Anda di halaman 1dari 15

Pengendalian hama ikan lele

Dalam beternak lele, hama merupakan gangguan yang bersumber dari organisme besar baik yang
sifatnya predator, penggangu dan pesaing. Hama ikan lele yang bersifat predator adalah musang,
linsang, dan ular. Di daerah perkotaan kucing pun kadangkala menjadi hama yang perlu di
waspadai. Selain itu, ada juga katak yang merupakan predator bagi benih lele yang masih kecil.

Hama yang dikategorikan pengganggu adalah belut, terutama untuk yang beternak lele di kolam
tanah. Binatang ini seringkali membuat lubang di pematang sehingga kolam bocor. Hama yang
dikategorikan pesaing adalah Ikan gabus atau mujair, karena ikan ini bisa berkembang biak
dalam kolam melalui saluran masuk atau keluar air.

Penanggulangan dari serangan hama bisa dilakukan dengan berbagai hal seperti memagari
pinggiran kolam, menyaring jalan masuk dan keluar air, sampai menutup kolam dengan paranet.
Apabila kita beternak lele secara intensif, biasanya gangguan hama jarang terjadi karena kolam
relatif terawasi terus menerus.

Pengendalian penyakit ikan lele


Penyakit ikan lele hampir sama dengan penyakit yang ditemui pada ikan tawar lainnya. Penyakit
yang biasa menyerang terdiri dari penyakit infeksi yang disebabkan jamur, protozoa, bakteri dan
virus. Berikut beberapa penyakit ikan lele yang disebabkan oleh infeksi:

 Penyakit bintik putih (white spot), penyebabnya adalah protozoa dari jenis
Ichthyphyhirius multifillis. Penyakit ini menyerang hampir semua jenis ikan air tawar.
Pada ikan lele banyak menyerang benih. Bintik-bintik putih tumbuh pada permukaan
kulit dan insang. Bila terkena ikan akan mengosok-gosokkan badannya ke dinding atau
dasar kolam. Peyakit ikan lele ini dipicu oleh kualitas air yang buruk, suhu air terlalu
dingin dan kepadatan tebar ikan yang tinggi. Untuk mencegah agar ikan tidak terkena
white spot, pertahankan suhu air pada kisaran 28oC dan gunakan air yang baik
kualitasnya. Pengobatan untuk jenis penyakit ikan lele ini antara lain dengan cara
merendam ikan dalam larutan formalin 25 cc per meter kubik air ditambah dengan
malacit green 0,15 gram per meter kubik air selama 24 jam. Pada ikan lele yang sudah
besar, penyakit ini juga bisa dihilangkan dengan memindahkan ikan ke kolam dengan
suhu 28oC.
 Penyakit gatal (Trichodiniasis) disebabkan oleh protozoa jenis Trichodina sp. Gejala
penyakit ikan lele Trichodiniasis adalah ikan terlihat lemas, warna tubuh kusam dan
sering menggosok-gosokan badannya ke dinding dan dasar kolam. Penyakit ikan lele ini
menular karena kontak langsung dan juga lewat perantara air. Kepadatan ikan yang
terlalu tinggi dan kekurangan oksigen disinyalir memicu perkembangannya. Penyakit
ikan lele ini bisa dicegah dengan mengatur kepadatan tebar dan menjaga kualitas air.
Penyakit ini bisa dihilangkan dengan merendam ikan dalam larutan formalin 40 ppm
selama 12-24 jam.
 Serangan bakteri Aeromonas hydrophila. Penyakit ikan lele yang ditimbulkan bakter ini
menyebabkan perut ikan menggembung berisi cairan getah bening, terjadi pembengkakan
pada pangkal sirip dan luka-luka disekujur tubuh ikan. Faktor pemicu penyakit ikan lele
ini adalah penumpukan sisa pakan yang membusuk di dasar kolam. Untuk mencegahnya,
upayakan pemberian pakan yang lebih tepat dan pertahankan suhu air 28oC. Pengobatan
yang paling umum pada ikan benih adalah pemberian antibiotik Oksitetrasiklin (OTC).
Caranya dengan mencampurkan OTC dengan pakan, takarannya 50 mg per kg pakan.
Berikan selama 7-10 hari. Apabila penyakit ikan lele ini menyerang kolam pembesaran,
gantilah air kolam dua kali sehari. Pada saat penggantian air, tambahkan garam dapur
dengan takaran 100-200 gram per meter kubik.
 Penyakit Cotton wall disease, penyebabnya bakteri Flexibacter Columnaris. Bakteri ini
menyerang organ dalam seperti insang. Gejala yang ditimbulkannya adalah terjadi luka
atau lecet-lecet pada permukaan tubuh, ada lapisan putih atau bintik putih, gerakan
renang lambat dan ikan banyak mengambang. Faktor pemicunya adalah pembusukan sisa
pakan didasar kolam dan suhu air yang naik terlalu tinggi. Pencegahannya dengan
mengontrol pemberian pakan dan mempertahankan suhu air pada 28oC. Apabila ada
anggaran lebih, berikan vaksin pada benih ikan. Utuk mengobati penyakit ikan lele
adalah dengan memberikan OTC 50 mg per kg pakan yang diberikan 7-10 hari. Cara
lainnya, rendam ikan dalam larutan OTC dengan dosis 3-5 ppm selama 12-24 jam. Ikan
lele yang diberi antibiotik baru bisa dikonsumsi setelah dua minggu.
 Penyakit karena serangan Channel catfish virus (CCV). Virus ini tergolong kedalam virus
herpes. Ikan yang terinfeksi tampak lemah, berenang berputar-putar, sering tegak vertikal
di permukaan, dan pendarahan dibagian sirip dan perut. Faktor pemicu penyakit ikan lele
ini adalah fluktuasi suhu air, penurunan kualitas air dan kepadatan tebar yang tinggi.
Untuk mencegah serangan virus ini adalah dengan cara memperbaiki manajemen
budidaya, menjaga kebersihan kolam dan pemberian pakan yang berkualitas. Pengobatan
ikan yang telah terinfeksi jenis virus ini belum diketahui. Namun penyakit ikan lele ini
bisa pulih dengan meningkatkan kebersihan kolam seperti mengganti air kolam hingga
ikan terlihat pulih.

Selain penyakit ikan lele di atas, terdapat juga sejumlah penyakit yang bukan disebabkan oleh
infeksi melainkan disebabkan oleh kondisi lingkungan, seperti keracunan dan lain sebagainya.
Berikut beberapa penyakit non-infeksi yang penting diketahui dalam beternak lele:

 Penyakit kuning (Jaundice), penyakit ini akibat dari kesalahan nutrisi pakan.
Penyebabnya antara lain kualitas pakan yang buruk, seperti telah kadaluarsa atau pakan
disimpan di tempat lembab sehingga pakan rusak. Beberapa keterangan mengatakan
jaundice bisa disebabkan oleh pemberian jeroan atau ikan rucah secara kontinyu.
Keterangan lain mengatakan serangan jaundice bisa datang apabila dalam air kolam
banyak terdapat alga merah.
 Pecah usus atau Reptured Intestine Syndrom (RIS). Penyakit ikan lele ini terlihat dari
gejalanya yang khas yaitu pecahnya usus. Penyebabnya adalah pemberian pakan yang
berlebihan. Ikan lele merupakan ikan yang rakus, berapapun pakan yang kita berikan
akan disantapnya sehingga akan memecahkan usus bagian tengah atau belakang. Untuk
menghindarinya, lakukan pengaturan pemberian pakan yang efektif. Kebutuhan pakan
ikan lele per hari adalah 3-6% dari berat tubuhnya dan harus diberikan secara bertahap,
pagi, siang, sore atau malam hari.
 Kekurangan vitamin, kasus kekurangan vitamin yang paling sering pada ikan lele adalah
kekurangan vitamin C. Kekurangan vitamin ini akan mengakibatkan tubuh ikan bengkok
dan tulang kepala retak-retak. Apabila terlihat penyakit ikan seperti ini, berikan vitamin
mix yang banyak dijual di pasar. Dosisinya 1 gram per kg pakan lele diberikan selama 5-
7 hari.
 Penyakit keracunan, penyakit ini ditimbulkan karena faktor lingkungan seperti air yang
tercemar pestisida, atau akibat kimia industri lainnya. Untuk menanggulanginnya,
usahakan penggantian air kolam minimal sebanyak 20% setiap dua kali sehari.
Budidaya ikan nila tidaklah sulit. Ikan nila masih satu kerabat dengan ikan mujair. Kedua ikan
ini mempunyai kemiripan sifat. Mudah berkembang biak dan mempunyai kemampuan adaptasi
yang baik.

Di alam bebas, ikan nila banyak ditemukan di perairan air tawar seperti sungai, danau, waduk
dan rawa. Suhu optimal bagi pertumbuhan ikan nila berkisar 25-30oC dengan pH air 7-8.

Ikan nila termasuk hewan pemakan segala atau omnivora. Makanan alaminya plankton,
plankton, tumbuhan air dan berbagai hewan air lainnya. Pakan buatan untuk budidaya ikan nila
sebaiknya berkadar protein sekitar 25%.  Biaya pakan untuk budidaya ikan nila relatif lebih
murah. Tidak seperti budidaya ikan mas atau ikan lele yang membutuhkan pakan dengan kadar
protein tinggi,  sekitar 30-45%.

Untuk memulai budidaya ikan nila ada beberapa faktor penting yang harus diperhatikan, yakni
pemilihan benih, persiapan kolam, pemberian pakan, hingga penanganan penyakit.

Memilih benih ikan nila


Pemilihan benih merupakan faktor penting yang menentukan tingkat keberhasilan budidaya ikan
nila. Untuk hasil maksimal sebaiknya gunakan benih ikan berjenis kelamin jantan. Karena
pertumbuhan ikan nila jantan 40% lebih cepat dari pada ikan nila betina.

Budidaya ikan nila secara monosex (berkelamin semua) lebih produktif dibanding campuran.
Karena ikan nila mempunyai sifat gampang memijah (melakukan perkawinan). Sehingga bila
budidaya dilakukan secara campuran, energi ikan akan habis untuk memijah dan pertumbuhan
bobot ikan sedikit terhambat.

Saat ini banyak yang menyediakan bibit ikan nila monosex. Bila sulit mendapatkannya, bibit ikan
nila monosex bisa dibuat sendiri. Caranya bisa dilihat dalam artikel budidaya pembenihan ikan
nila.

Persiapan kolam budidaya


Budidaya ikan nila bisa menggunakan berbagai jenis kolam, mulai dari kolam tanah, kolam
semen, kolam terpal, jaring terapung hingga tambak air payau. Dari sekian jenis kolam tersebut,
kolam tanah paling banyak digunakan karena cara membuatnya cukup mudah dan biaya
konstruksinya murah. Silahkan lihat cara membuat kolam tanah.

Keunggulan lain kolam tanah adalah bisa menjadi tempat tumbuh berbagai tumbuhan dan hewan
yang bermanfaat sebagai pakan alami bagi ikan. Sehingga bisa mengurangi biaya pembelian
pakan buatan atau pelet.

Untuk memulai budidaya ikan nila di kolam tanah, perlu langkah-langkah persiapan pengolahan
tanah. Mulai dari penjemuran, pembajakan tanah, pengapuran, pemupukan hingga pengairan.
Berikut langkah-langkahnya:
 Langkah pertama adalah pengeringan dasar kolam. Kolam dikeringkan dengan cara dijemur.
Penjemuran biasanya berlangsung selama 3-7 hari, tergantung kondisi cuaca. Sebagai patokan,
penjemuran sudah cukup bila permukaan tanah terlihat retak-retak, namun tidak sampai
membatu. Bila diinjak masih meninggalkan jejak kaki sedalam 1-2 cm.
 Selanjutnya, permukaan tanah dibajak atau dicangkul sedalam kurang lebih 10 cm. Sampah,
kerikil dan kotoran lainnya dibersihkan dari dasar kolam. Bersihkan juga lumpur hitam yang
berbau busuk, biasanya berasal dari sisa pakan yang tidak habis.
 Kolam yang telah dipakai biasanya memiliki tingkat keasaman tinggi (pH rendah), kurang dari 6.
Padahal kondisi pH optimal untuk budidaya ikan nila ada pada kisaran 7-8. Untuk
menetralkannya lakukan pengapuran dengan dolomit atau kapur pertanian. Dosis pengapuran
disesuaikan dengan keasaman tanah. Untuk pH tanah 6 sebanyak 500 kg/ha, untuk pH tanah 5-6
sebanyak 500-1500 kg/ha, untuk pH tanah 4-5 sebanyak 1-3 ton/ha. Kapur diaduk secara
merata. Usahakan agar kapur bisa masuk ke dalam permukaan tanah sedalam 10 cm. Kemudian
diamkan selama 2-3 hari.
 Setelah itu lakukan pemupukan. Gunakan pupuk organik  sebagai pupuk dasar. Jenisnya bisa
pupuk kompos atau pupuk kandang. Pemberian pupuk organik berguna untuk mengembalikan
kesuburan tanah. Dosisnya sebanyak 1-2 ton per hektar. Pupuk ditebar merata di dasar kolam.
Biarkan selama 1-2 minggu. Setelah itu, bila dipandang perlu bisa ditambahkan pupuk kimia
berupa urea 50-70 kg/ha dan TSP 25-30 kg/ha, diamkan 1-2 hari. Tujuan pemupukan untuk
memberikan nutrisi bagi hewan dan tumbuhan renik yang ada di lingkungan kolam. Sehingga
hewan atau tumbuhan tersebut bisa dimanfaatkan sebagai pakan alami ikan.
 Langkah selanjutnya, kolam digenangi dengan air. Pengairan dilakukan secara bertahap.
Pertama, alirkan air ke dalam kolam sedalam 10-20 cm. Diamkan selama 3-5 hari. Biarkan sinar
matahari menembus dasar kolam dengan sempurna, untuk memberikan kesempatan pada
ganggag atau organisme air lainnya tumbuh. Setelah itu isi kolam hingga ketinggian air mencapai
60-75 cm.

Cara pengolahan kolam tanah secara lebih mendetail bisa dilihat di persiapan kolam tanah untuk
budidaya ikan.

Penebaran benih ikan nila


Kolam yang telah terisi air sedalam 60-75 cm siap untuk ditebari benih ikan nila. Padat tebar
kolam tanah untuk budidaya ikan nila sebanyak 15-30 ekor/m2. Dengan asumsi, ukuran benih
sebesar 10-20 gram/ekor dan akan dipanen dengan ukuran 300 gram/ekor.

Sebelum benih ditebar, hendaknya melewati tahap adaptasi terlebih dahulu. Gunanya agar benih
ikan terbiasa dengan kondisi kolam, sehingga resiko kematian benih bisa ditekan. Caranya,
masukkan wadah yang berisi benih ikan nila ke dalam air kolam. Biarkan selama beberapa jam.
Kemudian miringkan atau buka wadah tersebut. Biarkan ikan keluar dan lepas dengan
sendirinya.

Pemeliharaan budidaya ikan nila


Setelah semua persiapan selesai dilakukan dan benih sudah ditebarkan ke dalam kolam, langkah
selanjutnya adalah merawat ikan hingga usia panen. Tiga hal yang paling penting dalam
pemeliharaan budidaya ikan nila adalah pengelolaan air, pemberian pakan dan pengendalian
hama penyakit.

a. Pengelolaan air

Agar pertumbuhan budidaya ikan nila maksimal, pantau kualitas air kolam. Parameter penentu
kualitas air adalah kandungan oksigen dan pH air. Bisa juga dilakukan pemantauan kadar CO2,
NH3 dan H2S bila memungkinkan.

Bila kandungan oksigen dalam kolam menurun, perderas sirkulasi air dengan memperbesar
aliran debit air. Bila kolam sudah banyak mengandung NH3 dan H2S yang ditandai dengan bau
busuk, segera lakukan penggantian air. Caranya dengan mengeluarkan air kotor sebesar ⅓ nya,
kemudian menambahkan air baru. Dalam keadaan normal,pada kolam seluas 100 m2 atur debit
air sebesar 1 liter/detik.

b. Pemberian pakan

Pengelolaan pakan sangat penting dalam budidaya ikan nila. Biaya pakan merupakan komponen
biaya paling besar dalam budidaya ikan nila. Berikan pakan berupa pelet dengan kadar protein
20-30%.

Ikan nila membutuhkan pakan sebanyak 3% dari bobot tubuhnya setiap hari. Pemberian pakan
bisa dilakukan pada pagi dan sore hari. Setiap dua minggu sekali, ambil sampel ikan nila secara
acak kemudian timbang bobotnya. Lalu sesuaikan jumlah pakan yang harus diberikan.

Perhitungan dosis pakan budidaya ikan nila:


Dalam satu kolam terdapat 1500 ekor ikan nila berukuran 10-20 gram/ekor.
Rata-rata bobot ikan → (10+20)/2 = 15 gram/ekor.
Perhitungan pakannya → 15 x 1500 x 3% = 675 gram = 6,75 kg per hari
Cek bobot ikan setiap dua minggu untuk menyesuaikan jumlah pakan.

c. Pengendalian hama dan penyakit

Seperti telah disebutkan sebelumnya, ikan nila merupakan ikan yang tahan banting. Pada situasi
normal, penyakit ikan nila tidak banyak mengkhawatirkan. Namun bila budidaya ikan nila sudah
dilakukan secara intensif dan massal, resiko serangan penyakit harus diwaspadai.

Penyebaran penyakit ikan sangat cepat, khususnya untuk jenis penyakit infeksi yang menular.
Media penularan biasanya melewati air. Jadi bisa menjangkau satu atau lebih kawasan kolam.
Untuk penjelasan lebih jauh silahkan baca hama dan penyakit ikan nila.

Pemanenan ikan nila


Waktu yang diperlukan untuk budidaya ikan nila mulai dari penebaran benih hingga panen
mengacu pada kebutuhan pasar. Ukuran ikan nila untuk pasar domestik berkisar 300-500
gram/ekor. Untuk memelihara ikan nila dari ukuran 10-20 gram hingga menjadi 300-500 gram
dibutuhkan waktu sekitar 4-6 bulan.

asalah Umum Pada Budidaya Ikan Nila


Berikut ini masalah yang sering dialami pembudidaya nila.

1. Ikan Nila Berjamur

Jamur berwarna putih biasanya menyerang sirip, mulut, kulit dan insang. Mengerikan. Nama
jamur yang menyerang adalah saprolegnia

Cara Mengatasi Ikan Nila Berjamur

Segera pisahkan dan evakuasi ikan tadi.

Penanganannya adalah menggunakan garam, menurut penelitian di sumatera utara, kadar


salinitas garam yang bagus untuk mengatasi jamur saprolegnia adalah 15 ppt (part per thousand,
ya sekitar 15 gram  garam per 1 kg air).

Jika anda tidak bisa mengukur, maka rendamlah ikan yang terinfeksi ke air garam.

Untuk ikan yang di kolam  tetap diberi air garam selama 24 jam, kurang lebih  400gram per m2.
setelah itu ganti air kolam. selain garam bisa juga menggunakan malachite oxalate  1 mg per liter
atau formalin 200 ppm, selama 2 jam. setelah itu gantilah air.

Jika dirasa perlu, ambil semua ikan lalu bersihkan kolam.

2. Bibit ikan nila mati

ini penyebabnya beragam. yuk kita lihat satu persatu

 Salah pakan, kelebihan atau kurang lembut.


coba lihat ikan nila anda, jika perutnya gembung aneh itu berarti anda salah pakan atau kurang
lembut.
Solusi : beri pakan ikan nila dengan cara dibibis terlebih dulu
 Kurang Oksigen
di musim hujan dan di malam hari biasanya jumlah oksigen berkurang, anda bisa mengatasi
dengan aerator untuk kolam kecil atau membuat sistem aerator dari pompa air untuk ukuran
kolam besar.
 Bibit melakukan perjalanan jauh
 Di makan Ucrit
 Kolam kurang steril untuk bibit
3. Ikan nila stres

Perubahan suhu mendadak biasanya menyebabkan benih ikan nila stres.

sumber : ikan nila stres

Penyakit satu ini juga bisa disebabkan karena air mengandung senyawa beracun. Jika demikian
yag terjadi, cepatlah ganti air. Saya merekomendasikan anda mengganti air kolam dengan air
hujan yang alami dan bersih, bukan air PDAM.

4. Ikan Nila Tidak Mau Makan

Jika sebelumnya baik baik saja, Ini bisa jadi gejala awal ikan nila stres. Segera cek bau kolam
anda, jika dirasa tidak beres silahkan ganti airnya

Bila ini terjadi di awal pembenihan , selama 2-3- hari saja, ini wajar. Ini artinya ikan belum
mampu menyesuaikan dengan kondisi kolam baru.

5. Ikan nila dewasa mati mendadak

sumber : jawapos.com

Ini bukan masalah sepele, di tahun 2017, 1 ton ikan nila di waduk sawugaling mati mendadak.
Setelah dicek penyebabnya karena musim hujan dan gulma. Ada juga yang menyatakan karena
kadar amoniak terlalu tinggi.

Solusi  ikan nila mati mendadak :

 Saat musim hujan jumlah oksigen di air berkurang, jangan menebar benih terlalu padat.
 Bersihkan gulma, eceng gondok, dan sejenisnya
 Jangan terlalu banyak pakan, sisa pakan bisa meningkatkan amoniak

Hama Ikan Nila


Selain masalah di atas, masih ada 6 Hama dan 7 Penyakit yang bisa menyerang ikan nila.

6. Notonecta (bebeasan)

Serangga ini menyengat benih ikan nila. Disebut bebeasan karena bentuknya seperti beras.
Sengatannya bisa sangat mematikan terhadap benih nila

Solusi :
 Pastikan air kolam bersih. Jika air kolam ada kemungkinan kemasukan air dari luar, buat saringan
agar telur dan induk notonecta tidak bisa masuk kolam.
 Tuang minyak tanah ke kolam, 5 liter tiap 1000m2 kolam. Tenang saja, minyak tanah akan
berada di bagian atas kolam, tidak mungkin turun karena masa jenis minyak lebih rendah
daripada air.  Sumbat aliran air masuk dan keluar.Logikanya, serangga akan ada di permukaan
atas air, saat dia menghirup minyak tanah pernapasannya terganggu. Sementara itu ikan akan
aman aman saja karena berada di bawah air.setelah aman, ganti air kolam untuk membuang
minyak tanah dari kolam dan bersihkan notonecta yang tersisa.

7. Ucrit (Larva Cybister)

Ucrit adalah bentuk larva dari kumbang air. Hwan satu ini bentuknya memanjang seperti ulat.
Pemangsa satu ini menyerang benih ikan dengan ekornya.

sumber : microcosmos.nl

Setelah benih ikan tersengat, si ucrit akan mengenggam erat sang benih lalu memakannya sedikit
demi sedikit.

Solusi larva menyerang nila:

1. Pembersihan menggunakan seser


Cara ini cukup efektif, karena jika langsung menggunakan tangan, anda bisa tersengat dan siucrit
bisa lari.
Seserlah ucrit lalu kumpulkan dan musnahkan
2. Menggunakan minyak tanah
Sama seperti bebeasan, anda bisa menggunakan minyak tanah untuk hama satu ini. Beri minyak
tanah, tunggu sebentar, si ucrit akan mati karena alat pernapasannya terkena minyak tanah.
Setelah selesai, ganti air kolam.

8. Katak

Hewan satu ini biasa memakan telur nila. Jika anda tidak melakukan pembenihan, katak
bukanlah masalah besar.

Telur katak mengambang, dan bentuk kecebongnya berbeda dengan ikan.


Solusi :
Bersihkan telur telur yang mengambang dan tangkap kodok secara manual

9. Ular

Hewan satu ini menyerang telur ikan nila


solusi : lakukan pemagaran di kolam dan lakukan penangkapan jika ditemukan ular
10. Linsang dan kucing

Linsang itu mirip kucing. Kedua duanya bisa memakan ikan anda. Lakukan pemagaran dan
kalau perlu jaring jika ada banyak linsang atau kucing di daerah anda

11. Burung

Burung bisa datang dan memakan ikan anda. Ini menjengkelkan, jika pernah terjadi seperti itu
anda bisa melakukan dua hal :
1. Membuat orang orangan
2. Memasang jaring penghalang

Penyakit yang menyerang ikan nila


Selanjutnya kita akan membahas penyakit yang umum menyerang ikan budidaya satu ini.

12. Trichodina SP, penyakit gatal yang menyerang tubuh, sirip, dan insang

Ciri -ciri : Terdapat luka pada oragn tubuh yang diserang. Ikan sering menggosok gosokkan
tubuhnya ke enda kasar.
penyebab: Sanitasi buruk, lingkungan kotor, dan atau terlalu padat
solusi : Untuk ikan yang sudah terendam silahkan masukkan ke larutan garam (NaCl) sebanyak
5-10gr/liter atau formalin 25mg/liter.

13. Saprolegniasis

Jamur yang menyerang kulit ikan, sudah kami jelaskan di awal artikel.

14. Epistlys SPP

Sama seperti Trichodina, ikan ini menyerang bagian luar. Ciri ikan yang terkena ini adalah
bagian tubuh yang diserang berwarna cokelat kemerahan,ikan stress, dan lambat.

Parasit ini bisa menyebar dengan ceat melalui kontak langsung, jadi segera ambil tindakan bila
ditemukan ikan yang terjangkit. Sebaiknya anda juga mengurangi padat tebar.

Solusi :  Ikan yang terjangkit silahkan diberi formalin 200 mg per liter selama 40 menit atau
Potasium Permanganat (KMnO4) sebanyak  20 mg/liter selama 15-20 menit.

15. Bercak Merah karena Aeromonas dan Pseudominas

Bakteri ini menyebabkan kulit ikan kusam pucat dan seperti melepuh. Ikan sangat lemas dan
sering muncul ke permukaan. Bagian luar terlihat seperti luka yang membusuk.
Jika dibedah maka bagian dalam ikan terjadi pendarahan, seperti : di hati dan ginjal ikan.

Solusi bercak merah pada ikan nila

 Perendaman : rendam ikan yang terinfeksi dengan kaliu permanganat 10-20mg per liter air.
Lakukan selama 1/2 s.d. 1 jam
 Penyuntikan : Suntik dengan tetramysin dengan dosin 0,5ml per 1kg bobot ikan.
Perhitungannya, jika bobot ikan masih 300 gram berarti 0,3 kgx 0,5 ml = 0,15 ml
 Mencampur pakan dengan oxytetracylin 50mg/1 Kg pakan. Lakukan 7-10 hari

16. Bintik putih ikan nila

Bintik ini disebabkan oleh ichthyophthirius. Ciri serangan : Ikan megap -megap, gelisah, dan
banyak berlendir serta menggosok gosokkan bagian yang terserang ke permukaan kasar.

Solusi bintik putih ikan nila :

 Pertahankan suhu sekitar 29 derajat celcius


 Rendam ikan yang terinfeksi dengan garam dapur

17. Lernea

Lernea ini adalah crustacea, atau bahasa indonesianya sebangsa cacing.

ciri : Ikan gelisah, sering melompat ke atas air, dan menggosok gosokkan badannya. Biasanya
terlihat mencolok apabila lernea menyerang hidung, sirip, dan pipi. Bagian yang terserang
biasanya dihinggapi lumut.

solusi, pilih satu :

 Merendam dengan garam dapur dengan dosis 3-5% selama 2 jam


 Merendam dengan kalium permanganat 2 mg per 1 liter air.
 Merendam dengan formalin 1-2 ml per 25 liter air

di kolam yang sudah terinfeksi, anda bisa memberi garam dengan dosis 1/2% selama 30 hari.

Cara Mencegah Ikan Nila terserang Hama dan Penyakit


Mencegah lebih baik daripada mengobati. Ya, ini karena mencegah berarti : mencegah gagal
panen, mencegah anda kehabisan uang, energi, dan hati.

Sekali ikan nila terserang notonectea (bebesan) anda akan pusing karena jika dewasa notonectea
bisa menjadi kumbang dan terbang ke kolam lain. Begitu juga dengan jenis penyakit lain.

Berikut cara mencegah ikan nila dari serangan hama dan penyakit :
1. Punyailah teman, jangan hanya mengandalkan internet atau buku buku.
Punyailah teman pembudidaya ikan nila lainnya supaya anda tahu kalau ada isu serangan
terhadap ikan nila di daerah anda. Jika isu sudah terdengar anda bisa bertanya solusi yang harus
diambil. Anda juga siap siaga mencegah serangan itu mengenai anda.
2. Pembuatan dasar kolam yang baik
pembuatan dasar kolam (pengeringan, pemupukan, dan pengapuran) sangat mempengaruhi
kualitas kolam.
3. Jagal kebersihan kolam
Kecuali anda menggunakan pakan organik yang ditanam di atas air , jagalah kebersihan ikan nila,
Jarang petani yang menanam tanaman di atas air untuk pakan nila karena bisa mengundang
parasit
4. Lakukan pembersihan hama secara mekanis
anda bisa menggunakan seser ataualat lain untuk menjaga kolam anda tetap bersih dari hama
dan telur hewan lain.
5. Jangan memberi pakan secara berlebihan
kelebihan pakan bisa menyebabkan penumpukan amoniak dan membuat ikan nila stres
6. Memasang filter di pintu masuk air.
Ini untuk mencegah telur atau hewan lain masuk ke kolam
7. Menjaga kualitas air
Jika air di rasa duah tidak layak, gantilah.
8. Memilih bibit nila yang baik
Jangan membeli bibit nila yang terindikasi stres

9. Ikan lele (Clarias Sp.) banyak tersebar di perairan Asia dan Afrika. Jenis ikan lele sangat
banyak, namuj tidak semuanya cocok untuk dibudidayakan dan dikonsumsi. Hanya dari
jenis-jenis tertentu saja yang bisa dibudidayakan untuk tujuan konsumsi.

10. Jenis-jenis ikan lele yang dibudidayakan biasanya memiliki sifat unggul seperti
pertumbuhan cepat dan tahan terhadap penyakit. Selain itu, ia harus bisa tumbuh dan
berkembang dalam lingkungan yang mempunyai kepadatan tinggi dan kondisi air minim.

11. Ikan lele banyak hidup di perairan air tawar hingga air payau. Beberepa peternak lele di
Pantura Jawa berhasil membudidayakan ikan lele di tambak bekas bandeng dan udang.
Pada dasarnya, lele hidup secara nocturnal, aktif bergerak di malam hari. Di perairan
bebas lele berada di tempat-tempat air tergenang yang cenderung tenang seperti rawa,
danau dan daerah sungai yang agak terlindung. Biasanya ikan ini memilih tempat-tempat
yang teduh dan membuat lubang-lubang ditanah.

12. Ikan lele termasuk pada jenis ikan karnivora atau pemakan daging. Di alam ikan ini
menyantap cacing, kutu, larva serangga dan siput air.  Pada keadaan tertentu ia bisa
memangsa sesamanya alias kanibal. Biasanya, lele menjadi kanibal karena tak ada
makanan lain dan faktor perbedaan ukuran. Lele yang lebih besar akan memangsa
kawanan yang lebih kecil.

13. Ikan lele berkembang biak dengan telur, dan telurnya dibuahi secara eksternal. Musim
perkembangbiakan lele secara massal terjadi diawal musim hujan. Dibeberapa kasus
masih membiak sepanjang musim hujan. Ikan lele memijah didorong oleh faktor
kelimpahan air dan kualitas air, dimana pada musim hujan air cukup banyak dan
kualitasnya lebih baik. Lele juga memijah ketika ada rangasangan berupa bau tanah.
Tanah yang terjemur kemudian terendam air akan mengeluarkan bau khas yang
merangsang ikan memijah. Kondisi ini biasanya terjadi saat hujan tiba.

14. Di Indonesia, setidaknya terdapat dua spesies ikan lele yang biasa dibudidayakan
masyarakat. Yaitu spesies Clarias Batrachus dan Clarias Gariepinus. Dari dua spesies
ini, ada beberapa lele yang dikategorikan unggul yaitu lele dumbo, lele sangkuriang dan
lele phyton. Setiap jenis lele tersebut memiliki keunggulan dan kekurangannya masing-
masing. Berikut penjelasan dari jenis-jenis lele budidaya di Indonesia.

15. 1. Ikan lele lokal


16. Ikan lele lokal memiliki nama latin Clarias Batrachus, merupakan jenis lele yang dikenal
luas di masyarakat. Sebelum lele dumbo diperkenalkan di Indonesia, para peternak biasa
membudidayakan ikan lele jenis ini. Namun saat ini sangat jarang peternak yang
membudidayakan jenis lele lokal karena dipandang kurang menguntungkan. Lele lokal
memiliki Food Convertion Ratio (FCR) yang tinggi, artinya rasio pakan yang diberikan
terhadap berat daging yang dihasilkan tinggi. Perlu lebih dari satu kilogram pakan untuk
menghasilkan satu kilogram daging dalam satu siklus budidaya. Selain itu, pertumbuhan
lele lokal terbilang sangat lambat. Lele lokal yang berumur satu tahun masih kalah besar
dengan lele dumbo berumur 2 bulan!

17. Terdapat tiga jenis lele lokal yang ada di Indonesia, yaitu lele hitam, lele putih atau
belang putih dan lele merah. Diantara ketiga jenis lele itu, lele hitam paling banyak
dibudidayakan untuk konsumsi. Sedangkan lele putih dan merah lebih banyak
dibudidayakan sebagai ikan hias. Lele lokal memiliki patil yang tajam dan berbisa,
terutama pada lele muda. Apabila menyengat, racun yang terdapat pada patil bisa
membunuh mangsanya dan bagi manusia bisa membuat bengkak dan demam.

18. 2. Ikan lele dumbo


19. Ikan lele dumbo pertama kali didatangkan ke Indonesia dari Taiwan pada tahun 1985.
Ikan ini menjadi favorit dikalangan peternak karena pertumbuhannya yang cepat dan
badannya yang bongsor dibandingkan dengan lele lokal. Sebagai perbandingan, lele
dumbo berumur 2 bulan besar badannya bisa dua kali lipat dibanding lele lokal berumur
satu tahun.

20. Menurut keterangan eksportirnya, lele dumbo merupakan hasil perkawinan antara Ikan
lele asal Taiwan Clarias Fuscus dengan ikan lele asal Afrika Clarias Mosambicus.
Namun keterangan lain menyebutkan lele dumbo lebih mirip dengan Clarius Gariepinus
yang hidup di perairan Kenya, Afrika. Banyak literatur yang menggolongkan lele dumbo
kedalam jenis yang kedua, termasuk artikel ini. Untuk pastinya, perlu penelaahan lebih
lanjut dalam mengungkap asal-usul lele dumbo.
21. Dari sisi fisik, ikan lele dumbo bisa dibedakan dengan lele lokal dari warnanya yang
hitam kehijauan. Lele dumbo juga akan bereaksi ketika terkejut atau stres, kulitnya
berubah menjadi bercak-bercak hitam atau putih dan kemudian akan berangsur-angsur
kembali ke warna awal. Lele dumbo memiliki patil seperti lele lokal, namun patilnya
tidak mengeluarkan racun. Lele dumbo juga cocok dipelihara di kolam tanah karena tidak
mempunyai kebiasaan membuat lubang. Secara umum, lele dumbo bisa tumbuh lebih
cepat, lebih besar dan lebih tahan terhadap penyakit dibanding lele lokal. Namun dari sisi
rasa, daging lele dumbo lebih lebih lembek. Sebagian orang menganggap daging ikan lele
lokal lebih enak rasanya dibanding lele dumbo.

22. 3. Ikan lele sangkuriang


23. Ikan lele sangkuriang resmi dilepas oleh Departemen Kelautan dan Perikanan pada tahun
2004. Penelitian ikan lele sangkuriang dilakukan oleh Balai Besar Pengembangan
Budidaya Air Tawar (BBPAT) Sukabumi sejak tahun 2002. Penelitian ini berawal dari
kekhawatiran para peternak dengan menurunnya kualitas lele dumbo yang beredar di
masyarakat. Penurunan disebabkan oleh kesalahan dalam menghasilkan benih dan
penyilangan yang terjadi secara terus menerus. Hingga akhirnya diupayakan untuk
mengembalikan sifat-sifat unggulnya dengan cara persilangan balik (back cross).

24. Ikan lele sangkuriang dihasilkan dari indukan betina lele dumbo generasi ke-2 atau F2
dan lele dumbo jantan F6. Induk betina merupakan koleksi BBPAT, keturunan F2 dari
lele dumbo yang pertama kali didatangkan pada tahun 1985. Sedangkan indukan jantan
merupakan keturunan F6 dari keturunan induk betina F2 itu. Penamaan Sangkuriang
diambil dari cerita rakyat Jawa Barat tentang seorang anak yang bernama Sangkuriang
yang mengawini ibunya sendiri. Sama seperti yang dilakukan BBPAT yang
mengawinkan lele jantan F6 dengan induknya sendiri lele betina F2.

25. Dari hasil perkawinan ini ternyata didapatkan sifat-sifat unggul seperti kemampuan
bertelur hingga 40.000-60.000 butir per sekali pemijahan. Jauh berbeda dengan
kemampuan bertelur lele lokal yang berkisar 1.000-4.000 butir. Lele Sangkuriang juga
lebih tahan terhadap penyakit, dapat dipelihara di air minim, dan kualitas daging yang
lebih baik.

26. Hanya saja kelemahannya, peternak tidak bisa membenihkan lele Sangkuriang dari induk
lele Sangkuriang. Apabila ikan lele Sangkuriang dibenihkan lagi, kualitasnya akan turun.
Jadi pembenihan lele Sangkuriang harus dilakukan dengan persilangan balik.

27. Saat ini BBPAT sedang menggodok varian baru lele Sangkuriang, yaitu ikan lele
Sangkuriang II. Jenis ini merupakan perbaikan dari Sangkuriang I. Ikan lele ini
persilangan antara indukan jantan F6 Sangkuriang I dengan indukan betina F2 lele dari
Afrika. Indukan lele Afrika dipilih karena ukurannya yang besar, bisa sampai 7 kilogram.
Hal ini dipandang bisa memperbaiki sifat genetis lele Sangkuriang. Berdasarkan
pemulianya, yaitu BBPAT, ikan lele Sangkuriang II pertumbuhannya lebih besar 10
persen ketimbang Sangkuriang dan bobotnya pun lebih bongsor.
28. Ikan lele sangkuriang II belum dilepas secara bebas. Pihak BBPAT masih melakukan uji
multilokasi di daerah Bogor (Jawa Barat), Gunung Kidul (Yogyakarta), Kepanjen (Jawa
Timur) dan  Boyolali (Jawa Tengah). Daerah tersebut memang dikenal sebagai sentra-
sentra produksi lele nasional.

29. 5. Ikan lele phyton


30. Berbeda dengan varietas unggul lainnya yang biasanya ditemukan oleh para peneliti, ikan
lele phyton ditemukan oleh para peternak lele di Kabupaten Pandeglang, Banten, pada
tahun 2004. Ikan lele phyton merupakan hasil dari silangan induk lele eks Thailand F2
dengan induk lele lokal. Sayangnya tidak diketahui apa spesies dari indukannya dan dari
generasi keberapa indukan ikan lele lokalnya berasal. Menurut para penemunya, indukan
didapat dari lele lokal yang banyak dibudidayakan masyarakat setempat secara turun
temurun. Tapi berdasarkan beberapa literatur, lele phyton berasal dari induk betina lele
eks Thailand F2 dengan induk jantan lele dumbo F6.

31. Ikan lele phyton mempunyai ketahanan terhadap cuaca dingin, tingkat kelangsungan
hidup (survival rate) lebih dari 90%. Sementara itu, FCR mencapai 1, artinya satu
kilogram pakan menjadi satu kilogram daging dihitung mulai benih ditebar sampai panen
dengan siklus pemeliharaan selama 50 hari.

32. Pada awalnya proyek Ikan lele phyton ini dilakukan untuk menjawab keluhan para
peternak lele di Desa Banyumundu, Kabupaten Pandeglang. Mereka sering mengalami
kerugian karena tingkat mortalitas yang tinggi dari benih lele yang dibeli dipasaran,
seperti lele dumbo. Benih lele tersebut rupanya tidak cocok dibudidayakan di Desa
Banyumundu yang beriklim dingin, pada malam hari berkisar 17 derajat celcius. Dengan
metode try and error selama lebih dari 2 tahun akhirnya mereka menemukan varietas lele
yang kemudian dinamakan Ikan lele phyton. Kualitas lele phyton ini juga diakui oleh
Dinas Perikanan Budidaya Provinsi Banten.

33. Sesuai dengan namanya, lele phyton memiliki bentuk kepala seperti ular phyton.
Gerakannya lebih lincah dari lele dumbo dan rasa dagingnya lebih gurih, tidak lembek.
Dari segi rasa, lele phyton lebih mendekati lele lokal.

Anda mungkin juga menyukai