Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI

PENGENALAN MIKROBA DAN ISOLASI MIKROBA

OLEH:
LAYLA TILLAWATIL HASANAH
NIM. 2206111810
AGROTEKNOLOGI-B

JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2023
LEMBAR PENGESAHAN

PENGENALAN MIKROBA DAN ISOLASI MIKROBA

OLEH :
LAYLA TILLAWATIL HASANAH
NIM. 2206111810

MENYETUJUI
KAMIS, 06 APRIL 2023

MENGETAHUI,

ASISTEN I ASISTEN II

TESSA LONIKA VALENCIA NABILLA YOLANDA


NIM. 1806124924 NIM. 1906111911

CO ASISTEN CO ASISTEN

NABILA ANNASTASYA FEBY PEBRIANA FIKH RYYA


NIM. 2106113194 NIM. 2106110593
I. JUDUL

Judul praktikum adalah pengenalan mikroba dan isolasi mikrooba.

II. TUJUAN

Tujuan dari praktikum ini adalah agar para praktikan mengetahui jenis-jenis

mikroba serta dapat melakukan isolasi pada mikroba.

III. ALAT DAN BAHAN

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah cawan petri, tabung reaksi, rak

tabung reaksi, pipet tetes, aluminium foil, bunsen, laminar air flow cabinet (LAFC).

Dan bahan yang digunakan adalah 1 ml yakult, 9 ml aquades, 15-20 ml larutan

NA.

IV. TINJAUAN PUSTAKA

Mikroba merupakan makhluk berukuran kecil yang terdapat di sekitar kita,

baik sebagai penghuni air, tanah, dan atmosfer. Mikroba dapat memacu

pertumbuhan tanaman dengan mekanisme langsung maupun tidak langsung, mapu

menginduksi pertumbuhan tanaman, dan beberapa mikroba berfungsi sebagai

dekomposer, sehingga membantu penyediaan unsur hara bagi tanaman (Hanudin et

al.,2018). Mikroba pengurai atau dekomposer ini berfungsi melapukan atau

mendekomposisi sampah dan bahan organik seperti limbah kota, pertanian,

peternakan, tinja, urin, sisa makanan, dan material organik lainnya (Mawarsih et

al.,2018). Mikroba juga berfungsi sebagai nitrifikasi, denitrifikasi, pelarut fosfat,

dan lain-lain (Suyanto dan Irianti, 2015). Namun, mikroba dapat menjadi antagonis

bagi patogen tanaman, seperti bakteri, actinomycetes dan jamur. Dengan sifat

antagonismenya meliputi kompetisi, parasit, predasi, dan antibiosis (Sastrahidayat,

2013).
Mikroba adalah organisme yang berukuran sangat kecil sehingga untuk

mengamatinya diperlukan alat bantu, sehingga disebut sebagai organisme

mikroskopis. Namun, beberapa protista bersel tunggal masih terlihat oleh mata

telanjang dan ada beberapa spesies multisel tidak terlihat mata telanjang. Mikroba

umumnya bersel tunggal (uniseluler) dan bersel banyak (multiseluler), tetapi virus

termasuk ke dalam mikroba meskipun tidak bersifat seluler (Mawarsih et al.,2018).

Mikroba memiliki ukuran yang kecil dengan kisaran 0,1-10 µm (1 xm = 1Om),

meskipun ada suatu bakteri berukuran raksasa dengan ukuran sekitar 750 pm, yaitu

Thiomargarita namibiesis (Abdurahman, 2008).

Mikroba berfungsi sebagai dekomposer dalam siklus makanan sehingga

seharusnya dimanfaatkan untuk mengatasi masalah pencemaran lingkungan. Saat

ini mikroba telah banyak dimanfaatkan dalam pengelolaan lingkungan seperti

sebagai pembersih air, pengurai sampah, pengurai minyak di laut, pengurai

detergen, pengurai plastik, pengurai logam berat, dan pengurai pestisida.

Pemanfaatan mikroba sangat menguntungkan dalam pengelolaan lingkungan sebab

bentuknya yang sangat kecil, cepat berkembang biak, sangat mudah tersebar di

alam dan dapat bertahan hidup di luar inang. Mikroba baik bakteri maupun jamur

sangant penting dalam melakukan penguraian sehingga dapat mengurangi

pencemaran yang ada pada lingkungan (Jekti, 2018).

Morfologi suatu mikroba dapat diperiksa dalam keadaan hidup maupun mati.

Pemeriksaan morfologi ini penting untuk mengenla nama bakteri, pengenalan sifat

fisiologisnya yang kebanyakan merupakan faktor penentu dalam mengenal nama

spesies. Bagian-bagian sel dapat dilihat dengan terlebih dahulu memberi warna

dimana warna bisa bersifat asam, netral, maupun basa (Nadenn, 2013).
Perubahan yang terjadi di dalam lingkungan dapat mengakibatkan perubahan

sifat morfologi dan sifat fisiologi mikroba. Faktor lingkungan sangat penting

artinya di dalam usaha mengendalikan kegiatan mikroba baik untuk kepentingan

proses ataupun pengendalian. Mikroba memerlukan kondisi lingkungan yang

sesuai untuk pertumbuhannya. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba

dapat berupa faktor abiotik (fisikawi maupun kimiawi) dan faktor biotik (meliputi

kehidupan asenik dan adanya asosiasi kehidupan). Faktor abiotik diantaranya

temperatur, pH, kebutuhan air, tekanan osmosis dan oksigen molekuler (Suharni,

2008).

Pertumbuhan mikroba pada umumnya sangat tergantung dan dipengaruhi oleh

faktor lingkungan, perubahan faktor lingkungan, perubahan faktor lingkungan

dapat mengakibatkan perubahan sifat morfologi dan fisiologi. Hal ini dikarenakan,

mikroba selain menyediakan nutrient yang sesuai untuk kultivasinya, juga

diperlukan faktor lingkungan yang memungkinkan pertumbuhan optimumnya.

Mikroba tidak hanya bervariasi dalam persyaratan nutrisinya, tetapi juga

menunjukkan respon yang berbeda-beda. Untuk berhasilnya kultivasi berbagai tipe

mikroba, diperlukan suatu kombinasi nutrient serta faktor lingkungan yang sesuai

(Pelczar, 2006).

Kemampuan mikroorganisme untuk tumbuh dan tetap hidup merupakan hal

yang penting dalam ekosistem pangan. Suatu pengetahuan dan pengertian tentang

faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan tersebut sangat penting untuk

mengendalikan hubungan antara mikroorganisme-makanan-manusia. Beberapa

faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme meliputi suplai

gizi, waktu, suhu, air, pH, dan tersedianya oksigen (Buckle, 1985).
Enzim sistem tranport elektron dan sistem transport nutrient pada membran sel

bakteri sangat peka terhadap konsentrasi ion higrogen (pH). Selama pertumbuhan,

mikroba dapat menyebabkan perubahan pH medium sehingga tidak sesuai lagi

untuk pertumbuhan. Oleh karena itu perlu diberi buffer di dalam medium untuk

mencegah perubahan pH. Berdasarkan pH menimum, optimum, dan maksimum

untuk pertumbuhan, mikroba alkalinofilik. Tiap mikroba mempunyai kisaran pH

tertentu untuk pertumbuhannya. Biasanya pH untuk bakteri 6,5-7,5, hamir 4,0-4,5,

jamur benang dan aktinomisetes pada pH yang lebih luas 2,0-8,0 (Suharni, 2008).

Sel-sel individu bakteri dapat berbentuk elips, bola, batang, atau spiral.

Masing-masing ciri ini penting dalam mencirikan morfologi suatu spesies. Sel

bakteri yang berbentuk seperti bola atau elips dinamakan kokus. Kokus muncul

dalam beberapa penataan yang khas tergantung pada spesiesnya. Sel berbentuk

silindris atau batang dinamakan basilus. Ada banyak perbedaan dalam ukuran

panjang dan lebar di antara berbagai spesies basilus. Ujung beberapa basilus tampak

persegi, yang lain bundar, dan yang lain lagi meruncing atau lancip seperti ujung

cerutu. Kadang-kadang basilus tetap saling melekat satu sama lainnya, ujung

dengan ujung, sehingga memberikan penampilan rantai (Irnaningtyas, 2013).

Bakteri berbentuk spiral terutama dijumpai sebagai individu-individu sel yang

tidak saling melekat. Tercakup di dalam kelompok morfologis ini adalah spiroketa,

beberapa diantaranya menyebabkan penyakit yang berbahaya bagi manusia.

Individu-individu sel dari spesies yang berbeda-beda menunjukkan perbedaan-

perbedaan yang mencolok dalam hal panjang, jumlah, dan amplitudo spiralnya serta

kekakuan dinding selnya. Sebagai contoh, beberapa spirilium berukuran pendek,

spiralnya berpilit ketat; yang lain sangat panajng dan menunjukkan sederetan
pelintiran dan lengkungan. Spiral yang pendek dan tidak lengkap disebut sebagai

bakteri koma, atau vibrio (Gaden, 2006).

Populasi pada bakteri tumbuh dengan sangat cepat saat mereka ditambahkan

dan disesuaikan dengan izin serta kondisi lingkungan yang memungkinkan bakteri

untuk berkembang. Dengan pertumbuhan ini maka berbagai jenis bakteri kadang

memberi bentuk yang khas. Beberapa kelompok berbentuk lingkaran, berwarna dan

yang lainnya tidak teratur (Widodo, 2001).

Sifat-sifat khusus suatu koloni dalam medium padat pada agar-agar lempengan

memiliki bentuk titik-titik, bulat, berbenang, tak teratur, serupa akar, serupa

kumparan. Permukaan koloni dapat datar, timbul mendatar, timbul melengkung,

timbul mencembung, timbul membukit, timbul berkawah. Tepi koloni ada yang

utuh, berombak, berbelah-belah, bergerigi, berbenang-benang dan keriting. Bentuk

sel koloninya berupa kokus. Berdasarkan hasil pengamatan warna koloni putih,

bentuk koloni bulat, tepi koloni licin. Elevasi koloninya cembung, permukaan

mengkilap (Dwidjoseputro, 1987).

Yakult (yakuruto adalah minuman probiotik mirip yogurt yang dibuat dari

fermentasiskimmed milk dan gula dengan bakteri Lactobacillus casei. Karena L.

casei Shirota dapat ditemui dalam sistem pencernaan, yakult dipromosikan sebagai

minuman yang baik untuk kesehatan. Minuman yang mengandung bakteri yang

bermanfaat untuk menekan pertumbuhan bakteri jahat. Namanya berasal dari

jahurto, bahasa Esperanto untuk “yogurt” (Suyitno. 1990).

Sebanyak 1 ose (ose bulat), masing-masing isolat bakteri yang diambil dari

stok kultur diinokulasi pada medium dalam tabung reaksi. selanjutnya diinkubasi

pada suhu 15oC, 37oC dan 45oC selama 2 x 24 jam. Hasil positif apabila terjadi
pertumbuhan bakteri pada medium dan hasil negatif apabila tidak terjadi

pertumbuhan bakteri pada medium (Anastiawan, 2014).

Tujuan dari medium juga memiliki fungsi lain, selain tempat untuk

mengisolasi, seleksi, evaluasi, dan diferensiasi biakan yang didapatkan. Agar tiap-

tiap medium memiliki karakteristik yang sesuai dengan tujuan sehingga seringkali

digunakan beberapa jenis zat tertentu yang mempunyai pengaruh terhadap

pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba (Suriawiria, 2005).

Yang membedakan masing-masing produk susu fermentasi adalah jenis

bakterinya. Sebagai contoh, dalam yogurt terdapat dua jenis bakteri asam laktat

yang hidup berdampingan dan berkerja sama: Lactobacillus bulgarius dan

Streptococcus thermophillus. Keduanya menghasilkan asam laktat yang

menggumpalkan susu menjadi yogurt. Kegiatan bakteri inilah yang menjadi sumber

sebagian besar manfaat yogurt (Widodo, 2002).

V. CARA KERJA

1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2. Diisi 4 tabung reaksi dengan aquades sebanyak 9 ml.

3. Ditambahkan 1 ml yakult kedalam tabung reaksi 1 kemudian tutup dengan

aluminium foil lalu di shaker atau digoyang.

4. Diambil 1 ml larutan dari tabung reaksi 1 lalu masukkan ke dalam tabung

reaksi 2 (pengenceran 1 = 10-1).

5. Diambil 1 ml larutan dari tabung reaksi 2 lalu masukkan ke dalam tabung

reaksi 3 (pengenceran 1 = 10-2).

6. Diambil 1 ml larutan dari tabung reaksi 3 lalu masukkan ke dalam tabung

reaksi 4 (pengenceran 1 = 10-3).


7. Dimasukkan larutan 10-1, larutan 10-2, larutan 10-3 kedalam satu petri

sebanyak 1 ml.

8. Ditambahkan larutan NA sebanyak 15-20 ml lalu di shaker diatas meja

membentuk angka 8 sebanyak 5 kali.

9. Didinginkan dan tunggu hingga padat lalu bungkus dan beri label.

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1 Hasil

Pengamatan Hari Ke-1

10-1 10-2 10-3

Pada pengamatan hari pertama ini belum ada perkembangan dari 10-1, 10-2 ,

10-3, sebab baru saja dibuatnya media isolasi biakan dari bakteri yakult

Lactobacillus casei pada media nutrient agar yang sudah dibuat pada praktikum

sebelumnya.

Pengamatan Hari Ke-2

10-1 10-2 10-3


Pada pengamatan hari pertama ini belum ada perkembangan dari 10-1, 10-2,

10-3 , sebab baru saja dibuatnya media isolasi biakan dari bakteri yakult

Lactobacillus casei pada media nutrient agar yang sudah dibuat pada praktikum

sebelumnya.

Pengamatan Hari Ke-3

10-1 10-2 10-3

Pada pengamatan hari ketiga sudah muncul perubahan dari perkembangan

media agar tuang 10-1, 10-2, 10-3, yaitu mulai muncul bintik – bintik putih

(pertumbuhan bakteri) dan koloni bakteri muncul secara melingkar atau

membentuk lingkaran lebih banyak dibandingkan hari sebelumnya yang sangat

terlihat jelas di media isolasi biakan dari bakteri yakult Lactobacillus casei pada

media nutrient agar yang sudah dibuat saat praktikum sebelumnya. Media NA

memiliki kemampuan untuk menstimulasi pertumbuhan bakteri dari yakult tersebut

dengan baik yang mana terbukti dengan selang waktu kurang lebih 48 jam sudah

terlihat jelas pertumbuhannya.

6.2 Pembahasan

Praktikum ini menggunakan medium NA (Nutrient Agar). Dimana medium ini

berfungsi sebagai tempat mikroba yakult itu tumbuh. Mikroorganisme yang

dibiakan di laboratorium pada medium yang terdiri dari bahan nutrient. Biasanya

pemilihan medium yang dipakai bergantung kepada banyak faktor seperti apa jenis
mikroorganisme yang akan ditumbuhkan. Perbenihan untuk pertumbuhan bakteri

agar dapat tetap dipertahankan harus mengandung semua zat makanan yang

diperlukan oleh organisme tersebut. Faktor lain seperti pH, suhu, pendingin harus

dikendalikan dengan baik.

Yakult adalah bahan pengamatan pada praktikum ini merupakan produk susu

fermentasi dengan menggunakan startel tunggal yaitu Lactibacillus casei.

Kecepatan pertumbuhan bakteri ini tergolong cukup lambat dibandingkan dengan

Dornic atau 0,5% asam laktat bakteri sejenisnya yaitu berkisar 50 setelah 48 jam.

Bakteri Lactobacillus casei berbentuk batang tunggal dan termasuk golongan

bakteri heterofermentatif, fakultatif, mesofilik, dan berukuran lebih kecil dari pada

Lactibacillus bulagarius, Lactobacillus acidophillus, dan Lactobacillus helveticus.

Lactobacillus merupakan bakteri Gram positif, tidak menghasilkan spora, biasanya

tidak bergerak, anaerob fakultatif, katalase negatif, koloninya dalam media agar

berukuran 2-5 mm, konfeks, opak, sedikit transparan, tidak berpigmen dan

metabolit utamanya adalah asam laktat. Tumbuh baik pada suhu 25-40oC dan

tersebar luas di lingkungan terutama dalam produk-produk pangan asal hewan dan

sayuran. Bakteri ini menetap dalam saluran pencernaan unggas dan mamalia

(Widodo, 2002).

Yakult dalam proses pembuatannya memerlukan lima bahan baku, diantaranya

bakteri Lactobacillus casei Shirota Strain. Susu krim, dekstrosa, sukrosa, dan air.

Bakteri lactobacillus casei merupakan salah satu spesies bakteribergenus

Lactobacillus yang biasa digunakan dalam pembuatan produk susu, pengujian

antibiotik, dan pembuatan probiotik komersial. Air adalah senyawa gabungan


antara dua atom hidrogen dan satu atom oksigen menajadi H2O (Arsyad et al.,

2021).

Dari kelima bahan tersebut, bahan baku yang mengandung karbohidrat adalah

dekstrosa, sukrosa dalam gula pasir, dan laktosa pada susu skim bubuk. Dekstrosa

merupakan karbohidrat yang berjenis monosakarida dean tersusun atas 6 karbon

dengan kelima gugus hidroksil (OH-) teratur secara spesifik pada 6 karbon

punggung dan memiliki struktur rantai terbuka dan rantai tertutup. Selain itu,

sukrosa dalam yakult termasuk dalam karbohidrat berjenis disakarida dengan

monosakarida penyusunnya yaitu glukosa dan fruktosa, sedangkan laktosa

merupakan karbohidrat berjenis disakarida yang glukosa dan galaktosa sebagai

monosakarida penyusunnya.

Memindahkan bakteri dari medium lama kedalam medium yang baru

diperlukan ketelitian dan pengsterilan alat-alat yang digunakan, supaya dapat

dihindari terjadinya kontaminasi. Pada pemindahan bakteri dicawan petri setelah

agar baru, maka cawan petri tersebut harus balik, hal ini berfungsi untuk

menghindari adanya tetesan air yang mungkin melekat pada dinding tutup cawan

petri (Alam et al., 2013).

Pertumbuhan mikroba dapat dilakukan dalam medium padat, karena dalam

medium padat sel-sel mikroba akan terbentuk suatu koloni sel yang tetap pada

tempatnya, ada beberapa teknik isolasi mikroba yakni:

1. Metode Gores atau Streak Plate (Culture)

Menggunakan loop ose dan menggoreskannya ke permukaan medium

agar dengan pola tertentu dengan harapan pada ujung goresan, hanya

sel-sel bakteri tunggal yang terlepas dari ose dan menempel ke medium.
Sel-sel bakteri tunggal ini akan membentuk koloni tunggal yang

kemudian dapat dipindahkan ke medium selanjutnya agar didapatkan

biakan murni. Untuk memperoleh hasil yang baik diperlukan

keterampilan, yang biasanya diperoleh dari pengalaman. Metode cawan

gores di lakukan dengan baik kebanyakan akan menyebabkan

terisolasinya mikroorganisme yang diinginkan. Dua macam kesalahan

yang umumnya sekali di lakukan adalah tidak memanfaatkan

permukaan medium dengan sebaik-baiknya untuk digores sehingga

pengenceran mikroorganisme menajadi kurang lanjut dan cenderung

untuk menggunakan inokulum terlalu banyak sehingga menyulitkan

pemisahan sel-sel yang digores.

2. Metode Tuang atau Pour Plate (Shake Culture)

Dilakukan dengan 2 cara, yaitu dengan mencampurkan suspensi bakteri

dengan medium agar pada suhu 50oC kemudian menuangkannya pada

petridisk, kemudian menuangkan medium agar keatasnya dan diaduk.

Setelah agar mengeras, bakteri akan berada pada tempatnya masing-

masing dan diharapkan bakteri tidak mengelompok sehingga terbentuk

koloni tunggal.

3. Metode Sebar atau Spread Plate

Dilakukan dengan menyemprotkan suspensi ke atas medium agar

kemudian menyebarkan secara merata dengan trigalski. Dengan ini

diharapkan bakteri terpisah secara individual, kemudian dapat tumbuh

menjadi koloni tunggal.

4. Slant Culture
Ujung kawat yang membawa bakteri digesekkan pada permukaan agar-

agar miring dalam tabung reaksi. dapat dilakukan dengan cara

menggoreskan secara zig-zag pada permukaan agar miring

menggunakan jarum ose yang bagian atasnya dilengkungkan. Cara ini

juga dilakukan pada agar tegak untuk meminimalisir pertumbuhan

mikroba dalam keadaan kekurangan oksigen.

5. Stab Culture

Ujung kawat yang membawakan bakteri ditusukkan pada media padat

(agar-agar) dalam tabung reaksi, berbeda dengan slant culture

permukaan agar-agar ini tidak miring. Media agar setengah padat dalam

tabung reaksi, digunakan untuk menguji gerak bakteri secara

makrokopis.

Pada praktikum ini isolasi mikroba pada yakult dilakukan dengan cara metode

tuang. Dalam metode agar tuang digunakan medium agar steril yang sudah

dicairkan (suhu sekitar 50oC). tuangkan 1 mL bahan ke cawan petri kemudian

tambahkan medium dan putar cawan agar merata lalu biarkan membeku dan

inkubasi dalam keadaan terbalik selama 2-3 hari pada suhu ruang. Isoalsi dapat

dilakukan dengan pengenceran untuk menghindari koloni yang bertumpuk

(Emmawati et al., 2022).

Kontaminasi dalam praktikum isolasi dan pemurnian mikroba dapat mungkin

terjadi jika kondisi dari alat, bahan maupun praktikan tidak steril. Oleh karena itu

dalam setiap prosedur kerja, baik saat pengenceran ataupun saat menyebar mikroba

ke dalam medium perlu kehati-hatian agar tidak terjadi kontaminasi yang dapat

merusak hasil percobaan. Kemampuan mikroorganisme untuk tumbuh dan tetap


hidup merupakan suatu hal yang penting untuk diketahui. Pengetahuan tentang

faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba sangat penting di dalam

mengendalikan mikroba. ada beberapa faktor yang memepengaruhi pertumbuhan

bakteri diantaranya adalah: suplai nutrisi, suhu dan temperatur.

VII. PENUTUP

7.1 Kesimpulan

Dari hasil serta pembahasan, dapat disimpulkan bahwa pada praktikum ini dari

pengamatan hari pertama belum terlihat apapun atau tetap jernih dan tidak ada

gelmbung-gelembung udara menunjukkan tidak adanya mikroorganisme yang

tumbuh pada media agar dan hari kedua mulai terjadi pertumbuhan jamur serta pada

hari ketiga sudah terlihat pertumbuhan jamur pada cawan petri dan kita bisa melihat

bentuk jamur yang kita amati. Dan kita bisa mengetahui tentang jamur yang ada di

yakult.

7.2 Saran

Dalam melakukan praktikum kita sebagai praktikan harus membersihkan

peralatan terlebih dahulu yang kita pakai dalam isolasi dan bahan yang ingin kita

amati. Karena pada uji ini kita harus teliti dalam mengerjakan isolasi jamur tersebut

dan kita harus memahami materi tersebut sebelum melakukan praktikum agar

nantinya tidak terjadi kesalahan dalam melakukan isolasi.


DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman, D. 2008. Biologi Kelompok Pertanian. Grafindo Media Pratama.


Bandung.

Alam,M.S., P.R. Sarjono.,dan A.L.N. Aminin. 2013. Isolasi bakteri Selulolitik


termofilik kompos pertanian Desa Bayat, Klaten, Jawa Tengah. Jurnal
Chem Info. 1 (1): 190-195.

Anastiawan. 2014. Isolasi karakteristik bakteri probiotik yang berasal dari usus itik
pedaging Anas domesticus.Skripsi (tidak dipublikasikan) Universitas
Hasanuddin. Makassar.

Arsyad, M., Sudariah., dan Y. Pertiwi. 2021. Mikrobiologi. Guepedia. Bogor.

Buckle, K. 1985. Ilmu Pangan. Universitas Indonesia. Jakarta.

Dwidjoseputro, D. 1987. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan. Malang.

Emmawati, A., Marwati., M.M. Banin., dan Y.A. Prayitno. 2022. Penuntun
Praktikum Terpadu.Jurusan Teknologi Pertanian. Universitas Mulawarman.

Gaden, E. 2006. Fermentation Proces Kenetics. Jurnal Ilmiah. 1(4).

Hanudin., K. Budiarto., dan B.Marwoto. 2018. Potensi beberapa mikroba pemacu


pertumbuhan tanaman sebagai bahan aktif pupuk dan pestisida hayati.
Jurnal Litbang Pertanian. 37 (2): 60-70.

Irnaningtyas. 2013. Biologi untuk SMA/MA Kelas XI. Erlangga. Jakarta.

Jekti, D.S.D. 2018. Peranan mikroba dalam pengelolaan lingkungan. Prosiding


Seminar Nasional Pendidikan Biologi, Mataram: Juni 2018. 1-9

Mawarsih., Endang., C. Pramono., dan S. Hastuti. 2018. Pelatihan pembuatan


mikro organisme sebagai bahan starter pengomposan. Jurnal Pengabdian
Masyarakat. 2 (1): 32-40.

Pelczar. 2006. Dasar-Dasar Mikrobiolgi. UI Press. Jakarta.


Suharni, T. 2008. Mikrobiologi Umum. Universitas Atma Jaya. Yogyakarta.

Suriawiria, U. 2015. Mikrobiologi Dasar. Papas Sinar Sinanti. Jakarta.

Sastrahidayah, I.R 2013. Epidemiologi Kuantitaf Penyakit Tumbuhan. Universitas


Brawijaya Press. Malang.

Suyanto, A., dan A.T.P. Irianti. 2015. Efektivitas Trichoderma sp dan mikro
organisme lokal (Mol) sebagai dekomposer dalam meningkatkan kualitas
pupuk organik alami dari beberapa limbah tanaman pertanian. Jurnal
Agrosains. 12 (22): 1-7.

Suyitno. 1990. Bahan-Bahan Pengemasan. PAU UGM. Yogyakarta.

Nadenn, P. 2013. Kontaminasi kultur in vitro di Sub-Lab. Biologi Laboratorium


MIPA Pusat UNS. 2(1).

Widodo, W. 2001. Mikrobiologi Umum. Universitas Brawijaya. Malang.

Widodo, W. 2002. Bioteknologi Fermentasi Susu. Pusat Pengembangan


Bioteknologi Universitas Muhamadiyah Malang. Malang.
LAMPIRAN

Gambar 1. Diisi 4 tabung dengan Gambar 2. Tambahkan 1 ml

aquades 9 ml yakult

Gambar 3. Tutup dengan alum- Gambar 4. Ambil 1 ml dari


inium foil lalu shake tabung 1 masukk-
an ke tabung 2
dan seterusnya

Gambar 5. Tutup semua tabung Gambar 6. Ambil 1 ml larutan

10-1, 10-2, 10-3


Gambar 7. Tambahkan Na 15- Gambar 8. Setelah dingin dan
20 ml, lalu digoyang padat, lalu wrap
bentuk angka 8 seba- dan beri label
nyak 5x

Anda mungkin juga menyukai