Anda di halaman 1dari 16

1.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari organisme yang berukuran


sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang melainkan harus
menggunakan bantuan mikroskop. Organisme yang sangat kecil ini disebut
sebagai mikroorganisme, atau sering disebut mikroba ataupun jasad renik. Saat
ini, mikrobiologi sangat berkembang luas pada berbagai bidang ilmu pengetahuan,
misalnya pertanian, industri, kesehatan, lingkungan hidup, bidang pangan, bahkan

bidang antariksa.

Mikrobiologi adalah mikroorganisme serta kegiatannya di perairan


tawar,muara, dan marin, termasuk mata air, danau, sungai, dan laut. Bidang itu
menelaah virus, bakteri,algae, protozoa, dan cendawan mikroskopik yang
menghuni perairan alamiah. Fungsi dari mikroorganisme ini bermacam-macam
baik yang berfungsi sebagai pakan, penyaingmaupun yang berfungsi sebagai
penyebab penyakit. Kali ini kita akan membahas mikroorganismeyang dapat
menyebabkan penyakit. Mikroorganisme yang dapat mengakitkan penyakit antara
lainbakteri, virus, dan parasit.
Media yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakan
mikroorganisme, diperlukan suatu substrat atau media dalam keadaan steril,
artinya tidak ditumbuhi oleh mikroorganisme lain. Susunan bahan dapat berasal
dari bahan alami (seperti tauge, kentang, telur, daging, wortel, dan sebagainya)
ataupun bahan buatan (berbentuk senyawa kimia, organik, ataupun anorganik).
TSA (Trypticase soy agar) merupakan media umum yang digunakan
untukmengisolasi dan membiakan bakteri umum air tawar contohnya
bakteriAeromonas hydrophilla yang merupakan bakteri patogen pada beberapa
jenis ikan air tawar. TSA mengandung tryptone, soytone, sodium klorida, dan juga
agar(Dwinanti dan Tanbiyaskur 2014). Pembuatan media TSA pada praktikum
yangdilakukan oleh kelompok 1 dan 2 menunjukkan hasil yang baik yaitu
mediamemiliki kepadatan yang baik serta tidak terjadi kontaminasi.

Media agar TCBS (Thiosulfate Citrate Bile Sucrose) merupakan media


selektif yang dapat membedakan Vibrio sp, ke dalam dua kelompok yaitu
kelompok Vibrio spp. yang dapat memfermentasi sukrosa ditandai dengan koloni
berwara kuning dan kelompok Vibrio spp. yang tidak dapa memfermentasi
sukrosa ditandai dengan bakteri berwarna hijau (Sethi 2014). Media TCBS agar
plate umumnya digunakan untuk menumbuhkan koloni Vibrio dengan
memunculkan warna kuning dengan koloni yang berukuran besar, halus, keping,
jernih, memiliki tepi yang tipis, dilingkari oleh zona yang berwarna kuning.

1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari dilakukannya praktikum ini adalah sebagai berkikut:
1. Untuk mengetahui cara pembuatan media agar TSA (Trypticase soy agar),
TCBS (Thiosulfate Citrate Bile Sucrose).
2. Untuk mengetahui bakteri yang tumbuh di usus ikan nila menggunakan
media agar TCBS (Thiosulfate Citrate Bile Sucrose).
3. Untuk mengetahui bakteri yang tumbuh di lambung ikan nila
menggunakan media agar TSA (Trypticase soy agar).
1.3. Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum ini adalah untuk mengetahui jenis bakteri
menggunakan media agar TSA (Trypticase soy agar), TCBS (Thiosulfate Citrate
Bile Sucrose) pada lambung dan usus ikan nila (Oreochromis niloticus).
2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Media Pertumbuhan Bakteri

Media pertumbuhan adalah media nutrisi yang disiapkan untuk


menumbuhkan bakteri. Beberapa bakteri dapat tumbuh dengan baik pada setiap
media dan beberapa bakteri membutuhkan media khusus. Media harus dapat
menyediakan energi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bakteri (Radji, 2010).
Pertumbuhan bakteri pada media dapat digunakan untuk isolasi, memperbanyak,
pengujian sifat–sifat fisiologi, dan perhitungan jumlah mikroba (Cahyani, 2014).
Menurut Radji (2011) berdasarkan kandungan nutrisinya, media
pertumbuhan bakteri dibedakan menjadi 7 yaitu: media kompleks, media sintetik,
media anaerob, media biakan khusus, media selektif, dan media diferensial, serta
media pengayaan.Pertumbuhan mikroorganisme tergantung dari tersedianya air.
Bahan-bahan yang terarut dalam air yang digunakan oleh mikroorganisme untuk
membentuk bahan sel dan memperoleh energi. Media tumbuhnya bakteri banyak
jenisnya, pada dasarnya sesuatu larutan yang baik harus memenuhi syarat yang
cukup.
Secara umum kultur media bakteri harus mengandung sumber karbon,
nitrogen, sulfur, fosfat, vitamin atau bahan-bahan yang dapat mendorong
pertumbuhan bakteri seperti ekstrak daging atau ragi. Ekstrak daging mengandung
pepton atau protein terhidrolisi yang banyak mengandung senyawa nitrogen
sederhana. Selain pepton, keberadaan elemen mikro seperti Ca, Mn, Na, Mg, Zn,
Co, Fe, Cu juga dibutuhkan (Collin & Lyne, 2004).

2.1.1. Kultur Bakteri Pada Media TCBS


Media TCBS agar plate umumnya digunakan untuk menumbuhkan koloni
Vibrio dengan memunculkan warna kuning dengan koloni yang berukuran besar,
halus, keping, jernih, memiliki tepi yang tipis, dilingkari oleh zona yang berwarna
kuning, dan sebagian koloni yang terbentuk memiliki warna hijau. Media agar
selektif TCBS (Thiosulfate Citrate Bile Sucrose) yang merupakan media selektif
dan diferensial untuk isolasi bakteri Vibrio seperti V cholerae, V.
parahaemolyticus, V. fulnificus (Oliver dan Kepper 2001). Media ini terdiri dari
garam empedu yang berfungsi untuk menghambat pertumbuhan bakteri non
target, natrium klorida (NaCl) yang merupakan media optimal bagi pertumbuhan
halofilik dan sodium trisulfat yang merupakan sumber sulfur dan ferric citrate
digunakan untuk mendeteksi produksi H2S.
Ciri karaketeristik bakteri Vibrio spp pada umunya yang tumbuh pada
media selektif TCBS. Media agar TCBS merupakan media selektif yang dapat
membedakan Vibrio spp. Ke dalam dua kelompok yaitu kelompok Vibrio spp.
yang dapat memfermentasi sukrosa ditandai dengan koloni berwara kuning dan
kelompok Vibrio spp. yang tidak dapat memfermentasi sukrosa ditandai dengan
bakteri berwarna hijau (Sethi 2014).

2.1.2. Kultur Bakteri Pada Media TSA


Media TSA (trypticase soy agar) adalah media general/umum yang
digunakan untuk mengisolasi atausebagai media pembiakan bakteriair tawar
secara umum. Media tumbuh bakteri yang umum digunakan untuk menumbuhkan
bakteri akuatik tawar adalah Tryptic Soy Agar (TSA). Kandungan dari TSA terdiri
atas agar, tryptone, soytone dan sodium chloride. TSA (Trypticase soy agar)
merupakan media umum yang digunakan untuk mengisolasi dan membiakan
bakteri umum air tawar contohnya bakteriAeromonas hydrophilla yang
merupakan bakteri patogen pada beberapa jenis ikan air tawar. TSA mengandung
tryptone, soytone, sodium klorida, dan juga agar (Dwinanti dan Tanbiyaskur
2014). Pembuatan media TSA pada praktikum yangdilakukan oleh kelompok 1
dan 2 menunjukkan hasil yang baik yaitu mediamemiliki kepadatan yang baik
serta tidak terjadi kontaminasi.
Medium TSA biasanya digunakan untuk melakukan kultivasi, isolasi,
bakteri yang memiliki sifat pertumbuhan fastidious atau nonfastidious. Media
TSA (Trypticase Soy Agar) berisi pepton yang berasal dari casein dan soy meal,
sodium chlorid dan agar. TSA juga dapat digunakan sebagai medium uji
suseptibilitas Vancomycin dengan cara menambahkan 5% darah domba ke dalam
medium (Gajalaksmi et., al, 2011).
2.2. Bakteri
Bakteri adalah organisme yang paling banyak jumlahnya dan tersebar
luas dibandingkan makhluk hidup lainnya. Bakteri memiliki ratusan ribu spesies
yang hidup di gurun pasir, salju atau es, hingga lautan (Maryati, 2007). Bakteri
yang keberadaanya banyak sekali ini, memungkinkan untuk menjadi salah satu
penyebab penyakit pada manusia (Radji, 2011).
Bakteri merupakan salah satu golongan mikroorganisme prokariotik
(bersel tunggal) yang hidup berkoloni dan tidak mempunyai selubung inti namun
mampu hidup dimana saja (Jawetz et al., 2004). Menurut klasifikasinya bakteri
dibagi menjadi 2 yaitu bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif. Beberapa
bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif merupakan flora normal pada
tubuh manusia. Flora normal adalah mikroorganisme yang menempati suatu
daerah tanpa menimbulkan penyakit pada inang yang ditempati. Pada kulit
normal biasanya ditempati sekitar 102 - 106 CFU/cm2 bakteri (Trampuz dan
Widmer, 2004).
Bakteri merupakan salah satu golongan organisme prokariotik (tidak
mempunyai selubung inti) namun bakteri memiliki informasi genetik berupa
DNA yang berbentuk sirkuler, panjang dan bisa disebut nucleoid. DNA pada
bakteri berbentuk sirkuler, panjang dan biasa disebut nukleoid. DNA bakteri
tidak mempunyai intron dan hanya tersusun atas ekson saja. Bakteri juga
memiliki DNA ekstrakromosomal yang tergabung menjadi plasmid yang
berbentuk kecil dan sirkuler (Radji, 2011).
3. METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu Dan Tempat


Praktikum Mikrobiologi Akuatik ini dilakukan pada 16 Desember dan 19 –
20 Desember 2022 tepat pukul 14.00 WIB - selesai. Bertepat di Laboratorium
Nutrisi dan Kualitas air, Laboratorium Fakultas Pertanian, Universitas
Malikussaleh.

3.2. Alat Dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan pada saat praktikum dapat dilihat
pada tabel dibawah ini:
Tabel 1. Alat dan Fungsi
No Alat Fungsi
1. Autoclave Untuk mensterilisasi alat dan bahan
2. Hot plat Untuk menghomogenkan larutan
3. Oven Untuk sterilisasi kering
4. Erlenmeyer Untuk wadah pengenceran
5. Jarum oc Untuk menggoreskan mikroba
6. Timbangan analitik Untuk menimbang bubuk media agar
7. Bunsen Untuk mensteril
8. Cawan petri Untuk wadah isolasi media agar
9. Gelas ukur Untuk wadah aquades
10. Mikroskop Untuk mengidentifikasi bakteri
11. Inkubator Untuk menginkubasi media agar
12. Colony counter Untuk menghitung bakteri
13. Botol semprot Untuk wadah alkohol

Tabel 2. Bahan dan Fungsi


No Bahan Fungsi
1. Formula TSA Untuk pembuatan agar
2. Formula TCBS Untuk pembuatatan agar
3. Aquades Untuk melarutkan formula
4. Alkohol Untuk sterilisasi tangan
5. Tisu Untuk membersihkan alat
6. Kertas hvs Untuk membungkus alat pada sterilisasi
7. Alumunium foil Untuk menutup erlenmeyer
8. Ikan nila Untuk mengambil bakteri

3.3. Metode Praktikum


Metode yang digunakan pada praktikum ini adalah pengamatan
secara langsung dengan metode pengumpulan data primer dan sekunder. Data
primer diperoleh dengan mengamati media pertumbuhan bakteri TSA (Trypticase
soy agar), TCBS (Thiosulfate Citrate Bile Sucrose), sedangkan data sekunder
diperoleh dari studi literatur yang berasal dari buku, jurnal, dan karya ilmiah yang
berkaitan dengan judul praktikum ini.

3.4. Prosedur Praktikum


Adapun prosedur praktimum atau langkah kerja praktikum ini adalah
sebagai berikut:

3.4.1. Sterilisasi
a. Sterilisasi Basah (Autoclave)
1. Peralatan (cawan petri, jarum oc) dan media yang akan disterilkan
dibungkus dengan kertas HVS dan aluminium foil.
2. Masukkan semua alat dan media yang sudah disiapkan ke dalam keranjang
dan masukkan ke dalam autoclave.
3. Tutup dengan rapat dan kunci pintu autoclave.
4. Tekan tombol On.
5. Atur suhu 121°C ± 2 jam, selama 15 menit untuk bahan dan 30 menit alat.
6. Tekan tombol Enter, sterilisasi akan berakhir pada saat alaram berbunyi.
7. Tekan tombol off, biarkan beberapa menit sampai suhu dalam autoclave
turun.
8. Buka pintu autoclave dan keluarkan alat dan bahan yang telah disterilkan
tadi.
b. Sterilisasi Kering (menggunakan oven)
1. Setelah disterilisasi menggunakan autoclave lalu dikeringkan
menggunakan oven.
2. Peralatan yang sudah dibungkus dimasukan kedalam oven lalu atur suhu
60°C selama 30menit
3. Tekan tombol power.
4. Setelah 30 menit, turunkan suhu dan matikan tombol power.
5. Setelah suhu turun, peralatan yang telah disterilkan tersebut diambil dan
dikeluarkan dari dalam oven lalu diletakkan di tempat yang bersih.

3.4.2. Pembuatan Media Agar


a. Media Agar TSA (Trypticase soy agar)
1. Timbang formula TSA menggunanakan timbangan analitik sebanyak 6 gr.
2. Siapkan aquades di erlenmeyer sebanyak 150 ml untuk melarutkan
formula TSA.
3. Lalu panaskan pada suhu 10°C menggunakan alat hot plate selama ± 12
menit dan di tutup menggunakan alumunium foil, pastikan formula larut
dengan sempurna dan tidak terjadi penggumpalan.
4. Sterilisasi menggunakan alat autoclave dengan suhu 121°C selama 30
menit.
5. cawan petri yang sudah disterilisasi dengan autoclave disterilisasi lagi
menggunakan oven agar kering.
6. Siapkan Bunsen dan alcohl.
7. Sebelum media TSA di tuangkan ke cawan petri sebaiknya terlebih dahulu
tangan kita disemprot menggunakan alcohol agar alat yang akan kita
pegang tidak terkontaminasi dengan bakteri lain dan cawan petri di putar
putar di atas api bunsen agar tidak terkontaminasi juga.
8. Masukkan media TSA ke cawan petri di dekat api bunsen secukupnya dan
ditutup kembali dan tunggu sampai menjadi agar.
9. Setelah menjadi agar bungkus cawan petri menggunakan plastik dan
simpan di lemari pendingin.
b. Media Agar TCBS (Thiosulfate Citrate Bile Sucrose)
1. Siapkan aquades di erlenmeyer sebanyak 150 ml, kemudian disterilisasi
menggunakan autoclave selama 15 menit.
2. Timbang formula TCBS menggunakan timbangan analitik sebanyak 8,9
gr.
3. Lalu panaskan pada suhu 10°C menggunakan alat hot plate sampai
mendidih dan di tutup menggunakan alumunium foil, pastikan formula
larut dengan sempurna dan tidak terjadi penggumpalan.
4. Siapkan Bunsen dan alcohl.
5. Sebelum media TCBS di tuangkan ke cawan petri sebaiknya terlebih
dahulu tangan kita disemprot menggunakan alcohol agar alat yang akan
kita pegang tidak terkontaminasi dengan bakteri lain dan cawan petri di
putar putar di atas api bunsen agar tidak terkontaminasi juga.
6. Masukkan media TCBS ke cawan petri di dekat api bunsen secukupnya
dan ditutup kembali dan tunggu sampai menjadi agar.
7. Setelah menjadi agar bungkus cawan petri menggunakan plastik dan
simpan di lemari pendingin.
3.4.3. Penggoresan Bakteri Pada Media Agar
a. Media Agar TSA (Trypticase soy agar)
1. Siapkan ikan nila yang akan di uji.
2. Bedah ikan nila sampai kelihatan usus dan lambungnya.
3. Siapkan bunsen, aquades dan alcohol.
4. Keluarkan media agar TSA dari lemari pendingin dan sterilisasi dengan
bunsen dan memutar mutarkan nya disekelilingan api bunsen.
5. Panaskan jarum oc menggunakan bunsen sampai berwarna merah lalu
masukkan jarum oc ke aquades sebentar dan tempelkan ke lambung ikan.
6. Kemudian goreskan ke media agar TSA sesuai dengan garis yang
ditentukan setiap posisinya.
7. Tutup kembali cawan petri dan panaskan di api bunsen sebentar agar tidak
terkontaminasi dengan lingkungan.
8. Bungkus dengan plastik dan tunggu sampai besok untuk melihat bakteri
yang tumbuh.
b. Media Agar TCBS (Thiosulfate Citrate Bile Sucrose)
1. Siapkan ikan nila yang akan di uji.
2. Bedah ikan nila sampai kelihatan usus dan lambungnya.
3. Siapkan bunsen, aquades dan alcohol.
4. Keluarkan media agar TCBS dari lemari pendingin dan sterilisasi dengan
bunsen dan memutar mutarkan nya disekelilingan api bunsen.
5. Panaskan jarum oc menggunakan bunsen sampai berwarna merah lalu
masukkan jarum oc ke aquades sebentar dan tempelkan ke usus ikan.
6. Kemudian goreskan ke media agar TCBS sesuai dengan garis yang
ditentukan setiap posisinya.
7. Tutup kembali cawan petri dan panaskan di api bunsen sebentar agar tidak
terkontaminasi dengan lingkungan.
8. Bungkus dengan plastik dan tunggu sampai besok untuk melihat bakteri
yang tumbuh.
3.4.4. Perhitungan Bakteri
1. Perhitungan bakteri menggunakan alat colony counter.
2. Nyalakan alat dengan menekan tombol On.
3. Reset jumlah perhitungan hingga menunjukkan angka “0”.
4. Letakkan cawan petri yang berisi koloni bakteri yang akan dihitung di atas
meja yang dilengkapi dengan skala.
5. Tandai koloni dengan menggunakan pulpen ke meja skala.
6. Kemudian akan munjul jumlah bakteri yang sudah kita hitung dengan
menggunakn pulpen.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Adapun hasil dari praktikum uji bakteri pada media agar TSA
(Trypticase soy agar) dan TCBS (Thiosulfate Citrate Bile Sucrose) ikan nila
(Oreochromis niloticus) adalah sebagai berikut:
Bakteri yang ditemukan di lambung ikan nila pada media TSA adalah
Rhizobium sp, Aeromonas sp dan Serratia marcescens dengan jumlah bakteri 257.
Berikut klasifikasi dari masing-masing bakteri:
1. Rhizobium sp.
Kingdom : Bakteria
Filum : Protobakteria
Kelas : Alpha Protobakteria
Ordo : Rhizobiales
Famili : Rhizobiaceae
Genus : Rhizobium
Spesies : Rhizobium Sp.
2. Aeromonas sp.
Phylum : Protophyta
Classis : Schizomycetes
Ordo : Pseudanonadeles
Family : Vibrionaceae
Genus : Aeromonas
Spesies : Aeromonas sp.

3. Serratia marcescens
Kingdom : Bakteria
Filum : Protobakteria
Kelas : Gamma Proteobacteria
Ordo : Enterobacteriales
Famili : Enterobacteriaceae
Genus : Serratia
Spesies : Serratia marcescens
Gambar 1. Bakteri media agar TSA
Bakteri yang ditemukan di usus ikan nila pada media TCBS adalah
bakteri Vibrio sp. dengan jumlah bakteri 25. Berikut klasifikasi nya menurut
(Hartono, 2018).
Kingdom : Bakteria
Filum : Vibrionaceae
Kelas : Gamma Proteobacteria
Ordo : Vibrionales
Famili : Vibrionaceae
Genus : Vibrio
Spesies : Vibrio sp.

Gambar 2. Bakteri media agar TCBS


4.2. Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum yang kami lakukan pada uji kultul bakteri
pada media agar TSA, didapatkan bakteri Rhizobium sp, Aeromonas sp dan
Serratia marcescens. dari sampel lambung ikan nila.
Rhizobium sp merupakan bakteri yang mampu bersimbiosis dengan
tanaman leguminosa. Akar tanaman akan mengeluarkan suatu zat yang
merangsang aktifitas bakteri Rhizobium sp. Apabila bakteri sudah bersinggungan
dengan akar rambut, akar rambut akan mengeriting. Setelah memasuki akar,
bakteri berkembang biak ditandai dengan pembengkakan akar. Pembengkakan
akar akan semakin besar dan akhirnya terbentuklah bintil akar (Hidayat et al.,
2006).
Holl (1975) cit. Surtiningsih et al., (2009) karakteristik bakteri Rhizobium
sp secara makroskopis adalah warna koloni putih susu, tidak transparan, bentuk
koloni sirkuler, konveks, semitranslusen, diameter 2-4 mm dalam waktu 3-5 hari
pada agar khamir-manitol-garam mineral. Secara mikroskopis sel bakteri
Rhizobium sp berbentuk batang, aerobik, gram negativ dengan ukuran 0,5-0,9 x
1,2-3 µm, bersifat motil pada media cair, umumnya memiliki satu flagella polar
atau subpolar. Untuk pertumbuhan optimum dibutuhkan temperature 25-300C,
pH 6-7 (kecuali galur-galur dari tanah masam).
Ada tiga spesies utama bakteri Aeromonas, antara lain A. punctata, A.
liquiefacieus, dan A. hydrophila (Afrianto & Liviawaty, 2009). Pada umumnya
bakteri ini hidup pada air tawar yang mengandung bahan organik tinggi. Bakteri
ini juga diakui sebagai patogen dari hewan akuatik yang berdarah dingin. Di
daerah tropik dan sub tropik, pendarahan pada organ dalam pada ikan yang
disebabkan oleh bakteri A. hydrophila pada umumnya muncul pada musim panas
(kemarau) karena pada saat itu konsentrasi bahan organik tinggi dalam kolam air.
Pada ikan, bakteri ini banyak ditemukan di bagian insang, kulit, hati, dan ginjal.
Ada pula yang berpendapat bakteri ini dapat hidup pada saluran pencernaan
(Irianto, 2005). Bakteri Aeromonas memiliki ciri utama yaitu berbentuk
seperti batang yang berukuran 1 – 4 x 0,4 – 1 mikron, bersifat Gram negatif,
fakultatif aerobik (dapat hidup dengan atau tanpa oksigen), tidak mempunyai
spora, dan bersifat motil (bergerak aktif) karena mempunyai satu flagel yang
keluar dari salah satu kutubnya, serta hidup pada suhu 15 – 30oC (Kordi, 2004).
Bakteri ini juga resisten terhadap chlorine serta suhu yang dingin tetapi
setidaknya hanya dalam waktu 1 bulan. Sebagian besar bakteri Aeromonas
mampu tumbuh dan berkembang biak pada suhu 37oC dan tetap motil pada suhu
tersebut. Disamping itu, pada kisaran pH 4,7-11 bakteri ini masih dapat tumbuh.
Perkembang biakan bakteri ini dapat dilakuakan secara aseksual yaitu dengan
memanjangkan sel diikuti dengan pembelahan inti atau pembelahan biner. Waktu
yang diperlukan untuk pembelahan satu sel menjadi dua sel bakteri ±10 menit
(Laili, 2007).
Serratia marcescens adalah bakteri gram negatif dari family
Enterobacteriaceae dan termasuk flora normal pada usus manusia. Bakteri ini
dapat hidup di air, tanah, permukaan daun, dalam tubuh serangga, hewan, dan
manusia (Khanafari et al., 2006). Bakteri ini bersifat fakultatif anaerob sehingga
mampu hidup pada keadaan yang sangat ekstrim, seperti pada lingkungan yang
terpapar antiseptik, desinfektan, dan air destilasi, selain itu bakteri ini juga dapat
hidup dalam kisaran suhu 5°C - 40°C dan dalam kisaran pH antara 5-9 (Saputra,
2010).
Bakteri Serratia marcescens memiliki bentuk sel batang atau bacillus dan
beberapa galur membentuk kapsul, memiliki ukuran koloni sangat kecil hingga 2
mm. Bakteri ini bersifat motil karena memiliki flagel peritrik yang digunakan
sebagai alat gerak dan flagel tersebut ditemukan pada seluruh sel bakteri. Secara
makroskopis bakteri ini membentuk koloni cembung, lembut, dengan tepi yang
berbeda, dan dapat menghasilkan pigmen merah seperti yang terlihat pada
gambar 1 (Rosidah, 2016). Bakteri ini menghasilkan pigmen merah yang
merupakan metabolit sekunder yang dikenal sebagai prodigiosin dari family
tripyrrole yang umumnya mengandung 4-methox-2,2-bipyrolle (Giri et al., 2004).
Berdasarkan penelitian, pigmen biologis yang dihasilkan oleh bakteri ini ternyata
memiliki aktivitas antifungal, imunosuprevisi dan antiproliferasi (Lauzon et al.,
2003).
5. KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum uji kultur bakteri pada media TSA
dan
TCBS adalah sebagai berikut:
1. Pada media agar TSA (Trypticase Soy Agar) yang bewarna kuning,
tumbuh bakteri Rhizobium sp, Aeromonas sp dan Serratia marcescens
yang bewarna kuning dengan bentuk bakteri yang bermacam macam.
Bakteri ini bersumber dari lambung ikan nila.
2. Pada media agar TCBS (Thiosulfate-Citrate-Bilesucrose) yang
bewarna hijau, tumbuh bakteri Vibrio sp, yang bewarna kuning dengan
bentuk bulat. Bakteri ini bersumber dari usus ikan nila.

Anda mungkin juga menyukai