Anda di halaman 1dari 28

PENGENDALIAN

PENYAKIT BAKTERIAL
IKAN AIR TAWAR
Tanbiyaskur, S.Pi., M.Si

*Disampaikan pada Webinar E-Fishery*


PERKEMBANGAN 90
Juta ton

AKUAKULTUR 200%
30
Juta ton

Juta Ton
Produksi Akuakultur Dunia

1995 2000 2005 2010 2014


Tanaman air
Finfish 160
Miliar US$
Moluska
Krustasea
Hewan akuatik lain
27
Juta US$ Miliar US$

Pendapatan
Akuakultur Dunia
1995 2000 2005 2010 2014

Sumber: FAO 2016


PERKEMBANGAN
AKUAKULTUR Produksi Akuakultur Dunia

123 Pada periode 1990–


Juta ton 2020, total produksi
akuakultur dunia
meningkat sebesar
609% dengan tingkat
pertumbuhan rata-
rata sebesar 6,7%
per tahun

19
Juta ton

Nilai total perikanan


budidaya pada tahun
2020 sebesar 281,5
miliar USD
Sumber: FAO 2020
Biotic & Memahami
Good Optimasi
Performance
Abiotic
factors
Behaviour
on Growth Produksi

Fish
Health,
Feeding time, Nutrition,
Tempat hidup, Environment,
Jenis pakan, Technology
Dll.
Ada dua tipe bakteri patogen (bakteri penyebab Penyakit pada ikan)
1. Primary or obligate pathogens.
Patogen yang bukan merupakan bagian dari flora normal akuatik
dan dapat menyebabkan penyakit pada individu ikan yang sehat,
walaupun kondisi lingkungan baik. misalnya : Renibacterium
salmoninarum dan Yersinia ruckery
2. Opportunistic pathogens/fakultatif patogen.
Normally free living, di ikan atau di air, tetapi dapat menjadi
patogenik pada kondisi tertentu. Banyak diantaranya saprofitik,
hidup di bahan-bahan organik (ikan mati), feses. Typically,
Aeromonas hydrophilia, Pseudomonas and Vibrio harveyii.
I. Motile Aeromonas Septicemia (MAS)

01 02
• Nama Penyakit: Motile Aeromonas Inang target: Semua spesies
Septicemia (MAS), Bacterial ikan, kodok, kura-kura, ular
Hemorrhagic Septicemia (BHS),
Hemorrhagic Septicemia
• Agen Penyebab: Aeromonas
hydrophila

Tanda penyakit mulai dari

03 04
• Kondisi kualitas air yang memburuk peracute (kematian dengan tanpa
(oksigen rendah, kandungan bahan luka yang menyolok) sampai acute
organik tinggi), dan polusi, luka ditandai dengan hemoragi pada
karena penanganan, luka karena insang atau saluran darah, cairan
parasit. darah pada rongga perut, abses,
• Penyakit memburuk pada suhu atau borok (ulcer).
> 10oC,
II. FURUNCULOSIS
• Agen penyebab: Aeromonas salmonicida
• Spesies inang: Banyak menyerang ikan air tawar
(semua jenis ), beberapa ikan air laut juga bisa
terserang.
• Tanda – tanda mulai muncul 2–3 hari sebelum
kematian, ikan berwarna gelap & berhenti makan.
• Membentuk brown diffusing pigment yang membuat
media berwarna kecoklatan
III. Streptococcosis
• Penyebab : Streptococcus agalactiae
• Streptococcus agalactiae biasanya menyerang bagian otak,
mata dan organ lain yang umumnya mengandung cairan.
• Gejala kerusakan mata (exopthalmia) terjadi pada
hari ke-4 sampai hari ke-7.
• Gejala klinis : Ikan berenang lemah dan berada di dasar
akuarium, respon terhadap pakan lemah, berenang whirling
(berputar2), tubuh membentuk huruf ”C”, perubahan pada
warna tubuh, dan bukaan operkulum lebih cepat
IV. Enteric Redmouth Disease

01 02
• Nama Penyakit: Enteric redmouth, Inang target: Ikan Mas, salmon,
ERM patin.
• Agen Penyebab: Yersinia ruckeri

Ikan-ikan yang mampu bertahan Tanda-tanda klinis dari infeksi mirip

03 04
hidup dari infeksi ERM akan dengan yang terlihat pda infeksi
menjadi karier dan secara teratur bakteri septisemia umumnya; akan
setiap 36-40 hari sekali tetapi ditemukannya hemoragi pada
mengeluarkan Y. ruckeri dari bagian mulut ikan, hemoragi di
ususnya. intestine, hipertropi pada limpa.
Pada infeksi kronis ikan berwarna
• Keganasan infeksi akan menurun
gelap, lethargic, dan exopthalmia.
pada suhu <10°C.,
TINDAKAN PENANGANAN KESEHATAN
dan PENGENDALIAN PENYAKIT PADA IKAN

1. Pencegahan (preventif)
2. Pengobatan
3. Karantina
4. Pemanenan lebih awal dan atau pemusnahan

• Sterilisasi wadah dan alat budidaya sangat penting dalam


pencegahan munculnya penyakit ikan
• Tindakan Pencegahan adalah jalan terbaik menghindari timbulnya penyakit.
• Ikan Introduksi, ikan baru
datang dari tempat lain
ataupun ikan dari alam, di
lakukan treatment terlebih
dahulu dan di biarkan
selama 3-5 hari dalam bak
treatment.
Monitoring Kesehatan Ikan
n Pengecekan kesehatan ikan Diagnostic level descriptions adapted for use in aquaculture
secara rutin merupakan
Level 1 Observasi atau pengamatan fisik
faktor penting, yang /morfologi ikan dan lingkungan budidaya
merupakan pencegahan dini
berkembangya penyakit ikan Level 2 Pengamatan lebih detil menggunakan
mikroskop terhadap sampel internal dan
dalam lingkungan budidaya. eksternal tubuh ikan.
n Ikan yang menunjukkan
Level 3 Metode yang lebih kompleks dan akurat
adanya gejala klinis, segera yang dialkukan dengan metode molekuler
dipisahkan dan di lakukan Misalnya PCR .
treatment atau pengobatan.
BEBERAPA GEJALA KLINIS IKAN SAKIT
n MUNCULNYA SPOT (white, reddish, black, dll)
n MELANISASI; pada insang, sirip, dan sisik
n ADANYA INFLAMASI (peradangan), pendarahan, luka,
borok, dropsy (perut membengkak)
n Sering menggesekkan badan ke dinding kolam atau batu di
dalam kolam
n Sering mengambang di permukaan atau diam di dasar.
n Tidak Responsif Pada Pakan yang diberikan
n Warna Tubuh Memucat
n Sirip geripis
n Berenang kacau (lost orientasi)
n Pertumbuhan Lambat
n Tidak Respon ketika tersorot cahaya, hendak ditangkap,
gangguan pada kolom air, dll
THE EXPOSING DOSE
Menghindari ikan terekspose patogen adalah jalan
terbaik menghindari timbulnya penyakit.
Tidak selalu memungkinkan ?
Patogen : - Normally free living
- Facultative
- Opportunistic

Patogen dapat hidup bersama ikan tanpa menimbulkan


penyakit bila sistem imunitas mampu menekan.
Aeromonas hydrophila dijumpai pada perairan dengan
Bahan organik tinggi muncul Motile Aeromonas Septicemia
karena sistem pertahanan ikan melemah karena stressor
lingkungan atau ikan terluka karena fisik atau biologis.
01
PENGENDALIAN PENYAKIT
IKAN DENGAN BAHAN HERBAL
1. Ekstrak Daun sirih Cina
(Peperomia pellucida)
Uji Fitokimia Ekstrak Daun Sirih Cina
Hasil Uji (+/-) Saponin Tanin Flavonoid Alkaloid Steroid Terpenoid
(+/-) - + + + - +

• Senyawa flavonoid memiliki aktivitas Daun sirih cina yang telah dihaluskan
antioksidan yang mampu membantu kinerja ditimbang sebanyak 250 g
sistem imun ikan dalam mencegah dan
menghambat pertumbuhan bakteri. Dicampur pelarut metanol 70% dengan
• Senyawa Terpenoid mampu mengurangi perbandingan 1:1 selama 72 Jam
peradangan serta mempercepat
penyembuhan luka akibat infeksi bakteri
Aeromonas hydrophila. Disaring lalu di pekatkan dengan vacuum
rotary evaporator selama 72 jam
• Penambahan ekstrak daun sirih cina ke
dalam pakan sebanyak 75 mg kg-1 dan
diberikan selama 14 hari, merupakan hasil Ekstrak daun sirih cina
terbaik terhadap pencegahan penyakit Motile
Aeromonas Septicemia dengan
kelangsungan hidup ikan Nila 95,83 %.
(Tanbiyaskur et al., 2022)
2. Tepung Daun Nipah
(Nypa fruticans Wurmb)
v Nipah memiliki manfaat sebagai imunostimulan
karena mengandung antioksidan dan Flavonoid
Daun nipah dijemur di bawah sinar
yang bermanfaat untuk menghambat penyakit
matahari sampai kering
yang disebabkan oleh bakteri.
v Imunostimulan yang diberikan sebelum terjadinya
Daun kering dihaluskan hingga menjadi
serangan wabah penyakit, dapat mencegah
tepung
kematian ikan setelah terdampak wabah
v Penambahan tepung daun nipah
Tepung daun nipah di campurkan dengan sebesar 20% pada pakan, mampu
bahan pakan lain lalu dicetak mencegah infeksi bakteri
Aeromonas hydrophila dengan nilai
Pakan tepung daun kelangsungan hidup sebesar
nipah 90,74%, prevelansi 24,07%,
pertumbuhan bobot 6,08 g, nilai
FCR yaitu 1,26 serta total eritrosit,
total leukosit, kadar hematokrit, dan
kadar hemoglobin yang masih
berada pada kisaran normal
Formulasi pakan tepung daun nipah
Bahan Perlakuan (%)
P0 P1 P2 P3 P4
Tepung daun nipah 0 5 10 15 20
Dedak 20 15 10 5 0
Tepung kedelai 30 30 30 30 30
Tepung ikan 38 38 38 38 38
Tepung tapioka 7 7 7 7 7
Vitamin mix 2 2 2 2 2
Minyak ikan 3 3 3 3 3
Jumlah (%) 100 100 100 100 100
Protein* (%) 30,75 31,10 31,58 31,70 32,23
Lemak* (%) 11,11 10,50 10,20 9,98 9,50
BETN* (%) 28,38 28,54 29,54 30,73 32,16
Abu* (%) 9,90 10,78 10,38 10,15 9,43
Serat kasar* (%) 10,85 10,79 10,47 9,68 8,95
Kadar air* (%) 9,01 8,29 7,83 7,76 7,73
GE** (Kkal 100 g-1) 392,992 389,874 393,842 397,325 401,644
GE P-1** (Kkal g-1 protein) 12,78 12,53 12,47 12,53 12,46
Keterangan: *Hasil Proksimat Laboratorium Nutrisi Ikan, Departemen Budidaya Perairan,
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor (2022)
3. EKSTRAK DAUN SAMBUNG NYAWA
(Gynura procumbens)
v Perendaman ikan terinfeksi dengan larutan
Kelangsungan Hidup Ikan Pasca Pengobatan daun sambung nyawa (Gynura procumbens)
Ekstrak Daun Sambung Nyawa
dengan dosis 2,5 g/l selama 60 menit, mampu
96,67 mengobati ikan lele terinfeksi bakteri
100
90
86,67 Aeromonas hydrophila (Tanbiyaskur et al.,
80 2023)
PO
Persentase SR

70 56,67 v Pada daun sambung nyawa terdapat senyawa


60 P1
50 aktif berupa saponin yang bekerja sebagai
33,33 P2
40 antiinflamasi dan membantu proses
P3
30 penyembuhan ikan.
20
10 v Flavonoid pada ekstrak daun
0
PO P1 P2 P3 sambung nyawa berperan sebagai
antimikrobial yang berkerja terhadap
Keterangan : bakteri dengan menghambat kerja
P0 = Tanpa Ekstrak daun sambung nyawa
P1 = Pengobatan 1,5 g/l ekstrak sambung nyawa enzim bakteri sehingga
P2 = Pengobatan 2 g/l Ekstrak Sambung Nyawa menyebabkan terganggunya reaksi
P3 = Pengobatan 2,5 g/l Ekstrak Sambung Nyawa
biokimiawi dan metabolisme sel
bakteri.
TAHAPAN PEMBUATAN EKSTRAK DAUN SAMBUNG NYAWA
4. Ekstrak Daun Merdeka
(Chromolaena odorata)
Uji Fitokimia Ekstrak Daun Merdeka
Hasil Uji Saponin Terpenoid Tanin Flavonoid Steroid Alkaloid
(+/-) + + + + + +
v Perendaman ikan Lele dengan ekstrak daun merdeka
Daun Merdeka dicuci dan dikeringkan volume 2 ml L-1 selama 60 Menit, mampu mengobati
infeksi bakteri Aeromonas hydrophila dengan nilai
kelangsungan hidup tertinggi 70%, persentase ikan
Dihaluskan/diblender kemudian diayak untuk sembuh 91,10%, pertumbuhan bobot mutlak 22,52 g dan
memperoleh serbuk halus (simplisia). panjang mutlak 6,78 cm (Tanbiyaskur et al., 2022)
v Ekstrak daun merdeka memiliki senyawa flavonoid dan
100 g tepung daun merdeka dicampur dengan fenolik asam seperti protocatechuic, p-hydroxybenzoic,
1 liter metanol 70% dan diaduk selama 72 Jam asam kumarat, ferulic dan vanilat. Senyawa fenolik ini
merupakan antioksidan. Senyawa flavonoid dapat berfungsi
sebagai antibakteri dan antivirus. (Alisi dan Onyeze, 2009).
Disaring lalu di pekatkan dengan vacuum v Aplikasi teknis di lapangan dapat dilakukan maserasi
rotary evaporator selama 72 jam dengan cara merebus 15 helai daun merdeka dengan 250
ml air sampai mendidih selama 10 menit. Lalu air rebusan
yang telah didinginkan, disemprotkan pada 1 kg pakan.
Ekstrak daun merdeka
02
PENGENDALIAN PENYAKIT
IKAN DENGAN BAHAN KIMIA
LAMPIRAN I No Golongan Nama Zat Aktif
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN
4 Vaksin a. vaksin inaktif (Killed Vaccine)
REPUBLIK INDONESIA yang penyakitnya sudah ada
di Indonesia
NOMOR 1/PERMEN-KP/2019
TENTANG b. vaksin aktif (Live Vaccine) yang
isolatnya berasal dari
OBAT IKAN Indonesia dan penyakitnya
sudah ada di Indonesia
DAFTAR OBAT IKAN BERDASARKAN KLASIFIKASI BAHAYA
c. vaksin aktif yang dilemahkan
(Attenuated Vaccine) yang
A. Obat Keras terdiri dari: isolatnya berasal dari
1. Obat Keras yang diperbolehkan yaitu: Indonesia dan penyakitnya
sudah ada di Indonesia
a) Antimikroba

No Golongan Nama Zat Aktif


2. Obat Keras yang dilarang, yaitu:
1 Tetrasiklina a. Klortetrasiklina
a) Antimikroba
b. Oksitetrasiklina
c. Tetrasiklina
No Golongan Nama Zat Aktif
2 Makrolida Eritromisina
3 Fluorokuinolon Enrofloksasina 1 Amfenikol a. Thiamfenikol
4 Sulfonamid Sulfadiazin b. Chloramfenikol

b) Non-Antimikroba c. Fluorfenikol

2 Nitroimidazole a. Dimetridazole
No Golongan Nama Zat Aktif
b. Metronidazole
1 Anthelmentik Emamektin
c. Fluconazole
2 Zat Pewarna a. Methylene blue
d. Tinidazole
b. Basic Bright Green Oxalate
3 Nitrofuran a. Nitrofurantoin
c. Acriflavine
b. Nifurpirinol
d. Briliant Blue
c. Furazolidone
e. Tartrazin
d. Nifurtoinol
f. Alura Red
e. Furaltadon
g. Ponceau-4R
4 Makrolida a. Virginiamisina
h. Sunset Yellow
b. Tilosina
3 Hormon a. Gonadothropin Releazing
Hormon (GnRH) c. Spiramisina
b. Luteinizing Hormon Realizing 5 Polipeptida Zink Basitrasina
Hormon analoque (LHRHa)
6 Lain-lain a. Ronidazole
c. Human Chorionic
Gonadothropin (HCG) b. Dapson
B. Obat Bebas Terbatas terdiri dari:
No Golongan Nama Zat Aktif
No Golongan Nama Zat Aktif
c. Chlorpromazine
1 Desinfektan dan Antiseptik a. Merthiolat (Thiomersal)
d. Cholichicin b. Benzalkonium Chlorida

c. Boric Acid
b) Non-Antimikroba d. Klorin

e. Chloramine
No Golongan Nama Zat Aktif
f. Copper Sulfat
1 Zat Pewarna a. Malachite Green g. Formaldehyde (formalin)
b. Leuco Malachite Green h. Iodine

c. Crystal Violet (gentian violet) i. Povidone Iodine

j. Phenoxethol
d. Leucocrystal Violet
k. Potassium Permanganat (PK,
2 Hormon a. Estradiol Sintetis (dietil KMnO4)
stilbestrol, benestrol, l. Persenyawaan Peroksida
dienestrol)
m. Kresol
b. 17α-Metiltestoteron
n. Thymol
c. HGPs (Hormon Growth o. Glutaraldehyde
Promotors)
p. Sodium Thiosulfate
3 Anestetika dan sedativa MS-22 (Tricaine q. Saponin
methanesulfonate)
2 Lain-lain a. Vitamin
4 Organofosfat a. Ether b. Mineral
b. Trifluralin c. Asam Amino

c. Dichlorvos
MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN
d. Trichlorfon
REPUBLIK INDONESIA,
5 Tumbuh-tumbuhan Aristolochia spp

6 Vaksin a. Vaksin inaktif yang ttd.


penyakitnya tidak ada di
Indonesia SUSI PUDJIASTUTI

b. Vaksin aktif yang berasal dari


luar Indonesia

c. Vaksin aktif yang dilemahkan


yang berasal dari luar
Indonesia
TINDAKAN PENGOBATAN

Metode Pengobatan
Immersion atau
Bath Hiperosmotic
Dipping ( perendaman
Treatment Ilfiltration (HI )
atau pencelupan)

In Feed Medication
Injeksi
(pemberian lewat
pakan)

2
0
Oxytetracycline
Synonim : Achromycin, Agmacycline
Kegunaan:- Antibiotik bakteri Gram + dan Gram –
(Cytophaga psychrophila, Bacterial hemoragic septicemia, Columnaris
disease, Edwardsiella tarda, Furunculosis, Pseudomonas, Vibriosis )
- Fungicida : Saprolegnia
- Protozoa : Ichthyophthirius
Dosis :- 3 mg/100-400 g berat ikan (injeksi)
- 50-75 mg/kg berat ikan (diberikan lewat pakan selama 10 hari)
- 10-20 mg/L (perendaman jangka panjang)
Note : Perlu diperhatian “withdrawl period“ antara pengunaan
terakhir obat pada ikan dan pemanfaatan konsumsi awal ikan oleh
manusia.
Erythromycin
Komposisi : Antibiotik diturunkan dari Streptomerythreus
Synonim : E-Mycin, Erypar, Erythrocin, Liotycin, Maracyn

Kegunaan :- Bacteria kedney disease (Corynobacter)


- Bakteri Gram positif
- Beberapa bakteri Gram negatif
Dosis :- 100 mg/kg ikan (lewat pakan selama 21 hari)
- 10 g/100 kg pakan/hari selama 21 hari

Note : Perlu diperhatian “withdrawl period“ antara pengunaan


terakhir obat pada ikan dan pemanfaatan konsumsi awal ikan oleh
manusia. 22
Sulfamerazine
Komposisi : Kelompok Sulfonamid

Kegunaan :- Columnaris disease


- Furunculosis
- Red mouth disease

Dosis :- 22-24 g/100 kg pakan/hari, selama 14 hari


- 100-200 mg/kg ikan, Melalui pakan diberikan selama 3 hari
- 200 mg/bobot tubuh, dicampurkan ke pakan diberikan
selama 14 hari

Catatan : dihentikan pemakaian obat, minimal 21 hari sebelum


dikonsumsi manusia

Anda mungkin juga menyukai