Anda di halaman 1dari 8

MANAJEMEN KESEHATAN IKAN PADA USAHA BUDIDAYA

IKAN KERAPU

Oleh :
Nanda Maulidia

A. PENDAHULUAN

Degradaasi lingkungan lahan budidaya akibat tingginya pencemaran, dan kesalalran


pengelolaan budidaya yang merupakan akibatdari antara lain kurang efisiennya penggunaan
bahan baku atau inputproduksi merupakansalah satu faktor penyebab timbulnya masalah
penyakitpada usaha budidaya ikan. Penyakit ikan merupakan salahsatu penyebab
timbulnyapenyakitpada usaha budidaya ikan. Penyakit ikan merupakan salahsatu masalatr
yang perlu mendapat perhatianyang seriuspada budidaya ikan. Kerugranyang dideritaakibat
wabah penyakit ini biasanyacukup besar. Selainkematian ikan, kerugianyang lain
adalahberupa penurunan kualitas ikan. Hal ini tentu saja akan mengakibatkan pada harga jual
ikan itu sendiri menjadi rendah.
Faktor lain yang merupakan pemicu timbulanya penyakit pada ikan adala h makin
menurunnya kualitas air. Selain bahan cemafim berupa limbah industri yang banyak dibuang
ke perairan umum tanpa melalui pengolahan terlebih dahulu, pencemaran dapat juga
diakibatkan oleh kesalahan manajemen budidaya itu sendiri.Pada pola budidaya intensif
apkan biasanya diberikancukup banyak, sehinggatentusaja selain dpatamenimbulkan cemaran
dmi hasit sisa metabolisme yanglebih banyak juga akan terjadi pembusukan sisa pakan yang
jatuh ke perairan tempat budidaya tersebut.
Untuk itu diperlukan suatu cara penanggulangan penyakit yang tidak banyak
menimbulkan efek negatif bagi lingkungan. Salah satu cara penanggulangan u. A. diharapkan
dapat melatui suatu model pengelolaan budidaya ikan secara terpadu dan komprehensif
tercakup didalamnya pengelolaan kawasan, pengendalian penyakit, farm manajemen, dan
pengelolaan limbah.
Penyakit ikan merupakan problem utama yang dihadapi oleh pembudidaya. Karena
kesulitan diagnosa, implementasi penanganan dan pengobatan yang tepat serta identifikasi
penyebab. Kerugian ekonomis bagi para pembudidaya cukup terasa baik karena hilangnya
produksi akibat kematian dan pertumbuhan ikan yang lambat atau biaya pengobatan yang
tinggi. Umumnya, stres menyebabkan turunnya kemampuan daya tahan ikan dan dianggap
sebagai salah satu penyebab utama penyakit ikan dalam sistem budidaya yang intensif.
Namun demikian, stres pada ikan yang dibudidayakan bisa dihindari atau dicegah. Banyak
penelitian menunjukkan bahwa ikan yang sehat tidak mudah terinfeksi oleh patogen,
sementara ikan yang lemah akan mudah terinfeksi.

B. PEMICU TIMBULNYA MASALAH


a. Lingkungan
Makin menurunnya kualitas lingkungan makin besar tekanan yang dialarni oleh ikan
akan mudah sekali terinfeksi oleh penyakit. Turunnya kualitas lingkungan lebih banyak
diakibatkan oleh limbah ya g dibuang ke perairan umum tanpa melalui pengolahan terlebih
dahulu (treatmen).
Selain bahan cemaran berupa limbah industri yang banyak dibuang ke perairan
umum, pencemaran dapat juga diakibatkan oleh kesalahan praktek budidaya itu sendiri. Pada
pola budidaya intensif pakan biasanya diberikan cukup banyak, sehingga tentu saja selain
dapat menimbulkan cemaran dari hasil sisa metabolisme yang lebih banyak juga akan terjadi
pembusukan sisa pakan yang jatuh ke perairan tempat budidaya tersebut.
Kebersihan lingkungan tempat budidaya juga menjadi kunci keberhasilan budidaya
itu seridfui. Lingkungan yang kotor terlalu kaya akan bahan organik akan membantu
mempercepat timbulnya infeksi penyakit.
Jaring yang tidak pernah dibersihkan selain menjadi tempat yang nyaman bagi jasad
penyebab penyakit jiuga akan mengbambat perhrkaran air ke dalam KJA itu bio.unsoed.ac.id
sendiri. Apabfa hal ini terjadi maka kualitas air di dalam KJA akan semakin jelek, kadar zat
asam akan menjadi rendatr. Keadaan demikian akan mempercepat timbulnya penyakit.

b. Manajemen Budidaya
Pola budidaya yang dilaksanakan di KJA biasanya pola budidaya intensif, dengan
kepadatan ikau yang sangat tinggi tanpa mempertimbangan daya dukung lingkungan. Pada
kepadatan yang tinggr yang tidak sesuai dengan daya dukung lalun maka akan terjadi
ketidakseimbangan, yang tentu saja akan banyak menimbulkan tekanan bagi ikarr akibahya
ikan akan mudatr terinfeksi oleh penyakit. Jumlah atau kepadatan jaring yang terdapat pada
suatu hamparan juga sangat menentukan kebutuhan budidaya. Jumlah unit KJA yang terlalu
padat yang tidak proporsional dengan luasan lahaq tentu saja akan mempercepat turunnya
kualitas air. Dalam keadaan demikian maka tentu saja akan mempercepatperkem bangan
penyakit ikan.
Sistem pemberian pakan dengan harapan akan ikut mempercepat pertumbuhan,
merupakan salah satu tindakan yang merugikan. Karena masing-masing komoditas ikan
punya kaidah pemberian pakan ikan tersendiri, apabila tidak sesuai maka banyak pakan yang
akan tidak termakan dan akan jatuh kedasar perairan, selanjutnya ikut memepercepat
turunnya kualitas air..
Pembuangan ikan mati yang sekarang dipraktekkan oleh pembudidaya biasanya
secara langslng keperairan umlrm. Tindakan demikian tentu saja akan mempercepat
penyebaran penyakit
Perubahan musim sangat mempengaruhi penyebaran penyakit. Pola perubahan musim
dari musim hujan, ke musim kemarau atau sebaliknya akan berperan munculnya penyakit
ikan. Pada musim hujan seperti sekarang suhu relatif lebih dingin disebabkan intensitas
cahaya yang kecil.Berdasarkan beberapa penelitian bahwa pada air yang suhunya dingin
sangat rentan ikan terinfeksi penyakit. Biasanya pada saat musim hujan ikan nila di kawasan
KJA One-one, jumlah pakan yang dimakan ikan relatif lebih rendah dibandingkan dengan
musim kemarau. Pada suhu yang relatif tinggi (panas) akan berakibat pada percepatan laju
metabolisme, apabila hal itu berangsung lama, akan menyebabkan ikan kelelahan.Suhu akan
memepengaruhi oksigen terlalarut dan pH air, jika suhu tinggi maka akan menyebabkan
oksigen terlarut rendah dan mempengaruhi pH air yang cenderung asam. Fluktuasi suhu akan
menyebabkan ikan akan lebih rentan terkena penyakit.

Perlu kami sampaikan juga, bahwa beberapa kasus infeksi penyakit ikan disebabkan oleh
beberapa jasad penyebab penyakit, yaitu parasit, jamur, bakteri dan virus.

C. KERAGAMAN PENYAKIT
Masalah penyakit telah lama dirasakan pada usaha budidaya ikan di KJA, walau pada
awalnya masalah penyakit tidak begitu dapat perhatian dari pembudidaya. Makin lama karena
temyata penyakit dapat menimbulkan kerugian yang tidak sedikit maka penyakit hal yang
mau tidak mau harus diakui batrwa masalah penyakit mendapat perhatian serius untuk
ditangani.
Beberapa penelitian tentang keberadaan penyakit pada usaha budidaya ikan di KJA
telatr banyakj dilaksanakan (Supriayadi dan Komarudin, 2003; Supriyadi et al, 2A08 8.
Selain itu juga data tentang keberadaan penyakit telah diperoleh dari laporanlaporan kasus
terjadinya wabah penyakit pada usaha tersebut. Monitoring penyakit iakan juga selalu
mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan penebaran penyakit dan dinamika infeksi
penyakit pada usalra budidaya di KJA.
Selama ini kasus terjadinya infeksi penyakit ikan potensi yang telah dilaporkan
diakibatkan oleh beberapa jasad penyakit, yaitu antara lain parasit, jamur, bakteri dan virus.

l. Jasad Parasitik
Parasit yang ditemukan pada ikan yang ada di KJA pasca red tide yaitu Pseudo
rhabdosynochus sp., Trichodina sp., dan Haliotrema. Sedangkan pravelensi parasit tertinggi
pada minggu ke empat dan minggu k enam dan terjadi dominasi parasit yaitu
Pseudorhabdosynochus sp.
Penyakit yang ditemukan adalah parasit kutu air atau Isopoda dan lintah laut. Isopoda
ditemukan pada sirip dorsal dari ikan kerapu hibrida cantang. Penanganan untuk ikan
terinfeksi parasit ini dapat dilakukan dengan cara perendaman menggunakan air tawar selama
10-15 menit. Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (2017) juga mengatakan bahwa
penanganan ikan terinfeksi parasit air laut yaitu dengan perendaman air tawar atau dengan
salinitas 5 ppt selama 10-15 menit atau H2O2 150 ppm selama 30 menit Lintah laut yang
ditemukan merupakan genus dari Zeylanicobdella yang banyak menyerang pada bagian
permukaan tubuh ikan kerapu hibrida cantang.

1. Infeksi Jamur
Infeksi jarnur pada usaha budidaya ikan di KJA telah banyak dilaporkan.
Namun penyakit ini biasanya terjadi pada ikar-ikan yag baru saja ditansportasi dan
tidak mendapatkan proses aklimatisasi yag cukup pada tempat tujuan. Ikan yang sering
terinfeksi terbatas pada jenis-jenis siklid yaitu nila (Oreachromis niloticus) dan ikan
gumme (Opsphronemus gouramy). Kerugian yang ditimbulkannya tidak begrtu tinggr
yaitu berkisar antar 5-10%. Kerugian yang ditimbulkannya sangal tergantung pada
kualitas lingkungan dan cara penanganan ikan selanjutnya.

2. Infeksi Bakteri
Infeksi bakteri yag pahng banyak diresahkan oleh pembudidayaikan di KJA
tahun 2003 adalah infeksi bakteri Aeromonss lrydrophila. Penyakit infeksi bakteri
tersebut sering terjadi baik pada komoditas ikan mas, nila maupun ikan gurame
bio.unsoed.ac.id (Opsphronemus gourany). Penyakit infeksi bakteri lain yang telah
dilaporkan terutama oleh pembudidaya ikan gurame di KJA yaitu infeksi
mycobacteriosis yaitu akibat infeksi baketi Mycobacterium firtuitum. Kerugian yang
ditimbulkan oleh infeksi mycobacteriosis adalatt berkisar 3A'60 %

D. PENANGANAN PENYAKIT
Penanganan penyakit pada ikan di keramba Kuala Cangkoi biasanya melalui
perendaman dalam air tawar. Perendaman dalam air tawar dilakukan selama 5-10 menit 19
kemudian disemprot dengan air laut. Perlakuan terhadap lintah ini bisa dilakukan dengan
perendaman dalam formalin 200-250 ppm selama 1 jam. Pemakaian formalin dengan
konsentrasi tinggi dapat mengganggu pernafasan ikan, oleh karena itu diperlukan aerasi yang
kuat dalam perlakuan tersebut. Namun, penggunaan air tawar dipandang lebih aman karena
perlakuan dilakukan hampir 5-7 hari sekali. Perendaman pun dilakukan hanya sebentar
(kurang dari setengah jam) diikuti dengan pengurutan tubuh ikan dengan tangan untuk
membantu melepaskan lintah (Mahardika dkk., 2018).

E. MANAJEMEN KESEHATAN IKAN


Sukses usaha budidaya ikan akan sangat tergantuing pada pola manajemeu yang
diterapkannya Artinya apabila semua persyarakn-persyaratan yang hanrs dilaksanakan pada
usaha budidaya terpenuhi maka budidaya ikan tersebut akan berjalan lancar, tennasuk
masalah gangguan penyakitpun akan bisa dihindari. Di dalarn usaha penanggulangan
penyakit pada usatra budidaya ikan di KIA harus dilaksanakan berdasarkan babarapa
penimbangan antara lain:
a. Pertimbangan metodologi
Dengan cara pencegahan, perendaman ikan dengan larutan obat sebaiknya dihindari,
dapat dilakukan namun tidak disarankan dalam jumlah banyak. Pertimbangan lingkungan,
bila menggunakan racun atau obat, sebaiknya tidak menimbulkan kematian bakteri yang
menguntungkan, fitoplankton dan zooplankton serta yang paling penting tidak
membahayakan bagi konsumen. Pertimbangan keamanan, dalam pengobatan ikan di KJA
menggunakan obat berupa zat kimia biasanya bersifat karsinogenik (pemicu sel kanker) bagi
tenaga yang mengobati ikan tersebut. Pertimbangan ekonomis, pengobatan sebaiknya
mempertimbangakan aspek keuntungan, sehingga perlu perhitungan usaha, agar pada saat
pengobatan tidak menyebabkan kerugian, akibat pengeluaran menjadi tinggi dibanding hasil
yang didapatkan. Penanggulangan penyakit diatas, semua memiliki kelemahan dan kelebihan,
sehingga dalam menangulangi penyakit ikan di KJA perlu suatu penanggulangan yang
bersifat terpadu.Penanggulangaan tersebut didasarkan pada beberapa aspek, yaitu :
(1) aspek teknis, berupa padat tebar harus sesuai, pemberian pakan memenuhi persyaratan
mutu (pemberian pakan tepat, waktu pemberian pakan sesuai dan jenis pakan sesuai), dan
budidaya yang dilakukan menggunakan sistem polikultur (satu lokasi beberapa jenis ikan).

(2) Aspek higienis, berupa pembersihan sampah yang tenggelaam dan yang terapung di
perairan, jaring harus dibersihkan secara berkala dan ikan yang mati harus segera dibuang
jauh dari kawasan KJA.

(3) Aspek pengaturan kawasan, berupa pengaturan lokasi areal budidaya yang proporsional
dan pengaturan zonasi budidaya.Berdasarkan beberapa informasi diatas sudah selayaknya
para pembudidaya ikan melakukan menajemen kesehatan ikan di kawasan KJA di One-one.
Jika ikan budidaya tiba-tiba mati, yang dirugikan adalah pembudidaya itu sendiri.Oleh sebab
itu, diharapkan pembudidaya ikan di KJA One-one dapat melakukan budidaya ikan yang
baik, sehingga harapannya pembudidaya ikan tidak rugi dan masyarakat yang memanfaatkan
ikan hasil produksi KJA tidak beresiko, akibat residu zat kimia yang digunakan dalam
penanggulangan penyakit ikan.

Metoda penanggulangan yang akan diterapkan harus disesuaikan dengan lingkungan


kawasan budidaya. Metoda penaggulangan yang bagaimana yang bisa diaplikasikan pada
usaha budidaya ikan diperairan Keramba Jaring Apung. Usaha penaggulangan dengan cara
pencegahan adalah merupakan metode yang paling tepat dilaksanakan Sedangkan pengobatan
baik dengan cara rendaman rnaupun pakan sebaiknya dihindari.

b. Pertimbangan lingkungan
Cara penanggulangan terutama pengobatan yang diterapkan hendaknya tidak
mengganggu keseimbangan lingkingan apalagi samapi merusak lingkungan. Obat pada
dasarnya adalah racun selain dapat membunuh organisme penyebab penyakit juga dapat
membunuh organisme maupun mikroorganisme akuatik yang bermanfaat bagi manusia dan
lingkungan. Jadi obat yang digunakan harus tidak menimbulkan kematian pada bakteri
pengurai yang bermanfaat, pada zoo dan fitoplankton, pada ikan dan tidak menimbulkan
resiko bagi konsumer (pemakan ikan). Obat yang digunakan juga tidak menimbulkan
resistensi bagi mikroorganisme.
c. Pertimbangan ekonomis
Cara penanggulangan yang akan kita laksanakan harus dipenimbangkan agar
menguntuingkan secara ekonomis. Langkah pencegahan biasanya lebih menguntiungkan
apabila dibandingkan dengan langkah pengobatan. Pengobatan tidak murah mengingat harga
obat yang matral dan selain itu pada pengobatan memerluksn tenaga dan waktu. Pada
pengobatan juga harus memperhitungkan kirakira berapa jumlah ikan yang bisa
diselamatkan, sehingga tidak merugikan apabila dibandingkan dengan biaya yang harus
dikeluarkan.

d. Pertimbangan keamanan
Selain aman bagi lingkungan juga metoda penanggulangan penyakit harus aman bagi
operator. Cara pencegahan biasanya lebih aman apabila dibanding dengan pengobatan. Cara
pengobatan harus dilaksanakan dengan ekstra hati-hati mengingat beberapa obat akan sangat
membahayakan bagi operator. Penggunaan antibiotik misalnya kalau tidak hati-hati akan
berbahaya berupa masuknya antibiotika ke dalam tubuh operator selain keracunan dapat juga
berakibat pembentukan pada kekebalan. Malachite green Oxalate apabila pemakaiannya tidak
hati-hati maka akan dapat menimbulkan kangker bagi operator mengingat sifat dari bahan ini
adalah "carsinogen" yang dapat memacu terjadinya kangker.
DAFTAR PUSTAKA

Anny Rimalia1. Elrifadah2. Aminah3 .Erwin Fadillah4 2023. Sosialisasi Manajemen


Kesehatan Ikan Secara Mandiri Di Desa Aranio Kecamatan Aranio Kabupaten
Banjar. Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Volume 01, Nomor 01, Maret, 2023
Pp. 18 – 24
Mahardika, K., I. Mastuti dan Zafran. 2018. Respon Lintah Laut (Zeylanicobdella
arugamensis) Terhadap Salinitas Berbeda Secara Laboratorium. Journal of Fisheries
and Marine Research, 2 (3): 208-214.
Supriyadi, H dan O. Komarudin. 2003.Kerusakan Jaringan Ikan Nila (Oreochromts nioticus)
yang Terinfeksi Penyakit Steptococciasis, Jurnal. Pen.Perik 9(3):3 5-3 8.
Supriyadi, H. 1992. Identifikasi dan Cara Penanggulangan Perryakit Bakterial Pada Ikan
Ni14 Dalam Pros. Seminar Hasil Pen. Perik. Air Tawar 199l/1992 Cipayung 20-22
Oktober 1992. Hambali Supriyadi et al.(eds). Hal. 56-63. Balai Penelitian
Perikanan Air Tawar. Bogor. Pusat penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Anda mungkin juga menyukai