Anda di halaman 1dari 12

Model Aktivasi Peran Bank Syariah dalam Manajemen Usaha Pengembangan Usaha Ternak Sapi Potong

MODEL AKTIVASI PERAN BANK SYARIAH DALAM MANAJEMEN USAHA


PENGEMBANGAN USAHA TERNAK SAPI POTONG

Yuniarti Hidayah Suyoso Putra


Sri Yati
Jurusan Akuntansi-Fakultas EkonomiUIN Maulana Malik Ibrahim Malang
STIE Malangkucecwara Malang
Email: yuniarti_hidayah@yahoo.com

Abstract: This study aimstounderstand thepotential picture of beef cattle businessinIndonesia, to identifythe
mainissues of the business, how to establish strong beef cattle business, anddevelop amodel ofIslamic banks
activation inthe beef cattle business. The study employed a qualitativedescriptivemethod. The secondary
data are used which derived from theMinistryof AgricultureandLivestockandrelatedservicesfrom 2009to 2012,
BPS and BankIndonesiadatarelated to therole ofIslamic banksin agricultureandanimal husbandry, and
thewebsiteof Islamicbanks.The results showed that Islamic banksare reluctant toget involvedin this business
due to a highriskventure. Therefore, tooptimize theactiveroleof Islamic banks, a model will be establishedrelated
tothe roleof Islamic banksinthe cattle business. Islamic bankscan contribute directlyandindirectlyto solve
problemsandestablish the beefcattle business. Direct roleis performedbydesigning contractapproach in
financing, whereasindirectroleis throughCorporate SocialResponsibilityprogramtoimprovethe basicconditions
offarmers andthe business, if the bank is not yetconvinced thatgiving thedirect financing,the businesswill be
successful.

Keywords: beef cattle business, activation role model of islamic bank

Kasus korupsi penambahan kuota daging impor sapi mencukupi dan memenuhi permintaan kebutuhan da-
berhasil diungkap Komisi Pemberantasan Korupsi ging sapi baik untuk konsumsi rumah tangga, industri
(KPK) saat operasi tangkap tangan di sebuah hotel dan sektor horeka (hotel, restoran dan catering)
di Jakarta. Tiga orang yang ditangkap dalam operasi selama satu tahun (Nugrayasa, 2013).
itu adalah Direktur PT Indoguna Arya Abdi Effendi Kasus kedua yang tidak kalah ramainya adalah
dan Juard Effendi, serta Ahmad Fathanah, orang dekat naiknya harga daging sapi secara drastris dalam kurun
mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq (Setiawan waktu dua bulan terakhir dari kisaran Rp60.000 men-
dan Aquina, 2013). jadi kisaran Rp90.000 yang diakibatkan langkanya
Berdasarkan data Survey Sosial ekonomi Nasional pasakon daging sapi lokal ditambah merebaknya ka-
yang dilaksanakan BPS pada tahun 2011, tingkat sus kuota daging impor. Harga komoditas daging sapi
kebutuhan konsumsi daging sapi bagi penduduk di dalam negeri dari tahun ke tahun kenyataannya terus
Indonesia adalah terbesar ke-4 dunia, dengan rata- mengalami kenaikan. Kenaikan harga tersebut dipe-
rata sebesar 1,83 kg/kapita/tahun atau meningkat ngaruhi oleh berbagai faktor diantaranya sangat ber-
konsumsi dari tahun sebelumnya sebesar 0,14 kg. hubungan erat dengan kenaikan permintaan, jumlah
Sedangkan jumlah total kebutuhan konsumsi daging pasokan yang berkurang, serta impor dan harga da-
sapi domestik selama tahun 2012 (tidak termasuk ging sapi yang berlaku di pasar internasional. Kenaik-
industri dan hotel, restoran serta katering) angkanya an pemintaan komoditas daging sapi sangat signifikan
mencapai 441.605 ton. Jika dibandingkan dengan pada saat menghadapi Hari Besar Keagamaan
jumlah total produksi daging sapi yang dihasilkan di Nasional (HKBN) dan berpotensi pada harga daging
dalam negeri, masih mengalami kelebihan produksi sapi menjadi naik, apalagi jika tidak diimbangi dengan
sebesar 75.782 ton dari total produksi keseluruhan pasokan yang cukup maka lonjakan kenaikan harga
mencapai 465.823 ton. Prediksi awal, dengan kele- akan semakin meningkat tajam menurut data terbaru
bihan jumlah produksi tersebut diharapkan akan dapat tahun 2013 yang dilansir dari Bank Dunia, harga

33 33
Yuniarti Hidayah Suyoso Putra, Sri Yati

komoditas daging sapi di Indonesia saat ini termasuk drastic terjadi? Kondisi ini sangat menarik untuk diteliti
yang termahal di dunia dengan tingkat harga pada karena terjadinya perbedaan antara perhitungan
bulan Desember 2012 mencapai kisaran 9,76 dollar statistik dengan kondisi di lapangan.
AS. Sementara tingkat harga yang terjadi di negara Di mana peran bank syariah disektor peternakan?
tetangga dan beberapa negara lainnya, seperti Perbankan sebagai sektor vital dalam dunia usaha
Malaysia kisarannya sebesar 4,3 dollar AS, Thailand juga tidak luput mendapatkan kemudahan-kemudahan
4,2 dollar AS, Australia sebesar 4,2 dollar AS, Jepang yang diberikan oleh pemerintah. Salah satu kemudahan
3,9 dollar AS dan Jerman 4,3 dollar AS serta Negara yang diberikan itu yaitu paket kebijakan pemerintah,
India sebesar 7,4 dollar AS (Nugrayasa, 2013). yang bertujuan untuk memberikan kemudahan men-
Mencuatnya kasus korupsi tersebut menimbulkan dirikan bank-bank baru maupun perluasan dalam
pertanyaan besar seberapa parahkah perkembangan membuka cabang-cabang di daerah-daerah serta
peternakan sapi potong di Indonesia sampai harus perubahan status dari bank pemerintah menjadi ben-
melakukan impor daging sapi dan rela membayar tuk perusahaan perseroan. Perubahan yang ditimbul-
harga mahal untuk membayar daging sapi. Ditambah kan oleh adanya kemudahan tersebut disatu sisi
dengan kebijakan terbaru dari pemerintah Indonesia memang menguntungkan tapi di sisi lain menjadikan
untuk menambah kuota impor daging sapi guna me- persaingan antar bank menjadi lebih ketat. Sebuah
nanggulangi kenaikan harga sapi yang dratis semakin bank tentu saja tidak mau kalah bersaing ataupun
memberikan gambaran tentang pengelolaan sapi mengalami kemunduran yang berujung pada likuidasi
potong di Indonesia. Keunggulan ternak sapi potong atau kebangkrutan. Guna menjaga dan menghindari
dibandingkan dengan ternak lain adalah sebagai agar hal-hal yang tidak diinginkan itu tidak terjadi,
sumber protein hewani yang semakin hari semakin maka setiap bank berusaha membuat dan mengeluar-
meningkat, tetapi sapi lokal sebagai sumber hewani kan ide-ide kreatif atau program-program andalan
belum mampu menyediakan kualitas daging yang baik yang bertujuan untuk menarik minat masyarakat agar
sesuai dengan standard internasional. Permasalahan mau menyimpan dana sebanyak-banyaknya di bank
tersebut dikarenakan belum berkembangnya pola mereka, yang kemudian digunakan untuk investasi
penggemukan sapi secara intensif yang menghasilkan dalam bentuk lain atau juga untuk memberikan pin-
daging berkualitas internasional. Akibatnya banyak jaman kepada masyarakat lainnya.
restoran dan hotel bertaraf nasional dan internasional Kegiatan utama bank sebagai lembaga keuangan
yang mengimpor daging dari luar negeri dengan alasan salah satunya adalah memberikan kredit. Kredit ada-
telah memenuhi standar internasional dan harganya lah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disama-
relative lebih murah daripada daging sapi dalam negeri kan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepa-
(Asmaki, Masturi, dan Asmaki, 2009). katan pinjam meminjam antara bank dengan pihak
Permasalahan lain yang timbul adalah adanya lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi
Program Swasembada Daging Sapi (PSDS) pada hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pem-
tahun 2014. PSDS ini diharapkan minimal 90% berian bagi hasil. Hasil observasi dari Direktori Bank
konsumsi daging sapi dapat dipasok dari sapi domestik. Indonesia (2013) terkait dengan pengembangan
Sisanya, 10%, dipenuhi melalui impor baik dalam pertanian dan peternakan yaitu melalui produk Kredit
bentuk daging segar maupun bakalan. Berdasarkan Ketahanan Pangan dan Energi (KKPE), Kredit Usaha
data dasar tahun 2009, populasi sapi saat itu sebesar Pembibitan Sapi (KUPS), dan Kredit Usaha Rakyat
12,6 juta ekor. Diproyeksikan untuk tahun 2014, popu- (KUR), bank peserta program tersebut rata-rata ada-
lasi sapi akan mencapai 15,5 juta ekor. Populasi sebe- lah bank umum, sedangkan bank syariah yang terlibat
sar tersebut dapat memenuhi 90% kebutuhan daging hanya Bank Mandiri Syariah. Dimana posisi bank-
nasional. Oleh karenanya pemerintah mengupayakan bank syariah yang lain?
supaya populasi ternak sapi bisa mencapai minimal Berdasarkan latar belakang yang telah diungkap-
jumlah tersebut. Ternyata, hasil sensus ternak sapi kan maka penelitian ini menarik dilakukan seiring
dan kerbau menunjukkan populasi ternak sapi kita saat dengan kebijakan pemerintah terkait dengan Program
ini telah mencapai 15 juta ekor. Artinya Indonesia telah Swasembada Daging Sapi (PSDS) pada tahun 2014
swasembada daging sapi (disnak.jabarprov.go.id, tetapi banyak masalah yang muncul ke publik. Bebe-
2013). Pertanyaannya adalah jika Indonesia telah rapa permasalahan utama dalam pengembangan usa-
swasembada daging sapi mengapa kedua kasus yaitu ha sapi potong dan bagaimana peran aktif dari perban-
impor daging dan naiknya harga daging sapi secara kan syariah dalam pembiayaan sektor peternakan

34
Model Aktivasi Peran Bank Syariah dalam Manajemen Usaha Pengembangan Usaha Ternak Sapi Potong

yang akan menjadi fokus utama pembahasan pada sapi lokal adalah Pulau Madura. Pulau ini mampu
penelitian ini sehingga tujuan dari penelitian ini adalah menyediakan bibit sapi yang baik untuk dijadikan sapi
untuk memahami gambaran usaha ternak sapi potong potong. Akan tetapi sampai saat ini pengembangan
di Indonesia, mengidentifikasi permasalahan utama dan pembinaan usaha ternak sapi Madura belum
dalam usaha, bagaimana membangun usaha ternak dilaksanakan secara optimal bila dibandingkan dengan
sapi potong yang tangguh, dan mengembangkan model sapi Bali. Jika dikelola dengan baik maka kualitas sapi
aktivasi bank syariah dalam pengembangan usaha Madura tidak kalah dengan jenis sapi lokal lainnya
ternak sapi potong. (Asmaki, Masturi dan Asmaki, 2009).

METODOLOGI Masalah Utama dalam Bisnis Sapi Potong


Penelitian dilakukan dengan menggunakan Boediyana   (2007)  mengungkapkan  beberapa
metode deskriptif kualitatif untuk memperoleh permasalahan ataupun kendala untuk membangun
gambaran usaha ternak sapi potong di Indonesia. Data industri peternakan sapi potong yang tangguh di tanah
yang digunakan data dari Kementerian Pertanian dan air, antara lain: terindikasi bahwa industri hulu yang
Peternakan dan dinas terkait mulai tahun 2009 sampai ada di tanah air sama sekali sangat lemah, data riil
dengan 2012, BPS, data dari Bank Indonesia terkait tentang populasi sapi di tanah air belum tersedia
dengan peran bank syariah di sector pertanian dan secara akurat, masih belum adanya persepsi yang
peternakan, dan website bank-bank syariah. Data- sama dari para stakeholder dalam industri sapi
data tersebut berguna untuk memberikan informasi potong, terdapat implikasi kekeliruan menafsirkan
yaitu: gambaran potensi usaha ternak sapi potong di otonomi daerah dari sementara pihak yang berakibat
Indonesia, permasalahan utama dalam ternak sapi terjadinya ekonomi biaya tinggi dalam usaha sapi
potong, dasar melakukan analisis usaha ternak sapi potong, semakin melemahnya penegakan hukum, di-
potong, memetakan peran bank syariah di sektor sinyalir telah mendorong keberanian beberapa
peternakan dan membuat model aktivasi posisi bank pengusaha memasukkan daging secara illegal dari
syariah dalam pengembangan usaha ternak sapi negara-negara yang secara perundangan tidak diijin-
potong kan karena belum bebas dari PMK (Penyakit Mulut
Sumber data yang digunakan tersebut merupakan dan Kuku), belum maksimalnya usaha untuk mengam-
data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari pihak bil kesempatan mengambil peluang memperoleh nilai
lain atau sumber lain yang berkaitan dengan penelitian tambah dari rantai peternakan sapi potong khususnya
ini yang sudah diolah dan didapatkan dari study lite- dalam memproduksi berbagai produk daging baik
rature dan penelitian yang terkait dengan pengem- untuk keperluan dalam negeri ataupun ekspor dan
bangan usaha ternak sapi potong dan peran perbankan jaringan pemasaran produk sapi potong yang belum
syariah. mantap menyebabkan antara lain belum optimalnya
konsumsi daging di masyarakat.
HASIL DAN PEMBAHASAN Siregar (2008) mengidentifikasi permasalahan
Potensi Usaha Ternak Sapi Potong usaha ternak sapi potong antara lain kasus di lapang,
sapi-sapi yang dijual kepada peternak pada umumnya
Usaha ternak sapi potong pada awalnya hanya berupa sapi-sapi yang relatif tua dan sudah tidak efek-
dilakukan oleh peternak di beberapa daerah tertentu tif lagi bila digunakan sebagai tenaga kerja. Sapi-sapi
saja di Jawa seperti Bondowoso, Magetan, Wonogir tersebut bila digunakan sebagai sapi potong tidak dapat
dan Jember. Sekarang telah menyebar ke beberapa diharapkan untuk menghasilkan daging yang
daerah di luar jawa juga. Perkembangan usaha sapi berkualitas baik dan kalaupun dijual harganya juga
potong dalam bentuk penggemukan sapi (Feedloot) murah. Para peternak sapi umumnya menjual sapi-
didorong oleh permintaan daging yang terus menerus sapinya kepada pedagang-pedagang ternak dengan
meningkat dari tahun ke tahun. Bentuk usaha ternak harga yang didasarkan pada kondisi dan bobot badan.
sapi potong ini bisa dilakukan secara perorangan mau- Pemberitaan media masa selama 3 (tiga) bulan
pun dalam bentuk perusahaan dalam skala besar, terakhir ini, harga daging sapi tidak kunjung menga-
namun ada juga yang mengusahakan penggemukan lami penurunan harga dan bertahan pada dikisaran
sapi ini secara berkelompok (Siregar, 2008). sebesar Rp 90.000/kg dan diperkirakan akan bisa
Salah satu daerah yang menjadi potensi utama menyentuh pada tingkat level Rp 120.000/kg bila
menjadi pusat usaha ternak sapi dalam pengembangan

35
Yuniarti Hidayah Suyoso Putra, Sri Yati

mendekati puasa dan lebaran, yang artinya harga pendekatan yang mungkin dapat dilakukan untuk
tersebut sudah melampaui tingkat kemampuan daya membangun industri sapi potong yang tangguh menurut
beli masyarakat Indonesia. Sementara itu berdasarkan Boediyana (2007) adalah antara lain: perlu adanya
pemantauan dari data yang dirilis oleh BPS Tahun keputusan politik dari pemerintah untuk membangun
2012, di beberapa daerah sentra produksi telah terjadi industri sapi  potong dalam  negeri khususnya  untuk
fluktuasi harga komoditas daging sapi baik tingkat menangani segmen hulu yang lebih spesifik lagi adalah
konsumen antar waktu dan propinsi. Fluktuasi harga pada usaha breeding sapi, perlu adanya suatu kesa-
terbesar antar waktu terjadi pada periode tahun 2012 maan persepsi dari seluruh stakeholder untuk mem-
dan fluktuasi harga antar propinsi terjadi di daerah bangun industri sapi potong untuk kepentingan bersama
Aceh dan yang terendah ada di Propinsi Nusa Tenggara termasuk konsumen daging agar memperoleh daging
Timur (Nugrayasa, 2013). Lebih lanjut ketepatan dan yang sehat dan harga yang layak dan kompetetif,
akurasian data menjadi kendala dalam memperhitung- semua unsur yang menyebabkan biaya ekonomi tinggi
kan jumlah pasokan dan kebutuhan yang harus selalu harus dihapuskan baik yang didukung dengan peraturan
tersedia di wilayah-wilayah pasar tertentu, sehingga daerah ataupun yang bersifat tidak resmi, perlu adanya
ketika dijadikan bahan pertimbangan untuk mengambil penataan dan peningkatan para usahawan yang ber-
langkah-langkah kebijakan yang antisiaptif dalam main di hilir untuk secara serius menggarap pasar
mengendalikan stabilitas, baik harga maupun jumlah dalam negeri ataupun ekspor dengan inovasi-inovasi
suatu komoditas atas produk pangan utamanya baru, bertolak kenyataan bahwa sejauh ini sebagian
komoditas daging sapi menjadi tidak tepat. kebutuhan daging dipenuhi dari impor, baik dalam
Dinas Peternakan Propinsi Jawa Barat (Disnak. bentuk daging ataupun sapi hidup, maka yang perlu
jabarprov.go.id, 2013) memetakan permasalahan mendapat prioritas adalah bagaimana dapat diperoleh
usaha ternak sapi porong terkendala antara lain: nilai tambah yang maksimal dari komoditi yang di
Pertama, Tiga puluh persen pemotongan ternak sapi impor tersebut serta produk unggulan harus dapat
di RPH adalah sapi betina produktif. Hal ini menunjuk- ditampilkan di setiap segmen kegiatan dan harus
kan bahwa pengurasan betina produktif masih cukup disadari bahwa efisiensi dalam setiap segmen hulu
tinggi. Aturan pelarangan pemotongan betina produktif menjadi kunci keberhasilan dan kuatnya daya saing.
juga dinilai tidak efektif untuk mencegah pemotongan Terkait dengan naiknya harga daging sapi
betina produktif. Hal ini diduga karena sistem usaha pemerintah perlu segera melakukan berbagai langkah-
tani yang bersifat subsisten sehingga kendali atas pe- langkah dan upaya terobosan yang mendesak untuk
manfaatan dan pengkonversian ternak sangat lemah. dilakukan dalam jangka pendek maupun jangka mene-
Kedua, belum adanya pusat perbibitan yang mema- ngah, agar stabilitas harga atas komoditas daging sapi
dai. Pusat perbibitan merupakan sumber bagi keterse- di pasaran dapat tetap terjaga dan terjangkau oleh
diaan bibit unggul untuk pengembangan peternakan daya beli masyarakat. Selama ini fluktuasi naiknya
sapi. Untuk itu pemerintah harus segera mengem- harga komoditas daging sapi sangat ditentukan oleh
bangkan perbibitan sapi nasional secara terpadu dengan jumlah pasokan yang mencukupi dalam mengimbangi
usaha pengembangan ternaknya serta laju konsum- tingginya permintaan lewat mekanisme pasar. Upaya
sinya. Dengan demikian maka antara kebutuhan kon- intervensi pemerintah dalam menjaga stabilitas harga
sumsi dan ketersediaan bakalan sapi seimbang. komoditas daging sapi pada tingkat yang normal sesuai
Ketiga, populasi ternak sapi yang ada saat ini merupa- dengan kemampuan daya beli masyarakat, adalah
kan sapi-sapi yang ada pada peternakan rakyat dengan dengan melakukan intervensi lewat keduanya, yaitu
skala usaha subsisten. Peternak mengusahakan ter- dari sisi jumlah pasokan dan konsumsi.Pemerintah
naknya lebih bersifat sebagai tabungan (saving). Di dapat menjaga dan mengatur titik keseimbangan atas
satu sisi ini menunjukkan bahwa ternak sapi memberi- jumlah pasokan berdasarkan hasil pemantauan me-
kan nilai ekonomi bagi peternak kecil, tetapi untuk ngenai peta jumlahnya, wilayah-wilayah produksinya
tingkat efisiensinya masih rendah sehingga dapat meng- serta tingkat konsumsi masyarakat terhadap daging
ganggu stabilitas populasi dan ketersediaan daging sapi. sapi untuk kebutuhan per wilayah di seluruh Indonesia.
Dengan demikian, perkiraan mengenai jumlah pasok-
Membangun Industri Sapi Potong yang Tangguh an yang harus tetap tersedia dapat terpantau dengan
Berdasarkan gambaran ideal industri sapi potong baik, apakah dengan menambah ataupun menjaga
dalam negeri dan bertolak dari kondisi aktual serta kondisi pasokannya pada area/pasar di wilayah ter-
berbagai kendala yang ada, beberapa langkah tentu (Nugrayasa, 2013).

36
Model Aktivasi Peran Bank Syariah dalam Manajemen Usaha Pengembangan Usaha Ternak Sapi Potong

Dinas Peternakan Propinsi Jawa Barat (Disnak. memiliki komponen-komponen utama menurut Siregar
jabarprov.go.id, 2013) memberikan solusi terkait (2008) terdiri dari penerimaan dari usaha ternak sapi
dengan upaya pencegahan pemotongan betina pro- potong dan biaya produksi, meliputi: pakan atau ran-
duktif telah dilakukan oleh pemerintah dengan menye- sum ternak baik berupa hijauan dan konsentrat, tenaga
diakan dana kompensasi sebesar 700 miliar tahun kerja, obat-obatan, penyusutan kandang, penyusutan
2011. Ini meningkat dari 450 miliar pada tahun 2010. peralatan dan biaya lainnya. Sedangkan untuk biaya
Mekanismenya adalah peternak yang mememiliki investasi dapat berupa: penyediaan sapi bakalan
ternak sapi betina dan produktif maka pemerintah (bibit), kandang, dan perlengkapan penunjang.
memberikan insentif. Totalnya adalah 50 ribu ekor Atas dasar pertimbangan tersebut maka berda-
betina produktif yang akan dijaring. Cara ini dapat sarkan modifikasi teori dari Karim (2007), skema
saja diterapkan untuk keperluan jangka pendek dan model aktivasi peran bank syariah dalam usaha ternak
darurat. Untuk jangka panjang maka cara ini harus sapi potong yang diilustrasikan pada gambar 1. Berda-
ditinggalkan. Lebih baik dana yang ada digunakan sarkan skema pada gambar 1 tersebut bank syariah
untuk penyiapan usaha peternakan dengan skala yang dapat berperan secara langsung dan tidak langsung
lebih ekonomis. Pemerintah harus segera mengkondi- dalam memecahkan permasalahan dan mempertang-
sikan iklim usaha yang kondusif bagi pengembangan guh usaha ternak sapi. Peran langsung dilakukan dengan
usaha peternakan sapi secara komersial dan indutrial. pendekatan kontrak/akad dan model pembiayaan,
Karena dengan usaha yang seperti ini maka swasem- sedangkan peran tidak langsung adalah dengan
bada daging dapat tercapai dengan arti yang sesung- melalui program Corporate Social Responsibility
guhnya. Tentu saja dengan tetap mempertimbangkan untuk memperbaiki kondisi dasar peternak maupun
peternakan rakyat sebagai bagian pembangunan pe- usahanya dengan cara melakukan pelatihan dan
ternakan secara nasional. Masalah pembibitan sapi pendampingan apabila belum yakin kalau diberi
potong yang memadai Pemerintah dapat memelopori, pembiayaan langsung usaha tersebut akan berhasil.
memfasilitasi, atau bertindak sebagai pelaku pengem- Aktifitas CSR tersebut dapat melibatkan civitas
bangan perbibitan. Usaha perbibitan memang terklasi- akademika dengan program pengabdian masyarakat.
fikasi sebagai usaha yang bersifat investasi tinggi dan Tujuannya adalah untuk memetakan sekaligus me-
berjangka panjang, maka pemerintah juga dapat mantapkan peternak-peternak yang memiliki prospek
memberdayakan pihak swasta untuk pengembangan- cerah untuk dikembangkan usahanya. Baru kemudian
nya, misalnya dengan melibatkan perbankan syariah. jika pihak bank syariah sudah yakin maka peternak-
Guna mengembangkan skala usaha yang efisien, peternak tersebut dapat diarahkan kepada model-
pemerintah sudah seharusnya melakukan fasilitasi model pembiayaan yang disediakan oleh Bank
untuk menarik pihak lain guna melakukan investasi Syariah. Adapun bentuk kontrak/akad dan Corporate
usaha peternakan. Jika selama ini pemerintah dengan Social Responsibility yang dapat dilakukan oleh bank
mudahnya memberikan konsesi penggunaan lahan syariah akan diuraikan dalam sub bagian selanjutnya
untuk usaha perkebunan, mengapa tidak untuk dalam paper in.
memberikan usaha peternakan sapi.
Akad Syariah
Model Aktivasi Bank Syariah dalam Usaha Karim (2007) menjelaskan bahwa berdasarkan
Ternak Sapi Potong tingkat kepastian dari hasil yang diperolehnya, maka
Pemahaman terhadap potensi usaha, permasa- kontrak atau akad dibagi menjadi dua kelompok besar
lahan yang ada dan bagaimana membangun industri yaitu Natural Certainty Contracts dan Natural Un-
ternak potong yang tangguh diperlukan guna mengopti- certainty Contracts. Natural Certainty Contracts
malkan peran bank syariah dalam usaha ternak sapi (NCC) adalah kontrak/akad bisnis yang memberikan
potong.Permasalahan yang timbul dalam usaha ternak kepastian pembayaran baik dalam segi jumlah
sapi potong membuat bank syariah ragu untuk terlibat (amount) maupun waktunya (timing sedangkan
terutama terkait dengan tingkat risiko usaha yang Natural Uncertainty Contracts (NUC) adalah
tinggi. Oleh karena itu perlu dikembangkan skema kontrak/akad dalam bisnis yang tidak memberikan
model peran bank syariah yang tidak lepas dari potensi kepastian pendapatan (return) baik dari segi jumlah
dan permasalahan usaha sekaligus dari analisis usaha (amount) maupun waktunya (timing-nya) karena
ternak sapi potong. Analisis usaha ternak sapi potong sangat bergantung pada hasil investasi. Tingkat return
investasinya bisa positif, negatif atau nol.

37
Yuniarti Hidayah Suyoso Putra, Sri Yati

Pe ngemba ngan Usaha Terna k Sapi


Kelima, syirkah Mudharabah, terjadi percampuran
Potong
antara modal dan jasa (keahlian dan ketrampilan) dari
pihak-pihak yang berserikat.
Langsung Tidak Langsung
Semua bentuk akad syirkah memiliki ketentuan
yaitu bila bisnis untung maka pembagian keuntungan-
Syirka h ata u
Mus ya rak ah
Cor porat e Social
Re spons ibilty
nya didasarkan menurut nisbah bagi hasil yang telah
Pr ogram s
disepakati oleh pihak-pihak yang bercampur. Bila bis-
Rp X + R p X Syirka h
nis rugi, maka pembagian kerugiannya didasarkan
Jumlah Moda l Sa ma Muf awadhah Syirkah at au
Mus yar ak ah
porsi modal masing-masing pihak yang bercampur.
Rp X + R p Y Syirk ah Ina n
Perbedaan penetapan tersebut dikarenakan adanya
Jumlah moda l be rbeda Rp X + Rp X Sy ir kah
J umlah Modal Sama Mufawa dhah perbedaan kemampuan dalam menyerap untung dan
Rp X+ R
Moda l da n R epu tas i Sy ir ka h Wujuh
rugi. Untung sebesar apapun dapat diserap oleh pihak
Rp X + R p Y
Jumlah moda l ber beda Sy irka h Ina n
mana saja, akan tetapi bila rugi maka tidak semua
+
pihak memiliki kemampuan menyerap kerugian yang
Jas a (Keahlian/ Rp X + R
Sy ir kah ‘Abda n Syirk ah Wujuh
ket era mpila n denga n
Jas a (Keahlian/
Ketr ampilan)
Moda l da n R eput asi
sama. Sehingga apabila terjadi kerugian, maka besar-
+
nya kerugian yang ditanggung disesuaikan dengan
J as a (K eahlian/
k ete ra mpilan de ngan
Syir kah ‘A bdan
besarnya modal yang diinvestasikan ke dalam bisnis
Rp X +
Syirka h
J as a (K eahlian/
Ket rampilan) tersebut (Karim, 2007).
Modal denga n J as a Mudhar abah
(K ea hlia n/Ke tra mpilan) Hulam (2010) menjelaskan bahwa praktik pem-
Rp X +
biayaan saat ini banyak ditawarkan dalam perbankan
Modal denga n J as a
(Ke ahlian/Ke tra mpilan)
Sy ir ka h
M udhara bah syariah salah satunya adalah mudharabah. Berdasar-
kan fiqih Islam mudharabah merupakan salah satu
Gambar 1.Skema Model Aktivasi Bank Syariah dalam bentuk kerjasama antara rab al-mal (investor) dengan
Usaha Ternak Sapi Potong seorang pihak kedua (mudharib) yang berfungsi seba-
gai pengelola dalam berdagang. Akad mudharabah
Contoh-contoh NUC antara lain yaitu Musyara- dalam Islam dibolehkan karena bertujuan untuk saling
kah, Muzara’ah, Musaqah, dan Mukhabarah. Usaha membantu antara Shahib al-mal (investor) dengan
ternak sapi potong adalah termasuk NUC. Kontrak atau pengelola dagang (mudharib). Demikian dikatakan
akad yang tepat adalah menggunakan Musyarakah oleh Ibn Rusyd (w.595/1198) dari madzhab Maliki
atau Syirkah (lihat gambar 1 Skema Model Aktivasi mengungkapkan bahwa kebolehan akad mudharabah
Bank Syariah). merupakan suatu kelonggaran yang khusus. Meski-
pun mudharabah tidak secara langsung disebutkan
Akad Musyarakah atau Syirkah oleh al-Qur’an atau Sunnah, mudharabah adalah
sebuah kebiasaan yang diakui dan dipraktikkan oleh
Akad Musyarakah atau Syirkah memiliki lima
umat Islam, dan bentuk dagang semacam ini tampak-
macam variasi yaitu: Pertama, syirkah Mufawadhah
nya terus hidup sepanjang periode awal masa Islam
adalah pihak yang berserikat atau bekerjasama men-
sebagai tulang punggung perdagangan jarak jauh
campurkan modal dengan komposisi jumlah yang
(Antonio Syafi’i, 2004).
sama. Kedua, syirkah ’Inan, pihak yang berserikat
Karim (2007) menggaris bawahi, faktor-faktor
mencampurkan modal dalam jumlah yang tidak sama.
yang harus ada atau rukun yang harus ada dalam
Apabila terjadi keuntungan, maka jumlah keuntungan
kontrak mudharabah adalah pelaku (pemilik modal
yang diterima berdasarkan kesepakatan nisbah
maupun pelaksana usaha), obyek mudharabah
demikian pula sebaliknya. Ketiga, Syirkah Wujuh,
(pemilik modal menyerahkan modalnya sebagai obyek
terjadi percampuran antara modal dengan reputasi
mudharabah, sedangkan pelaksana usaha menyerah-
atau nama baik seseorang. Apabila terjadi laba, keun-
kan modal kerjanya sebagai obyek mudharabah),
tungan dibagi berdasarkan kesepakatan nisbah antara
persetujuan kedua belah pihak (ijab-qabul) dan nisbah
masing-masing pihak. Apabila rugi, hanya pemilik
keuntungan.
modal saja yang akan menaggung kerugian financial
Berdasarkan penjelasan di atas, banyak alterna-
yang terjadi. Keempat, syirkah ’Abdan, terjadi per-
tif skema peran bank syariah yang bisa dijalankan
campuran jasa-jasa bisa salam bentuk keahlian dan
terkait dengan pengembangan usaha ternak potong.
ketrampilan antara orang-orang yang berserikat.
Dukungan pemerintah dalam hal ini Bank Indonesia

38
Model Aktivasi Peran Bank Syariah dalam Manajemen Usaha Pengembangan Usaha Ternak Sapi Potong

adalah dalam bentuk dorongan penyaluran kredit ke- Corporate Social Responsibility (CSR)
pada UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah). Program Corporate Social Responsibility (CSR)
Berbagai skim Kredit/pembiayaan UMKM diluncur- adalah salah satu pentuk pertanggungjawaban perusa-
kan oleh pemerintah dikaitkan dengan tugas dan haan terhadap lingkungan disekitar baik dalam jangka
program pembangunan ekonomi pada sektor-sektor pendek maupun jangka panjang. CSR ini akan mem-
usaha tertentu, misalnya ketahanan pangan, perterna- berikan kontribusi dan nilai tambah yang positif bagi
kan dan perkebunan. Peran pemerintah dalam skim- pertumbuhan yang berkelanjutan, juga memberikan
skim kredit UMKM ini adalah pada sisi penyediaan kesempatan bagi perusahaan khususnya perbankan
dana APBN untuk subsidi bunga skim kredit dimaksud, syariah untuk berperan dalam memecahkan masalah
sementara dana kredit/pembiayaan seluruhnya (100%) sosial, ekonomi dan lingkungan yang terintegrasi
berasal dari bank-bank yang ditunjuk pemerintah dengan strategi bisnisnya. Pada saat yang bersamaan,
sebagai bank pelaksana. Selain itu pemerintah berpe- perbankan syariah dapat dapat membangun citra dan
ran dalam penyiapan UMKM agar dapat dibiayai dengan reputasi yang positif dalam mewujudkan terciptanya
skim dimaksud, menetapkan kebijakan dan prioritas tata kelola perusahaan yang baik dan diantaranya
usaha yang akan menerima kredit, melakukan pem- sekaligus dapat mengurangi dampak risiko perbankan
binaan dan pendampingan selama masa kredit, dan terutama kredit yang bermasalah.
memfasilitasi hubungan antara UMKM dengan pihak Yusuf (2010) mengungkapkan bahwa konsep
lain. Bentuk skim kredit yang sangat familiar di ma- tanggung jawab sosial perusahaan selanjutnya di sebut
syarakat adalah Kredit Usaha Rakyat (KUR), yang CSR adalah salah satu bentuk tanggung jawab perusa-
khusus diperuntukkan bagi UMKM dengan kategori haan terhadap masyarakat yang menekankan bahwa
usaha layak, namun tidak mempunyai agunan yang pemilik perusahaan mempunyai tanggung jawab terha-
cukup dalam rangka persyaratan Perbankan. KUR dap masyarakat dan lingkungannya. Wacana tentang
adalah Kredit/pembiayaan kepada UMKM dan Ko- tanggung jawab sosial perusahaan di kalangan perban-
perasi yang tidak sedang menerima Kredit/Pembiaya- kan sudah cukup berkembang. Setelah ditetapkannya
an dari Perbankan dan/atau yang tidak sedang mene- UU No 40 tahun 2007 pasal 74 tentang keharusan
rima Kredit Program dari Pemerintah pada saat Perseroan Terbatas melakukan tanggung jawab sosial
permohonan Kredit/Pembiayaan diajukan. Tujuan dan lingkungan, perusahaan-perusahan di Indonesia
akhir diluncurkan Program KUR adalah meningkat- mau tidak mau berkewajiban melaksanakan program
kan perekonomian, pengentasan kemiskinan dan CSR. Apabila program CSR tidak dilaksanakan maka
penyerapan tenaga kerja (Bank Indonesia, 2013). pemerintah dapat memberikan sanksi sesuai dengan
Berikut adalah contoh skim kredit yang diluncur- ketentuan undang-undang yang berlaku (pasal 74, ayat
kan pemerintah dengan sektor peternakan sebagai 3). Kepatuhan untuk melaksanakan CSR bedasarkan
salah satu targetnya, seperti ditampilkan pada tabel 1 perintah undang-undang menjadi salah satu dorongan
sampai 3. perusahaan untuk melakukan CSR. Keberadaan pro-
Berdasarkan ketiga skim yang diluncurkan gram CSR perbankan syari’ah harus benar-benar me-
pemerintah, rata-rata bank peserta adalah bank umum nyentuh kebutuhan asasi masyarakat untuk member-
konvensional. Selain Bank Mandiri Syariah, belum ada dayakan ekonomi kearah yang lebih baik. Merubah
bank-bank syariah yang ikut dalam skim pemerintah mustahik menjadi muzakki, memberdayakan masya-
padahal potensi sector peternakan cukup besar. rakat miskin dan menciptakan pemerataan kesejahte-
Contoh skim yang dikeluarkan oleh Bank Mandiri raan ekonomi bagi masyarakat.
Syariah terkait dengan UMKM seperti pada tabel 4. Salah satu bentuk CSR adalah yang dilakukan
Berbagai skim alternatif transaksi syariah telah oleh Baitul Mal Aceh dengan mengulirkan zakat pro-
dijelaskan sebelumnya. Jika bank syariah ragu untuk duktif dan bisa dijadikan perbandingan yang konstruktif
terlibat dalam berbagai skim pembiayaan karena dalam pembuatan program CSR pada perbankan
banyaknya permasalahan di lapangan, maka untuk syari’ah. Dana yang dikumpulkan perbankan syari’ah
mengurangi risiko perbankan syariah dapat berperan baik dari dana zakat, infak, sedekah dan keuntungan
aktif dalam pengembangan usaha sapi potong dengan bank lebih layak untuk diproduktifkan berbanding
memaksimalkan perannya dalam corporate social dengan apa yang dilakukan oleh Baitul Mal Aceh.
responsibility. Hal ini karena kemampuan usaha, pengalaman dan

39
Yuniarti Hidayah Suyoso Putra, Sri Yati

Tabel 1. Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKPE)

KKPE adalah Kredit investasi dan/atau modal kerja yang diberikan dalam rangka mendukung
Definisi
program ketahanan pangan, dan diberikan melalui Kelompok Tani dan/atau Koperasi.
1. Padi, jagung, kedelai, ubi jalar, tebu, ubi kayu, kacang tanah, sorgum.
2. Hortikultura (cabe, bawang merah, jahe, kentang dan pisang), pengadaan pangan
(gabah, jagung, kedelai).
3. Peternakan sapi potong, sapi perah, pembibitan sapi, ayam ras petelur, ayam ras
Usaha yang
pedaging,ayam buras, itik dan burung puyuh, pengkapan
Dibiayai
4. Penangkapan ikan, budidaya udang, nila, gurame, patin, lele, kerapu macan, ikan mas
dan pengembangan rumput laut
5. Pengadaan/peremajaan peralatan, mesin, dan sarana lain untuk menunjang kegiatan di
atas.
Jangka Waktu
Tidak Terbatas
Proyek
Sumber Dana Bank Pelaksana 100%
1. Untuk petani, peternak, pekebun, nelayan, dan pembudidaya ikan paling tinggi sebesar
Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah);
2. Untuk koperasi dalam rangka p engadaan pangan (gabah, jagung, dan kedelai) paling
Plafon Kredit tinggi sebesar Rp5 00.000.000,00 (lima ratus juta rup iah);
3. Untuk kelompok tani dalam rangka pengadaan/ peremajaan peralatan, mesin, dan
sarana lain paling tinggi sebesar Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
Suku Bunga 1. Tebu, maksimal sebesar suku bunga penjaminan Bank (LPS) + 5%
Kredit 2. Ko moditas lain, maksimal sebesar su ku bunga penjaminan Bank (LPS) + 6%
1. Tebu : 7% p.a.
Suku Bunga 2. Ko moditas lain : 6% p.a.
Petani/Peternak
(ditinjau setiap 6 bln, ditetapkan oleh Menkeu)
Jangka Waktu
Maksimal 5 tahun
Kredit
1. Kementerian Keuangan: penyediaan dana APBN untuk subsidi bunga, menunjuk Bank
Pelaksana, persetujuan plafon KKPE masing-masing Bank
2. Mentan : p embinaan dan pengendalian
3. Gubernur :pembinaan dan pengendalian
Peran Pemerintah 4. Bupati/Walikota: pembinaan dan pengendalian, monitoring dan evaluasi
5. Dinas Tek nis: mengkoordinir,memonitor, mengevaluasi penyaluran dan pemanfaatan
KKPE, menginventarisasi kelompok tani yang memerlukan KKPE, membimbing
kelo mpok tani dalam menyusun RDKK, menandatangani dan bertanggungjawab atas
kebenaran RDKK Kelompok Tani, membimbing dan memantau kelompok tani
Target Realisasi Komitmen pendanaan oleh Bank : Rp 37,8 triliun
Daerah Realisasi Sumut,Su mbar,Sumsel, Jabar, Jatim, Jateng, Bali, Sulsel, Kalsel, Papua, Riau
BRI, BNI, Bank Mandiri, Bank Bukopin, BCA, Bank Agroniaga, BII, Bank CIMB Niaga, Bank
Bank Pelaksana Artha Graha, BPD Sumut, BPD Sumbar, BPD Sumsel, BPD Jabar, BPD Jateng, BPD DIY, BPD
Jatim, Bank Bali, BPD Sulsel, BPD Kalsel, BPD Papua, BPD Riau
1. Bank kesulitan memilih debitur yang layak
2. Debitur tidak dapat menyediakan agunan
3. Adanya batasan bahwa KKPE hanya disalurkan melalui Kelompok Tani dan/atau
Permasalahan
Kop erasi..
4. KKPE tidak dapat d igunakan untuk membiayai peralatan/mesin untuk penangkapan dan
budidaya ikan
Sumber: Bank Indonesia, 2013

40
Model Aktivasi Peran Bank Syariah dalam Manajemen Usaha Pengembangan Usaha Ternak Sapi Potong

Tabel 2. Kredit Usaha Pembibitan Sapi (KUPS)


KUPS adalah Kredit yang diberikan kepada bank pelaksana kepada Pelaku Usaha Pembibitan
Definisi
Sapi
Usaha yang Usaha pembibitan sapi untuk produksi sbibit sapi potong atau bibit sapi perah yang d ilengkapi
Dibiayai nomor identifikasi berupa microchips
Jangka Waktu
Proyek 2014

Sumber Dana Bank Pelaksana 100%

Plafon Kredit Maksimal Rp 66.315.000.000,00 per pelaku usaha (perusahaan pembibitan, koperasi,
kelompok/gabungan kelompok peternak)
Suku Bunga Kredit Maksimal sebesar suku bunga penjaminan Bank (LPS) + 6%
Suku Bunga
Maksimal 5% p.a.
Petani/Peternak
Jangka Waktu
Paling lama 6 tahun, dengan masa tenggang 24 bulan
Kredit
1. Kementerian Keuangan : menetapkan Bank Pelaksana, melakukan kerjasama dengan
Bank Pelaksana, menetapkan plafon per Bank, menyediakan dan membayar subsidi
bunga, menilai kepatuhan penyaluran KUPS
2. Mentan,Menkeu, Gubernur, Bupati/ Walikota: pembinaan dan pengendalian
pelaksanaan KUPS
Peran Pemerintah
Є 3. Dinas Kab/Kota: memberikan rekomendasi perusahaan pembibitan,
koperasi,kelompok/gab.kelompok sebagai peserta KUPS, mengetahui kontrak
kemitraan, mo nitoring dan evaluasi, menyampaikan laporan kep ada Dinas Prov.
4. Ditjen Peternakan : melakukan monitoring d an evaluasi

Target Realisasi 200.000 ekor per tahun


Daerah Realisasi Jatim,NTB, DIY, Jateng
Bank Pelaksana BRI, BNI, Bank Bukopin, Bank Jatim, Bank Jateng, BPD DIY, Bank Nagari, Bank Bali
1. Persyaratan administrasi yan g diminta perbankan untuk mengakses KUPS sangat
rumit.
Permasalahan 2. Pembayaran subsidi 6 bulan sekali memberatkan b agi Bank Pelaksana, sehingga ada
usulan untuk pembayaran subsidi dilaksanakan 3 bulan sekali.
Sumber: Bank Indonesia, 2013

sumber daya manusia yang ada dalam dunia perban- BRI Syariah (2012) juga memiliki program CSR
kan sudah barang tentu lebih baik dengan sumber daya yang dapat diberdayakan untuk membantu masyarakat
yang ada di Baitul Mal Aceh. Komitmen bank syari’ah ekonomi lemah dalam bentuk aplikasi sistem informasi
untuk menjadikan program CSR menjadi program zakat nasional (SIZN) ini dibuat dengan tujuan untuk
yang produktif bagi pemberdayaan ekonomi umat. membangun system informasi pengelolaan zakat yang
Apabila melihat pembiayaan mikro melalui zakat terintegrasi, baik secara internal di BAZNAS maupun
produktif yang dijalankanoleh Baitul Mal Aceh, maka nasional antar BAZNAS tingkat Pusat, Propinsi dan
dapat diambil dua strategi sebagai model pelaksanaan Kabupaten. Keunggulan dari SIZN yang diserah-
CSR yang lebih produktif pada bank syari’ah. Pertama, terimakan BRI Syariah ke Baznas adalah mudah
memaksimalkan pengelolaandana CSR secara pro- digunakan, menggunakan infrastruktur yang seder-
duktif dalam bentuk pembiayaan mikro bagi masya- hana, menghasilkan Nomor Pokok Wajib Zakat
rakat. Kedua, dalam pelaksanaan program CSR, bank (NPWZ) yang terintegrasi secara nasional, serta
syari’ah harus memaksimalkan pendayagunaan modal membuat laporan pengelolaan zakat yang sesuai
sosial (social capital) yang ada dalam setiap masya- dengan Pedoman dan Standar Akuntasi (PSAK).
rakat (Yusuf, 2010).

41
Yuniarti Hidayah Suyoso Putra, Sri Yati

Tabel 3. Kredit Usaha Rakyat (KUR)

KUR adalah Kredit/pembiayaan kepada UMKM dan Koperasi yang tidak sedang menerima
Kredit/Pembiayaan dari Perbankan dan/atau yang tidak sedang menerima Kredit Program dari
Definisi Pemerintah, pada saat permohonan Kredit/Pembiayaan diajukan, yang dibuktikan dengan hasil
Sistem Informasi Debitur dikecualikan untuk jenis KPR, KKB, Kartu Kred it dan Kredit
Konsumtif lainnya.
Usaha yang
Usaha produktif
Dibiayai
Jangka Waktu 2014
Proyek
Sumber Dana Bank Pelaksana 100%
1. KUR Mikro plafo n maksimal Rp5.000.000,00
Plafon Kredit 2. KUR Retail plafon maksimal Rp 500.000.000,00

1. KUR Mikro : 22% p.a.


Suku Bunga 2. KUR Retail : 14% p.a.
Kredit

Suku Bunga
-
Petani/Peternak
1. KMK maksimal 3 tahun dan dapat diperpanjang menjadi 6 tahun
Jangka Waktu 2. KI maksimal 5 tahun dan dapat diperpanjang sampai 10 tahun
Kredit

1. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian : menunjuk Bank Pelaksana


2. Kementerian Keuangan: menyediakan dana APBN dan membayar subsidi untuk IJP
3. Kementerian teknis: Mempersiapkan UMKM dan Koperasi untuk dapat dibiayai
Peran Pemerintah dengan KUR, menetapkan kebijakan dan prioritas usaha yang akan menerima kredit,
melakukan pembinaan dan pendampingan selama masa kredit,memfasilitasi hubungan
antara UMKM dengan pihak lain (misal:perusahaan inti)

Target Realisasi Rp 20 triliun per tahun


Daerah Realisasi Seluruh propinsi
BRI, Bank Mandiri, BNI, BTN, Bank Bukopin, Bank Syariah Mandiri,13 BPD (Bank DKI,
Bank Pelaksana Bank Nagari, Bank Jabar Banten, Bank Jateng, BPD DIY, Bank Jatim, Bank NTB, Bank Kalbar,
BPD Kalsel, Bank Kalteng, Bank Sulut, Bank Maluku dan Bank Papua)
1. Sosialiasi kepada masyarakat masih kurang
2. Suku bunga KUR masih dirasakan cukup tinggi
3. Keterlambatan pembayaran klaim dari Lembaga Penjamin
Permasalahan 4. Kesulitan mencari debitur yang sesuai dengan kriteria dan persyaratan
5. Terdapat dispute terhadap beberapa ketentuan KUR.
Sumber Bank Indonesia, 2013

Selain itu PT Bank BRI Syariah telah membentuk pelatihan dan pendampingan kelompok peternak
UPZ (Unit Pengumpul Zakat) Mitra BAZNAS dan dalam hal perbaikan usaha atau pengelolaan usaha
menyalurkan Zakat Karyawan BRI Syariah ke peternakan, membuat program kemitraan yang ber-
BAZNAS setiap bulannya sebesar Rp 300 sampai fungsi untuk membina sekaligus memetakan peternak
400jutaan, untuk disalurkan dalam program-program yang berpotensi besar mengembangkan usaha ternak
pemberdayaan masyarakat yang dilakukan BAZNAS. sapi potongnya, menyediakan fasilitas yang bisa mem-
Bentuk-bentuk CSR yang telah dilaksanakan oleh berikan keyakinan bahwa usahanya memang layak
bank syariah dapat menjadi alternatif dalam mengem- untuk dilaksanakan dan penyaluran dana yang
bangkan ternak sapi potong diantaranya yaitu: dikumpulkan perbankan syari’ah baik dari dana zakat,

42
Model Aktivasi Peran Bank Syariah dalam Manajemen Usaha Pengembangan Usaha Ternak Sapi Potong

Tabel 4. Skema Kredit Usaha Rakyat PT Bank Syariah Mandiri

SKEMA KREDIT USAHA RAKYAT PT. BANK SYARIAH MANDIRI

Program Barakah diberikan kepada Perorangan, Badan Usaha d i semua sektor indutri, untuk

keperluan produktif dengan lamanya usaha minimal 2 (dua) tahunj menurut penilaian bank

dapat dibiayai dengan kondisi:

1. Mempunyai potensi usaha dan atau komonditas yang diusahakan sudah mempunyaipasar.
2. Mempunyai prospek usaha yang layak dan mampu menyerap tenaga kerja.
3. Mempunyai legalitas dan perijinan usaha sesuai ketentuan yang berlaku.
4. Usaha tersebut memenuhi ketentuan dan persyaratan Pembiayaan yang berlaku sertadinyatakan layak
oleh BSM.
5. Tidak termasuk dalam daftar kredit macet atau kredit bermasalah.
6. Mengusulkan proposal pinjaman/kredit sesuai dengan kebutuhan usaha.

Dokumen Permohonan Pembiayaan

Form Surat Permohonan Pembiayaan (SPP) ISurat tertulis dari nasabah, dengan melampirkan:

1. Legalitas nasabah perorangan (KTP I SIM I Paspo r, KK, Akta nikah, Surat persetujuanistri/suami,
2. Legalitas badan usaha (SIUP, SIUK, SIU Industri, SIU Peternakan dll. TDP, SITU,NPWP, Akta
Pendirian)
3. Lap. Keuangan 2 tahun terakhir
4. Past performace usaha 1 tahun
5. Rencana usaha 1 tahun ke depan
6. Bukti kepemilikan agunan

Persyaratan Pembiayaan

1. Kebutuhan UMKM yang dibiayai adalah investasi dan/atau modal kerja layak untukdibiayai
berdasarkan alas pembiayaan yang sehat dan tidak sedang dibiayai fasilitasPembiayaan bank lainnya
2. Pembiayaan dapat disalurkan langsung ke nasabah atau melalui LKMS (LembagaKeuangan Mikro
Syariah)
3. Maksimum Pembiayaan adalah Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta).
4. Jangka Waktu Pemb iayaan untuk modal kerja 3 (tiga) tahun, apabila dip erlukan dapatdiperpanjang
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di BSM dan Investasi 5 (lima) tahun dansesuai dengan analisa
kelayakan serta ketentuan Pembiayaan yang berlaku pada BSM.
5. Margin/bagi hasil pembiayaan setinggi-tingginya setara dengan 16% efektif per tahun.
Prosedur pengajuan Program Barakah Calon nasabah merup akan pelaku usaha mikro, kecil,menengah dan
koperasi mengajukan permohonan ke Kantor Cabang Cabang Pembantu BSMterdekat, selanjutnya akan
dilakukan analisa sesuai ketentuan yang berlaku.
Sumber: PT Bank Syariah Mandiri, 2013

infak, sedekah untuk pembiayaan produktif bagi usaha tangguh terkendala beberapa permasalahan yaitu
mikro termasuk usaha ternak sapi potong. pembiayaan guna meningkatkan skala jumlah kepemi-
likan dalam mengembangkan usaha, pengadaan bibit
KESIMPULAN sapi bakalan, pemotongan betina produkfif, kendala
Usaha ternak sapi potong apabila dihubungkan data yang akurat sebagai dasar pengambilan kebi-
dengan program Swasembada Daging Sapi tahun jakan. Kendala tersebut berakibat tidak optimalnya
2014 maka berpotensi besar sebagai salah satu aspek beberapa skim pembiayaan yang didakan oleh peme-
ketahanan pangan di Indonesia. Akan tetapi dalam rintah yaitu Kredit Ketahanan Pangan dan Energi
prakteknya dalam membangun usaha ternak sapi yang (KKPE), Kredit Usaha Pembibitan Sapi (KUPS), dan

43
Yuniarti Hidayah Suyoso Putra, Sri Yati

Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang ternyata mayoritas Bank Indonesia. 2013. Kredit UMKM. http://www.bi.go.id/
diikuti oleh bank-bank umum. Keterlibatan bank web/id/UMKMBI/Kredit+Perbankan/Skim+Kredit/.
syariah hanya Bank Syariah Mandiri. Date Accessed 15 Mei 2013.
Dalam rangka untuk mengoptimalkan keaktifan Bisnis-jabar.com. 2012.Konsumsi Lokal Tinggi, Impor
Daging Sapi 2012 Butuh 72.290. http://bisnis-jabar.
peran bank syariah dalam sektor perternakan maka
com/index.php/berita/konsumsi-lokal-tinggi-impor-
dibentuklah skema model aktivasi peran bank syariah daging-sapi-2012-butuh-72-290-ton. Date Accessed:
dalam usaha ternak sapi potong. Bank syariah dapat 10 Mei 2013.
berperan secara langsung dan tidak langsung dalam Boediyana, T. 2007. Sekilas tentang Peternakan Sapi
memecahkan permasalahan dan mempertangguh Potong di Indonesia. http://www.agribisnews.com/
usaha ternak sapi. Peran langsung dilakukan dengan tentang-kami/29.html. Date Accessed 25 May 2013.
pendekatan kontrak/akad dan model pembiayaan, BRI Syariah. 2012. CSR Info. http://www.brisyariah.co.id/?
sedangkan peran tidak langsung adalah dengan mela- q=csr-info. Date Accessed 20 Mei 2013.
lui program Corporate Social Responsibility untuk Disnak.jabarprov.go.id.2013. Mewujudkan Swasembada
memperbaiki kondisi dasar peternak maupun usaha- Daging.www.disnak.jabarprov.go.id. Date accessed
20 May 2013.
nya dengan cara melakukan pelatihan dan pendam-
Hulam, T. 2010. Jaminan Dalam Transaksi Akad Mudha-
pingan apabila belum yakin kalau diberi pembiayaan robah pada Perbankan Syari’ah. Jurnal Mimbar
langsung usaha tersebut akan berhasil. Hukum Vol.22 No.3.
Penelitian terkait dengan peranan bank syariah Karim, A. 2007. Bank Islam:Analisis Fiqihh dan Keuangan,
di sektor peternakan masih terbuka luas. Keterba- Edisi Ketiga. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
tasan data menjadi kendala dan hendaknya dapat diba- Nugrayasa, O. 2013.Kebijakan Antisipatif untuk Pengen-
has pada penelitian selanjutnya. Penelitian selanjutnya dalian Harga Daging Sapihttp://www.setkab.go.id/
dapat diarahkan pada bentuk-bentuk peran aktif bank artikel-7411-.html. Kamis, 14 Februari 2013 - 08:06 WIB
syariah dalam sektor peternakan dalam nilai riil rupiah Date Accessed 25 May 2013.
yang sudah tersalurkan maupun program-program PT Bank Syariah Mandiri. 2013. Skema Kredit Usaha Rakyat
PT Bank Syariah Mandiri.
CSR di bidang ini.
Setiawan, A., dan Dwifantya, A. 2013. Asal Mula Pengung-
kapan Kasus Suap Impor Daging Sapi. http://
DAFTAR RUJUKAN nasional.news.viva.co.id/news/read/407735-asal-
Antonio Syafi’i, M. 2004. Bank Syari’ah dari Teori ke mula-pengungkapan-kasus-suap-impor-daging-sapi.
Praktik. Jakarta: Gema Insan Perss. Date Accessed 15 May 2013.
Asmaki, A.P., Hasnawi, M., dan Tidi, D.A. 2009. Agribisnis Siregar, S.B. 2008. Penggemukan Sapi. Edisi Revisi. Jakarta:
Ternak Sapi. Bandung: CV Pustaka Grafika. Penebar Swadaya.
Yusuf, M.Y. 2010. Model Pelaksanaan CSR Bank Syariah.
La_Riba, Jurnal Ekonomi Islam. Volume IV, No. 2,
Desember 2010.

44

Anda mungkin juga menyukai