Anda di halaman 1dari 38

ACARA 2 Commented [H1]: margin L 3,5. T 2,5. R 2,5. B 2,5.

1.COVER
2.HALAMAN PENGESAHAN
ANALISIS VARIASI FENOTIP ANTAR STRAIN IKAN 3.KATA PENGANTAR
4.DAFTAR ISI
MENGGUNAKAN ANALISIS TRUSS MORFOMETRIK 5.DAFTAR GAMBAR
6.DAFTAR TABEL (FORMAT TABEL TERBUKA)
7.DAFTAR LAMPIRAN
8.ACARA 1 belum ada?

Beri halaman.
Commented [H2]: bold

Oleh :

Kelompok 1 Commented [H3]: “Disusun oleh:”


bold

Catrin Natassya L1B016002

Inung Rahmawati L1B016016

Dian Dwi Safitri L1B016056

Dio Dennis W. L1B016063

Eykel Mahryan S. L1B016061

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2019 Commented [H4]: Keatasin.
I. PENDAHULUAN

1.1. LatarBelakang

Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu ikan air tawar yang

memiliki nilai ekonomis penting dan komoditas yang paling banyak diekspor ke

berbagai negara. Perkembangan ikan nila di Indonesia cukup pesat karena ikan ini

mudah dibudidayakan, rasanya digemari banyak masyarakat, harga yang cukup relatif

terjangkau dan memiliki toleransi yang luas terhadap perubahan lingkungan. Menurut

Ariyanto, et al. (2011), keberadaannya di Indonesia merupakan ikan introduksi dari Commented [H5]: miring
Commented [H6]: Ikan nila

beberapa negara.

Upaya peningkatan produksi ikan nila terus dikembangkan dengan berbagai

cara seperti menggunakan strain unggul, perbaikan teknologi perbenihan dan

budidaya, serta perbaikan genetik. Arifin dan Kurniasih (2007) menjelaskan bahwa

dalam program perbaikan genetik, salah satu hal mendasar yang harus diketahui

terlebih dahulu adalah tingkat keragaman dan potensi keragaman genetik. Keragaman

genetik suatu populasi sangat penting artinya faktor inilah yang mempengaruhi respon

populasi terhadap seleksi, baik seleksi alam maupun seleksi buatan yang dilakukan

oleh manusia (Imron, 1997 dalam Arifin da Kurniasih, 2007). Commented [H7]: dan

Kajian morfometrik banyak digunakan dalam mengidentifikasi suatu spesies

serta perbedaan genetik maupun fenotip antar spesies ikan (Muhitomah, et al., 2013).

Hasil analisis truss morfometrik pada banyak ikan menunjukkan keragaman genetik

yang bervariasi dan berdasarkan penulusuran kekerabatan genetik memungkinkan Commented [H8]: genetiknya

dapat dilakukan seleksi stok yang potensial dikembangkan dalam penangkaran selektif
menuju kegiatan budidaya yang berkelanjutan (Radona, et al., 2016). Oleh karena itu,

perlu dilakukan analisis variasi fenotip ikan nila menggunakan beberapa strain Commented [H9]: dari

menggunakan analisis truss morfometrik sebagai pengetahuan dan ilmu dasar dalam

perkembangan ilmu genetika dan pemuliaan ikan.

1.2. Tujuan

Tujuan dari praktikum acara AnalisisVariasiFenotipAntar Strain

IkanMenggunakanAnalisis Truss Morfometrik adalah untuk memahami dan dapat Commented [H10]: lowercase.
kecil aja hurufnya

melakukan analisis variasi fenotip untuk membedakan antar strain ikan.


II. MATERIDANMETODE

2.1. Materi

Materi yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebanyak 10 ekor ikan nila Commented [H11]: ikan nila strain nirwana dan larasati
masing-masing sebanyak 10 ekor, yang digunakan sebagai objek
pengamatan
nirwana dan 10 ekor ikan nila larasati sebagai objek pengamatan. Kemudian label dan Commented [H12]: Alat yang digunakan meliputi
milimeterblok,.......
diberi penjelasan kegunaan juga boleh
jarum pentul sebagai penanda sampel.

2.2. Metode

Dalam praktikum ini digunakan dua metode yaitu metode secara manual dan

metode digital. Pertama, ikan dipelihara nila dipelihara pada wadah yang berbeda Commented [H13]: hapus
Commented [H14]: ditempatkan

untuk setiap strain. Pada metode manual, disiapkan larutan untuk membius ikan. Commented [H15]: setiap strainnya dan dibius dengan minyak
cengkeh.

Sebanyak satu ekor ikan dimatikan dengan menusuk bagian kepala menggunakan

jarum pentul. Setelah mati, ikan diletakkan di atas milimeter blok dan jarum pentul Commented [H16]: hapus
Commented [H17]: cek penulisan

disusun sesuai dengan format yang sudah ditentukan sebagai penanda dalam Commented [H18]: dipasang

pengukuran. Ikan dimatai dan diambil gambarnya, serta yang memiliki bentuk Commented [H19]: gambar
Commented [H20]: diamati

morfologi yang tidak normal dihitung jumlah individunya dan dituliskan pada tabel Commented [H21]: titik
Commented [H22]: hapus
pengamatan. Dilakukan pengukuran panjang total, panjang standard dan parameter

truss morfometrik, lalu ditulis pada tabel pengamatan. Data hasil pengukuran jarak

truss morfometrik relatif dikonversikan terhadap panjang standard. Kemudian, data

dianalisis menggunakan analisis varian (anava) dan post hoc test untuk mengetahui Commented [H23]: miring

tingkat perbedaan truss morfometrik antar strain.

Sementara pada metode digital, pengukurandilakukan menggunakan aplikasi Commented [H24]: Cara kerja
Commented [H25]: hapus

ImageJ. Aplikasi ImageJ dibuka, lalu klik open dan pilih foto yang akan diukur
Commented [H26]: miring

parameter truss morfometriknya. Pilih straight (garis lurus) pada toolbar. Lakukan Commented [H27]: miring.
Cek penulisan bahasa inggris lainnya
pengukuran panjang 1 cm pada penggaris. Kemudian, lakukan pengukuran panjang Commented [H28]: Panjang 1 cm pada penggaris dilakukan
untuk kalibrasi.
Commented [H29]: hapus
total, panjang standard dan parameter truss morfometrik, lalu hasil pengukuran
Commented [H30]: diukur
Commented [H31]: Serta dilakukan
dikalibrasi (hasil pengukuran dibagi panjang 1 cm penggaris foto) serta dituliskan pada

tabel pengamatan. Commented [H32]: Titik.


Hasil dituliskan pada tabel pengamatan.

Data hasil pengukuran dengan metode manual dan digital dianalisis

menggunakan SPSS untuk menentukan signifikansi morfometrik. Pertama, buka

aplikasi SPSS, pilih Type in data pada kotak dialog yang muncul. Lalu, pilih variabel Commented [H33]: Aplikasi SPSS dibuka
Commented [H34]: Gunakan kata pasif.

view pada kiri bawah lembar kerja dan data dimasukkan. Kemudian, pilih data view Commented [H35]: miring
Commented [H36]: miring
dipilih
dan masukkan data. Selanjutnya, pilih analyze kemudian compare means dan One-
Commented [H37]: miring
Commented [H38]: data dimasukkan
Way Anova.
Commented [H39]: miring
III. HASILDANPEMBAHASAN

3.1. Hasil

Tabel 4. signifikasi truss morfometrik manual

Rerata Ukuran Morfometrik (mm) SD Commented [H41]: Rerata Ukuran Morfometrik (mm) ± SD
No Jarak Keterangan Commented [H40]: Gunakan align center. Biar rata ditengah
Strain Nila Nirwana Strain Nila Larasati semua..jaraj dalam tabel spasi 1.

1 PT 118.4000 ± 6.50128 79.7000 ± 4.85455 Signifikan

2 PS 92.1000±5.10882 63.9000 ±3.14289 Signifikan

3 1_2 .1117±.00954 .0945±.02999 Tidak Signifikan Commented [H42]: Tetep diberi angka 0 sebelum koma (for all)

4 1_4 .3854±.02038 .4359±.04894 Signifikan

5 1_6 .4356±.01740 .4637±.02326 Signifikan

6 3_4 .2625±.03329 .2745±.06020 Tidak Signifikan

7 3_5 .1844±.1844 .1988±.03400 Tidak Signifikan

8 3_6 .3122±.02133 .3290±.10030 Tidak Signifikan

9 4_5 .2927 ± .01850 .2982±.02999 Tidak Signifikan

10 4_6 .4037±.03906 .4118±.03955 Tidak Signifikan

11 4_7 .5986±.01110 .5577±.06735 Tidak Signifikan

12 4_8 .5378±.14601 .5595±.02780 Tidak Signifikan

13 5_6 .1463±.03052 .1671±.05862 Tidak Signifikan

14 6_7 .5757±.02755 .5851±.04992 Tidak Signifikan

15 6_8 .3666±.02672 .3500±.02397 Tidak Signifikan

16 7_8 .3184±.01361 .3659±.13265 Tidak Signifikan

17 7_9 .1238±.00660 .1536±.01620 Signifikan

18 7_10 .1786 ±.02704 .2203 ±.04082 Signifikan

19 8_9 .3397 ±.02000 .3587 ±.06884 Tidak Signifikan

20 8_10 .2950 ±.01611 .3005 ±.05579 Tidak Signifikan

21 9_10 .2678 ±.39192 .1689 ±.03237 Tidak Signifikan


Tabel 5.signifikasi truss morfometrik digital Commented [H43]: Sama seperti tabel 4

Contoh tabel terbuka lihat di FILE TAMBAHAN yang saya kirim ya


Rerata Ukuran Morfometrik (mm) SD
No Jarak Keterangan
Strain Nila Nirwana Strain Nila Larasati

1 PT 8.06345 ± .502168 11.25107 ± .645487 Signifikan

2 PS 6.4986 ± .40685 8.7731 ± 1.24396 Signifikan

3 1_2 .0693 ± .01609 .0822 ± .01832 Tidak Signifikan

4 1_4 .3900 ± .01207 .4301 ± .09600 Tidak Signifikan

5 1_6 .4454 ± .01870 .4597 ± .10589 Tidak Signifikan

6 3_4 .2417 ± .01474 .2612 ± .06667 Tidak Signifikan

7 3_5 .2052 ± .01690 .2221 ± .06189 Tidak Signifikan

8 3_6 .3017 ± .01522 .3307 ± .07588 Tidak Signifikan

9 4_5 .2648 ± .01594 .2932 ± .07797 Tidak Signifikan

10 4_6 .4419 ± .16743 .4329 ± .09968 Tidak Signifikan

11 4_7 .5437 ± .05880 .6117 ± .13560 Tidak Signifikan

12 4_8 .5408 ± .01885 .6092 ± .13497 Tidak Signifikan

13 5_6 .1342 ± .01403 .1445 ± .02174 Tidak Signifikan

14 6_7 .5495 ± .01290 .6052 ± .14243 Tidak Signifikan

15 6_8 .3349 ± .02272 .3887 ± .10054 Tidak Signifikan

16 7_8 .2922 ± .02009 .3066 ± .08266 Tidak Signifikan

17 7_9 .1233 ± .00714 .1277 ± .02214 Tidak Signifikan

18 7_10 .1899 ± .00905 .2115 ± .04810 Tidak Signifikan

19 8_9 .3451 ± .01952 .3609 ± .07906 Tidak Signifikan

20 8_10 .2867 ± .01954 .2887 ± .05955 Tidak Signifikan

21 9_10 .1384 ± .00799 .1478 ± .03649 Tidak Signifikan

2.3. Pembahasan Commented [H44]: Spasi 2

Morfometrik adalah ukuran bagian-bagian tertentu dari struktur tubuh ikan

(measuring methods). Elawa (2004) dalam Muhotimah, et al. (2013) mendefinisikan

morfometrik sebagai suatu penandaan yang menggambarkan bentuk tubuh ikan.


Karakter morfometrik merupakan bagian dari karakter morfologi yang mempelajari

ukuran (size) dan bentuk (shape) organisme secara kuantitatif (Suryobroto, 1999 dalam

Suryaningsih, et al., 2014).

Pengukuran karakter morfometrik menggunakan pola truss morfometrik

memberikan gambaran bentuk tubuh yang lebih menyeluruh. Metode ini menghasilkan

karakterisasi geometrik bentuk ikan secara lebih sistematis dan menunjukkan

peningkatan kemampuan dalam mengidentifikasi perbedaan-perbedaan bentuk tubuh

ikan (Ariyanto dan Imron, 2008). Jarak truss morfometrik didasarkan pada titik-titik

truss morfometrik yang dapat ditentukan sebanyak mungkin. Titik-titik truss

morfometrik saling dihubungkan jarak truss morfometrik secara horizontal, vertikal

dan diagonal, sehingga akan diperoleh gambaran tubuh yang lebih terinci. Dasar dari Commented [H45]: New paragraph
Diawali kalimat
“Pada praktikum ini dilakukan teknik pengukuran truss morfomtrik”
metode truss morfometrik, bahwa antar strain ikan memiliki pola pertumbuhan yang

berbeda, sehingga apabila dianalisis secara rinci akan ada bagian tubuh atau jarak truss

yang berbeda pula (Brezky dan Doyle, 1998 dalamSuryaningsih, et al., 2014). Metode

truss morfometrik dapat mengidentifikasi kemungkinan perbedaan morfologi Commented [H46]: Ini digunakan karena dapat

organisme yang mempunyai hubungan kekerabatan dekat, baik antar spesies maupun

sesama spesies, sehingga metode ini lebih dianjurkan, dibandingkan dengan metode

morfometrik biasa dimana jarak trussnya sangat terbatas sehingga kurang mampu

membedakan bentuk tubuh (Suryaningsih, et al., 2014).

Pengukuran karakteristik morfometrik dengan metodetruss morfometrik secara

manualdalam praktikum sebagai berikut: ikan nila dimatikan dengan menggunaka Commented [H47]: Cek di metode lagi

jarum pentul, ikan yang sudah mati diletakkan di atas milimeter blok laminating
dengan posisi kepala menghadap ke arah kiri. Pada setiap individu ikan ditentukan 10

titik truss morfometrik. Titik-titik tersebut ditandai dengan menancapkan jarum hingga

menembus styrofoam. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan penggaris

berukuran 30 cm. Selanjutnya dilakuka pengukuran terhadap 21 jarak antar titik-titik

tersebut (jarak truss). Hasil pengukuran semua jarak dikonversikan terhadap panjang

standard. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis varian (anava) dan post

hoc test.

Sementara metodetruss morfometrik secara digital dengan menggunakan

aplikasi imageJ. Buka aplikasi imageJ, lalu klik open dan pilih foto yang akan diukur Commented [H48]: Gunakan kalimat pasif!. Cek metode lagi

parameter truss morfometriknya (foto diambil dari sampel ikan yang digunakan pada

pengukuran truss morfometrik secara manual). Kemudian pilih straight pada toolbar

dan melakukan pengukuran panjang 1 cm pada penggaris. Pengukuran juga dilakukan

terhadap 21 jarak antar titik-titik truss. Hasil pengukuran dikalibrasikan dan

selanjutnya dianalisis menggunakan aplikasi SPSS.

Hasil analisis truss morfometrik secara manual dan digital terdapat perbedaan.

Dimana pada analisis manual, jarak antar titik ujung mulut dengan titik awal sirip

dorsal dan titik awal sirip perut menunjukkan hasil yang signifikan, begitu juga dengan

jarak titik posterior sirip dorsal dengan batas atas ekor dengan sirip ekor dan batas

bawah ekor dengan sirip ekor. Sementara dari hasil analisis digital mendapat hasil yang

tidak signifikan. Hal ini diduga disebabkan karena ketidaktelitian saat pengukuran

jarak menggunakan cara manual. Kedua strain dikatakan signifikan karena secara

morfologi memiliki karakter yang hampir sama atau mempunyai kemiripan.


Muhotimah, et al. (2013) menyatakan bahwa nilai panjang dan berat dari suatu strain

dapat diduga memiliki hubungan kekerabatan yang dekat, serta perkawinan silang dari

tetuanya juga dapat menggambarkan hubungan kekerabatan antar strain.

Abnormalitas bentuk morfologis dinyatakan dengan kelainan atau

penyimpangan bentuk organ-organ tubuh (deformitas) serta tidak seimbangnya

(asimetris) karakteristik meristik (jumlah) di antara pasangan organ-organ bilateral.

Tingginya tingkat deformitas dan fluktuasi asimetri karakteristik morfologis

mengindikasi rendahnya keragaman genetis populasi ikan nila. Hasil-hasil penelitian

menunjukkan adanya hubungan antara abnormalitas morfologis dengan keragaman

genetis dan karakter-karakter yang terkait dengan daya tahan, seperti sintasan dan

kerentanan terhadap serangan penyakit (Iswanto dan Suprapto, 2015). Bentuk

abnormalitas yang umum terjadi yaitu tulang punggung berbentuk kurva (spiral

curvature), tubuh memendek (stumpbody), sirip ganda, kerusakan operkulum dan

kelainan pada mata (opthalmic defect). Kelainan bentuk atau malformation yang terjadi

pada nila muda dapat berujung kematian (Syaifudin, et al., 2004).

Abnormalitas pada ikan dapat diduga disebabkan oleh adanya mutasi pada

persilangan tertua ikan nila. Noga (2000) dalamSyaifudin, et al., (2004) menyatakan

bahwa mutasi yang terjadi pada persilangan tetuanya dapat menimbulkan

abnormalitas pada ikan seperti kerusakan pada operkulum, mata dan sirip. Perubahan

fenotipe keturunan dari induk dapat disebabkan karena perubahan lingkungan

budidaya. Variasi lingkungan budidaya meliputi variabel suhu, pakan dan penyakit.

Variasi lingkungan budiaya berakibat terhadap perubahan fenotipe, seperti persentase


jenis kelamin, perubahan bentuk tubuh, abnormalitas tulang dan perubahan meristik

(Syaifudin, et al., 2004).


IV. KESIMPULANDANSARAN

4.1. Kesimpulan

Analisis variasi fenotip menggunakan metode truss morfometrik dengan Commented [H49]: Analisis variasi fenotip dapat
digunakan untuk membedakan strain antar ikan nila. Metode
yang digunakan adalah truss morfometrik dengan cara
membandingkan karakter-karakter morfologi individu antar strain. Analisis dilakukan manual dan digital.Data dianalisis menggunakan ANOVA
dan post hoc pada SPSS.

dengan cara manual dan digital (menggunakan aplikasi ImageJ). Dimana data yang

diperoleh dianalisis menggunakan analisis ANOVA dengan aplikasi SPSS.

4.2. Saran

Berdasarkan praktikum yang sudah dilakukan diharapkan untuk praktikum

selanjutnya dalam pelaksanaan praktikum lebih tertib. Dalam pengukuran jarak truss

morfometrik harus lebih teliti dan sebaiknya menggunakan jangka sorong agar data Commented [H50]: Are you sure?

yang diperoleh lebih akurat.


DAFTARPUSTAKA

Arifin, O. Z., T. Kurniasih. 2007. Karakterisasi Morfologi Keturunan Pertama Ikan Nila Commented [H51]: Penulis 2 orang pake dan

(Oreochromis niloticus) GET dan GIFT Berdasarkan Metode Truss Morfometrics.


Jurnal Riset Akuakultur, 2(3) : 273-383.

Ariyanto, D., Imron. 2008. Analisis Keragaman Morfometrik dan Genetik pada Strain
Ikan Mas (Cyprinus carpio). Jurnal Perikanan, 1(1) : 53-63.

Ariyanto, D., N. Listiyowati, Imron. 2011. Analisis Truss Morfometrik Beberapa


Varietas Ikan Nila (Oreochromis niloticus). Jurnal Riset Akuakultur, 6(2) : 187-196.

Iswanto, B., R., Suprapto. 2015. Abnormalitas Morfologis Benih Ikan Lele Afrika (Clarias
gariepinus) Strain Mutiara. Media Akuakultur, 10(2) : 51-57.

Muhotimah, B. Triyatmo, S. B. Priyono, T. Kuswoyo. 2013. Analisis Morfometrik dan Commented [H52]: Antar nama dipisahkan dengan titik koma
(.,)
Meristik Nila (Oreochromis sp.) Strain Larasati F5 dan Tetuanya. Jurnal Perikanan,
15(1) : 42-53.

Radona, D, D. T. Soelistyowati, O. Carman, R. Gustiano. 2016. Keragaman Genotpe dan


Morfometrik Ikan Tengadak Barbonymus schwanenfeldii (Bleeker, 1854) Asal
Sumatera, Jawa dan Kalimantan. Jurnal Iktiologi Indonesia, 16(3) : 259-268.

Suryaningsih, S., M. Sagi., H.N. Kamiso, S. Hadisusanto. 2014. Sexing pada Ikan Brek
Puntius orphoides (Valenciennes, 1863) Menggunakan Metode Truss Morfometrics.
Biosferai, 1(1) : 8-16.

Syaifudin, M., O. Carman, K. Sumantadinata. 2004. Keragaman Tipe Sirip pada


Keturunan Ikan Mas Koki Strain Lionhead. Jurnal Akuakultur Indonesia, 3(3) : 1-4.
LAMPIRAN

Table hasilpengukuran truss morfometrik manual Commented [H53]: Lampiran 1.


ganti tabel awal pengukuran saat praktikum ya

Rerata Ukuran Morfometrik (mm) SD


No Jarak Keterangan
Strain Nila Nirwana Strain Nila Larasati

1 PT 118.4000 ± 6.50128 79.7000 ± 4.85455 Signifikan

2 PS 92.1000±5.10882 63.9000 ±3.14289 Signifikan

3 1_2 .1117±.00954 .0945±.02999 Tidak Signifikan

4 1_4 .3854±.02038 .4359±.04894 Signifikan

5 1_6 .4356±.01740 .4637±.02326 Signifikan

6 3_4 .2625±.03329 .2745±.06020 Tidak Signifikan

7 3_5 .1844±.1844 .1988±.03400 Tidak Signifikan

8 3_6 .3122±.02133 .3290±.10030 Tidak Signifikan

9 4_5 .2927 ± .01850 .2982±.02999 Tidak Signifikan

10 4_6 .4037±.03906 .4118±.03955 Tidak Signifikan

11 4_7 .5986±.01110 .5577±.06735 Tidak Signifikan

12 4_8 .5378±.14601 .5595±.02780 Tidak Signifikan

13 5_6 .1463±.03052 .1671±.05862 Tidak Signifikan

14 6_7 .5757±.02755 .5851±.04992 Tidak Signifikan

15 6_8 .3666±.02672 .3500±.02397 Tidak Signifikan

16 7_8 .3184±.01361 .3659±.13265 Tidak Signifikan

17 7_9 .1238±.00660 .1536±.01620 Signifikan

18 7_10 .1786 ±.02704 .2203 ±.04082 Signifikan

19 8_9 .3397 ±.02000 .3587 ±.06884 Tidak Signifikan

20 8_10 .2950 ±.01611 .3005 ±.05579 Tidak Signifikan

21 9_10 .2678 ±.39192 .1689 ±.03237 Tidak Signifikan


Table hasilpengukuran truss morfometrik digital Commented [H54]: Lampiran 2.

Rerata Ukuran Morfometrik (mm) SD


No Jarak Keterangan
Strain Nila Nirwana Strain Nila Larasati

1 PT 8.06345 ± .502168 11.25107 ± .645487 Signifikan

2 PS 6.4986 ± .40685 8.7731 ± 1.24396 Signifikan

3 1_2 .0693 ± .01609 .0822 ± .01832 Tidak Signifikan

4 1_4 .3900 ± .01207 .4301 ± .09600 Tidak Signifikan

5 1_6 .4454 ± .01870 .4597 ± .10589 Tidak Signifikan

6 3_4 .2417 ± .01474 .2612 ± .06667 Tidak Signifikan

7 3_5 .2052 ± .01690 .2221 ± .06189 Tidak Signifikan

8 3_6 .3017 ± .01522 .3307 ± .07588 Tidak Signifikan

9 4_5 .2648 ± .01594 .2932 ± .07797 Tidak Signifikan

10 4_6 .4419 ± .16743 .4329 ± .09968 Tidak Signifikan

11 4_7 .5437 ± .05880 .6117 ± .13560 Tidak Signifikan

12 4_8 .5408 ± .01885 .6092 ± .13497 Tidak Signifikan

13 5_6 .1342 ± .01403 .1445 ± .02174 Tidak Signifikan

14 6_7 .5495 ± .01290 .6052 ± .14243 Tidak Signifikan

15 6_8 .3349 ± .02272 .3887 ± .10054 Tidak Signifikan

16 7_8 .2922 ± .02009 .3066 ± .08266 Tidak Signifikan

17 7_9 .1233 ± .00714 .1277 ± .02214 Tidak Signifikan

18 7_10 .1899 ± .00905 .2115 ± .04810 Tidak Signifikan

19 8_9 .3451 ± .01952 .3609 ± .07906 Tidak Signifikan

20 8_10 .2867 ± .01954 .2887 ± .05955 Tidak Signifikan

21 9_10 .1384 ± .00799 .1478 ± .03649 Tidak Signifikan

Hasilanalisisanovadari SPSS Commented [H55]: Lampiran 3

1. Manual

ANOVA
Sum of Squares df Mean Square F Sig.

PT Between Groups 7488.450 1 7488.450 227.497 .000

Within Groups 592.500 18 32.917

Total 8080.950 19

PS Between Groups 3976.200 1 3976.200 221.036 .000

Within Groups 323.800 18 17.989

Total 4300.000 19

P1_2 Between Groups .001 1 .001 2.996 .101

Within Groups .009 18 .000

Total .010 19

P1_4 Between Groups .013 1 .013 9.092 .007

Within Groups .025 18 .001

Total .038 19

P1_6 Between Groups .004 1 .004 9.370 .007

Within Groups .008 18 .000

Total .012 19

P3_4 Between Groups .001 1 .001 .303 .589

Within Groups .043 18 .002

Total .043 19

P3_5 Between Groups .001 1 .001 1.563 .227

Within Groups .012 18 .001

Total .013 19

P3_6 Between Groups .001 1 .001 .270 .610

Within Groups .095 18 .005

Total .096 19

P4_5 Between Groups .000 1 .000 .362 .555

Within Groups .007 18 .000

Total .008 19

P4_6 Between Groups .000 1 .000 .215 .649

Within Groups .028 18 .002

Total .028 19

P4_7 Between Groups .008 1 .008 3.600 .074


Within Groups .042 18 .002

Total .050 19

P4_8 Between Groups .002 1 .002 .214 .649

Within Groups .199 18 .011

Total .201 19

P5_6 Between Groups .002 1 .002 .982 .335

Within Groups .039 18 .002

Total .041 19

P6_7 Between Groups .000 1 .000 .273 .607

Within Groups .029 18 .002

Total .030 19

P6_8 Between Groups .001 1 .001 2.119 .163

Within Groups .012 18 .001

Total .013 19

P7_8 Between Groups .011 1 .011 1.270 .275

Within Groups .160 18 .009

Total .171 19

P7_9 Between Groups .004 1 .004 28.947 .000

Within Groups .003 18 .000

Total .007 19

P7_10 Between Groups .009 1 .009 7.235 .015

Within Groups .022 18 .001

Total .030 19

P8_9 Between Groups .002 1 .002 .707 .412

Within Groups .046 18 .003

Total .048 19

P8_10 Between Groups .000 1 .000 .087 .772

Within Groups .030 18 .002

Total .030 19

P9_10 Between Groups .049 1 .049 .633 .437

Within Groups 1.392 18 .077

Total 1.441 19
2. Digital

ANOVA

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

PT Between Groups 50.805 1 50.805 151.922 .000

Within Groups 6.019 18 .334

Total 56.824 19

PS Between Groups 25.867 1 25.867 30.201 .000

Within Groups 15.417 18 .856

Total 41.283 19

P1_2 Between Groups .001 1 .001 2.809 .111

Within Groups .005 18 .000

Total .006 19

P1_4 Between Groups .008 1 .008 1.721 .206

Within Groups .084 18 .005

Total .092 19

P1_6 Between Groups .001 1 .001 .178 .678

Within Groups .104 18 .006

Total .105 19

P3_4 Between Groups .002 1 .002 .812 .379

Within Groups .042 18 .002

Total .044 19

P3_5 Between Groups .001 1 .001 .695 .415

Within Groups .037 18 .002

Total .038 19

P3_6 Between Groups .004 1 .004 1.399 .252

Within Groups .054 18 .003

Total .058 19

P4_5 Between Groups .004 1 .004 1.279 .273

Within Groups .057 18 .003

Total .061 19

P4_6 Between Groups .000 1 .000 .022 .885


Within Groups .342 18 .019

Total .342 19

P4_7 Between Groups .023 1 .023 2.120 .163

Within Groups .197 18 .011

Total .220 19

P4_8 Between Groups .023 1 .023 2.519 .130

Within Groups .167 18 .009

Total .191 19

P5_6 Between Groups .001 1 .001 1.588 .224

Within Groups .006 18 .000

Total .007 19

P6_7 Between Groups .015 1 .015 1.516 .234

Within Groups .184 18 .010

Total .200 19

P6_8 Between Groups .014 1 .014 2.724 .116

Within Groups .096 18 .005

Total .110 19

P7_8 Between Groups .001 1 .001 .286 .600

Within Groups .065 18 .004

Total .066 19

P7_9 Between Groups .000 1 .000 .368 .552

Within Groups .005 18 .000

Total .005 19

P7_10 Between Groups .002 1 .002 1.953 .179

Within Groups .022 18 .001

Total .024 19

P8_9 Between Groups .001 1 .001 .375 .548

Within Groups .060 18 .003

Total .061 19

P8_10 Between Groups .000 1 .000 .010 .920

Within Groups .035 18 .002

Total .035 19
P9_10 Between Groups .000 1 .000 .638 .435

Within Groups .013 18 .001

Total .013 19
Ikan Nila Nirwana Commented [H56]: Lampiran 5.
Rapihkan lagi gambarnya

Ikan Nila Larasati


ACARA 3
GENETIKA MOLEKULER

Oleh :

Kelompok 1 Commented [H57]: Disusun oleh


bold

Catrin Natassya L1B016002

Inung Rahmawati L1B016016

Dian Dwi Safitri L1B016056

Dio Dennis W. L1B016063

Eykel Mahryan S. L1B016061

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2019
I. PENDAHULUAN

1.1. LatarBelakang
Deoxyribonucleicacid(DNA) merupakansenyawakimia yang
palingpentingdalammakhlukhidup. DNA merupakansenyawa yang
mengandunginformasigenetikmakhlukhidupdarisatugenerasikegenerasiselanjutnya
(Suryo, 2004).Keseluruhan DNA dalamsuatuselakanmembentukgenom.
Genommeliputibagian gen yangfungsionalmaupun non-fungsionaldalamselorganisme.
DNA genommeliputi gendanintergen(Campbell dkk, 2004). Commented [H58]: Disamakan. mau pake (dkk) atau (et al.,)

DNA mempunyai fungsi-fungsi yang sangat penting bagi tubuh kita. Hal
tersebut dikarenakan DNAmerupakan molekul kehidupan utama di dalam sel makhluk Commented [H59]: karena

hidup. Fungsi-fungsi tersebut adalah: Commented [H60]: Hapus

1. Tempat menyimpan dan menyalurkan informasi genetik suatu makhluk hidup Commented [H61]: Satukan dengann paragraf.
“DNA berfungsi sebagai ....”
(Sadava dkk., 2004).
2. Fungsi heterokatalis, yaitu fungsi untuk melaksanakan pengaturan pembuatan
molekul-molekullain yang penting dalam tubuh dan fungsi autokatalis, yaitu
fungsi DNA untuk mereplikasi dirinya sendiri (Suryo, 1999).
DNA membawa materi genetik yang dapat kita lihat bagaimana variasi
genetiknya. Untuk melihatnya dapat digunakan beberapa metode salah satunya Commented [H62]: Variasinya menggunakan metode

isolasi DNA. Kemudian hasilnya dapat dilihat melalui tahap elektroforesis. Oleh Commented [H63]: Hasil isolasi DNA melalui tahap
elektroforesis kemudian diamati dibawah UV transiluminator.
karena itu, praktikum acara Genetika Molekuler ini bertujuan untuk mengetahui Commented [H64]: genetika molekuler perlu dipelajari

metode analisis variasi genetik yang dapat diterapkan pada bidang perikanan.
1.2. Tujuan
a) Penggunaan Mikropipet
 Mengetahui berbagai ukuran mikropipet
 Mampu menggunakan mikropipet dengan benar
b) Isolasi DNA
 Memahami metode isolasi DNA dan jaringan/organ tubuh ikan dengan
menggunakan metode berdasar membran silika.
c) Elektroforesis DNA
 Memahami proses dan cara kerja elektroforesis DNA
 Memahami cara membuat gel agarose
 Memahami cara interpretasi hasil elektoforesis
II. MATERI DAN METODE

2.1. Materi
Tabel 1. Alat yang digunakan dalam praktikum acara Genetika Molekuler
Alat yang digunakan Fungsi Alat Commented [H65]: spasi dalam tabel 1.
LENGKAPI LAGI
Vortex Berfungsi untuk...
Mikropipet
Tip
Microcentrifuge tube
Micropastle
Spindown
Inkubasi
Collection tube
Timbangan
Pemanas
Chamber elektroforesis
Power supply
UV transiluminator

Tabel 2. Bahan yang digunakan dalam praktikum acara genetika molekuler


Bahan yang digunakan Fungsi Bahan
Marker Berfungsi untuk...
Sampel
GT Buffer
Proteinase K
Ethanol absolut
GS Column
W1 buffer
Wash Buffer
Pre-heated Elution Buffer
Agarose
10x Buffer TBE
Akuades
Sbyr safe gel staining

2.2. Metode (Paragraf) Commented [H66]: hapus

2.2.1. Penggunaan Mikropipet Commented [H67]: tambahin seuai dengan diktat

Sebelum mikropipet digunakan, kisaran volume untuk masing-masing


mikropipet harus diperhatikan, diatur dan digunakan miropipet pada tiap volume
yang ditentukan, lalu kemampuan ditunjukkan pada asisten untuk penilaian.
2.2.2. Isolasi DNA
2.2.2.1. Pemisahan Jaringan
Jaringan hewan seberat 30 mg dipotong menjadi kecil-kecil, Commented [H68]: paragraf diluruskan dengan atasnya saja
jaringan hewan dipotong seberat 30 mg
dimasukkan ke dalam microcentifuge tube 1,5 ml. Kemudian, jaringan Commented [H69]: dan dimasukkan

dihaluskan menggunakan micropastle. GT Buffer sebanyak 200 μL ditambahkan


dan sampel dihomogenkan. Lalu, ditambahkan juga 20 μL Proteinase K ke Commented [H70]: ke dalam

sampel. Vortex dan spindown sampai homogen kemudian diinkubasi pada Commented [H71]: koma, divortex dan dispindown.
gunakan kata pasif pada caker.
suhu 60 oC selama 30 menit. Selama inkubasi homogenkan tube dengan cara Commented [H72]: Tube dihomogenkan

disentil selama 5 menit sekali.


2.2.2.2. Lysis Commented [H73]: Tahap 1: Lysis

GBT Buffer sebanyak 20 μL ditambahkan , lalu vortex dan spindown Commented [H74]: Koma, divortex dan dispindown

selama 5 detik. Selanjutnya, sampel diinkubasi pada suhu 60 oC selama 20


menit untuk memastikan tidak ada lisat. Selama diinkubasi, tube
dihomogenkan dengan cara disentil selama 5 menit sekali. (Jika terdapat bahan
yang tidak larut maka dilakukan sentrifuge kembali selama 2 menit pada 14-
16000 x g, kemudian pindahkan supernatan ke 1,5 microcentifuge tube yang Commented [H75]: Supernatan dipindahkan

baru).
2.2.2.3. DNA Binding Commented [H76]: Tahap 2: DNA binding

Ethanol absolut sebanyak 200 μL ditambahkan, kemudian divortex dan


spindown selama 10 detik. GS Column disiapkan dalam 2 ml collection tube. Commented [H77]: dispindown
Sampel dipindahkan ke dalam GS Column kemudian sentrifuge pada 14-16000 Commented [H78]: disentrifuge

x g selama 2 menit. Selanjutnya, 2 ml collection tube dibuang dan GS Column


dipindahkan ke 2 ml collection tube yang baru.
2.2.2.4. Wash Commented [H79]: Tahap 3: Wash

Sampel yang didapatkan dari tahap sebelumnya ditambahkan 400 μL


W1 buffer ke GS Column, kemudian disentrifuge pada 14-16000 x g selama 30
detik. Filtrat dibuang, kemudian GS Column ditempatkan kembali pada 2 ml
collection tube. Lalu, ditambahkan 600 μL Wash buffer ke GS Column.
Selanjutnya disentrifuge pada 14-16000 x g selama 30 detik. Filtrat dibuang
kemudian GS Column diletakkan kembali pada 2 ml collection tube. Terakhir,
disentrifuge lagi selama 3 menit pada 14-16000 x g.
2.2.2.5. DNA Elution Commented [H80]: Tahap 4: DNA Elution

GS Column dipindahkan ke 1,5 ml microsentrifuge tube. Lalu,


ditambahkan 100 μL Pre-heated Elution Buffer ke bagian tengah column.
Diamkan selama ± 5 menit untuk memastikan Elution Buffer terserap dengan Commented [H81]: Dan diamkan

sempurna. Langkah terakhir, disentrifuge selama 30 detik pada 14-16000 x g.


2.2.3. Elektroforesis DNA
Pertama, gel agarose disiapkan. Agarose ditimbang seberat 1,2 gram dan
dimasukkan ke dalam 8 ml 10x buffer TBE dan 72 ml akuades. Larutan dipanaskan
sambil diaduk secara rutin sampai mendidih atau larutan berwarna jernih. Lalu,
didiamkan dalam suhu ruang sampai temperatur siap dituang (hangat-hangat kuku)
dan ditambahkan 5 μL Sybr safe gel staining. Larutan gel dituang pada cetakan yang
telah disiapkan dan dipasangi sisir pada tempatnya, dan ditunggu hingga mencapai Commented [H82]: Titik. Larutan gel

temperatur ruang dan gel terbentuk sempurna. Sisir dilepaskan dari gel agarose. Sisir
tersebut akan meninggalkan sumuran di gel agarose.
Setelah gel agarose terbentuk, chamber elektroforesis disiapkan. Gel agarose
diletakkan pada chamber elektroforesis, 1x buffer TBE dimasukkan hingga menggenangi
permukaan gel agarose dan tidak melampaui batas maksimal. Loading buffer sebanyak
1 μL dicampurkan dengan 5μL sampel DNA. Campuran tersebut dimasukkan tepat ke
dasar sumuran yang ada di gel agarose. Satu sumuran hanya digunakan untuk satu
sampel. Sebanyak 5 μL DNA ladder dimasukkan pada sumuran yang masih kosong
(umumnya dua atau satu sumuran yang paling pinggir). Chamber elektroforesis ditutup
dan elektroforesis dijalankan sampai pewarna DNA ladder mencapai 2/3 panjang gel
agarose. Power supply dimatikan dan gel agarose diambil. Terakhir, gel diamati dengan
UV transluminator.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil Commented [H83]: Hasil mana?


COBA LIHAT CONTOH FILE YANG SAYA KIRIM YA UNTUK
- Fotohasilelektroforesis (hitamputih + keterangan) HASILNYA

- Tabel hasilelektroforesis
3.2. Pembahasan
b. PenggunaanMikropipet Commented [H84]: a.

Mikropipet (micropipet) adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan Commented [H85]: Kata dalam bahasa inggris dimiringkan (cek
all).
cairan dalam jumlah kecil secara akurat. Penggunaan pipet gelas seperti pipet ukur
dan pipet gondok tidak mempunyai akurasi yang tinggi untuk volume kurang dari 1
ml. Sehingga pada pemindahan cairan dengan volume kecil kurang dari 1000
microliter, orang cenderung menggunakan mikropipet, biasa juga disebut dengan Commented [H86]: Mikroliter, atau paka µL

pipet otomatis (Widodo,2001). Pipet otomatis ini mempunyai akuraritas dan presisi
yang lebih baik dari pada pipet gelas. Disamping itu setiap pipet dapat diset
berapapun volumenya selama dalam range volume pipet (Lay, 1992).
Ada beberapa macam micropipet yang digunakan dilaboratorium seperti
misalnya pipet merk Gilson yang mana tertulis di bagian atas pipet P20, P200 dan
P1000.
 P 20 : untuk memipet larutan dengan volume antara 2 - 20 ul Commented [H87]: Buat kalimat saja. Jangan point

 P 200 : untuk memipet larutan dengan volume antara 20 - 200 ul


 P 1000 : untuk memipet larutan dengan volume antara 100 - 1000 ul
Bagian micropipet terdiri dari automatic pippetor dan Pippete Tip. Automatic pippetor
berfungsi untuk memompa larutan yang akan dipindahkan dengan volume yang
telah ditentukan sebelumnya, sedangkan pippete tip berfungsi untuk menampung
cairan yang dipompa (Halim,2002). Namun, dalam pelaksanaan praktikum,
digunakan tiga jenis mikropipet yang berbeda yaitu White Tip (<10 µL), Yellow Tip
(10-100 µL) dan Blue Tip (100-1000 µL).
Mikropipet digunakan mengikuti prosedur yang benar, dimana tip yang
digunakan untuk mengambil sampel atau larutan hanya boleh digunakan untuk
sekali pemakaian. Selain itu, pengatur volume tidak boleh diatur melebihi batas
maksimum volume tip. Adapun, prinsip atau cara penggunaan mikropipet secara baik
dan benar seperti dijelaskan oleh Widodo (2013) adalah sebagai berikut :
a. Sebelum digunakan Thumb Knob sebaiknya ditekan berkali-kali untuk Commented [H88]: Dijelaskan dalam bentuk paragraf saja.
Jangan point.
memastikan lancarnya mikropipet.
b. Tip bersih dimasukkan ke dalam Nozzle/ujung mikropipet.
c. Thumb Knob ditekan sampai hambatan pertama/first stop, jangan ditekan lebih
ke dalam lagi.
d. Tip dimasukkan ke dalam cairan sedalam 3-4 mm.
e. Tahan pipet dalam posisi vertikal kemudian tekanan dari Thumb Knob Commented [H89]: Gunakan kalimat pasif

dilepaskan maka cairan akan masuk ke tip.


f. Ujung tip dipindahkan ke tempat penampung yang diinginkan.Thumb Knob
ditekan sampai hambatan kedua/second stop atau tekan semaksimal mungkin
maka semua cairan akan keluar dari ujung tip. Jika ingin melepas tip putar
Thumb Knob searah jarum jam dan ditekan maka tip akan terdorong keluar
dengan sendirinya, atau menggunakan alat tambahan yang berfungsi
mendorong tip keluar.
c. Isolasi DNA Commented [H90]: b.

IsolasiDNA padadasarnyamerupakanteknikyang dilakukanuntukmendapatkan


DNA murniyang tidaktercampurdengankomponensellainnyaseperti protein
dankarbohidratmelaluiserangkaiantahapan (Murtiyaningsih, 2017). Isolasi DNA
merupakanlangkah yang tepatuntukmempelajari DNA.Prinsipnyaadadua,
yaitusentrifugasidanpresipitasi.
Sentrifugasimerupakanteknikuntukmemisahkancampuranberdasarkanberatmolekulk
omponennya(Campbell dkk., 2002). Sedangkan, presipitasimerupakanlangkah Commented [H91]: disamakan dengan yang lain. Gunakan
salah satu saja. (dkk) atau (et al,.).
yangdilakukanuntukmengendapkansuatukomponendaricampuran (Albertsdkk.,
1994).
Isolasi DNA yang dilakukan menggunakan metode membrane silica dengan
menggunakan Pure Link Genomic DNA mini Kits. PureLink Genomic DNA mini Kits
adalah paket ekstraksi DNA yang terdiri atas Lysis Buffer, Digestion Buffer, Wash
Buffer 1, Wash Buffer 2, Elution Buffer, RNAse, Proteinase K. Kit PureLink Genomic
DNA menggunakan kolom yang prinsip kerjanya didasarkan pada ikatan selektif
DNA pada membran berbahan silika dan garam chaotropic sehingga dapat mengikat
dan melepaskan DNA lebih efisien. Lysis buffer pada kit ini telah dioptimasi untuk
meningkatkan aktivitas proteinase K sebagai enzim yang membantu dalam
denaturasi protein (Mustafa et al., 2016).
Menurut Zunaedi (2013), faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan
isolasi DNA genom, antara lain:
a. Karakter sampel dari sel atau jaringan organism. Setiap organisme memiliki tipe sel
dan jaringan yang berfariasi, sehingga metode isolasi atau ekstraksi yang Commented [H92]: cek penulisan katanya

digunakan harus sesuai dengan jenis karakter sampel.


b. Metode ekstraksi dan isolasi yang tepat. Metode yang ideal, akan beragam
tergantung dari jenis sel atau jaringan sampel, bagaimana sampel diperoleh
dari sumbernya, bagaimana sampel diperlakukan, dan bagaimana sampel
disimpan sebelum diekstrak DNA.
c. Metode isolasi harus meminimalisasi degradasi DNA.
d. Upaya untuk meminimalisasikan degradasi DNA dapat dilakukan dengan cara Commented [H93]: satu point bukan?

menghindari ekspor terhadap panas, cahaya, freeze-thow yang berulang-ulang, dan


vortex.
e. Kondisi laboratorium. Laboratorium harus dikondisikan dan diatur sedemikian
rupa untuk menghindarkan kemungkinan kontaminasi silang pada sampel.
f. Reagen atau senyawa yang digunakan. Dalam 5 tahapan utama isolasi DNA,
reagen memegang peranan penting yang akan menentukan keberhasilan isolasi
DNA genom. Kesesuaian reagen dengan karakter sel DNA genom harus
menjadi dasar pertimbangan dalam memilih metode ektraksi atau isolasi DNA
genom.
Manfaatisolasi DNA Commented [H94]: Cari ya

d. Elektroforesis DNA Commented [H95]: c.


Elektroforesisadalahsuatu proses yang
dapatmemisahkanataumemigrasikanfragmen DNA padamatriksberpori
dibawahpengaruhmedanlistrik. Elektroforesisdilakukanuntukmenentukankeutuhan
DNA total (Novitasariet al.,2014).
Prinsipteknikelektroforesisadalahberdasarkanmigrasipartikelbermuatandibawahpenga
ruhmedanelektronikdalamkondisi yang konstan.Elektroforesis DNA
memisahkansampel DNAberdasarkanatasukuran (beratmolekul)
danstrukturfisikmolekulnya. Gel yangbiasadigunakanantara lain agarosa.Elektroforesis Commented [H96]: adalah

gel agarosadapatdilakukanuntukmemisahkansampel DNA


denganukurandaribeberaparatushingga 20.000 pasangbasa (Sihotang, 2014).
ElektroforesisdenganAgarosemerupakanmetodestandaruntukmemisahkan,meng Commented [H97]: mekanisme dan fungsi mana?

identifikasi, mengkarakterisasidanpurifikasidarimolekul DNA/RNA.


Secara umum, visualisasi hasil isolasi DNA plasmid menunjukkan kualitas yang Commented [H98]: Jelaskan hasil isolasi kelompok kalian,
diikuti penjelasan menurut sumber.
relatif rendah, dikarenakan band atau pita DNA yang terbentuk kurang jelas atau tipis.
Beberapa band atau pita yang memiliki ukuran yang besar, hal ini menunjukkan masih
adanya kontaminan berupa DNA genom. Plasmid yang diperoleh kemungkinan dalam
bentuk supercoil atau nicked. Apabila hasil isolasi DNAnya murni maka akan muncul
satu atau dua band. Hasil yang berupa pita tipis dapat dipengaruhi banyak faktor. Di
antaranya adalah konsentrasi DNA yang digunakan untuk elektroforesis, kualitas
pewarna DNA, serta buffer yang digunakan sebagai fase geraknya elektroforesis
(Khusnuryani et al., 2016).
IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan
Berdasarkanhasildanpembahasan di atasdapatdisimpulkanbahwa :
1. Ada tigajenisukuranmikropipetberdasarkanjenis tip nyayaitu White Commented [H99]: yang digunakan saat praktikum yaitu

Tip (<10µL), Yellow Tip (10-100 µL) dan Blue Tip (100-1000 µL).
2. Cara penggunaanmikropipetyaituatur volume sampel yang dibutuhkan, Commented [H100]: gunakan kata kerja pasif !

pasang tip sesuaidenganmikropipet, tekan "Plungger button"


ataupenyedotsampaibataspertama, masukan tip kedalamsampel,
ambilatausedotsampel,
pindahkansampeldengancaramenekanpenyedotsampaibataskedua,
lepaskantekananpenyedot, danlepaskan tip.
3. Isolasi DNA memilikibeberapatahapan, yaitu: (1) pemisahan jaringan; (2) Commented [H101]: DNA dari jaringan tubuh ikan dilakukan
melalui tahap...., ....., ...., .....,
Lysis; (3)DNA Binding; (4) Wash; dan (5) DNA Elution.
4. Elektroforesissampel DNA Commented [H102]: Sebutkan juga komponen yang berperan:
gel agarose, 1xbufer TBE, sampel DNA, dll.
menggunakanmesinelektroforesisdandiamatidenganUV transiluminator. Commented [H103]: Chamber elektroforesis.

Hasilmenunjukkanbahwasampeltidakdapatditentukanukurannya,
karena marker tidakmunculatautidakmembentuk pita. Commented [H104]: hapus

5. Cara membuat gel agaroseyaitudengancara Commented [H105]: Gunakan kata kerja pasif
Commented [H106]: hapus
gelagaroseditimbangsebanyak 1,2 gram dandimasukkan8 mL 10x Buffer
TBE dan 45 mL aquadesdenganmikropipet, gel
agarosedipanaskansambildiaduk di ataskomporlistrikhinggamendidih,
diamkanhinggahangat-hangat kuku, tambahkan 5 µL Sybr
safegelstaining, larutan gel dituangpadacetakan yang
telahdipasangisisir, ditunggu30menithingga gel mengeras.
6. Cara interpretasihasilelektroforesisyaitudenganmelihat pita- Commented [H107]: hasil elektroforesis diinterpretasikan
dengan melihat.....
pitasampeldibandingkandengan pita marka yang
sudahdiketahuipanjanggelombangnya.
4.2. Saran
Berdasarkanpraktikum yang telahdilakukanpraktikandalam melakukan
pengolahan data harusteliti agar pembahasandankesimpulansesuaidengan data
yang didapat. Commented [H108]: Dapus dan lampiran mana?

Anda mungkin juga menyukai