Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI

PENGENALAN DAN INOKULASI MIKROBA

OLEH:
ASWAT REZEKI FADHILAH
NIM. 2206124278
AGROTEKNOLOGI-B

JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2023
LEMBAR PENGESAHAN

PENGENALAN DAN INOKULASI MIKROBA

OLEH :
ASWAT REZEKI FADHILAH
NIM. 2206124278

MENGETAHUI,
6 April 2023

ASISTEN I ASISTEN II

TESSA LONIKA VALENCIA NABILLA YOLANDA


NIM. 1806124924 NIM. 1906111911

CO ASISTEN CO ASISTEN

NABILA ANNASTASYA FEBY PEBRIANA FIKH RYYA


NIM. 2106113194 NIM. 2106110593
I. JUDUL
Judul praktikum praktikum mikrobiologi ini adalah pengenalan dan inokulasi

mikroba.

II. TUJUAN

Tujuan dari praktikum ini adalah memperkenalkan beberapa mikroba serta cara

mengembangbiakan mikoba pada media NA nutrient agar dan mengetahui

morfologi dari bakteri yang ada di yakult

III. ALAT DAN BAHAN

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah buku, pena, cawan peteri dan

kotak

Adapun bahan yang digunakan adalah yakult, media NA

IV. TINJAUAN PUSTAKA

Bakteri adalah organisme bersel tunggal terkecil, beberapa di antaranya hanya

memiliki diameter 0,4 mm. Sel berisi massa sitoplasma dan beberapa bahan inti

(dia tidak memilki inti sel yang jelas). Sel dibungkus oleh dinding sel dan pada

beberapa jenis bakteri dinding sel ini dikelilingi oleh lapisan lendir atau kapsula.

Kapsula terdiri atas campuran polipeptida dan polisakarida (Pratiwi, 2008).

Berdasarkan bentuk morfologisnya, maka bakteri tiu dapat dibagi atas ti

golongan,yaitu golongan basil, golongan kokus, dan golongan spiral. Basil

(bacillus) berbentuk serupa dengan tongkat pendek, silindris. Sebagian besar dari

bakteri itu merupakan basil. Basil dapat bergandeng-gandengan panjang,

bergandengan dua-dua, atau terlepas satu sama lain. Yang bergandeng-gandengan

panjang disebut streptobasil, yang dua-dua disebut diplobasil. Ujung-ujung basil

yang terlepas satu sama lain itu tumpul, sedang ujung-ujung yang masih
bergandengan itu tajam. Kokus (coccus) adalah bakteri yang bentuknya serupa

bola-bola kecil. Golongan ini tidak sebanyak golongan basil. Kokus ada yang

bergandeng-gandengan panjang serupa tali leher, ini disebiut streptokokus, ada

yang bergandengan dua-dua, ini disebut tetrakokus, kokus yang mengelompok

merupakan suatu untaian disebut stafilokokus, sedang kokus yang mengelompok

serupa kokus disebut sarcina. Spiril (dari spirilum) ialah bakteri yang bengkok atau

berbengkok-bengkok serupa spiral. Bakteri yang berbentuk spiral itu tidak

banyak. Golongan ini merupakan golongan yang paling kecil, jika dibandingkan

dengan golongan kokus maupun golongan basil (Wanmustafa, 2011).

Identifikasi bakteri dapat dilakukan dengan dua cara baik secara morfologi

ataupun secara fisiologi, identifikasi yang dilakukan secara morfologi dapat

meliputi bentuk koloni, struktur koloni, bentuk sel, ukuran sel, dan pewarnaan

bakteri. Pengamatan morfologi kemudian dapat dibagi lagi menjadi dua yaitu

pengamatan secara makroskopis dan mikroskopis, pengaman makroskopis

dilakukan dengan cara mengamati mikroorganisme pada bagian-bagian yang

nampak dan dapat dilihat dengan mata telanjang, seperti bentuk koloni, tepian

koloni, elevasi koloni dan permukaan koloni (Cappucino & Sherman, 1987).

Sedangkan pengamatan mikroskopis digunakan pada saat ingin mengamati

pergerakan, dan pembelahan secara biner, mengamati bentuk dan ukuran sel yang

alami, yang pada saat mengalami fiksasi panas serta selama proses pewarnaan

mengakibatkan beberapa perubahan (Koes, 2006).

Bakteri L.casei merupakan golongan BAL yang sering dijumpai pada

makanan fermentasi, produk olahan ikan, daging, susu dan buah-buahan. L.casei

merupakan bakteri gram positif, anaerob, berbentuk batang, tidak membentuk


spora, menghasilkan asam laktat dalam jumlah banyak. L.casei merupakan starter

pada produk minuman fermentasi. Bakteri ini merupakan bakteri asam laktat

homofermentatif, yaitu bakteri yang mampu memfermentasi glukosa menjadi asam

laktat dalam jumlah yang besar dan dapat menghasilkan asam sitrat dalam jumlah

yang kecil, yang mempengaruhi cita rasa minuman fermentasi laktat (Tambunan

2016).

Penanaman bakteri dilakukan dengan cara menanam bakteri dengan

pengenceran dari setiap pengenceran diambil 0,1 ml dengan menggunakan pipet

steril dan dimasukkan kedalam petri dish. Setelah itu diinkubasikan selama 1 x 24

jam pada suhu ruang. ( Yunita et all, 2015) Untuk membutuhkan dan

mengembangbiakkan mikroba diperlukan suatu substrat yang disebut medium.

Sedangkan medium itu sendiri sebelum digunakaan harus dalam keadaan steril

Mikroba / mikroorganisme / jasad renik adalah jasad hidup yang ukurannya

sangat kecil, hanya dapat dilihat dengan alat pembesar atau mikroskop yaitu ukuran

mikroba adalah 1 mikron atau 0,001 mm. Dalam pembelajaran mikrobiologi

pertanian kita mempelajari mengenai mikroba, pengenalan bentuk dan jenis-

jenisnyadan lain-lain dan juga yang paling terpenting yaitu perananya dalam bidang

pertanian baik yang menguntungkan dan merugikan. Dari sanalah kita dapat

mengetahui jenis mikroba apa yang bermanfaat dan dapat kita berdayakan untuk

pemanfaatan dibidang pertanian dewasa ini (Hadioetomo, 1993).

Bakteri adalah organisme prokariotik yang umumnya tidak mempunyai

klorofil, dan produksi aseksualnya terjadi melalui pembelahan sel. Bakteri pada

umumnya merupakan makhluk hidup yang juga memiliki DNA, akan tetapi DNA
bakteri tidak berada pada nukleus yang juga tidak mempunyai membran sel. DNA

ekstrakromosomal dari bakteri tergabung menjadi satu plasmid yang berbentuk

kecil dan sirkuler ( Jawetz, 2004) . Menurut Dwidjoseputro (1985) Ukuran sel

bakteri pada umumnya adalah 0,5-1,0 µm, dan mempunyai tiga bentuk dasar yaitu

bulat atau kokus, batang atau Bacillus, dan bentuk spiral.

Inokulasi dapat diartikan sebagai pekerjaan memindahkan mikroba dari media

lama ke media yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi (Sari, 2017).

Inokulasi juga dapat katakan sebagai metode dalam memindahkan suatu

mikroorganisme ke dalam suatu substrat (Risyanto, 2014). Proses inokulasi

memerlukan alat dan bahan yang steril demi mencegah terjadinya kontaminasi oleh

mikroba lain. Tujuan dari inikulasi adalah untuk melihat pertumbuhan dan

perkembangbiakan pada mikroorganisme. Secara umum, inokulasi dapat dilakukan

dengan dua metode, yaitu metode tebar dan metode tuang.

Teknik yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme pada media agar

memungkinkannya tumbuh dengan agak berjauhan dari sesamanya, juga

memungkinkan setiap selnya berhimpun membentuk koloni, yaitu sekelompok

massa sel yang dapat dilihat dengan mata telanjang. Bahan yang diinokulasikan

pada medium disebut inokulum, dengan menginokulasi medium agar nutrien

(nutrien agar) dengan metode agar tuang atau media agar sebar, sel-sel

mikroorganisme akan terpisah sendiri-sendiri. Setelah inkubasi, sel-sel mikroba

individu memperbanyak diri secara cepat sehingga dalam waktu 18 sampai 24 jam

terbentuklah massa sel yang dapat dilihat dan dinamakan koloni. Koloni dapat

terlihat oleh mata telanjang. Setiap koloni merupakan biakan murni satu macam

mikroorganisme (Pelczar dan Chan, 2007).


Medium ialah bahan yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme
diatas atau didalamnya. Untuk dapat menumbuhkan mikroorganisme dengan
sebaik – sebaiknya. Pertama harus dapat memahami kebutuhan dasar nya. Lalu
mencoba memformulakan meskipun persyaratan nutrien mikroorganisme amat
beragam, namun sebagai makhluk hidup, mereka mempunyai kebutuhan dasar yang
sama yaitu meliputi air, karbon, energi, mineral dan faktor tumbuh (Hadioetomo,
1985).

Metode pour plate (cawan tuang) adalah suatu teknik untuk menumbuhkan
mikroorganisme di dalam media agar dengan cara mencampurkan media agar yang
masih cair dengan stok kultur bakteri (agar) sehingga sel - sel tersebut tersebar
merata dan diam baik di permukaan agar atau di dalam agar (Harley and Presscot,
2002).

V. CARA KERJA

1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2. Diisi tabung reaksi dengan aquades sebnayak 9 ml.

3. Ditambahkan 1 ml yakult kedlam tabug reaksi pertama kemudian tutup

dengan aluminium foil lalu di aduk.

4. Diambil 1ml larutan dari tabung reaksi pertama dan dimasukkan kedalam

tabung reaksi kedua kemudian diberi label pengenceran pertama,kemudian

tutup dengan aluminium foil dan diaduk dengan digoyangkan.

5. Diambil Iml larutan dari tabung reaksi kedua dan dimasukkan kedalam

tabung reaksi ketiga, kemudian diberi label pengenceran kedua, kemudian

tutup dengan aluminium foil dan diaduk dengan digoyangkan.

6. Diambil 1ml larutan dari tabung reaksi ketiga dan dimasukkan kedalam

tabung reaksi keempat kemudian diberi labelpengenceran ketiga, kemudian

tutup dengan aluminium foil dan diaduk dengan digoyangkan.


7. Dimasukkan larutan pada tabung reaksi kedua, ketiga dan keempat kedalam

masing-masing sawan petri sebanyak 1ml.

8. Ditambahkan NA sebanyak 15-20ml.

9. Diletakkan petri diatas meja kemudian digerakkan dengan bentuk angka 8

sebanyak 5 kali, kemudian diberi label pada petri dan diisolasi.

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1 Pengamatan Hari Ke-1

Gambar 1. 10-1 Gambar 2. 10-2

Gambar 3. 10-3

Berdasarkan pengamatan hari pertama, medium mikroba dari faktor

pengenceran 10-1,10-2,10-3 belum ditemukan sejumlah koloni atau mikroba yang


tumbuh pada medium yang telah dibuat. Ini dikarnakan perhitungan hari

pengmatan dimuali pada saat membuat medium ini. Oleh sebab itu masih belum

ada perkembangan dari mikroba bakteri pada minuman yakult. Untuk media yang

dipakai pada inokulasi bakteri dari minuman probiotik ini adalah media NA

(Nutrient Agar). Pengamatan pada medium ini berlangsung selama 3 hari, untuk

pengamatan hari pertama dapat diliat hasil klau perkembangan mikrobanya belum

ada kehidupan.

6.1 Pengamatan hari ke 2

Gambar 4. 10-1 Gambar 5. 10-2

Gambar 6. 10-3
Pada pengamtan hari kedua medium pertumbuhan 10-1,10-2 dan 10-3 mikroba

bakteri yakutl telah menagalami perubahan warna pada medium yang terlihat jelas

berwarna coklat , dan pada salah satu medium yaitu 10-3 terlihat jelas bercak

berwarna putih. Akan tetapi itu belum dipastikan bahwasannya medium yang dibuat

terkontaminasi atau tidak.

6.3 pengamatan hari ke 3

Gambar 7. 10-2 Gambar 8. 10-2

Gambar 9. 10-3

Pada pengamatan hari terakhir yaitu hari ke tiga medium pertumbuhan

mikroba mengalami perubahan warna yang bergitu kuat, yang mana warna di hari

ke tiga menjadi oren kecoklatan lebih kuat dibandingkan hari ke dua. Bercak putih

yang terdapat media ini pun terlihat seperti memudar dan menjadi kecil-kecil. Pada
media 10-2 terdapat semacam mikroorganisme yang menyerupai ulat berwarna

putih kecil, yang jumlah nya sangat banyak.

Pertumbuhan mikroba merupakan sebagai pertambahan jumlah sel mikroba

itu sendiri. Pertumbuhan merupakan suatu proses kehidupan yang irreversible

artinya tidak dapat dibalik kejadiannya. Sebagai hasil pertambahan ukuran dan

pembelahan sel atau pertambahan jumlah sel maka terjadi pertumbuhan populasi

mikroba.

Untuk menumbuhkan mikroba ada dua media yang di sering dipakai atau yang

umum dipakai yaitu PDA ( Potato dextrose agar ) dan NA ( Nutrient agar ) kedua

media ini sering digunkan pada praktikum untuk menumbuhkan mikroba seperti

jamur dan bakteri. Berdasarkan parktikum yang dilaksanakan media yang dipakai

untuk menumbuhkan mikroba yaitu media NA ( Nutrient agar ) dengan metode

agar tuang ( pour plate method ). Metode ini pada dasarnya adalah menginokulasi

agar steril yang telah didinginkan sampai suhu sekitar 45- 50℃.

Media berfungsi sebagai tempat pembiakan, sumber makanan, dan penyedia

nutrisi bagi mikroorganisme yang akan dibiakan serta media juga berfungsi untuk

membiakkan, mengasingkan, mengirimkan dan meyimpan mikroorganisme dalam

waktu yang lama di laboratorium. Media juga dapat digunakan untuk mempelajari

sifat-sifat pertumbuhan mikroorganisme,

Yakult merupakan produk susu fermentasi dengan menggunakan starter

tunggal yaitu Lactobacillus casei. Lactobacillus casei merupakan bakteri yang

penting dalam pembentukan asam laktat. Penurunan pH merupakan salah satu

akibat proses fermentasi yang terjadi karena adanya akumulasi asam laktat sebagai
produk utama dari aktifitas bakteri L.casei yang bersifat homofermentatif. Bakteri

Lactobacillus casei Shirota adalah jenis bakteri asam laktat yang diketahui sebagai

bakteri probiotik. Bakteri lactobacillus casei Shirota inilah yang dipakai untuk

percobaan pertumbuhan mikroba pada medium NA ( Nutrient Agar )

Berdasarkan percobaan menginokulasi mikroba agar tumbuh maka media

tersebut harus memiliki syarat tumbuh mikroba. Menurut Radji (2010)

Pertumbuhan dan perkembangbiakan bakteri yang baik di dalam media harus

memenuhi persyaratan sebagai berikut: yang pertma Mengandung nutrisi yang tepat

untuk bakteri spesifik yang akan dibiakkan, yang kedua Kelembaban yang cukup,

pH sesuai, kadar oksigen cukup, yang ketiga Media pembenihan harus steril dan

tidak mengandung mikroorganisme lain, dan yang ke empat Media diinkubasi pada

suhu tertentu. Dalam pertumbuhan mikroba yang menjadi hal wajib adalah adanya

nutrisi pada media. Menurut Madigan et al, (2011) Dalam kondisi nutrisi yang baik

waktu yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bakteri relatif cepat, sebaliknya jika

nutrisi yang dibutuhkan tidak melimpah,sel-sel harus menyesuaikan dengan

lingkungan dan pembentukan enzim-enzim untuk mengurai substrat membutuhkan

waktu yang lebih lama.

Pada percobaan pertumbuhan mikroba tidak menutup kemungkinana akan

terjadi kontaminasi pada suspense atau medium yang telah di buat penyebab dari

terkontaminasi nya suatu suspense atau media itu biasanya karena saat sterilisasi

media, masih ada mikroba yang masih hidup pada media yang disterlisiasi

kemudian lingkungan kerja inokulasi yang tidak steril dapat menjadi factor yng

menyebabkan terjadinya kontaminan pada suspensi atau medium.


Kontaminasi merupakan suatu kondisi terjadinya percampuran/ pencemaran

terhadap sesuatu oleh unsur lain yang memberikan efek tertentu, biasanya

berdampak buruk. Penyebab dari kontaminasi bisa berupa jamur atau pun bakteri

dengan ditandai dengan adanya kapas pada medium atau suspensi dan jika bakteri

terdapat lender. Hal ini sesuai dengan pernyataan Elfiani dan Jakoni (2015) bahwa

kontaminasi yang disebabkan oleh jamur akan terlihat jelas pada media dimana

media dan eksplan diselimuti oleh spora berbentuk kapas atau miselium yang

berwarna putih dan hijau. Kontaminasi yang disebabkan oleh bakteri, pada eksplan

terlihat lendir berwarna kuning sebagian lagi melekat pada media membentuk

gumpalan yang basah.

Sterlisasi perlu dilakukan saat pembuatan suspensi atau medium pertumbuhan

mikroba agar medium tidak terkontaminasi oleh mikroba penghambat atau perusak

pertumbuhan mikroba yang di inokulasi.

Beberapa cara dalam mengisolasi mikroba seperti metode goresan (streak

plate method) merupakan Teknik menggores suspense bahan yang mengandung

mikroba pada permukaan medium agar yang sesuai dalam cawat petri. Kemudian

ada metode isolasi mikroba yaitu agar tuang (pour plate method) merupkan teknik

menginokulasi agar sterlill yang didinginkan sampai suhu sekitar 45- 50℃

VII. PENUTUP

7.1 Kesimpulan.

Kesimpulan dari praktikum ini adalah sebelum melakukan inokulasi untuk

pertumbuhan mikroba hendaknya untuk memerhatikan apa yang di perlukan

mikroba untuk bertumbuh contohnya nutrisi dan juga para praktikan bisa

memahami beberapa cara untuk isolasi mikroba dengan media PDA ataupun NA.
bentuk kontaminasi dari jamur dan bakteri itu seperti apa para praktikan telah

dapat memahaminya

7.2 Saran

Saran yang dapat diberikan pada praktikum ini ialah seharusnya untuk

membuat media pertumbuhan mikroba ini lingkungan kerja harus steril, dan

pastikan media tumbuh mirkoba tersebut memiliki syarat tumbuh pada mikroba

serta pastikan untuk pembungkusan media pada cawan petri tersebut ditutup dengan

rapat dan tidak ada udara yang masuk.


DAFTAR PUSTAKA

Cappuccino,JG.& Sherman,N. 1987. Microbiology: A Laboratory Manual. The

Benjamin/Cummings Publishing Company,Inc. Clifornia.

Dwidjoseputro, D. 1985. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.

Elfiani dan Jakoni. 2015. Sterilisasi Eksplan dan Sub Kultur Anggrek, Sirih Merah

dan Krisan pada Perbanyakan Tanaman Secara In Vitro. Jurnal

Dinamika Pertanian. 3(2): 117-124.

Hadioetomo, R. S. 1993. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek : Teknik dan Prosedur

Dasar Laboratorium. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 163 hal.

Hadioetomo, R. S., 1985, Mikrobiologi Dasar-dasar Praktik, Gramedia, Jakarta cit

Ismiyati, 2004, Identifikasi Bakteri dari Tinja pasien diare di Rumah

Sakit Islam Klaten, Skripsi, Fakultas Farmasi, UMS, Surakarta.

Harley, J.P. and L.M. Prescott. 2002. Laboratory Exercise in Microbiology 5th

edition. McGraw-Hill. New York.

Irianto, koes. (2006). Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme. Jakarta: EGC

Jawetz, Brock GF, Butel JS, Morse SA, Melnick, dan Adelberg, E.A. 2004. Medical

Microbiology. Twenty Third Edition. New York: Lange Medical

Books.

Madigan, M. T., Clarck, D. P., Stahl, D., Martinko, J. M. (2011). Brock

Microbiology of microorganisms. San Francisco: Benjamin

Cummings publishing.

Pelczar dan Chan. 2007. Analisis Mikroba pada Inokulasi . Edisi Kelima.Erlangga:
Jakarta.
Pratiwi. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Jakarta: Erlangga
Radji, Maksum. 2010. Buku Ajar Mikrobiologi Panduan Mahasiswa Farmasi dan

Kedokteran: Jakarta.

Risyanto, S., 2014. Teknik Inokulasi Pada Budidaya Jamur Tiram Putih. Makalah

Penyuluhan. Fakultas Biologi. Universitas Negeri Jenderal

Sudirman. Purwokerto.

Saraswati, H dan Seprianto. 2019. PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI.

PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI FAKULTAS ILMU-ILMU

KESEHATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL [PDF FILE]

Tambunan, A. R. 2016. Karakteristik Probiotik Berbagai Jenis Bakteri Asam Laktat

(BAL) Pada Minuman Fermentasi Laktat Sari Buah Nanas. Skripsi.

Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Wanmustafa. 2011. Aktivitas Enzim Lignin Peroksidase Oleh Gliomastix Sp. T3-7

Pada Bakteri. Jurnal Sains Dan Semi Pomits. Vol 2 No 1 Hal 15.

Yunita, M., Y. Hendrawan, dan R. Yulianingsih. 2015. Analisis Kuantitatif

Mikrobiologi Pada Makanan Penerbangan (Aerofood ACS) Garuda

Indonesia Berdasarkan TPC (Total Plate Count) Dengan Metode

5Pour Plate. Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem.

3(3):239

Anda mungkin juga menyukai