Anda di halaman 1dari 78

HAMA

DAN
PENYAKIT IKAN

Dewi Nugrayani, S.Pt., M.Sc


Budidaya ikan

Padat penebaran tinggi


(pakan buatan)

MASALAH
Masalah terbesar yang sering
dianggap menjadi penghambat
budidaya ikan adalah munculnya
serangan penyakit
Serangan penyakit yang disertai
gangguan hama dapat menyebabkan :
 pertumbuhan ikan menjadi sangat
lambat (kekerdilan)
 mortalitas meningkat
 konversi pakan menjadi sangat tinggi
dan
 menurunnya hasil panen (produksi).
Ikan yang dipelihara dapat
terserang hama dan penyakit
karena diakibatkan oleh
kualitas air yang memburuk dan
malnutrisi.
 Ikan yang sehat akan mengalami
pertumbuhan berat badan yang
optimal.
 Ikan yang sakit sangat merugikan
bagi para pembudidaya karena akan
mengakibatkan penurunan
produktivitas
 Oleh karena itu agar ikan yang dipelihara
di dalam wadah budidaya tidak
terserang hama dan penyakit harus
dilakukan pencegahan.
 Pencegahan merupakan tindakan yang
paling efektif dibandingkan dengan
pengobatan. Sebab, pencegahan
dilakukan sebelum terjadi serangan,
baik hama maupun penyakit, sehingga
biaya yang dikeluarkan tidak terlalu
besar.
JENIS-JENIS HAMA DAN PENYAKIT
Hama Ikan
Hama adalah organisme pengganggu
yang dapat memangsa,membunuh dan
mempengaruhi produktivitas ikan, baik
secara langsung maupun secara
bertahap

Hama bersifat sebagai organisme yang


memangsa (predator), perusak dan
kompetitor (penyaing).
Sebagai predator (organisme
pemangsa), yakni makhluk yang
menyerang dan memangsa ikan
yang biasanya mempunyai ukuran
tubuh yang lebih besar dari ikan itu
sendiri.

Hama sering menyerang ikan bila


masuk dalam lingkungan perairan
yang sedang dilakukan
pemeliharaan ikan.
Hama yang berasal dari dalam
biasanya akibat persiapan kolam yang
kurang sempurna

Oleh karena itu untuk mencegah hama


ini masuk kedalam wadah budidaya
dapat dilakukan penyaringan pada
saluran pemasukan dan pemagaran
pematang.
mis: ikan carnivora, ular dll
Hama menyerang ikan hanya
pada saat ikan masih kecil atau
bila populasi ikan terlalu padat

Sedangkan bila ikan mulai


gesit gerakannya umumnya
hama sulit memangsanya.
Ada beberapa cara yang dapat
dilakukan untuk mencegah serangan
hama terhadap ikan :

Pengeringan dan pengapuran


kolam sebelum digunakan. Dalam
pengapuran sebaiknya dosis
pemakaiannya diperhatikan atau
dipatuhi.
 Pada pintu pemasukan air
dipasang saringan agar hama tidak
masuk ke dalam kolam.

Saringan air pemasukan ini berguna


untuk menghindari masuknya kotoran
dan hama ke dalam kolam budidaya.
Penyakit Ikan

 Penyakit adalah terganggunya


kesehatan ikan yang diakibatkan
oleh berbagai sebab yang dapat
mematikan ikan

 Penyimpangan dari keadaan sehat


 Penyakit dapat diartikan sebagai
organisme yang hidup dan
berkembang di dalam tubuh ikan
sehingga organ tubuh ikan
terganggu.

Jika salah satu atau sebagian organ


tubuh terganggu, akan terganggu pula
seluruh jaringan tubuh ikan .
Pada prinsipnya penyakit yang menyerang
ikan tidak datang begitu saja, melainkan
melalui proses hubungan antara tiga
faktor, yaitu

 kondisi lingkungan (kondisi di dalam air)


 kondisi inang (ikan)
 kondisi jasad patogen (agen penyakit).

Dari ketiga hubungan faktor tersebut dapat


mengakibatkan ikan sakit
Secara garis besar penyakit yang
menyerang ikan atau penyebab
penyakit dapat dikelompokkan
menjadi dua, yaitu

 penyakit infeksi (penyakit menular)


 non infeksi (penyakit tidak menular)
Penyakit infeksi :

• biasanya timbul karena gangguan


organisme pathogen.

• Organisme pathogen yang


menyebabkan infeksi biasanya
berupa parasit, jamur, bakteri atau
virus.
Penyakit infeksi

 Penyakit yang disebabkan virus,


antara lain adalah Infectious
Pancreatic Necrosis (IPN), Viral
Haemorrhagic Septicaemia
(VHS), Channel Catfish Virus
(CCV), Infectious Haemopotic
Necrosis (IHN).
 Penyakit yang disebabkan oleh bakteri,
antara lain adalah Flexibacter
columnaris, Edwardsiella tarda,
Edwardsiela ictalurus, Vibrio
anguillarum, Aeromonas hydrophylla,
Aeromonas salmonicida.

 Penyakit yang disebabkan oleh jamur,


antara lain adalah Ichthyoponus sp,
Branchyomycetes sp, Saprolegnia sp
dan Achlya sp.
 Penyakit yang disebabkan oleh parasit.

Jenis parasit ada 2, yaitu :


1. endoparasit (protozoa dan trematoda)
2. ektoparasit (crustacean)
• Penyakit yang disebabkan oleh protozoa
antara lain adalah Ichtyopthirius multifiliis,
Myxobolus sp, Trichodina sp, Myxosoma
sp,Henneguya sp dan Thelohanellus sp

• Penyakit yang disebabkan oleh trematoda


antara lain adalah Dactylogyrus sp,
Gyrodactylus sp dan Clinostomum sp.

• Penyakit yang disebabkan oleh crustacean


antara lain adalah Argulus sp, Lernea
cyprinaceae.
Penyakit non infeksi adalah penyakit
yang timbul akibat adanya gangguan
faktor yang bukan pathogen
Penyakit non infeksi tidak menular
Penyakit non-infeksi yang banyak
ditemukan adalah keracunan dan
kekurangan gizi. Keracunan dapat
disebabkan oleh pemberian pakan
yang berjamur, berkuman dan
pencemaran lingkungan perairan.
Biasanya ikan yang mengalami
keracunan terlihat lemah dan berenang
tidak normal dipermukaan air

Penyakit karena kurang gizi, ikan


tampak kurus dan kepala terlihat lebih
besar, tidak seimbang dengan ukuran
tubuh. Ikan juga akan terlihat kurang
lincah.
Untuk mencegah terjadinya keracunan,
pakan harus diberikan secara selektif dan
lingkungan dijaga agar tetap bersih.

Bila tingkat keracunan tidak terlalu parah


atau masih dalam taraf dini, ikan-ikan yang
stress dan berenang tidak normal harus
segera diangkat dan ditempatkan pada
wadah yang berisi air bersih, segar dan
dilengkapi dengan suplai oksigen
Penyakit yang muncul pada ikan
selain di pengaruhi kondisi ikan yang
lemah juga cara penyerangan dari
organisme yang menyebabkan
penyakit tersebut
Faktor-faktor yang menyebabkan
penyakit pada ikan antara lain :

• Adanya serangan organisme parasit,


virus, bakteri dan jamur.

• Lingkungan yang tercemar (amonia,


sulfida atau bahan-bahan kimia
beracun)
• Lingkungan dengan fluktuasi ; suhu,
pH, salinitas, dan kekeruhan yang
besar
• Pakan yang tidak sesuai atau gizi
yang tidak sesuai dengan kebutuhan
ikan
• Kondisi tubuh ikan sendiri yang
lemah, karena faktor genetik (kurang
kuat menghadapiperubahan
lingkungan).
Oleh karena itu untuk mencegah serangan
penyakit pada ikan dapat dilakukan dengan
cara antara lain ;
 mengetahui sifat dari organisme yang
menyebabkan penyakit,
 pemberian pakan yang sesuai
(keseimbangan gizi yang cukup),
 hasil keturunan yang unggul dan
penanganan benih ikan yang baik (saat
panen dan transportasi benih).
Dalam hal penanganan saat
tranportasi benih, agar benih ikan
tidak mengalami stress perlu
perlakuan sebagai berikut antara lain;
dengan pemberian KMnO4, fluktuasi
suhu yang tidak tinggi, penambahan
O2 yang tinggi, pH yang normal,
menghilangkan bahan yang beracun
serta kepadatan benih dalam wadah
yang optimal.
Beberapa tindakan pencegahan
penyakit yang dapat dilakukan sebagai
berikut:

 Sebelum pemeliharaan, kolam


harus dikeringkan dan dikapur
untuk memotong siklus hidup
penyakit.
 Kondisi lingkungan harus tetap
dijaga, misalnya kualitas air
tetap baik.
 Pakan tambahan yang diberikan
harus sesuai dengan dosis yang
dianjurkan. Jika berlebihan dapat
mengganggu lingkungan dalam
kolam.
 Penanganan saat panen harus
baik dan benar untuk
menghindari agar ikan tidak luka-
luka
TEKNIK PENANGGULANGAN PENYAKIT IKAN

Jangka Pendek

• Metode Perendaman (Dip Method)


Metode ini memakai dosis konsentrasi yang tinggi
untuk waktu yang pendek

• Metode Pembilasan
Memakai dosis konsentrasi yang tinggi. Ikan
dibilas sekaligus sambil melakukan penggantian air
Jangka Panjang

• Metode Pemandian
Metode ini dilakukan sekitar 1 jam. Selama
pengobatan ikan selalu diamati dan aerasi terus
menerus diberikan selama pengobatan

• Perlakuan dengan aliran air tetap


Menggunakan alat constant flow apparatus
Lama pengobatan 1 jam
Jangka waktu tak terbatas

Umum dipakai pada kolam,tambak atau bak-bak besar.


Bahan kimia yang digunakan dalam dosis rendah dan jangka
waktu yang lama, dan dibiarkan supaya berkurang dengan
sendirinya

Penyuntikan

• Intra peritoneal, penyuntikan dilakukan pada bagian


belakang dari rongga perut tepat didepan sirip perut

• Intra muscular, penyuntikan pada bagian tengah otot


punggung dekat sirip punggung
Pengobatan melalui makanan

Teknik ini digunakan apabila ikan masih


memiliki nafsu makan
Obat yang hendak digunakan
dicampurkan dengan makanan sesaat
sebelum makanan diberikan
Untuk memahami tentang berbagai
jenis penyakit infeksi dan bagaimana
para pembudidaya melakukan tindakan
pencegahan dan pengobatan pada
ikan yang terserang penyakit, maka
harus dipahami terlebih dahulu tentang
morfologi dari macam-macam penyakit
tersebut.
Oleh karena itu dalam penjelasan
berikut akan diuraikan tentang
biologi dan morfologi dari
berbagai jenis penyakit yang
biasa menyerang ikan budidaya.
PROTOZOA
Ichthyophthirius multifiliis.
KLASIFIKASI
PHYLUM : PROTOZOA
ORDO : HYMENOSTOMATIDA
SUB ORDO : OPHRYOGLENINA
KELAS : OLIGOHYMENOPHOREA
SUB KELAS : HYMENOSTOMATIA
FAMILIA : OPHYRYOGLENIDAE
GENUS : ICHTHYOPTHIRIUS
SPECIES : I.MULTIFILIS
CIRI MORFOLOGI
CIRI MORFOLOGI

• SELURUH PERMUKAAN TUBUH


TERTUTUP SILIA

• KECUALI PADA BAGIAN ANTERIOR YG


BERBENTUK LINGKARAN DISEBUT
SISTOMATA/MULUT, DIAMETER : 30-40µ

• BAGIAN TENGAH TUBUH TERDAPAT


NUKLEUS BENTUK TAPAL KUDA DI
SEKITARNYA ADA VACUOLA
Ichthyophthirius multifilis (ICH)

Sel tertanam di jaringan


 Ichthyophthirius multifiliis menyebabkan
penyakit bintik putih atau White spot
disease atau Ich

 Parasit ini dapat menginfeksi kulit, insang


dan mata pada berbagai jenis ikan baik
ikan air tawar, payau dan laut.
Ichthyophthirius multifilis (ICH)
Ichthyophthirius multifilis (ICH)
Ichthyophthirius multifiliis
• Parasit ini berkembangbiak dengan cara
membelah biner.
• Siklus hidupnya dimulai dari stadium dewasa
atau stadium memakan (tropozoit) yang
berkembang dalam kulit atau jaringan
epitelium insang dari inang.
• Setelah fase makannya selesai,
Ichthyophthirius multifiliis akan memecahkan
epithelium dan keluar dari inangnya untuk
membentuk kista.
• Larva-larva berkista tersebut akan menempel
pada tumbuhan, batuan atau obyek lain yang
ada di perairan.
Ichthyophthirius multifilis (ICH)

Theronts (swarmers)
LIFE CYCLE
• Kemudian membelah hingga sepuluh kali melalui
pembelahan biner yang menghasilkan 100 – 2000
sel bulat berdiameter 18 – 22 m.
• Sel-sel itu akan memanjang seperti cerutu
berdiameter 10 X 40 m dan mengeluarkan enzim
hyaluronidase.
• Enzim tersebut digunakan untuk memecahkan
kista sehingga tomit (sel-sel muda) yang dihasilkan
dapat berenang bebas dan segera mendapatkan
inang baru.
• Tomit-tomit itu motil dan bersifat infektif sampai
berumur 4 hari dan akan mati jika dalam waktu 48
jam tidak segera menemukan inang yang baru.
Cara penyerangan parasit ini dengan menempel
pada lapisan lendir bagian kulit ikan, parasit ini akan
menghisap sel darah merah dan sel pigmen pada
kulit ikan.

Ikan yang terserang parasit ini memperlihatkan


gejala sebagai berikut:
- produksi lendir yang berlebihan.
- adanya bintik-bintik putih (white spote)
- frekuensi pernafasan meningkat
- Bergerak lambat
- pertumbuhan terhambat
PENULARAN
MELALUI STADIA THERONT YG MELAYANG-LAYANG
DI AIR SEMUA IKAN BISA TERSERANG

PENCEGAHAN
- MENCIPTAKAN KESEGARAN DAN KESEHATAN
IKAN
- MENJAGA KUALITAS AIR
- USAHAKAN AIR MENGALIR TERUS MENERUS
PENANGGULANGAN

• BELUM ADA METODE EFEKTIF UNTUK FASE


CYSTE SEBAB OBAT TDK BISA MENEMBUS
LENDIR YANG MEMBUNGKUS
• EFEKTIF PADA FASE PRE/POST CYSTE
• OBAT :

1. METHIL BIRU, dosis 1% (1 gram/100cc air),


perendaman 3-5 kali interval 1 hari, m.b harus
dibuang, tiap-tiap hari menggunakan baru
2. garam dapur, dosis : 0,1-0,3ppm selama
5-10 menit. Perendaman ikan dicuci
dalam air bersih
3. Malachite green (MG), dosis : 0,15ppm
3 kali internal 3 hari
4. Formalin, dosis : 200-250ppm
(aquarium), 15ppm (kolam)
TRICHODINIASIS
Penyebab : Trichodina sp
Bio-Ekologi Patogen
• Ciliata, berbentuk bundar, simetris dan sisi lateral
berbentuk lonceng
• Memiliki cincin dentikel yang berfungsi sebagai alat
penempel
• Menginfeksi kulit, sirip dan insang benih ikan yang
baru menetas hingga umur 1 bulan
• Memakan sel-sel kulit yang hancur dan
mengakibatkan iritasi pd kulit
• Kematian ikan yg diakibatkannya mencapai 50% dari
total populasi
Tricodinia sp.
Trichodina sp.
Gejala klinis
• Pucat, nafsu makan menurun, gelisah
dan lamban
• Menggosok-gosokan badan pada
benda di sekitarnya (gatal)
• Frekuensi pernafasan meningkat dan
sering meloncat-loncat
• Iritasi sel epitel kulit, produksi lendir
berlebih sehingga berwarna
kecoklatan atau kebiruan
• Sirip rusak atau rontok
DIAGNOSA
• PREPARAT ULAS : LENDIR/SIRIP/INSANG
• MENGGUNAKAN MIKROSKOP UNTUK
MELIHAT MORFOLOGI PARASIT

PENANGANAN TRICHODINIASIS
• Pemandian singkat dg formalin (200-300ml/m3)
selama 30 menit
• NaCl (0,15-0,20%) untuk 1-2 hari pd kolam
terinfeksi
• Pemberian kapur pada kolam yang terinfeksi
(200-300 kg/ha) pengulangan interval 7 hari
• Malachit green 0,5 ppm selama 12 jam
Myxobulus sp, Myxosoma sp,
Thellohanellus sp dan Henneguya sp.

Keempat jenis parasit ini merupakan penyebab


penyakit Myxosporeasis.

Bio-Ekologi Patogen
• Mikrosporidia berbentuk seperti biji semangka
terbungkus dalam kista yg berisi ribuan sel parasit
• Menginfeksi jaringan ikat tapis insang dan otot ikan
terutama benih
• Umumnya menginfeksi benih ikan mas, tp tawes,
sepat dan tambakan juga dpt terinfeksi
Gejala klinis

• Terlihat adanya benjolan putih seperti tumor


berbentuk bulat lonjong menyerupai butiran padi
pada insang ikan (berisi ribuan spora yg dpt
menyebabkan tutup insang ikan sll terbuka)
• Jika pecah, maka spora yang ada di dalamnya
akan menyebar seperti plankton, Spora ini
berukuran 0,01 – 0,02 mm, sehingga sering
tertelan oleh ikan.
• Pada infeksi berat, tutup insang (operkulum) tdk
dpt lagi menutup sempurna
• Bengkak-bengkak di bagian tubuh(kanan/kiri)
Diagnosa

• Preparat ulas : kista yang pecah


• Menggunakan mikroskop untuk
melihat morfologi parasit
Pengendalian

• Belum ditemukan bahan kimia yg


efektif untuk pengendalian penyakit ini
• Persiapan kolam (pengeringan &
desinfeksi kolam selama beberapa hari
dg kalsium hipoklorit) pada dosis
10ppm untuk memutus siklus hidup
parasit
• Ikan yang terinfeksi segera diambil dan
dimusnahkan

Anda mungkin juga menyukai