Anda di halaman 1dari 25

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

SINTESIS KOMPOSIT NANOTUBES (MAGROBES) BERBASIS


HIDROKSIAPATIT MAGNETIC PARTICLE MENGGUNAKAN SERAT
KAPUK SEBAGAI BIOTEMPLATE

BIDANG KEGIATAN
PKM PENELITIAN

Diusulkan Oleh:
Wiriyan Jordy ; 1407114165 ; 2014
Onil Andika ; 1407123113 ; 2014
Adi Mulyadi Putra ;1507110318 ; 2015

UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2017

i
ii
DAFTAR ISI
Halaman Sampul.................................................................................................i
Halaman Pengesahan..........................................................................................ii
Daftar Isi...............................................................................................................iii
Daftar Tabel..........................................................................................................iv
Daftar Gambar....................................................................................................v
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian..................................................................................2
1.4 Urgensi Penelitian.................................................................................2
1.5 Temuan yang ditargetkan dan Orisinilitas Penelitian...........................3
1.6 Luaran Penelitian..................................................................................3
1.7 Manfaat Penelitian................................................................................3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 .Serat Kapuk...........................................................................................4
2.2 .Magnetik Partikel (Fe3O4).....................................................................4
2.3 .Hidroksiapatit........................................................................................4
2.4 .Komposit Magnetik Hidroksiapatit.......................................................5
2.5 .Aplikasi Komposit Magnetk Hidroksiapatit.........................................5
BAB 3. METODOLOGI PENELITAN
3.1 .Tahapan Penelitian................................................................................6
3.2 .Luaran yang diharapkan........................................................................8
3.3 .Indikator Capaian Penelitian.................................................................8
3.4 .Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data.......................................8
3.5 .Cara Penafsiran dan Penyimpulan Hasil Penelitian..............................8
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 .Anggaran Biaya....................................................................................9
4.2 .Jadwal Kegiatan....................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pendamping.............................11
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan..........................................................19
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Pelaksana dan Pembagian Tugas..............21
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana....................................................22

iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Ringkasan Anggaran Biaya.....................................................................9
Tabel 2 Jadwal Kegiatan Penelitian......................................................................9

iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. (a) Micrograph Serat Kapuk (b) Serat kapuk...................................4

v
1

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi pada era globalisasi ini terus meningkat, salah
satunya perkembangan dalam bidang biomedical. Selama ini, kebutuhan manusia
akan biomaterial sangat tinggi. Salah satu jenis biomaterial yang sangat
dibutuhkan di Indonesia yaitu Hidroksiapatit (Aval et al, 2016).
Hidroksiapatit merupakan senyawa mineral apatit yang memiliki kesamaan
sifat secara kimia dengan komposisi tulang manusia, dengan rumus kimia
Ca10(PO4)6(OH)2, yang secara luas dipergunakan dalam dunia medis.
Hidroksiapatit memiliki kelemahan yaitu pada sifat mekanik yang rendah. Untuk
menutupi kelemahan tersebut, para peneliti membuat formulasi baru yaitu
komposit. Komposit merupakan campuran antara 2 jenis material yang berbeda
untuk saling menutupi kelemahan sifat dan meningkatkan nilai guna dari material
tersebut. Komposit hidroksiapatit yang digunakan berupa Fe 3O4 yang dikenal
dengan istilah produk Magnetik Hidroksiapatit (Govindan et al, 2017), polimer
(Kolanthai et al, 2014), chitosan (Assa et al, 2016) dan karbon (Afroze et al,
2016).
Dalam pengembangan formulasi komposit, Menurut Govindan et al (2017),
Fe3O4 merupakan material yang paling mendapat perhatian, favorit dikembangkan
dan diteliti oleh para ilmuan. Hal ini dikarenakan partikel Fe3O4 memiliki sifat
saturasi magnet yang tinggi, biokompabilitas yang baik, dan rendahnya toksisitas.
Komposit Fe3O4/Hidroksiapatit sering disintesis untuk aplikasi drug delivery
dalam biomedical, seperti cancer treatment (Aval et al, 2016), hyperthermia
(Iwasaki et al, 2013).
Uniknya, hidroksiapatit dapat disintesis dalam beragam bentuk. Menurut
Sriprapha et al (2011), Hidroksiapatit telah dikembangkan dalam bentuk jarum,
silinder, bola, dan rod. Menurut Sneha et al (2016), sintesis nanotubes
hidroksiapatit dapat menggunakan inorganic material dan bahan alam sebagai
template.
Sintesis hidroksiapatit tubular structure atau tubes telah dilakukan oleh
beberapa peneliti. Menurut Chandanshive et al (2013), hidroksiapatit tubular
structure dapat disintesis dengan proses sol-gel dengan menggunakan template
sacrificial alumina dengan diameter 14-350 nm. Selain itu, hidroksiapatit tubular
structure juga dapat disintesis dengan metode kondensasi uap pada 800ºC selama
6 jam dan tube disintesis dengan komposit magnetik hidroksiapatit berongga
(Singh et al, 2012). Namun, kelemahan dari peneliti sebelumnya dalam sintesis
hidroksiapatit tubular structure, memerlukan biaya pengeluaran yang besar
sehingga produk ketika diperjual-belikan menjadi mahal, selain itu, memerlukan
waktu proses yang lama dengan suhu yang tinggi.
Selain metode diatas, hidroksiapatit tubular structure dapat dilakukan
dengan menggunakan template. Dimana, template tersebut dapat berupa bahan
dari alam maupun tumbuhan, salah satunya yaitu Ceiba petandra. Penggunaan
2

bahan alam serat Ceiba petandra didasarkan atas pemanfaatan bahan alam yang
terbuang, dan struktur yang menyerupai tube / tubular, sehingga ketika komposit
magnetik hidroksiapatit di sintering, serat Ceiba petandra akan terbakar dan
menghasilkan bentuk tube. Adapun keunggulan dari komposit magnetik
hidroksiapatit tube yakni obat yang diinjeksikan dapat ditransfer lebih cepat ke
target organ yang rusak, hal ini dikarenakan luas kontak permukaan dari komposit
magnetik hidroksiapatit tube yang besar (Sneha et al, 2015).
Perbedaan bentuk akan mempengaruhi respons biologis dari dalam tubuh,
cytotoxicity berdasarkan viabilitas sel, serta berpengaruh pada ukuran dan
morfologi dari hidroksiapatit (Zhao et al, 2012). Dalam sintesis hidroksiapatit
dengan aneka bentuk, harus disertai dengan prosedur dan perlakuan khusus,
seperti penambahan senyawa lain agarose (Kolanthai et al, 2016), pengontrolan
pH dan suhu, dan menggunakan bahan alam sebagai template (Sneha et al, 2015).

1.2 Rumusan Masalah


Selama ini, penggunaan hidroksiapatit di Indonesia dalam biomedis selalu
mengimpor hidroksiapatit dari luar negeri dengan harga yang tinggi yakni
mencapai Rp. 1.000.000 tiap gram nya, hal tersebut yang menyebabkan biaya
pengobatan penyakit yang sulit dijangkau.
Dalam meningkatkan kualitas sifat mekanik yang rendah, hidroksiapatit
harus dicampur dengan partikel magnetik untuk dijadikan komposit. Pemanfaatan
serat kapuk (bahan alam) sebagai template dalam pembuatan komposit bentuk
tube dengan akan meningkatkan kualitas komposit, dengan menggunakan biaya
produksi yang lebih rendah.
Berdasarkan uraian tersebut, pada penelitian kali ini akan dilakukan sintesis
komposit magnetik hidroksiapatit berbentuk tube dengan menggunakan serat
kapuk sebagai template.

1.3 Tujuan Penelitian


1. Sintesis komposit magnetik hidroksiapatit dengan memanfaatkan serat dari
Kapuk sebagai template.
2. Menganalisa pengaruh dari rasio mol FeCl2 : FeCl3 terhadap luas permukaan
dan ukuran komposit magnetik hidroksiapatit yang dihasilkan.
3. Menganalisa pengaruh dari suhu sintering terhadap ukuran diameter
komposit magnetik hidroksiapatit.

1.4 Urgensi Penelitian


Seiring dengan terus bertambahnya usia pada manusia, ketahanan dan
kekokohan tubuh terhadap penyakit terus berkurang. Hal ini dapat dibuktikan
dengan peningkatkan kerusakan organ tubuh pada manusia seperti kanker tulang,
tumor, patah tulang, dan hipertemia yang menyebabkan semakin meningkatnya
kebutuhan terhadap hidroksiapatit di Indonesia. Hidroksiapatit harus
3

dikompositkan dengan material untuk meningkatkan kualitas dari sifat mekanik


yang rendah. Komposit dengan partikel magnetik Fe 3O4 dapat meningkatkan
osteokonduktivitas, biokompabilitas, mempercepat dalam proses drug delivery
ketika komposit di implantkan pada tubuh manusia.
Penggunaan bahan alam seperti serat kapuk yang memiliki uraian serat
kapuk yang tipis dapat membantu pembentukan komposit magnetik hidroksiapatit
menjadi bentuk tube. Hal ini ditinjau dari uji morfologi serat kapuk yang memiliki
bentuk persis seperti pipa tabung yang memiliki dua ujung yang berlubang, yang
memungkinkan terisinya obat pada permukaan tube sehingga dapat
menyembuhkan kerusakan tersebut.
Komposit magnetik hidroksiapatit yang berbentuk silinder / tube dapat
mempercepat proses drug delivery dalam tubuh manusia. Hal ini dikarenakan luas
kontak permukaan dari bentuk tube yang besar, sehingga, ketika obat diinjeksikan
dengan komposit kedalam tubuh, akan ditransfer lebih cepat menuju ke target
bagian organ tubuh yang terkena penyakit.

1.5 Temuan yang diharapkan dan Orisinilitas Penelitian


Penelitian ini menargetkan penemuan baru berupa komposit magnetik
hidroksiapatit yang berbentuk tube dengan menggunakan serat kapuk sebagai
template untuk memenuhi kebutuhan hidroksiapatit di Indonesia yang tinggi. Ide
pemanfaatan dari serat kapuk sebagai template bersifat orisinil dan belum pernah
dilakukan sebagai penelitian.

1.6 Kontribusi terhadap Ilmu Pengetahuan


Komposit magnetik hidroksiapatit berbentuk tube yang dihasilkan dengan
menggunakan serat kapuk sebagai template sangat bermanfaat dalam bidang
biomedis yang dapat di aplikasikan sebagai drug delivery dan mempercepat
proses penyembuhan kerusakan dan penyakit pada tubuh.

1.7 Luaran Penelitian


Luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Komposit magnetik hidroksiapatit berbentuk tube yang memenuhi standar
dalam aplikasi biomedis.
2. Paten sederhana tentang penggunaan dan pemanfaatan serat kapuk sebagai
template dalam pembuatan tube komposit magnetik hidroksiapatit.
3. Artikel Ilmiah yang akan diterbitkan di Jurnal Nasional Terakreditasi.

1.8 Manfaat Penelitian


Manfaat dari dilaksanakan penelitian ini ialah dengan memanfaatkan bahan
alam seperti serat kapuk sebagai template dalam proses sintesis komposit
Fe3O4/Hidroksiapatit berbentuk tube yang bermanfaat dalam proses penyembuhan
kerusakan organ tubuh, penyakit kanker dan drug delivery application.
4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Serat Kapuk
Serat kapuk merupakan serat yang dihasilkan dari isolasi dari buah kapuk
dengan nama latin Ceiba petandra. Adapun gambar secara micrograph dari serat
kapuk dan hasil uji skala laboratorium dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
(a) (b)

Gambar 1 (a) Micrograph Serat Kapuk (b) Serat kapuk


(Sumber : Sneha et al, 2015)
Secara morfologi, serat kapuk ini memiliki permukaan yang berbentuk pipa
silinder dengan kedua ujung serat yang berlubang (Mojica et al, 2002). Dengan
adanya lubang tersebut memungkinkan masuknya obat pada komposit, sehingga
dapat ditrasfer menuju ke material target yang mengalami kerusakan melalui luas
permukaan serat kapuk yang besar. Selain itu, penggunaan serat kapuk pada
penelitian ini akan memanfaatkan bahan alamiah dan membentuk komposit
menjadi bentuk silinder / tube (Sneha et al, 2015)

2.2 Magnetik Partikel (Fe3O4)


Bahan magnetik menjadi bahan yang dipilih untuk pengembangan dalam
bidang biomedis, hal ini dikarenakan keunggulan dari sifat magnetik material ini
yang memiliki osteokonduktivitas tinggi, biocompatibility dengan tubuh,
superparamagnetik yang tinggi, non-toxic pada tubuh, sensifitas yang rendah
untuk terjadi oksidasi, dan stabilitas yang tinggi dalam respon magnet hingga
melebih 50 tahun lamanya. Oleh karena itu, pengembangan Fe3O4 terus dilakukan
Magnetik partikel ini dapat disintesis dengan komposisi yang berbeda
dengan kandungan FeCl2 dan FeCl3. Adapun dalam sintesis magnetik partikel
diantaranya yaitu metode mechanochemical (Iwasaki et al, 2013), kopresipitasi
(Sneha et al, 2016), hidrolisis (Wang, 2011). Keunggulan dari metode
kopresipitasi ialah dalam pengontrolan ukuran dari partikel, tidak menggunakan
suhu reaksi yang tinggi (suhu kamar), dengan waktu reaksi yang lebih singkat.

2.3 Hidroksiapatit
Hidroksiapatit merupakan salah satu material biologi aktif yang dapat
tumbuh dan menyerupai jaringan pada tulang dan gigi, hal ini ditinjau dari
senyawa mineral apatite yang memiliki kesamaan struktur dan komposisi
inorganic material dengan mineral utama gigi dan tulang pada manusia.
Hidroksiapatit dengan rumus kimia (Ca10(PO4)6(OH)2 secara luas telah
5

dipergunakan skala Internasional sebagai material pengganti struktur pada tulang


yang mengalami kerusakan & penyembuhan penyakit.
Hidroksiapatit dapat disintesis langsung dari material biologi dengan proses
kalsinasi, hal ini ditinjau dari kandungan CaCO3 yang dimiliki bahan biogenical
yang tinggi, seperti cangkang telur ayam, cangkang kelompok hewan mollusca,
kerang-kerangan, dan tulang hewan. Sintesis ini dapat dilakukan dengan berbagai
metode yang dianggap sesuai dengan karakteristik bahan yang digunakan.

2.4 Komposit Magnetik Hidroksiapatit


Hidroksiapatit merupakan senyawa apatit yang memiliki kelemahan berupa
sifat mekanis yang rendah sehingga harus dicampur dengan bahan lain untuk
meningkatkan sifat mekanis tersebut. adapun beberapa bahan yang biasanya
digunakan sebagai komposit seperti agarose (Kolanthai et al, 2016), Fe3O4 (Sneha
et al, 2016). Sintesis komposit juga dilakukan dengan beragam bentuk seperti
bubuk, bola (Sriprapha et al, 2011), dan tubes (Chandanshive et al, 2013).
Komposit hidroksiapatit dengan magnetik partikel Fe3O4 akan mencegah
terjadinya aglomerasi partikel, meningkatkan kestabilan, kekokohan struktur dan
sifat mekanik dengan adanya sifat magnet yang berperan sebagai agen pengantar
obat ke targeting area pada organ kerusakan.
Komposit dengan bentuk tubes memiliki keunggulan dibandingkan bentuk
lainnya yakni struktur tubular dengan kedua ujung yang terbuka sebagai tempat
masuknya obat pada komposit, kedua ujung ini akan berfungsi sebagai tempat
kontak antara komposit dengan obat yang akan dihantar kedalam tubuh yang
mengalami penyakit dan kerusakan. Luas kontak permukaan yang besar
disebabkan dari bentuk tubes yang panjang. Oleh karena itu, komposit dalam
bentuk tube sedang dipelajari dan diteliti untuk drug delivery pada aplikasi
penyembuhan penyakit kanker dan hyperthermia (Iwasaki et al, 2013).

2.5 Aplikasi Komposit Magnetik Hidroksiapatit


Dalam aplikasi drug delivery, sifat superparamagnetik pada Fe3O4 berperan
besar dalam menyembuhkan penyakit pada tubuh, dengan disertai loading berupa
obat pencegah kanker seperti Doxorubicin, partikel magnetik komposit tersebut
akan tertarik oleh magnet yang berada di dekat permukaan kulit, gaya tarik
magnet tersebut juga akan menarik sel kanker pada tubuh bersamaan dengan
tertariknya magnetik komposit tersebut. maka dari itu, sifat dari partikel magnet
Fe3O4 lebih disarankan pada sifat superparmagnetik. Hal ini didasarkan atas arah
dari tarikan magnet yang lebih teratur (Wang et al, 2011). Penggunaan komposit
magnetik hidroksiapatit lebih kepada aplikasi secara biomedis, yakni
menghilangkan tumor, penyembuhan kanker dengan injeksi obat Doxorubicin
(Aval et al, 2016), penyembuhan hyperthermia (Iwasaki et al, 2013).
6

BAB 3 METODE PENELITIAN


3.1 Tahapan Penelitan
Penelitian ini akan dilaksanakan di Laboratorium Material dan Korosi,
Jurusan Teknik Kimia, Universitas Riau. Adapun tahapan penelitian yang akan
dilaksanakan adalah sebagai berikut :

3.1.1 Variabel Penelitian


Variabel yang akan digunakan pada penelitian ini terdiri atas 2 jenis yaitu :
a. Variabel Tetap
1. Konsentrasi Larutan NaOH :1M
2. Konsentrasi Larutan Ca(NO3)2 :1M
3. Konsentrasi Larutan (NH4)2HPO4 : 0.6 M
4. Suhu Reaksi : 70ºC
5. Suhu Pengeringan Presipitat : 150ºC

b. Variabel Berubah
1. Rasio Mol FeCl3 dan FeCl2 : 2:1 ; 3:1 ; 1:2
2. Suhu Sintering : 900ºC, 1000ºC, 1100ºC, 1200ºC

3.1.2 Persiapan Bahan Baku Serat Kapuk


Serat Kapuk yang akan digunakan dalam penelitian terlebih dahulu di cuci
dan dibersihkan dengan menggunakan aquadest dan etanol. Perlakuan ini
bertujuan untuk sterilisasi dengan cara menghilangkan pengotor / impurities yang
terdapat pada bahan alam serat kapuk.

3.1.3 Sintesis Tube Magnetik Partikel


Mula-mula akan dibuat terlebih dahulu larutan FeCl3 dan FeCl2 dengan rasio
molar 2 : 1, dan larutan NaOH 1 M. Untuk perlakuan pertama, akan dibuat larutan
dengan variasi konsentrasi FeCl3 0.20 M dan larutan FeCl2 0.10 M.
Serat Kapuk yang telah di sterilkan, akan direndam didalam gelas piala
1000 ml yang berisi larutan FeCl3 0.20 M selama 1 jam. Kemudian, kedalam
larutan yang mengandung FeCl3 dan serat kapuk tadi, akan ditambahkan larutan
FeCl2 0.10 M sambil diaduk dengan menggunakan impeller turbine dengan waktu
reaksi selama 1.5 jam. Kemudian akan dilakukan pengontrolan pH campuran pada
pH 12 dengan penambahan larutan NaOH 1 M kedalam gelas piala. pH larutan
akan diuji dengan menggunakan pH meter.
Setelah itu, akan dilakukan pemanasan campuran pada suhu 70ºC selama
1.5 jam. Kemudian, campuran akan dicuci dengan menggunakan aquadest dan
akan dikeringkan di Oven pada suhu 150ºC selama 1 jam untuk memperoleh tube
magnetik partikel.

3.1.4 Sintesis Tube Hidroksiapatit


7

Mula-mula akan dibuat larutan Ca(NO3)2 dan larutan (NH4)2HPO4 dengan


konsentrasi larutan berturut-turut yaitu 1 M dan 0.6 M.
Serat kapuk yang telah di sterilkan akan direndam didalam larutan Ca(NO 3)2
selama 1 jam. Kemudian, kedalam larutan yang mengandung serat kapuk dan
Ca(NO3)2 tadi, akan ditambahkan larutan (NH4)2HPO4 0.6 M sambil diaduk
dengan menggunakan impeller turbine dengan waktu reaksi selama 1 jam.
Kemudian akan dilakukan pengontrolan pH campuran pada pH 10 dengan
penambahan larutan aqueous ammonia kedalam gelas piala. pH larutan akan diuji
dengan menggunakan pH meter.
Setelah itu, akan dilakukan pemanasan campuran pada gelas piala hingga
suhu 70ºC selama 1 jam. Kemudian, campuran akan dicuci dengan aquadest 3
kali untuk menghilangkan impurities, dan campuran kemudian dikeringkan di
Oven pada suhu 150ºC selama 1 jam untuk memperoleh tube hidroksiapatit.

3.1.5 Pembuatan Komposit Tube Magnetik Hidroksiapatit


Mula-mula tube hidroksiapatit akan dilarutkan didalam gelas piala 1000 ml
yang berisi larutan FeCl3 0.20 M sambil diaduk dengan impeller turbine selama
waktu 1 jam. Kemudian kedalam gelas piala akan ditambahkan larutan FeCl2 0.10
M, dengan waktu reaksi 1 jam. Setelah itu, akan dilakukan pengontrolan pH
campuran pada pH 12 dengan penambahan larutan NaOH 1 M. Hasil campuran
kemudian akan di aging selama 1 hari dan akan dicuci dengan aquadest. Hasil
pencucian kemudian akan di keringkan pada suhu 70ºC selama 1 hari. Setelah itu,
sampel komposit kemudian di sintering pada suhu 900ºC selama 2 jam dan
disimpan pada tempat kedap udara untuk dianalisa.

3.1.6 Karakterisasi Komposit Tube Magnetik Hidroksiapatit


Komposit Tube magnetik hidroksiapatit yang diperoleh akan dilakukan
karakterisasi dengan uji berikut :
1. FE-SEM (Field-Emission Scanning Electron Microscopy)
Analisis FE-SEM berfungsi untuk mengetahui dan menganalisa topografi,
bentuk morfologi dari komposit tube magnetik hidroksiapatit dengan kualitas
resolusi yang lebih jelas dengan perbesaran yang lebih baik.

2. XRD (X-Ray Diffractotion)


Analisis XRD berfungsi untuk mengetahui pola kristalinitas dan ukuran
kristal dari komposit magnetik hidroksiapatit yang dihasilkan, dan dibandingkan
dengan referensi Internasional JCPDS (Joint Committee on Diffraction Standard).

3. BET (Brunauer-Emmett-Teller Analysis)


8

Analisis BET ini berfungsi untuk mengetahui dan mengevaluasi spesifik


luas permukaan dari bahan yang dianalisa, volume pori dan ukuran pori pada
komposit magnetik hidroksiapatit.

3.2 Luaran Yang Diharapkan


Luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah dihasilkan komposit
magnetik hidroksiapatit dengan bentuk tube / silinder yang sesuai dengan standar
biomedical, paten sederhana tentang penggunaan magnetik pada sintesis komposit
magnetik hidroksiapatit dalam bentuk ube, serta artikel ilmiah yang akan
diterbitkan di Jurnal Nasional Terakreditasi maupun Jurnal Internasional.

3.3 Indikator Capaian Penelitian


Produk berupa komposit magnetik hidroksiapatit dalam bentuk tube akan
selesai disintesis pada bulan ke 2, dan dilanjutkan karakterisasi terhadap komposit
akan dianalisa pada bulan ke 2. Laporan hasil penelitian akan disusun pada bulan
ke 2 setelah diperoleh hasil uji analisa, serta luaran penelitian berupa Paten
Sederhana dan Jurnal Nasional akan disusun pada bulan ke 3 hingga bulan ke 4.

3.4 Teknik Pengumpulan Data & Analisis Data


Data yang akan diperoleh dari produk berupa komposit tube magnetik
hidroksiapatit berdasarkan uji analisa yang digunakan, yaitu analisa FE-SEM akan
secara langsung dilihat bentuk topografi dan morfologi dari komposit tube
magnetik melalui gambar dan hasil uji sampel. Dari analisa XRD akan diketahui
data berupa derajat kristalinitas, pola kristalinitas yang akan dibandingkan dengan
referensi JCPDS, dan ukuran kristal dari komposit magnetik hidroksiapatit. Selain
itu, analisa BET akan diperoleh data luas permukaan komposit (Spesific surface
area), ukuran pori dan volume pori pada material komposit hidroksiapatit yang
diuji. Dari ketiga hasil analisa tersebut, akan diolah data dan dievaluasi tentang
penggunaan dari magnetik pada komposit hidroksiapatit.

3.5 Cara Penafsiran, Penyimpulan Hasil Penelitian


Berdasarkan penelitian sintesis komposit yang akan dilakukan, penggunaan
dari serat kapuk akan membentuk komposit menjadi bentuk tube, dengan
menggunakan material tambahan berupa magnetik pada komposit, akan
meningkatkan kualitas dari hidroksiapatit. Selain itu, akan dianalisa variabel
berupa pengaruh rasio mol dari FeCl3 dan FeCl2 dan suhu sintering terhadap
ukuran komposit tube magnetik hidroksiapatit yang dihasilkan.
Analisa terhadap variabel penelitian tersebut akan ditampilan dalam bentuk
grafik yakni hubungan rasio molar FeCl 3 dan FeCl2 terhadap ukuran komposit
tube, serta hubungan suhu sintering terhadap diameter ukuran komposit tube
magnetik hidroksiapatit yang dihasilkan.
BAB 4 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
9

4.1 Anggaran Biaya


Tabel 1. Ringkasan Anggaran Biaya
No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
1 Peralatan Penunjang 1.520.000
2 Bahan Habis Pakai 8.623.000
3 Biaya Pengiriman Sampel 555.000
4 Lain-lain 1.800.000
Jumlah 12.498.000

4.2 Jadwal Kegiatan


Tabel 2. Jadwal Kegiatan Penelitian
Bulan
No Jenis Kegiatan
1 2 3 4
1 Persiapan Alat dan Bahan Penelitian
2 Pelaksanaan Penelitian
3 Karakterisasi Sampel
4 Penyusunan Laporan Hasil Penelitian
5 Penyusunan Paten Sederhana
6 Penyusunan Jurnal Nasional

DAFTAR PUSTAKA
10

Afroze JD, Abden MJ, Alam MS, Bahadur NM, Gafur MA. 2016. Development of
functionalized carbon nanotube reinforced hydroxyapatite magnetite
nanocomposites. Material Letters 169:1-4.
Assa, F, Malmiri HJ, Ajamein H, Vaghari H, Anarjan N, Ahmadi O, Berenjian, A.
2016. Chitosan magnetic nanoparticles for drug delivery systems.
Biotechnology:1-19.
Aval NA, Islamian JP, Hatamian M, Arabfirouzjaei M, Javadpour J, Rashidi MR.
2016. Doxorubicin loaded large-pore mesoporous hydroxyapatite coated
superparamagnetic Fe3O4 nanoparticle for cancer treatment. International
Journal of Pharmaceutics 16:4-8.
Chandanshive BB, Rai P, Rossi AL, Ersen O, Khushalani D. 2013. Synthesis of
hydroxyapatite nanotubes for biomedical applications. Material Science and
Engineering C 33:1-6.
Govindan B, Latha BS, Nagamony P, Ahmed F, Saifi MA, Harrath AH, Alwasel S.
2017. Design synthesis of nanostructured magnetic hydroxyapatite based
drug nanocarrier for anti-cancer drug delivery toward the treatment human
epidermoid carcinoma. Nanomaterials 138(7):1-16.
Iwasaki T, Nakatsuka R, Murase K, Takata H, Nakamura H, Watano S. 2013.
Simple and rapid synthesis of magnetite/hydroxyapatite composites for
hyperthermia treatments via a mechanochemical route. International Journal
of Molecular Sciences 14:1-14.
Kolanthai E, Kalkura N, Ganesan, K. 2016. Synthesis of nanosized
hydroxyapatite/agarose powders for bone filler and drug delivery application.
Journal of Material Today Communication 8:31-40.
Mojica ER, Merca FE, Micor JR. 2002. Fiber of kapok (Ceiba petandra) as
component of a metal sensor for lead in water samples. Philippine Journal of
Crop Science 27(2):1-3.
Singh RK, Fiqi AME, Paten KD, Kim HW. 2012. A novel preparation of magnetic
hydroxyapatite nanotubes. Material Letters 75:2-5.
Sriprapha P, Eitssayeam S, Intatha U, Tunkasiri T, Rujinagul G. 2011. Preparation
of hydroxyapatite nanoparticles with various shapes. Journal of the
Microscopy Society of Thailand 4(2):1-3.
Sneha M, Sundaram NM, Kandaswamy A. 2015. Syntheis and characterization of
magnetite/hydroxyapatite tubes using natural template for biomedical
applications. Material Science 1:1-9.
Wang X. 2011. Preparation of magnetic hydroxyapatite and their use as recyclable
adsorbent for phenol in wastewater. Soil, Air, Water 39(1):1-8.
Zhao X, Ng SX, Heng BC, Guo J, Ma LL, Tan TTY, Ng KW, Loo SC. 2012.
Cytotoxicity of hydroxyapatite nanoparticles is shape and cell dependent.
Springer 12:1-16.
11
12
13
14

4. Dosen Pendamping
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Ahmad Fadli, MT, PhD
2 Jenis Kelamin Laki – Laki
3 Institusi Jurusan Teknik Kimia, Universitas Riau
4 NIDN 0025107301
5 Tempat dan Tanggal Muara Enim, 25 Oktober 1973
Lahir
6 E-mail fadliunri@yahoo.com
7 Nomor Telepon/ HP (0761) 56937 / 081266134521

B. Latar Belakang Pendidikan


S1 S2 S3
Nama Universitas Universitas Gadjah International
Institusi Sriwijaya Mada Islamic
Jurusan Teknik Kimia Teknik Kimia Biomaterial
Tahun Lulus 1996 2001 2012

C. Pengalaman Penelitian
No Judul Penelitian Tahun
1 Ahmad Fadli. Preparation of porous alumina-calcium 2012
phosphate for bone implant applications using protein
foaming-consolidation method.
2 Ahmad Fadli. Development of porous alumina- 2011
hydroxyapatite for biomedical applications using protein
foaming-consolidation method. EDW A, IIUM
3 Ahmad Fadli. Development of porous aluminafor 2008
biomedical application using protein foaming-
consolidation method. EDWA, IIUM.

D. Publikasi Ilmiah

No Karya Ilmiah

Ahmad Fadli and IisSopyan. Porous alumina through protein foaming


consolidation method : effect of stirring time and drying temperature on
the physical properties, presented at International Conference of
1
Functionalized and Sensing Materials (FuSem-2009), Bangkok
(Thailand), 7-9 December 2009.
15

IisSopyan, Ahmad Fadli. Porous alumina via protein


foamingconsolidation method. presented at European Materials
2 Research Society (E-MRS 2008) Faal Meeting, Warsaw (Poland), 15-19
September 2008.
Ahmad Fadli and IisSopyan. Preparation of porous alumina for
biomedical application through protein foaming-consolidation method,
3
presented at 2 International Conference on Functional Material and
nd

Devices (ICFMD), Kuala Lumpur (Malaysia), 16-19 June 2008.


Ahmad Fadli and IisSopyan. Preparation of porous alumina for
4 biomedical application through protein foaming-consolidation method,
Material Research Inovations, 2009.
Ahmad Fadli, IisSopyan and S. Ramesh. Porous alumina from protein
foaming-consolidation method containing hydrothermal derived
5 hydroxyapatite powder, presented at International Conference of
Applied Mechanic, Materials and Manufacturing (ICA3M), Shenzen
(China), 18-20 November 2011.
Ahmad Fadli, IisSopyan, Maizirwan Mel danZuraida Ahmad. Porous
alumina through protein foaming-consolidation method : effect of
6
dispersant concentration on the physical properties, Asia-Pacific
Journal of Chemical Engineering. 2011.
Ahmad Fadli, IisSopyan. Porous ceramic with controllable properties
7 prepared by protein foaming-consolidation method, Journal of Porous
Materials. 2011.
Ahmad Fadli, IisSopyan, and Maizirwan Mel. Effect of hydroxyapatite
8 and tricalcium phosphate addition on protein foaming-consolidation
porous alumina, Journal of Porous Materials. 2011.
Ahmad Fadli, IisSopyan, and Maizirwan Mel. Porous alumina
9 hydroxyapatite composites from protein foaming-consolidation method,
Journal of the Mechanical Behavior of Biomedical Materials.
Ahmad Fadli, IisSopyan, and Maizirwan Mel. Floating porous alumina
10 from protein foaming-consolidation technique for cell culture
application, Ceramics International.
Ahmad Fadli, and Komalasari. Biocompatibility of porous alumina
hydroxyapatite microcarriers in stirred tank bioreactor for cell culture,
11
presented at International Conference of Biotechnology, Bogor
(Indonesia), 13-14 November 2012.
Ahmad Fadli, and Komalasari. Recent Research and Development in
Porous Alumina Ceramics for Biomedical Applications, presented at
12
National Seminar of Indonesian Chemical engineering, Jakarta
(Indonesia), 20-21 September 2012.
16

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan


17

1. Peralatan Penunjang
Justifikasi Harga Satuan Jumlah Biaya
Material Volume
Pemakaian (Rp) (Rp)
Labu Ukur
Wadah larutan 2 buah 200.000 400.000
250 ml
Termometer Pengukur Suhu 1 buah 160.000 160.000
Gelas Piala
Wadah larutan 2 buah 80.000 160.000
250 ml
Gelas Piala
Wadah larutan 1 buah 250.000 250.000
1000 ml
Gelas Ukur Mengukur
2 buah 100.000 200.000
100 ml Volume
Spatula Pengaduk 2 buah 30.000 30.000
Sarung
Safety 2 kotak 60.000 120.000
Tangan
Masker Safety 2 kotak 40.000 80.000
Pengukur
Pipet Tetes 3 buah 5.000 15.000
Larutan
Penyimpanan
Botol Kaca 15 buah 7.000 105.000
Sampel
SUB TOTAL (Rp.) 1.520.000

2. Bahan Habis Pakai


Justifikasi Harga Satuan
Material Volume Total (Rp)
Pemakaian (Rp)
Sebagai Bahan
Serat Kapuk 3 kg 25.000 / kg 75.000
Baku Template
Bahan Baku
(NH4)2HPO4 Pembuatan 250 gram 514.000 514.000
Hidroksiapatit
Bahan Baku
720.000
Ca(NO3)2 Pembuatan 500 gram 720.000
Hidroksiapatit
Bahan Baku
FeCl3 Pembuatan 500 gram 747.000 747.000
Magnetik

Aquadest Pelarut 10 L 10.000 / L 100.000

Ammonia
Stabilkan pH 3L 50.000/L 150.000
Solution
Bahan
Etanol 1L 50.000/L 50.000
Sterilisasi
18

Tissue Pembersih 5 pax 20.000 / pax 100.000


Aluminium Penutup /
2 roll 25.000 / roll 50.000
Foil Wrapping
pH meter Pengujian pH 1 buah 200.000 / pc 200.000
250.000 /
XRD Analisa Hasil 7 sampel 1.750.000
sampel
200.000 /
BET Analisa Hasil 7 sampel 1.400.000
sampel
350.000 /
FE-SEM Analisa Hasil 5 sampel 1.750.000
sampel
SUB TOTAL (Rp) 8.623.000

3. Perjalanan
Biaya
Justifikasi
Perjalanan Kuantitas Satuan Total (Rp)
Perjalanan
(Rp)
Transportasi untuk
Bahan Bakar
pengumpulan 1 tim 450.000 450.000
Kenderaan
bahan
Biaya
Pengiriman Pengujian Sampel
1 35.000 35.000
Sampel FE- FE-SEM
SEM
Biaya
Pengujian Sampel
Pengiriman 1 35.000 35.000
XRD
Sampel XRD
Biaya
Pengujian Sampel
Pengiriman 1 35.000 35.000
BET
Sampel BET
SUB TOTAL (Rp) 555.000

4. Lain-lain
Harga
Justifikasi
Material Volume Satuan Total (Rp)
Pemakaian
(Rp)
Bukti Hasil
Dokumentasi 1 200.000 200.000
Penelitian
Publikasi
Publikasi 1 500.000 500.000
Artikel Ilmiah
Seminar
Publikasi 1 500.000 500.000
Nasional
19

Bukti Hasil
Laporan 1 200.000 200.000
Penelitian
Tempat Sampel
Box Kaca 1 pc 400.000 400.000
Komposit
SUB TOTAL (Rp) 1.800.000
Total (Keseluruhan) 12.498.000

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas


20

Alokasi
Program Bidang Waktu
No Nama/NIM Uraian Tugas
Studi Ilmu (jam
/minggu)
1 Wiriyan Teknik Bio- 25 Jam / Ketua peneliti
Jordy / Kimia material Minggu bertanggung jawab
1407114165 terhadap
pelaksanaan
kegiatan penelitian,
mengoordinir kerja
kelompok, selama
pelaksanaan
penelitian, analisis
data dan hasil
2 Onil Andika / Teknik Bio- 25 Jam / Bertanggung jawab
1407123113 Kimia material Minggu terhadap proses
pelaksanaan
penelitian,
karakterisasi
sampel, analisis
data.
3 Adi Mulyadi Teknik Bio- 25 Jam / Bertanggung jawab
Putra / Kimia material Minggu terhadap proses
1507110318 sintesis dan
pelaksanaan
penelitian,
pengumpulan
bahan baku yang
dibutuhkan pada
penelitian

Anda mungkin juga menyukai