A. TUJUAN
Laporan Praktikum Acara 1 “Mikrobiologi Pasca Panen “ Bertujuan untuk
Mempelajari morfologi mikroba/bentuk (Kapang,khamir,bakteri
menggunakan mikroskop)
B. TINJAUAN PUSTAKA
1. Tinjauan Bahan
Aquadest merupakan air hasil dari destilasi atau penyulingan, dapat
disebut juga air murni (H2O). karena H2O hampir tidak mengandung
mineral. Sedangkan air mineral merupakan pelarut yang universal. Air
tersebut mudah menyerap atau melarutkan berbagai partikel yang
ditemuinya dan dengan mudah menjadi terkontaminasi. Dalam siklusnya
di dalam tanah, air terus bertemu dan melarutkan berbagai mineral
anorganik, logam berat dan mikroorganisme. Jadi, air mineral bukan
aquades (H2O) karena mengandung banyak mineral. Aquadest memiliki
tiga jenis jika ditinjau dari bahan baku pembuatnya, yaitu : Air aquadest
dari sumur ,Air aquadest dari mata air pegunungan , Air aquadest dari Air
tanah hujan (Santosa, 2011).
Safranin merupakan pewarna kationik dan merupakan salah satu
kontaminan berbahaya yang telah ditemukan dalam farmasi dan limbah pabrik
tekstil. Kontaminan ini berbahaya bagi kesehatan manusia karena efek negatifnya
pada kulit seperti alergi kulit, sistem pencernaan dan sistem pernapasan (Bayazit,
2014). Methylene blue (MB) menyebabkan gangguan kardiovaskular, pusing,
demam, sakit kepala, masalah kulit dan anemia. Metilen blue bersifat
karsinogenik dan sangat sulit terurai (Patil & Shinde, 2016). Selain itu, pewarna
sintesis seperti Giemsa, Aceto orcein dan Aceto carmin yang digunakan untuk
pewarnaan kromosom selama fase meiosis dan mitosis sel memiliki kelemahan
karena bersifat karsinogenik, toksik dan harga yang mahal (Elqubbi & Asayh,
2017)
Aseton merupakan pelarut semi-polar yang dapat menarik senyawa
polar dan semi-polar (Troy, 2005). Menurut Zumdahl (2007) vitamin C
memiliki banyak ikatan polar OH dan C-O sehingga membuat vitamin C
bersifat polar dan dapat terekstrak baik oleh pelarut aseton. Hal ini
didukung dengan penelitian Dumbrava et al. (2012) bahwa pelarut aseton
menghasilkan vitamin C yang lebih tinggi dibandingkan dengan etanol dan
air pada ekstrak buah jeruk dan plum. Pelarut aseton juga menghasilkan
vitamin C tertinggi pada ekstrak tomat (Eveline et al., 2014). Selain itu,
menurut Wenzig et al. (2008) kadar vitamin C pada ekstrak metanol
kelopak bunga mawar lebih tinggi daripada ekstrak airnya. Demikian juga
pada ekstrak salak pondoh, nglumut dan bali menggunakan pelarut etanol
lebih tinggi daripada menggunakan pelarut aquades (Ariviani dan
Parnanto, 2013).
Minyak imersi pada umumnya diperoleh dengan cara sintesis,
namun kesulitan membuat minyak sintesis karena sangat mahal biayanya,
terutama untuk negara miskin maupun negara-negara berkembang seperti
Indonesia (Ibrahim, dkk. 2014). Kesulitan lainnya adalah belum
banyaknya penelitian - penelitian yang mengkaji dan mengembangakan
serta memberi informasi yang cukup mengenai proses pembuatan minyak
imersi, dan sejauh pengamatan penulis, penelitian mengenai uji coba
minyak imersi dari tanaman nabati ini pernah dilakukan oleh R. Victor,
dkk. 2005, yang mencoba membuat minyak imersi dari tanaman kayu
cedar parafin dengan (indeks bias 1.515), minyak jarak Oleumricini
(indeks bias 1.477), dan minyak biji bunga matahari helianthus annuus L
(indeks bias 1.495-1.510),
Media kultur bakteri adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran
nutrisi atau zat – zat hara (nutrisi) yang digunakan untuk menumbuhkan
mikroorganisme diatas atau didalamnya. Selain itu, media kultur mikroba
dapat dipergunakan pula untuk isolasi, perbanyakan, pengujian sifat – sifat
fisiologis, dan perhitungan jumlah mikroorganisme. (Sumarsih, 2003)
Didalam laboratorium, pembiakan bakteri memerlukan media kultur yang
komposisinya terdiri dari C, H, O, N, S. P, K, Mg, Fe, Ca, Mn, dan sedikit
Zn, Co, Cu, dan Mo. Unsur – unsur ini ditemukan dalam bentuk air, ion
anorganik, molekul kecil, dan makromolekul. Media kultur yang
digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme dalam bentuk padat,
semi padat, dan cair. Media kultur padat diperoleh dari dengan
menambahkan agar – agar. Agar – agar berasal dari ekstrak ganggang
merah. Kandungan galaktan pada agar sebagai pemadat adalah 1.5 – 2.0%
dan membeku pada suhu 45º C. Agar - agar susah diuraikan oleh bakteri.
(Utami, 2004)
2. Tinjauan Teori
Mikroorganisme merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran
sangat kecil (Kusnadi, dkk, 2003). Setiap sel tunggal mikroorganisme
memiliki kemampuan untuk melangsungkan aktivitas kehidupan antara
lain dapat mengalami pertumbuhan, menghasilkan energi dan
bereproduksi dengan sendirinya. Mikroorganisme memiliki fleksibilitas
metabolisme yang tinggi karena mikroorganisme ini harus mempunyai
kemampuan menyesuaikan diri yang besar sehingga apabila ada interaksi
yang tinggi dengan lingkungan menyebabkan terjadinya konversi zat yang
tinggi pula. Akan tetapi karena ukurannya yang kecil, maka tidak ada
tempat untuk menyimpan enzim-enzim yang telah dihasilkan. Dengan
demikian enzim yang tidak diperlukan tidak akan disimpan dalam bentuk
persediaan. Enzim-enzim tertentu yang diperlukan untuk pengolahan
bahan makanan akan diproduksi bila bahan makanan tersebut sudah ada.
Mikroorganisme ini juga tidak memerlukan tempat yang besar, mudah
ditumbuhkan dalam media buatan dan tingkat pembiakannya relatif cepat
(Darkuni, 2001)
Mikroskop adalah sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu
kecil
untuk dilihat secara kasat mata. Kata mikoskop berasal dari bahasa Yunani
yaitu micros yang artinya kecil. dan scopein yang artinya melihat.
Mikroskop merupakan alat bantu yang dapat ditemukan hampir diseluruh
laboratorium untuk dapat mengamati organisme berukuran kecil
(mikroskopis)' Mikroskop ditemukan oleh Antonie Van Leeuwenhoek,
dimana sebelumnya sudah ada Robert Hook dan Marcello Malphigi yang
mengadakan penelitian melalui lensa yang sederhana.Lalu Antony Van
Leuwenhoek mengembangkan lensa sederhana itu menjadi lebih kompleks
agar dapat mengamati protozoa, bakteri dan berbagai makhluk kecil
lainnya. Setelah itu pada sekitar tahun 1600 Hanz dan Z Jansen telah
menemukan mikroskop yang dikenal dengan mikroskop ganda yang lebih
baik daripadamikroskop yang dibuat oleh Antony Van Leuwenhoek
(Anonymous, 2017).
Bahan
1. Pengamatan Bentuk Bakteri
a. Alkohol 70%
b. Aquadest
c. Kristal Violet
d. Lugol
e. Alkohol Aseton
f. Safranin
g. Minyak Imersi
h. Kultur bakteri
2. Pengamatan Bentuk Bakteri
a. PDA
b. Vaseline
c. Biakan Kapang
d. Aquadest
3. Pengamatan Bentuk Khamir
a. Biakan Khamir
b. Aquadest
Cara Kerja
.Cara kerja pembentukan bakteri
Penyalaan bunsen
Strelalisasi Ose
Perlakuan filkasi
1.2.(Pewarnaan gram)
Pengaturan focus
1.3. (Pengamatan Mikroskop)
Pembungkusan pipet tetes dan pinset ,batang pengaduk dengan alumunium foil
Pengambilan kapang dan di biakan 1-2 ose dan di taruh di atas medium PDA
Ibrahim, H. S. Kafi, S. K., (2014), "Using Water with Oil Immersion Lens to
Detect
Parasite in Blood Film and Making a Comparison between Oil and
Water Method", American Journal of Microbiological Research,3.
Rinanda, T. (2011). Analisis Sekuensing 16s rRNA di Bidang Mikrobiologi. Jurnal
Kedokteran Syiah Kuala Vol. 11 No. 3 Desember 2011.
Jawetz, E., J, Melnick dan Adelberg. 2004. Mikrobiologi Kedokteran Edisi 23.
EGC. Jakarta
Kurtzman CP and Piskur J. 2006. Taxonomy and phylogenetic diversity among
the
yeasts. Berlin: Springer-verlag
Kurtzman CP and Fell JW. 2006. Yeast systematics and phylogeny-implication of
molecular identification methods for studies in ecology.
Biodiversity and Ecophysiology of Yeast. Berlin: Springer-verlag.
Kanti A. . 2006. Marga Candida, khamir tanah pelarut posfat yang diisolasi dari
Kebun Biologi Wamena Papua. Biodiversitas. 7(2): 105-108
Anonymous. 2017. Mikoskop. [cited 28 Desember 2017]' Available from
URL :https://id.wikipedia.org/wiki/M ikroskop
LAMPIRAN GAMBAR