Anda di halaman 1dari 5

Kajian Strategis Pengembangan Usaha Kambing Perah Peranakan Etawa

di Kabupaten Purworejo
1

Uswatun Hasanah1, Zulfanita, Fatkhiyah Rohmah1


Program Studi Agribisnis, Universitas Muhammadiyah Purworejo
tatazulfanita@yahoo.com
fatkhiyah.rohmah@ugm.mail.ac.id

Abstrak
Salah satu komoditas peternakan yang memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan adalah
kambing. Konsumsi susu masyarakat Indonesia rendah yaitu hanya 12 liter per kapita per tahun. Kambing
Peranakan Etawa merupakan komoditas dari subsektor peternakan yang sedang dikembangkan dan
diprioritaskan sebagai komoditas unggulan di Kabupaten Purworejo. Hal ini disebabkan adanya kesesuaian
iklim dan aksesibilitas ke berbagai daerah konsumen. Rendahnya konsumsi susu masyarakat dan besarnya
daya dukung pengembangan kambing PE di Kabupaten Purworejo menyebabkan dibutuhkannya kajian
untuk menjawab peluang tersebut.
Kajian ini disusun dengan data berupa data sekunder yang diakses dari Badan Pusat Statistik Kabupaten
Purworejo tahun 2013. Data yang lain berupa jurnal ilmiah, hasil-hasil penelitian yang dipublikasikan, artikel
ilmiah dan artikel populer yang dirangkum dari berbagai sumber. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah studi literatur berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan disusun. Tahap selanjutnya adalah
memanfaatkan semua informasi tersebut ke dalam model kuantitatif perumusan strategi.
Hasil kajian menunjukkan bahwa (1) kambing peranakan Etawa memiliki prospek yang baik untuk
dikembangkan sebagai kambing perah di Kabupaten Purworejo, (2) dihasilkan duabelas strategi
pengembangan usaha kambing perah peranakan Etawa melalui analisis SWOT, dan (3) peternak, pelaku
usaha susu dan pemerintah perlu melakukan temu usaha untuk menentukan prioritas strategi yang akan
dilaksanakan dalam pengembangan usaha.
Kata Kunci: Kambing PE, kambing perah, strategi usaha, analisis SWOT
Pendahuluan
Salah satu sektor yang menjadi pilar dalam pembangunan agribisnis di Indonesia dan memiliki potensi
untuk terus dikembangkan adalah sektor peternakan. Hal ini didukung oleh karakteristik produk yang dapat
diterima masyarakat Indonesia dan merupakan pasar yang potensial bagi agribisnis peternakan. Salah satu
sektor peternakan yang memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan adalah komoditas kambing.
Kontribusi komoditas kambing bagi pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat dan peningkatan pendapatan
rumah tangga cukup besar baik dari kambing pedaging maupun kambing perah.
Konsumsi susu masyarakat Indonesia tercatat masih cukup rendah jika dibandingkan negara lain di Asia
Tenggara yaitu hanya 12 liter per kapita per tahun. Jumlah tersebut jauh di bawah Malaysia (50,9 liter per
kapita per tahun), India (47,1 liter per kapita per tahun), Singapura (44,5 liter per kapita per tahun) dan
Thailand (33,7 liter per kapita per tahun). 1 Menurut Sutama dkk (2010) salah satu penyebab rendahnya
konsumsi susu adalah rendahnya produksi susu dalam negeri yang hampir seluruhnya berasal dari sapi perah.
Produksi susu nasional baru dapat memenuhi sekitar 30% dari kebutuhan dan sisanya harus dipenuhi melalui
impor.
Kabupaten Purworejo merupakan salah satu kabupaten di Jawa Tengah yang memiliki sektor basis pada
sektor peternakan. Kambing Peranakan Etawa (PE) merupakan komoditas dari subsektor peternakan yang
sedang dikembangkan dan diprioritaskan sebagai komoditas unggulan. Hal ini disebabkan adanya keseuaian
iklim dan aksesibilitas ke berbagai daerah konsumen. Rendahnya konsumsi susu masyarakat dan besarnya
daya dukung pengembangan kambing PE di Kabupaten Purworejo menyebabkan dibutuhkannya kajian yang
strategis untuk menjawab peluang tersebut.
Bahan dan Metode
1

Dirjen P2HP pada Peringatan Hari Susu Nasional dalam Kementan Dorong Produksi Susu Segar Non Sapi, Antara
News 31 Mei 2015

Kajian ini disusun dengan data berupa data sekunder berisi data populasi ternak di Kabupaten
Purworejo yang diakses dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Purworejo tahun 2013. Data yang lain berupa
jurnal ilmiah, hasil-hasil penelitian yang dipublikasikan, artikel ilmiah dan artikel populer yang dirangkum
dari berbagai sumber. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi literatur berdasarkan data
yang telah dikumpulkan dan disusun. Tahap selanjutnya dalah memanfaatkan semua informasi tersebut ke
dalam model kuantitatif perumusan strategi. Model ini disebut matriks SWOT atau analisis terhadap
Strength, Weakness, Opportunity dan Threat (Rangkuti, 2003). Analisis ini kemudian digamarkan ke dalam
bentuk matriks untuk menjawab peluang pengembangan kambing perah peranakan Etawa dalam bentuk
rumusan strategi yang dapat dilakukan.
Tabel 1. Diagram Matriks SWOT
IFAS Strength (S)
EFAS
Opportunity (O)
Strategi SO
Menciptakan strategi
menggunakan kekuatan untuk
menemanfaatkan peluang.
Treaths (T)
Strategi ST
Menciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan untuk
mengatasi ancaman.

Weakness (W)
Strategi WO
Menciptakan strategi yang
meminimalkan kelemahan
untuk memanfaatkan peluang.
Strategi WT
Menciptakan strategi yang
meminimalkan kelemahan dan
menghindari ancaman.

Hasil Diskusi
Kambing peranakan Etawa merupakan kambing keturunan Etawa asal negara India yang
dikawinsilangkan dengan kambing lokal di Kaligesing, Kabupaten Purworejo. Saat ini kambing peranakan
Etawa dikenal sebagai saat ini menjadi komoditas ternak unggulan di Kabupaten Purworejo. Berikut adalah
populasi kambing peranakan Etawa di Kabupaten Purworejo yang menunjukkan populasi kambing
peranakan Etawa terbanyak berada di Kecamatan Kaligesing dan secara keseluruhan populasi ternaik ini
mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Tabel 2. Populasi Kambing Peranakan Etawa Menurut Kecamatan di Kabupaten Purworejo 2013
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

Kecamatan
Grabag
Ngombol
Purwodadi
Bagelen
Kaligesing
Purworejo
Banyuurip
Bayan
Kutoarjo
Butuh
Pituruh
Kemiri
Bruno
Gebang
Loano
Bener
Jumlah
Tahun 2012

Jumlah
1.081
880
864
1.284
54.633
1.725
622
884
675
604
1.484
1.384
2.802
2.733
2.845
1.454
75.954
75.666

Sumber: Dinas Pertanian, Peternakan, Kelautan dan Perikanan Kabupaten Purworejo, diolah.

Berdasarkan data pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa Kabupaten Purworejo memiliki populasi kambing
peranakan Etawa yang besar. Kambing tersebut dapat dikembangkan sebagai kambing perah atau kambing
yang dimanfaatkan hasilnya berupa susu. Menurut Sarwono (2005) secara umum 7 ekor kambing dapat
menghasilkan susu yang sama jumlahnya dengan produksi susu 1 ekor sapi. Kambing perah dapat dipelihara
dalam skala kecil sehingga dapat meningkatkan gizi penduduk terhadap protein hewani dengan cepat. Harga
kambing juga lebih murah dibandingkan harga sapi sehingga masyarakat lebih mudah menjangkaunya.
Susu kambing peranakan Etawa sebagai memiliki kandungan protein, lemak Ca, Vitamin A dan Niacin
yang tinggi sangat baik untuk memperkuat daya tahan tubuh. Rasa dari susu ini khas disertai kandungan gizi

yang spesifik relatif mendekati ASI, non kolesterol membuat susu Etawa mudah dicerna dan dapat
dikonsumsi untuk anak-anak. Susu kambing juga potensial sebagai pengganti susu bagi anak-anak yang
mengidap alergi terhadap susu sapi. Hasil susu kambing Etawa sangat bervariasi berkisar antara 1,5-2,7
liter/hari /ekor dengan masa laktasi 5-7 bulan sehingga sangat memungkinkan untuk dibudidayakan sebagai
penghasil susu (Anonim, 2005). Penelitian lain oleh Sutama et.al. (2002) menyebutkan bahwa produksi susu
berkisar pada 510-1000 gram.ekor/hari.
Perhitungan ekonomi yang dipublikasikan oleh Agrina (2008) menyebutkan bahwa seorang pengusaha
pada saat mengawali usahanya membutuhkan modal sebesar Rp 22 juta kemudian dialokasikan untuk
membeli 10 ekor kambing betina dan seekor pejantan. Seluruhnya seharga Rp 12 juta. Sisa modal sebesar Rp
10 juta digunakan untuk membuat kandang. Kambing tersebut dapat menghasilkan susu sebanyak 40-50
liter/hari sehingga dengan harga jual Rp 50.000,-/ liter maka dalam satu tahun Break Event Point (BEP) telah
tercapai. Untuk menambah efisiensi produksi maka pengemasan dilakukan secara mekanis. Susu kambing
peranakan Etawa sangat berpotensi untuk dikembangkan jika masyarakat mengetahui manfaat susu kambing
dan peternak mengetahui cara menghasilkan susu yang baik.
Sejalan dengan peningkatan peminat susu kambing peranakan Etawa, peternak memiliki peluang usaha
yang menjanjikan dan terbuka lebar. Peternak dan pemerintah daerah Kabupaten Purworejo harus bekerja
sama memilih dan melakukan berbagai strategi pemasaran yang tepat. Strategi yang dapat diambil dalam
pengembangan kambing peranakan Etawa sebagai kambing perah adalah melakukan analisis terhadap aspek
lingkungan internal pelaku usaha yang dilakukan berdasarkan beberapa pendekatan yaitu pendekatan
produksi dan operasi, sumberdaya manusia, keuangan, pemasaran dan distribusi.
1. Produksi dan Operasi
Produksi adalah kegiatan pokok dalam usaha susu kambing peranakan Etawa yang meliputi
pemesanan sampai penerimaan bahan baku yaitu berupa kambing peranakan Etawa, pemeliharaan
sampai pemerahan susu, dan pengemasan sampai pemasaran.
2. Sumberdaya Manusia
Sumberdaya manusia menjadi modal yang sangat baik dan kuat apabila sumberdaya manusia dalam
usaha ini mampu menjaga kualitas dan kuantitas produksi dan memiliki kemampuan dalam
membaca kondisi pasar. Kualitas sumberdaya manusia dapat ditingkatkan melalui keikutsertaan
tenaga kerja dalam berbagai pelatihan yang diadakan oleh pemerintah maupun perguruan tinggi.
3. Keuangan
Penggunaan modal usaha harus diperhitungkan dengan baik. Pelaku usaha dapat mengajukan
pinjaman untuk menambah skala usaha namun resiko usaha menjadi semakin besar.
4. Pemasaran
Alat yang biasa digunakan untuk mencapai tujuan pemasaran adalah bauran pemasaran yang
meliputi produk, tempat distribusi, harga, dan promosi. Produk yang saat ini sudah banyak beredar
dan dijual di wilayah Kabupaten Purworejo dan sekitarnya adalah susu segar, susu instan, karamel
dan kerupuk susu. Adanya penambahan teknologi memungkinkan produk turunan lebih variatif
misalnya penambahan aneka rasa pada susu segar, pembuatan minuman yoghurt yang terbuat dari
susu kambing peranakan Etawa, dan lainnya. Adanya teknologi berupa mesin juga akan membuat
hasil produksi memiliki standar yang sama. Harga susu kambing peranakan Etawa saat ini di wilayah
Kabupaten Purworejo berkisar antara Rp 17.500 hingga Rp 20.000 per liter. Harga ini ditetapkan
berdasarkan biaya pokok produksi, keuntungan yang diharapkan dan pertimbangan terhadap harga
produk substitusi. Promosi yang dilakukan hingga saat ini adalah promosi melalui media berupa
brosur yang dititipkan bersama dengan produk yang dijual juga promosi yang dilakukan melalui
media internet.
5. Distribusi
Distribusi produk susu dan olahannya masih terkendala pada kontinuitas produksi sehingga
penjualan masih dilakukan secara langsug di rumah masing-masing produsen.
Selain analisis pada aspek internal, pendekatan yang dapat dilakukan dalam mengkaji strategi pengemabngan
usaha kambing perah adalah melakukan analisis SWOT dalam bentuk matriks sehingga strategi yang harus
dilakukan menjadi jelas.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sitepu (2008) tentang Prospek Pengembangan Usaha
Ternak Kambing di Kabupaten Karo dan Purworo (2009) tentang Analisis Strategi Pemasaran Susu Kambing
(Studi Kasus PT. Caprito Agrindo Prima Kec. Cariu Bogor) dicoba dirumuskan analisis SWOT sebagai
berikut:
Tabel 3. Analisis SWOT Pengembangan Kambing Perah Peranakan Etawa

Kekuatan (Strength)
Kelemahan (Weakness)
1. Kualitas produk baik
1. Teknologi
pengolahan
sederhana
2. Harga yang ditawarkan
2. Daya tahan produk terbatas
bersaing
3. Manfaat dan khasiat susu 3. Variasi produk terbatas
kambing PE
4. Lahan dan pakan tersedia
5. Pengolahan dan peralatan
sederhana
6. Pemasaran melalui promosi
7. Pengolahan sederhana
Peluang (Opportunity)
SO Strategi
WO Strategi
1. Teknologi informasi dan 1. Memanfaatkan
teknologi 1. Menggunakan
teknologi
teknologi produksi terus
informasi dalam upaya
baru yang dapat mengolah
berkembang.
penguatan promosi produk
susu kambing menjadi
2. Susu kambing PE dapat
melalui internet.
produk yang lebih beragam.
dikonsumsi oleh penderita 2. Meningkatkan
kerjasama 2. Membekali peternak dan
alergi susu sapi.
para
peternak
agar
pelaku industri olahan susu
3. Kebutuhan protein hewani
menjamin
ketersediaan
kambing
dengan
masyarakat
meningkat
bahan baku.
pengetahuan tentang gaya
seiring
peningkatan 3. Mencitrakan produk susu
hidup sehat masyarakat.
pendapatn masyarakat.
kambing yang merupakan 3. Mengolah susu menjadi
4. Gaya
hidup
sehat
bahan alami sebagai produk
produk lanjutan sehingga
masyarakat.
berkhasiat pengobatan dari
terdapat alternatif produk
5. Jumlah penduduk terus
penyakit.
dan
peningkatan
nilai
meningkat.
4. Meningkatkan
jumlah
tambah produk.
produksi
dengan
pengoptimalan
kapasitas
kandang untuk mensuplai
kebutuhan konsumen .
Ancaman (Threats)
ST Strategi
WT Strategi
1. Ketersediaan pakan dan 1. Memperluas informasi dan 1. Meningkatkan
investasi
bahan baku yang tidak
publikasi mengenai khasiat
mesin
produksi
untuk
stabil
dan testimoni produk yang
menambah
diferensiasi
2. Adanya pelaku industri
lebih baik dibandingkan
produk.
pendatang baru
produk substitusi, pendatang 2. Melakukan studi banding ke
3. Adanya produk substitusi
baru,
atau
perusahaan
industri pengolahan susu di
sejenis.
daerah lain.
2. Melakukan uji laboratorium
terhadap kandungan gizi dan
menyantumkan label halal.
3. Melakukan kerjasama antar
kelompok peternak dan
pelaku industri
Sumber: Sitepu (2008) dan Purworo (2009), diolah
Hasil analisis matriks SWOT telah menghasilkan 12 alternatif strategi yang dapat dipilih dan
dilaksanakan oleh peternak, pelaku usaha susu, dan pemerintah selaku pemangku kebijakan. Untuk memilih
strategi yang menjadi prioritas diperlukan analisis lanjutan berupa Quantitative Strategic Planning Matriks.
Kesimpulan
1. Kambing peranakan Etawa memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan sebagai kambing perah di
Kabupaten Purworejo.
2. Dihasilkan duabelas strategi pengembangan usaha kambing perah peranakan Etawa melalui analisis
SWOT.
3. Peternak, pelaku usaha susu dan pemerintah perlu melakukan temu usaha untuk menentukan prioritas
strategi yang akan dilaksanakan dalam pengembangan usaha.

Daftar Pustaka
Adriani, A. Sudono, T. Sutardi, W. Manalu dan I.K Sutama. 2003. Optimasi Produksi Anak dan Susu
Kambing Peranakan Etawa dengan Superovulasi dan Suplementasi Seng. Forum Pascasarjana.
Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Agrina. 2007. Memerah Rupiah dari Kambing Perah. Diakses dari http://agrina-online.com pada tanggal 10
Oktober 2015.
Anonim. 2015. Bisnis Susu Kambing PE, Berawal dari Kesulitan Beli Susu. Diakses dari
http://www.purworejokab.go.id/potensi-unggulan/potensi-ternak/hasil-olahan-susu pada tanggal 10
Oktober 2015.
Purworo, Pras. 2009. Analisis Strategi Pemasaran Pemasaran Susu Kambing (Studi Kasus PT. Caprito
Agrindo Prima). Skripsi. Fakultas Sains dan Teknologi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Jakarta
Sarwono, 2005. Beternak Kambing Unggul. Penebar Swadaya. Jakarta.
Sitepu, Ronal A.. 2008. Prosepek Pengembangan Usaha Ternak Kambing di Kabupaten Karo (Studi Kasus:
Desa Gurukinayan, Kacamatan Payung, Kabupaten Karo). Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera
Utara. Medan.

Anda mungkin juga menyukai