang lebih lambat dibandingkan dengan Streptomyces.
Kelas Actinobacteria memiliki 6 ordo, 46 famili, dan 202 genus. Jumlah spesies
yang telah ditemukan sebanyak 2.335. Jumlah actinomycetes masih terus
bertambah seiring dengan banyak penemuan taksa baru yang didorong oleh
penelitian yang intensif. Streptomyces merupakan genus terbesar dengan jumlah
spesies lebih dari 500. Selain Streptomyces, genera dominan yang juga banyak
ditemukan di antaranya Nocardia, Actinomadura, Micromonospora, Microbispora,
Streptosporangium, dan Actinoplanes (Nurkanto & Agusta, 2015).
Karakterisasi morfologi dan fisiologi juga merupakan faktor penting.
Adanya data morfologi dan fisiologi dalam tahap identifikasi actinomycetes dapat
digunakan untuk mendiskripsikan isolat-isolat yang sudah diidentifikasi secara
molekuler. Dalam beberapa kasus, sering dijumpai kemiripan jenis dalam

2
actinomycetes secara molekuler, namun berbeda secara morfologi dan fisiologi.
Hal tersebut dapat terjadi jika identifikasi molekuler yang dilakukan hanya
terhadap satu atau beberapa gen penanda saja. Adanya data morfologi, fisiologi,
dan molekuler akan memberikan hasil yang akurat tentang identitas actinomycetes.
Karakterisasi tersebut dapat berupa kemampuan asimilasi berbagai jenis gula,
toleransi suhu pertumbuhan, toleransi salinitas dan derajat keasaman (pH),
produksi beberapa enzim tertentu, observasi morfologi miselium dan spora, serta
produksi senyawa tertentu. Perbedaan karakter morfologi, fisiologi, dan biokimia
antar isolat actinomycetes, dapat menjadi kunci dalam deskripsi spesies, selain
informasi data molekuler (Nurkanto & Agusta, 2015).

B. Tujuan

Tujuan dari praktikum Isolasi dan Karakterisasi Actinobacteria dari


Sampel Tanah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) adalah untuk memberikan
pemahaman tentang teknik isolasi Actinobacteria dan karakterisasi morfologi
Actinobacteria dari sampel tanah.

3
II. TINJAUAN PUSTAKA

Sumber mikroorganisme antara lain berasal dari tanah, air laut, lumpur,
kompos, isi rumen, limbah domestik, bahan makanan busuk dan lain-lain. Namun,
kebanyakan mikroba diperoleh dari tanah. Tanah merupakan salah satu habitat
bagi mikroorganisme dan dalam satu gram tanah terdapat jutaan mikroorganisme.
Populasi mikroorganisme per gram tanah meliputi: bakteri (2.500.000.000),
Actinomycetes (700.000), fungi (400.000), algae (50.000) dan protozoa (30.000)
(Fitriyani et al., 2016).
Tanah di lokasi TPA merupakan tanah campuran dari tanah asli di lokasi
tersebut dengan sampah yang sudah terurai oleh aktifitas mikroorganisme
(Handayasari, 2016). Tempat Pembuangan Akhir (TPA) didefinisikan sebagai
suatu area pembuangan limbah atau sampah yang pengelolaannya telah mencapai
tahap akhir. Pengelolaan sampah dibagi menjadi 3 tahapan yang meliputi
pengumpulan, pengangkutan, dan pembuangan akhir atau pengolahan.
Pengumpulan merupakan suatu tahapan pertama dimana sampah diambil dari
tempat asal dan dikumpulkan di tempat pembuangan sementara (Wati, 2020).
Karakterisasi yang dilakukan berupa pengamatan morfologi dan fisiologi.
Karakterisasi morfologi dilakukan dengan mengamati ada tidaknya miselium
aerial, bentuk spora, warna koloni, warna miselium, dan produksi pigmen, yang
ditumbuhkan pada medium yang berbeda. Karakterisasi fisiologi dilakukan
dengan mengamati suhu pertumbuhan, toleransi salinitas, toleransi pH,
kemampuan asimilasi berbagai sumber karbon dan kemampuan memproduksi
enzim tertentu (Nurkanto & Agusta, 2015).

4
III. MATERI DAN METODE

A. Materi

Bahan yang digunakan yang digunakan dalam praktikum antara lain


sampel tanah, air pepton, alkohol 70%, spiritus, antibiotik (nystatin,
cycloheximide, rifampisin), dan medium isolasi Humic Vitamin Agar (HVA)
dengan komposisi untuk 1 liter medium (pH medium: 7.2).
Alat yang digunakan dalan praktikum antara lain autoklaf, spatula, pH
meter, beaker glass, bot plate stirrer, erlenmeyer, timbangan analitik, tabung
reaksi, laminar air flow, cawan petri, shaking incubator, botol sampel, mikroskop
cahaya, jarum ose/tusuk gigi, mikroskop stereo, pinset, mikropipet dan tip, gelas
obyek, kertas saring whatmann, dan cover glass.

B. Metode

1. Pemurnian

Sebanyak 1 ose sampel isolat aktinobakteria dipurifikasi atau


diinokulasi ke media agar R2A dengan metode streak
kuadran

Sampel isolat pada media cawan diinkubasi selama 7-14 hari


pada suhu 30oC

2. Identifikasi Tipe Hifa dan Spora

Media R2A dipotong sekitar 2x2 cm

Potongan media R2A diletakkan di atas object glass yang


telah disterilisasi

5
Sebanyak masing-masing 1 ose isolat A dan B diambil ke
media R2A yang berada di atas object glass steril

Ditutup dengan cover glass dan diletakkan di cawan petri


steril

Inkubasi selama 7-14 hari pada suhu 30oC

6
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Gambar 4.1. Koloni Isolat TK5 B dan TK7 A

Gambar 4.2. Hasil Pengamatan Hifa dan Spora Isolat TK5 B

B. Pembahasan

Hasil dari praktikum yang telah dilakukan menunjukan bahwa, hanya


koloni isolat TK5 B yang dapat tumbuh. Sementara isolat TK7 A menghasilkan
koloni spreader, hal ini dapat terjadi karena adanya kontaminasi. Kontaminasi
dapat terjadi pada udara, peralatan, perlengkapan, dan air yang dapat berasal dari
mikroorganisme. Faktor yang dapat mempengaruhi kontaminasi dalam ruangan
salah satunya adalah kelembaban yang diakibatkan oleh kepadatan populasi dan
tingginya aktivitas manusia dengan meningkatkan konsentrasi bakteri udara.
Dalam kondisi laboratorium dengan padatnya aktivitas, hasil penelitian maupun
praktikum sering kali terjadi kontaminasi bakteri yang mengganggu hasil

7
pengamatan, kontaminasi tersebut dapat disebabkan karena kerja yang tidak steril
dan kualitas udara di dalam ruangan yang kurang baik (Rahmah et al., 2023).
Kemudian dilakukan pengamatan hifa dan spora pada koloni isolat TK5 B,
dan didapatkan sejumlah karakteristik isolat berupa warna karakteristik berwarna
hitam, warna sebalik coklat, bentuk koloni sirkular atau membulat, ukurannya
kecil (< 1 mm), bentuk permukaan umbonate, tepi rata, warna koloni opaque
(tidak tumbuh cahaya), memiliki jumlah spora oligospora yaitu 7 hingga 20 spora,
dan memiliki tipe rantai spora spiral tertutup. Menurut Mubarak et al. (2017),
koloni Actinomycetes umumnya berbentuk bulat, dengan elevasi cembung dan
timbul, tepian rata yang tidak beraturan serta permukaan koloni licin, kasar atau
keriput, dan bertepung. Koloni Actinomycetes diselimuti oleh miselium udara
yang bebas dan hifa yang dikelilingi oleh selubung hidrofobik yang mengarah
pada permukaan koloni ke udara. Kumpulan dari hifa yang terdiri dari banyak
spora membuat koloni Actinomycetes terlihat bertepung atau berbubuk. Terdapat
macam-macam rantai spora Actinomycetes antara lain: lurus, fleksibel, refleksibel,
monoverticilate (tidak spiral), loop terbuka (spiral panjang), spiral terbuka, spiral
tertutup, monoverticilate dengan spiral, biviticilate tidak spiral, dan biviticilate
dengan spiral. Spora yang berbentuk untaian panjang, melengkung dan berpilin
merupakan salah satu sifat khas yang dimiliki oleh genus Streptomyces (Lidiani &
Puji, 2019).

8
V. KESIMPULAN

Berdasarkan tujuan, dapat disimpulkan bahwa teknik isolasi


Actinobacteria yang digunakan adalah spread kuadran atau setengah cawan.
Metode isolasi yang digunakan untuk mendapatkan bakteri adalah spread plate
method (sebar). Sedangkan sejumlah karakteristik isolat berupa warna
karakteristik berwarna hitam, warna sebalik coklat, bentuk koloni sirkular atau
membulat, ukurannya kecil (< 1 mm), bentuk permukaan umbonate, tepi rata,
warna koloni opaque (tidak tumbuh cahaya), memiliki jumlah spora oligospora
yaitu 7 hingga 20 spora, dan memiliki tipe rantai spora spiral tertutup.

9
DAFTAR PUSTAKA

Arif, N., & Agusta, A., 2015. Identifikasi Molekular dan Karakterisasi Morfo
Fisiologi Actinomycetes Penghasil Senyawa Antimikroba. Jurnal Biologi
Indonesia, 11(2), pp. 195-203.
Handayasari, I., 2016. Stabilisasi Tanah pada Lahan Bekas Tempat
PembuangaAkhir (TPA) Sampah dengan Pemanfaatan Serbuk Limbah Botol
Kaca Sebagai Bahan Campuran. Jakarta: Sekolah Tinggi Teknik PLN Press.
Lidiani D, Puji A. 2019. Identifikasi Isolat Aktinomisetes yang diisolasi dari
Tanah Gambut Pontianak Utara. Jurnal Kimia Khatulistiwa, 8(2), pp. 41-45.
Mubarak, F., Rante, H., & Djide., 2017. Isolat dan Aktivitas Actinomycetes dari
Tanah Karst Taman Wisata Bantimurung Asal Maros Sulawesi Selatan.
Jurnal As-Syifaa, 9(1), pp. 1-10.
Sabbathini, C., Pujiyanto, S., Wijanarka., & Lisdiyanti, P., 2017. Isolasi dan
Identifikasi Bakteri Genus Sphingomonas dari Daun Padi (Oryza sativa) di
Area Persawahan Cibinong. Jurnal Biologi, 6(1), pp. 59-64.
Wati, R. I., 2020. Uji Kemampuan Biodegradasi Sampah Plastik Polyethylene
(PE) oleh Bakteri Pendegradasi Plastik yang diisolasi dari Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) Jabon Sidoarjo. (Skripsi, Fakultas Sains dan
Teknologi, UIN Sunan Ampel: Surabaya).

10

Anda mungkin juga menyukai