Anda di halaman 1dari 22

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam budidaya ikan, penyakit ikan dapat mengakibatkan kerugian

ekonomis. Karena penyakit dapat menyebabkan kekerdilan, periode pemeliharaan

lebih lama, tingginya konversi pakan, tingkat padat tebar yang rendah dan

kematian. Sehingga dapat mengakibatkan menurunnya atau hilangnya produksi

(Kordi, 2004).

Penyakit ikan merupakan salah satu masalah serius yang harus dihadapi

dalam pengembangan usaha budidaya ikan. Kerugian yang diakibatkan oleh

penyakit ikan selain dapat mematikan ikan juga dapat menurunkan mutu dari ikan

itu sendiri. Kematian yang ditimbulkan oleh penyakit ikan sangat tergantung pada

jenis penyakit ikan yang menyerang, kondisi ikan dan kondisi lingkungan

(Hassan, M. 2008).

Penyakit ikan akibat serangan bakteri patogen (bacterial disease)

merupakan salah satu permasalahan serius bagi para petani ikan, karena sangat

berpotensi menimbulkan kerugian yang tidak sedikit bagi petani atau

pembudidaya ikan. Serangan penyakit bakterial dapat mengakibatkan kematian

ikan hingga 50-100 %, bahkan dapat menurunkan mutu daging dari ikan yang

terinfeksi berupa borok atau luka, sehingga tidak disukai konsumen (Supriyadi &

Taufik, 1981).

Terjadinya kematian ikan secara massal tersebut sering dihubungkan

dengan terjadinya akumulasi bahan organik dan penurunan kualitas air di perairan.

Penurunan kualitas air menyebabkan menurunnya kondisi kesehatan ikan yang di


2

budidayakan dan memungkinkan berkembangnya bakteri heterotrofik dan bakteri

patogen pada perairan budidaya. Semua jenis ikan mempunyai potensi untuk

terinfeksi oleh bakteri. Pada kondisi dan jumlah tertentu infeksi oleh bakteri dapat

menyebabkan penyakit bahkan kematian (Frerichs, 1984). Satu atau lebih dari

faktor yang menyebabkan ikan stress dan mudah terinfeksi bakteri ialah

menurunnya kualitas air, perubahan ekstrim suhu air, defisiensi nutrisi, dan

kepadatan populasi (Kabata, 1985 dalam Badjoeri, 2008).

1.2. Tujuan

Tujuan dan manfaat dari isolasi bakteri adalah untuk mendapatkan isolat

bakteri yang murni. Morfologi koloni tujuannya untuk mengetahui morfologi

koloni bakteri untuk di identifikasi. Pengamatan gram tujuannya untuk

mengetahui sifat reaksi dinding sel terhadap pengecatann gram. Pengamatan

zeihl-neelsen acid fast berrtujuan untuk mengetahui ketahanan penyerapan cat

oleh dinding sel terhadap peluntur asam. Tujuan uji O/F adalah untuk mengetahui

sifat oksidasi dan/ fermentasi bakteri terhadap gula. Uji motiliti bertujuan untuk

mengetahui sifat motilitas bakteri, uji produksi H2S adalah untuk mengetahui sifat

bakteri dalam menghasilakan H2S. Uji katalase bertujuan untuk mengetahui sifat

bakteri dalam menghasilkan enzim katalse. Tujuan reinfeksi dan reisolasi adalah

untuk menguji postulat koch dan untuk meningkatkan virulensi bakteri. Uji

sensitifitas bakteri terhadap tanaman yang mengandung antibiotik bertujuan untuk

mengetahui efektivitas suatu tanaman yang mengandung antibiotik untuk

membunuh bakteri dengan melihat adanya zona hambatan pada biakan bakteri.

Uji sensitif bakteri terhadap antibiotik tujuannya untuk mengetahui efektivitas

suatu obat (antibiotik) untuk membunuh bakteri dengan melihat adanya zona
3

hambatan pada biakan bakteri. Pengamatan deferentil leukosit tujuannya untuk

mengetahui jenis-jenis leukosit pada ikan dan mengetahui jumlah jenis-jenis

leukosit yang merupakan kriteria pertahanan non spesifik pada ikan.

II. TINJAUAN PUSTAKA


4

Bakteri merupakan organisme uniseluler, berukuran 0,51,511,0-3,0

mikrometer, tergolong protista prokariot yang dicirikan dengan tidak adanya

membran yang memisahkan inti dengan sitoplasma. Secara umum bakteri

berbentuk bulat, batang dan spiral dengan sifat Gram positif dan Gram negatif.

Bakteri ada yang berperan sebagai bakteri probiotik, flora normal dan

patogen. Probiotik adalah mikroba pengendali biologis yang berperan dalam

membatasi atau membunuh hama dan penyakit, memperbaiki kualitas air dan

meningkatkan respon imun (Irianto, 2003). Flora normal adalah populasi mikroba

yang normal dan sehat yang berasosiasi dengan beberapa sistem organ yang

bekerja normal (Vaughn, 1993 dalam Suhendi, 2009). Patogen adalah organisme

yang mampu menyebabkan penyakit (Irianto, 2005).

Bakteri patogen ikan tergolong mesofilik (bakteri yang tumbuh dengan baik

pada suhu 10-30 0C). Umumnya bersifat Gram negatif dan berbentuk batang.

Namun beberapa patogen berbentuk batang atau bulat dan beberapa diantaranya

berbentuk batang tahan asam dengan sifat Gram positif (Alifuddin, 2001).

Bakteri memiliki keragaman morfologi, ekologi, dan fisiologis tinggi. Di

alam bakteri dapat bersifat saprofitik, fotosintetik, ototrofik, atau parasitik.

Dengan sifatnya tersebut beberapa bakteri dapat berperan dalam daur unsur dan

interaksi dengan organisme lain, serta peran lain yang sangat penting. Secara

umum bakteri berkembang biak dengan pembelahan transfersal atau biner

(Irianto, 2005).

Klasifikasi bakteri pada awalnya didasarkan pada karakter tertentu seperti :

bentuk sel, struktur dinding sel, persentase molekul G+C dalam genom, suhu

pertumbuhan, kemampuan untuk membentuk spora tahan panas, akseptor elektron


5

untuk respirasi (jika ada), kemampuan fotosintetik, motilitas dan kemampuan

menggunakan berbagai sumber C dan N. Klasifikasi bakteri (tidak termasuk

sianobakteri) yang dikodifikasikan pada Bergeys Manual of Determinative

Bacteriology hanya dapat digunakan untuk mengidentifikasi bakteri yang sudah

diketahui karakternya (Irianto, 2005).

Penyakit yang disebabkan oleh bakteri dapat terlihat pada bagian luar

(eksternal) berupa erosi pada kulit. Kolumnaris adalah suatu contoh penyakit

infeksi atau peradangan oleh bakteri eksternal, yang dapat disebabkan penanganan

yang kasar dan kurang baik (Lesmana, 2003). Selain itu dapat pula ditandai

dengan borok dan haemoragik sepanjang dinding badan, di sekitar mata dan

mulut. Selain itu juga dapat menyebabkan mata menonjol dan perut membesar

yang berisi cairan (Lesmana, 2003).

Menurut Richard dan Robert dalam Afrianto dan Liviawati (1992) bakteri

yang mampu menyebabkan penyakit pada ikan (patogen) hampir selalu terdapat

pada bagian tubuh baik eksternal maupun internal. Semua ikan rentan terhadap

infeksi bakteri yang dapat mengakibatkan berjangkitnya penyakit dan tingkat

kematian yang tinggi, baik itu pada spesies liar maupun budidaya (Frerichs dan

Millar, 1993). Beberapa bakteri yang biasa menyerang ikan air tawar adalah

Staphylococcus sp., Bacillus sp., Streptococcus sp., Aeromonas sp, dsb (Austin

dan Austin, 1993).

Isolasi mikroba adalah memisahkan mikroba satu dengan mikroba lain

yang berasal dari campuran berbagai mikroba. Mengisolasi mikroba dengan cara

menumbuhkan (menanam) dalam medium padat. Hal ini dikarenakan dalam

medium padat, sel-sel mikroba akan membentuk koloni yang tetap pada
6

tempatnya. Sel mikroba yang tertangkap pada medium padat pada beberapa

tempat yang terpisah, maka sel atau kumpulan sel mikroba yang hidup akan

berkembang menjadi suatu koloni yang terpisah. Teknik biakan murni untuk suatu

spesies dikenal dengan beberapa cara, yaitu ; 1) cara pengenceran, 2) cara

penuangan, 3) cara penggesekan/penggoresan (dengan beberapa teknik seperti

goresan T, goresan kuadran, goresan radian dan juga goresan sinambung), dan 4)

cara penyebaran (agar sebar) (Waluyo, 2010).

Faktor yang perlu diperhatikan dalam isolasi atau kultivasi bakteri patogen

ikan yaitu suhu inkubasi, karena sejumlah besar bakteri patogen ikan bersifat

mesofilik dan sebagian lainnya bersifat psikrofilik (Irianto, 2005).

III. BAHAN DAN METODE

3.1. Waktu dan Tempat


7

Praktikum Analis Penyakit Ikan dilakukan pada tanggal 15 Maret sampai

22 Maret 2017 pada pukul 7.30 WIB sampai dengan selesai di Laboratorium

Parasit dan Penyakit Ikan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau.

3.2. Alat dan Bahan

Adapun bahan yang digunakan yaitu alkohol, aquades, ikan sakit, medium

TSA, cat gram A, B, C dan D, minyak imersi dan xylol, inokulan bakteri, tanaman

yang mengandung antibiotik, obat antibiotik medium TSB, medium SIM, larutan

H2O2 5%, medium TSIA, medium O/F, parafin cair steril, cat A, cat B, cat C,

darah ikan sampel, larutan truk,.

Sedangkan alat yang digunakan yaitu autoclave, oven, slide glass,

timbangan, laminar flow, lampu spritus, jarum ose,gunting bedah, mikroskop,

tabung reaksi, gelas benda, mikropipet, disblang, kapas, jarum suntik, vortex,

kamar hitung, pipet yang berisi batu merah,.

3.3. Metode Praktikum

Metode yang dirgunakan pada praktikum ini adalah metode langsung

dimana objek diteliti dan diamati secara langsung di laboratorium oleh praktikan.

3.4. Prosedur Praktikum

a. Isolasi Bakteri

Siapkan lampu spritus, jarum ose, medium padat (TSA) dan alkohol, lalu

inokulasi secara aceptic dilakukan dengan menggoreskan jarum oseyang steril

pada luka. Kemudian goreskan pada medium (dalam petridis) yang telah

disediakan. Usaplah selaput ginjal dengn kapas yang telah dibasahi alkohol,

kemudian isolasi pada medium menggunakan ose steril. Petridis diberi tanda dan
8

diinkubasi pada suhu kamar 13-24 jam. Amati pertumbuhan koloni bakteri hasil

berikutnya.

b. morfologi koloni

jika hasil isolasi sudah terbentuk koloni yang terpisah-pisah dan murni,

langsung amati morfologi koloni yang meliputi bentuk koloni; permukaaan kloni,

tepi koloni, struktur dalam koloni, warna koloni, kemengkilan dan ukuran koloni.

c. Pengamatan gram

Buat preparat ulas bakteri, genangi preparat dengan larutan karbol gentian

violet selama 1-2 menit, cat dibuang, lalu genangi dengan larutan lugol selama 1

menit, cat dibuang, larutkan alkohol 95% sambil digoyangkan sampai tidak ada

warna violet yang luntur selama 30 menit, cuci sediaan dengan air, genangi

sediaan dengan larutan karbol fushin encer selama 1 menit, cuci dibawah air kran

sampai tidak keluar warna lagi dan keringkan di udara, amati di bawah

mikroskop.

d. Pengamatan Zeihl-Neelsen Acid Fast

Buat preparat ulas, keringkan di udara dan fiksasi dengan nyala api.

Sediaan digenangi dengan larutan karbol fushin dan panasi dengan nyala api

hingga menguap tetapi tidak mendidih selama 5 menit, cuci dengan air, lalu

larutkan hingga sediaan berwarna merah muda dan bagian preparat yang tipis

menjadi tidak berwarna. Menggenanginya dengan larutan alkohol asam sampai

tidak keluar warna lagi kira-kira 2 menit. Cuci dengan air, kemudian genangi

dengan larutan biru metilan selama 1 menit, cuci dengan air keringkan di udara

dan diperiksa.

e. Uji O/F (Oksidasi dan Fermentasi)


9

Ambil 2 medium O/F pada tabung reaksi, masing-masing diinokulasi

bakteri, salah satu tabung tersebut diberi paraffin cair steril setebal 1 cm, inokulasi

pada suhu kamar selama 24-28 jam. Jika kedua medium tersebut berubah warna

dan biru menjadi kuning dan timbul gelembung daapa medium yang diberi

paraffin cair steril, maka bakteri tersebut bersifat fermentative, dan jika berubah

menjadi warna kuning hanya yang tanpa parafffin cair, berarti bakteri tersebut

bersifat oksidatif.

f. Uji Motiliti

Ambil medium SIM, kemudian bakteri diambil dengan menggunakan

jarum ose lurus ditusukkan tegak lurus ditengah medium setengah padat, sifat

pertumbuhan bakteri pada garis tersebut diamati setelah diinokulasi selama 24

jam.

g. Uji Produksi H2S

Siapkan medium TSIA da bakteri yang akan diuji lakukan inokulasi

bakteri pada medium tersebut secara tusukan dan goresan, inkubasi pada suhu

kamar selama 24-28 jam. Amati pada hari kemudian, bila terdapat kehitaman

bekas inokulasi berarti terbentuk H2S.

h.Uji Katalase

Ambil larutan H2O2, teteskan pada gelas benda, ambil kultur bakteri

dengan jarum ose, kemudian campurkan pada larutan H2O2 tersebut, bila terjadi

gelembung berarti katalase positif, bila tidak terdapat gelembung katalase negatif.

i. Reinfeksi dan Reisolasi

Ikan yang sehat disuntik menggunakan suspensi bakteri, sebelum disuntik

ikan dipingsankan terlebih dahulu menggunakan larutan cengkeh. Suntikkan


10

suspensi bakteri dengan kepadatan tertentu secara intramuscular

atauintraperitoneal. Volume suspensi yang disuntikkan disesuaikan dengan ukuran

ikan (0,1-1 ml). Masukkan ikan ke dalam air bersih dan beri aerasi.

j. Uji Clear Zone (Uji Sensitif Bakteri Terhadap Tnaman Yang Mengandung

Antibiotik) dan Uji Clear Zone (Uji Sensitif Bakteri Terhadap Antibiotik)

Biakan bakteri berumur 18-24 jam digoreskan selama zigzag pada cawan

petri yang berisi media padat pada posisi yang rapat agar mendapatkan biakan

koloni yang padat dan lakukan secara aseptic. Tanaman yang mengandung

antibiotik digerus dengan menggunakan lumpung penggerus hingga

mengeluarkan ekstraknya berupa cairan. Ambil disblang masukkan kedalam

petridisk, tanamkan ekstrak tanaman dan obat antibiotik yaitu propolis pada

disblang dengan berbeda jenis tanaman. Inkubasi pada incubator selama 18-24

jam. Amati bila terdapat zona hambatan maka bakteri tersebut sensitif terhadap

tanaman yang mengandung antibiotik.

k. Pengamatan Deferensial Leukosit

Ambil darah ikan dengan jarum suntik pada bagian linea lateralis ikan,

setalah itu isaplah darah tersebut menggunakan pipet batu merah samapai strip 0,5

(angka 0,5 pada pipet tersebut). Kemudian isaplah larutan truk strip 101. Pengang

kedua ujung pipet dangan jari dan kocoklah/goyangkan pipet tersabut dengan

gerakan seperti membentuk angka 8, agar larutan bercampur dengan darah secara

merata. Ambillah kamar hitung lengkap dengan cover glasnya . buanglah 2 tetes

darah dan kemuadian tetesan berikutnya diteteskan kedalam kamar hitung untuk

pemeriksaan selanjutnya amati dibawah mikroskop.


11

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
12

Hasil dari praktikum Analisis Penyakit Ikandapat dilihat sebagai berikut:

4.1.1. Pengamatan Gejala Penyakit Ikan

Pengamatan ini dilakukan dengan melihat morfologi ikan seperti pada

Gambar 1 berikut.

Gambar 1. Ikan Mas (Cyprinus carpio)

Tabel 1. Hasil pengamatan gejala klinis ikan sampel

Organ
Ukuran ikan Gejala klinis yang
Jenis ikan diamati
TL SL
(cm) (cm)
- Terdapat borok pada
tubuh ikan
- Pergerakantidak agresif
- Insang pucat
Ikan - Nafsu makan berkurang
- Warna tubuh memudar Ginjal dan
Mas(Cyprinu 21 16,5
- Ikan megap-megap hati
s Carpio L ) - Kondisi ikan lemah
- Warna hati dan ginjal
hitam
- Mucus berlebihan
- Sisik terkelupas

4.1.2. Uji Biokimia


Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan beberapa media, dan dapat

dilihat hasilnya seperti tabel dibawah ini :


13

Tabel 2. Data uji identifikasi bakteri


Uji Hasil
Gram negatif (-)
Acid Fast Merah
Katalase -
Oksidase +
H2S -
O/F Fermentatif
Motility -
Morfologi
- Bentuk Bundar
- Elevasi Cembung
- Tepian Licin

Jenis bakteri yang ditemukan pada saat praktikum dapat dilihat pada diagram

berikut ini:

Gram (-)

Katalase (-)

Oksidase (-)

O/F (F)

Motility (-)

H2S (-)

Aeromonas salmonicida
No growth at 370C
LDC : -
Citrate : -
4.1.3 Reisolasi dan Renfeksi

Pengamatan ini dilihat bagaimana pengaruh bakteri pada tingkah laku ikan

tersebut, dapatdilihat pada Tabel 3. dibawah ini:


14

Tabel 3. Pengamatan Tingkah Laku Ikan

Jenis ikan Waktu Gejala Klinis Keterangan


Ikan Mas
(Cyprinus Terdapat pendarahan pada bagian
carpio) ekor
Ikan kehilangan keseimbangan
24 jam Sisik terkelupas Ikan mati 5 ekor
Terdapat argulus pada ekor ikan
Warna insang cokelat kemerahan
Sirip dada terdapat pendarahan
Eritrosit

Ukuran bervariasi, 10-15m atau 8-12m, sel berbentuk lonjong dengan inti

lonjong, sel yang mature 8 immature tampak berbeda (VI-3-1), pada sel yang

mature, bagian sitoplasma bersifat eosinofil dengan heomoglobin yang

melimpah, jumlah sel yang imatur dala mdarah tepi ikan relatif sedikit

dibanding sel mature

Granulosit (Basofil)

Ditandai dengan granula basofil yang kasar pada sitoplasma dengan inti bulat

tercatat keruh aneh, bentuk sel basofil pada ikan tidak dapat ditemukan pada

sel vertebrata yang lain, sel basofil ini memiliki kemampuan fagistosis yang

lemah, dan sering ditemukan pada kondisi infeksi akut.

Limfosit
Limfosit merupakan sel yang sangant penting dalam respon imune yag terdiri

dari sel B dan T. Sel B berfungsi sebagai sel yang memproduksi antibodi,

sedangkan sel T berfungsi mengatur respon imune. Limfosit tampak sebagai sel

kecil dengan inti yang besar dan mengandung sedikit sitoplasma dalam

preparat ulas.

4.1.4 Uji Clear Zone


15

Untuk uji sensitif bakteri terhadap tanaman yang mengandung antibiotik

dapat diketahui bahwa dari ke-4 bahan herbal (buah belimbing wuluh, daun jarak,

bunga kates, kamer laut, dan daun melor). Dan untuk obat antibiotik yaitu

propolis.

4.2. Pembahasan

Bakteri berasal dari kata bakterion yang berarti tongkat atau batang

dan telah menjadi istilah yang mencakup semua mikroorganisme bersel satu.

Bakteri merupakan mahluk bersel satu yang digolongkan sebagai tumbuhan yang

tidak mempunyai klorofil serta brkembang biak dengan cara membelah diri

(Irawan, 2004).

Kordi (2004) menyatakan bahwa bakteri adalah mikroorganisme

dengan struktur intra seluler yang sederhana, yang mempunyai daerah penyebaran

relative luas, sehingga hamper dijumpai dimana saja. Ukuran bakteri relative lebih

besar dari pada virus, yaitu antara 0,3-0,5 mikron. Spesies bakteri mempunyai

kapsul yang mengelilingi dinding sel dan ada pula yang mempunyai flagel.

Berdasarkan reaksi sel bakteri terdapat pewarnaan gram, bakteri dikelompokkan

menjadi Gram negative (terlihat berwarna pink dan merah) dan gram positif

(terlihat berwarna biru). Dari hasil pengamatan bakteri berwarna merah , jadi

bakteri tersebut termasuk bakteri gram negatif.

Prinsip kerja isolasi bakteri cukup sederhana yakni dengan

menginokulasikan sejumlah kecil bakteri pada suatu medium tertentu yang dapat

menyusung kehidupan bakteria.Sejumlah kecil bakteri ini didapat dari bermacam-

macam tempat tergantung dari tujuan inokulasi.Dalam kajian mikrobiologi yang


16

berhubungan dengan sumber bakteri adalah mikrobia tanah, air, makanan dan

udara (Talaro, 1999).

Dari hasil reisolasi dan infeksi bakteri tersebut termasuk patogen karena

dapat membunuh ikan selama waktu 24 jam. Kelompok Aeromonas salmonicida.

adalah batang gram-negatif.

Pada biakan bakteri yang diinkubasi selama 24 jam terdapat hambatan pada

antibiotik tetracyclin dan daun seri. Ini menunjukkan bahwa bakteri sensitif

terhadap antibiotik dan daun seri. Pada antibiotik terdapat hambatan sebesar 13,

80 mm sedangkan pada daun seri memperlihatkan hambatan sebesar 16,7 mm,

dari kedua bahan ini daun seri lebih baik dibanding dengan antibiotik tetracyclin.

V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
17

Dari hasil pengamatan bakteri berwarna merah, jadi bakteri tersebut

termasuk bakteri gram negatif. Untuk uji katalase bersifat negatif karena tidak ada

gelembung, bakteri bersifat motil karena tumbuh hanya pada garis tusukan.

Pengamatan O/F fermentativ , H2S negatif dan acid fast negatif. Berdasarkan

uraian tersebut spesies bakteri adalah Aeromonas salmonicida.

Antibiotik dapat berupa bahan kimia dan bahan alami. Efektifitas antibiotik

tersebut dapat dilihat dari adanya zona hambatan pada biakan bakteri yang mampu

membunuh bakteri tersebut.

5.2 Saran

Dalam melakukan praktikum hendaknya para praktikan serius mengikuti

kegiatan praktikum. Dan dibutuhkan ketelitian pada praktikum ini.

DAFTAR PUSTAKA
18

Afrianto, E. dan Liviawati, E. 1992. Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan.


Yogyakarta : Kanisius.

Alifuddin, M. 2001. Cara Pemeriksaan Penyakit Bakterial dalam Pelatihan


Dasar Pemeriksaan Ikan Pertama Karantina Ikan. Bogor : Fakultas
Perikanan. Institut Pertanian Bogor.

Asmawi, S. 1984. Pemeliharaan ikan dalam karamba. Jakarta : Gramedia , 82


hlm.

Badjoeri, M. 2008. Identifikasi Bakteri Patogen pada Sistem Keramba Jaring


Apung (KJA) di Danau Maninjau, Sumatera Barat. [Jurnal Oseanologi dan
Limnologi di Indonesia (2008) 34 (2) 169.-184].

Frerichs, N. G. 1984. The isolation and identification of fish bacterial pathogens.


1st Ed. Institute of Agriculture, University of Stirling, Scotland. 47 pp.
Frerichs, GN. Millar SD. 1993. Manual for the Isolation and Identification of
Fish Bacterial Pathogens. Scotland : Pisces Press University of Stirling, 60
pp.

Hassan, M. 2008. Parasites of Native and Exotic Freshwater Fishes in the South-
West of Western Australia. Thesis. Murdoch University. Perth, Western
Australia. 173 hal.
Ilmiah, 2007. Peranan Imunostimulan Dalam Meningkatkan Sintasan Benur
Windu (Penaeus Monodon, Fab) Terhadap Serangan Virus Wssv.
Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas
Muslim Indonesia. 73 hal.
Irianto A. 2003. Probiotik Akuakultur. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
. 2005. Patologi Ikan Teleostei. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Irawan, A. HSR. 2004. Menanggulangi Hama dan Penyakit Ikan. Penerbit PT.

Aneka, Solo
19

Kismiyati, dkk. 2009. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Gram Negatif Pada Luka
Ikan Mas Koki (Carassius auratus) Akibat Infestasi Ektoparasit Argulus
sp. [Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 1, No. 2, November 2009].
Kordi, K.M.G.H. 2004. Penanggulangan Hama dan Penyakit Ikan. Jakarta :
Rineka Cipta . 66 hal.

Lesmana, D. 2003. Mencegah dan Menanggulangi Penyakit Ikan Hias. Jakarta :


Penebar Swadaya.

Suhendi. 2009. Identifikasi dan Prevalensi Bakteri dan Cendawan yang


Terseleksi Serta Parasit Pada Ikan Arwana Super Red (Scleropages
Formosus) yang Sakit [Skripsi] : Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Talaro K.P.1999. Foundation Mikrobiologi third edition.MC Graw Hill

Waluyo, L. 2010. Teknik dan Metode Dasar dalam Mikrobiologi. Malang : UMM

Press.
20

LAMPIRAN

Lampiran 1. Kegiatan selama praktikum


21

Pembungkusan TSA Pencampuran aquades

Pengadukan bahan Pembedahan ikan

Nekropsi Pengukuran SL dan TL


22

Isolasi Bakteri Reinfeksi

Anda mungkin juga menyukai