KELOMPOK 5
Disusun oleh :
FAKULTAS PERIKANAN
UNIVERSITAS PEKALONGAN
2022/2023
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji serta syukur kita panjatkan kepada Allah SWT
dan sholawat serta salam kita curahkan kepada nabi besar Muhammad
SAW karena dengan rahmat dan hidayahnya, pembuatan makalah ini bisa
diselesaikan dalam tempo yang telah ditentukan. Selain daripada itu,
pembuatan makalah ini pun atas bantuan dan dorongan dari keluarga
serta teman- teman semua dan menjadikan ini sebagai motivasi untuk
kami supaya bisa menyelesaikan makalah ini sebagai salah satu tugas
dari mata kuliah Limnologi.
Kelompok 5
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.3 Tujuan
Parasit adalah suatu organisme lebih kecil ruang hidup dan menempel
pada tubuh organisme yang lebih besar yang disebut host. Keberadaan
parasit dalam tubuh host dapat bersifat sebagai parasit sepenuhnya dan
tidak sepenuhnya sebagai parasit. Hal tersebut tergantung dari jumlah,
jenis, tingkat kesakitan yang ditimbulkan oleh parasit serta ketahanan
tubuh dan nutrisi dalam tubuh host. Hubungan host dan parasit dapat
bersifat simbiosis, mutualisme, parasitis, dan parasitosis (Bowmans,
1999). 8 Parasit-parasit yang dapat mendatangkan kerugian kepada induk
semangnya biasanya dengan beberapa cara antara lain menghisap darah,
cairan limfe, memakan jaringan padat secara langsung, menyebabkan
penyumbatan secara mekanis pada usus, saluran empedu, pembulu
darah, menghancurkan sel- sel tubuh dengan berlangsungnya
pertumbuhan didalamnya, memproduksi subtansi bearcun seperti
hemolisin, merangsang pertumbuhan kanker dan juga menurunkan induk
semangnya terhadap penyakit lain dan parasit (Levine, 1990).
Ciri-ciri :Banyak bintik putih pada permukaan tubuh, produksi lendir yang
berlebihan pada permukaan tubuh.
Siklus hidup : Parasit ini masuk ke dalam kolam atau akuarium lewat ikan
yang baru atau peralatan yang dipindah dari satu tempat ke tempat lain.
Jika parasit ini masuk ke tempat penyimpanan ikan yang besar, parasit ini
sulit dikendalikan karena memiliki siklus reproduksi yang cepat dan tahap
hidup yang unik. Jika tidak dikendalikan, parasit ini akan menyebabkan
kematian pada ikan. Dengan penanganan yang baik, penyakit ini dapat
dikendalikan, tetapi akan memakan biaya yang besar
Ciri – ciri : Bintik putih, diameter 5 mm, terdapat di mulut daan sirip.
Produksi lendir yang berlebihan pada bagiannyang terinfeksi.
Siklus hidup : Larva glochidium yang merupakan suatu bentuk larva yang
termodifikasi untuk hidup sebagai parasit. Telur-telur dari ovarium akan
menuju rongga insang yang berfungsi sebagai ruang penetasan kemudian
akan dibuahi oleh sperma yang masuk mengikuti aliran air. Setelah
dibuahi, telur tersebut akan berkembang menjadi larva yang disebut
glochidium. Glochidium berukuran kisaran antara 0,05-0,5 milimeter.
Glochidium yang keluar dari induknya akan jatuh ke dasar perairan atau
terbawa arus air. Bila ada ikan yang berenang dekat dasar perairan, maka
glochidium akan mengatupkan kedua keping cangkang pada sirip ikan
atau bagian permukaan tubuh ikan. Larva glochidium akan membentuk
kista dan hidup sebagai parasit, mantel berisi sel phagocyte yang dapat
memakan jaringan insang. Selama periode parasit antara 10 sampai 30
hari terjadi metamorfosa dari glochidium menjadi anak kerang.
Ciri – ciri : Bentuk seperti piring/ cawan, diameter ± 50 µm, memiliki silia
disekelilingnya Patin, Nila, Mas, dan Botia Pada insang kulit dan insang.
Sikus hidup :
Ciri – ciri : Berbentuk seperti silinder tipis atau lonceng dengan tangakai
yang panjang dan nonkontraktil, panjang kira-kira 0,4-0,5 µm. Nila, Mas,
Botia pada kulit
Siklus hidup :
Infeksi : Epistylis sp. ditemukan menginfeksi pada organ kaki jalan, kaki
renang, karapas, dan capit dengan jumlah total ektoparasit sebanyak 955
individu.
Ciri – ciri : Berbentuk bundar, panjang ± 0,5 mm, 5 pasang kaki Mas,
Sepat siam Pada kulit
Siklus hidup : Telur Argulus japonicus yang menempel pada batu atau
dinding tambak budidaya.
3.2 Endoparasit
1. Bothriocephalus spp (Cestoda)
2. Neobenedenia pargueraenis
3. Mecoderus sp
Identifikasi dan ciri : Organ usus dikeluarkan. Isi perut dikeluarkan dari
usus. Isi perut diambil sedikit dan diletakkan di atas gelas objek glass,
kemudian ditetesi dengan larutan NaCl, kemudian ditutup dengan kaca
penutup. Pengamatan dilakukan di bawah mikroskop. Memiliki tubuh yang
panjang dan memiliki dua ujung pada kedua ujungnya belum jelas antara
mulut dan ekor. Cacing ini hanya terlihat dengan bentuk tubuh panjang
yang terlihat tubuh seperti terputus-putus, bentuk tubuh memanjang,
memiliki dua ujung yaitu mulut dan lubang ekskretori.
Siklus hidup : dimulai dari telur yang hidup bebas di perairan menetas
melalui terbukanya operkulum menjadi miracidium, kemudian menembus
permukaan kulit inang perantara siput (moluska) yang akan berkembang
di tubuhnya menjadi cercaria dan lepas ke perairan menuju inang
perantara kedua (ikan, krustasea) dan berkembang menjadi metacercaria
dalam tubuhnya.
5. Prosorhynchus
Identifikasi dan ciri : Membedah ikan dengan cara memotong rongga
perut (cavum abdomen), mulai dari anus sampai dengan sirip dada
dengan tidak merusak bagian organ dalam. Membuka rongga perut
dengan teliti dan memisahkan bagian-bagian organ-organ terutama organ
pencernaan (rongga mulut/cavum oris, kerongkongan, lambung,
usus/intestine dan anus) lalu menyimpannya di cawan petri, kemudian
dilakukan pengerikan pada bagian Dinding usus, rongga perut, dll untuk
mengeluarkan cairan dan kotoran. Selanjutnya cairan tersebut diaduk dan
diamati di bawah mikroskop. tubuh yang memanjang dan tidak tumpul di
kedua ujungnya. Kutikulanya tertutupi oleh duri dan tubuhnya melebar di
bagian ovarium. Testis terletak di sisi kanan tubuh dan genital pore
terletak di posterior tubuh.
Siklus hidup : Hidup yang dimulai dari telur yang hidup bebas di perairan
menetas melalui terbukanya operkulum menjadi miracidium, kemudian
menembus permukaan kulit inang perantara
Infeksi : Dalam tubuh ikan adalah usus, rongga perut, dan otot
7. Diphyllobothrium latum
Identifikasi dan ciri : Usus yang telah diambil dan dikeluarkan dengan
menggunakan pinset. Kemudian dimasukkan ke dalam cawan petri yang
berisi air sampel. Rongga perut dan permukaan organ dalam diamati
dengan menggunakan mikroskop. Selanjutnya organ usus tersebut
dibedah lalu digerus kemudian diletakkan di atas slides glass. Kemudian
amati dengan mikroskop. Bentuk tubuh panjang dan pipih seperti pita
sehingga disebut cacing pita, dimana bagian tubuhnya memiliki garis yang
menyerupai sekat-sekat dan memiliki ujung yang runcing.
8. Myxobolus sp.
Infeksi : Infeksi yang terjadi pada usus, akan menyebabkan myolitic pada
dinding usus.
9. Gorgorbynchus sp
Infeksi : parasit ini berada dalam tubuh ikan dalam jumlah yang banyak,
dapat menyebabkan terjadinya perubahan patalogi pada pada tubuh ikan.
Seperti respon imflamasi pada otot dan luka yang meluas pada
permukaan tubuh dilaporkan terjadi pada ikan “striped bass”, Morone
saxatitlis di perairan California yang disebabkan oleh Lacistorhynchus
tenuis. Infeksi pada organ tubuh penting lainnya seperti tulang insang (gill
arches).
10. Strongyloididae
Identifikasi : Pemeriksaan organ dalam tubuh ikan dilakukan dengan
membedah tubuh ikan, organ usus diambil dan dimasukan kedalam botol
film yang berisi Alkohol 70%. Organ usus dikeluarkan dari botol sampel
yang berisi larutan Alcohol 70%. Isi usus dikeluarkan dari usus, isi usus
diambil sedikit dan diletakkan di atas gelas objek glass, kemudian ditetesi
dengan larutan NaCl, kemudian ditutup dengan kaca penutup.
Pengamatan dilakukan di bawah mikroskop
Bhakti, S. 2011. Prevalensi dan Identifikasi Ektoparasit pada Ikan Koi (Cyprinus
carpio) di Beberapa Lokasi Budidaya Ikan Hias di Jawa Timur. Skripsi.
Fakultas Kedokteran Hewan. Universitas Airlangga. Surabaya.
Callinan, R.B., dan Rowland, S.J. (1995). Penyakit bertengger perak. In: S.J.
Rowland dan C. Bryant (Eds), Silver Perch Budaya. Prosiding Perak Perch
Lokakarya, Grafton dan Narrandera, April 1994 Austasia Budidaya, Sandy
Bay, Tasmania. Pp 67-75.
Hoffman. 1967.http://zipcodezoo.com/key/animalia/eukaryota_domain.asp.
Ichthyophthirius multifilis. (Online) 31 Desember 2010.
Kabata, Z. 1985. Parasites and Diseases of Fhis Cultured in The Tropics. London