Anda di halaman 1dari 7

Penggunaan Amilum Umbi Suweg (Amorphophallus campanulatus

BI. Decne) Sebagai Pengikat Tablet Ibuprofen Dengan Metode


Granulasi Basah.
Nelly Suryani, M.Yanis Musdja, Afit Suhartini
Program Studi Farmasi, FKIK, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta 15412
Email : nelly_suryani30@yahoo.com

Telah dilakuan penelitian terhadap penggunaan amilum umbi suweg sebagai bahan pengikat tablet
ibuprofen yang pembuatannya mengunakan metode granulasi basah. Amilum merupakan polisakarida
alami yang mengandung amilosa dan amilopektin yang dapat diperoleh dengan cara mengisolasi
bagian tanaman secara umum mempunyai fungsi sebagai bahan tambahan dalam pembuatan tablet.
Amilum yang digunakan yaitu amilum umbi suweg yang berasal dari tanaman umbi suweg
(Amorphophallus campanulatus BI. Decne) yang telah diisolasi dan dilakukan karakterisasinya.
Tujuan dilakukan penelitian ini yaitu untuk mengetahui penggunaannya dalam berbagai konsentrasi
amilum umbi suweg yang difungsikan sebagai bahan pengikat. Dalam penelitian ini menggunakan
enam formula dimana lima formula mengandung amilum umbi suweg dengan konsentrasi 1. 6, 11, 16,
21%. Sedangkan formula standar yang mengandung amilum manihot dengan konsentrasi 11%.
Dilakukan evaluasi tablet untuk semua formula uji, kandungan ibuprofen dan laju disolusinya. Hasil
penelitian yang di dapatkan adalah menunjukan bahwa amilum umbi suweg memberikan kekerasan
berkisar antara 3.42-7.17 kP, sedangkan untuk kerapuhan tablet berkisar antara 0.11-8.32% dan waktu
hancur berkisar antara 5.13-18.38 menit yang meningkat sebanding dengan meningkatnya konsentrasi
amilum umbi suwg yang digunakan. Sedangkan pada uji disolusi menunjukan penambahan amilum
umbi suweg memberikan penurunan laju disolusi terhadap tablet ibuprofen pada medium dapar
foarfat pH 7.2. Penggunaan amilum umbi suweg sebagai pengikat tablet ibuprofen yang baik yaitu
pada konsentrasi pati suweg 6 dan 11%

Kata kunci : amilum suweg, pengikat, granulasi basah

PENDAHULUAN mempunyai dua ikatan gikosidik yanng


merupakan gabungan dari dua polisakarida
Umbi suweg merupakan jenis jenis yaitu amilosa dan amilopektin.
umbi yang berasal dari tanaman
(Amorphophallus campanulatus BI. Decne). Penambahan amilum berfungsi antara
Umbi suweg megandung saponin, flavonoid, lain sebagai bahan pengikat, pengisi, dan juga
betulinic acid, betasitosterol. Stigmasterol, bisa berfungsi sebagai bahan penghancur
lupeol, triacontan dan beta-sitosterol. untuk sediaan tablet. Tablet merupakan
sediaan padat kompak yang dibuat dengan
Kegunaan umbi suweg berpotensi proses kempa/ cetak dengan bentuk silinder
sebagai alternatif sumber pangan dan dapat atau pipih dimana permukaannya rata atau
juga berkhasiat sebagai obat sakit perut, obat cembung dengan penambahan atau tanpa
luka, dan banyak kegunaan lainnya. Walaupun bahan tambahan. Komposisi zat tambahan
secara umum umbi suweg tidak begitu banyak untuk tablet antara lain adalah yang berfungi
digunakan masyarakat. sebagai bahan pengisi, pengikat, pelincir,
pengahancur dan bahan tambahan lainnya.
Umbi suweg seperti jenis umbi-umbi
lainnya, juga mengandung amilum dan
amilopektin. Amium merupakan polimer dari
glukosa dalam bentuk anhidrat. Amilum
METODOLOGI PENELITIAN amilosa, pembuatan kurva kalibrasi,
penetatapan sampel. Penapisan fitokimia yang
1. Alat meliputi identifikasi golongan alkaloid
Alat-alat yang dipakai dalam penelitian identifikasi golongan flavonoid, identifikasi
ini adalah : mesin pencetak tablet golongan saponin, identifikasi golongan tanin,
(Erweka), hardness tester (vanguard identifikasi golongan kuinon, identifikasi
YD-1), friability tester ( Sotx F2), golongan steroid dan triterpenoid, identifikasi
desintegrator tester (Sotax DT2), golongan kumarin. Juga pemeriksaan
karakterisasi mikrobiologi.
timbangan anlitik ( Percisa Xt 220A),
Dissolution tester ( Sotax), jangka 3.1.3.Formulasi dan pembuatan tablet
sorong, sieving analizer, oven, furnace,
desicator, moisture balance, Dalam penelitian ini menggunakan lima
spektofotometri UV Vis. formula dimana bobot masing-masing tablet
500 mg, perbedaan dari kelima formula ini
terletak pada penambahan amilum umbi suweg
2. Bahan
sebagai bahan pngikat. Zat aktif dan bahan
Bahan yang digunakan meliputi tambahan lain sama untuk kelima formula.
Ibuprofen (Indofarma), ibuprofen baku
pembanding (BPOM) umbi suweg Tabel 1. Formula tablet Ibuprofen
dengan umur panen 12 bulan
(perkebunan percobaan cikeumeuh),
F1 F2 F3 F4 F5 F6
amprotab Talkum, laktosa, Magnsum Bahan
stearat, natrium dihidrogen fospat,
A,ilosa murni, larutan amilum karbonat 1 2 3 4 5 6

(Brataco Chemical), ibuprofn 200 200 200 200 200 200


Amilum
umbi
suweg 5 30 55 80 105 -
PROSEDUR PENELITIAN Amilum
manihot - - - - - 55
amprtab 25 25 25 25 25 25
3.1. 1 Pembuatan amilum suweg Laktosa 233,3 225 216 208 200 216
amprtab 25 25 25 25 25 25
Umbi suweg yang telah dikupas dari Mg
kulit arinya, kemudian ditambahakn aquadest Stearat 1% 1% 1% 1% 1% 1%
secukupnya disaring dengan kain flannel. Talkum 2% 2% 2% 2% 2% 2%
Suspensi atau filtrat yang dihasilkan Keterangan : jumlah bahan dalam mg
didekantasi selama 24- 48 jam hingga amilum
mengendap sempurna. Cairan supernatan 3.1.4Pembuatan mucilago amilum umbi suweg
dibuang dan ndapannya dicuci berulang-ulang
Amilum umbi suweg untuk formula F1 sampai
dengn air hingga diperoleh endapan amilum
F5 yaitu 0.5, 3, 5,5, 8, dam 10,5 g. Dan umtuk
yang lebih jernih. Kemudin endapan amilum
F6 menggunakan amilum manihot 5.5 g.
dikeringkan pada suhu 50 derajat celcius
Masing-masig disuspensikan dengan 5 ml
selama 24 jam. Endapan serbuk yang sudah
aguadestilata diaduk sampai agak larut
dikeringkan dihaluskan dan diayak
kemudian ditambahkan air panas 45 ml.
menggunakan mesh 100 hingga diperoleh
Setelah itu dipanaskan diatas hot plate dengan
amilum umbi suweg
pengaukan terus menerus sampai berbentuk
3.1.2.Karakterisasi amilum umbi suweg gel. Pembuatan mucilago amilum suweg ini
untuk mendapatkan konsentrasi 1, 6, 11, 16,
Pengujian untuk karakterisasi meliputi dan 21 % dan amilum manihot dengan
pengujian uji kualitatif, uji derajat putih, uji konsentrasi 11%.
susut pengeringan, uji sisa pemijaran,
penetapan pH, bentuk partikel, dan evaluasi
mucilago amilum, uji kadar amilosa. Uji kadar
3.1.5.Pembuatan tablet ibuprofen Determinasi tanaman umbi suweg, yang
digunakan sebagai penghasil pati adalah
Tablet yang dibuat seberat 500 mg. Bahan
dilakukan determinasi terhadapa tenaman
ditimbang sesuai dengan bobot yang
diinginkan, Kemudian lakukan pross
umbi suweg dengan tujun untuk
pembuatan tablet. Pada saat proses pembuatan mengetahui bahwa tanaman yang
tablet dilakukan evaluasi terhadap granul dan digunakan adalah benar sesuai dengan
evaluasi terhadap tablet yang sudah dibuat. yang diharapkan. Hasil karakteristik
Evaluasi massa tablet meliputi pengujian amilum pada identifikasi kimia
kompresibiitas, waktu dan laju alir, sudut menghasilkan warna biru gelap yang
diam, kadar air, dam uji distribusi ukuran menunjukan identitas dari amilum suweg
partikel, Untuk uji tablet yang sudah di etak bahwa sampel yang digunakan adalah
dilakukan pengujian yang meliputi uji visual, amilum yang masih utuh. Warna biru yang
uji keseragaman tablet, uji keseragaman bobot, terbenuk berasa dari amilum yang
uji kekerasan, uji keregasan, dan uji
diberikan penambahan iodine. Bila amilum
keseragaman kandungan.
dipanaskan spiral merenggang, molekul-
4. HASIL DAN PEMBAHASAN molekul iodine terlepas sehingga warna
biru hilang namun saat dingin iodine
4.1 Hasil determinasi tanaman yang terlepas akan terikat kembali dan terbentuk
dilakukan di Herbarium Bogoriensi biru kembali (Winarno FG. 2002) dari
Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi- derajat putih menunjukan nahwa amilum
LIPI Bogor menyatakan bahwa tanaman yang dihasilkan dari umbi suweg berwarna
yang digunakan adlah suweg putih sdikit coklat dengan nilai derajat
(Amorphophallus campanulatus BI. Decne). putih 92,5. Warna putih amilum
disimpulkan dari perbandingan antara nilai
4.2. Pembuatan amilum suweg
derajat putih amilum suweg dan BaSO4.
Isolasi sekitar 6 kg umbi suweg dengan cara Hasil sisa pemijaran dari amilum suweg
dekantasi menggunakan aguadest selama 24 yang diperoleh yaitu 0.17% , Hasil yang
jam menghasilkan serbuk pati berwarna putih didapat memenuhi syarat karena tidak
sedikit kecoklatan sebanyak 190 gram dengan lebih dari 1%. Rendahnya sisa pemijaran
rendemen proses sebesar 6.33%. dari amilum suweg menunjukan
kandungan mineral pada amilum berasal
Tabel 2.
hanya dari kandungan amilum itu
Hasil karakteristik amilum umbi suweg sendiri.Bentuk partikel bervariasi
tergantung tanaman yang digunakan
Jenis pengujian Hasil Syarat
sebagai penghasil amilum. Uji kadar
Uji Iodium Positif (biru) Positif (biru) amilosa merupakan suatu evaluasi yang
Sisa pemijaran 0.17% < 1%
pH 6.87 4-7
dapat mempengaruhi proses
Susut 10.39% < 15 % pengembangan amilumdan tingkat
pengeringan kekentalan. Kadar amilosa bervariasi
Derajat putih 92.5, putih sedikit 95 (putih)
coklat antara 14-27%. Hal ini tergantung dari
Bentuk dan Bntuk heksagonal, Bentuk : sumber amilum dan tempat
ukuran partikel ukuran partikel 5 um berpariasi
Ukuran partikel tumbuhnya.Hasil perolehan evaluasi kadar
bervariasi amiloa amilum suweg yang diperoleh
Kadar amilosa 19.38% Bervariasi
Organoleeptik yaitu 19.38% dan amilopektin 80.62%.
Bau Tidak berbau Tidak berbau Hasil persentase dari amilosa dan
Rasa Tdak brasa Tidak berasa
warna Putih Putih amilopektin amilum umbi suweg
kelaruran Sukar larut dalam air Sukar larut dalam menunjukan bahwadidalam amilum umbi
dingin dan larut air dingin dan
dalam air panas larut dalam air suweg kandungan yang lebih besar yaitu
panas amilopektin. Dimana amilopktin terseut
Uji batas mikroba Bebas. E.coli Bebas E.coli
mempunyai sifat viskositas dan dapat
digunakan sebagai pengikat dan perekat. Tabel 4.
Uji mucilago amilum dilakukan dengan
Hasil evaluasi tablet ibuprofen
tujuan untuk mengetahui daya ikat amilum
mnggunakan viskositas mucilago amilum. Parameter F1 F2 F3
Uji mucilago amilum merupakann Kekerasan 3.42±0.1216 5.62±0.1044 6.57±00.1058
(kg/cm)
paramter yang menunjukan amilum dapat friabilitas 8.32±0.1609 0.623±0.008 0.41±0.014
digunakan sebagai pegikat (Mar’UU,
1983). Karakterisasi mikrobiologi Waktu 5.13±0.4942 12.34±0.1178 13.27±0.1212
hancur (mnt)
dilakukan dengan tujuan untuk Keseragaman 531±8.39 519±6,88 521±1993
menetapkan jumlah bakteri E.coli pada bobot
Keseragaman
amilum untuk mngetahui apakah amilum ukuran
tersebut memenuhi syarat. Dari hasil uji O Panjang 1.9 cm 1.9 cm 1.9 cm
O Lebar 0.9 cm 0.9 cm 0.9 cm
tidak ditemukan adanya bakteri E.coli O tebal 0.1 cm 0.1 cm 0.1 cm
pada amilum suweg.
Penetapan 102.92 99.53 103.93
kadar (%)
Tabel 3.

Hasil evaluasi massa tablet ibuprofen


Parameter F4 F5 F6
Parameter F1 F2 F3 F4 F5 F6 Kekerasan 6.85±0.3536 7.17±0.1743 6.72±0.1928
(kg/cm)
Laju alir 1.82 2.45 1.50 1.05 1.35 1.20 friabilitas 0.187±0.001 0.114±0.005 0.236±0.027
(g/dtk)
Kompresibilit 12.5 7.69 9.09 10 14.2 9.09
as (%) Waktu 13.85±0.113 18.38±0.088 18.38±0.1417
Kadar air (%) 3.08 3.88 4.35 3.85 3.7 3.75 hancur (mnt)
Sudut henti 20.5 14.72 16.9 20.6 21.8 17.8 Keseragaman 530.42±6.77 494.37±10.09 526.88±1193
bobot
Keseragaman
ukuran
Dalam penelitian ini menggunakan O Panjang 1.9 cm 1.9 cm 1.9 cm
O Lebar 0.9 cm 0.9 cm 0.9 cm
ibuprofen sebagai model obat yng dibuat O tebal 0.1 cm 0.1 cm 0.1 cm
dengan metode granulasi basah. Dibuat
sebanyak enam variasi formula. Amilum Penetapan 105.82 101.02 104,80
kadar (%)
umbi suweg yang digunakan sebagai
pengikat didasarkan pada parameter uji
mucilago amlum suweg dan evaluasi Tabel 5
tablet. Dari keenam formula didapatkan
hasil dari evaluasi massa granuldari sgi Data pelepasan Tablet ibuprofen dalam
kadar air memnuhi syarat yaitu 2-5%, medium dapar fospat pH 7.2
begitu juga kompresibilitasnya berada waktu Kadar (%) Ibuprofen yang terdisolusi
dalam rentang 5-15% yang merupakan
F1 F2 F3 F4 F5 F6
syarat dari nilai indeks konpresibilitas
5 menit 18.2 14.7 11.3 7.83 4.30 12.46
menurut Farmakope Indonesia. Evaluasi 10 menit 36.5 30.7 21.8 17.2 5.21 25.92
sudut diam dan evaluasi distribusi ukuran 15 menit 55.1 40.2 39.5 30.5 18.0 46.26
20 menit 55.8 60.6 57.9 50.8 32.1 59.62
partikel juga mmenuhi syarat bahwa massa 30 menit 76.3 72.5 71.3 59.4 39.0 71.68
tablet dapat dicetak untuk menjadi sediaan 45 menit 79.3 73.6 72.3 67.3 47.8 72.32
tablet. 60 menit 90.5 77.7 74.1 70.2 56.5 74.10
Evaluasi sediaan tablet formula F1-F6 signifikan (p<0,05) dibandingkan dengan
memiliki bentuk prmukaan yang licin tapi formula F6 sebagai kontrol positif. Namun
dari segi warna lebih terlihat coklat yang pada formula F1, F2 dan F3 mempunyai
mengguakan pengikat amilum suweg hubungan yang identik dengan formula F6
dibanding F6 yang dibuat dengan pengikat sebagai kontrol positif. Shingga persentase
amilum. Dari evaluasi keseragaman bobot, disolusi terbesar yaitu F1>F2>F6>F3>F4.
kekerasan keseragaman ukuran semua
memenuhi persyaratan Farmako Indonesia. REKOMENDASI
Dari segi kekerasan formua yang Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
mengunakan amilum suweg lebih keras terhadap pemanfaatan amilum umbi suweg
dibanding yang menggunakan amilum untuk bahan tambahan lainnya dalam
biasa, hal ini mungkin disebabkan karena pembuatan tablet.
kandungan amilopektin amilum suweg
lebih tinggi. DAFTAR PUSTAKA
Uji disolusi merupakan parameter yang Anonim. 1982 Martindale, The Extra
yang menunjukan kecepatan pelarutan Pharmacopeia Edisi 28, The
obat dari tablet. Menurut Farmakope pharmaceutical Press, London hal, 256-
Indonesia jumlah ibuprofen yang 257.
dilepaskan dalam waktu 30 menit tidak
kurang dari 70% (Q) dari jumlah yang Aryadi, B dan Rumawas F. Percobaan stek
tertera pada etiket. Jumlah ibuprofen yang daun pada beberapa jenis Amorphophallus,
dilepaskan pada menit ke-30 untuk 2004 IPB bogor.
formula F1 adalah 76.30%, formula F2
Departemen Kesehatan RI 1995. Inventaris
72.52%, formula F3 71.32%. Formula F4
Tanaman Obat Indonesia.
59.45%, F5 29.03% sedangkan untuk
formula F6 71.68%. Hasil pelepasan Departemen Kesehatan Indonesia RI 1995
ibuprofen dari tablet yang menggunakan Farmakope Indonesia Edisi IV.
mucilago amilum umbi suweg sebagai Departemen Ksehatan RI. Jakarta hal 6-8,
pengikat yang melepaskan ibuprofen pada 756.
menit hanya 70% yang terlepas. Hal ini
bisa disebabkan karena pembentukan jel Faridah, Didah N. 2005 Kajian sifat
yang teralu kuat yang dapat menghambat Fungsional Umbi Suweg (Amorphophallus
proses disolusi zat aktif. Dari analisis campanulatus BI. Decne) secara in vivo
terhadap persentase disolusi tablet F4 dan pada manusia Lembaga penelitian dan
F5 mempunyai perbedaan yang signifikan pengabdian IPB, Bogor.
(p<0,05) dibandingkan dengan formula F6
sebagai kontrol positif. Namun pada Faridah, Didah N. 2005. Sifat-fisiko kimia
formula F1, F2 dan F3 mempunyai tepung suweg (Amorphaphallus
hubungan yang identik dengan formula F6 campanullus BI. Dence) dan indek
sebagai kontrol positif. glisemiknya. Jurnal Teknologi dn Industri
Pangan Vol. No.hal 316.
KESIMPULAN
Mar’u UU, H tati, RU Fifi, SR debie.
Dari uji viskositas amilum dan kerapuhan 1983. Pengaruh Viskositas bahan pengikat
tablet yang dihasilan dibandingkan formula trhadap sifat fisik granul dan terhadap
standart, amilum suweg dapat digunakan kcepatan disolusi teofilin dari granul.
untyk pengikat tablet ibuprofn dengan
konsentrasi 6,11,16, dan 21%. Dari hasil uji Manudhane KS, Contractor AM, Kim HY,
disolusi terhadap persentase disolusi tablet Shangway RF, Tableting and properties of
F4 dan F5 mempunyai perbedaan yang
A directly comprssible starch. J Parm Sci.
58, hal 616-620.
Suharyona, BE 2000. Pengaruh jumlah air
penggranulsi, jumlh pengikat dan
perbedaan bahan aktif terhadap disolusi
tablet acyclovir-400 mg. Dalam kongrs
Ilmiah ISFI XIII, Kimia Farma.

Anda mungkin juga menyukai