Anda di halaman 1dari 27

Cara Membuat Pelet Kelinci Skala Kecil (konsumsi sendiri)

Pencetakan Pelet (photo:juragan kelinci)


Pada saat ini, pelet kelinci merupakan makanan alternatif bagi pemelihara yang
mungkin malas atau enggan untuk mencari rumput dan hijauan yang terkadang sulit di dapatkan.
Apalagi bagi pemelihara kelinci hias yang mungkin punya kesibukan lain selain mengurusi
kelinci.
Mulanya Pelet kelinci merupakan konsentrat kandungan gizi yang di butuhkan oleh kelinci
dalam bentuk yang lebih sederhana. Sehingga pelet ini mudah disimpan dan tahan lama. Namun,
banyak orang yang mengeluhkan tingkat harga pelet kelinci yang relatif mahal.
Sesuai dengan konsep yang diusung oleh Komunitas hobby kelinci ( Rabbit Hobbies Community
Palembang), akan mencoba mensolusikan dengan cara membuat sendiri pelet kelinci berbiaya
murah. Minimal anggota komunitas ini memiliki pengetahuan tentang cara membuat pelet, yang
mungkin bisa menjadi bekal jika dikemudian hari ingin terjun ke bisnis pelet.
Membuat Sendiri Pelet Kelinci berkualitas.
Dari beberapa sumber pembuatan pelet, dituliskan artikel bagaimana membuat pelet kelinci
bersekala kecil untuk di konsumsi kelinci peliharaan di rumah. Namun cara ini masih sebatas
teori dan akan dilakukan praktek pembuatan oleh komunitas dalam pertemuan selanjutnya.
1.
2.
3.
4.

Bahan-bahan:
Ampas Tahu (Bisa di ganti dengan tepung kedelai)
Bekatul (dedak Halus), Bungkil kedelai
Tepung Jagung
Mineral dan garam yodium

5.
6.
7.

Arang aktif
Rumput kering (Jika ada)
Air bersih
Peralatan yang dibutuhkan

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

1.

3.
4.
5.

Bak plastik (untuk mencampur adonan pelet)


Sendok / centong
Panci kukus
Kompor
Penggiling ikan/daging
Plastik bening
Panggangan/Oven (jika ada, kalau cuaca panas gunakan sinar matahari untuk menjemur)
Cara Pembuatan:
campur adonan pelet berupa ampas tahu yang masih hangat sebesar 35% dengan tepung jagung
10% . Bungkil kedelai 19%, Bekatul atau dedak halus 30% Tepung mineral + garam yodium 5%
Arang
aktif
1%
2. Adonan di campur rata dengan pelarut air hingga menyatu sepenuhnya menjadi adonan
pada bak pelastik.
Setelah yakin merata, kukus adonan pada panci dengan suhu yang tinggi selama 30 menit. Warna
adonan akan berubah menjadi lebih tua.
Selagi panas, cetak adonan pada alat penggilingan daging sehingga akan membentuk adonan
memanjang.
keringkan adonan dengan oven, jika tidak ada bisa di jemur hingga benar-benar kering dengan
alas pelastik.
http://rabbit-wind.blogspot.co.id/2011/10/cara-membuat-pelet-kelinci-skalakecil.html
http://www.raskelinci.com/2011/09/cara-membuat-pelet-kelinci-skala-kecil.html

Home

Teknologi

Gadget

Review

Harga

Sepakbola

Liga Inggris

Liga Spanyol

Liga Italia

Entertainment
o

Gosip

Biodata Artis

Foto Artis

Menu
o

Submenu1

Submenu2

Submenu3

Statis

Error

Home Fakta dan Data Lele Sangkuriang Pakan Alternatif Pakan Lele Tips
dan Trik Tutorial Membuat Pakan (Pelet) Lele Sangkuriang Sendiri

Membuat Pakan (Pelet) Lele Sangkuriang Sendiri


Ngatno Iki
Add Comment
Fakta dan Data, Lele Sangkuriang, Pakan Alternatif, Pakan Lele, Tips dan Trik,
Tutorial
Senin, 16 September 2013

Berburu pakan alternatif dan pengganti pelet seakana merupakan keharusan


ditengah sulitnya dan mahalnya harga pelet pabrikan saat ini. harga pelet yang
terus menerus naik, tidak diimbangi dengan peningkatan harga lele. Akibatnya
banyak yang menggunakan pakan alternatif yang sebenarnya tidak higienis dan
tidak baik untuk lele. berikut salah sati cara membuat pelet sendiri untuk
mengurangi ongkos produksi.

Pakan alternatiif pengganti pelet bisa kita buat dari berbagai bahan. Kandungan
utama pelet yang paling dominan adalah tepung ikan. Tepung ikan digunakan
karena kandungan proteinnya yang tinggi dan gizi lainnya. Namun harga tepung
ikan ini mahal, oleh karena itu kita bisa mencampurnya dengan bahan-bahan lain
yang lebih murah tanpa mengurangi kandungan protein yang ada.
Pakan lele alternatif yang kita buat harus disesuaikan dengan kebutuhan standar
ikan lele untuk tumbuh dan berkembang dengan baik dan cepat (lihat kembali tabel
di atas). Untuk itu, ada banyak bahan alternatif yang bisa kita dapatkan, sebaiknya
yang menjadi acuan adalah kandungan protein. Berikut tabel berbagai bahan
beserta kandungannya dalam satuan persen (%):
Bahan

Protein

Lemak

Tepung Ikan

62.99

8.4

Tepung Kedelai

36,6

14.30

Bungkil Kelapa

18.46

15.73

Tepung Jagung

10.40

0.53

Dedak Halus

15.58

6.8

Tepung Tapioka

2.6

2.6

Misalnya, kita ingin membuat pakan lele dari campuran 50 kg tepung ikan
(kandungan protein 62,9%) dengan 50 kg dedak halus (15,58%), apakah campuran
tersebut memenuhi kebutuhan protein ikan lele?
1. Jumlah protein dalam tepung ikan = 62,9% x 50 kg = 31,45 kg
2. Jumlah protein dalam dedak halus = 15,58 x 50 kg = 7,79 kg
3. Jumlah total protein dari tepung ikan dan dedak halus = 39,24 kg
4. Artinya dari total berat bahan baku 100 kg didapat protein 39,24 kg atau
39,24% dari adonan tersebut adalah protein. Hal ini mencukupi untuk pakan
lele dimana minimal tersedia kandungan protein kasar sebanyak 30%.
5. Untuk memperkaya kandungan nutrisi, kita bisa menambahkannya dengan
berbagai vitamin ikan yang tersedia di pasaran.
http://berternak-lele.blogspot.co.id/2013/09/membuat-pakan-pelet-lelesangkuriang.html
Belatung Pakan Ikan
Belatung identik dengan sampah dan lalat. Akan tetapi ternyata kandungan protein
tinggi dalam belatung bermanfaat sebagai pakan ikan. Bisnis belatung belakangan
ini menjanjikan hasil yang cukup bagus seiring dengan mahalnya pelet pakan ikan.
Belatung bisa dijadikan pakan alternatif yang murah dengan kualitas yang sama
atau mendekati protein tinggi yang terkandung dalam pelet. Cara beternak dan
pembuatan bibit belatung membutuhkan modal yang tidak banyak, relatif murah
menjadikan budidaya
belatung sebagai
bisnis
yang
patut
dilirik
dan
dipertimbangkan.
Asal Belatung
Belatung asalnya dari lalat, sebelum jadi lalat, jadi umurnya hanya 7 hari sebelum
kemudian berubah menjadi lalat. Orang sering menyebutnya dengan maggot. Pada
petani kelapa sawit, belatung dan lalat hijau adalah masalah yang bisa
mempengaruhi keberhasilan panen. Hal ini yang kemudian dimanfaatkan oleh
petani ikan, yang sekaligus memelihara belatung untuk pakan ikan sehingga bisa
menekan biaya produksi. Selain ditaburkan ke dalam kolam untuk pakan ikan,
belatung juga bisa digunakan untuk protein untuk diolah menjadi pelet.
Cara Ternak Belatung
Cara ternak belatung cukup mudah, hanya perlu menyiapkan bak atau ember besar
yang biasa dipakai untuk mencuci baju, plastik hitam, dan tali rafia. Lalu siapkan
juga bahan yaitu bekatul, air dan daun pisang kering. Teknik beternak belatung

menggunakan bahan diatas adalah pertama melubangi dulu ember, kecil saja kirakira 1-2 cm. Buat lubang yang teratur, tidak terlalu rapat dan jangan juga terlalu
jarang. Setelah dilubangi, bak dicuci hingga bersih atau disiram air panas supaya
bakteri yang tidak akan dibutuhkan tidak muncul. Bekatul kemudian dimasukkan
dalam ember, lalu masukkan air tapi jangan diaduk (dicampur), biarkan
mengendap. Tutup dengan daun pisang kering diatasnya, untuk media telur lalat.
Lalu rapatkan bak dengan plastik atau aluminium foil supaya fermentasinya cepat,
lindungi juga dari hujan. Panen siap dalam dua minggu. Cara beternak belatung
tidak butuh waktu lama.
Cara Budidaya Belatung dengan Ampas Tahu
Cara budidaya belatung bisa juga memakai teknik budidaya belatung menggunakan
ampas tahu dan ikan asin. Anda hanya perlu mencampur ampas tahu dengan ikan
asin, masukkan dalam wadah lalu biarkan terbuka, supaya didatangi lalat. Wadah
yang disiapkan sebaiknya agak tinggi supaya banyak panennya, karna belatung
pada umumnya Cuma ada di permukaan saja. Sesederhana itu, dan dalam waktu 12 minggu sudah bisa panen.
Cara Beternak Belatung dengan Pelepah Daun Pisang
Belatung yang digunakan untuk pakan bibit lele atau jenis ikan lainnya dihasilkan
dari proses fermentasi. Bahan yang digunakan banyak macamnya, salah satunya
dengan pelepah pisang yang sudah busuk, dicacah sampai lembut, lalu larutkan
gula merah kg dalam air bekas cucian beras 5 liter. Pelepah tadi dimasukkan
dalam air campuran, diremas dan diperas. Lalu air disaring, masukkan ke jerigen,
dalam waktu 3 hari harus dikontrol, buang busanya.dalam waktu seminggu
biasanya kalau tercium bau seperti tape, maka proses fermentasi berhasil, dan
seminggu kemudian belatung siap dipanen.
Fermentasi
Cara lain dari pembuatan belatung bisa menggunakan media kompos dan masih
banyak lagi. Intinya adalah fermentasi. Pemeliharaan ikan dalam jumlah yang besar
tentunya juga membutuhkan pakan yang banyak. Untuk skala besar penting
memproses jauh hari sebelumnya, agar setiap hari bisa panen, maka produksi juga
harus dilakukan setiap hari. Pada prinsipnya adalah fermentasi, karena kandungan
C organik dan N organik akan mengalami kenaikan sampai dua kali lipat. Banyak
media dan cara fermentasi, silahkan pilih yang paling baik dan mudah untuk Anda,
dengan bahan yang mudah Anda dapatkan disekitar Anda.
http://mioter-22.blogspot.co.id/2013/07/belatung-pakan-ikan.html

CARA MEMBUAT PAKAN IKAN NILA


Posted on 22 May by Andez sayagi

Kreativitas dan kemauan untuk belajar yang kuat adalah kunci sukses dalam usaha
apapun. Coba- coba atau yang lazim disebut trial and error biasanya sering dilakukan
ketika si pengusaha tidak punya pengalaman dan pengetahuan khusus. Cara semacam, ini
bisa berakhir manis atau justru malah membuat tekor si pengusaha.
A. Mengurangi Beban Tetap Untuk Pakan Nila

Untuk siapapun yang memulai bisnis pemeliharaan ikan nila, akan ada
biaya tetap yang harus ditanggung. Salah satunya adalah terkait dengan
pakan ikan. Membeli pakan jadi memiliki nilai praktis. Namun dengan
naiknya harga pakan, cepat atau lambat kenaikan ini akan menggerogoti
keuntungan usaha anda.
Sebelum keadaan semakin sulit, tidak ada
salahnya jika anda belajar cara pembuatan pakan nila. Tidak perlu
langsung mencoba untuk skala dan jumlah yang besar. Dengan demikian
resiko gagal panen akibat pakan yang kurang baik bisa dimimalkan.
Kalaupun anda punya beberapa kolam kecil untuk mencoba aneka jenis
pelet buatan sendiri, tentunya itu bisa mempercepat penentuan pakan
terbaik bagi ikan nila anda.
B. Bahan-bahan Untuk Pakan Nila
Untuk cara membuat pakan ikan nila sendiri sebenarnya cukup
sederhana. Ada beberapa bahan yang harus disiapkan. Yang pertama
aneka tepung yang terbuat dari ikan, udang, tulang maupun jeroan.
Secara khusus, tepung ikan ini bisa dibuat sendiri atau membeli dalam
bentuk jadi. Sedangkan untuk tepung udang biasanya bisa didapat dari
perusahaan yang olahan udang.

Untuk bahan ini dipakai minimal 10% dari total bahan.


Bahan kedua adalah bahan yang bersifat perekat. Bahan ini berupa
tepung gaplek, onggok, tapioka, jagung pipilan halus dan polar katulnya
gandum.
Untuk bahan perekat biasanya dipakai sekitar 10% sampai 30%.
Bahan ketiga adalah bahan pelengkap. Beberapa campuran yang bisa
dipakai yaitu dedak halus, bungkil kedelai, bungkil kelapa, minyak ikan,
vitamin dan mineral untuk ikan.
Untuk bahan campuran yang berupa minyak ikan, maksimal dipakai 10 %
dari total bahan. Jika anda memakai terlalu banyak minyak ikan, gelatinasi
pakan akan terganggu.
C. Cara Dasar Membuat Pelet Nila
Cara dasar membuat pelet dimulai dengan membuat campuran bahan
perekat terlebih dahulu. Misalnya untuk perekat dari tepung tapioka, bisa
dibuat dalam kisaran 10% dari total bahan. Campur dengan air agar mirip
lem. Kemudian masukkan tepung dasar. Untuk tepung ikan bisa dipakai
minimal 20% dari total campuran untuk ikan nila segala umur.
Komposisinya bisa ditambah untuk ikan nila dalam tahap pembesaran.
Lalu masukkan juga aneka bahan pelengkap dengan komposisi sesuai
kebutuhan. Buatlah campuran bahan ini hingga kenyal. Kemudian
campuran ini bisa digiling dengan mesin giling daging. Pada tahap ini,
pelet masih bersifat basah. Kemudian dijemur 2 hari. Dengan cara ini bisa
diperoleh pelet kering biasa.
D. Penggunaan Mesin Untuk Pelet Apung
Jika ingin makanan ikan nila buatan sendiri juga bisa mengapung,
setidaknya dibutuhkan mesin aduk(mixer) dan mesin ekstruder. Pada
tahap awal, semua bahan yang ada dimasukkan ke mesin aduk. Jika
adonan terlalu keras, bisa ditambahkan air secukupnya. Campuran ini
harus di aduk setidaknya selama 10 menit. Lalu campuran bisa
dimasukkan ke mesin ekstruder. Karena mesin ini punya mekanisme
pemanasan uap, campuran biasanya sudah langsung dalam bentuk kering
dan memiliki sifat mengapung.
E. Pelet Murah Yang Bisa Dimodifikasi
Pakan buatan sendiri bisa lebih murah dari pakan di jadi di pasaran. Pelet
buatan sendiri juga bisa dikombinasikan dengan pakan organik alami yang
ada di kolam. Meskipun cara dasar yang ada ini diperuntukkan bagi ikan

nila, dengan sedikit modifikasi komposisi juga bisa dipakai untuk


membuat pakan lele sendiri. Untuk ikan lele kadar protein dalam pakan
harus lebih diperhatikan agar pertumbuhan maksimal bisa dicapai.
http://satpamculuy.blogspot.co.id/2014/05/cara-membuat-pakan-ikan-nila.html

Boks
3
:
Potensi Pengembangan Industri
Kecil Pakan Ikan
Tingginya kebutuhan pakan ikan merupakan peluang
berkembangnya home
industri
pakan ikan (pellet) di Riau
P
roduksi perikanan, khususnya
budidaya
ikan
air tawar

, di provinsi Riau b
erkembang
sangat pesat.
Hal ini s
eiring dengan meningkatnya
populasi
masyarakat dan kesadaran akan pentingnya
mengkonsumsi ikan sebagai sumber protein yang mampu meningkatkan
kecerdasan
otak
.
Budidaya
perikanan
air tawar
di
Riau yang didominasi oleh perikanan budid
aya kolam dan keramba
mencapai lebih dari 30 ribu ton dengan ikan jenis patin dan nila sebagai
produk unggulan.
Potensi
ikan
semakin
besar

ditopang
oleh
luasnya lahan perikanan budidaya
air tawar
di Riau
, berupa
sungai, waduk
untuk budidaya keramba
dan lah
an sela bagi
pembuatan
tambak.
Berkembangnya
perikanan
air tawar
perlu didukung
oleh
tersedian
ya
bahan baku pakan ikan
,
atau
biasa disebut dengan

pellet
,
yang memadai.
Lebih dari separo
biaya yang dikeluarkan bagi produksi
ikan
air tawar
adalah berupa
pengadaan
pellet.
Hanya saja, saat
ini
kebutuhan pellet di Riau
masih
dipasok dari
industri
pengolah pakan ikan skala besar. Kondisi ini kurang menguntungkan bagi
peternak ikan skala kecil mengingat
lemahnya
bargaining
harga
sehingga
biaya yang harus

ditan
ggung peternak ikan sangat besar
dan pada akhirnya
berimbas pada rendahnya keuntungan
yang diterima oleh peternak ikan.
Tingginya kebutuhan pellet telah mengakibatkan terjadinya
asymmetric price
, yaitu
mudahnya harga pellet naik namun
sulit untuk turun.
S
ituasi ini diperparah
dengan
relatif
tersebarnya area perikanan darat di Riau
yang
berakibat pada tingginya biaya
pengangkutan pellet dari penjual ke lokasi perikanan.
Hal
ini seyogyanya memberikan inspirasi
peluang bagi usaha produksi pellet, termasuk
bag
i

usaha dalam skala menengah


kecil
atau
home
industry
.
Ide dasar produksi pellet skala menengah
kecil adalah upaya peternak untuk memperkecil
ketergantungan
pasokan
pellet
dari luar
.
Pada dasarnya, kebutuhan pellet bagi peternak ikan
adalah tersedia
nya
pakan ikan
dalam jumlah cukup, tepat waktu, dan
bergizi
sehingga
pertumbuhan ikan optimal.

B
agi peternak ikan yang dapat memenuhi kebutuhan pel
l
etnya sendiri
akan dapat memberikan keuntungan maksimum melalui minimalisasi biaya
produksi
pellet dan
keterkini
an penyediaan pakan ikan
.
2

Adapun mekanisme memproduksi pellet relatif tidak rumit dan bahan


bakunya dapat dipenuhi dari
sekitar daerah Riau, terutama tepung jagung dan tepung ikan.
Upaya
produksi pellet
dilakukan
dengan
teknik
produksi
sederhana. Teknik
ini dapat dilakukan oleh peternak ikan sendiri dengan
permodalan yang

relative
terjangkau. Bahkan, pengalaman beberapa peternak ikan yang sudah
memproduksi pellet sendiri menunjukkan mereka mampu menjual hasil
pellet tersebut ke peternak
ikan di sekitarnya
dengan harga yang lebih kompetitif
dan kualitas pellet yang bersaing
.
T
erkait
dengan usaha produksi pellet teknik sederhana ini
Bank Indonesia
telah mendorong
pengembangannya melalui fasilitasi simulasi model kredit (
lending model
)
mengingat
usaha
home
industry
pellet
ini
feasible

untuk
dibiayai oleh perbankan.
Aspek utama dalam membuka usaha
pellet sederhana
berupa tersedianya mesin pembuat pellet
dengan penggerak diesel atau
penggerak listrik.
Dalam kaitannya dengan kelebihan tiap
tiap jenis
mesin, ma
ka mesin berpenggerak diesel mampu memproduksi pellet
dalam jumlah besar,
sedangkan keunggulan mesin listrik berupa hemat konsumsi bahan bakar.
Dari sisi kualitas
,
pellet
yang dihasilkan memiliki
nilai gizi
tinggi
dan tingkat kecernaan bagi ikan
baik
.

Pete
rnak ikan air
tawar yang telah terjun dalam usaha produksi pellet telah menuai hasil
yang signifikan
baik
dari sisi
kecukupan pakan sendiri maupun keuntungan finansial berupa penjualan
pellet ke peternak lain.
Home industry
pellet telah berkembang di kabupaten Kampar yang notabene sebagai
sentra
pembudidayaan air tawar di provinsi Riau
. Peranan Pemerintah Daerah dalam mendorong
peningkatan usaha perikanan budidaya air tawar menuju minapolitan
diharapkan dapat terus
dilakukan
, termasuk perhatian dan pembinaan kepada
home industry
pellet.
http://www.bi.go.id/id/publikasi/kajian-ekonomiregional/riau/Documents/a87cb9ababbc4ea88ddce2fff5e11dfaBoks3PotensiPengem
banganIndustriKecilPakanIkan.pdf

PROSPEK MAGGOT SEBAGAI PAKAN ALTERNATIF


IKAN BUDIDAYA

Recent Posts

Sistem Peringatan Dini Tsunami Perlu Partisipasi Masyarakat

Pilot Whale (Globicephala melas and Globicephala macrorhynchus)

Irrawaddy Dolphin (Orcaella brevirostris)

Rough Toothed Dolphin (Steno bredanensis)

Rissos Dolphin (Grampus griseus)

Archives

October 2015

September 2015

May 2015

June 2014

April 2013

March 2013

February 2013

Categories

Budidaya Air Laut

Budidaya Air Tawar

Dunia Koral

Dunia Penyu

hama dan penyakit

Info

Kegiatan

Konservasi

Pakan Ikan

serba serbi dunia kelautan dan perikanan

Tak Berkategori

Tentang Kelautan

infoduniaperikanan

Simpleblog
View Full Profile
Meta

Register

Log in

Entries RSS

Comments RSS

WordPress.com

PENDAHULUAN
Seiring dengan meningkatnya harga pakan komersial akibat tigginya harga tepung ikan membuat
biaya produksi ikan semakin meningkat, karena 60-80% biaya produksi berasal dari pakan
(Mokoginta et al. 2006). Sehingga untuk menurunkan biaya produksi dari pakan, perlu dicarikan

bahan alternatif yang dapat digunakan sebagai pakan atau bahan pengganti tepung ikan. Salah
satu bahan alternatif tersebut adalah larva serangga bunga dari spesies Hermetia illucens (larva
Black Soldier Fly, disebut maggot), yang diproduksi melalui proses Biokonversi. Biokonversi
adalah sebuah proses untuk mengubah bentuk dari produk yang kurang bernilai menjadi produk
bernilai menggunakan agen biologi (makhluk hidup; serangga Black Soldier Fly, BSF).
MAGGOT DAN SIKLUS HIDUPNYA
Maggot merupakan larva serangga Black Soldier Fly (Hermentia illucens, Stratiomydae,
Diptera), keberadaanya dapat ditemui hampir diseluruh dunia dengan ukuran larva 2 Cm.
Maggot memiliki banyak kelebihan diantaranya : a) dapat mereduksi sampah organik
(dewetering), b) dapat hidup dalam toleransi pH yang cukup luas, c) tidak membawa atau agen
penyakit, d) mempunyai kandungan protein yang cukup tinggi (40-50%), e) masa hidup cukup
lama ( 4 minggu) dan untuk mendapatkanya tidak memerlukan teknologi tinggi.
Black Soldier Fly (Hermentia illucens) adalah serangga yang hidup dipepohonan yang
berbunga. Sari bunga (madu) merupakan makanan utamanya. Siklus hidupnya selalu
melakukan metamorfosa seperti kupu-kupu. Black soldier yang sudah dewasa akan kawin dan
selanjutnya akan meletakkan telurnya pada media yang memungkinan sebagai makanan bagi
larvanya. Dalam waktu 2-4 hari telur akan menetas menjadi maggot kecil, selanjutnya akan
bertambah besar sampai 2 cm pada umur 4 minggu. Sampai umur 2 minggu maggot masih
berwarna putih dan selanjutnya warna semakin berubah menjadi kekuningan sampai hitam dan
menjadi pupa pada umur 4 minggu. Setelah 4 minggu pupa akan menetas menjadi serangga
dewasa.
KANDUNGAN GIZI MAGGOT
Maggot mempunyai peluang sebagai pakan ikan atau untuk mensubstitusi tepung ikan karena
mempunyai kandungan nutrisi tidak jauh berbeda dengan tepung ikan terutama tepung ikan lokal
dan dapat diproduksi dalam kuantitas yang cukup dalam waktu yang singkat secara
berkesinambungan. Secara umum diketahui bahwa tepung ikan yang ada dipasaran berasal dari
impor seperti Peru dan Chili, dengan adanya pembatasan produksi dan permintaan akan tepung
ikan di dalam negri tidak mampu dipenuhi oleh produksi sendiri membuat harga tepung ikan
menjadi naik. Untuk memenuhi kekurang akan permintaan tepung ikan mungkin dapat dipenuhi
dengan menggunakan tepung maggot. Kandungan gizi beberapa tepung ikan dan maggot dapat
dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Analisa proksimat dan tepung ikan, maggot, bungkil kelapa sawit (PKM)

Hasil analisa (% bobot


kering)
Samp
el

Sumber

Sera
Protei Lipi t
BET
Abu
n
d kasa
N
r

Tepun
g ikan
74,6 11,9 1,48 13,9
impor

Ediwar
man et
al.
2006

Tepun
Ediwar
g ikan
55,4 10,6 1,08 22,6 10,3 man et
lokal
al.
2006
Magg
ot
(BSF)

45

PKM

18

25 5,62

Lab.
12,3
6,8 BBATJ.
6
2006
Lab.

32 0,81 8,56 17,6 BBATJ.


2006

Dari table 1, terlihat bahwa kadar protein maggot lebih rendah dari tepung ikan impor dan tepung
ikan lokal. Dari beberapa pengamatan menunjukan bahwa, kadar protein maggot sangat
ditentukan oleh kandungan protein media yang digunakan dan umur maggot yang dipanen.
Semakin tinggi kadar protein media dan semakin cepat maggot dipanen, maka akan semakin
tinggi pula kadar proteinnya demikian sebaliknya.
PROSPEK KULTUR MAGGOT
Peluang maggot untuk mensubstitusi tepung ikan tidak hanya terkait dengan kandungan gizinya
akan tetapi juga mengenai potensi kulturnya akan terus dikaji oleh Tim Pengembangan
Maggot di BBI Ngemplak. Kultur maggot yang dilakukan di Balai Benih Ikan Ngemplak
menggunakan bungkil ketela, dedak, ampas kelapa dan ampas tahu untuk media tumbuhnya dan
hasil yang maksimal terdapat pada media dedak dan ampas tahu. Bungkil ini dipilih karena
mempunyai kandungan gizi yang cukup baik dan ketersediaannya cukup banyak di Kabupaten
Sleman.

Kultur dapat dilakukan pada skala kecil dengan menggunakan drum/baskom dan skala besar
pada bak-bak yang berukuran besar yang kedap air. Fermentasi media menggunakan air dengan
perbandingan 1 bagian bungkil kelapa sawit dengan 2 bagian air. Media yang telah dicampur air
dimasukan dalam tong/baskom atau bak berukuran besar dan ditempatkan diruangan terbuka.
Agar media tidak terkena air hujan, wadah kultur diberi atap sebagai pelindung, disamping itu
untuk memudahkan serangga black soldier menempelkan telur maka diatas media fermentasi
ditempatkan daun kering. Setelah 4-5 minggu pemeliharaan maggot sudah dapat untuk dipanen.
Ukuran panen disesuaikan dengan bukaan mulut ikan yang akan diberi pakan maggot (jika
maggot segar).
Setiap 10 kg media dalam tong/baskom dapat diharapkan menghasilkan 3-3,5 kg maggot.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa setiap 1 kg maggot dapat dihasilkan dari 3 kg media
(konversi media: maggot 3:1) dalam waktu 4-5 minggu.
Dilihat dari proses produksi untuk mendapatkan maggot cukup mudah dan dengan waktu yang
relatif singkat, maka maggot cukup prospek untuk dikembangkan.
APLIKASI MAGGOT SEBAGAI PAKAN IKAN
Aplikasi maggot sebagai pakan ikan dapat dilakukan dengan 2 cara, pertama sebagai pakan ikan
langsung (maggot hidup/Fresh) dan kedua tepung maggot sebagai sumber protein pakan
menggantikan atau substitusi tepung ikan.
Pada ikan patin, substitusi maggot segar dengan pakan komersial pada ikan patin jambal
menunjukan bahwa benih patin jambal yang diberi pakan substitusi maggot hidup 25%
ditambah pakan komersial 75% menghasilkan laju pertumbuhan terbaik serta dapat menurunkan
biaya dari pakan sebesar Rp. 352/kg ikan dan substitusi maggot masih dapat ditingkatkan sampai
35% tanpa menurunkan performan pertumbuhan dan efisiensi pakan (Ediwarman et al., 2007a).
Pada ikan nila merah, substitusi maggot segar dengan pakan komersial pada ikan nila merah
menunjukan bahwa ikan nila merah yang diberi pakan substitusi maggot hidup 50% ditambah
pakan komersial 50% menghasilkan laju pertumbuhan terbaik serta dapat menurunkan biaya dari
pakan sebesar Rp. 1.819/kg ikan dan substitusi maggot masih dapat ditingkatkan sampai 54%
tanpa menurunkan performan pertumbuhan dan efisiensi pakan (Ediwarman et al., 2007c).
Hasil penelitian penggunaan maggot sebagai substitusi pakan komersial juga telah dilaporkan
oleh beberapa peneliti, dimana maggot dapat menggantikan 50% pakan komersial pada ikan lele
(Hadadi, et al. 2007).
Source: BBAT Jambi

Gambar 1. Lalat Black Soldier (Hermetia illucens)

Gambar 2. Larva/ Maggot

Gambar 3. Perbandingan Lalat Dewasa, Larva dan Pupa

https://infoduniaperikanan.wordpress.com/2013/03/01/101/

Burger Pakan Ikan (BPI) Untuk Bawal, Pakan Alternatif Hasil Fermentasi Limbah
Makanan
o

SUKA ARTIKEL INI?

Retweet Link Ini

Bagikan di Facebook

Pakan merupakan biaya terbesar dalam budidaya ikan air tawar, tidak terkecuali pada budidaya
ikan bawal. Jika pembudidaya ikan bawal mampu membuat pakan alternatif yang berkualitas,
maka pengeluaran untuk pakan dapat diminimalkan tanpa mengurangi hasil panen dalam waktu
pembesaran ikan bawal yang sama sehingga keuntungan yang didapatkan pada budidaya ikan
bawal akan semakin tinggi.
Burger Pakan Ikan (BPI) untuk bawal merupakan pakan alternatif hasil fermentasi limbah
makanan dan bahan pakan lain, murah dan mudah diracik.
Harga pakan ikan yang selalu naik dan tak mengenal turun harga kian menghimpit
pembudidaya ikan, termasuk pada budidayaikan bawal. Harga jualikan air tawar inidi kolam Rp
10.000 sampaiRp 11.000 perkg, sementara harga pakan mencapai Rp 6.000/kg (protein 24%)
Rp 7.000/kg (protein 29%).

Beranjak dari kondisi tersebut, Prof Dr Ir Ali Agus DEA, pengajar Ilmu Nutrisi dan Pakan
Ternak Fakultas Peternakan UGM (Universitas Gadjah Mada) yang juga kepala bagian Hewan
Ternak KP4 UGM (Kebun Pendidikan, Penelitian dan Pengembangan Pertanian) mencoba
meracik pakan ikan alternatif. Pakan ini telah beberapa waktu lalu dicobakannya pada ikan bawal
dan lele. Untuk pakan lele kurang bagus, badannya bisa panjang tapi tidak gemuk. Mungkin
karena kadar proteinnya kurang tinggi untuk lele. Kemudian formula yang sama kami cobakan
untuk bawal, ternyata berhasil, ungkap peneliti yang sedang getol mengembangkan burger
pakan ternak dan ikan ini.
Pembudidaya tak perlu repot membeli racikan ini kepada KP4 maupun Ali Agus. Pembudidaya
bawal dapat membuat BPI secara mandiri karena proses dan peralatan yang dipakai sangat
sederhana. Cukup sediakan ember, sekop kecil untuk mencampur bahan, drum plastik dengan
pengunci besi, bahan pakan, dan starter BPI. Jika ingin tahu secara detail, bisa mengikuti
pelatihan di KP4 UGM, tegasnya.
Memanfaatkan Limbah

Menurut Ali Agus, bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan burger ikan ini
memanfaatkan limbah industri dan pertanian seperti roti afkir, dedak padi, polard (dedak
gandum), daun singkong/daun pepaya, dan tetes tebu (molases). Tepung ikan digunakan sebagai
bahan pakan sumber protein. Premiks digunakan untuk memasok mineral dan vitamin.
Namun setelah melalui fermentasi sederhana, limbah yang semula merupakan residu dari

berbagai proses produksi itu layak dimanfaatkan sebagai pakan ikan alternatif atau setidaknya
menjadi pakan selingan bagi ikan. Menurut Ali Agus, campuran bahan pakan yang aslinya hanya
mengandung protein 20% setelah di fermentasi meningkat hingga di atas 25% bahkan mencapai
28%.
Ali mengaku, produksi BPI ini tidak untuk diproduksi dalam skala besar/produksi massal karena
rawan kendala. Bahan baku berupa roti afkir di beberapa daerah sulit dicari. Saat kemarau daun
pepaya juga sedikit langka, tutur doktor alumni Universite de Rennes Paris ini. Jalan
keluarnya, roti afkir bisa diganti dengan tepung singkong/gaplek.
Proses Pembuatan

Secara ringkas Ali Agus menerangkan langkah-langkah untuk meramu BPI:

Pertama, semua bahan berupa tepung dicampur dilantai dengan


menyusunnya secara berlapis terlebih dahulu.

Kedua, premiks dicampur dengan metode tersendiri supaya merata. Caranya,


premiks diletakkan dalam ember kecil, kemudian dicampur sedikit demi
sedikit dengan campuran tepung pertama. Setelah mencapai separuh ember,
baru campuran ini di campurkan pada campuran pertama tadi.

Ketiga, daun pepaya/singkong sebagai penyedia enzim alami di rajang halus.


Roti afkir yang berupa roti basah harus disuwir-suwir(dipotongpotong)dengan tangan hingga kecil-kecil. Setelah itu campurkan dengan
campuran tepung-tepungan di awal.

Keempat, siapkan saos burger pakan (starter probiotik fermentasi) sesuai


label, encerkan bersama molases dengan air secukupnya. Setelah itu
disiramkan pada campuran sambil diaduk hingga merata. Volume air
diperkirakan akan menghasilkan campuran dengan kadar air/moisture 35%.
Ciri-cirinya kalau campuran digenggam akan meninggalkan bekas air pada
telapak tangan namun tidak sampai basah, urai Ali Agus.

Campuran ini, kata Ali, difermentasi dalam drum plastik selama minimal 3 hari. Kalau
prosesnya bersih, 3 hari campuran sudah hancur dan berbau wangi. Kalau disimpan dalam
kondisi tertutup rapat, BPI bisa bertahan hingga 3 bulan, paparnya. BPI yang berbentuk tepung
ini pun bisa dibuat menjadi pelet. Sebaiknya sebelum di pelet BPI dicampur minyak ikan agar
teksturnya bagus dan bisa mengapung, saran Ali.
http://www.bibitikan.net/burger-pakan-ikan-bpi-untuk-bawal-pakan-alternatif-hasilfermentasi-limbah-makanan/

Anda mungkin juga menyukai