c. Polusi
Diantara factor kimia, polusi logam berat dan pestisida dalam ekosistem
aquatic menyebabkan ikan mengalami patofisiologis dan ikan akan sangat rentan
terkena penyakit infeksi karena system kekebalan dalam tubuh ikan terganggu
d. Faktor Biotik
Sebagai salah satu komponen biosinosanya dari komponen biotic, mikroba
aquatic dapat hidup sebagai mahluk bebas, terikat pada sedimen sebagai epibion
atau bersimbiosa dengan organism aquatic lainnya dan beberapa jenis dapat
menimbulkan penyakit pada ikan dan mahluk aquatic lainnya.
Beberapa pathogen tersebut bersifat obligat dan lainnya bersifat oportunistik
atau fakultatif seperti tercantum pada table 1. Patogen obligat menunjukkan bahwa
mikroba selalu berasosiasi dengan ikan, sedangkan pathogen fakultatif mudah
ditemukan dalam media hidup ikan. Patogen tersebut menyebabkan gangguan
kesehatan ikan dan menyebabkan penurunan produksi budidaya.
Tabel 5. Beberapa pathogen pada budidaya ikan Intensif
Patogen Obligat Patogen Opportunistik
Aeromonas salmonicida Aeromonas hydophilla
Flavobacterium branchiophilum Vibrio anguillarum
Renibacterium salmoninarum Vibrio salmonicida
Yersinia ruckeri Edwardsiella ictaluri
Myxobolus cerebralis Saprolegnia spp
Semua jenis Virus ikan Flexybacter columnaris
5.4 Mendiagnosa Penyakit
a. Amati pola kematian benih ikan yang berada di media pemeliharaan
- Jika terjadi kematian massal/serentak : maka disebakan penyakit non Infeksi
(tidak menular), contohnya : Keracunan akibat kualitas air buruk, malnutrisi/gizi
buruk, cacat akibat genetik dsb.
- Jika terjadi kematian bertahap : maka disebabkan penyakit Infeksi (dapat
menular), yaitu disebabkan organisme pathogen.
b. Selanjutnya amati tingkah laku benih, lihat gejala klinis (Tabel 7) bagaimana
pergeraknnya (aktif/tidak aktif), respon terhadap pakan (bagus/kurang), cara
berenang (bergerombol dan turun naik permukaan air/selalu berada
dipermukaan air/dan dipinggir bak).
c. Setelah itu amati ketidaknormalan bagian organ tubuh (Tabel 7), apakah tutup
insangnya (membuka/aktif membuka dan menutup) , apkakah ada tonjolan
(benjolan leher atau belakang kepala bagian kiri dan kanan), bagaimana kondisi
kulitnya (mengelupas/tidak mengelupas/borok/terdapat bercak putih),
bagaimana kondisi perutnya (kembung/normal).
d. Jika ketiga langkah tersebut sudah dilakukan, terakhir amati kondisi lingkungan
sekitar. Kualitas air media pemeliharan dicek dengan cara dicium/dihirup baunya
dan dilihat dalam dokumentasi kapan terakhir kali air media masuk atau diganti
ke dalam bak pemeliharaan.
Konsentrasi pengobatan
= 5 ml x 12 m2 : 10
4. Setelah menemukan dosis obat, larutankan dengan air 1-5 liter, lalu tebarkan ke
bak atau kolam pemeliharaan
5. Agar kerja obat lebih efektif, benih yang mati dibuang setiap harinya agar tidak
mencemari kualitas air.
6. Catatan, gunakan obat dosis rendah, ketika awal pengobatan atau mengobati
ikan yang berukuran kecil.
5.6 Jenis Penyakit dan Penanganan
a. Infeksi Jamur Kulit
Penyebab: Jamur, kondisi air yang kotor
Sifat Penyakit: Dapat menular
Gejala: Muncul bercak-bercak putih seperti kapas di badan ikan (seperti panuan),
ikan jadi kurang aktif bergerak, nafsu makan menurun, sirip menguncup, warna
memucat.
Pengobatan:
- Isolasi/karantina ikan yang sakit
- Ganti Air total, tempatnya dicuci bersih
- Methylene Blue
- Garam Aquarium
- Ganti air total 3 hari kemudian, bila masih belum ada tanda-tanda membaik, ulangi
lagi pengobatan seperti di atas.