Anda di halaman 1dari 41

Oleh : Dini Siswani Mulia, M.Si.

a. Etiologi
Aeromonas hydrophila termasuk familia
Aeromonadaceae dan genus Aeromonas.
Aeromonas berarti dapat memproduksi gas dan
hydrophila berarti senang air.
Genus Aeromonas berbentuk batang lurus,
berdiameter 0,3-1,0 m, dan panjang 1,0-3,5 m,
bersifat anaerob fakultatif, fakultatif aerobik
fermentasi, dan bersifat motil dengan flagela
polar (Holt et al., 1994).
Aeromonas hydrophila mempunyai nama lain,
yaitu :
 A. liquefaciens, A. formicans, Bacillus
hydrophilus fucus (Frerichs & Roberts, 1978),
 Aerobacter liquefaciens, Proteus
hydrophilus, Pseudomonas hydrophila (Post,
1983),
 Bacterium punctata (Stevenson, 1988),
 A. punctata dan A. punctatum (Sarono et al.,
1993).
 Bakteri ini merupakan bakteri Gram negatif
berbentuk batang pendek dengan ukuran 0,7-,0,8
m, tanpa endospora dan kapsul,
 Motil dengan satu flagela di ujung (monotrich)
 Bersifat fakultatif anaerob oksidase dan katalase
positif, yang resisten terhadap penisilin, tumbuh
optimum pada suhu 37C dan dapat tumbuh pada
suhu 4-45C (Farmer et al., 2000). A. hydrophila
tidak membentuk kapsul, tanpa spora, koloni bulat,
tepi rata, cembung, dan berwarna kuning keputih-
putihan (krem) dengan diameter 2-3 mm pada
inkubasi selama 48 jam dalam suhu 250C. Suhu
optimum untuk pertumbuhan adalah 370C (Sarono
et al., 1993).
 Aeromonas mempunyai eksotoksin antara
lain enzim-enzim hemolisin, protease, dan
elastase yang diduga sebagai faktor virulen.
Faktor virulen lain adalah endotoksin (Sarono
et al., 1993). Selain itu, A. hydrophila juga
memproduksi gelatinase, caseinase, lipase,
lecithinase, dan deokribonuclease di samping
memproduksi juga cytotoxin dan enterotoxin
yang berhubungan dengan tingkat keganasan
(Robert, 1993).
 A. hydrophila mempunyai sifat biokimia,
genetik, serologi, dan fenotip yang beragam
(Stevenson, 1988).
 Kemampuan A. hydrophila menimbulkan
penyakit cukup tinggi. Tingkat keganasan
yang diukur dengan LD50 cukup bervariasi,
yaitu berkisar antara 104-106 sel/ml (Sarono
et al., 1993).
 Lallier & Daigneault (1984) mengelompokkan
A. hydrophila menjadi bakteri virulen dan
nonvirulen. Isolat A. hydrophila dengan LD50
sebesar 104,5 –105,5 cfu dinyatakan virulen,
sedangkan isolat A. hydrophila dengan LD50
sebesar 107 cfu atau lebih dinyatakan
nonvirulen.
 Tingkat keganasan yang bervariasi ini salah
satunya disebabkan oleh banyaknya serotipe
dan biotipe.
 Selain itu, serotipe dan biotipe yang banyak
juga menyebabkan bermacam-macam
antigen yang dimiliki sehingga menyulitkan
upaya vaksinasi karena antigen dari satu
strain belum tentu sesuai bagi strain yang
lain (Roberts, 1993; Sarono et al., 1993).
 Bakteri A. hydrophila tersebar luas di perairan
dan lingkungan (Farmer et al., 2000). Bakteri ini
dapat hidup di air tawar, air payau & laut
(Newman, 1982), serta mempunyai toleransi
suhu yang lebar (Post, 1983). Perairan air tawar,
khususnya yang mengandung banyak bahan
organik merupakan habitat yang baik bagi
perkembangan A. hydrophila (Frerichs &
Roberts, 1978; Stevenson, 1988) dan diduga
semua spesies ikan air tawar dapat terserang
(Sarono, et al., 1993).
 Bakteri A. hydrophila merupakan bakteri yang
bersifat ganas bersifat patogen oportunistik,
selalu berada di air dan menyerang ikan pada
waktu ikan lemah (Newman, 1982).
 A. hydrophila tersebar luas di perairan umum
dan mempunyai kemampuan untuk hidup
serta berkembang dengan kisaran kondisi
lingkungan yang lebar. Hasil penelitian yang
dilakukan Hazen et al. (1978) menunjukkan
bahwa bakteri ini tersebar pada perairan
dengan suhu 4-45ºC dan pH 5,2-9,8. Bakteri
ini dapat hidup di air tawar, dan juga dapat
hidup di perairan payau dan laut (Newman,
1982).
 Perairanair tawar, khususnya yang
mengandung banyak bahan organik
merupakan habitat yang baik bagi
perkembangan A. hydrophila (Stevenson,
1988). A. hydrophila menyerang hampir
semua jenis hewan air seperti amphibi, ikan,
moluska, dan reptil, bahkan menyerang juga
organisme berdarah panas seperti sapi dan
manusia (Farmer et al., 2000).
 Gejala eksternal yang muncul akibat
penyakit MAS adalah adanya ulser yang
berbentuk bulat atau tidak teratur dan
berwarna merah keabu-abuan, inflamasi dan
erosi di dalam rongga dan sekitar mulut
seperti redmouth disease. Selain itu terjadi
hemorrhagik pada sirip serta mata
membengkak dan menonjol
(eksopthalmia/popeye) (Sarono et al., 1993).
 Ikan yang terserang warna tubuhnya menjadi
agak gelap, kulit menjadi kasap, kemampuan
berenang menurun dan kesulitan bernafas
karena kekurangan oksigen. Ikan ini sering
berada di permukaan air akibat insangnya
rusak, perut terlihat agak kembung, seluruh
sirip dan insang berwarna keputihan (Mulia et
al., 2005).
 Gejalainternal dari penyakit MAS adalah
serupa dengan gejala bakteri Gram negatif
septicemia yang lain, yaitu adanya
pembengkakan ginjal, tetapi tidak lembek,
bintik merah pada otot daging dan
peritoneum. Di samping itu, usus tidak berisi
makanan tetapi berisi cairan kuning. Gejala
khasnya adalah adanya sejumlah besar cairan
pada rongga perut (Mulia et al., 2005).
 Manajemen Budidaya
 Manajemen Kualitas Air
 Manajemen Pemberian Pakan
 Pencegahan :
1. Vaksinasi
2. Pemberian immunostimulan

Pengobatan
Obat dan antibiotik sintetik

 Obat alami
Ikan malas untuk makan, pergerakan yang tidak beraturan
dan tidak normal, peningkatan aktivitas respiratori, perubahan warna,
perubahan bentuk, pergerakan sering ke dasar perairan, kerusakan
pada jaringan (organ) eksternal dan internal, peningkatan lendir,
ascites (penggelembungan/terbentuknya cairan dalam rongga perut),
necrosis (kerusakan jaringan),
exopthalmia (akumulasi cairan di mata),
hemorrhage (pendarahan internal),
septicemia (keracunan darah),
ulcer (borok),
granuloma (bintil),
kerusakan ekor (fin rot),
timbul bercak putih (white spot),
dropsy (penggembungan tubuh dan diikuti sisik-sisik yang mekar
seperti sisir)
kematian
 Penyebab penyakit ikan golongan bakteri
seperti Aeromonas hydrophila, Aeromonas
salmonicida, Mycobacterium spp, Nocardia
sp., Edwardsiella tarda, Edwardsiella
ictaluri, Streptococcus spp., Pasteurella sp,
Yersinia ruckeri, Serratia plymuthica,
Acinetobacter, Pseudomonas sp dan
Streptomyces sp., Vibrio anguillarum,
V.ordalii, V.salmonicida, V.alginolyticus,
V.cholera, V.vulnificus, dll
A. hydrophila termasuk familia Aeromonadaceae dan
genus Aeromonas. Aeromonas berarti dapat
memproduksi gas dan hydrophila berarti senang air.
Genus Aeromonas berbentuk batang lurus,
berdiameter 0,3-1,0 m, dan panjang 1,0-3,5 m,
bersifat anaerob fakultatif, fakultatif aerobik
fermentasi, dan bersifat motil dengan flagela polar
(Holt et al., 1994).
 Bakteri ini merupakan bakteri Gram negatif yang
resisten terhadap penisilin, tumbuh optimum pada
suhu 37C dan dapat tumbuh pada suhu 4-45C
(Farmer et al., 2000). A. hydrophila tidak
membentuk kapsul, tanpa spora, koloni bulat, tepi
rata, cembung, dan berwarna kuning keputih-
putihan (krem) dengan diameter 2-3 mm pada
inkubasi selama 48 jam dalam suhu 250C. Suhu
optimum untuk pertumbuhan adalah 370C (Sarono
et al., 1993).
 Aeromonas mempunyai eksotoksin antara
lain enzim-enzim hemolisin, protease, dan
elastase yang diduga sebagai faktor virulen.
Faktor virulen lain adalah endotoksin (Sarono
et al., 1993). Selain itu, A. hydrophila juga
memproduksi gelatinase, caseinase, lipase,
lecithinase, dan deokribonuclease di samping
memproduksi juga cytotoxin dan enterotoxin
yang berhubungan dengan tingkat keganasan
(Robert, 1993).
 A.hydrophila mempunyai sifat biokimia,
genetik, serologi, dan fenotip yang beragam
(Stevenson, 1988). Kemampuan A. hydrophila
menimbulkan penyakit cukup tinggi. Tingkat
keganasan yang diukur dengan LD50 cukup
bervariasi, yaitu berkisar antara 104-106
sel/ml (Sarono et al., 1993).
 Bakteri A. hydrophila merupakan bakteri
yang bersifat ganas dan dapat menyebabkan
timbulnya penyakit terpenting dalam
budidaya gurami, yaitu penyakit Motile
Aeromonas Septicemia (MAS). A. hydrophila
bersifat patogen oportunistik, selalu berada
di air dan menyerang ikan pada waktu ikan
lemah (Newman, 1982).
 A. hydrophila tersebar luas di perairan umum
dan mempunyai kemampuan untuk hidup
serta berkembang dengan kisaran kondisi
lingkungan yang lebar. Hasil penelitian yang
dilakukan Hazen et al. (1978) menunjukkan
bahwa bakteri ini tersebar pada perairan
dengan suhu 4-45ºC dan pH 5,2-9,8. Bakteri
ini dapat hidup di air tawar, dan juga dapat
hidup di perairan payau dan laut (Newman,
1982).
 Perairanair tawar, khususnya yang
mengandung banyak bahan organik
merupakan habitat yang baik bagi
perkembangan A. hydrophila (Stevenson,
1988). A. hydrophila menyerang hampir
semua jenis hewan air seperti amphibi, ikan,
moluska, dan reptil, bahkan menyerang juga
organisme berdarah panas seperti sapi dan
manusia (Farmer et al., 2000).
 Gejala eksternal yang muncul akibat
penyakit MAS adalah adanya ulser yang
berbentuk bulat atau tidak teratur dan
berwarna merah keabu-abuan, inflamasi dan
erosi di dalam rongga dan sekitar mulut
seperti redmouth disease. Selain itu terjadi
hemorrhagik pada sirip serta mata
membengkak dan menonjol
(eksopthalmia/popeye) (Sarono et al., 1993).
 Ikan yang terserang warna tubuhnya menjadi
agak gelap, kulit menjadi kasap, kemampuan
berenang menurun dan kesulitan bernafas
karena kekurangan oksigen. Ikan ini sering
berada di permukaan air akibat insangnya
rusak, perut terlihat agak kembung, seluruh
sirip dan insang berwarna keputihan (Mulia et
al., 2005).
 Gejalainternal dari penyakit MAS adalah
serupa dengan gejala bakteri Gram negatif
septicemia yang lain, yaitu adanya
pembengkakan ginjal, tetapi tidak lembek,
bintik merah pada otot daging dan
peritoneum. Di samping itu, usus tidak berisi
makanan tetapi berisi cairan kuning. Gejala
khasnya adalah adanya sejumlah besar cairan
pada rongga perut (Mulia et al., 2005).
 Penyakit yang ditimbulkan oleh Mycobacterium
sp adalah Mycobacteriosis atau Fish TB.
 Spesies : M. marinum, M. foruitum dan M.
chelonei.
 Bakteri tersebut berbentuk batang agak
bengkok, bersifat acid fast dan Gram positif,
tumbuh pada media khusus seperti Lowenstein-
Jensen, Petragnani dan Ogawa and Sauton.
Tumbuh agak lama sekitar 30 hari. Namun untuk
M. fortuitum dan M. chelonei akan tumbuh 7
hari dalam medium” Ogawa’s egg”

Anda mungkin juga menyukai