,Mengetahui
LATAR BELAKANG .I
Kelompok Tani Bina Mandiri berada di Kabupaten Garut tepatnya di Jl.tegalega Ds.
Tegalega kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut, Kelompok Tani Bina Mandiri berdiri pada
Tahun 2008. Kelompok Tani Bina Mnadiri ini sebagai lembaga memiliki anggota sebanyak 25
orang. keberadaan Kelompok Tani Bina Mandiri ini sejak dulu sangat mengakar dan berpegaruh
.dilingkungan masyarakat sekitarnya
Fungsi sentral lembaga kelompok tani yang selama ini dirasakan oleh masyarakat yaitu
.dapat membantu perekonomian pedesaan terutama di desa Tegalega
Dengan keberadaan kelompok tani yang sangat bermanfa’at untuk masyarakat, maka
Kelompok Tani Bina Mandiri didirikan untuk memenuhi fungsi sentral kelompok tani dalam
..pengembangan perekonomian masyarakat pedesaan
Sejalan dengan perkembangan arus informasi dan keberadaan dunia pada saat ini pihak
Kelompok Tani Bina Mandiri di tuntut untuk bersipat multifungsi, selain menjadi anggota
kelompok tani, keanggotaan dituntut untuk mempunyai skill kewirausahaan atau lebih dikenal
dengan sebutan Bisnis Managerial. hal ini belum sepenuhnya bisa diterapkan oleh Kelompok
Tani Bina Mandiri dikarenakan keterbatasan modal kerja dan minimnya fasilitas dan modal
.yang dimiliki
DASAR PEMIKIRAN .V
Anggota Kelompok Tani Bina Mandiri hampir semuanya para petani, begitu juga
masyarakat disekitar kelompok tani yang sekitar 95% mengandalkan hasil pertanian dan
peternakan. Kelompok Tani Bina Mandiri berpikir kedepan untuk mencapai keberhasilan dalam
pembinaan masyarakat, sesuai dengan program dan rencana tersebut diatas, terutama
berkaitan dengan pengembangan usaha salah satunya yang bisa dikerjakan adalah mengelola
ternak sapi potong luasnya lahan pertanian menjadi dasar utama Kelompok Tani Bina Mandiri
.untuk mengelola ternak sapi potong
Indonesia merupakan negara pengimpor sapi dan daging sapi guna memenuhi
permintaan daging sapi dalam negeri yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Apalagi pada
bulan-bulan tertentu seperti hari Lebaran dan Lebaran Qurban permintaan daging sapi sangat
tinggi sehingga harga daging sapi melonjak. Produksi daging sapi dalam negeri selama 5 tahun
terakhir selalu terjadi peningkatan rata-rata 7,6 % per-tahun (data Biro Pusat Statistik 2001).
Hal tersebut dikarenakan jumlah rumah pemotongan hewan yang meningkat seiring dengan
meningkatnya permintaan kebutuhan konsumsi daging sapi yang cukup tinggi. Selain itu
permintaan akan kualitas produksi daging juga semakin beragam, hal itu ditandai dengan
impor daging untuk restoran-restoran internasional yang semakin banyak dengan meminta
kualitas tertentu, seperti warna, keempukan, marbling atau pelemakan daging yang sesuai.
Dengan peningkatan permintaan tersebut tak kelak harga daging sapi menjadi cukup tinggi
yaitu berkisar Rp 60.000,- sampai Rp 85.000,- per-kilogram. Melihat keadaan pasar tersebut
pengembang-biakan sapi (penggemukan) menjadi potensi bisnis yang cukup menjanjikan.
VII. TUJUAN
Dengan usaha kegiatan penggemukan sapi ini diharapkan mempunyai dampak positif
berupa:
1. Tergarapnya potensi dan sumber daya lokal untuk dikembangkan menjadi kegiatan
usaha yang produktif dan konstruktif.
3. Secara makro, akan terpenuhinya kebutuhan daging dalam negeri dengan pasokan
lokal, meminimalisir impor sehingga menghemat devisa.
Dalam proyek ini bentuk kegiatannya adalah penggemukan sapi potong secara intensif
yang dilakukan oleh kelompok-kelompok peternak yang dikoordinir oleh Kelompok Tani Bina
Mandiri. Tehnik penggemukan yang biasa disebut kereman yaitu sapi dipelihara dengan cara
dikerem (disekap) dalam kandang pada jangka waktu 2 bulan, tanpa dipekerjakan sama sekali,
namun diberikan makanan. Makanan yang diberikan terdiri dari ampas ketela pohon, kulit
ketela pohon, dedak (katul), ampas tahu, hijau-hijauan (rumput atau perdu), konsentrat,
ditambah dengan pupuk KCL, SP36, dicampur zat pengurai yaitu NOPKOR dan zat penghilang
bau yaitu MOFU. Banyaknya makanan yang diberikan kurang lebih 10 % dari berat badan sapi,
contohnya, apabila berat sapi 300 kg, maka makanan yang diberikan secara berangsur-angsur
adalah 30 kg sehari (pagi dan sore). Selama pemeliharaan agar sapi senantiasa sehat maka
dilakukan pengobatan, pemberian vitamin, jamu-jamuan dan vaksinasi. Vaksinasi yang perlu
diberikan biasanya vaksin penyakit mulut, kuku anthrax dan lainnya. Sedangkan penimbangan
dan pemantauan dilakukan secara reguler 1 bulan sekali. Dengan demikian dalam waktu yang
relatif singkat (2 bulan) dapat memberikan berat badan seperti yang diharapkan.
A. Sosialisasi
Sebelum Proyek Penggemukan Sapi ini dilakukan maka langkah pertama yang diupayakan
adalah melakukan sosialisasi atas proyek ini kepada masyarakat yang berada disekitar
Kelompok Tani Bina Riksa. Hal tersebut dimaksudkan agar proyek ini betul-betul dapat
3) Menghubungi tokoh formal di kecamatan dan desa masyarakat sasaran (Camat, Kepala
desa dan perangkatnya). Pada tingkat ini dimaksudkan untuk mencari dukungan
terhadap proyek.
4) Melakukan pendekatan dengan dinas-dinas terkait, dalam hal ini adalah Dinas
Peternakan Kabupaten Garut dll.
B. Pelaksanaan
a) Kegaiatan usaha dilakukan oleh Para anggota dan masyarakat sekitar Kelompok Tani Bina
Mandiri
b) Sebelum diberikan hewan ternak, dan masyarakat sekiar Koperasi diberikan diklat yang
diadakan oleh Kelompok Tani Bina Mandiri bekerjasama dengan Biro Pengembangan
Kelompok Tani Bina Mandiri, anggota dan masyarakat sekiar Kelompok memperoleh
pengetahuan dan pemahaman yang baik atas hewan ternaknya dan cara pengolahan
pakan sehingga proses penggemukannnya akan dilakukan secara benar.
c) Sapi yang akan digemukkan adalah sapi bakalan jenis lokal berumur sekitar 2-3 tahun
dengan kondisi sehat dan postur yang baik. Ciri-ciri sapi bakalan yang baik antara lain;
mempunyai kerangka yang besar, tulang iga kuwung, pantat tidak lancip, kaki besar dan
kuat, kuku papak dan sejajar, mulut berujung papak, pelupuk mata tebal, mempunyai
nafsu makan besar, bulu bersinar, bersih. Sapi bakalan tersebut diperoleh dari pasar
setempat kemudian diserahkan kepada anggota dan masyarakat sekiar lembaga kelompok
tani untuk digemukkan. Proses penggemukan menurut perhitungan ekonomis dilakukan
selama 2 bulan. Selama masa penggemukan, anggota dan masyarakat sekiar Koperasi
akan disuplai makanan dan suplemen (jamu/vitamin) hewan ternaknya sebagaimana
anggaran dibawah nanti.
d) Pakan diupayakan dan diolah oleh anggota dan masyarakat sekiar kelopmpok.
e) Anggota dan masyarakat sekiar lembaga berkewajiban menjaga dan merawat sapi-sapi
tersebut agar sanantiasa dalam pertumbuhan dan kesehatan yang stabil. Juga
mengupayakan hija-hijauan sebagai salah satu bahan pakan ternak tersebut.
f) Untuk perkandangan akan dibebankan kepada anggota dan masyarakat sekiar Kelompok .
Adapun pembuatan kandang dan pengelolaan sapi-sapi tersebut akan dibimbing oleh
Kelompok Tani Bina Mandiri melalui pelatihan.
i) Setelah 2 bulan sapi-sapi tersebut kemudian dijual dengan harga penawaran tertinggi.
Harga penjualan diprediksikan sesuai harga pasar saat ini adalah Rp 7.600.000,- per-ekor
j) Pendapatan penjualan kemudian dikurangi oleh harga pokok produksi selama proses
penggemukan berlangsung. Selanjutnya harga pokok produksi tadi dipergunakan untuk
dibelikan lagi sapi yang akan dilakukan proses penggemukan periode II, begitu
seterusnya.
k) Saldo dari pengurangan biaya pokok produksi menjadi laba kotor yang akan dikurangi
dengan :
Proyek ini selesai dalam 36 periode atau selama 3 tahun. Setelah periode ke-36
tersebut setiap anggota dan masyarakat sekitar kelompok tani diharapkan :
b. Anggota dan masyarakat sektiar kelompok tani berkembang secara dinamis yang
memungkinkan mereka melakukan usaha-usaha lain yang menguntungkan.
c. Anggota dan masyarakat sekitar kelompok tani mampu mengelola kegiatan usaha dan
keuangannya secara mandiri.
d. Anggota dan masyarakat sekitar kelompok tani dapat berkembang menjadi lembaga
ekonomi masyarakat yang mandiri.
e. Koperasi dapat menjalin kerjasama timbal balik yang secara sosial dan ekonomi dengan
masyarakat sekitar, sehingga memperkuat posisi kelompok tani sebagai agen
perubahan dan pengembangan masyarakat.
Pelaksana program ini adalah Kelompok Tani Bina Mandiri Desa Tegalega Kecamatan
bungbulang Kabupaten Garut. Sedangkan struktur organisasi dan personalia proyek ini adalah:
Pengarah : 1. Kadinas Pertanian dan Peternakan Kab. Garut
2. Kabag Sosial Badan Pemberdayaan Masyarakat dan
Sosial (BPMS) Kab. Garut
Penasehat : Camat bungbulang
MANAJER KELOMPOK II :
PROYEK KETUA / ADM.
ANGGOTA
KELOMPOK III :
KETUA / ADM.
STAF : PEMBANTU
ANGGOTA
KEUANGAN UMUM
MANTRI HEWAN
Garis Koordinasi
Deskripsi kerja:
Untuk mengoptimalkan kinerja pengelola proyek tersebut, maka masing-masing elemen
dalam struktur manajemen diatas mempunyai tugas dan kewenangan yang tercover dalam
deskripsi kerja sebagai berikut :
OPERASIONAL MANAJERIAL
JABATAN
HARIAN KHUSUS HARIAN KHUSUS
1. Melakukan sosialisasi 1. Membuat laporan 1. Mengkoordinir 1. Mengkonsep dan
Manajer Proyek proyek ini kepada pihak- kegiatan setiap periode. pelaksanaan kegiatan membuat
pihak terkait. 2. Melakukan kerjasama proyek. perencanaan
2. Memimpin seluruh dengan pihak-pihak 2. Menyelenggarakan kegiatan.
kegiatan operasional terkait. rapat-rapat koordinasi 2. Membuat
harian proyek. 3. Menjaga/mengamankan dan evaluasi. keputusan-
3. Melakukan aset-aset proyek. 3. Melakukan keputusan atas
kegiatan administrasi pengarahan dan kebijakan usaha.
proyek. pengawasan kepada 3. Mempertanggung-
staf dan pembantu jawabkan
umum. pelaksanaanproyek
1.Mengelola keuangan 1.Mengatur, mencatat 1.Melakukan evaluasi dan 1.Merencanakan
Staf Keuangan proyek. danmenjaga/mengamank pengawasan distribusi anggaran
2.Membagi dan an kelancaran arus kas. keuangan setiap pendapatan dan
mendistribusikan dana 2.Membuat laporan kelompok. belanja setiap
pada pos-pos anggaran keuangan bulanan dan 2.Melakukan pembinaan periode.
yang telah diputuskan. tiap periode. manajemen keuangan 2.Memberikan
3.Membuat administrasi kepada setiap pertimbangan thd.
keuangan. kelompok. aspek keuangan
kpd. manajer
3.Mempertanggung-
jawabkan hasil
kerjanya.
1. Mengo 1. Membu 1. Melakukan 1. M
Staf Kesehatan ntrol, mengawasi dan at laporan pertumbuhan pendidikan, empertanggung-
hewan mengevaluasi bobot dan kesehatan sapi-sapi pengarahan dan jawabkan hasil
pertumbuhan dan ternak tiap bulan. pembinaan cara kerjanya.
kesehatan sapi-sapi beternak kepada
ternak. peternak.
Proyek penggemukan sapi Kelompok Tani Bina Mandiri ini memerlukan biaya sebesar Rp
744.200.000,- (terbilang; tujuh ratus empat puluh empat juta dua rtaus ribu rupiah) yang mana biaya
tersebut dialokasikan dari:
a. Dana bantuan guliran Rp 744.200.000,-
Untuk dana bantuan guliran (Revolving Fund) diajukan kepada Kementrian Pertanian RI
2. 1 set perangkat komputer, untuk memudahkan kegiatan bank data dan administrasi selama
proyek ini berlangsung.
3. Meja, kursi dan alat tulis kantor (ATK), sebagai sarana pendukung untuk kegiatan
administrasi proyek dan kelompok-kelompok peternak.
4. Lemari arsip, untuk menyimpan dan menjaga arsip-arsip selama pelaksanaan proyek ini
berlangsung.
6. Timbangan sapi, dipergunakan untuk mengukur dan memantau pertumbuhan sapi selama
masa penggemukan.
7. Mesin pengolah pakan, untuk mencacah dan mengolah pakan dimana bahan-bahan pakan
tadi dilumatkan dalam mesin tersebut sehingga menghasilkan pakan yang siap saji.
1. Sosialisasi program, pengenalan dan sosialisasi kepada masyarakat sasaran. Dalam hal ini
melibatkan camat Singajaya, kepala desa lokasi proyek, Kepala BPD lokasi proyek, tokoh
masyarakat, pekerja sosial masyarakat (PSM) setempat dan dinas instansi terkait.
2. Diklat, biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan diklat kepada seluruh calon anggota peternak.
3. Pembelian sapi jenis lokal berumur sekitar 2 tahun dalam keadaan normal ditetapkan sesuai
harga pasar sebesar Rp. 6.000.000,-. Sebanyak 100 ekor untuk 25 peternak awal.
4. Pakan sapi berupa comboran yang terdiri dari ampas ketela pohon, kulit ketela pohon,
dedak (katul), ampas tahu, hijau-hijauan (rumput atau perdu), konsentrat, ditambah dengan
pupuk KCL, SP36, dicampur zat pengurai yaitu NOPKOR dan zat penghilang bau MOFU, serta
tetes dan garam. Komboran diberikan 1 kali setiap hari (berangsur pagi dan sore).
5. Suplemen, selain pakan sapi-sapi tersebut, diberikan makanan suplemen berupa jamu-
jamuan atau vitamin secara temporer, yaitu 4 kali dalam satu bulan. Hal tersebut bertujuan
agar sapi-sapi selalu dalam keadaan sehat dan bertambahnya napsu makan.
6. Chek-up dan penimbangan sapi, dalam hal ini Kelompok Tani Bina Mandiri menyediakan
seorang mantri hewan yang selalu memantau keadaan dan kesehatan sapi-sapi tersebut
agar tetap dalam perkembangan pertumbuhan (penggemukan) sesuai program. Chek-up
dan penimbangan dilakukan 1 bulan sekali.
7. Selama pelaksaan kegiatan ini, ditetapkan seorang manajer proyek sebagai koordinator
proyek sekaligus pengarah lapangan dibantu dengan 2 orang staf yakni staf keuangan yang
bertugas sebagai pengelola keuangan proyek dan dibantu dengan 1 orang pembantu umum
yang bertugas sebagai pendistribusi pakan dan pekerjaan lainnya. Sedangkan tiap-tiap
kelompok ditunjuk seorang ketua kelompok sekaligus mengurusi administrasi setiap
kelompoknya.
8. Anggaran operasional pengelolaan ditetapkan dalam satu periode kegiatan ini (3 bulan)
untuk :
9. Adminstrasi dan telepon, sebagai biaya administrasi dan penggunaan sarana telepon untuk
kegiatan proyek.
10. Perawatan kendaraan, sebagai biaya perawatan untuk kendaraan sarana proyek selama 1
periode agar senantiasa dalam keadaan laik pakai.
11. Biaya lain-lain, sebagai cadangan lain-lain untuk pos anggaran tak terduga.
Analisis keuangan dan sirkulasi arus kas dapat dilihat dalam lampiran 1 proposal ini.
Selama proyek ini berjalan diadakan kegiatan monitoring secara reguler terhadap
pelaksanaan proyek ini dimaksudkan untuk melihat sampai sejauh mana proyek ini berjalan
sesuai rencana dan mencapai tujuan-tujuannya dan mengevaluasi kinerja pengelola proyek
agar terhindar dari deviasi dan unefisiensi. Monitoring diadakan setiap 1 periode berakhir dan
dilakukan oleh tim monitoring yang terdiri dari Kelompok Tani Bina Mandiri dan Instansi
terkait.
XVIII. PENUTUP
Demikian proposal usaha penggemukan sapi Kelompok Tani Bina Mandiri. Besar
harapan kami dengan terealisasinya kegiatan ini menjadi salah satu alternatif solusi yang
berdampak positif terutama terhadap masyarakat sasaran dan lingkungan sosial sekitarnya.
Bagaimanapun akhirnya kita sendiri yang harus berupaya mencari pemecahan atas persoalan-
persoalan yang terjadi sebagaimana pesan Allah SWT dalam Al Qur’an surat Ar Ra’d ayat 11
yang artinya, Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum (komunitas
masyarakat) selagi mereka tidak berusaha merubahnya sendiri.
Oleh karena itu kami berharap atas dukungan dan partisipasi kongkrit British Council
melalui program kewirausahaan atas upaya yang akan kami lakukan ini. Akhirnya atas
perhatian, dukungan dan partisipasinya kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
,Mengetahui
Analisis biaya yang dipakai di bawah ini bersifat progresif, dimana kecenderungan harga-harga
selalu naik. Asumsi-asumsi tersebut selanjutnya diterangkan di bawah ini sebagi berikut :
A. INVESTASI
PENGELUARAN
Pos Anggaran Pengeluaran yang ditetapkan dalam pelaksanaan proyek ini meliputi :
I. Pengadaan sarana
Biaya Variabel
e) Operasional berupa :
1. Biaya pengadaan pakan 6 rit @Rp 25.000,- untuk 3 gudang transit selama 2 bulan.
Biaya Tetap
2. Staf 1 orang dan pembantu umum 1 orang Rp 300.000 sebulan selama 2 bulan.
B. PENDAPATAN
I. Setelah 2 bulan dilakukan penjualan 100 ekor sapi dengan harga jual pasar Rp 7.600.000,-
per-ekor (harga bulan Januari 2011)
II. Perolehan penjualan selanjutnya dikurangi sejumlah biaya pengeluaran (biaya pokok
produksi) sehingga diperoleh laba kotor .
2. Dana sosial (untuk keperluan sosial kelompok) sebesar 3 % dari laba kotor.
2. 35 % menjadi dana guliran (revolving fund) untuk modal kerja anggota baru, begitu
seterusnya dalam setiap periode.
C. KETERANGAN LAIN
1. Karena dana bersifat guliran (revolving), maka perhitungan Return on Invesment (ROI) dan
Payback Period tidak dibuat.
2. Apabila investasi membutuhkan pengangsuran (pinjaman) pada setiap periode, maka akan
terjadi perubahan-perubahan asumsi menyesuaikan pos biyaya