Anda di halaman 1dari 20

PEMELIHARAAN AYAM

LOKAL PERSILANGAN
(AYAM KAMPUNG
SUPER/JOPER)

Oleh : SYAMSIAR SAMAD, S.ST., MM.


KEUNGGULAN AYAM KAMPUNG SUPER

1. Masa pemeliharaan lebih singkat (antara 45 -60 hari) dengan berat


rata-rata 0.7 - 1 kg (berat yang diminta oleh konsumen rumah
makan/restoran).
2. DOC lebih besar sehingga diharapkan pertumbuhan lebih cepat
3. Cara pemeliharaan lebih mudah dan lebih tahan penyakit (angka
kematian kecil).
4. Kotoran dalam kandang tidak menimbulkan bau.
5. Mudah pemasarannya. Gambar 1. DOC ayam kampung 1 mgg (1), ayam kampung 2 mgg (2), ayam
kampung super 2 mgg (3)

6. Kandungan protein tinggi dan kadar lemak sangat rendah (Hasil


tes Laboratorium) (Mulyono, B dan Raharjo, P, 2008).
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN :

A. PERKANDANGAN
1. Lokasi Kandang Mudah Diakses
2. Kandang dibuat agar ternak nyaman dalam kandang, cukup terang, cukup ventilasi
untuk aliran udara, mudah untuk sanitasi.
4. Dinding kandang dibuat agar hewan pemangsa ayam (predator) tidak bisa masuk.
5. Lantai kandang sebaiknya dibuat sedikit lebih rendah pada bagian pinggir
agar mudah saat sanitasi total pada akhir siklus usaha.
6. Permukaan lantai kandang dibuat lebih tinggi dari permukaan tanah di sekitarnya
agar lantai tidak lembab saat musim hujan karena penyakit mudah berkembang biak.
JENIS-JENIS KANDANG UNTUK AYAM LOKAL PERSILANGAN
(AYAM KAMPUNG SUPER/JOPER)
PEMELIHARAAN DOC SAMPAI UMUR 6 HARI

Anak ayam yang baru menetas


tidak perlu diberi pakan dan
dipuasakan selama 1 hari. DOC
Telur Menetas Masih memiliki cadangan
makanan.

DOC diberikan Nyalakan Lampu Bohlam


Pakan Starter semalaman sebelum DOC
sampai umur 21 Ayam yang berumur 4 hari datang 25-40 watt dan
hari. Setiap ekor diberi Vaksin NCD (Newcastle harus terus dihidupkan Sediakan Kandang
memerlukan pakan Disease) sampai DOC berumur 6 Brooder
antara 5-10 hari.
B. CHICK IN / PERSIAPAN SEBELUM
DOC DATANG

1. Siapkan bahan dan peralatan kandang (sekam, pemanas,


tempat pakan, tempat minum, lampu penerang, dll).
2. Lantai kandang dikapur merata, kemudian di semprot
dengan desinfektan / obat pembunuh hama pada seluruh
bagian dalam kandang (lantai, dinding, atap) dan luar
kandang (dinding).
Gambar 3. Brooder (Indukan)
3. Siapkan brooder dan peralatannya
4. Indukan di Set semalaman sebelum DOC datang, agar saat
dipakai suhu dalam indukan sudah hangat,
C. PEMELIHARAAN UMUR 1-21 HARI
1. Pemberian air minum diberi obat antibiotik + vitamin. Pakan siapkan di
feeder chick dan lantai koran.
2. Hitung jumlah DOC. Kemudian lakukan vaksinasi tetes ND (mata/hidung /
mulut).
3. Air minum setiap hari diganti walau masih ada, pakan ditambah sebelum
habis (kontinyu)
4. Indukan Sampai hari ke 7 dan kandang harus tertutup (dinding tertutup
tirai).
5. Hari ke 8-21 lihat kondisi ayam, bila kepanasan bisa di buka sedikit
Gambar 4. Vaksin tetes mata
penutupnya.
6. Pada hari 10 - 14 lakukan vaksinasi gumboro B
7. Setelah umur 15 - 21 hari (tergantung kondisi cuaca) ayam bisa dilepas dari
kotak indukan / pemanas.
D. UMUR 21 HARI SAMPAI PANEN
(PEMBESARAN/PENGGEMUKAN)

1. Lampu penerang harus cukup menerangi kandang sehingga ayam bisa dengan
mudah melakukan aktivitas makan / minum.
2. Pemberian pakan + minum harus teratur setiap harinya (kontinyu)
3. Pemberian Vitamin pada air minum dapat dilakukan setiap hari.
4. Tempat pakan (hanging feeder) 1 buah untuk 50 – 100 ekor.
5. Lakukan sanitasi (semprot desinfektan) dalam kandang, alas sekam, dinding, setiap
1-2 minggu sekali.
6. Lakukan pengamatan kondisi ayam setiap hari, tanda-tanda ayam sakit, konsumsi
pakan / minum menurun dibanding hari biasanya, kematian, dll.
E. PEMBERIAN PAKAN
B) JUMLAH PAKAN YANG DIBERIKAN :
 7 gram/ekor hari sampai umur 1 minggu TARGET BOBOT :
 19 gram/ekor hari sampai umur 2 minggu
 34 gram/ekor hari sampai umur 3 minggu 1. Minggu Ke-1 1,15 gr. 30 – 60 gr
2. Minggu Ke-2 2,20 gr. 60 – 110gr
 47 gram/ekor hari sampai umur 4 minggu 3. Minggu Ke-3 3,30 gr. 110 – 150 gr
 58 gram/ekor hari sampai umur 5 minggu 4. Minggu Ke-4 4,40 gr. 150 gr – 250 gr
5. Minggu Ke-5 5,55 gr. 250 gr – 400 gr
 66 gram/ekor hari sampai umur 6 minggu
6. Minggu Ke-6 6,70 gr. 400 gr – 550 gr
 72 gram/ekor hari sampai umur 7 minggu 7. Minggu Ke-7 7,90 gr. 550 gr – 800 gr
 74 gram/ekor hari sampai umur 8 minggu 8. Minggu Ke-8 105 gr. 800 – 1110 gr.
 Sedangkan air diberikan secara Adlibitum (tak terbatasa)
dan pada tahap-tahap awal pemeliharaan perlu dicampur
dengan Vitamin + Antibiotik.
UMUR AYAM (MINGGU)
KETERANGAN
1 2 3 4 5 6 7 8
Konsumsi Pakan
Perhari/Ekor (gram) 11 19 27 35 41 47 52 56

Bobot Ayam di Akhir 75 135 240 360 470 585 710 850
Minggu

Tabel. Konsumsi Pakan


RECORDING / PENCATATAN
Recording / Pencatatan Dalam proses
pemeliharaan ayam dari tahap awal sampai panen,
beberapa hal harus dilakukan pencatatan, antara lain
yaitu:
1. Catatan biaya (pakan, vitamin, obat)
2. Catatan jumlah ayam yang hidup dan mati. Contoh : Recoording

3. Catatan hasil panen (jumlah ayam, berat total,


tidak layak jual, dll).
F. PENYAKIT DAN PENGENDALIANNYA
1. FLU BURUNG (H 5 N1)
Merupakan Penyakit akibat serangan virus Avian Influenza yang
masih menjadi momok nomor 1 peternakan unggas di negeri ini.
Gejala serangan penyakit ini sering samar dan kematian secara tiba-
tiba dalam jumlah yang besar. Meskipun Vaksinnya sudah tersedia ,
serangan penyakit ini masih sering terjadi, terutama di wilayah
pemeliharaan unggas yang tidak intensif atau pada pemeliharaan
yang di umbar tanpa di vaksin.

BEBERAPA CIRI PENYAKIT FLU BURUNG INI ANTARA LAIN : Pencegahan Flu burung harus
a. Kepala Ayam membengkak
b. Suhu tubuh ayam meningkat drastis dilakukan dengan cara
c. Jengger berwarna kebiruan menerapkanbiosecurity yang ketat,
d. Bintik Kemerahan di kaki atau telapak kaki ayam berwarna selain itu program vaksinasi flu
merah muda.
e. Kematian memdadak dalam skala besar-besaran .
burung sesuai jadwal harus
diterapkan sejak awal.
Penanganan Ayam mati karena Flu
Burung harus dibakar, lalu di kubur
untuk menghindari penularan ke
unggas lain.
2. NEWCASTLE DISEASE (ND) TETELO
Penyakit ini menjadi momok menakutkan Nomor 2 setelah flu burung,
Penyakit ini disebabkan oleh virus karena tidak adanya Biosecurity dan Program
Vaksinasi. Serangan Tetelo banyak terjadi pada pergantian musim (kemarau ke
hujan) dan selama musim hujan. Hal itu karena kondisi cuaca yang mendukung
pertumbuhan virus serta daya tahan tubuh ayam yang menurun karena
perubahan cuaca, terutama yang terkena panas dan hujan secara langsung.

Beberapa ciri khas tetelo, antara lain :


a. Leher ayam terpelintir dan ayam berputar atau berjalan mundur
b. Ayam Lesu
c. Diam dan tidak aktif seperti biasanya
d. Kejang-Kejang dan sulit bernafas
e. Sayap Terkulai
f. Kepala dan Jengger membiru
g. Kotoran ayam encer dan berwarna kehijauan

Pencegahan tetelo dilakuakan dengan pemeliharaan secara


intensif, Menerapkan Biosecurity, serta Program Vaksinasi.
3. GUMBORO
Penyakit Gumboro menyerang kelenjar
sistem kekebalan tubuh ayam yang terletak
dibagian atas kloaka sehingga ayam tidak
memiliki kekebalan tubuh. Biasanya menyerang
ayam kecil dibawah usia 3 minggu.
BEBERAPA CIRI SERANGAN GUMBORO ANTARA LAIN :
a. Badan Ayam Lesu disertai kehilangan nafsu makan
b. Tubuh Ayam Gemetar dan gerakannya tidak terkendali
c. Diare berwarna putih
d. Ayam mematuki dubur sendiri sehingga terjadi iritasi pada dubur.

PENCEGAHAN GUMBORO MELIPUTI :


- Program Vaksinasi
- Biosecurity secara ketat
- Jaga kondisi kandang agar tetap bersih dan
tidak lembab
- Jaga Tingkat kepadatan ideal dalam kandang
- Berikam Pakan Berkualitas untuk meningkatkan
Daya tahan tubuh.
- Hindari Stress Ayam dengan menjaga kondisi
kandang selalu nyaman.
4. BERAK DARAH (KOKSIDIOSIS)
Penyakit ini ditandai dengan adanya darah pada
kotoran ayam. Berak darah disebabkan serangan
parasit Protozoa Eimeria spp.
Ciri lain Serangan Penyakit ini antara lain :
a. Ayam Terlihat lesu, pucat dan kurus
b. Pertumbuhan Lambat
Serangan Parah akan mengakibatkan ayam kehilangan
bobot secara drastis dan mengakibatkan kematian.

Pencegahan Penyakit Berak darah dilakukan dengan sanitasi kandang yang baik,
pembersihan kandang dan penyemprotan desinfektan secara berkala, serta tidak
mencampurkan anak ayam dengan ayam dewasa pada masa pemeliharaan.

Pengobatan Berak Darah dapat dilakukan dengan pemberian antibiotik


yang mengandung sulfa sesuai dosis anjuran
5. PILEK (SNOT) CORYZA
Snot merupakan penyakit yang menyerang
ayam pada saat kondisi kandang yang dingin dan
lembab, yang bnayak terjadi pada masa
pergantian musim kemarau ke musim hujan. Snot
disebabkan oleh serangan bakteri Haemophilus
Gallinarum.

GEJALA SNOT PADA AYAM ANTARA LAIN :


a. Ayam lesu danlebih banyak diam disertai nafsu makanmenurun
b. Terjadi Pembengkakan di area wajah, terutama hidung dan
lubang mata
c. Keluar cairan dari hidung, serangan parah ditandai dengan
munculnya cairan mengental sehingga menyumbat pernafasan.
d. Mengeluarkan Bunyi seperti mengorok saat bernafas

Pencegahan Snot dapat dilakukan dengan memberikan vaksin Coryza Inaktif


pada ayam umur 12-13 Minggu . Pencegahan lain yaitu dengan menjaga
kondisi kandang pada saat pergantian musim tidak padat dan lembab.

Pengobatan Snot dapat dilakukan dengan memberikan obat ( Antisnot atau Neo
Tetramycin 25) yang banyak terdapat di poultry shop.
PROGRAM VAKSINASI
A.M-N IB 1K : Umur 1 hari - Dengan Cara Spray

B.M-AI : Umur 4 hari – Dengan Cara Inject

C.M-Gum A : Umur 8 hari – Dengan Cara Cekok

D.M-Gum B : Umur 14 hari Dengan Cara Minum

E.M-La Sota : Umur 20 hari – Dengan Cara Minum


G. PANEN
Panen bisa dilakukan setelah ayam sudah berumur kurang
lebih 55 – 60 hari. Panen dilakukan dengan mempertimbangkan hal-
hal sebagai berikut :
1. Kondisi ayam
2. Harga pasar
3. Permintaan Konsumen berhubungan dengan berat ayam.
SEKIAN & TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai