Anda di halaman 1dari 19

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................i

DAFTAR ISI .............................................................................................................ii

DAFTAR TABEL ...................................................................................................iv

DAFTAR GAMBAR ...............................................................................................v

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ...............................................................................................1


1.2 Maksud dan Tujuan ........................................................................................2
1.3 Metode Penulisan ...........................................................................................2

II PEMBAHASAN

2.1 Ikan Mas .........................................................................................................3


2.1.1 Klarisifikasi Ikan Mas ...........................................................................3
2.1.2 Morfologi Ikan Mas ..............................................................................3
2.2 Perkembangbiakan Ikan Mas .........................................................................5
2.2.1 Seleksi Induk .........................................................................................5
2.2.2 Tanda-tanda Kematangan Gonad ..........................................................6
2.2.3 Pemijahan ..............................................................................................6
2.2.4 Proses Pembuahan .................................................................................7
2.2.5 Perkembangan Embrio ..........................................................................8
2.3 Ginogenesis ....................................................................................................8
2.3.1 Pengertian Ginogenesis .........................................................................8
2.3.2 Sejarah Ginogenesis ..............................................................................9
2.3.3 Ginogenesis Mitosis ..............................................................................9
2.3.4 Ginogenesis Meiosis .............................................................................9
2.3.5 Radiasi Sperma......................................................................................10
2.3.6 Kejutan Suhu Panas ..............................................................................10

i
2.4 Ginogenesis pada Ikan Mas ...........................................................................11

III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ....................................................................................................14


3.2 Saran ...............................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................15

ii
DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

1. Tabel klasifikasi Ikan Mas (Cyprinus carpio) ........................................3


2. Tabel radiasi Sinar Ultraviolet ................................................................12

iii
DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

1. Gambar Ikan Mas (Cyprinus carpio) ........................................................ 4

iv
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Permasalahan


Ikan merupakan makanan yang tidak asing lagi, terutama bagi masyarakat
Indonesia. Ikan banyak dikonsumsi oleh masyarakat karena ikan merupakan salah
satu makanan dengan kandungan protein tertinggi. Untuk dapat memperolehnya
maka dapat dilakukan dengan dua cara yaitu, menangkap ikan langsung dari alam
atau membudidayakan ikan. Pada saat ini kebutuhan akan konsumsi ikan
sangatlah meningkat, namun produksi ikan dari alam tidaklah mencukupi
kebutuhan akan ikan. Maka dari itu dibutuhkanlah budidaya agar dapat memenuhi
kebutuhan masyarakat. Namun, dengan budidaya ikan tidak selamanya
permasalahhan selesai. Permasalahan-permasalahan baru yang muncul dalam
budidaya dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor lingkungan, faktor
ekosistem, faktor SDM, dan faktor induk dan keturunannya.
Ikan Mas merupakan ikan air tawar dengan nilai ekonomis yang cukup
tinggi sehingga diperlukan bibit dengan kualitas terbaik. Dalam hal kaitannya
faktor induk dan keturunannya dengan kualitas ikan mas maka dapat dilakukan
beberapa cara untuk dapat memperbaiki kualitas keturunannya. Salah satu cara
untuk memperbaiki keturunan pada ikan dapat dilakukan dengan cara rekayasa
genetik pada ikan. Genetika merupakan cabang ilmu biologi yang mempelajari
tentang tata cara penurunan sifat dari induk kepada keturunannya. Rekayasa
genetika pada ikan dapat dilakukan dengan cara ginogenesis, triploidasi,
androgenesis, dan hibridasi.
Menurut Purdom (dalam Rustidja, 1991:8) produksi populasi ikan jantan
dapat dilakukan dengan menggunakan metode androgenesis. Pada prinsipnya
yang dinonaktifkan adalah sel telur (radiasi sel telur). Teknik ini jarang dilakukan
karena dengan meradiasi sel telur, maka resikonya bukan saja DNA dan RNA-nya
yang rusak tetapi juga kompenen lainnya, sehingga tingkat keberhasilannya kecil.

1
Ginogenesis adalah teknologi buatan (artificial) memproduksi zigot tanpa
ada kontribusi materi genetik dari jantan. Ginogenesis dapat dilakukan dengan
cara menghancurkan materi genetik jantan melalui rediasi (menyinari sperma
dengan sinar ultra violet). Kemudian mengupayakan proses diploidasi zigot
melalui perlakuan kejutan, baik kejutan suhu (head shock, cold shock) dan
tekanan (pressure shock).

Metode ginogenesis dapat dilakukan pada dua tahap, yaitu tahap meiosis
dan mitosis. Ginogenesis meiosis memiliki tingkat keberhasilan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan ginogenesis meiosis.

1.2 Maksud dan Tujuan

Penulisan ilmiah dari studi kasus ini bertujuan menyelesaikan tugas mata kuliah
dasar-dasar genetika ikan serta dapat mengetahui dan mempelajari tentang
ginogenesis mitosis dan ginogenesis meiosis dan bagaimana proses ginogenesis
diterapkan kepada Ikan Mas (Cyprinus carpio)
1.3 Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam penulisan studi kasus ini yaitu bersumber
dari buku-buku, jurnal, dan laporan.

2
II. PEMBAHASAN

2.1 Ikan Mas (Cyprinus carpio L.)

2.1.1 Klasifikasi Ikan Mas

Phylum Chordata
Subphylum Vertebrata
Superclass Pisces
Class Osteichthyes
Subclass Actinopterygii
Ordo Cypriniformes
Subordo Cyprinoidea
Family Cyprinidae
Subfamily Cyprininae
Genus Cyprinus
Species Cyprinus carpio Linn.
Nama Asing common carp
Nama Lokal Ikan mas, tombro, masmasan (Jawa
Tengah, Jawa Timur), lauk mas (Jawa
Barat), ikan rayo atau ikan ameh
(Sumatera Barat).

2.1.2 Morfologi Ikan Mas

Secara morfologis, Ikan Mas mempunyai bentuk tubuh agak


memanjang dan memipih tegak. Mulut terletak di ujung tengah dan dapat
disembulkan. Bagian anterior mulut terdapat duapasang sungut berukuran
pendek. Secara umum, hampir seluruh tubuh Ikan Mas ditutupi sisik dan
hanya sebagian kecil saja tubuhnya tidak ditutupi sisik. Sisik ikan mas
berukuran relatif besar dan digolongkan dalam tipe sisik sikloid berwarna

3
hijau, biru, merah, kuning keemasan atau kombinasi dari warna-warna
tersebut sesuai dengan rasnya.

Ikan Mas berbadan panjang dengan perbandingan antara panjang


total dengan tinggi badan 3:1 (tergantung varitas). Bila dipotong dibagian
tengah badan memiliki perbandingan antara tinggi badan dan lebar badan
3:2 (tergantung varitas). Warna tubuh Ikan Mas juga tergantung dari
varitas, ada merah, kuning, abu-abu, kehijauan, dan ada juga yang belang.

Gambar 1. Ikan Mas (Cyprinus carpio L)

Tubuh Ikan Mas terbagi atas tiga bagian, yaitu kepala, badan, dan
ekor. Mulut, sepasang mata, hidung, dan tutup insang terletak dikepala.
Seluruh bagian tubuh ikan mas ditutupi dengan sisik besar, dan berjenis
ctenoid. Pada bagian itu terlihat ada garis linea lateralis memanjang mulai
dari belakang tutup insang sampai pangkal ekor.

Mulut kecil, membelah bagian depan kepala. Sepasang mata bisa


dibilang cukup besar terletak di bagian tengah kepala di kiri, dan kanan.
Sepasang lubang hidung terletak di bagian kepala. Sepasang tutup insang
terletak di bagian belakang kepala. Selain itu, pada bagian bawah kepala
memiliki dua pasang kumis sungut yang pendek.

Ikan Mas memiliki lima buah sirip, yaitu sirip punggung, sirip dada,
sirip perut, sirip dubur, dan sirip ekor. Sirip punggung panjang terletak di
bagian punggung. Sirip dada sepasang terletak di belakang tutup insang,

4
dengan satu jari-jari keras, dan yang lainnya berjari-jari lemah. Sirip perut
hanya satu terletak pada perut. Sirip dubur hanya terletak di belakang
dubur. Sirip ekor juga hanya satu, terletak di belakang, dengan bentuk
cagak.

2.2 Perkembangbiakan

2.2.1 Seleksi Induk

Dalam hal memilih indukan yang baik utnutk Ikan Mas, dalam
melihat enam kriteria sebagai berikut:

a. Umur
Ikan Mas betina telah matang kelamin pada umur 1 – 1,5
tahun, sedangkan Ikan Mas jantan matang kelamin pada umur enam
bulan, namun sebailknya dihindarkan penggunaan induk yang
demikian. Umur induk Ikan Mas yang baik berkisar 1,5 – 3 tahun.
b. Badan
Induk Ikan Mas harus mempunyai badan yang sehat, tidak
dalam keadaan sakit atau cacat pada bagian badan. Berat badan induk
Ikan Mas betina 1 – 2 kg, sedangkan untuk jantan beratnya 0,5 -1 kg.
c. Sisik
Induk Ikan Mas yang baik memiliki sisik yang besar dan
susunannya teratur. Selain susunan sisiknya juga harus diperhatikan
sisiknya. Ikan-ikan yang terlalu tua untuk dipijahkan biasanya
memiliki sisik yang berwarna kusam.
d. Gerakan
Induk Ikan Mas yang sehat dan masih produktif, biasanya
ditandai juga dari gerakan yang tangkas dan gesit, terutama pada induk
Ikan Mas jantan. Sedangkan induk Ikan Mas betina gerakannya lebih
lambat.

5
e. Bentuk Kepala
Bentuk kepala Ikan Mas yang baik lebih kecil dibandingkan
dengan bentuk tubuhnya.
f. Sirip
Induk Ikan Mas yang baik memiliki bentuk sirip yang mulus
atau tidak cacat, baik pada sirip punggung, sirip dada, sirip perut
maupun sirip anal.

2.2.2 Tanda-Tanda Kematangan Gonad

Secara umum kematangan kelamin Ikan Mas jantan akan terjadi


lebih dahulu daripada kematangan kelamin pada Ikan Mas betina. Ikan Mas
betina mengalami kematangan kelamin pada umur 1 – 1,5 tahun, dan untuk
melakukan percepatan paca proses kematangan gonad dapat dilakukan
dengan menggunakan kelenjar Hyphophysa atau Human Chorionis
Gonadothropin (HCG) yang disuntikan pada intra selular Ikan Mas.

Tanda-tanda Ikan Mas jantan yang matang gonad adalah jika pada
bagian perut diurut ke arah anus akan keluar cairan putih (sperma). Tanda-
tanda ikan betina yang matang gonad adalah perut membesar kearah anus
dan lubang kelamin berwarna kemerahan. Gonad Ikan Mas jantan biasanya
akan matang pada umur sekitar 6 bulan, sedangkan gonad Ikan Mas betina
akan matang pada umur sekitar 12 bulan.

2.2.3 Pemijahan

Pemijahan adalah suatu peristiwa pertemuan antara ikan jantan dan


ikan betina yang bertujuan untuk pembuahan telur oleh spermatozoa.
Proses pemijahan ikan merupakan suatu reaksi terhadap rangsangan alami
yang bersifat kompleks. Pada saat ovulasi atau memijah, telur pada tahp
meiosis II, yaitu masih berupa ootid.

6
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pemijahan ikan dapat
dikelompokan menjadi:

a. Faktor Internal
Faktor internak yang berpengaruh terhadap pemijahan ikan
adalah kematangan gonad dan ketersediaan hormon kelamin.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal yang mempengaruhi adalah faktor lingkungan,
misalnya: curah hujan, kualitas air, sinar, habitat perairan dan adanya
ikan jantan.

2.2.4 Proses Pembuahan

Ikan Mas merupakan salah satu ikan yang melakukan


pembuahannya di luar tubuh. Pada proses pembuahan, spermatozoa masuk
ke dalam telur melalui luabang mikrofil. Telur dan spermatozoa yang baru
dikeluarkan dari dalam tubuh induk akan mengeluarkan zat kimia yang
berguna dalam proses pembuahan. Zat yang dikeluarkan oleh spermatozoa
adalah anti fertilizin.

Zat fertilizin yang dikeluarkan oleh telur dapat menyebabkan


penggumpalan (aglutinasi). Selain itu fertilizin dapat merangsang
spermatozoa untuk berusaha mencapai telur yang siap dibuahi.

Telur yang telah dibuahi oleh sperma akan berwarna transparan,


sedangkan telur yang tidak terbuahi akan berwarna tidak transparan dan
menjadi berwarna keputih-putihan atau buram karena kuning telur pecah,
sehingga telur tersebut akan mati. Pembuahan telur oleh sperma akan
berhasil apabila terjadi tepat setelah telur diovulasi oleh induk betina, dan
tidak terjadi apabila telur kehilangan kesuburannya sebelum dicapai oleh
spermatozoa.

7
2.2.5 Perkembangan Embrio

Perkembangan embrio ikan diawali dengan pembuahan sel telur


dengan spermatozoa (singami). Spermatozoa memasuki telur melalui
lubang tang disebut mikrofil. Spermatozoa yang suah masuk akan
menyebabkan chorion meregang sehingga menutup mikrofil untuk
menghalangi masukya spermatozoa yang lainnya.

Setelah memasuki telur, inti spermatozoa akan membesar dan


kromosomnya bergabung dengan kromosom dari sel telur dan merupakan
fase awal dari pembelahan. Proses pembelahan diikuti oleh tahap
perkembangan yaitu blastulasi, gastrulasi, dan organogenesis.

Penetasan terjadi bila embrio telah menjadi lebih panjang daripada


lingkaran kuning telur dan telah terbentuk sirip perut. Penetasan terjadi
dengan cara penghancuran chorion oleh enzim yang dikeluarkan oleh
kelenjar ektoderm. Selain itu penetasan disebabkan pula oleh gerakan-
gerakan larva akibat peningkatan suhu, intensitas cahaya dan pengurangan
Oksigen. Setelah menetas, embrio memasuki fase larva (2 – 4 hari setelah
pembuahan). Pada ikan fase larva ini ditentukan oleh habisnya kantung
kuning telur. Selanjutnya menjadi bentuk individu dewasa.

2.3 Ginogenesis

2.3.1 Pengertian Ginogenesis

Ginogensis adalah perkembangan sebuah ovum setelah ditembus


oleh sperma tanpa peleburan dari gamet-gametnya. Dengan kata lain, telur
yang telah matang yang ditembus oleh sebuah sperma, tetapi material
genetik yang terkandung di dalam sel sperma tidak ikut serta ke dalam
nukleus telur, walaupun demikian telur dirangsang untuk tumbuh.

8
Ginogenesis merupakan pembiakan seksual, dimana inti
spermatozoa yang sudah masuk ke dalam plasma telur bersifat inaktif,
sehingga embrio berkembang sepenuhnya dengan dikontrol oleh sifat yang
diwariskan oleh induk betina.

2.3.2 Sejarah Ginogenesis

Ginogenesis buatan pertama kali dilakukan oleh Hertwig pada


tahun 1911. Pada ginogenesis buatan ini dilakukan dengan cara
merangsang perkembangan embrio dari nukleus telur dengan jelan
menggunakan sperma yang telah rusak kromosomnya sebagai hasil radiasi
bahan mutagen, serta diploidasi kromosom betina dengan kejutan suhu.

2.3.3 Ginogenesis Mitosis

Sedangkan pada ginogenesis mitosis apabila telur normal dibuahi


oleh sperma yang diradiasi, maka di dalam telur akan terdapat 2n
kromosom yang berasal dari sel telur. Kemudian telur akan mengalami
peloncatan polar body kedua, sehingga di dalam telur tinggal 1n
kromosom. Proses selanjutnya pada saat telur akan mengalami mitosis
dilakukan kejutan suhu, maka pembelahan hanya terjadi pada kromosom.

Ginogenesis mitosis mempunyai tingkat keberhasilan yang lebih


rendah dibandingkan ginogenesis meiosis, tetapi menurut Sumantadinata
(1991), homosigositas larva hasil ginogenesis mitosis jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan ginogenesis meiosis.

2.3.4 Ginogenesis Meiosis

Pada ginogenesis meiosis, apabila telur yang normal dibuahi sperma


yang telah rusak kromosomnya, maka jumlah kromosom di dalam telur
menjadi 1n. Proses selanjutnya, pada saat telur mengalami meiosis II dan
sebelum terjadi loncatan polar body II, dilakukan kejutan suhu untuk

9
menahan polar body tersebut. Dengan demikian maka jumlah kromosom
yang terdapat pada telur tetap menjadi 2n. Ginogenesis yang diperoleh dari
menahan polar body disebut ginogenesis heterozigot.

2.3.5 Radiasi Sperma

Radiasi terhadap sperma pada ginogenesis bertujuan untuk


melemahkan spermageneti ikan, agar kromosom di dalam telur tetap 2n.
Inaktifasi sperma dapat dilakukan dengan menggunakan radiasi sinar
gamma dari 60Co atau 137 Cs, sinar X dan sinar ultra violet.

Sinar ultra violet adalah nama radiasi elektromagnetik, terletak pada


sambungan panjang gelombang yang ditandai dengan warna violet
(unggu), diikuti radiasi sinar X. Kisaran spectrum dari sinar ultra violet
terletak pada 100 – 400 nm dan merupakan sinar yang tidak tampak.

2.3.6 Kejutan Suhu Panas

Untuk menahan loncatan 1n kromosom pada telur yang dibuahi


(meiosis II), atau untuk mencegah membelahnya telur pada saat meiosis
dapat digunakan dengan cara kejutan suhu. Kejutan suhu merupakan teknik
yang paling baik dibandingkan dengan cara cara fisik dan kimiawi.
Pemberian kejutan suhu terhadap telur yang dibuahi oleh sperma yang
diradiasi adalah untuk menghasilkan kromosom betina yang diploid.
Caranya yaitu dengan memberikan perubahan suhu tertentu terhadap telur
tersebut, sehingga tercapai suatu kondisi suhu sub letal yang peka.

Teknik kejutan suhu dapat dilakukan dengan dua cara yaitu


pemberian kejutan panas (heat shock) dan kejutan suhu dingin (cold
shock). Masing-masing teknik kejutan suhu dapat secara efektif
menghalangi pembelahan sel pada saat mitosis.

10
2.4 Ginogenesis Pada Ikan Mas

Dalam ginogenesis gamet jantan hanya berfungsi untuk merangsang


perkembangan telur dan sifat-sifat genetisnya tidak diturunkan. Sebelum
melakukan ginogenesis buatan dengan kejutan suhu (baik suhu dingin maupun
suhu panas), terlebih dahulu dilakukan penyuntikan terhadap induk Ikan Mas,
induk betina yang digunakan dengan berat dan induk jantan dengan berat rata-
rata sebanyak 2 ekor akan tetapi induk Ikan Mas yang betina belum siap ovulasi
terlihat dari pada saat di striping tidak keluar walaupun perutnya sudah tidak
keras terindikasi ikan tersebut sudah lewat dari masa ovulasi dan telurnya akan
diserap kembali oleh tubuh. Dan terpaksa telur ikan diambil melalui pembedahan
dan hanya telurnya saja yang diambil.

Penyuntikan ini dirangsang menggunakan hormone ovaprim dimana


menurut King dan Young (2001) dalam Muftucha (2005), ovaprim merupakan
produk yang mengandung 200µg D-Arg6, Pro9-Net sGnRH dan 10 mg
domperidone per ml propylene glycol. Ovaprim telah teruji dan terbukti efektif
pada ikan, dimana secara signifikan mendorong pematangan tanpa
mempengaruhi kemampuan hidup dan fekunditas ikan. Penyuntikan dilakukan 8
jam sebelum proses striping. Proses selanjutnya adalah menghancurkan materi
genetik sperma dengan menggunakan sinar ultra violet (UV), dengan
menonaktifkan material gentik soerma melalui radiasi. Radiasi ini dilakukan
hanya 2 menit. Setelah itu, sperma difertilisasikan dengan telur ikan yang sudah
dikeluakan dari indukan betina.

Kejadian fertilisasi ini hanya sebentar bahkan hitungan detik, telur fertile
tersebut selanjutnya dilakukan perendaman menggunakan air suhu normal
selama 29 menit. Dalam perendaman ini telur ditebar kedalam nampan yang
telah berisi lempengan kaca, penebaran diharapkan secara hati-hati. Selanjutnya
perendaman ke dalam air dengan suhu 40OC selama 3 menit, perendaman ini

11
dilakukan pada saat telur dalam pembelahan mitotik. Selanjutnya langsung
ditebar kedalam akuarium penetasan.

Tabel radiasi sinar Ultraviolet:

No Jenis ikan Radiasi UV Hasil Sumber

Dosis 2×15 W
Lama penyinaran 15
Larva
menit haploid
Mati semua
Cyprinus Jarak 15 menit Gustiono
1 72 jam
carpio (1985)
setelah
Tebal lapisan
penetasan

Sperma 1m

Dosis 9,630 erg/mm


Lama penyinaran 90
detik 100 %
Cyprinus Tenighuci
2 embrio
carpio et al(1986)
Tebal lapisan sperma 1 haploid

mm

Dosis 2×15 W
Lama penyinaran 2
menit Benih Sumata
Cyprinus
3 semua dinata
carpio
betina (1987)
Tebal lapisan 1 mm

12
Dosis 200 J/m2/menit
Lama penyinaran 1 Komen et
Ikan mas 100%
jam al
4 (Cyprinus embrio
(198
carpio) haploid
Jarak 2,5 cm mm

13
III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Ikan Mas merupakan ikan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat luas.
Oleh karena itu, upaya- upaya peningkatan Ikan Mas banyak dilakukan untuk
memperbaiki kualitas pada Ikan Mas. Salah satu cara perbaikan kualitas pada
Ikan Mas dapat dilakukan dengan cara ginogenesis. Ginogensis adalah
perkembangan sebuah ovum setelah ditembus oleh sperma tanpa peleburan dari
gamet-gametnya. Dengan kata lain, telur yang telah matang yang ditembus oleh
sebuah sperma, tetapi material genetik yang terkandung di dalam sel sperma
tidak ikut serta ke dalam nukleus telur, walaupun demikian telur dirangsang
untuk tumbuh. Ginogenesis dapat dibagi menjadi dua yaitu ginogenesis mitosis
dan ginogenesis meiosis. Ginogenesis mitosis adalah apabila telur normal
dibuahi oleh sperma yang diradiasi, maka di dalam telur akan terdapat 2n
kromosom yang berasal dari sel telur. Sedangkan ginogenesis meiosis adalah
apabila telur yang normal dibuahi sperma yang telah rusak kromosomnya, maka
jumlah kromosom di dalam telur menjadi 1n. ginogenesis meiosis memiliki
tingkat keberhasilan yang lebih tinggi dibandingkan dengan ginogenesis mitosis.
Ginogenesis dilakukan dengan dua tahap yaitu radiasi sperma dengan sinar
ultraviolet dan pemberian kejutan suhu. Kejutan suhu dibagi menjadi dua yaitu
kejutan suhu dingin dan kejutan suhu panas. Kejutan suhu yang biasa dipakai
dalam ginogenesis Ikan Mas adalah kejutan suhu panas.

3.2 Saran

Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penyusun


mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
makalah ini. Atas perhatiannya penyusun tak lupa mengucapkan terima kasih.

14
DAFTAR PUSTAKA

Gusrina, 2008. Budidaya Ikan untuk SMK. Pusat Perbukuan Departemen


Pendidikan Nasional. Jakarta.
Gusrina, 2008. Budidaya Ikan Jilid 1, 2, dan 3 untuk SMK. Jakarta : Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen
Pendidikan Dasae dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.
Sumantadinata, K., 1981. Pengembangbiakan Ikan-Ikan Peliharaan di Indonesia.
Sastra Hudaya, Jakarta. 105 hal.
Rohadi, D.S, 1996. Pengaruh Berbagai Waktu Awal Kejutan Panas Terhadap
Persentase Larva Diploid Mitoandrogenetik Ikan Mas (Cyprinus carpio L).
Universitas Padjadjaran, Fakultas Pertanian, Jurusan Perikanan, Jatinangor,
Bandung.

15

Anda mungkin juga menyukai