Anda di halaman 1dari 4

KONSULTASI PERORANGAN BIDANG PERTANIAN

I. IDENTITAS PETANI

A. 1. Nama : Maslah

2. Jenis Kelamin : Laki-laki

3. Umur : 57 Tahun

4. Hari dan Tanggal : Rabu, 16 Januari 2019

5. Pendidikan : SLTA

6. Alamat : Desa Redang Kecamatan Rengat Barat

7. No. Telp : 0823 8848 8829

B. Waktu Konsultasi : 10.00 s/d 12.00 wib

II. MASALAH YANG DIKONSULTASIKAN

Adanya bakteri yang menyerang ikan patin yaitu bakteri Aeromonas hydrophila, antara
lain bentuk, sifat, dan karakteristik lainnya yang berhubungan dengan patogenesisnya pada
ikan patin. Selain itu petani juga menginginkan beberapa cara penanganan ikan yang
terserang Aeromonas hydrophila.

III. PEMECAHAN MASALAH

Ikan patin merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, berbadan panjang berwarna putih
perak dengan punggung berwarna kebiru-biruan. Ikan patin dikenal sebagai komoditi yang
berprospek cerah, karena memiliki harga jual yang tinggi. Hal inilah yang menyebabkan ikan
patin mendapat perhatian dan diminati oleh para pengusaha untuk membudidayakannya.
Ikan ini cukup responsif terhadap pemberian makanan tambahan. Pada pembudidayaan,
dalam usia enam bulan ikan patin bisa mencapai panjang 35-40 cm. Sebagai keluarga
Pangasidae, ikan ini tidak membutuhkan perairan yang mengalir untuk membesarkan
tubuhnya. Pada perairan yang tidak mengalir dengan kandungan oksigen rendah pun sudah
memenuhi syarat untuk membesarkan ikan ini (Anonym, 2006).

Ikan patin berbadan panjang untuk ukuran ikan tawar lokal, warna putih seperti perak,
punggung berwarna kebiru-biruan. Kepala ikan patin relatif kecil, mulut terletak di ujung
kepala agak di sebelah bawah (merupakan ciri khas golongan catfish). Pada sudut mulutnya
terdapat dua pasang kumis pendek yang berfungsi sebagai peraba. Penyakit pada ikan patin
ada yang disebabkan infeksi dan noninfeksi.
Penyakit non-infeksi adalah penyakit yang timbul akibat adanya gangguan faktor yang
bukan patogen. Penyakit non-infeksi ini tidak menular, sedangkan penyakit akibat infeksi
biasanya timbul karena gangguan organisme patogen. Organisme patogen yang menyebabkan
infeksi biasanya berupa parasit, jamur, bakteri, dan virus.

Penyakit non-infeksi yang banyak ditemukan adalah keracunan dan kurang gizi.
Keracunan disebabkan oleh banyak faktor seperti pada pemberian pakan yang berjamur dan
berkuman atau karena pencemaran lingkungan perairan. Gejala keracunan dapat diidentifikasi
dari tingkah laku ikan.

Salah satu penyakit yang disebabkan oleh parasit yaitu white spot (bintik putih) yang
disebabkan oleh parasit dari bangsa protozoa dari jenis Ichthyoptirus multifilis Foquet.
Penyakit jamur biasanya terjadi akibat adanya luka pada badan ikan. Penyebab penyakit jamur
adalah Saprolegnia sp. dan Achlya sp. (Anonym, 2006). Pada kondisi air yang jelek,
kemungkinan patin terserang jamur lebih besar.

Penyakit bakteri juga menjadi ancaman bagi ikan patin. Bakteri yang sering menyerang
adalah bakteri yang juga biasa menyerang ikan-ikan air tawar jenis lainnya, yaitu Aeromonas
sp. dan Pseudomonas sp. (Anonym, 2006). Ikan yang terserang akan mengalami pendarahan
pada bagian tubuh terutama di bagian dada, perut, dan pangkal sirip. Ikan patin yang terkena
penyakit akibat bakteri ternyata mudah menulari ikan lainnya, sehingga ikan yang terserang
dan keadaannya cukup parah harus segera dimusnahkan.

Karakteristik Umum Golongan Aeromonas :

Aeromonas adalah jenis bakteri yang bersifat metropolitan, oksidasif, anaerobik


fakultatif, dapat memfermentasi gula, gram negatif, tidak membentuk spora, bentuk akar, dan
merupakan penghuni asli lingkungan perairan. Bakteri ini ditemukan di air payau, air tawar,
muara, lautan, dan pada badan air yang terklorinasi maupun tidak terklorinasi, dengan jumlah
terbanyak ditemukan pada musim hangat. Upaya isolasi aeromonas pada penyakit yang
menyerang hewan berdarah panas dan berdarah dingin telah dilakukan lebih dari 100 tahun
yang lalu, sedangkan isolasi dari manusia dilakukan sejak awal tahun 1950-an (Hayes, 2000).

Aeromonas hydrophila :

Aeromonas hydrophila adalah bakteri berbentuk akar, motil, dengan diameter 0,3 – 1
cm dan panjang 1 – 3,5 cm, tanpa fase spora, biasanya tidak mempunyai kapsul, tumbuh
optimum pada 28 °C tetapi dapat tumbuh pada suhu ekstrim (4 °C dan 37 °C). Sifatnya yang
metropolitan di lingkungan perairan memungkinkan terjadinya kontak pada ikan dan amfibi,
dan bahkan memasuki hewan tersebut. Kontak tersebut dapat menyebabkan infeksi
tergantung pada spesiesnya dan tingkat virulennya (Floyd, 2002).
Aeromonas hydrophila telah ditemukan pada berbagai jenis ikan air tawar di seluruh
dunia, dan adakalanya pada ikan laut. Terdapat pandangan yang berbeda tentang peran yang
tepat dari Aeromonas hydrophila sebagai ikan patogen. Beberapa peneliti menetapkan bahwa
organisme ini hanya sebagai penyerang sekunder pada inang yang lemah, sedang yang lain
menyatakan bahwa Aeromonas hydrophila adalah suatu patogen utama ikan air tawar (Hayes,
2000).

Serangan pada Ikan :

A. hydrophila telah dihubungkan dengan beberapa penyakit pada ikan, termasuk busuk
ekor, busuk sirip, dan haemorrahagic septicaemia. Haemorrahagic septicaemia ditandai oleh
adanya luka kecil pada permukaan, sering mengarah pada pengelupasan sisik, pendarahan
pada insang dan dubur, borok, bisul, exophthalmia (mata membengkak), dan pembengkakan
perut. Pada bagian dalam, dimungkinkan adanya cairan ascitic di dalam rongga peritoneal,
kekurangan darah merah, dan pembengkakan ginjal dan hati (Miyazaki dan Kage, 1985).

Agen etiologik dipindahkan secara horisontal (antar binatang selain dari induk dan
keturunan) tetapi tidak secara vertikal (dari induk ke keturunan). Bakteri memperbanyak diri
di dalam usus, menyebabkan suatu radang haemorrhagic mucuous-desquamative
(pengeluaran lendir berlebihan). Metabolit beracun A. hydrophila diserap dari usus dan
menginduksi keracunan. Pendarahan pada kapiler terjadi di permukaan sirip dan di
submukosa perut. Sel hepatik dan epitel dari tubulus ginjal menunjukkan adanya degenerasi.
Glomeruli dihancurkan dan jaringan menjadi berdarah, dengan eksudat dari serum dan fibrin
(Miyazaki dan Jo, 1985).

Aeromonas menghasilkan banyak produk yang bersifat toksik bagi sel-sel lain.
Beberapa dilepaskan dari sel aktif dalam bentuk terlarut, sedang yang lain tetap berasosiasi
dengan permukaan sel, dan yang lainnya dilepaskan saat kematian sel. Tiga protein
ekstraselular Aeromonas yang diketahui berkaitan dengan patogenitas telah dikloning,
disekuen, dan dikarakterisasi secara biokimia. Protein tersebut yaitu aerolysin, GCAT
(Glycerophospholipid Cholesterol Acyltransferase), dan serin protease (Rodriguez et al., 1992).

Penjangkitan penyakit biasanya berhubungan dengan perubahan kondisi lingkungan.


Stres, overcrowding (populasinya padat), suhu tinggi, perubahan suhu secara mendadak,
penanganan yang kasar, transfer ikan, rendahnya oksigen terlarut, rendahnya persediaan
makanan, dan infeksi fungi atau parasit, berpengaruh pada perubahan fisiologis dan
menambah kerentanan terhadap infeksi.
IV. REKOMENDASI

Berdasarkan hasil dari pemecahan masalah yang diperoleh dari konsultasi perorangan
bidang pertanian dapat direkomendasikan hal-hal sebagai berikut :

Pencegahan dalam budidaya perairan dapat dilakukan dengan beberapa langkah yaitu:

1. Hindari perpindahan ikan dari satu kolam ke kolam lain. Ikan secara bertahap
membangun resistansi terhadap bakteri local tapi dapat membawa organisme virulen
bila dipindahkan.

2. Sediakan kondisi lingkungan optimal, berikan perhatian khusus pada mempertahankan


tingkat oksigen dan penanganan ikan yang hati-hati. Perawatan dengan menggunakan
alat sangat menolong saat mensortir, penanganan atau pemindahan bibit ikan.

3. Sebisa mungkin hindari penggunaan antibiotik, meskipun antibiotik dan disinfektan


seringkali terbukti ampuh digunakan dengan ditambahkan pada air sebanyak 2-4 ppm
seperti acriflavin dan prophylactic. Penggunaan antibiotik dapat menyebabkan resistensi
pada patogen.

4. Sebagai pengganti antibiotik, gunakan vaksin yang bersifat spesifik Aeromonas,


probiotik, atau bioaktif yang terbukti ampuh untuk meningkatkan kekebalan tubuh ikan.

Tanda Tangan Petani


yang Konsultasi

MASLAH

Anda mungkin juga menyukai