Jawab:
Pengertian Penyakit pada Ikan
Penyakit pada ikan merupakan gangguan yang sering menyerang fungsi dari
tubuh ikan. Ikan yang terserang penyakit pada umumnya memiliki ciri-ciri adanya
bercak atau luka di seluruh bagian tubuh ikan.Penyakit pada ikan merupakan
perubahan kondisi tubuh yang melemah diakibatkan adanya organisme seperti
yang menempel pada tubuh yang luka. Dalam budidaya penyakit pada ikan
menjadi faktor yang penting untuk dicegah agar pengelolaan budidaya mendapat
hasil yang baik. Pada dasarnya ikan yang sudah terifeksi dan terserang penyakit
akan lebih mudah menularkan penyakit untuk ikan yang sehat. Penyebab penyakit
pada ikan terjadi karena pada bagian tubuh ikan terdapat luka atau goresan.
Organisme yang menempel pada tubuh ikan yang luka dapat berupa bakteri,
parasit, dan virus .(Rumondang, Diah Ayu Ningsih, Ingka Sari, and Permata Sari.
2016. “Penyakit Pada Ikan.” : 1–23.)
Penyakit ikan terjadi jika ikan (inang), hidup dalam lingkungan perairan yang kurang
sesuai untuk kehidupan ikan, tetapi mendukung patogen untuk memperbanyak diri atau
berkembang biak. Ini akan menyebabkan perubahan secara patofisiologi pada organ-
organ tubuh ikan. Timbulnya serangan penyakit ikan di kolam merupakan hasil interaksi
yang tidak serasi antara ikan, kondisi lingkungan dan organisme penyakit.
Interaksi yang tidak serasi ini telah menyebabkan stress pada ikan, sehingga
mekanisme pertahanan diri yang dimilikinya menjadi lemah dan akhirnya mudah
diserang oleh penyakit. Jika pertahanan tubuh inang lemah dan patogen yang terdapat
dalam tubuh inang banyak, tetapi lingkungan tetap sesuai dan mendukung untuk
meningkatkan ketahanan tubuh inang maka penyakit tidak akan muncul karena patogen
tidak dapat berkembang biak.
Interaksi Tripel
Ikan
Ikan merupakan sasaran atau inang dari penyakit. Ikan sehat memiliki
kemampuan mempertahankan diri dari serangan berbagai penyakit dengan adanya
mekanisme pertahanan diri. Kemampuan ikan mempertahankan diri dari serangan
penyakit tergantung pada kesehatan ikan dan lingkungan. Jika kesehatan ikan
menurun atau kondisi lingkungan kurang menunjang, maka ikan akan
mengalami stres, sehingga menurunkan kemampuannya mempertahankan diri dari
serangan penyakit. Stres terjadi jika suatu faktor lingkungan (stressor) meluas
atau melewati kisaran toleransi untuk ikan dan akan mengganggu fungsi fisiologis
pada ikan tersebut. Pengaruh stres terhadap menurunnya ketahanan ikan terjadi
secara hormonal. Ikan stres mempunyai respon hormonal, contohnya dapat
berupa hormon esteorase (hormon yang banyak tertimbun di otak), atau hormon
adrenaline dan respon seluler (phagocytic) relatif rendah, sehingga tidak
mempunyai ketahanan yang memadai terhadap serangan penyakit.
Lingkungan
Lingkungan dalam hal ini air, merupakan media paling vital bagi kehidupan ikan.
Stressor (faktor lingkungan) dalam sistem budidaya ikan meliputi stressor 1) fisik
(suhu, cahaya, suara, tekanan air) 2) kimiawi (pH, NH3, NO2, CO2, buangan
metabolik, logam berat), 3) biologis (padat tebar, keberadaan hama) dan
4) prosedural budidaya (penebaran, sampling, pergantian air, pergantian wadah,
pemanenan). Ikan yang mengalami stres akan mengalami rangkaian perubahan
morfologi, biokimia, dan fisiologi yang disebut general adaptive syndrome
(GAS). Selain jumlahnya, kualitas air yang memenuhi syarat merupakan salah
satu kunci keberhasilan budidaya ikan. Parameter air yang biasanya diamati untuk
menentukan kualitas air adalah oksigen, karbondioksida, pH (derajat keasaman),
alkalinitas dan sistem buffer, ammonia, dan temperatur.
Parasit
Penyakit ikan yang disebabkan oleh organisme parasit umumnya menimbulkan
kerugian cukup besar. Karakteristik khusus yang terdapat pada penyakit ikan yang
menyebabkan infeksi adalah kemampuan untuk menularkan penyakit (transmisi)
dari satu ikan ke ikan yang lain secara langsung dimana organisme parasit sering
menyebabkan infeksi sekunder. Tubuh ikan dapat terluka karena gesekan dengan
benda keras atau berhasil meloloskan diri dari serangan hama. Tetapi jika
terlambat mengobatinya, tubuh ikan yang luka akan mengalami infeksi sekunder
yang disebabkan oleh serangan organisme parasit. Serangan parasit pada suatu
usaha budidaya ikan menimbulkan dampak negatif yang cukup tinggi. Jika tidak
ditangani segera tidak tertutup kemungkinan terjadi infeksi sekunder oleh patogen
lain seperti bakteri dan virus misalnya melalui luka yang ditimbulkan olehnya.
Dengan demikian, petani tidak akan membuat kesalahan dalam menduga
penyebab timbulnya penyakit tersebut.
3. Bagaimana ciri/gejala penyakit ikan yang disebabkan oleh bakteri? Jelaskan dengan
contoh satu jenis ikan dan satu contoh dari jenis krustase (tambahan kutipan artikelnya)
Jawab:
a. Pada Ikan
Fin rot (Motile Aeromonas Septicemia)
Penyakit fin rot atau busuk sirip dikenal juga dengan penyakit MAS (Motile
Aeromonas Septicemia). Penyebab penyakit MAS: umumnya disebabkan oleh
bakteri Aeromonas hydrophila dan beberapa spesies Aeromonas lainnya. Penyakit
ini umum terjadi pada saat kondisi lingkungan budidaya mengalami penurunan
dan ikan stress sehingga imunitasnya mengalami penurunan. Penyakit ini bisa
menjadi infeksi sekunder, jika ikan mengalami luka yang menjadi jalan masuknya
bakteri ke dalam tubuh ikan. Bakteri yang ada di air juga bisa masuk ke dalam
tubuh ikan melalui insang saat bernafas maupun rongga mulut saat ikan
minum/makan
Gejala klinis ikan terserang MAS
Ikan kehilangan nafsu makan
Terdapat luka-luka pada permukaan tubuh ikan, dan terkadang
mengeluarkan darah apabila sudah parah
Pendarahan pada insang ikan
Perut membesar berisi cairan
Sisik mulai lepas satu-per satu
Sirip ekor rusak dan berkurang
Apabila dilakukan pembedahan organ akan tampak kerusakan pada
jaringan penyusun hati, ginjal dan limfa
b. Pada Krustase yakni Udang
Penyakit kepala kuning pada udang, atau disebut sebagai yellow head disease
ditemukan pertama kali di pertambahan dekat Kota Bangkok, Thailand pada
tahun 1990 silam. Sementara itu, di Indonesia baru terdeteksi pada tahun 1993,
tepatnya di daerah Gresik dan Tangerang. Penyakit ini disebabkan oleh virus
patogen C-1 dan dapat menyebabkan kematian massal pada udang. Bahkan, tidak
sedikit udang yang sulit disembuhkan dan pada akhirnya menyerang satu wilayah
tersebut. Tentu saja, penyakit yellow head tidak mengenal jenis tambak mana
yang akan diserangnya. Sebab, penyakit kuning ini bisa menyerang pertambakan
tradisional maupun intensif. Selain itu, penyakit udang juga bisa terjadi karena
perubahan pH secara tiba-tiba. Dimana, timbul akibat dari peristiwa kanibalisme
atau air yang sudah menginfeksi telur. Bahkan selama 72 jam dalam air, virus
tetap masih bisa menginfeksi udang. Namun, tak terkecuali penyakit ini
disebabkan oleh faktor genetik yang diturunkan dari induk ke anaknya. Beberapa
udang yang bisa menjadi karier atau pembawa virus antara lain Penaeus mondon,
P. stylirostris, P. Vannamei, dan P. japonicus.
Gejalanya
Pada awalnya, udang yang telah terinfeksi terlihat sehat dan pertumbuhan fisiknya
juga normal seperti udang pada umumnya. Akan tetapi, setelah berumur 50–60
hari, barulah menunjukkan beberapa gejala seperti nafsu makan yang menurun.
Akibatnya, perut udang terlihat kosong dan warna tubuh juga menjadi pucat, juga
bisa mendeteksi penyakit kepala kuning pada udang ini dengan ekornya yang
tampak kemerahan. Lalu, terdapat warna kuning menyala di bagian kepala udang
dan hepatopankreas. Insangnya pun tampak pucat kecoklatan. Akan tetapi, pada
udang yang sudah terinfeksi, maka akan sangat sulit untuk mengenalinya.
Dikarenakan tanda-tanda tersebut tidak akan muncul. Namun, petambak bisa
mengonfirmasinya melalui pewarnaan insang serta pengecekan hemolimfa.
Pewarnaan dilakukan dengan menggunakan Hematoksilin dan Eosin.Nanti,
jaringan yang sakit akan terlihat berwarna biru dan ada banyak bulatan yang
dinamakan basophilic globose bodies. Jika masih dibutuhkan data lebih lengkap,
bisa lakukan tes RT-PCR.