SOAL:WADUK PLTA PB SUDIRMAN DAN PERMASALAHAN 1.1 Sedimentasi Pada Waduk Perubahan penampang melintang sungai ke penampang melintang waduk yang lebar menyebabkan berkurangnya kecepatan aliran sungai serta daya angkut aliran terhadap sedimen yang terdiri atas material halus yang melayang dalam air waduk (suspended load) dan material kasar ( bed load ). Material kasar yang bergerak di dekat dasar sungai ( bed load ) akan mengendap lebih awal di bagian hulu waduk yang disebut delta. Sedimen layang ( suspended load ) akan terbawa lebih jauh di waduk dan mengendap kurang lebihnya merata di dasar waduk, menyebabkan berkurangnya kapasitas waduk. Secara umum ada tiga kemungkinan untuk mengatasi sedimentasi waduk, yaitu Menjaga/mempertahankan agar sedimen yang masuk waduk serendah mungkin (minimization of sediment inflow ), Menjaga agar sedimen yang masuk tetap dalam suspensi dan melepasnya ke hilir sebelum sedimen sempat mengendap ( sediment sluicing ) dan Mengeluarkan sedimen yang telah mengendap ( sediment extraction. (Krisetyana, 2008) 1.2 Pengeluaran Sedimen Dari Dalam Waduk Pada prinsipnya terdapat 4 kondisi sedimen yang akan dikeluarkan dari dalam waduk yaitu Sedimen belum mengendap dalam waduk ( masih melayang ), Sedimen sudah mengendap dalam waduk, Pengeluaran sedimen dengan metode Flushing, Pengeluaran sedimen Dengan Metode Dredging. (Krisetyana, 2008) 2. Kualitas air Parameter kualitas air memberikan gambaran tentang kesehatan badan perairan. Kesehatan perairan dapat dipengaruhi oleh kagiatan dari sekitarnya. Kualitas air juga dapat memperlihatkan pencemar dominan dari aktivitas yang ada, sehingga dapat diupayakan upaya pencegahan dan pengendalian pencemaran. Parameter yang berada di atas baku mutu adalah turbiditas (kekeruhan), BOD, COD, deterjen, minyak lemak dan E.coli. Kekeruhan disebabkan oleh partikel tersusupensi maupun terlarut yang berasal dari partikel tanah, bahan organik dan anorganik, alga dan organisme mikroskopik lainnya. Kekeruhan yang tinggi menyebabkan berkurangnya estetika sehingga berpengaruh pada kondisi waduk untuk rekreasi. (Marisi, et al, 2016) 3. Kuantitas air Semakin meningkatnya kekurangan air dan konflik antar pemakai tentang penggunaan air yang terjadi terutama pada musim kemarau di daerah-daerah rawan air meskipun siklus curah hujan relative sama dari tahun ke tahun. Hal ini terjadi karena disatu sisi pasokan air alamiah (curah hujan) relatif sama tapi kualitas air yang secara alamiah mengalir di sungai menurun akibat menurunnya fungsi resapan dari DAS serta pencemaran air sungai akibat prilaku bahwa sungai adalah tempat pembuangan segala macam sampah dan limbah yang paling gampang. Disisi lain, kebutuhan air semakin meningkat akibat pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan ekonomi, sehingga telah terjadi ketidak seimbangan antara pasokan air dan kebutuhan akan air. 4. Pengoperasian Waduk Ditinjau dan segi penggunaan waduk terdapat 2(dua) jenis waduk yaitu waduk eka guna (single purpose) dan waduk serbaguna (multi purpose). Waduk eka guna minsalnya waduk khusus untuk irigasi, waduk khusus untuk pembangkit tenagalistrik, waduk khusus untuk pengendalian banjir dan sebagainya. Sedangkan waduk serbaguna adalah saw waduk unwk berbagai keperluan. Seperti untuk inigasi, pembangkit tenaga listrik tenaga air, pengendalian banjir, perikanan, dantempat rekreasi. Operasi waduk multi purpose meliputi bermacam-macam interaksi antara tujuan tujuan tersebut, yang terkadang saling melengkapi tetapi sering juga saling bertentangan. Pengoperasian biasa digunakan untuk PLTA dan irigasi
Krisetyana, H. (2008). Tingkat Efisiensi Penggelontaoran Endapan Sedimen di Waduk PLTA
PB. Sudirman. Semarang: Universitas Diponegoro. Marisi, et al. (2016). Kajian Kualitas Air Waduk Kebon Melati, Jakarta Pusat. JTL Vol. 8 No. 2, 155-169.