Anda di halaman 1dari 6

Sains & Teknologi Hewan 4(17):1-5

Teknik Hipofisis Ikan


Dinda Triana1*, Nie’mah Al’As2, Anni Nurliani2
1
: Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, ULM.
2
: Departemen Anatomi dan Fisiologi, Laboratotium Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengatahuan Alam, ULM
*
E-mail: 1911013320009@mhs.ulm.ac.id
Abstrak

Teknik Hipofisa telah umum dilakukan dengan menggunakan ekstrak kelenjar hipofisa ikan
yang sejenis. Kelenjar hipofisa pada ikan vertebrata juga menghasilkan Follicle Stimulating hormone
(FSH) dan Luteinizing hormone (LH) yang secara langsung mengontrol banyak aspek perkembangan
dan fungsi gonad. Tujuan praktikum ini diharapkan agar praktikan dapat mengambil kelenjar hipofisa
yang terdapat di dalam kepala ikan preparat dengan baik dan benar serta mengawetkannya . Metode
pengambilan kelenjar hipofisa dengan memotong kepala ikan dan mengambil kelenjar hipofisa
dibagian otak berwarna putih berbentuk butiran kecil. Sedangkan metode pembuatan ekstrak kelenjar
hipofisis yaitu digeruse, ditambahkan aquabidest/NaCl 1,5 ml kemudian kstrak diambil dngan jarum
suntik lalu ekstrak dimasukkan kedalam gelas tabung, disentrifuse selama 2-5 menit, diamkan sebentar
agar terbentuk dua lapisan (cairan bening dan endapan) dan cairan yang bening diambil dengan spet,
cairan inilah yang akan disuntikkan. Penyuntikkan ekstrak kelenjar hipofisis ikan dengan dosis 0,5 ml/
kg berat badan ikan dapat meningkatkan konsentrasi hormon gonadotropin didalam darah sehingga
dapat merangsang perkembangan telur dan mempercepat proses pemijahan ikan. Kelebihan
penyuntikan ekstrak kelenjar hipofisa adalah salah satu alternatif pemijahan dan pembenihan buatan
yang relatif lebih murah daripada teknik penyuntikan hormon yang lain. Namun teknik ini memiliki
kelemahan yaitu hilangnya sejumlah ikan donor untuk diambil hipofisanya. Faktor-faktor penyebab
keberhasilan teknik hipofisa ini dipengaruhi dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal.

Kata kunci : hipofisa, hormon, kelenjar, ikan

PENDAHULUAN
Adanya usaha budidaya yang mengalami peningkatan permintaan yang cukup besar,
menjadi alasan untuk adanya teknik pembenihan yang relaitf cepat dan berkualitas. Salah satu
upaya untuk pengembangan budidaya adalah dengan menyediakan benih berkualitas dari hasil
pemijahan secara berkelanjutan. Kendala yang dihadapi untuk pengembangan akuakultur tidak
hanya menurunnya mutu lingkungan dan terbatasnya areal budidaya, akan tetapi ketersediaan
benih yang tepat jumlah, tepat mutu, tepat waktu dan tepat harga menjadi salah satu kendala
dalam program intensifikasi budidaya ikan. Untuk mengatasi kendala tersebut, salah satu upaya
yang dapat dilakukan adalah meningkatkan produktivitas budidaya melalui penyedian benih
berkualitas secara kontinyu (Kamil & Bugar, 2013).
Model pengembangan teknologi pembenihan ikan ini adalah memberikan rangsangan
terhadap hormon gonadotropin yang terdapat pada hipotalamus melalui pemberian ekstrak
kelenjar hipofisa dari luar tubuh melalui sistem kombinasi indogeneus factor pada ikan uji.
Pemberian ekstrak kelenjar hipofisa yang stabil diharapkan terjadi biotransformasi terhadap
rangsangan hormon menjadi molekul yang lebih sederhana sebagai rangsangan mempercepat
proses pematangan gonad akhir pada ikan akuakultur. Melalui biotransformasi tersebut, akan
menghasilkan hormon steroid sebagai perangsang (Suriansyah, 2020). Kelenjar Hipofisa ikan
adalah ekstrak kelenjar yang mengandung hormon gonadotropin yang sangat efektif untuk
merangsang beberapa spesies ikan dalam mencapai kematangan akhir Oosit. Kelenjar hipofisa
Sains & Teknologi Hewan 4(17):1-5

ikan relatif lebih aman karena bersifat semi buatan dibandingkan hormon yang terbuat dari bahan
kimia (Effendi, 2005).
Teknik Hipofisasi telah umum dilakukan dengan menggunakan ekstrak kelenjar hipofisa
ikan yang sejenis. Ikan yang diinduksi dengan ekstrak hipofisa ikan sejenis dapat berpengaruh
nyata terhadap waktu laten pemijahan. Kelenjar hipofisa pada ikan vertebrata juga menghasilkan
Follicle Stimulating hormone (FSH) dan Luteinizing hormone (LH) yang secara langsung
mengontrol banyak aspek perkembangan dan fungsi gonad. Namun, hipofisa donor tidak hanya
berasal dari ikan tetapi dapat juga digunakan dari kelenjar hipofisa ayam (Wijaya et al., 2022).
Tujuan praktikum ini diharapkan agar praktikan dapat mengambil kelenjar hipofisa yang terdapat
di dalam kepala ikan preparat dengan baik dan benar serta mengawetkannya.
METODE
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini, yaitu timbangan, pisau, telenan,
pinset, tissue, alat penggerus, sentrifugase, spuit, ikan lele 1 ekor yaitu ikan pendonor (ikan lele)
dan larutan fisiologis (NaCl 0,9 %).
Pengambilan Kelenjar Hipofisa
Metode yang dilakukan yaitu Ikan Donor ditimbang terlebih dahulu. Ikan donor yang
dijadikan bahan pada praktikum kali ini adalah seberat 0,5 kg. Ikan donor dibunuh dengan cara
memotong bagian kepalanya. Kepala yang telah terpotong diletakkan dengan posisi mulut
menghadap keatas. Pemotongan berikutnya yaitu pada bagian samping mata sedikit ke arah
bagian belakang. Setelah tulang tengkorak terbuka maka akan nampak otak sedangkan kelenjar
hipofisa terdapat di bawah otak dan berwarna putih berbentuk butiran kecil. Otak diangkat,
tempatnya dibersihkan dengan tissue agar bersih dari darah dan lemak. Kemudian kelenjar
hipofisa tersebut diambil secara hati hati dengan pinset. Kelenjar hipofisa jangan sampai pecah.

Gambar 1. Metode Pengambilan Kelenjar Hipofisa


Sains & Teknologi Hewan 4(17):1-5

Menyiapkan Ekstrak Hipofisa


Metode yang dilakukan yaitu Kelenjar hipofisa diambil dengan hati hati dengan pinset
dan diletakkan di tepi alat penggerus. Kemudian kelenjar hipofisa digerus dengan cara
memutarmutar alat penggerus ke lubang dasar gelas penggerus. Kemudian ditambahkan
aquabidest/NaCl 1,5 ml. Ekstrak diambil dngan jarum suntik. Ekstrak dimasukkan kedalam gelas
tabung. Gelas tabung disentrifuse selama 2-5 menit. Diamkan sebentar agar terbentuk dua
lapisan (cairan bening dan endapan). Cairan yang bening dimabil dengan spet, cairan inilah yang
akan digunakanuntuk menyuntik induk ikan mas. Penyuntikan dilakukan di bawah sirip dorsal
bagian depan.

Gambar 2. Metode Menyiapkan Ekstrak Hipofisa

HASIL

Gambar 3. Kelenjar Hipofisa


Sains & Teknologi Hewan 4(17):1-5

Gambar 4. Ekstrak Kelenjar Hipofisa

DISKUSI
Pengembangan usaha perikanan budidaya sangat bergantung pada ketersediaan induk dan
benih unggul, karena induk dan benih merupakan salah satu sarana produksi yang mutlak dan
akan menentukan keberhasilan usaha budidaya. Pembenihan dengan campur tangan manusia
atau fertilisasi buatan sudah dapat dilakukan pada berbagai jenis ikan, diantaranya adalah Ikan
Lele dengan menggunakan metode hipofisasi. Teknik hipofisa ini dilakukan bertujuan untuk
memproduksi benih dengan menggunakan bantuan kelenjar hipofisa dari ikan donor yang
menghasilkan hormone yang merangsang pemijahan seperti gonadotropin (Koten & Dhengi,
2020).
Praktikum kali ini menggunakan hewan uji ikan lele dengan berat 0,5 kg sebagai ikan
donor, yang mana kelenjar hipofisa nya diambil untuk digunakan dalam pembuatan ekstrak
kelenjar hipofisa. Pengambilan kelenjar hipofisa mengakibatkan ikan donor mati atau harus
dibunuh, karena kelenjar hipofisa terletak dibagian kepala tepatnya di dasar otak yang
mengharuskan memotong kepala ikan. Hipofisa atau kelenjar pituitaria adalah suatu kelenjar
endokrin penting pada semua hewan vertebrata (bertulang belakang). Karena letaknya di bawah
otak, maka kelenjar ini sering disebut sebagai kelenjar bawah otak. Menggunakan hewan uji
ikan, hipofisa terletak di sebelah belakang "chiasma nervi optici", yakni persilangan nervus
opticus yang menuju ke mata (Sutomo, 1998).
Bersasarkan hasil pada gambar 3, dapat terambilnya kelenjar hipofisa pada ikan lele.
Kelenjar hipofisa tersebut memiliki warna putih tulang dan berukuran sebesar biji kacang sangat
kecil sekali. Kelenjar hipofisa terdapat di bawah otak dan berwarna putih berbentuk butiran
kecil. Otaknya diangkat, tempatnya dibersihkan dengan tissue agar bersih dari darah dan lemak.
Kemudian kelenjar hipofisa tersebut diambil secara hati-hati dengan pinset agar tidak pecah.
Kelenjar hipofisa yang sudah terambil kemudian akan dibuat ekstrak kelenjar hipofisa untuk
disuntikkan ke ikan resipien. Menurut hasil penelitian (Koten et al., 2020), menunjukan bahwa
induk ikan Lele yang disuntik dengan dosis 0,5 ml/ kg berat badan ikan dapat meningkatkan
konsentrasi hormon gonadotropin didalam darah sehingga dapat merangsang perkembangan telur
dan mempercepat proses pemijahan ikan dengan waktu latensi (630 menit; 10.30 jam)
dibandingkan dengan perlakuan dosis 0,3 mL/ kg (645 menit; 10,45 jam), dan perlakuan dosis
0,7 mL/ kg (668 menit; 11,08 jam).
Kelebihan penyuntikan ekstrak kelenjar hipofisa adalah salah satu alternatif pemijahan
dan pembenihan buatan yang relatif lebih murah daripada teknik penyuntikan hormon yang lain.
Kelenjar hipofisa dapat digunakan karena mengandung gonadotropin semacam LH (“LH-like
gonadotropin”), yang mana hormon ini akan merangsang ovarium untuk mempercepat ovulasi
sehingga mempercepat terjadinya pemijahan atau ovulasi pada ikan. Namun teknik ini memiliki
kelemahan yaitu hilangnya sejumlah ikan donor untuk diambil hipofisanya. Usaha yang telah
dilakukan untuk menekan kelemahan ini adalah dengan memanfaatkan ikan yang mempunyai
nilai ekonomis rendah untuk dipakai sebagai ikan donor. Selain itu, kelemahan teknik ini yaitu
adanya penularan penyakit dari ikan donor, adanya reaksi imunitas pada ikan resipien, dan
adanya hormone-hormon lain yang mempengaruhi sehingga pemijahan gagal (Mardhatillah &
Efrizal, 2018).
Sains & Teknologi Hewan 4(17):1-5

Faktor-faktor penyebab keberhasilan teknik hipofisa ini dipengaruhi dua faktor yaitu
faktor internal dan eksternal. Faktor internal antara lain: genetika, umur induk, ukuran induk, dan
tingkat kematangan gonad yang dipengaruhi oleh sistem fisiologis yang berlangsung di dalam
tubuh ikan, khususnya sistem hormon. Faktor eksternal antara lain seperti suhu, pakan, cahaya,
pH, oksigen terlarut dan lain-lain. Parameter lainnya adalah diameter telur, diameter telur akan
berbeda antar pelakuan yang diberikan hormon dengan yang alami (Wadi & Yusnaini, 2018).
KESIMPULAN
Teknik Hipofisasi telah umum dilakukan dengan menggunakan ekstrak kelenjar hipofisa
ikan yang sejenis. Kelenjar hipofisa pada ikan vertebrata juga menghasilkan Follicle Stimulating
hormone (FSH) dan Luteinizing hormone (LH) yang secara langsung mengontrol banyak aspek
perkembangan dan fungsi gonad. Kelenjar hipofisa terdapat di bawah otak dan berwarna putih
berbentuk butiran kecil. Penyuntikkan ekstrak kelenjar hipofisis ikan dengan dosis 0,5 ml/ kg
berat badan ikan dapat meningkatkan konsentrasi hormon gonadotropin didalam darah sehingga
dapat merangsang perkembangan telur dan mempercepat proses pemijahan ikan. Kelebihan
penyuntikan ekstrak kelenjar hipofisa adalah salah satu alternatif pemijahan dan pembenihan
buatan yang relatif lebih murah daripada teknik penyuntikan hormon yang lain. Namun teknik
ini memiliki kelemahan yaitu hilangnya sejumlah ikan donor untuk diambil hipofisanya. Faktor-
faktor penyebab keberhasilan teknik hipofisa ini dipengaruhi dua faktor yaitu faktor internal dan
eksternal.
DAFTAR PUSTAKA
Effendie, M.I. (2005). Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama, Bogor.
Kamil, M. T., & Bugar, H. (2013). Efektivitas Dan Efisiensi Pemberian Ekstrak Kelenjar
Hipofisa Terhadap Pemijahan Ikan Betok (Anabas testudineus Bloch). Jurnal Ilmu
Hewani Tropika (Journal Of Tropical Animal Science), 2(2): 46-51.
Koten, G. M., & Dhengi, S. (2020). Pengaruh Penyuntikan Kelenjar Hypofisa Dengan Dosis
Yang Berbeda Terhadap Laju Pemijahan Ikan Lele Dumbo (Clarias
gariepinus). AQUANIPA-Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan, 2(1): 1-13.
Mardhatillah, H., & Efrizal, R. R. (2018). Pengaruh Ekstrak Kelenjar Hipofisa Ayam Broiler
Dalam Mempercepat Respon Ovulasi Ikan Koi Cyprinus carpio L. Jurnla Metamorfosa,
5(1): 28-35.
Suriansyah, S. (2020). Efektivitas ekstrak kelenjar hipofisa ikan Mas (Cyprinus carpio L)
terhadap pamatangan gonad akhir ikan Betok (Anabas testudineus Bloch). Jurnal Ilmu
Hewani Tropika (Journal Of Tropical Animal Science), 9(2): 54-60.
Sutomo. (1998). Peranan Hipofisa Dalam Produksi Benih Ikan. Oseana, 13(3): 109-123.
Wadi, H., & Yusnaini, I. M. (2018). Respon Pemberian Ekstrak Hipofisa Ayam Broiler Dengan
Dosis Berbeda terhadap Ovulasi Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) Betina. Jurnal
Media Akuatika, 3(2), 617-629.
Wijaya, A., Sugihartono, M., & Ghofur, M. (2022). Efektivitas Hipofisa Ayam Broiler Terhadap
Respon Ovulasi Ikan Betok (Anabas testudeineus, Bloch). Jurnal Akuakultur Sungai dan
Danau, 7(1), 27-31.
Sains & Teknologi Hewan 4(17):1-5

Anda mungkin juga menyukai