Anda di halaman 1dari 10

BAB V

HAMA PENYAKIT IKAN

5.1 Proses dan Faktor Timbulnya Penyakit


Semua mahluk hidup, tidak terkecuali ikan menjadi sasaran penyakit.
Penyakit dapat diartikan sebagai gangguan fungsi fisiologis atau penyimpangan
bentuk anatomi organ tubuh, kelainan darah dan kimiawi cairan tubuh ikan.
Berdasarkan penyebab terjadinya penyakit, maka dikenal penyakit yang disebabkan
penyebab biotic dan penyebab abiotik. Penyakit ikan yang disebabkan penyebab
biotic menimbulkan penyakit yang bersifas infeksius, karena dapat dipindah
sebarkan dari dan diantara populasi ikan, penyebaran atau penularannya melalui
berbagai cara. Penyebab abiotik menimbulkan penyakit non infeksius yang berarti
tidak dapat dipindah sebarkan atau ditularkan pada individu ikan lainnya.
Timbulnya penyakit ikan biasanya didahului oleh adanya stress. Stressor
yang memicu timbulnya penyakit pada ikan dapat berupa penanganan ikan,
kepadatan yang terlalu tinggi dan jeleknya kualitas media budidaya. Organisme
penyebab penyakit infeksi yang disebut pathogen terdiri dari Bakteri, Virus, Jamur,
Protozoa, Cacing dan Crustasae. Beberapa jenis Bakteri pathogen Ikan antara lain
adalah bakteri Aeromonas hydrophilla, A. Salmonicida, Renibacterium
salmoninarum, Columnaris psychorphila; dan dari golongan Virus ikan yaitu VHS,
KHV, dan Virus IPN; cendawan patogenik ikan misalnya Saprolegnia,
Aphanomyces, Ichtyophonus hofferi; protozoa patogenik ikan diantaranya adalah
Ichthyopthirius multifiliis, Epistylis, Trichodina, Myxobolus; parasit cacing ikan
misalnya Dactylogyrus, Gyrodaktylus, Cammalanus dan Acanthocephala.
Karenanya masalah penyakit infeksi sewaktu-waktu dapat terjadi baik dalam
kegiatan budidaya maupun pada populasi ikan di perairan umum.

5.2 Proses Terjadinya Penyakit


Secara umum dapat dinyatakan bahwa timbulnya penyakit infeksi pada ikan
yang melibatkan organism pathogen didahului oleh terjadinya stress. Kondisi ini
pada akhirnya mengakibatkan gangguan keseimbangan hubungan parasit-inang
yang akhirnya menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan.
Timbulnya penyakit infeksi pada ikan diakibatkan terjadinya ketidak
seimbangan interaksi inang, pathogen dan lingkungan media hidup ikan. Dari
interaksi tersebut, jelas terlihat terjadinya penyakit pada ikan terdiri dari penyakit
infeksi dan penyakit non infeksi. Penyakit infeksi bersifat menular yang berarti dapat
menginfeksi individu yang lain dalam populasi, sebaliknya penyakit non infeksi tidak
bersifat menular pada indvidu yang lainnya dalam populasi. Penyakit infeksi pada
ikan disebabkan oleh pathogen yang selalu ada dalam media hidup ikan.
Beberapa penyakit non infeksi misalnya disebabkan oleh perubahan suhu, pH
perairan, intoksikasi, penyakit malnutrisi dan tumor dapat terjadi pada populasi ikan,
meski tidak menular hal ini akan mempengaruhi produksi dan keberhasilan panen.

5.3 Faktor yang Mempengaruhi Timbulnya Penyakit


a. Suhu Perairan
Perubahan suhu mempunyai dampak terhadap proses fisiologis dan biokimia
ikan, kelarutan oksigen dan kelimpahan plankton. Disamping itu suhu perairan juga
mempengaruhi keseimbangan ionic dalam system aquatic tersebut. Timbulnya
penyakit pada ikan akibat perubahan suhu berkaitan dengan terganggunya respon
imunitas ikan. Peran suhu dalam hal ini mempengaruhi laju biosintesa produksi
respon imunitas, terbentuknya respon imun optimal ikan perairan hangat terjadi pada
suhu 20 – 30°c, sedang ikan perairan dingin pada suhu 10 - 15°c.
Karena itu perubahan suhu yang ekstrim pada perairan berimplikasi dengan
mudahnya ikan terjangkit penyakit-penyakit infeksius musiman. Disamping itu
fluktuasi suhu juga mempengaruhi kandungan oksigen terlarut yang selanjutnya
akan mengganggu kesehatan ikan.
Pada suhu tinggi laju metabolisme ikan termasuk konsumsi oksigen
meningkat namun kelarutan oksigen rendah. Kondisi ini menyebabkan ikan dalam
keadaan hipoksia, kondisi ini dapat diketahui dengan melihat banyaknya ikan yang
menggerombol pada saluran inlet atau ikan berenang pada permukaan air.
Sebaliknya pada suhu rendah, laju metabolism ikan menurun, keadaan ini dapat
diketahui dengan berkurangnya respon makan ikan dan laju pertumbuhan ikan.
Fluktuasi oksigen dalam air juga dipengaruhi oleh aktifitas fotosintesa fitoplankton,
aktifitas fotosintesa ini berkaitan dengan intensitas cahaya yang masuk kondisi ini
akan mengakibatkan kandungan oksigen tinggi terutama pada tengah hari
disamping itu terjadi blooming alga yang dapat mengakibatkan tertutupnya
permukaan air dan liberasi bahan toksic alga yang membahayakan ikan.
Sedangkan proses lanjut dari blooming ini akan terjadi penurunan kandungan
oksigen terlarutsebagai akibat dari proses dekomposisi hal ini dapat diketahui
dengan warna dan bau perairan dalam ekosistem tersebut dan ikan sering muncul
ke permukaan air.
b. pH Perairan
Perairan dengan pH rendah antara lain disebabkan oleh terjadinya hujan
asam sebagai akibat antropogenik dalam kegiatan industry dan proses-proses
kimiawi dan microbial dalam ekosistem aquatic. Dampak negative pH rendah adalah
gangguan osmoregulasi ikan dan fungsi respirasi insang, produksi mucus yang
berlebihan, terjadinya fusi lamella insang yang akhirnya mempengaruhi kesehatan
dan kematian.

c. Polusi
Diantara factor kimia, polusi logam berat dan pestisida dalam ekosistem
aquatic menyebabkan ikan mengalami patofisiologis dan ikan akan sangat rentan
terkena penyakit infeksi karena system kekebalan dalam tubuh ikan terganggu

d. Faktor Biotik
Sebagai salah satu komponen biosinosanya dari komponen biotic, mikroba
aquatic dapat hidup sebagai mahluk bebas, terikat pada sedimen sebagai epibion
atau bersimbiosa dengan organism aquatic lainnya dan beberapa jenis dapat
menimbulkan penyakit pada ikan dan mahluk aquatic lainnya.
Beberapa pathogen tersebut bersifat obligat dan lainnya bersifat oportunistik
atau fakultatif seperti tercantum pada table 1. Patogen obligat menunjukkan bahwa
mikroba selalu berasosiasi dengan ikan, sedangkan pathogen fakultatif mudah
ditemukan dalam media hidup ikan. Patogen tersebut menyebabkan gangguan
kesehatan ikan dan menyebabkan penurunan produksi budidaya.
Tabel 5. Beberapa pathogen pada budidaya ikan Intensif
Patogen Obligat Patogen Opportunistik
Aeromonas salmonicida Aeromonas hydophilla
Flavobacterium branchiophilum Vibrio anguillarum
Renibacterium salmoninarum Vibrio salmonicida
Yersinia ruckeri Edwardsiella ictaluri
Myxobolus cerebralis Saprolegnia spp
Semua jenis Virus ikan Flexybacter columnaris
5.4 Mendiagnosa Penyakit
a. Amati pola kematian benih ikan yang berada di media pemeliharaan
- Jika terjadi kematian massal/serentak : maka disebakan penyakit non Infeksi
(tidak menular), contohnya : Keracunan akibat kualitas air buruk, malnutrisi/gizi
buruk, cacat akibat genetik dsb.
- Jika terjadi kematian bertahap : maka disebabkan penyakit Infeksi (dapat
menular), yaitu disebabkan organisme pathogen.
b. Selanjutnya amati tingkah laku benih, lihat gejala klinis (Tabel 7) bagaimana
pergeraknnya (aktif/tidak aktif), respon terhadap pakan (bagus/kurang), cara
berenang (bergerombol dan turun naik permukaan air/selalu berada
dipermukaan air/dan dipinggir bak).
c. Setelah itu amati ketidaknormalan bagian organ tubuh (Tabel 7), apakah tutup
insangnya (membuka/aktif membuka dan menutup) , apkakah ada tonjolan
(benjolan leher atau belakang kepala bagian kiri dan kanan), bagaimana kondisi
kulitnya (mengelupas/tidak mengelupas/borok/terdapat bercak putih),
bagaimana kondisi perutnya (kembung/normal).
d. Jika ketiga langkah tersebut sudah dilakukan, terakhir amati kondisi lingkungan
sekitar. Kualitas air media pemeliharan dicek dengan cara dicium/dihirup baunya
dan dilihat dalam dokumentasi kapan terakhir kali air media masuk atau diganti
ke dalam bak pemeliharaan.

5.5 Jenis dan Efektif Obat


a. Pastikan jenis penyakit yang menyerang benih ikan, dengan cara mendiagnosa
secara cepat dan tepat
b. Pilih dan lakukan pendekatan pengobatan :
 Menggunakan obat kimia (Kemoterapis)
 Menggunakan tanaman obat (Herbalterapis)
 Menggunakan pendekatan lingkungan (Ekoterapis)
 Menggunakan pendekatan biologi (Bioterapis)

c. Hitung biaya dan ketersediaan obat :


 Berapa biaya yang dikeluarkan untuk mengobati ikan yang sakit dengan melihat
beberpa pendedkatan pengobatan
 Lihat situasi dan kondisi ketersediaan obat, apakah mudah atau sulit didapat

d. Tentukan dan pastikan obat yang akan dipakai/digunakan sesuai dengan


fungsinya yaitu kandungan dalam obat (obat anti bakteri, parasit, jamur atau anti
virus)
e. Persiapan pengobatan
 Siapkan obat yang akan dipakai (kimia atau herbal),
Siapkan alat perlengkapan (spuit, gelas ukur, timbangan) dan siapkan bahan
operator pengamanan

Hal yang perlu diperhatikan dari penggunaan jenis obat Kimia


- Pastikan jenis penyakit yang menyerang benih ikan dan tentukan jenis obat
yang akan dipakai atau digunakan (lihat Tabel 8)
- Tentukan area mana yang terdapat benih ikan yang sakit dan akan diobati
- Ganti air dalam bak pemeliharaan sebanyak 80 %, dan jika kondisi kualitas air
dalam bak pemeliharaan buruk (berbau, sangat keruh, banyak sedimen
organik dsb.), lakukan pergantian air total (100 %).
- Lakukan pengobatan melalui pendekatan ekoterapis, apabila pada bagian
dasar bak pemeliharaan terdapat lumut yang menempel sangat kuat,
berlumpur, serta berbau.
- Pendekatan ekoterapis dilakukan dengan cara memindahkan benih ikan ke
bak/wadah yang baru, yang mana air/media pemeliharaannya telah disiapkan
sebelumnya
- Puasakan benih yang akan diobati (jika akan menggunakan metode
perendaman/bathing)
- Tentukan obat kimia (Cupri sulfat(Blue copper)/Enrofloaxcine) dan lakukan
penghitungan dosis yang akan digunakan
- Gunakan bahan pelarut (air, alkohol dsb.), untuk mencapurkan obat.
- Pilih metode pengobatan yang akan digunakan yang akan digunakan
 Metode perendaman/bathing (lama 24 jam, cepat 20-30 menit)
 Metode pemberian pakan/oral
 Metode penyuntikan/injeksi
Pengobatan dengan Metode Perendaman
1. Hitung volume air dalam wadah pemeliharaan (Panjang x Lebar x Tinggi Air)
Contoh Bak : P. 400 x L. 300 x T. 20 cm = 2.400.000 cm3 = 2.400 liter.

2. Baca dosis obat yang tertera dalam kemasan.


Contoh : Cupri Sulfat+/Blue copper dosis : 100 ml/200 m2
Enrofloaxcine : dosis 1-2 ml/1.000 liter (lewat perendaman)
2 ml/kg (pemberian lewat pakan)

3. Hitung konsentrasi obat (Cupri sulfat (Blue copper)/Enrofloaxcine), lalu


konversikan dosisnya sesuai dengan luas atau volume air dalam bak
pemeliharaan
Cupri sulfat = dosis kemasan 100-150 ml/200 m2 ,
(Blue Copper+) = 50 ml/100 m2 atau 5 ml/10m2

Konsentrasi pengobatan

= Dosis obat x Luas Bak : 10

= 5 ml x 12 m2 : 10

= 6 ml/ bak ukuran (3 x 4 m)

Enrofloaxcine = Dosis 1-2 ml/1000 liter air


= 2 ml x 4.800 liter : 1.000 = 9,6 ml/bak (3 x 4 m)

4. Setelah menemukan dosis obat, larutankan dengan air 1-5 liter, lalu tebarkan ke
bak atau kolam pemeliharaan
5. Agar kerja obat lebih efektif, benih yang mati dibuang setiap harinya agar tidak
mencemari kualitas air.
6. Catatan, gunakan obat dosis rendah, ketika awal pengobatan atau mengobati
ikan yang berukuran kecil.
5.6 Jenis Penyakit dan Penanganan
a. Infeksi Jamur Kulit
Penyebab: Jamur, kondisi air yang kotor
Sifat Penyakit: Dapat menular
Gejala: Muncul bercak-bercak putih seperti kapas di badan ikan (seperti panuan),
ikan jadi kurang aktif bergerak, nafsu makan menurun, sirip menguncup, warna
memucat.
Pengobatan:
- Isolasi/karantina ikan yang sakit
- Ganti Air total, tempatnya dicuci bersih
- Methylene Blue
- Garam Aquarium
- Ganti air total 3 hari kemudian, bila masih belum ada tanda-tanda membaik, ulangi
lagi pengobatan seperti di atas.

b. Fin Rot (Busuk Sirip)


Penyebab: Bakteri, kondisi air yang kotor
Sifat Penyakit: Dapat menular
Gejala: Muncul warna gelap atau kadang kemerahan seperti berdarah di pinggiran
sirip, sirip yang terserang lama kelamaan akan habis seperti rontok/sobek, ikan
masih tetap aktif bergerak, nafsu makan tetap baik, sirip bisa menguncup, warna
memucat. Bila sudah parah busuknya akan merembet sampai ke badan ikan.
Pengobatan:
- Isolasi/karantina ikan yang sakit
- Ganti Air total, tempatnya dicuci bersih
- Antibiotik (Ampicillin, Super Tetra, dan sebagainya yang mana yang lebih mudah
tersedia, dosisnya cukup 1 tetes per aquarium)
- Atau: Gunakan General Tonic
- Garam Aquarium
- Ganti air total 3 hari kemudian, bila masih belum ada tanda-tanda membaik, ulangi
lagi pengobatan seperti di atas.
c. White Spot atau Ick (Bintik putih)
Penyebab: Parasit, kondisi air yang kotor, bisa berasal dari pakan hidup yang
kurang bersih
Sifat Penyakit: Sangat menular
Gejala: Muncul bintik2 putih di badan ikan, ikan kurang aktif bergerak, kurang nafsu
makan, sirip bisa menguncup, warna memucat. Ikan sering bergerak cepat dan
menabrak dinding aquarium, seperti berusaha menggaruk badannya.
Bila sudah parah bintik putihnya akan merembet sampai ke seluruh badan ikan.
Pengobatan:
- Isolasi/karantina ikan yang sakit
- Ganti Air total, tempatnya dicuci bersih
- Methylene Blue
- Garam Aquarium
- Jemur ikan di bawah sinar Matahari pagi
- Ganti air total 3 hari kemudian, bila masih belum ada tanda2 membaik, ulangi lagi
pengobatan seperti dari atas.

d. Velvet (Bintik emas/karatan)


Penyebab: Parasit, kondisi air yang kotor, bisa berasal dari pakan hidup yang
kurang bersih
Sifat Penyakit: Sangat menular
Gejala: Muncul bintik2 berwarna emas atau kdg seperti warna besi berkarat di badan
ikan (dapat terlihat dengan bantuan sinar senter), ikan krg aktif bergerak, krg nafsu
makan, sirip bisa menguncup, warna memucat. Ikan sering bergerak cepat &
menabrak dindinga quarium, seperti berusaha menggaruk bdnnya.
Bila sudah parah bintik-bintiknya akan merembet sampai ke seluruh badan ikan.
Pengobatan:
- Isolasi/karantina ikan yang sakit
- Ganti Air total, tempatnya dicuci bersih
- Methylene Blue
- Garam Aquarium
- Ganti air total 3 hari kemudian, bila masih belum ada tanda2 membaik, ulangi lagi
pengobatan seperti dari atas.
e. Pop Eye (Mata Bengkak)
Penyebab: Bakteri, kondisi air yang kotor
Sifat Penyakit: Dapat menular
Gejala: Mata ikan mulai membengkak, tahap awal bisa mulai dari 1 mata, kemudian
merembet ke mata yang satunya lagi, ikan kurang aktif bergerak, nafsu makan
berkurang terkadang tidak mau makan sama sekali, sirip bisa menguncup, warna
memucat.
Bilasudahparah bengkaknya akan semakin membesar sehingga ikan akan tampak
seperti ikan mas Koki. Jika ketahuan pada saat mata sudah sangat besar/bengkak,
besar kemungkinan ikan tidak akan selamat.
Pengobatan:
- Isolasi/karantina ikan yang sakit
- Ganti Air total, tempatnya dicuci bersih
- Antibiotik (Ampicillin, Super Tetra, dan sebagainya yang mana yang lebih mudah
tersedia, dosisnya cukup 1 tetes per aquarium)
- Atau: Gunakan obat Anti Internal Bacteria
- Garam Aquarium
- Ganti air total 3 hari kemudian, bila masih belum ada tanda2 membaik, ulangi lagi
pengobatan seperti dari atas.

f. Dropsy (Sisik Nanas)


Penyebab: Bakteri Internal (menyerang Ginjal), kondisi air yang kotor atau
pakan yang kotor
Sifat Penyakit: SANGAT – SANGAT menular
Gejala: Perut ikan mulai membengkak, tdk bisa buang kotoran, tahap awal mirip
seperti sembelit, ikan jadi tdk aktif, nafsu makan berkurang seringkali tdk mau mkn
sama sekali, sirip bisa menguncup, warna memucat.
Bila sudah parah perut akan semakin membengkak & berwarna kemerahan, sisik
akan mulai terangkat mulai dari daerah perut sampai ke seluruh badan, sehingga
ikan akan tampak seperti buah Nanas.
Pengobatan:
Dikarenakan gejala awal dropsy yang seringkali mirip dengan sembelit, dan baru
ketahuan pd saat sisik mulai terangkat, maka sangat sulit menyembuhkan penyakit
ini. Lakukan hal sebagai berikut:
- Isolasi/karantina ikan yang sakit
- Ganti Air total, tempatnya dicuci bersih
- Antibiotik (Metrodinazole, dan sebagainya yang mana yang lebih mudah tersedia,
dosisnya cukup 1 tetes per aquarium)
- Atau: Gunakan obat Anti Internal Bacteria
- Garam Aquarium
- Ganti air total 3 hari kemudian, bila masih belum ada tanda2 membaik.

g. Swim Bladder Disorder (kembung atau sembelit)


Penyebab: Terlalu banyak makan
Sifat Penyakit: Tidak menular
Gejala: Perut ikan membengkak, ikan jadi sulit berenang, kadang berenang
nungging/miring ikan jadi kurang aktif bergerak, nafsu makan berkurang terkadang
tidak mau makan sama sekali.
Pengobatan:
- Ikan dipuasakan terlebih dahulu

h. Inflamed Gills (Insang Memerah)


Penyebab: Kondisi air yang kotor, sehingga menyebabkan keracunan Nitrat
Sifat Penyakit: Tidak menular
Gejala: Insang memerah, kadang sampai membengkak karena infeksi, ikan menjadi
susah bernafas dan terengah, berenang di permukaan air terus. Tutup insang tdk
mau menutup rapat.
Pengobatan:
- pergantian air 3 hari sekali
- Methylene Blue
- Garam Aquarium

Anda mungkin juga menyukai