Anda di halaman 1dari 27

0

PENGARUH GURU PAK SEBAGAI PEMBIMBING ROHANI


TERHADAP KESETIAAN MENJADI ANAK TUHAN
BAGI SISWA KELAS III-V DI SEKOLAH
DASAR NEGERI NGORESAN
TAHUN AJARAN 2014 - 2015

Skripsi ini diajukan kepada


Sekolah Tinggi Teologi INTHEOS Surakarta
Untuk memenuhi sebagian dari persyaratan
Guna mencapai gelar Sarjana Pendidikan Agama Kristen

Oleh :
SRI MURYANI
NIM: 13.3.1.PAK.70

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI INTHEOS


SURAKARTA
2015

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Guru PAK tidak hanya menyalurkan pengetahuan atau ketrampilan yang ia
tahu tetapi juga menjadi panutan yang baik bagi orang-orang yang diajar dan juga
orang-orang disekitarnya. Secara definitive guru itu mempunyai tiga tugas yang
tidak boleh dipilah-pilah satu dengan yang lainnya; pertama menyalurkan
pengetahuan atau ketrampilan, kedua mempengaruhi murid untuk merubah
hidupnya sesuai dengan pengetahuan yang diperolehnya dan ketiga adalah
mendorong murid untuk mengubah dunia disekitarnya dengan kebaikannya.
Guru Pendidikan Agama Kristen harus mengajar dan membimbing kerohanian
anak-anak didiknya dengan teladan, bukan hanya dengan perkataan. Guru
Pendidikan Agama Kristen bukannya orang-orang munafik yang ingin mengejar
gelar dan pengakuan rohani di Sekolah, tetapi masing-masing membawa beban
langsung dari Kristus untuk mendidik anak-anak di dalam kebenaran Firman
Tuhan.
Guru Pendidikan Agama Kristen harus mengenal firman Tuhan. Firman
Allah adalah kebenaran yang tetap untuk selama-lamanya. Seorang guru
Pendidikan Agama Kristen pertama-tama harus mengenal isi Alkitab untuk
dirinya sendiri, supaya dapat membimbing dan meneruskannya kepada anak didik
yang diajarnya. Tiap kali mempelajari Alkitab harus berdoa agar bisa
1

2
mendengar apa yang hendak dikatakan Tuhan. Yesus menjalankan disiplin rohani.
Yesus dalam banyak kesempatan membuktikan bahwa Ia memiliki hubungan yang
intim dengan Bapa-Nya yang di surga. Seorang guru yang tidak akrab dengan
Firman Tuhan, tidak menjalankan kehidupan doanya dengan tekun dan tidak
memiliki disiplin rohani lainnya, maka tidak mungkin ia dapat menjadi
pembimbing rohani yang baik bagi siswanya. Sebagai pembimbing rohani, Guru
PAK harus memperkenalkan Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus dan karya-karyaNya agar peserta didik bertumbuh iman percayanya dan meneladani Allah
Tritunggal dalam hidupnya. Peran guru Pendidikan Agama Kristen adalah
membimbing anak didiknya mengenal Allah di dalam Yesus Kristus, serta
bertumbuh dalam iman juga dalam karakter Kristus. Guru PAK harus bisa
menanamkan pemahaman tentang Allah dan karya-Nya kepada peserta didik,
sehingga mampu memahami dan menghayatinya
Berdasarkan fakta dilapangan, ditemukan pertama adanya beberapa guru
PAK yang belum maksimal dalam mengajar dan menjadi pembimbing rohani
bagi siswa-siswanya. Kedua, adanya guru yang beranggapan bahwa kerohanian
murid bukan tanggung jawab guru PAK. Adanya beberapa siswa yang kurang
setia dalam mengikut Tuhan. Keempat, kurang menyadari apa pengaruh guru
PAK sebagai pembimbing rohani terhadap kesetiaan menjadi anak Tuhan bagi
siswa. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik mengadakan penelitian
untuk skripsi yang berjudul, " PENGARUH GURU PAK SEBAGAI
PEMBIMBING ROHANI TERHADAP KESETIAAN MENJADI ANAK
TUHAN BAGI SISWA KELAS III-V DI SEKOLAH DASAR NEGERI
NGORESAN TAHUN AJARAN 2014 2015.

3
B. Identifikasi Masalah
Penulis menemukan beberapa masalah sebagai berikut:
Pertama, adanya beberapa guru PAK yang belum maksimal dalam
mengajar dan menjadi pembimbing rohani bagi siswa-siswanya.
Kedua, adanya guru yang beranggapan bahwa kerohanian siswa bukan
tanggung jawab guru PAK
Ketiga, adanya beberapa siswa yang kurang setia dalam mengikut
Tuhan
Keempat, adanya beberapa guru yang kurang menyadari apa pengaruh
guru PAK sebagai pembimbing rohani terhadap kesetiaan menjadi anak Tuhan
bagi siswa kelas III-V di Sekolah Dasar Negeri Ngoresan tahun ajaran 20142015.
C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini lebih efektif dalam penelitian ini dibatasi sebagai
berikut:
Pertama, beberapa guru PAK yang belum maksimal dalam mengajar
dan menjadi pembimbing rohani bagi siswa-siswanya.
Kedua, adanya beberapa siswa yang kurang setia dalam mengikut
Tuhan
Ketiga, kurang menyadari adanya pengaruh guru PAK sebagai
pembimbing rohani terhadap kesetiaan menjadi anak Tuhan bagi siswa kelas
III-V di Sekolah Dasar Negeri Ngoresan tahun ajaran 2014-2015.

4
D. Perumusan Masalah
Rumusan masalah dalam skripsi ini adalah:
Pertama, pada kategori apa guru PAK sebagai pembimbing rohani bagi
siswa kelas III-V di Sekolah Dasar Negeri Ngoresan tahun ajaran 2014-2015.
Kedua, pada kategori apa kesetiaan siswa menjadi anak Tuhan di
Sekolah Dasar Negeri Ngoresan tahun ajaran 2014-2015.
Ketiga, pada kategori apa pengaruh guru PAK sebagai pembimbing
rohani terhadap kesetiaan menjadi anak Tuhan bagi siswa kelas III-V di
Sekolah Dasar Negeri Ngoresan tahun ajaran 2014-2015.
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
Pertama, untuk mengetahui pada kategori apa guru PAK sebagai
pembimbing rohani bagi siswa kelas III-V di Sekolah Dasar Negeri Ngoresan
tahun ajaran 2014-2015.
Kedua, untuk mengetahui pada kategori apa kesetiaan siswa menjadi
anak Tuhan di Sekolah Dasar Negeri Ngoresan tahun ajaran 2014-2015.
Ketiga untuk mengetahui besarnya pengaruh guru PAK sebagai
pembimbing rohani terhadap kesetiaan menjadi anak Tuhan bagi siswa kelas
III-V di Sekolah Dasar Negeri Ngoresan tahun ajaran 2014-2015.
F. Manfaat Penelitian
1. Teoritis
Penelitian ini dapat memberikan sumbangan mengenai pengaruh guru
PAK sebagai pembimbing rohani terhadap kesetiaan menjadi anak Tuhan bagi
siswa kelas III-V di Sekolah Dasar Negeri Ngoresan tahun ajaran 2014-2015.

5
2. Praktis
Pertama, bagi guru supaya guru dapat memaksimalkan sebagai guru PAK
dan pembimbing rohani bagi murid-muridnya.
Kedua, bagi sekolah memberikan wacana yang baru mengenai pengaruh
guru PAK sebagai pembimbing rohani terhadap kesetiaan menjadi anak Tuhan
bagi siswa
Ketiga, bagi penulis agar semakin memahami pentingnya pengaruh guru
PAK sebagai pembimbing rohani terhadap kesetiaan menjadi anak Tuhan bagi
siswa kelas III-V di Sekolah Dasar Negeri Ngoresan tahun ajaran 2014-2015.

BAB II
KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN RUMUSAN HIPOTESIS
A. Kajian teori
1 . Kesetiaan menjadi anak Tuhan
1.1 Pengertian
Kesetiaan berasala dari bahasa ibrani Emunah yang berarti kokoh, tidak
tergoyahkan, tidak berubah). Dikatakan dalam Alkitab, Allah kita adalah Allah
yang setia, tidak pernah berubah, kasih setia-Nya sampai ke awan-awan.
Kesetiaan adalah salah satu dari Buah Roh. Amsal 20:6, "Banyak orang menyebut
diri baik hati, tetapi orang yang setia, siapakah menemukannya?"
Definisi kesetiaan: Berpegang teguh pada janji, pendirian, Patuh, taat.
Bagaimanapun berat tugas yang harus dijalankan. Kesetiaan menjadi anak Tuhan
adalah berpegang teguh pada janji, taat kepda Tuhan sekalipun berat dijalankan
dan percaya bahwa Tuhan tetap menolong.
1.2 Dasar Alkitab
1.2.1 Dalam Perjanjian Lama
Ulangan 28:1, "Jika engkau baik-baik mendengarkan suara TUHAN,
Allahmu, dan melakukan dengan setia segala perintah-Nya yang kusampaikan
kepadamu pada hari ini, maka TUHAN, Allahmu, akan mengangkat engkau di
atas segala bangsa di bumi. Ulangan 28:13-14, "TUHAN akan mengangkat
engkau menjadi kepala dan bukan menjadi ekor, engkau akan tetap naik dan
bukan turun, apabila engkau mendengarkan perintah TUHAN, Allahmu, yang
6

7
kusampaikan pada hari ini kaulakukan dengan setia, dan apabila engkau tidak
menyimpang ke kanan atau ke kiri dari segala perintah yang kuberikan kepadamu
pada hari ini, dengan mengikuti allah lain dan beribadah kepadanya. Alkitab juga
menjelaskan tokoh Alkitab seorang yang bernama Abraham. Pada saat Abraham
sedang berada dalam kemahnya, suasana menjadi sangat panas. Terik matahari
terasa sangat panas. Seperti biasanya Abraham duduk di depan pintu kemah
dan Sara berusaha mengatur kemah dengan baik supaya tidak terlalu panas. Dari
kejauhan, Abraham melihat 5 orang laki-laki berjalan mendekati kemahnya.
Ternyata benar,mereka datang untuk minta air minum. Setelah Ia bertemu
dengan orang-orang tadi, Ia berkata kepada mereka " silahkan duduk dan
istirahat, sekarang aku akan mengambil air dan roti untuk kalian makan.
Sara menyediakan makanan yang lezat untuk para tamu yang datang ke rumah
mereka. Ketika mereka sedang menikmati makan siang bersama, salah
seorang dari tamu bertanya kepada Abraham; Dimanakah istrimu
sekarang ? Abraham menjawab, istriku ada di dalam."Sesungguhnya aku akan
kembali padamu tahun depan, dan istrimu sara akan mempunyai seorang
anak laki-laki.
Kebetulan Sara mendengar dari dalam kemah, maka tertawalah Ia
dan berkata, Aku sudah tua, mana mungkin aku mempunyai
anak ? Abraham mendengar perkataan itu dan Ia sadar bahwa tamunya itu
bukan manusia biasa tetapi tamunya itu adalah Malaikat yang
menyampaikan firman Allah. Ternyata benar, Sara melahirkan seorang anak
yang diberi nama Ishak. Ishak dapat tumbuh menjadi anak laki-laki yang
sehat dan kuat.Setiap saat Abraham melihat Ishak, Ia selalu teringat akan

8
janji Allah. Abraham sungguh bahagia karena Allah menepati janji-Nya. Ia
menjadi orang yang rajin berdoa dan berbuat baik kepada sesama. Pada suatu
hari, Allah berfirman kepada Abraham; " Abraham,ambillah anakmu yang
tunggal itu. Pergilah ke gunung Moria dan persembahan anakmu di sana
sebagai kurban bakaran." Abraham terkejut mendengar firman itu, lalu ia
berkata dalam hati "Bukankah Tuhan berjanji akan memberiku keturunan
yang banyak ? Setelah merenung beberapa saat, Abraham menaati perintah
Tuhan. Ia membawa Ishak ke gunung Moria untuk dikurbankan. Abraham percaya
bahwa Tuhan mempunyai rencana yang sangat baik untuknya. Dalam perjalanan,
Ishak bertanya kepada ayahnya " Bapa, disini ada api dan kayu tetapi
dimanakah anak domba yang akan dikorbankan ? Mendengar pertanyaan itu,
hati Abraham sangat sakit. Tetapi ia tidak menunjukan rasa sedih kepada
anaknya, lalu ia menjawab ; Tidak usah kwatir, nak. Nanti Tuhan akan
menyediakannya . Kemudian, mereka meneruskan perjalanan ke tempat yang
dituju. Setelah mereka tiba, Abraham membuat altar dari batu dan menaruh
kayu diatasnya, lalu ia mengikat anaknya, membaringkannya di atas altar yang
sudah dibuatnya dan mengambil pisau untuk membunuh Ishak. Pada saat
itu juga, Allah berfirman kepada Abraham "Abraham, jangan kau bunuh anak
itu. Engkau telah menunjukkan kesetiaan kepadaKu melebihi segala
sesuatu. Ketika Abraham menoleh, ia melihat domba jantan yang tersangkut
disemak duri. Domba itu kemudian dipersembahkan di atas altar sebagai
korban bakaran kepada Allah, kemudian Abraham bersama Ishak dan kedua
pembantunya kembali ke rumah dengan sukacita.
1.2.2 Dalam Perjanjain Baru

9
Salah satu karakter yang tidak mudah ditemukan dalam diri manusia
adalah kesetiaannya. Jarang sekali orang mau setia ketika apa yang diharapkan
tidak seperti kenyataan. Orang mau setia apabila ada upah! Inilah kenyataan
hidup. Begitu juga dalam pengiringan kita kepada Tuhan, seringkali kita tidak
setia. Matius 24:13 Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan
selamat. Kesetiaan dan ketaatan adalah teladan Tuhan kita Yesus Kristus, itulah
sebabnya Allah Bapa sangat meninggikan-Nya dan mengaruniakan kepada-Nya
Nama diatas nama (Filipi 2:8-11). Kepada para jemaat di Asia kecil, Tuhan Yesus
Kristus menganjurkan mereka untuk setia sampai mati, karena ada mahkota
kehidupan tersedia bagi mereka (Wahyu 2:10; 3:5). Hal yang sama juga Tuhan
inginkan dari orang percaya saat ini, Ia mau agar pada akhirnya nanti kedapatan
sebagai orang-orang yang taat dan setia. Taat dan setia adalah proses yang harus
kita jalani selama hidup di dunia ini. Banyak orang Kristen yang kurang berserah
kepada kehendak Tuhan, mereka lebih cenderung memikirkan kepentingan
pribadi, segala sesuatu berpusat pada diri sendiri. Untuk menjadi orang yang tetap
setia di dalam Tuhan, maka keegoisan diri harus dikesampingkan, Allah harus
mendapatkan tempat teratas di dalam hidup, Dia harus menjadi sentral hidup.
( Roma 12:1-2).
1.3 Janji Tuhan bagi orang yang Setia
Allah itu setia dan benar dalam segala apa yang dikatakan dan dilakukanNya. Orang percaya bisa mempercayai apa yang dijanjikan-Nya dan janji-Nya itu
benar-benar berguna. 2 Petrus 1:4 Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan
kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat besar. Ada banyak janji-janji
Allah yang ditulis di dalam Alkitab yaitu:

10
Belajarlah untuk menerima janji itu, karena Allah itu setia. Orang percaya
pasti dapat mempercayai janji Allah. Kejadian 28:15 Sesungguhnya Aku
menyertai engkau dan Aku akan melindungi engkau, ke mana pun engkau pergi,
dan Aku akan membawa engkau kembali ke negeri ini, sebab Aku tidak akan
meninggalkan engkau, melainkan tetap melakukan apa yang Kujanjikan
kepadamu."
Allah tetap melakukan apa yang dijanjikan kepada kita, sampai kapan pun.
Ibrani 6:11-12 Tetapi kami ingin, supaya kamu masing-masing menunjukkan
kesungguhan yang sama untuk menjadikan pengharapanmu suatu milik yang
pasti, sampai pada akhirnya, agar kamu jangan menjadi lamban, tetapi menjadi
penurut-penurut mereka yang oleh iman dan kesabaran mendapat bagian dalam
apa yang dijanjikan Allah.
Lambat atau cepat janji Allah pasti digenapi. Bilangan 23:19 Allah
bukanlah manusia, sehingga Ia berdusta bukan anak manusia, sehingga Ia
menyesal. Masakan Ia berfirman dan tidak melakukannya, atau berbicara dan
tidak menepatinya? Allah jangan disamakan dengan manusia, Dia tidak pernah
berdusta, tidak pernah menyesali terhadap yang pernah dijanjikan. Dia pasti
melakukan dan menepati janji-Nya. Yosua 21:43-45 Jadi seluruh negeri itu
diberikan TUHAN kepada orang Israel, yakni negeri yang dijanjikan-Nya dengan
bersumpah untuk diberikan kepada nenek moyang mereka. Dan TUHAN
mengaruniakan kepada mereka keamanan ke segala penjuru, tepat seperti yang
dijanjikan-Nya Dari segala yang baik yang dijanjikan TUHAN kepada kaum
Israel, tidak ada yang tidak dipenuhi; semuanya terpenuhi. Yosua 23:14b ... bahwa
satu pun dari segala yang baik yang telah dijanjikan kepadamu oleh TUHAN,

11
Allahmu, tidak ada yang tidak dipenuhi. Semuanya telah digenapi bagimu. Tidak
ada satu pun yang tidak dipenuhi. Allah menjajikan suatu negeri untuk orang
Israel, dipenuhi! Bahkan setiap janji-janji Tuhan, tidak ada yang tidak
dipenuhi. Semuanya digenapi oleh Tuhan. Itulah sebabnya kita harus pecaya akan
janji Tuhan! Mazmur 119:140 Janji-Mu sangat teruji, dan hamba-Mu
mencintainya. Telah beribu-ribu tahun, janji Tuhan itu teruji, dan benar adanya.
Berjanji dengan Abraham bahwa Sara akan punya anak meskipun sudah tua pun
digenapi. Lima ratus tahun kemudian, waktu bangsa Israel digigit ular-ular tedung
di padan gurun, Tuhan juga menyembuhkan mereka. Seribu lima ratus tahun
kemudian, Tuhan pun masih menyembuhkan, hal itu dicatat dalam Injil dan Kisah
Para Rasul. Sekarang setelah lebih dari 2,000 tahun Injil diberitakan, Tuhan pun
masih menyembuhkan. Begitu pula halnya janji-janji-Nya itu teruji dan benar
adanya. Roma 4:13, 16 Sebab bukan karena hukum Taurat telah diberikan janji
kepada Abraham dan keturunannya, bahwa ia akan memiliki dunia, tetapi karena
kebenaran, berdasarkan iman. Karena itulah kebenaran berdasarkan iman
supaya merupakan kasih karunia, sehingga janji itu berlaku bagi semua keturunan
Abraham, bukan hanya bagi mereka yang hidup dari hukum Taurat, tetapi juga
bagi mereka yang hidup dari iman Abraham. Sebab Abraham adalah bapaorang
percaya. Janji Allah itu tidak bergantung kepada kemampuan manusia, tapi pada
kemampuan Allah. Abraham umurnya 100 tahun, Sara 90 tahun pada waktu Ishak
dilahirkan. Mereka semua tidak punya kemampuan apa-apa dalam menghadirkan
Ishak ke dunia. Kunci yang meyakinkan Abraham adalah Allah berkuasa untuk
melaksanakan apa yang telah Ia janjikan.
2. Pengaruh Guru PAK sebagai Pembimbing Rohani

12
2.1 Pengertian
Pengaruh merupakan suatu hal yang menentukan terhadap perubahan ,
sebagai daya yang kuat untuk memberikan akibat langsung sehingga memberikan
cirri-ciri atau bentuk tersendiri terhadap objek lain. Dengan kata lain pengaruh
merupakan suatu hal yang dapat terjadi jika satu pihak lebih dominal dari pihak
lain yang dapat mengubah sifat, bentuk yang dipergunakan dalam keunggulannya.
Poerdarminta ( 1990:664 ) dalam KBBI, Pengaruh adalah suatu daya
yang ada dalam suatu sifatnya dapat memberikan suatu perubahan kepada orang
lain. Selanjutnya Zain ( 1996:1031 ), Pengaruh adalah suatu yang membentuk
watak perbuatan serta dapat menimbulkan perubahan yang besar. Dari pendapat
diatas dapat diketahui bahwa yang dimaksud dengan pengaruh adalah suatu daya
tarik yang dapat mendorong seseorang dalam melaksanakan suatu daya kekuatan
kepada suatu yang mempengaruhi, yang dapat membentuk suatu objek yang baru
dari pihak yang mempengaruhinya. Aribowo Prijosaksono menyatakan Guru (dari
bahasa Sansekerta berarti Guru, tetapi arti secara harafiahnya adalah "berat")
adalah seorang pengajar suatu ilmu.
Dalam bahasa Indonesia, Guru umumnya merujuk pendidik professional
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik.1 Prayitno menegaskan Guru adalah,
Pendidik dan pengajar pada pendidikan anak usia dini jalur sekolah atau
pendidikan fonnal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru-guru
seperti ini harus rnempunyai semacam kualifikasi formal. Dalam definisi yang
lebih luas, setiap orang yang mengajarkan suatu hal yang baru dapat juga
1

11

Ariwibowo Prijosaksono, Arti Interpretasi (Jakarta: Alex Media Komputindo, 2009), hlm.

13
dianggap seorang guru.2 Menurut penulis Guru Pendidikan Agama Kristen adalah
seorang pengajaran merujuk pendidik profesional dengan tugas mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih siswa-siswi sesuai Firman Tuhan.
Muhibbin Syah menyatakan, "Guru adalah seseorang yang pekerjaannya
mengajar orang lain atau orang yang dicontoh dan ditiru, artinya dicontoh
perkataannya dan ditiru perbuataannya. Dalam pengertian yang sederhana, guru
adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik.3 Guru
dalam pandangan masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan di
tempat-tempat tertentu, tidak mesti di lembaga pendidikan formal, tetapi bisa juga
di mesjid, surau/ musalla di rumah dan sebagainya. Guru adalah figur manusia
yang menempati posisi dan memegang peranan penting dalam pendidikan. Ketika
semua orang mempersoalkan masalah dunia pendidikan, figur guru mesti
dilibatkan dalam agenda pembicaraan terutama yang menyangkut persoalan
pendidikan formal di sekolah. Hal itu tidak dapat disangkal, karena lembaga
pendidikan formal adalah dunia kehidupan guru.4
Sebagian besar waktu guru ada di sekolah, sisanya ada di rumah dan
masyarakat. Guru sebagai figur sentral dalam dunia pendidikan, khususnya dalam
proses belajar mengajar. Sehubungan dengan ini, setiap guru sangat diharapkan
memiliki karakteristik (ciri khas) kepribadian yang ideal sesuai dengan
persyaratan yang bersifat psikologis-pedagogis.
Calvin mengemukakan bahwa: PAK adalah pendidikan yang bertujuan
mendidik putra-putri Gereja agar mereka, (l) dilibatkan dalam penelaahan Alkitab

Prayitno, Dasar Teoris dan Praktis Pendidikan (Jakarta: Grasindo, t.th), hlm. 46.
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan suatu Pendekatan Baru (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1996), hlm. 221.
4
Sidjabat, B.S. Teori Aktif dalam Pembelajaran PAK (Jakarta: STT Tiranus, t.th), hlm.13
3

14
secara cerdas sebagaimana dibimbing oleh Roh Kudus; (2) diajar mengambil
bagian dalam kebaktian serta mencari keesaan Gereja; dan (3) diperlengkapi
memilih cara-cara mengejawantahkan pengabdian diri kepada Allah Bapa Yesus
Kristus dalam gelanggang pekerjaan sehari-hari serta hidup bertanggung jawab di
bawah kedaulatan Allah demi kemuliaan-Nya sebagai lambang ucapan syukur
mereka yang dipilih dalam Yesus Kristus.5 Guru pendidikan agama kristen dalam
sekolah sangat penting untuk pembinaan dan penyempurnaan pertumbuhan
kerohanian anak didik.
Jadi, dari beberapa kutipan diatas, penulis dapat mengartikan bahwa
pengertian pengaruh guru PAK adalah suatu daya yang dimiliki guru PAK yang
dapat memberikan suatu perubahan siswa dan bertanggung jawab membimbing
sesuai firman Tuhan, serta menjadi pondasi pengenalan siswa kepada Tuhan.
Sehingga dapat disimpulkan juga bahwa guru juga sebagai orang yang berwenang
dan bertanggung jawab terhadap pendidikan bagi murid-muridnya baik secara
individual maupun kelompok, baik disekolah maupun diluar sekolah.
2.2 Dasar Alkitab
2.1. PerjanjianLama
Dalam Ulangan 6:4-9,ditegaskan bahwa umat Allah berkewajiban untuk
mewariskan kebenaran ilahi itu kepada generasi penerusnya. Tanggung jawab
tersebut harus dilakukan dengan kegigihan dan dengan tidak mengenal lelah.
Juga, dengan memanfaatkan segala peluang dan sarana yang tersedia secara
maksimal.6
5
E.G. Hormighousen dan I.A. Enklarr, Pendidikan Agama Kristen (Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 1970), hlm. 34.
6
Boehlke, Robert R. Sejarah Perkembangan dan Praktek PAK dari Plato sampai Ig.
Loyola. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1994.

15
Jelas sekali bahwa Perjanjian Lama memandang Pendidikan Agama lebih
dari suatu kegiatan yang berurusan dengan soal penggarapan akal. Bidang garapan
Pendidikan Agama menjamah dimensi yang lebih luas dan diarahkan pada
perubahan sikap, dan khususnya perubahan hidup para peserta didik. Dengan kata
lain, Perjanjian Lama tidak melihat Pendidikan Agama sebagai usaha penyaluran
ilmu, tetapi suatu proses pengubahan hidup. Penguasaan pengetahuan hanyalah
batu loncatan untuk menghasilkan perubahan hidup.
Pengajar Pendidikan Agama dalam PL. Allah sendiri sebagai pemrakarsa
dan pengajar utama Pendidikan Agama dalam Perjanjian Lama (Hos.l l:l-4).
Dalam mengajar umat-Nya, Allah sering menggunakan empat golongan
Pemimpin orang Israel, yakni : Para Imam (Bil. 3), Para Nabi (Yunus, Mikha,
dsb), Kaum Bijaksana (Ams. 1-2,6:l), dan Kaum Penyair (Mazmur). Disamping
mereka, dalam mengajar kepada setiap keluarga dijalankan oleh Kepala Keluarga
yaitu Suami dan Istri atau orang tua dari anak-anak. Anak laki-laki orang Yahudi
juga mendapatkan Pendidikan formal dalam sekolah Yahudi. Sedangkan anakanak perempuan mendapatkan pengajaran dari Ayah mereka.7
Tangung jawab yang berat sebagai "bangsa pilihan" dalam mengajarkan
Pendidikan Agama, orang Israel dituntut untuk mengasihi Tuhan dengan segenap
hati, segenap jiwa dan segenap kekuatan. Perintah ini harus diajarkan berulangulang dari generasi ke generasi dan ini menjadi tanggung jawab sang Ayah untuk
mengajarkannya kepada anak-anaknya.
Metode pengajaran yang digunakan antar lain adalah: metode menghafal
(Ul.6:4-9; Ams.22:6;Maz.l 19:l1,105), membagikan cerita kepada kaum muda
tentang peristiwa-peristiwa bermakna (Yos.4:6-7; bnd Kel.l2:24-27). Bahkan
7

Ibid, hlm 26

16
sekolah-sekolah formal Yahudi juga menggunakan metode hafalan. Anak laki-laki
ketika berumur 6 tahun, mereka mempelajari huruf-huruf lbrani. 8 Setelah itu
mereka melanjutkan sekolah di Beth Talmud untuk mempelajari Taurat Lisan
yang terdiri dari Misyna, Talmud dan Haggadah. Mereka yang lulus di Beth
Talmud inilah yang nantinya menjadi guru-guru disekolah-sekolah Yahudi tingkat
Dasar. Mula-mula mereka harus menghafal 22 abjad lbrani, kemudian menghafal
katakata. Hal ini penting mengingat mula-mula bahasa Ibrani tidak mengenal
huruf vokal. Dengan tradisi menghafal inilah kemurnian PL terjaga setelah bahasa
lbrani dibubuhkan vokal dalam tulisannya.
2.2. Perjanjian Baru
Penekanan terhadap keutamaan Pendidikan Agama juga menjiwai seluruh
Perjanjian Baru. Tekanan ini terlihat jelas dalam diri dan pelayanan Yesus. Hidup
dan pelayanan Yesus menjadi landasan Pendidikan Kristen. Salah satu gelar
penting yang dikenakan kepada-Nya adalah "Rabbi" (Mat.26:25, 49; Mark. 9:5 ).
Gangel. Kenneth O meyatakan, Sebagai Guru Agung, Ia memulai pelayanan-Nya
dengan mencari pribadi-pribadi yang akan didik menjadi murid-Nya (Yakobus,
Yohanes, Petrus Andreas, dll). Yang ditemukan-Nya bukanlah orang yang hebat
dan luar biasa, tetapi orang biasa yang penuh kekurangan dan kelemahan ~yang
lebih mengagetkan lagi yang namanya Yudas Iskariot (Luk.6:16).9 Meskipun
demikian, kehebatan Yesus sebagai Guru Agung justru terletak disini. Ia mampu
melihat apa yang tidak diamati orang,lain. Oleh sentuhan-Nya, orang-orang biasa
yang tidak diperhitungkan dunia telah dipedengkapi-Nya" sehingga mampu
bertindak untuk menghasilkan perkara-perkara yang teramat mengagumkan bagi
8

Ibid, hlm 34
Gangel. Kenneth O, Membina Pemimpin Pendidikan Kristen (Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 1999), hlm.
9

17
siapa saja. Kehebatan Yesus sebagai Guru/pendidik juga ditunjukkan melalui cara
kerja-Nya.
Kreatifitas dalam pelaksanaan tugas ditunjukkan. Ia telah menggunakan
teknik pengajaran yang sangat bervariasi: ceramah, tanya jawab, lukisan, cerita
bahkan model pelatihan. Sisi lain dari Yesus sebagi Pendidik, terlihat juga dalam
kecakapan-Nya menggarap konsep-konsep yang abstrak (Sorga, Neraka, Dosa,
pengampunan, Kerajaan Allah, kebenaran, keadilan, dst). Namun demikian, Yesus
tidak pernah mengijinkan pengajaran mengenai masalah yang abstrak ini
menjerumuskan-Nya kedalam diskusi yang bersifat spekulatif. Sebaliknya,
persoalan yang abstrak tersebut justru dikaitkan dengan semua permasalahan
praktis sehingga menjamah pergumulan hidup sehari-hari. Dari semua ini, bagiNya pengajaran bukanlah soal penajaman penalaran belaka tetapi proses
pemahaman yang harus menuntun kepada perubahan hidup. Keberhasilan
pengajaran adalah menghasilkan hidup yang semakin berkenan kepada Allah.
Penulis menyimpulkan bahawa dasar Alkitabiah Perjanjian Baru yaitu teladan
Tuhan Yesus sendiri yang menjadi Guru Besar bagi murid-muridnya dengan
menunjukkan pelajaran dan teladan yang baik.

2.3 Syarat Guru PAK sebagai Pembimbing Rohani


Guru PAK adalah satu pendukung yang penting dan terutama dalam
terwujudnya proses belajar mengajar dalam mengerjakan Firman Tuhan. Maka
sifat-sifat seorang guru tersebut harus dapat diteladani. Guru harus mempunyai
kepribadian yang menarik sehingga membuat murid tertarik terhadap pelajaran
yang diberikan. Syarat utama seorang guru PAK yang baik adalah orang yang

18
meneladani sikap Yesus Kristus, serta memahami misi Yesus kedunia ini, sebab
belajar PAK berbeda dengan ilmu-ilmu lainnya. Misi Yesus Kedunia ini secara
tradisional adalah untuk menyelamatkan manusia dan dunia. Keselamatan dan
hidup yang kekal adalah merupakan tujuan dan pekerjaan Yesus didunia ini, tetapi
strategi yang dipergunakan dalam rangka tujuan itu adalah mengajar, mendidik,
membinbing agar semua orang percaya kepadanya dan dapat mengenal Allah
yang hidup. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa strategi pendidikan Yesus
berperan sebagai guru, pengikut-Nya berstatus sebagai murid, kesimpulan
pengikutnya adalah persekutuan belajar mengajar.
Guru bukan hanya mengaktifkan siswanya tetapi seorang guru harus nyata
dalam perbuatannya dalam kehidupan sehari-hari seperti teladan yang diberikan
Yesus. Salah satu tugas dan peran guru yang penting ialah mengelola kegiatan
belajar siswanya, supaya mengalami perubahan hidup secara menyeluruh
termasuk dalam aspek kognitif, afektif, spiritual dan psikomotoris. Untuk tujuan
itu, tugas guru bukan hanya terbatas pada menyampaikan bahan pengajarannya.
Dia bukan hanya berfungsi sebagai instructor. Guru juga berperan sebagai
manager of learning. Supaya kegiatan pembelajarannya efektif dan efisien,
haruslah didahului dengan pengelolaan yang baik. Menurut para ahli
pembelajaran, tugas pengelolaan kegiatan belajar lazimnya termasuk : membuat
rencana, membuat organisasi atau susunan, melaksanakan rencana, melakukan
pengarahan dan membuat evaluasi dan pengawasan.
Bahwa kegiatan belajar agamaKristen harus dikelola dengan pendekatan
aktif, pertama sekali dapat kita lihat dari prinsip pendidikan dalam Ulangan 6:6
9.Orangtua atau pengajar harus mengajari anak secara berulang-ulang, dengan

19
percakapan, dengan memperlihatkan sesuatu, dengan kegiatan menuliskan,
memakai sesuatu. Kegiatan itu perlu terjadi dalam konteks ruangan (di rumah)
atau di luar ruangan (perjalanan). Kemudian, Alkitab mengajarkan bahwa Yesus
Kristus Tuhan, telah memperlihatkan bagaimana Ia mengajar secara aktif dan
kreatif di masa lalu. Keempat Injil (Matius, Markus, Lukas dan Yohanes)
mencatat bahwa Yesus menjadikan para murid aktif dalam kegiatan belajarnya.
Mereka mendengar, melihat, mengalami, merasakan, melakukan, berjalan
bersama Yesus, mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, dll. Para murid
belajar dari Yesus di rumah ibadat, di ladang gandum, di rumah, di jalan, di tepi
danau, di gunung (bukit), di perahu, dll. Banyak lagi kisah yang dapat kita pelajari
dari keempat Injil.
Karena kita berbicara mengenai pengelolaan belajar aktif, maka adalah
baik membicarakan ciri khas dari kegiatan belajar aktif itu sendiri. Dengan mudah
kegiatan belajar aktif dapat dibedakan dengan kegiatan belajar pasif. Dalam
kegiatan belajar aktif guru dan murid sama-sama giat dalam berinteraksi baik
dengan atau di sekitar bahan pengajaran maupun diantara mereka sendiri. Dalam
kegiatan belajar pasif, biasanya hanya guru yang aktif menerangkan, berceramah,
bercerita, sedangkan murid mendengar dan mencatat. Guru seringkali kelelahan
dalam melaksanakan tugas itu, karena semua bertumpu kepada dirinya. Nanti
pada waktu ujian, para murid berusaha kembali mengingat apa yang diceritakan
guru, apa yang dicatatanya di buku, untuk menjawab atas soal-soal.
Salah satu tugas dan peran guru yang penting ialah mengelola kegiatan
belajar siswanya, supaya mengalami perubahan hidup secara menyeluruh
termasuk dalam aspek kognitif, afektif, spiritual dan psikomotoris. Untuk tujuan

20
itu, tugas guru bukan hanya terbatas pada menyampaikan bahan pengajarannya.
Dia bukan hanya berfungsi sebagai instructor. Guru juga berperan sebagai
manager of learning. Supaya kegiatan pembelajarannya efektif dan efisien,
haruslah didahului dengan pengelolaan yang baik. Menurut para ahli
pembelajaran, tugas pengelolaan kegiatan belajar lazimnya termasuk : membuat
rencana, membuat organisasi atau susunan, melaksanakan rencana, melakukan
pengarahan dan membuat evaluasi dan pengawasan.
Bahwa kegiatan belajar agamaKristen harus dikelola dengan pendekatan
aktif, pertama sekali dapat kita lihat dari prinsip pendidikan dalam Ulangan 6:6
9.Orangtua atau pengajar harus mengajari anak secara berulang-ulang, dengan
percakapan, dengan memperlihatkan sesuatu, dengan kegiatan menuliskan,
memakai sesuatu. Kegiatan itu perlu terjadi dalam konteks ruangan (di rumah)
atau di luar ruangan (perjalanan). Kemudian, Alkitab mengajarkan bahwa Yesus
Kristus Tuhan, telah memperlihatkan bagaimana Ia mengajar secara aktif dan
kreatif di masa lalu. Keempat Injil (Matius, Markus, Lukas dan Yohanes)
mencatat bahwa Yesus menjadikan para murid aktif dalam kegiatan belajarnya.
Mereka mendengar, melihat, mengalami, merasakan, melakukan, berjalan
bersama Yesus, mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan. Para murid belajar
dari Yesus di rumah ibadat, di ladang gandum, di rumah, di jalan, di tepi danau, di
gunung (bukit), di perahu. Banyak lagi kisah yang dapat kita pelajari dari keempat
Injil.
Dari beberapa pendapat diatas jelas bahwa guru PAK perlu sekali
mengenal Tuhan Yesus, serta syarat-syarat untuk menjadi seorang guru yang baik
adalah memahami dan melaksanakan serta menekuni dengan benar-benar apa

21
yang disebutkan tentang cirri-ciri guru yang baik, sifat guru yang baik dan syaratsyarat guru PAK yang menjadi baik juga.
2.4 Tugas Guru PAK sebagai Pembimbing Rohani
Guru PAK merupakan suatu profesi yang artinya suatu jabatan atau
pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus sebagai seorang guruPAK. Seorang
guru PAK wajib mendidik dan mengajar anak didiknya menjadi pribadi yang
sesuai dengan ajaran Kristen S. Hasugian (1985:29) mengatakan Tri Darma Guru
PAK, yaitu:
2.4.1 Guru PAK sebagai Pendidik
Guru PAK sebagai Pendidik artinya guru mampu melaksanakan
pendidikan kepada anak-anaknya serta mampu melaksanakan pendidikan kepada
anak didiknya, menjadi anak didik yang bertanggung jawab berdasarkan nilainilai hidup.
2.4.2 Guru PAK sebagai Pengajar
Guru PAK sebagai Pengajar artinya guru menanamkan ilmu pengetahuan
yang nyata dan pengetian yang benar dapat membangkitkan minat murid sesuai
dengan perkembangan dan memperhatikan latarbelakang social dan kebudayaan
anak didik.
2.4.3 Guru PAK sebagai Pembimbing
Guru PAK sebagai Pembimbing artinya guru PAK yang mampu dan selalu
bersedia mendekati murid-muridnya dengan memperhatikan sift dan kepribadian
masing-masing anak didik. Guru pembimbing adalah Guru yang dapat menuntun,
mengasuh mendampingi, dan mendorong.
2.5 Tanggung jawab guru PAK sebagai Pembimbing Rohani

22

Guru Pendidikan Agama Kristen adalah seorang sosok yang memberikan


sejumlah pengetahuan, membimbing dan pendidik serta menolong kepada seorang
terutama kepada siswa-siswi supaya memperoleh perubahan jasmani maupun
rohani yang menjadi dasar teologis guru sebagai pembimbing ( Galatia 6:1-2,
Mazmur 25:9 ). Seorang guru PAK juga mempunyai tugas sebagai gembala umat
yang bekerja tidak sebatas ruang dan jam kelas tetapi juga terlibat dalam kegiatan
lain diluar jam pelajaran dan dikeluarkan sekolah.
Menurut Sidjabat (2009:123) sebagai pembimbing, guru PAK mendengar
kegelisahan dan persoalan muridnya, lalu bersama-sama mencari upaya
mengatasinya dalam terang Firman Tuhan serta pertolongan Roh Kudus. Secara
sadar maupun tidak sadar, peserta didik membawa masalah yang dihadapinya
kedalam proses pembelajaran. Mungkin saja masalah itu berkaitan dengan pola
pikir, informasi yang terbatas, cara pengambilan kepautusan yang keliru,
kebiasaan moral atau kedangkalan spiritualitas.
Pembimbingan dapat dilakukan guru bersama dengan anak didiknya
melalui pendekatan pribadi atau kelompok kecil. Proses pembimbingan itu sendiri
dapat berlangsung diruang khusus di sekolah atau ditempat lain yang tepat dan
benar. Dari beberapa penjelasan yang ada diatas, jelaslah bahwa untuk menjadi
seorang Guru PAK harus memiliki Iman percaya kepada Tuhan serta pengetahuan
dan wawasan yang luas dalam kependidikan, serta mengatasi setiap persoalan
anak didiknya hanya dalam terang Tuhan serta pertolongan Roh Kudus.
2.6 Tugas Guru PAK sebagai sebagai Pembimbing Rohani

23
Dalam tugas dan tanggung jawab guru PAK telah dikatakan bahwa guru
PAK adalah sebagai penafsir Iman Kristen, sebagai gembala, sebagai pedoman,
sebagai pemimpin serta sebagai penginjil. Hal ini mau menyatakan bahwa seorang
guru PAK tidak hanya sekolah, tetapi guru PAK juga bertugas sebagai
pembimbing rohani bagi peserta didik. Tugas guru sebagai pembimbing juga
dikemukakan oleh Nana Sudjana (1998:15) dengan mengatakan tugas dan
tanggung jawab guru yaitu: sebagai pengajar, sebagai pembimbing, sebagai
administrator kelas . hal ini diungkapkan oleh Jededa T. Pasumah Sentosa
dalam Andar Ismail (2004:163) dengan mengatakan bahwa Guru PAK tidak
hanya bertugas sebagai pengajar tetapi juga pengasuh, Pembina dan pendidik
yang menyampaikan injil bukan hanya dalam bentuk pelajaran tetapi terlebih
dalam keteladanan yang dinampakkan dalam hidupnya sebagai pelaku firman.
Guru sebagai pembimbing termasuk dalam membimbing anak didik untuk
meningkatkan kerohanian yang baik. Bimbingan yang diberikan oleh guru PAK
kepada anak didik akan sangat membantu untuk mengenal Tuhan. Pada dasarnya
Pendidikan Agama Kristen dimaksudkan untuk menyampaikan kabar baik
(euangelion : injil), yang disajikan dalam dua aspek, aspek Allah Triunggal dan
karya-Nya dan aspek nilai-nilai. Secara holistik, pengembangan Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pendidikan Agama Kristen pada Pendidikan
Dasar dan Menengah mengacu pada dogma Allah Tritunggal dan karya-Nya.
Pemahaman terhadap Allah Tritunggal dan karya-Nya harus tampak dalam nilainilai kristiani yang dapat dilihat dalam kehidupan keseharian peserta didik. Guru
PAK sebagai pembimbing juga mengatakan bahwa dalam membimbing Guru
PAK harus memperhatikan, mengasuh, mendamping, dan mendorong yaitu:

24
2.6.1 Memperhatikan
Menurut Sidjabat (2009:107) bahwa guru PAK dalam memberikan
perhatian kepada siswanya harus memberikan perhatian terhadap metode mana
yang lebih baik dalam mengajar. Ia dapat mencoba sebuah pendekatan atau
strategi pembelajaran kemudian melakukan refleksi dari hal itu. Guru PAK juga
bisa memberikan perhatian lebih jauh terhadap perkara-perkara akademis dan
aspek-aspek lain dari kehidupan rohani peserta didik.
2.6.2 Mengasuh/menjaga
Menurut Sidjabat (2009:105) Bahwa guru PAK dalam mengasuh/menjaga
kepada anak didiknya harus sabar dalam mengajar dan mempunyai kecermatan
serta berinteraksi baik dengan anak didik di kelas ataupun diluar kelas. Guru juga
selalu membantu peserta didiknya untuk memahami bagaimana cara belajar yang
baik dan bertumbuh menegnal Tuhan.
2.6.3 Mendampingi
Menurut Slameto (2003:27) bahwa guru seharusnya sudah dapat
menyusun sendiri prinsip-prinsip belajar yaitu prinsip belajar yang dapat
dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang berbeda dan oleh setiap siswa secara
individual. Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif untuk
meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan belajar dan
mengenal Tuhan
2.6.4 Mendorong
Menurut Djamarah (2010: 45) bahwa guru sebagai pendorong hendaknya
dapat mendorong anak didik agar bergairah dan aktif belajar dalam upaya
memberikan motivasi guru dapat menganalisa motif-motif yang melatar belakangi

25
anak didik malas belajar dan menurun minat belajar di sekolah. Setiap saat guru
juga bertindak sebagai motivator untuk menegnal tuhan lebih lagi.
B. Kerangka Berpikir
Kerangka pemikiran adalah narasi atau pernyataan tentang kerangka
konsep pemecahan masalah yang telah diidentifikasi atau dirumuskan. Kerangka
berpikir atau kerangka pemikiran dalam sebuah penelitian kuantitatif, sangat
menentukan kejelasan dan validitas proses penelitian secara keseluruhan. Melalui
uraian dalam kerangka berpikir, peneliti dapat menjelaskan secara komprehensif
variabel-variabel apa saja yang diteliti dan dari teori apa variabel-variabel itu
diturunkan, serta mengapa variabel-variabel itu saja yang diteliti. Uraian dalam
kerangka berpikir harus mampu menjelaskan dan menegaskan secara
komprehensif asal-usul variabel yang diteliti, sehingga variabel-variabel yang
tercatum di dalam rumusan masalah dan identifikasi masalah semakin jelas asalusulnya. Kerangka berpikir penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Kesetiaan
sebagai anak
Tuhan
sebelumnya

Guru PAK
sebagai
pembimbing
rohani

Peningkatan
kesetiaan
sebagai anak
Tuhan

C. Hipotesis Penelitian
Diduga adanya pengaruh guru PAK sebagai pembimbing rohani terhadap
kesetiaan menjadi anak Tuhan bagi siswa kelas III-V di Sekolah Dasar Negeri
Ngoresan tahun ajaran 2014-2015 pada kategori tinggi.

26

Anda mungkin juga menyukai