I. PENDAHULUAN
lebih lama, tingginya konversi pakan, tingkat padat tebar yang rendah dan
(Kordi, 2004).
Penyakit ikan merupakan salah satu masalah serius yang harus dihadapi
penyakit ikan selain dapat mematikan ikan juga dapat menurunkan mutu dari ikan
itu sendiri. Kematian yang ditimbulkan oleh penyakit ikan sangat tergantung pada
jenis penyakit ikan yang menyerang, kondisi ikan dan kondisi lingkungan
(Hassan, M. 2008).
merupakan salah satu permasalahan serius bagi para petani ikan, karena sangat
ikan hingga 50-100 %, bahkan dapat menurunkan mutu daging dari ikan yang
terinfeksi berupa borok atau luka, sehingga tidak disukai konsumen (Supriyadi &
Taufik, 1981).
dengan terjadinya akumulasi bahan organik dan penurunan kualitas air di perairan.
patogen pada perairan budidaya. Semua jenis ikan mempunyai potensi untuk
terinfeksi oleh bakteri. Pada kondisi dan jumlah tertentu infeksi oleh bakteri dapat
menyebabkan penyakit bahkan kematian (Frerichs, 1984). Satu atau lebih dari
faktor yang menyebabkan ikan stress dan mudah terinfeksi bakteri ialah
menurunnya kualitas air, perubahan ekstrim suhu air, defisiensi nutrisi, dan
1.2. Tujuan
Tujuan dan manfaat dari isolasi bakteri adalah untuk mendapatkan isolat
oleh dinding sel terhadap peluntur asam. Tujuan uji O/F adalah untuk mengetahui
sifat oksidasi dan/ fermentasi bakteri terhadap gula. Uji motiliti bertujuan untuk
mengetahui sifat motilitas bakteri, uji produksi H2S adalah untuk mengetahui sifat
bakteri dalam menghasilakan H2S. Uji katalase bertujuan untuk mengetahui sifat
bakteri dalam menghasilkan enzim katalse. Tujuan reinfeksi dan reisolasi adalah
untuk menguji postulat koch dan untuk meningkatkan virulensi bakteri. Uji
membunuh bakteri dengan melihat adanya zona hambatan pada biakan bakteri.
suatu obat (antibiotik) untuk membunuh bakteri dengan melihat adanya zona
3
berbentuk bulat, batang dan spiral dengan sifat Gram positif dan Gram negatif.
Bakteri ada yang berperan sebagai bakteri probiotik, flora normal dan
membatasi atau membunuh hama dan penyakit, memperbaiki kualitas air dan
meningkatkan respon imun (Irianto, 2003). Flora normal adalah populasi mikroba
yang normal dan sehat yang berasosiasi dengan beberapa sistem organ yang
bekerja normal (Vaughn, 1993 dalam Suhendi, 2009). Patogen adalah organisme
Bakteri patogen ikan tergolong mesofilik (bakteri yang tumbuh dengan baik
pada suhu 10-30 0C). Umumnya bersifat Gram negatif dan berbentuk batang.
Namun beberapa patogen berbentuk batang atau bulat dan beberapa diantaranya
berbentuk batang tahan asam dengan sifat Gram positif (Alifuddin, 2001).
Dengan sifatnya tersebut beberapa bakteri dapat berperan dalam daur unsur dan
interaksi dengan organisme lain, serta peran lain yang sangat penting. Secara
(Irianto, 2005).
bentuk sel, struktur dinding sel, persentase molekul G+C dalam genom, suhu
Penyakit yang disebabkan oleh bakteri dapat terlihat pada bagian luar
(eksternal) berupa erosi pada kulit. Kolumnaris adalah suatu contoh penyakit
infeksi atau peradangan oleh bakteri eksternal, yang dapat disebabkan penanganan
yang kasar dan kurang baik (Lesmana, 2003). Selain itu dapat pula ditandai
dengan borok dan haemoragik sepanjang dinding badan, di sekitar mata dan
mulut. Selain itu juga dapat menyebabkan mata menonjol dan perut membesar
Menurut Richard dan Robert dalam Afrianto dan Liviawati (1992) bakteri
yang mampu menyebabkan penyakit pada ikan (patogen) hampir selalu terdapat
pada bagian tubuh baik eksternal maupun internal. Semua ikan rentan terhadap
kematian yang tinggi, baik itu pada spesies liar maupun budidaya (Frerichs dan
Millar, 1993). Beberapa bakteri yang biasa menyerang ikan air tawar adalah
Staphylococcus sp., Bacillus sp., Streptococcus sp., Aeromonas sp, dsb (Austin
yang berasal dari campuran berbagai mikroba. Mengisolasi mikroba dengan cara
medium padat, sel-sel mikroba akan membentuk koloni yang tetap pada
6
tempatnya. Sel mikroba yang tertangkap pada medium padat pada beberapa
tempat yang terpisah, maka sel atau kumpulan sel mikroba yang hidup akan
berkembang menjadi suatu koloni yang terpisah. Teknik biakan murni untuk suatu
goresan T, goresan kuadran, goresan radian dan juga goresan sinambung), dan 4)
Faktor yang perlu diperhatikan dalam isolasi atau kultivasi bakteri patogen
ikan yaitu suhu inkubasi, karena sejumlah besar bakteri patogen ikan bersifat
22 Maret 2017 pada pukul 7.30 WIB sampai dengan selesai di Laboratorium
Parasit dan Penyakit Ikan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau.
Adapun bahan yang digunakan yaitu alkohol, aquades, ikan sakit, medium
TSA, cat gram A, B, C dan D, minyak imersi dan xylol, inokulan bakteri, tanaman
yang mengandung antibiotik, obat antibiotik medium TSB, medium SIM, larutan
H2O2 5%, medium TSIA, medium O/F, parafin cair steril, cat A, cat B, cat C,
tabung reaksi, gelas benda, mikropipet, disblang, kapas, jarum suntik, vortex,
dimana objek diteliti dan diamati secara langsung di laboratorium oleh praktikan.
a. Isolasi Bakteri
Siapkan lampu spritus, jarum ose, medium padat (TSA) dan alkohol, lalu
pada luka. Kemudian goreskan pada medium (dalam petridis) yang telah
disediakan. Usaplah selaput ginjal dengn kapas yang telah dibasahi alkohol,
kemudian isolasi pada medium menggunakan ose steril. Petridis diberi tanda dan
8
diinkubasi pada suhu kamar 13-24 jam. Amati pertumbuhan koloni bakteri hasil
berikutnya.
b. morfologi koloni
jika hasil isolasi sudah terbentuk koloni yang terpisah-pisah dan murni,
langsung amati morfologi koloni yang meliputi bentuk koloni; permukaaan kloni,
tepi koloni, struktur dalam koloni, warna koloni, kemengkilan dan ukuran koloni.
c. Pengamatan gram
Buat preparat ulas bakteri, genangi preparat dengan larutan karbol gentian
violet selama 1-2 menit, cat dibuang, lalu genangi dengan larutan lugol selama 1
menit, cat dibuang, larutkan alkohol 95% sambil digoyangkan sampai tidak ada
warna violet yang luntur selama 30 menit, cuci sediaan dengan air, genangi
sediaan dengan larutan karbol fushin encer selama 1 menit, cuci dibawah air kran
sampai tidak keluar warna lagi dan keringkan di udara, amati di bawah
mikroskop.
Buat preparat ulas, keringkan di udara dan fiksasi dengan nyala api.
Sediaan digenangi dengan larutan karbol fushin dan panasi dengan nyala api
hingga menguap tetapi tidak mendidih selama 5 menit, cuci dengan air, lalu
larutkan hingga sediaan berwarna merah muda dan bagian preparat yang tipis
tidak keluar warna lagi kira-kira 2 menit. Cuci dengan air, kemudian genangi
dengan larutan biru metilan selama 1 menit, cuci dengan air keringkan di udara
dan diperiksa.
bakteri, salah satu tabung tersebut diberi paraffin cair steril setebal 1 cm, inokulasi
pada suhu kamar selama 24-28 jam. Jika kedua medium tersebut berubah warna
dan biru menjadi kuning dan timbul gelembung daapa medium yang diberi
paraffin cair steril, maka bakteri tersebut bersifat fermentative, dan jika berubah
menjadi warna kuning hanya yang tanpa parafffin cair, berarti bakteri tersebut
bersifat oksidatif.
f. Uji Motiliti
jarum ose lurus ditusukkan tegak lurus ditengah medium setengah padat, sifat
jam.
bakteri pada medium tersebut secara tusukan dan goresan, inkubasi pada suhu
kamar selama 24-28 jam. Amati pada hari kemudian, bila terdapat kehitaman
h.Uji Katalase
Ambil larutan H2O2, teteskan pada gelas benda, ambil kultur bakteri
dengan jarum ose, kemudian campurkan pada larutan H2O2 tersebut, bila terjadi
gelembung berarti katalase positif, bila tidak terdapat gelembung katalase negatif.
ikan (0,1-1 ml). Masukkan ikan ke dalam air bersih dan beri aerasi.
j. Uji Clear Zone (Uji Sensitif Bakteri Terhadap Tnaman Yang Mengandung
Antibiotik) dan Uji Clear Zone (Uji Sensitif Bakteri Terhadap Antibiotik)
Biakan bakteri berumur 18-24 jam digoreskan selama zigzag pada cawan
petri yang berisi media padat pada posisi yang rapat agar mendapatkan biakan
koloni yang padat dan lakukan secara aseptic. Tanaman yang mengandung
petridisk, tanamkan ekstrak tanaman dan obat antibiotik yaitu propolis pada
disblang dengan berbeda jenis tanaman. Inkubasi pada incubator selama 18-24
jam. Amati bila terdapat zona hambatan maka bakteri tersebut sensitif terhadap
Ambil darah ikan dengan jarum suntik pada bagian linea lateralis ikan,
setalah itu isaplah darah tersebut menggunakan pipet batu merah samapai strip 0,5
(angka 0,5 pada pipet tersebut). Kemudian isaplah larutan truk strip 101. Pengang
kedua ujung pipet dangan jari dan kocoklah/goyangkan pipet tersabut dengan
gerakan seperti membentuk angka 8, agar larutan bercampur dengan darah secara
merata. Ambillah kamar hitung lengkap dengan cover glasnya . buanglah 2 tetes
darah dan kemuadian tetesan berikutnya diteteskan kedalam kamar hitung untuk
4.1. Hasil
12
Gambar 1 berikut.
Organ
Ukuran ikan Gejala klinis yang
Jenis ikan diamati
TL SL
(cm) (cm)
- Terdapat borok pada
tubuh ikan
- Pergerakantidak agresif
- Insang pucat
Ikan - Nafsu makan berkurang
- Warna tubuh memudar Ginjal dan
Mas(Cyprinu 21 16,5
- Ikan megap-megap hati
s Carpio L ) - Kondisi ikan lemah
- Warna hati dan ginjal
hitam
- Mucus berlebihan
- Sisik terkelupas
Jenis bakteri yang ditemukan pada saat praktikum dapat dilihat pada diagram
berikut ini:
Gram (-)
Katalase (-)
Oksidase (-)
O/F (F)
Motility (-)
H2S (-)
Aeromonas salmonicida
No growth at 370C
LDC : -
Citrate : -
4.1.3 Reisolasi dan Renfeksi
Pengamatan ini dilihat bagaimana pengaruh bakteri pada tingkah laku ikan
Ukuran bervariasi, 10-15m atau 8-12m, sel berbentuk lonjong dengan inti
lonjong, sel yang mature 8 immature tampak berbeda (VI-3-1), pada sel yang
melimpah, jumlah sel yang imatur dala mdarah tepi ikan relatif sedikit
Granulosit (Basofil)
Ditandai dengan granula basofil yang kasar pada sitoplasma dengan inti bulat
tercatat keruh aneh, bentuk sel basofil pada ikan tidak dapat ditemukan pada
sel vertebrata yang lain, sel basofil ini memiliki kemampuan fagistosis yang
Limfosit
Limfosit merupakan sel yang sangant penting dalam respon imune yag terdiri
dari sel B dan T. Sel B berfungsi sebagai sel yang memproduksi antibodi,
sedangkan sel T berfungsi mengatur respon imune. Limfosit tampak sebagai sel
kecil dengan inti yang besar dan mengandung sedikit sitoplasma dalam
preparat ulas.
dapat diketahui bahwa dari ke-4 bahan herbal (buah belimbing wuluh, daun jarak,
bunga kates, kamer laut, dan daun melor). Dan untuk obat antibiotik yaitu
propolis.
4.2. Pembahasan
Bakteri berasal dari kata bakterion yang berarti tongkat atau batang
dan telah menjadi istilah yang mencakup semua mikroorganisme bersel satu.
Bakteri merupakan mahluk bersel satu yang digolongkan sebagai tumbuhan yang
tidak mempunyai klorofil serta brkembang biak dengan cara membelah diri
(Irawan, 2004).
dengan struktur intra seluler yang sederhana, yang mempunyai daerah penyebaran
relative luas, sehingga hamper dijumpai dimana saja. Ukuran bakteri relative lebih
besar dari pada virus, yaitu antara 0,3-0,5 mikron. Spesies bakteri mempunyai
kapsul yang mengelilingi dinding sel dan ada pula yang mempunyai flagel.
menjadi Gram negative (terlihat berwarna pink dan merah) dan gram positif
(terlihat berwarna biru). Dari hasil pengamatan bakteri berwarna merah , jadi
menginokulasikan sejumlah kecil bakteri pada suatu medium tertentu yang dapat
berhubungan dengan sumber bakteri adalah mikrobia tanah, air, makanan dan
Dari hasil reisolasi dan infeksi bakteri tersebut termasuk patogen karena
Pada biakan bakteri yang diinkubasi selama 24 jam terdapat hambatan pada
antibiotik tetracyclin dan daun seri. Ini menunjukkan bahwa bakteri sensitif
terhadap antibiotik dan daun seri. Pada antibiotik terdapat hambatan sebesar 13,
dari kedua bahan ini daun seri lebih baik dibanding dengan antibiotik tetracyclin.
termasuk bakteri gram negatif. Untuk uji katalase bersifat negatif karena tidak ada
gelembung, bakteri bersifat motil karena tumbuh hanya pada garis tusukan.
Pengamatan O/F fermentativ , H2S negatif dan acid fast negatif. Berdasarkan
Antibiotik dapat berupa bahan kimia dan bahan alami. Efektifitas antibiotik
tersebut dapat dilihat dari adanya zona hambatan pada biakan bakteri yang mampu
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
18
Hassan, M. 2008. Parasites of Native and Exotic Freshwater Fishes in the South-
West of Western Australia. Thesis. Murdoch University. Perth, Western
Australia. 173 hal.
Ilmiah, 2007. Peranan Imunostimulan Dalam Meningkatkan Sintasan Benur
Windu (Penaeus Monodon, Fab) Terhadap Serangan Virus Wssv.
Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas
Muslim Indonesia. 73 hal.
Irianto A. 2003. Probiotik Akuakultur. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
. 2005. Patologi Ikan Teleostei. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Irawan, A. HSR. 2004. Menanggulangi Hama dan Penyakit Ikan. Penerbit PT.
Aneka, Solo
19
Kismiyati, dkk. 2009. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Gram Negatif Pada Luka
Ikan Mas Koki (Carassius auratus) Akibat Infestasi Ektoparasit Argulus
sp. [Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 1, No. 2, November 2009].
Kordi, K.M.G.H. 2004. Penanggulangan Hama dan Penyakit Ikan. Jakarta :
Rineka Cipta . 66 hal.
Waluyo, L. 2010. Teknik dan Metode Dasar dalam Mikrobiologi. Malang : UMM
Press.
20
LAMPIRAN