Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI PASCA PANEN


ACARA 1
PENGAMATAN MIKROSKOPIS

Kharisma Sukma Tunggal


V4020017
Kelompok 3

DIPLOMA III TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
ACARA 1
MIKROBIOLOGI PASCA PANEN

A. TUJUAN
Laporan Praktikum Acara 1 “Mikrobiologi Pasca Panen “ Bertujuan untuk
Mempelajari morfologi mikroba/bentuk (Kapang,khamir,bakteri
menggunakan mikroskop)
B. TINJAUAN PUSTAKA
1. Tinjauan Bahan
Aquadest merupakan air hasil dari destilasi atau penyulingan, dapat
disebut juga air murni (H2O). karena H2O hampir tidak mengandung
mineral. Sedangkan air mineral merupakan pelarut yang universal. Air
tersebut mudah menyerap atau melarutkan berbagai partikel yang
ditemuinya dan dengan mudah menjadi terkontaminasi. Dalam siklusnya
di dalam tanah, air terus bertemu dan melarutkan berbagai mineral
anorganik, logam berat dan mikroorganisme. Jadi, air mineral bukan
aquades (H2O) karena mengandung banyak mineral. Aquadest memiliki
tiga jenis jika ditinjau dari bahan baku pembuatnya, yaitu : Air aquadest
dari sumur ,Air aquadest dari mata air pegunungan , Air aquadest dari Air
tanah hujan (Santosa, 2011).
Safranin merupakan pewarna kationik dan merupakan salah satu
kontaminan berbahaya yang telah ditemukan dalam farmasi dan limbah pabrik
tekstil. Kontaminan ini berbahaya bagi kesehatan manusia karena efek negatifnya
pada kulit seperti alergi kulit, sistem pencernaan dan sistem pernapasan (Bayazit,
2014). Methylene blue (MB) menyebabkan gangguan kardiovaskular, pusing,
demam, sakit kepala, masalah kulit dan anemia. Metilen blue bersifat
karsinogenik dan sangat sulit terurai (Patil & Shinde, 2016). Selain itu, pewarna
sintesis seperti Giemsa, Aceto orcein dan Aceto carmin yang digunakan untuk
pewarnaan kromosom selama fase meiosis dan mitosis sel memiliki kelemahan
karena bersifat karsinogenik, toksik dan harga yang mahal (Elqubbi & Asayh,
2017)
Aseton merupakan pelarut semi-polar yang dapat menarik senyawa
polar dan semi-polar (Troy, 2005). Menurut Zumdahl (2007) vitamin C
memiliki banyak ikatan polar OH dan C-O sehingga membuat vitamin C
bersifat polar dan dapat terekstrak baik oleh pelarut aseton. Hal ini
didukung dengan penelitian Dumbrava et al. (2012) bahwa pelarut aseton
menghasilkan vitamin C yang lebih tinggi dibandingkan dengan etanol dan
air pada ekstrak buah jeruk dan plum. Pelarut aseton juga menghasilkan
vitamin C tertinggi pada ekstrak tomat (Eveline et al., 2014). Selain itu,
menurut Wenzig et al. (2008) kadar vitamin C pada ekstrak metanol
kelopak bunga mawar lebih tinggi daripada ekstrak airnya. Demikian juga
pada ekstrak salak pondoh, nglumut dan bali menggunakan pelarut etanol
lebih tinggi daripada menggunakan pelarut aquades (Ariviani dan
Parnanto, 2013).
Minyak imersi pada umumnya diperoleh dengan cara sintesis,
namun kesulitan membuat minyak sintesis karena sangat mahal biayanya,
terutama untuk negara miskin maupun negara-negara berkembang seperti
Indonesia (Ibrahim, dkk. 2014). Kesulitan lainnya adalah belum
banyaknya penelitian - penelitian yang mengkaji dan mengembangakan
serta memberi informasi yang cukup mengenai proses pembuatan minyak
imersi, dan sejauh pengamatan penulis, penelitian mengenai uji coba
minyak imersi dari tanaman nabati ini pernah dilakukan oleh R. Victor,
dkk. 2005, yang mencoba membuat minyak imersi dari tanaman kayu
cedar parafin dengan (indeks bias 1.515), minyak jarak Oleumricini
(indeks bias 1.477), dan minyak biji bunga matahari helianthus annuus L
(indeks bias 1.495-1.510),
Media kultur bakteri adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran
nutrisi atau zat – zat hara (nutrisi) yang digunakan untuk menumbuhkan
mikroorganisme diatas atau didalamnya. Selain itu, media kultur mikroba
dapat dipergunakan pula untuk isolasi, perbanyakan, pengujian sifat – sifat
fisiologis, dan perhitungan jumlah mikroorganisme. (Sumarsih, 2003)
Didalam laboratorium, pembiakan bakteri memerlukan media kultur yang
komposisinya terdiri dari C, H, O, N, S. P, K, Mg, Fe, Ca, Mn, dan sedikit
Zn, Co, Cu, dan Mo. Unsur – unsur ini ditemukan dalam bentuk air, ion
anorganik, molekul kecil, dan makromolekul. Media kultur yang
digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme dalam bentuk padat,
semi padat, dan cair. Media kultur padat diperoleh dari dengan
menambahkan agar – agar. Agar – agar berasal dari ekstrak ganggang
merah. Kandungan galaktan pada agar sebagai pemadat adalah 1.5 – 2.0%
dan membeku pada suhu 45º C. Agar - agar susah diuraikan oleh bakteri.
(Utami, 2004)
2. Tinjauan Teori
Mikroorganisme merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran
sangat kecil (Kusnadi, dkk, 2003). Setiap sel tunggal mikroorganisme
memiliki kemampuan untuk melangsungkan aktivitas kehidupan antara
lain dapat mengalami pertumbuhan, menghasilkan energi dan
bereproduksi dengan sendirinya. Mikroorganisme memiliki fleksibilitas
metabolisme yang tinggi karena mikroorganisme ini harus mempunyai
kemampuan menyesuaikan diri yang besar sehingga apabila ada interaksi
yang tinggi dengan lingkungan menyebabkan terjadinya konversi zat yang
tinggi pula. Akan tetapi karena ukurannya yang kecil, maka tidak ada
tempat untuk menyimpan enzim-enzim yang telah dihasilkan. Dengan
demikian enzim yang tidak diperlukan tidak akan disimpan dalam bentuk
persediaan. Enzim-enzim tertentu yang diperlukan untuk pengolahan
bahan makanan akan diproduksi bila bahan makanan tersebut sudah ada.
Mikroorganisme ini juga tidak memerlukan tempat yang besar, mudah
ditumbuhkan dalam media buatan dan tingkat pembiakannya relatif cepat
(Darkuni, 2001)
Mikroskop adalah sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu
kecil
untuk dilihat secara kasat mata. Kata mikoskop berasal dari bahasa Yunani
yaitu micros yang artinya kecil. dan scopein yang artinya melihat.
Mikroskop merupakan alat bantu yang dapat ditemukan hampir diseluruh
laboratorium untuk dapat mengamati organisme berukuran kecil
(mikroskopis)' Mikroskop ditemukan oleh Antonie Van Leeuwenhoek,
dimana sebelumnya sudah ada Robert Hook dan Marcello Malphigi yang
mengadakan penelitian melalui lensa yang sederhana.Lalu Antony Van
Leuwenhoek mengembangkan lensa sederhana itu menjadi lebih kompleks
agar dapat mengamati protozoa, bakteri dan berbagai makhluk kecil
lainnya. Setelah itu pada sekitar tahun 1600 Hanz dan Z Jansen telah
menemukan mikroskop yang dikenal dengan mikroskop ganda yang lebih
baik daripadamikroskop yang dibuat oleh Antony Van Leuwenhoek
(Anonymous, 2017).

Bakteri merupakan salah satu golongan mikroorganisme prokariotik


(bersel tunggal) yang hidup berkoloni dan tidak mempunyai selubung inti namun
mampu hidup dimana saja (Jawetz et al., 2004). Menurut klasifikasinya bakteri
dibagi menjadi 2 yaitu bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif. Beberapa
bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif merupakan flora normal pada
tubuh manusia. Flora normal adalah mikroorganisme yang menempati suatu
daerah tanpa menimbulkan penyakit pada inang yang ditempati. Pada kulit
normal biasanya ditempati sekitar 102 - 106 CFU/cm2 bakteri (Trampuz dan
Widmer, 2004). Ada juga sebagian dari bakteri Gram positif dan bakteri Gram
negatif misalnya Staphylococcus aereus yang dapat menyebakan penyakit jika
mencapai jumlah 1.000.000 atau 106 per Gram yang merupakan suatu jumlah
yang cukup untuk memproduksi toksin (Synder, 1988).
Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah suatu metode untuk
membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, yakni gram-
positif dan gram-negatif, berdasarkan sifat kimia dan fisik dinding sel
mereka. Metode ini diberi nama berdasarkan penemunya,ilmuwan
Denmark Hans Christian Gram (1853 – 1938) yang mengembangkan
teknik ini pada tahun 1884 untuk membedakan antara pneumokokus dan
bakteri Klebsiella pneumoniae. Dengan metode pewarnaan Gram, bakteri
dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu bakteri Gram positif dan Gram
negatif berdasarkan reaksi atau sifat bakteri terhadap cat tersebut. Reaksi
atau sifat bakteri tersebut ditentukan oleh komposisi dinding selnya. Oleh
karena itu, pengecatan Gram tidak bisa dilakukan pada mikroorganisme
yang tidak  mempunyai dinding sel seperti  Mycoplasma sp Contoh bakteri
yang tergolong bakteri tahan asam, yaitu dari genus Mycobacterium dan
beberapa spesies tertentu dari genus Nocardia. Bakteribakteri dari kedua
genus ini diketahui memiliki sejumlah besar zat lipodial (berlemak) di
dalam dinding selnya sehingga menyebabkan dinding sel tersebut relatif
tidak permeabel terhadap zat-zat warna yang umum sehingga sel bakteri
tersebut tidak terwarnai oleh metode pewarnaan biasa, seperti pewarnaan
sederhana atau Gram.
Pengamatan morfologi sangat penting untuk identifikasi dan
determinasi. Bahkan pengamatan morfologi ini lebih penting daripada
pengamatan fisiologis. Terdapat beberapa cara atau metode pengamatan
yaitu dengan pembuatan slide cultur atau hanging drop. Untuk pengamatan
morfologi dapat dilakukan pengamatan secara makroskopis dan
mikroskopis. (Medhy, 2013).
Khamir dikenal memiliki rentang ekologi yang cukup luas dan
mampu hidup pada daerah ekstrem serta umumnya banyak ditemukan
pada lingkungan yang memiliki bahan organik tinggi (Kanti 2006).
Beberapa kelompok khamir yang dominan ditemukan dalam ekosistem
tanah adalah genus Cryptococcus, Candida dan Debaryomyces (Kanti
2005). Menurut Kurtzman & Piskur (2006) baru sekitar 1% khamir
dilakukan isolasi dan identifikasi dari total perkiraan keanekaragaman
khamir di dunia. Diantara 89 genera khamir yang pernah terdaftar dalam
monograf khamir sebanyak 37 genera atau 42% ditemukan di Indonesia
(Kurtzman & Fell 2006).
Kapang adalah mikroba bersel tunggal berupa benang- benang
halus yang disebut hifa, kumpulan hifa disebut miselium, dan berkembang
biak dengan spora atau membelah diri. 16 Kapang mempunyai kisaran pH
pertumbuhan yang luas, yaitu 1,5- 11,0. Sebagian besar kapang dapat
hidup pada a w > 0.70 serta tidak tahan panas, kapang memerlukan
oksigen untuk tumbuh dan lebih tahan asam. Spora kapang dapat tahan
sampai 920 C selama 1 menit dalam kondisi asam. Akan tetapi untuk
mencapai konsistensi yang seperti itu, kapang tersebut memerlukan waktu
untuk membentuk spora.(Rinanda T 2021)
C. METODOLOGI
Alat
1. Pengamatan Bentuk Bakteri :
a. Washing bottle
b. Sprayer
c. Bunsen
d. Ose
e. Pipet tetes
f. Gelas benda/object glass
g. Tutup gelas benda/cover glass
h. Cawan petri

2. Pengamatan Bentuk Kapang


a. Spayer
b. .Gelas objek/object glass
c. cover glass
d. Kertas Saring
e. Alumunium foil
f. Pinset
g. Batang Pengaduk
h. Inkubator

3. Pengamatan Bentuk Khamir


a. Object Glass
b. Cover glass
c. Pipet tetes
d. Bunsen
e. Ose
f. Tisu

Bahan
1. Pengamatan Bentuk Bakteri
a. Alkohol 70%
b. Aquadest
c. Kristal Violet
d. Lugol
e. Alkohol Aseton
f. Safranin
g. Minyak Imersi
h. Kultur bakteri
2. Pengamatan Bentuk Bakteri
a. PDA
b. Vaseline
c. Biakan Kapang
d. Aquadest
3. Pengamatan Bentuk Khamir
a. Biakan Khamir
b. Aquadest
Cara Kerja
.Cara kerja pembentukan bakteri

Penyemprotan meja kerja dengan alkohol

Penyalaan bunsen

Pembersihan gelas dan objek dengan alkohol

Strelalisasi Ose

Pengambilan gelas objek,pipet,aquades

Penetesan ose ke api Bunsen

Pengambilan bakteri dan di sbarkan ke aquadest

Perlakuan filkasi

Pemberian label pengenal

1.1.(Pembuatan Film /Apusan Bakteri)


1 menit
Penetesan dan pembilasan alat dengan aquadest
Larutan Kristal violet

Penetesan lugol dan di diamkan 1 menit

Penetesan Alkohol tunggu 15 detik dan di bilas keringkan


Pelunturan warna

Penetesan dengan pewarna safarin 10-20 detik

Penetesan 1 tetes minyak imersi dan tutup dengan coverglass

Pengamatan dengan mikroskop

1.2.(Pewarnaan gram)

Peletakan gelas benda pada meja praparat,jepit

Pengaturan posisi preparat

Pemilihan lensa objektif

Pendekatan mata dengan lensa okuler

Pengaturan meja preparat

Pengaturan focus
1.3. (Pengamatan Mikroskop)

1.4.Pengamatan bentuk kapang

Peleteakan kertas ke dalam cawan petri

Peletakan gelas objek di tengah-tengahnya

Peletakan cover glass pada tengah tengah gelas object

Penutupan cawan petri dan di bungkus dengan kertas biasa(payung)

Pembungkusan pipet tetes dan pinset ,batang pengaduk dengan alumunium foil

Penyetralisasian alat dengan oven

Pengambilan medium PDA di atas Bunsen

Penetesan pada objek glass dan biarkan beku

Penyetralisasian ose ( pijarkan di atas Bunsen) dan di dinginkan

Pemotongan sebagian medium

Pengambilan kapang dan di biakan 1-2 ose dan di taruh di atas medium PDA

Pengolesan vaslin di ujung-ujung cover glass dan tutup mediun PDA

Pengambilan aquadest dan di teteskan pada kertas saring


Penutupan cawan petri dan di bungkus dengan kertas

Pemasukan dalam incubator suhu 25 derajat celcius (2-5) hari

1.5.Pengamatan bentuk khamir


Pengamatan mikroskop

Pembersihan dan penyetrelisaian gelas objek dan cover dengan alkoohol

Pentetesan aquadest ke gelass benda

Pengambilan khamir dengan ose 1 ujung ose

Pembauran dan penyebaran pada aquadest

Penutupan dengan cover glass

Pengamatan dengan mikroskop


D. PEMBAHASAN
Perbedaan dasar antara bakteri gram positif dan negatif adalah pada
komponen dinding selnya. Kompleks zat iodin terperangkap antara dinding sel
dan membran sitoplasma organisme gram positif, sedangkan penyingkiran zat
lipida dari dinding sel organisme gram negatif dengan pencucian alkohol
memungkinkan hilang dari sel. Bakteri gram positif memiliki membran
tunggal yang dilapisi peptidoglikan yang tebal (25-50nm) sedangkan bakteri
negatif lapisan peptidoglikogennya tipis (1-3 nm).
Bakteri Gram-negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat
warna metil ungu pada metode pewarnaan Gram. Bakteri gram-positif akan
mempertahankan zat warna metil ungu gelap setelah dicuci dengan alkohol,
sementara bakteri gram-negatif  tidak. Pada uji pewarnaan Gram, suatu
pewarna penimbal (counterstain) ditambahkan setelah metil ungu, yang
membuat semua bakteri gram-negatif menjadi berwarna merah atau merah
muda. Pengujian ini berguna untuk mengklasifikasikan kedua tipe bakteri ini
berdasarkan perbedaan struktur dinding sel mereka,dalam mewrnai bakteri
gram negative misalnya bakteri E coli,zat gram D yaitu safranin sangat di
butuhkan karena gram negative hanya bisa mengikat zat warna safranin
setelah kehilangan zat warna utamanya yaitu Kristal violet. Tetapi safranin
memiliki kelemahan di antaranya yaitu harga reagenya mahal selain itu sulit
juga dalam penyimpanan serta mudah rusak (Winarti S.dkk 2008) , contoh
gram negative yaitu Enterbactericaeae, salmonella sp, Shigella sp,dan E coli,
sedangkan gram positif yaitu Staphyloocci,Staptocccocci , dan Closridium
Berdasarkan video referensi untuk melakukan pewarnaan untuk
mengamati morfologi yang pertama meneteskan larutan pewarna Kristal violet
pada apusan bakteri kemudian tunggu selama 1 menit, setelah itu bila dengan
aquadest menggunakan gelas objek dengan posisi miring sampai bersih
( bagian tengah apusan jangan di lap), kemudian teteskan lugol tepat pada
apusan bakteri, Diamkan 1 menit bilas dengan aquadest, Keringkan ( bagian
tengah jangan dilap), Teteskan alcohol aseton untuk melunturkan warna
kemudian tunggu selama 15 detik di lakukan pembilasan dan pengeringan.
Teteskan dengan pewarna safranin 10-20 detik bilas dengan aquadest
kemudian keringkan. Teteskan 1 tetes minyak imersi dan tutup dengan cover
glass kemudian dilakukan pengamatan dengan mikroskop.
Pemberian larutan Kristal Violet untuk memberikan warna ungu pada
mikroba sebagai pewarna primer, Pemberian larutan safranin untuk
memberikan warna merah pada mikroba sebagai pewarna sekunder,
pemberian larutan iodine untuk memperkuat pengikatan warna oleh bakteri,
pemberian larutan alcohol untuk membilas larutan zat pewarna primer,
Pemberian larutan aquadest untuk membilas Kristal violet, iodin dan safranin (
Suarni,2013)
Kapang merupakan organisme eukariotik berbentuk filament (benang)
yang memperoleh makanan dengan cara menyerap nutrisi dari inangnya (Ali,
2005). Pengaruh ruangan yang memiliki kepadatan penghuni dan ruangan
yang digunakan bersama memungkinkan ditemukannya kapang udara di
dalam ruang perkuliahan, baik ruang perkuliahan menggunakan Air
Conditioner (AC) atau ruang perkuliahan menggunakan kipas angin. Sekulska
et al., (2007) menyatakan bahwa kapang dikatakan berbahaya jika bersifat
patogen dan menghasilkan mikotoksin yang dapat menyebabkan penyakit
Berdasarkan video referensiuntuk pengamatan yang pertama kali
dilakukan adalah letakkan kertas saring ke dalam cawan petri. Letakkan gelas
objek di tengah-tengahnya gelas objek tutup cawan petri. Bungkus cawan petri
dengan kertas biasa atau kertas paying bungkus pipet tetes dan pinset, Batang
pengaduk dengan alumunium foil Bunsen kemudian teteskan pada objek glass.
Biarkan belu lalu sterisasikan ose ( Pijarkan di atas Bunsen ) dinginkan dan
potong sebagian medium, ambil biakankapang 1-2 ose. Taruh di atas medium
PDA. Oleskan Vaseline di ujung-ujung cover glass. Tutup medium PDA .
Ambil aquadest,teteskan pada kertas saring dan tutup cawan petri bungkus
dengan kertas. Masukkan dalam incubator suhu 25 derajat celcius 2-5 haro
kemudian dilakukanya pengamatan mikroskop.
Penggunaan Khamir dalam Dalam bidang pangan Dengan memperhatikan
aktivitas yeast yang sangat reaktif dan beragam terhadap bahan makanan, maka dapat
dikatakan yeast mempunyai potensi yang besar selain sebagai agen fermentasi, dapat
memberi perubahan yang sangat signifikan baik dalam rasa, aroma maupun tekstur
dari pangan tersebut. Orang-orang Mesir zaman dahulu telah menggunakan yeast dan
proses fermentasi dalam memproduksi minuman beralkohol dan membuat roti pada
lebih dari 5000 tahun yang lalu. Setelah ditemukannya mikroskop Louis Pasteur pada
akhir tahun 1860 menyimpulkan bahwa yeast merupakan mikroba hidup yang
bertindak sebagai agen dalam proses fermentasi dan digunakan sejak zaman dahulu
untuk menaikan adonan roti. Tidak lama setelah penemuan tersebut, dilakukan upaya
untuk mengisolasi yeast secara murni. Dengan kemampuan ini mulailah dilakukan
produksi yeast secara komersial untuk keperluan pembuatan roti. Jenis yang
dikembangkan adalah Saccharomyces cerevisiae yang disebut dengan Bakers yeasts.
Penggunaan khamir dalam industri terutama adalah dalam produksi alkohol dari
sumber karbohidrat, misalnya pati dan molase, prinsip fermentasi ini digunakan
dalam produksi alkohol, anggur, brem, minuman keras, dan sebagainya. Jika sebagai
sumber karbohidrat digunakan pati, misalnya pati jagung, ubi kayu, beras, dan pati
lain-lainnya, pati tersebut harus terlebih dahulu dihidrolisis menjadi gula-gula
sederhana yaitu glukosa. Hidrolisis pati dapat dilakukan dengan beberapa cara,
misalnya menggunakan enzim dari malt barlel atau kapang, atau dengan kombinasi
asam dan pemanasan. Selain untuk memproduksi alkohol, khamir juga digunakan
dalam industri lainnya misalnya dalam pembuatan roti untuk memproduksi gas
karbon dioksida secara cepat sehingga membuat lubang-lubang pada roti dan
mengembangkan roti, pembuatan protein sel tunggal, dan pembuatan makanan-
makanan tradisional seperti tape dan brem
E. KESIMPULAN
Berdasarkan kesimpulan Acara 1 “Pengamatan Mikroskopis” dapat di
simpulkan bahwa bentuk morfologi (Bakteri,kapang dan khamir ) adalah pada
bakteri, setelah dilakukan proses pewarnaan , bakteri yang merupakan bakteri
gram posistif akan mempertahankan warna biru/ungu violet sehingga bakteri
akan bewarna biru/ungu violet saat di amati di bawah mnikroskop sedangkan
bakteri yang merupakan bakteri gram negative tidak dapat mempertahankan
warna biru/ungu violet sehingga bewarna merah/orange saat diamati
menggunakan mikroskop. Pada morfologi kapang memiliki berbagai bagian-
bagian dari kapang yang terlihat saat di amati di bawah mikroskop miselium
yang membentuk spora . Lalu pada yeast merupakan jamur eukariotik
uniseluler. Dan yeast mengandung organel yang hamper sama dengan sel
eukariotik dewasa yaitu nucleus , apparatus golgi .mitokondria ,rethukulum
endoplasma ,vakuola, dan sitoskelaton adalah bagian yang paling penting
DAFTAR PUSTAKA
Santosa(2011) . The development of plant tissue preparation media using
alternativ
dye of henna leaves (lawsonia inermis) filtrate. Jurnal Pendidikan
Biologi UNESA, 2(1), 52-58.
https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/bioedu/article/view/
1544/1170
Bayazit, S. (2014). Investigation of safranin o adsorption on superparamagnetic
iron
oxide nanoparticles (SPION) and multi-wall carbon
nanotube/spion composites. Desalination and Water Treatment ,
52, 37-39. DOI: 10.1080/19443994.2013.821045
Elqubbi, Huda, & Asyah, E.A. (2017). Chromosome staining natural dyes from
punica
granatum and beta vulgaris . EN Nutricion, 11(4), 142-146.
https://www.ecronicon.com/ecnu/pdf/ECNU-11-00381.pdf
Utami. 2009. Potensi daun alpukat (Persea americana Mill) sebagai sumber
antioksidan alami. Jurnal Teknik Kimia UPN Jawa Timur. 2(1) :
58-64.

Ibrahim, H. S. Kafi, S. K., (2014), "Using Water with Oil Immersion Lens to
Detect
Parasite in Blood Film and Making a Comparison between Oil and
Water Method", American Journal of Microbiological Research,3.
Rinanda, T. (2011). Analisis Sekuensing 16s rRNA di Bidang Mikrobiologi. Jurnal
Kedokteran Syiah Kuala Vol. 11 No. 3 Desember 2011.
Jawetz, E., J, Melnick dan Adelberg. 2004. Mikrobiologi Kedokteran Edisi 23.
EGC. Jakarta
Kurtzman CP and Piskur J. 2006. Taxonomy and phylogenetic diversity among
the
yeasts. Berlin: Springer-verlag
Kurtzman CP and Fell JW. 2006. Yeast systematics and phylogeny-implication of
molecular identification methods for studies in ecology.
Biodiversity and Ecophysiology of Yeast. Berlin: Springer-verlag.
Kanti A. . 2006. Marga Candida, khamir tanah pelarut posfat yang diisolasi dari
Kebun Biologi Wamena Papua. Biodiversitas. 7(2): 105-108
Anonymous. 2017. Mikoskop. [cited 28 Desember 2017]' Available from
URL :https://id.wikipedia.org/wiki/M ikroskop

LAMPIRAN GAMBAR

1.6. Bahan pengujian 1.7. Reagen pewarnaan

1.8.Penyemprotan dengan aquadest 1.10.pengapian

Anda mungkin juga menyukai