Anda di halaman 1dari 9

Pengendalian Hama dan Penyakit

pada Budi Daya Ikan Lele


Kamu telah mempelajari topik tentang proses budi daya ikan lele yang membahas
tentang cara mengembangbiakkan bibit ikan lele, pembesaran ikan lele, cara
pemijahan, cara merawat hingga proses panen ikan lele. Untuk menambah
pengetahuanmu tentang budi daya ikan lele, kamu perlu mengetahui tentang cara
mengendalikan hama dan penyakit pada budi daya ikan lele. Namun, sebelum kita
membahas tentang lele, kita akan pelajar terlebih dahulu definisi hama, jenis-jenis
hama, dan berbagai berbagai jenis penyakit yang mungkin ada pada ikan. Kita bahas
melalui PDF berikut ini, ya. Selamat belajar!

1. Definisi Hama dan Jenis-Jenisnya

Gambar 1. Ilustrasi Hama Ikan

Hama adalah organisme yang salah satu fase atau keseluruhan siklus hidupnya
merugikan atau mengakibatkan gangguan pada budi daya ikan, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Pada umumnya, hama berukuran relatif lebih besar.
Terdapat beberapa jenis hama ikan, yaitu predator, kompetitor dan
pengganggu/pencuri. Namun, kita hanya akan membahas tentang predator saja.
Predator merupakan hewan pemangsa yang secara sengaja maupun tidak sengaja
masuk ke area budi daya ikan dan memangsa bibit ataupun ikan budi daya tersebut.

1
Biasanya, predator memiliki ukuran tubuh yang lebih besar dari mangsanya
walaupun ada juga yang lebih kecil.
Berikut ini adalah jenis-jenis predator pada budi daya ikan:
1. Yuyu dan/atau Kepiting
Yuyu dan/atau kepiting merupakan predator di kolam pembenihan dan
pendederan ikan, terutama pada budi daya air tawar, termasuk budi daya
ikan lele. Predator ini memangsa benih dengan cara menangkap benih
menggunakan dua capitnya.

2. Ikan Gabus
Ikan gabus merupakan predator yang memangsa benih dan ikan dewasa.
Predator ini memiliki ukuran tubuh relatif kecil dan memiliki kepala berukuran
besar dan sedikit gepeng mirip dengan kepala ular. Bagian atas pada tubuh
dari kepala hingga ekor memiliki warna yang gelap, hitam kecokelatan atau
kehijauan. Predator ini juga memiliki ukuran mulut yang besar dengan gigi
berukuran besar dan tajam.

3. Belut dan Ular


Belut dan ular memangsa puluhan hingga ratusan ekor benih ikan per hari.
Belut hidup bersama dengan ikan yang sedang dibudidayakan. Agar tidak
terlihat, belut bersembunyi di dasar kolam yang berlumpur atau membuat
lubang di pematang kolam. Biasanya, belut akan mencari mangsa di malam
hari karena mereka merupakan hewan nokturnal.

4. Serangga Air
Serangga air dapat menjadi pemangsa atau predator bagi larva dan benih
ikan. Ada yang hidup di air atau di kolam yang sama dengan ikan yang akan
dimangsa dan ada juga yang hidup di darat atau di luar kolam ikan. Cara
mereka memangsa adalah dengan memakan langsung benih ikan yang hidup
atau dengan cara menghisap darah atau cairan tubuhnya. Contoh dari
serangga air ini adalah kini-kini (larva capung), ucrit (kelabang air), bebeasan
dan lain-lain.

2
A. Kini-Kini (Larva Capung)
Biasanya, nimfa atau larva capung ditemukan pada kolam yang tidak
mengalir. Jenis hama ini hidup menempel di tanaman air. Ukuran dari
larva capung ini mencapai 2 cm dan waktu yang dibutuhkan untuk menjadi
capung dewasa berkisar 1 - 2 minggu. Setelah 2 - 3 minggu, capung
dewasa siap untuk meletakkan kembali telurnya di permukaan air kolam.

B. Ucrit (Kelabang Air)


Ucrit atau kelabang air memiliki panjang tubuh sekitar 1,5 - 2,5 cm dan
berwarna kuning kecokelatan atau kehijauan. Ucrit banyak ditemukan di
kolam yang subur dan banyak mengandung bahan organik, misalnya
kolam yang dipupuk dengan kotoran ayam kering. Ucrit akan memangsa
benih ikan yang baru ditebar hingga menjelang umur 30 hari.

C. Bebeasan
Bebeasan memiliki ciri tubuh memanjang dan cembung yang menyerupai
butiran beras. Serangga ini juga dikenal dengan nama backswimmer
karena berenang dengan cara terbalik dan banyak ditemui pada kolam
dengan air tenang. Cara serangga ini memangsa benih ikan adalah dengan
menggigit atau menyengat kemudian menghisap cairan tubuhnya.

2. Penyakit Ikan

Gambar 2. Ilustrasi Penyakit Ikan

3
A. Penyakit Non-Infeksi

B. Penyakit Cendawan
Jenis Penyakit Ikan
C. Penyakit Parasit

D. Penyakit Bakteri

A. Penyakit non-infeksi
Penyakit ini merupakan penyakit yang diakibatkan oleh lingkungan yang
menyebabkan kematian terjadi secara singkat dan umumnya mematikan seluruh
populasi ikan. Contoh kasus yang terjadi akibat penyakit ini adalah kematian
massal ikan di waduk akibat turnover (umbalan), keracunan akibat ledakan
populasi plankton, keracunan pestisida/limbah industri/bahan kimia lainnya.
Berikut adalah beberapa penyakit non-infeksi:
1. Ikan tercekik (deplesi oksigen)
Pada umumnya, deplesi/kekurangan oksigen terjadi di kolam maupun
perairan umum pada pagi hari akibat populasi fitoplankton yang tinggi
atau pada saat tekanan atmosfer rendah dan kurangnya cahaya matahari
dalam waktu yang cukup lama.

2. Keracunan nitrit
Penyakit ini disebabkan oleh konsentrasi nitrit yang tinggi di dalam air.
Sumber nitrit ini bersumber dari hasil metabolisme protein pakan. Gejala
dari penyakit ini adalah ikan sulit bernapas, lemas, meloncat ke
permukaan air, dan insang berwarna merah kecokelatan.

3. Keracunan amonia
Racun amonia sangat dipengaruhi oleh pH (derajat keasaman) dan suhu
air. Semakin tinggi pH atau suhu air maka semakin tinggi pula daya racun
amonia. Gejala dari penyakit ini adalah ikan terlihat lemas, ikan meloncat
ke permukaan air, atau berkumpul di saluran pemasukan air.

4
4. Emboli gas
Emboli gas adalah kondisi gas lewat jenuh, yaitu nitrogen, oksigen, dan
karbondioksida yang ada dalam tubuh ikan dan menyebabkan adanya
gelembung udara di dalam darah dan di jaringan tubuh.

5. Defisiensi vitamin C
Vitamin C merupakan vitamin yang sangat mudah rusak jika terkena panas
dan merupakan vitamin yang mudah larut di dalam air. Pada umumnya,
defisiensi vitamin C terjadi pada saat proses pembuatan dan penyimpanan
pakan yang kurang baik atau terlalu lama. Defisiensi atau kekurangan
vitamin C ini akan menyebabkan lordosis dan skoliosis. Gejala dari lordosis
adalah tubuh ikan akan melengkung ke atas atau ke bawah, sedangkan
gejala klinis dari skoliosis adalah tubuh ikan akan membengkok ke samping.

B. Penyakit Cendawan
Berikut adalah beberapa penyakit yang disebabkan oleh cendawan atau jamur:
1. EUS (Epizootic Ulcerative Syndrome)
Penyakit ini disebabkan oleh infeksi cendawan aphanomyces invadans. Gejala
yang ditimbulkan infeksi berawal dari adanya bintik merah pada permukaan
tubuh ikan, warna tubuh menjadi gelap, dan ikan akan berenang ke permukaan
dan menjadi hiperaktif.

2. Saprolegniasis
Penyakit ini disebabkan oleh saprolegnia spp. dan achlya spp. Gejala yang
ditimbulkan adalah adanya benang-benang halus menyerupai kapas yang
menempel pada telur atau luka pada bagian eksternal tubuh ikan.

5
3. Branchiomycosis
Penyait ini disebabkan oleh branchiomyces sanguinis dan branchiomyces
demigrans. Gejala yang ditimbulkan adalah ikan bernapas dengan tersengal-
sengal di permukaan air.

C. Penyakit Parasit
Berikut adalah beberapa penyakit yang disebabkan oleh parasit:
1. Bintik putih
Penyakit ini disebabkan oleh ichthyophthirius multifiliis atau ich. Gejala yang
ditimbulkan adalah ikan akan menggosok-gosokkan badan pada benda di
sekitarnya, nafsu makan menurun, dan timbul bintik-bintik putih pada sirip.

2. Trichodiniasis atau penyakit gatal


Penyakit ini disebabkan oleh trichodina spp, trichodinella spp, dan tripartiella spp.
Gejala yang ditimbulkan adalah warna tubuh pada ikan menjadi pucat, ikan
menggosok-gosokkan badan di sekitarnya, sirip rusak, dan produksi lendir yang
berlebihan.

3. Isopodiasis
Penyebab dari penyakit ini adalah nerocila orbignyi dan alitropus typus. Gejala
yang ditimbulkan adalah luka serta pendarahan pada tempat gigitan dan secara
visual parasit ini tampak menempel di sisik atau pada pangkal sirip. Selain itu,
ikan akan kehilangan keseimbangan dan nafsu makan akan menurun.

D. Penyakit Bakteri
Berikut adalah beberapa penyakit yang disebabkan oleh bakteri:
1. Penyakit merah
Penyakit merah disebabkan oleh aeromonas hydrophila. Gejala yang ditimbulkan
adalah warna tubuh kusam/gelap, nafsu makan menurun, pendarahan pada
pangkal sirip, sisik lepas, dan luka di sekitar mulut.

6
2. Mycobacteriosis
Penyakit ini disebabkan oleh mycobacterium fortuitum. Gejala yang terjadi
adalah hilangnya nafsu makan, ikan menjadi lemah, mata melotot, dan
terjadinya pembengkakan pada tubuh.

3. Pengendalian Hama dan Penyakit pada Budi Daya Lele

A. Pengendalian Hama
Seperti yang sudah dijelaskan pada materi di atas, hama dapat masuk ke dalam
kolam untuk memangsa telur hingga lele dewasa.
Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah serangan
hama pada budi daya ikan lele:
 Jika hama berupa yuyu dan/atau kepiting, dapat dikendalikan dengan cara
menaburkan sekam padi ke dalam lubang-lubang yuyu dan/atau kepiting agar
keluar dan berpindah ke tempat lain. Cara lain yang bisa dilakukan adalah
dengan memberikan insektisida dan bahan aktif temephos dengan dosis 1 - 2
ppm (1-2 mg/liter).
 Lakukan pengeringan dan pengapuran sebelum kolam digunakan. Pada proses
pengapuran perlu diperhatikan dosis pemakaiannya.
 Untuk hama bebeasan, hindari penggunaan pupuk kandang (kotoran ayam)
secara berlebihan. Pemupukan sebaiknya dilakukan sesuai dosis dan disebar
secara merata.
 Pasang saringan dan kain kasa pada pintu pemasukan agar hama tidak masuk ke
dalam kolam.
 Untuk hama yang masuk melalui udara, pasang jaring di atas kolam dan bisa juga
dengan membuat penghalang dari bambu yang diberi rumbai/tali pita yang
memantulkan cahaya di atas kolam.

7
B. Pengendalian Penyakit

Gambar 3. Ilustrasi Mencampurkan Antibiotik Dengan Pakan Ikan

Berikut adalah penjelasan mengenai jenis penyakit, gejala, dan cara penanggulan
pada budi daya ikan lele:

Penyakit Gejala Pengendalian

1. Penyakit akibat  Muncul luka di kulit  Campurkan pakan


bakteri, seperti lele dan lama dengan antibiotik,
aeromonas dan kelamaan akan seperti
pseudomonas bernanah. cholaramphenicol,
 Lele akan muncul ke terramycin, atau
permukaan dengan oxytetracycline dengan
posisi vertikal atau dosis 57,5 gram/100 kg
berputar-putar di air. pakan dan dilakukan
selama 5-15 hari; atau
 Campurkan furaltadone
sebanyak 50 ppm/jam.
2. Penyakit akibat jamur,  Tumbuhnya serabut,  Pada larva atau telur,
seperti saprolegnia dan seperti kapas di telur rendam induk betina ke
achyla. atau larva. dalam larutan
 Tumbuhnya serabut wescodyner dengan
pada benih lele dosis 25 ppm dan proses
dumbo dewasa pada perendaman dilakukan

8
bagian kulit, mulut, selama 5-10 menit.
dan kumis.  Pada lele dewasa,
 Lele akan berputar- campurkan fungisida
putar saat berenang. malachite oxalate
sebanyak 0,05-0,1 ppm
ke dalam air kolam.
3. Penyakit akibat parasit,  Munculnya lapisan  Campurkan formalin
seperti protozoa dan lendir berwarna sebanyak 25 ppm ke
trematoda kelabu di kulit lele dalam air kolam.
dumbo.
 Lele akan muncul ke
permukaan dengan
posisi vertikal dan
terlihat menggesek-
gesekkan tubuh dan
kepala ke pinggiran
kolam.

Kesimpulan
Demikian materi mengenai pengendalian hama dan penyakit pada budidaya ikan lele.
Dari materi di atas kamu telah mengetahui jenis-jenis hama, jenis-jenis penyakit ikan,
seperti penyakit yang disebabkan oleh bakteri, parasit, atau jamur, serta cara
pengendaliannya. Cara pengendalian hama dan penyakit pada budi daya ikan lele
dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti menabur sekam padi, melakukan
pengapuran pada kolam, memberikan antibiotik pada pakan, memberikan formalin
pada kolam, dan pengendalian lainnya sesuai dengan penyakit pada ikan lele.
Semoga materi ini bermanfaat, ya! Semangat mengaplikasikan!

Anda mungkin juga menyukai