Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL

KELOMPOK TANI JAYA TANI


PENGGEMUKAN SAPI POTONG LOKAL

Sekretariat : JL. Dr. Sutomo No. 12 Desa Wajah Jaya


Kecamatan Lasalimu Selatan Kabupaten Buton
Provinsi Sulawesi Tenggara
2020
KELOMPOK TANI JAYA TANI
Mandiri Dalam Berkarya, Berbagi Dalam Sejahtera
Jl. Rd. Sutomo No.12 Ds. Wajah Jaya Kec. Lasalimu Selatan Kab. Buton – Sulawesi Tenggara

Wajah Jaya, 4 Maret 2020


Nomor : 11/UDB /01/IX/2011 Kepada Yth,
Lampiran : 1 (Satu) Berkas Bapak Menteri Pertanian RI
Perihal : Pengajuan Bantuan Kelompok Tani Ternak Cq. Dirjen Peternakan
(Penggemukan Sapi Potong)
Di
Jakarta
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Salam sejahtera kami sampaikan semoga kita sekalian berada dalam lindungan Alloh SWT.
Amiin.
Bersama ini kami sampaikan kepada Bapak satu berkas Proposal Permohonan Dana untuk
program pengembangan sapi potong di kelompok tani bina mandiri mengingat kelompok tersebut
berada di Kabupaten Garut yang merupakan salah satu Kabupaten yang berpotensi untuk
mengembangkan ternak sapi, baik dilihat dari segi kebutuhan konsumsi masyarakatnya sendiri yang
masih kurang mencukupi maupun peluang pemasaran keluar daerah.
Kelompok Tani Bina Mandiri yang beralamat di Jl.Tegalega Ds. Tegalega kecamatan
Bungbulang Kabupaten Garut, sebagai Lembaga yang berbasis pada dukungan masyarakat,
dibutuhkan sumber daya manusia yang handal dan dukungan sumber daya alam yang baik pula,
agar menjadi lembaga yang mandiri. Untuk itu, direncanakan adanya pengembangan agribisnis
dalam bidang Penggemukan ternak sapi potong, dengan rincian anggaran biaya sebesar
Rp744.200.000,- (terbilang; tujuh ratus empat puluh empat juta dua rtaus ribu rupiah)
Oleh karen itu, kami menyambut hangat dan penuh antusias terhadap Program
Kementerian Pertanian Republik Indonesia tentang upaya pemberdayaan dan Pengembangan
Usaha Agribisnis terhadap kelompok Tani Bina Mandiri
Demikian usulan ini disampaikan, atas segala perhatiannya kami ucapkan banyak terima
kasih dan semoga Alloh SWT. berkenan membalasnya Amiin
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Ketua Kelompok Tani Bina Mandiri Sekretaris

ENGKUS SUTISNA ITANG

,Mengetahui

Camat UPTD Peternakan a.n Kepala Desa Tegalaega


Kec. Bungbulang Kec. Bungbulang

DRA.HJ.UUM SUHARTINI …………………………………. TOHA


NIP. NIP.
KELOMPOK TANI BINA MANDIRI
TEGALEGA BUNGBULANG KABUPATEN GARUT
Jl.Tegalega Ds. Mekartani Kec. Tegalega Kab. Garut tlp. 085223509325

PROPOSAL USULAN BANTUAN DANA


PENGGEMUKAN SAPI POTONG
KELOMPOK TANI BINA MANDIRI

LATAR BELAKANG .I
Kelompok Tani Bina Mandiri berada di Kabupaten Garut tepatnya di Jl.tegalega Ds.
Tegalega kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut, Kelompok Tani Bina Mandiri berdiri pada
Tahun 2008. Kelompok Tani Bina Mnadiri ini sebagai lembaga memiliki anggota sebanyak 25
orang. keberadaan Kelompok Tani Bina Mandiri ini sejak dulu sangat mengakar dan berpegaruh
.dilingkungan masyarakat sekitarnya
Fungsi sentral lembaga kelompok tani yang selama ini dirasakan oleh masyarakat yaitu
.dapat membantu perekonomian pedesaan terutama di desa Tegalega
Dengan keberadaan kelompok tani yang sangat bermanfa’at untuk masyarakat, maka
Kelompok Tani Bina Mandiri didirikan untuk memenuhi fungsi sentral kelompok tani dalam
..pengembangan perekonomian masyarakat pedesaan
Sejalan dengan perkembangan arus informasi dan keberadaan dunia pada saat ini pihak
Kelompok Tani Bina Mandiri di tuntut untuk bersipat multifungsi, selain menjadi anggota
kelompok tani, keanggotaan dituntut untuk mempunyai skill kewirausahaan atau lebih dikenal
dengan sebutan Bisnis Managerial. hal ini belum sepenuhnya bisa diterapkan oleh Kelompok
Tani Bina Mandiri dikarenakan keterbatasan modal kerja dan minimnya fasilitas dan modal
.yang dimiliki

VISI KELOMPOK TANI .II


Menjadi kelompok tani sekaligus lembaga Usaha yang mandiri yang bertujuan .a
.mensejahterakan anggota
Dapat memberdayakan anggota disekitar Kelompok dibidang pertanian dan peternakan .b
Meningkatkan nilai tambah Kelompok Tani dan masyarakat khususnya para petani .c
.disekitar Kelompok Tani Bina Mandiri

PROGRAM UMUM .III


Program di Kelompok Tani Bina Mandiri yaitu pengembangan penggemukan sapi
potong local agar para anggota kelompok tani bersama masyarakat agar pendapatan income
.perkapita nya meningkat Kelompok Tani Bina Mandiri
, Kegiatan Kelompok Tani Bina Mandiri berlangsung setiap hari

PROGRAM AGRIBISNIS .IV


Program Agribisnis yang kami ajukan dalam proposal ini berdasarkan pada potensi
wilayah di lingkungan sekitar Kelompok Tani Bina Mandiri dengan 95% masyarakat bergerak
dibidang Pertanian , sehingga kami berpikir, apabila Kelompok Tani Bina Mandiri melakukan
agribisnis Peternakan maka dampak kedepannya akan mendapatkan nilai tambah bagi anggota
kelompok, yang kenyataannya pada saat ini Kelompok Tani Bina Mandiri hanya bergerak
.dibidang pertanian dan mengandalkan iuran anggotanya , itu juga tidak sesuai harapan
Bertitik tolak dari kenyataan diatas dan berpikir kedepan, apabila kondisi ini dibiarkan, maka
akan banyak kelompok tani yang tinggal kenangan. Salah satu upaya untuk bisa bangkit adalah
dengan memberdayakan potensi yang ada disekitar Kelompok Tani Bina Mandiri , diantaranya
menampung hasil produksi pertanian yang berupa tanaman palawija dan mengembangkan
peternakan sapi. karena dengan adanya peternakan sapi maka diharapkan hasilnya bisa
membantu kebutuhan Kelompok Tani Bina Mandiri. Harapan ini salah satunya dari
Kementerian Pertanian yang di aplikasikan kepada pemberian modal untuk pembelian hewan
.ternak (Sapi) dan modal kerja
Untuk menunjang program tersebut diatas, Kelompok Tani Bina Mandiri hanya memiliki
.lahan 1 Ha. dan hal ini bisa digunakan untuk menunjang program yang kami ajukan

DASAR PEMIKIRAN .V
Anggota Kelompok Tani Bina Mandiri hampir semuanya para petani, begitu juga
masyarakat disekitar kelompok tani yang sekitar 95% mengandalkan hasil pertanian dan
peternakan. Kelompok Tani Bina Mandiri berpikir kedepan untuk mencapai keberhasilan dalam
pembinaan masyarakat, sesuai dengan program dan rencana tersebut diatas, terutama
berkaitan dengan pengembangan usaha salah satunya yang bisa dikerjakan adalah mengelola
ternak sapi potong luasnya lahan pertanian menjadi dasar utama Kelompok Tani Bina Mandiri
.untuk mengelola ternak sapi potong

DAMPAK / HASIL .VI


Dengan terpenuhinya penyedian hewan ternak dan modal kerja, kami yakin bahwa
kegiatan yang kami laksanakan akan bermanfaat untuk Kelompok Tani Bina Mandiri dan
.Masyarakat Sekitarnya, yang akhirnya berjalan tanfa mengandalkan orang lain
Harapan kedepan Kelompok Tani Bina Mandiri ini, apabila ajuan kami terkabulkan maka
kami akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal dilingkungan Kelompok Tani Bina
.Mandiri begitu juga kondisi kelompok tani akan lebih kuat dan berkembang

VII. POTENSI PASAR

Indonesia merupakan negara pengimpor sapi dan daging sapi guna memenuhi
permintaan daging sapi dalam negeri yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Apalagi pada
bulan-bulan tertentu seperti hari Lebaran dan Lebaran Qurban permintaan daging sapi sangat
tinggi sehingga harga daging sapi melonjak. Produksi daging sapi dalam negeri selama 5 tahun
terakhir selalu terjadi peningkatan rata-rata 7,6 % per-tahun (data Biro Pusat Statistik 2001).
Hal tersebut dikarenakan jumlah rumah pemotongan hewan yang meningkat seiring dengan
meningkatnya permintaan kebutuhan konsumsi daging sapi yang cukup tinggi. Selain itu
permintaan akan kualitas produksi daging juga semakin beragam, hal itu ditandai dengan
impor daging untuk restoran-restoran internasional yang semakin banyak dengan meminta
kualitas tertentu, seperti warna, keempukan, marbling atau pelemakan daging yang sesuai.
Dengan peningkatan permintaan tersebut tak kelak harga daging sapi menjadi cukup tinggi
yaitu berkisar Rp 60.000,- sampai Rp 85.000,- per-kilogram. Melihat keadaan pasar tersebut
pengembang-biakan sapi (penggemukan) menjadi potensi bisnis yang cukup menjanjikan.

VII. TUJUAN

Tujuan dari kegiatan ini adalah ;

1. Memulihkan keberdayaan masyarakat

2. Menciptakan lapangan kerja baru yang berbasis potensi lokal.

3. Meningkatkan pendapatan / penghasilan kelompok tani dan masyarakat daerah


sekitanya.

4. Menggerakkan roda perekonomian daerah.

5. Mengelola lingkungan lokal secara berkelanjutan

6. Meningkatkan peran Kelompok Tani Bina Mandiri di masyarakat.


VIII. OUT PUT (DAMPAK SOSIAL DAN EKONOMI

Dengan usaha kegiatan penggemukan sapi ini diharapkan mempunyai dampak positif
berupa:

1. Tergarapnya potensi dan sumber daya lokal untuk dikembangkan menjadi kegiatan
usaha yang produktif dan konstruktif.

2. Kestabilan lingkungan sosial dan keamanan karena masyarakat sasaran (anggota)


mempunyai lahan ekonomi secara mandiri.

3. Secara makro, akan terpenuhinya kebutuhan daging dalam negeri dengan pasokan
lokal, meminimalisir impor sehingga menghemat devisa.

IX. BENTUK KEGIATAN

Dalam proyek ini bentuk kegiatannya adalah penggemukan sapi potong secara intensif
yang dilakukan oleh kelompok-kelompok peternak yang dikoordinir oleh Kelompok Tani Bina
Mandiri. Tehnik penggemukan yang biasa disebut kereman yaitu sapi dipelihara dengan cara

dikerem (disekap) dalam kandang pada jangka waktu 2 bulan, tanpa dipekerjakan sama sekali,
namun diberikan makanan. Makanan yang diberikan terdiri dari ampas ketela pohon, kulit
ketela pohon, dedak (katul), ampas tahu, hijau-hijauan (rumput atau perdu), konsentrat,
ditambah dengan pupuk KCL, SP36, dicampur zat pengurai yaitu NOPKOR dan zat penghilang
bau yaitu MOFU. Banyaknya makanan yang diberikan kurang lebih 10 % dari berat badan sapi,
contohnya, apabila berat sapi 300 kg, maka makanan yang diberikan secara berangsur-angsur
adalah 30 kg sehari (pagi dan sore). Selama pemeliharaan agar sapi senantiasa sehat maka
dilakukan pengobatan, pemberian vitamin, jamu-jamuan dan vaksinasi. Vaksinasi yang perlu
diberikan biasanya vaksin penyakit mulut, kuku anthrax dan lainnya. Sedangkan penimbangan
dan pemantauan dilakukan secara reguler 1 bulan sekali. Dengan demikian dalam waktu yang
relatif singkat (2 bulan) dapat memberikan berat badan seperti yang diharapkan.

X. STRATEGI DAN TEHNIS PELAKSANAAN

Tehnis pelaksanaan kegiatan ini adalah :

A. Sosialisasi

Sebelum Proyek Penggemukan Sapi ini dilakukan maka langkah pertama yang diupayakan
adalah melakukan sosialisasi atas proyek ini kepada masyarakat yang berada disekitar
Kelompok Tani Bina Riksa. Hal tersebut dimaksudkan agar proyek ini betul-betul dapat

diterima masyarakat sehingga mereka akan antusias untuk mendukungnya. Langkah-


langkah yang dilakukan dalam program sosialisasi ini adalah :

1) Menghubungi masyarakat peternak lingkungan proyek sebagai studi kasus untuk


mengetahui secara dekat kebutuhan dan harapan mereka.
2) Menghubungi lembaga kemasyarakatan yang ada di masyarakat sasaran, dalam hal ini
BPD, RW, RT, pemuka masyarakat dan tokoh agama. Hal ini dilakukan dengan tujuan
untuk mengetahui respon mereka dan juga mendapatkan input-input yang dapat
mendukung proyek ini serta sesuai dengan kondisi dan harapan masyarakat sasaran.

3) Menghubungi tokoh formal di kecamatan dan desa masyarakat sasaran (Camat, Kepala
desa dan perangkatnya). Pada tingkat ini dimaksudkan untuk mencari dukungan
terhadap proyek.

4) Melakukan pendekatan dengan dinas-dinas terkait, dalam hal ini adalah Dinas
Peternakan Kabupaten Garut dll.

B. Pelaksanaan

a) Kegaiatan usaha dilakukan oleh Para anggota dan masyarakat sekitar Kelompok Tani Bina
Mandiri

b) Sebelum diberikan hewan ternak, dan masyarakat sekiar Koperasi diberikan diklat yang
diadakan oleh Kelompok Tani Bina Mandiri bekerjasama dengan Biro Pengembangan
Kelompok Tani Bina Mandiri, anggota dan masyarakat sekiar Kelompok memperoleh

pengetahuan dan pemahaman yang baik atas hewan ternaknya dan cara pengolahan
pakan sehingga proses penggemukannnya akan dilakukan secara benar.

c) Sapi yang akan digemukkan adalah sapi bakalan jenis lokal berumur sekitar 2-3 tahun
dengan kondisi sehat dan postur yang baik. Ciri-ciri sapi bakalan yang baik antara lain;
mempunyai kerangka yang besar, tulang iga kuwung, pantat tidak lancip, kaki besar dan
kuat, kuku papak dan sejajar, mulut berujung papak, pelupuk mata tebal, mempunyai
nafsu makan besar, bulu bersinar, bersih. Sapi bakalan tersebut diperoleh dari pasar
setempat kemudian diserahkan kepada anggota dan masyarakat sekiar lembaga kelompok
tani untuk digemukkan. Proses penggemukan menurut perhitungan ekonomis dilakukan

selama 2 bulan. Selama masa penggemukan, anggota dan masyarakat sekiar Koperasi
akan disuplai makanan dan suplemen (jamu/vitamin) hewan ternaknya sebagaimana
anggaran dibawah nanti.

d) Pakan diupayakan dan diolah oleh anggota dan masyarakat sekiar kelopmpok.

e) Anggota dan masyarakat sekiar lembaga berkewajiban menjaga dan merawat sapi-sapi
tersebut agar sanantiasa dalam pertumbuhan dan kesehatan yang stabil. Juga
mengupayakan hija-hijauan sebagai salah satu bahan pakan ternak tersebut.

f) Untuk perkandangan akan dibebankan kepada anggota dan masyarakat sekiar Kelompok .
Adapun pembuatan kandang dan pengelolaan sapi-sapi tersebut akan dibimbing oleh
Kelompok Tani Bina Mandiri melalui pelatihan.

g) Setiap Anggota dan masyarakat sekitar lembaga harus menyelenggarakan kegiatan


administrasi yang tertib dan terkontrol serta diakhir periode Pengurus harus membuat
laporan kegiatan dan keuangan.
h) Selama masa penggemukan tersebut hewan-hewan ternak tadi akan dikontrol secara
berkala, yakni 1 bulan sekali. Kontrol dilakukan untuk mengukur kesehatan dan tingkat
pertumbuhannya agar tetap dalam grafik pertumbuhan sesuai program. Kontrol akan
dilakukan oleh seorang mantri hewan yang ditunjuk.

i) Setelah 2 bulan sapi-sapi tersebut kemudian dijual dengan harga penawaran tertinggi.
Harga penjualan diprediksikan sesuai harga pasar saat ini adalah Rp 7.600.000,- per-ekor

j) Pendapatan penjualan kemudian dikurangi oleh harga pokok produksi selama proses
penggemukan berlangsung. Selanjutnya harga pokok produksi tadi dipergunakan untuk
dibelikan lagi sapi yang akan dilakukan proses penggemukan periode II, begitu
seterusnya.

k) Saldo dari pengurangan biaya pokok produksi menjadi laba kotor yang akan dikurangi
dengan :

 Tabungan anggota dan masyarakat sekiar Koperasi sebesar 10%


 Dana Sosial sebesar 3%
 PPh Pasal 25 sebesar 5 %
l) Setelah pengurangan tersebut diperoleh laba bersih yang akan dibagi dua yakni :

 Untuk Anggota peternak sebagai pendapatan mereka sebesar 65 %

XI. MANFA’AT PROYEK

Proyek ini selesai dalam 36 periode atau selama 3 tahun. Setelah periode ke-36
tersebut setiap anggota dan masyarakat sekitar kelompok tani diharapkan :

a. anggota dan masyarakat sekitar kelompok tani mempunyai masing-masing minimal 1


ekor sapi.

b. Anggota dan masyarakat sektiar kelompok tani berkembang secara dinamis yang
memungkinkan mereka melakukan usaha-usaha lain yang menguntungkan.

c. Anggota dan masyarakat sekitar kelompok tani mampu mengelola kegiatan usaha dan
keuangannya secara mandiri.

d. Anggota dan masyarakat sekitar kelompok tani dapat berkembang menjadi lembaga
ekonomi masyarakat yang mandiri.

e. Koperasi dapat menjalin kerjasama timbal balik yang secara sosial dan ekonomi dengan
masyarakat sekitar, sehingga memperkuat posisi kelompok tani sebagai agen
perubahan dan pengembangan masyarakat.

f. Permasalahan limbah tapioka dapat sedikit terkurangi sehingga membantu terciptanya


lingkungan yang bersih dan sehat.

XII. STRUKTUR DAN MANAJEMEN

Pelaksana program ini adalah Kelompok Tani Bina Mandiri Desa Tegalega Kecamatan
bungbulang Kabupaten Garut. Sedangkan struktur organisasi dan personalia proyek ini adalah:
Pengarah : 1. Kadinas Pertanian dan Peternakan Kab. Garut
2. Kabag Sosial Badan Pemberdayaan Masyarakat dan
Sosial (BPMS) Kab. Garut
Penasehat : Camat bungbulang

Tim monitoring / evaluasi : Dinas Instansi terkait


Pen. Jawab/Manajer Proyek : Ketua Kelompok Tani

Koordinator kelompok I : Toha

Koordinator kelompok II : Mulyana

Koordinator kelompok III : Ali

Kontak person : 085223509325

STRUKTUR MANAJEMEN USAHA PENGGEMUKAN SAPI


KELOMPOK TANI BINA MANDIRI

TIM MONITOR DAN


EVALUASI :
DINAS SOSIAL DAN
INSTANSI TERKAIT
KELOMPOK I :
KETUA / ADM.
ANGGOTA

MANAJER KELOMPOK II :
PROYEK KETUA / ADM.
ANGGOTA

KELOMPOK III :
KETUA / ADM.
STAF : PEMBANTU
ANGGOTA
KEUANGAN UMUM
MANTRI HEWAN

Keterangan : Garis Pembinaan / Pengarahan

Garis Koordinasi

Deskripsi kerja:
Untuk mengoptimalkan kinerja pengelola proyek tersebut, maka masing-masing elemen
dalam struktur manajemen diatas mempunyai tugas dan kewenangan yang tercover dalam
deskripsi kerja sebagai berikut :

OPERASIONAL MANAJERIAL
JABATAN
HARIAN KHUSUS HARIAN KHUSUS
1. Melakukan sosialisasi 1. Membuat laporan 1. Mengkoordinir 1. Mengkonsep dan
Manajer Proyek proyek ini kepada pihak- kegiatan setiap periode. pelaksanaan kegiatan membuat
pihak terkait. 2. Melakukan kerjasama proyek. perencanaan
2. Memimpin seluruh dengan pihak-pihak 2. Menyelenggarakan kegiatan.
kegiatan operasional terkait. rapat-rapat koordinasi 2. Membuat
harian proyek. 3. Menjaga/mengamankan dan evaluasi. keputusan-
3. Melakukan aset-aset proyek. 3. Melakukan keputusan atas
kegiatan administrasi pengarahan dan kebijakan usaha.
proyek. pengawasan kepada 3. Mempertanggung-
staf dan pembantu jawabkan
umum. pelaksanaanproyek
1.Mengelola keuangan 1.Mengatur, mencatat 1.Melakukan evaluasi dan 1.Merencanakan
Staf Keuangan proyek. danmenjaga/mengamank pengawasan distribusi anggaran
2.Membagi dan an kelancaran arus kas. keuangan setiap pendapatan dan
mendistribusikan dana 2.Membuat laporan kelompok. belanja setiap
pada pos-pos anggaran keuangan bulanan dan 2.Melakukan pembinaan periode.
yang telah diputuskan. tiap periode. manajemen keuangan 2.Memberikan
3.Membuat administrasi kepada setiap pertimbangan thd.
keuangan. kelompok. aspek keuangan
kpd. manajer
3.Mempertanggung-
jawabkan hasil
kerjanya.
1. Mengo 1. Membu 1. Melakukan 1. M
Staf Kesehatan ntrol, mengawasi dan at laporan pertumbuhan pendidikan, empertanggung-
hewan mengevaluasi bobot dan kesehatan sapi-sapi pengarahan dan jawabkan hasil
pertumbuhan dan ternak tiap bulan. pembinaan cara kerjanya.
kesehatan sapi-sapi beternak kepada
ternak. peternak.

1. Mendistribusikan 1. Membu 1. 1. Mempertanggung-


Pembantu Umum pakan (komboran) dan at admisintrasi distibusi Koordinasi dengan jawabkan hasil
suplemen ke gudang pakan dan suplemen. manajer proyek. kerjanya.
transit masing2 2. Merawa
kelompok. t kendaraan inventaris.
2. Membantu tugas2
manajer.
1. Mengatur, membagi dan 1. Bersama Manajer 1. Mengkoordinir 1. Mempertanggung-
Ketua Kelompok mendistribusikan pakan melakukan pembelian dan anggotanya. jawabkan hasil
dan suplemen kpd. penjualan sapi2 ternak 2. Memberikan kerjanya.
anggotanya. anggotanya. pengarahan dan
2. Menyelenggarakan 2. Membuat laporan pengawasan kepada
kegiatan administrasi pembelian dan penjualan. anggotanya
pada kelompoknya. 3. Membuat laporan hasil
kerja kelompoknya setiap
periode.
4. Menjaga kepercayaan
anggotanya.
1.Menyediakan rumput 1. Bersama ketua kelompok 1. Koor 1. Mempertanggung-
Peternak Anggota pakan untuk sapi ternak melakukan pencatatan dinsi dengan ketua jawabkan hasil
sesuai dengan porsi atas sirkulasi pakan dan kelompoknya. kerjanya.
yang ditetapkan. suplemen.
2.Menjaga dan merawat
sapi ternak
Pengarah 1. Memberikan informasi
dan pengarahan atas
pelaksanaan proyek.
Penasehat 1. Memb
erikan advis dan
dukungan moril atas
pelaksanaan proyek ini.
XIII. ANGGARAN BIAYA

Proyek penggemukan sapi Kelompok Tani Bina Mandiri ini memerlukan biaya sebesar Rp
744.200.000,- (terbilang; tujuh ratus empat puluh empat juta dua rtaus ribu rupiah) yang mana biaya
tersebut dialokasikan dari:
a. Dana bantuan guliran Rp 744.200.000,-

Untuk dana bantuan guliran (Revolving Fund) diajukan kepada Kementrian Pertanian RI

: Adapun perincian anggaran biaya adalah sebagai berikut


KOMPONEN URAIAN BIAYA WAKTU JUMLAH
AKTIVA TETAP
(SARANA) :
1. Gudang transit pakan 3 unit Rp 2.000.000 Rp 6.000.000
2. Komputer + printer 1 set Rp 5.000.000 Rp 5.000.000
3. Meja, kursi dan ATK: 1 paket Rp 1.000.000 Rp 1.000.000
4. Lemari arsip 1 unit Rp 700.000 Rp 700.000
5. Gudang 1 unit Rp 45.000.000 Rp 45.000.000
(second)
6. Timbangan sapi 1 unit Rp 5.000.000 Rp 5.000.000
7. Mesin pengolah pakan 1 unit Rp 10.000.000 Rp 10.000.000
Jumlah Rp 72.700.000
AKTIVA LANCAR
(MODAL KERJA) :
1. Sosialisasi program 1 kali Rp 3.000.000 Rp 3.000.000
2. Diklat / bina anggota 1 kali Rp 4.000.000 Rp 4.000.000
3. Pembelian sapi 100 ekor Rp 6.000.000 Rp 600.000.000
4. Pakan 100 ekor Rp 10.000 61 hari Rp 48.800.000
5. Suplemen 100 ekor Rp 2.500 8 kali Rp 1.600.000
6. Upah :
a. Manajer proyek 1 orang Rp 1.000.000 2 bulan Rp 2.000.000
b. Staff :
1. Keuangan 1 orang Rp 600.000 2 bulan Rp 1.200.000
2. Pemb. Umum 1 orang Rp 300.000 2 bulan Rp 600.000
c. Koord. Kel/adm. 3 orang Rp 300.000 2 bulan Rp 1.800.000
7. Chek-up dan timbang
badan sapi 100 ekor Rp 10.000 2 bulan Rp 1.600.000
8. Operasional:
a. Manajer 1 orang Rp 200.000 2 bulan Rp 400.000
b. Staff 1 orang Rp 150.000 2 bulan Rp 300.000
c. Pembantu Umum 1 orang Rp 150.000 2 bulan Rp 300.000
9. Operasional kelom. :
a. Pengadaan pakan 2 X 3 X 3 gudang Rp 25.000 2 bulan Rp 900.000
b. Pembelian 100 kali angkutan Rp 25.000 1 kali Rp 2.000.000
c. Penjualan 100 kali angkutan Rp 25.000 1 kali Rp 2.000.000
d. Rapat kelompok 3 kelompok Rp 50.000 2 bulan Rp 300.000
e. Lain-lain 3 kelompok Rp 50.000 2 bulan Rp 300.000
10. Perawatan kendaraan Rp 400.000 Rp 400.000
11. Adm. dan telepon Rp 200.000 2 bulan Rp 400.000
12. Biaya lain-lain Rp 300.000 2 bulan Rp 600.000
Jumlah Rp 672.500.000
Biaya Keseluruhan:
1. AKTIVA TETAP Rp 72.700.000
2. AKTIVA LANCAR Rp 672.500.000
3.
JUMLAH SEMUA Rp 744.200.000

XIV. AKTIVA TETAP (SARANA) :


1. Gudang transit, untuk tempat transit pakan pada kelompok-kelompok peternak. Setiap
kelompok disediakan 1 gudang dan diupayakan berlokasi di areal dekat domisili kelompok
hingga memudahkan anggota kelompok untuk mengaksesnya.

2. 1 set perangkat komputer, untuk memudahkan kegiatan bank data dan administrasi selama
proyek ini berlangsung.

3. Meja, kursi dan alat tulis kantor (ATK), sebagai sarana pendukung untuk kegiatan
administrasi proyek dan kelompok-kelompok peternak.

4. Lemari arsip, untuk menyimpan dan menjaga arsip-arsip selama pelaksanaan proyek ini
berlangsung.

5. Gudang , sebagai sarana kerja untuk mendistribusikan kebutuhan-kebutuhan kelompok


(angkutan pembelian dan penjualan sapi-sapi, pakan, suplemen, dll) agar kinerja
pelaksanaan proyek ini menjadi lebih efektif dan optimal. Mobil jenis Kijang/L 300 pick-up
dalam keadaan second dan kondisi baik.

6. Timbangan sapi, dipergunakan untuk mengukur dan memantau pertumbuhan sapi selama
masa penggemukan.

7. Mesin pengolah pakan, untuk mencacah dan mengolah pakan dimana bahan-bahan pakan
tadi dilumatkan dalam mesin tersebut sehingga menghasilkan pakan yang siap saji.

XV. AKTIVA LANCAR (MODAL KERJA) :

1. Sosialisasi program, pengenalan dan sosialisasi kepada masyarakat sasaran. Dalam hal ini
melibatkan camat Singajaya, kepala desa lokasi proyek, Kepala BPD lokasi proyek, tokoh
masyarakat, pekerja sosial masyarakat (PSM) setempat dan dinas instansi terkait.

2. Diklat, biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan diklat kepada seluruh calon anggota peternak.

3. Pembelian sapi jenis lokal berumur sekitar 2 tahun dalam keadaan normal ditetapkan sesuai
harga pasar sebesar Rp. 6.000.000,-. Sebanyak 100 ekor untuk 25 peternak awal.

4. Pakan sapi berupa comboran yang terdiri dari ampas ketela pohon, kulit ketela pohon,
dedak (katul), ampas tahu, hijau-hijauan (rumput atau perdu), konsentrat, ditambah dengan
pupuk KCL, SP36, dicampur zat pengurai yaitu NOPKOR dan zat penghilang bau MOFU, serta
tetes dan garam. Komboran diberikan 1 kali setiap hari (berangsur pagi dan sore).

5. Suplemen, selain pakan sapi-sapi tersebut, diberikan makanan suplemen berupa jamu-
jamuan atau vitamin secara temporer, yaitu 4 kali dalam satu bulan. Hal tersebut bertujuan
agar sapi-sapi selalu dalam keadaan sehat dan bertambahnya napsu makan.

6. Chek-up dan penimbangan sapi, dalam hal ini Kelompok Tani Bina Mandiri menyediakan
seorang mantri hewan yang selalu memantau keadaan dan kesehatan sapi-sapi tersebut
agar tetap dalam perkembangan pertumbuhan (penggemukan) sesuai program. Chek-up
dan penimbangan dilakukan 1 bulan sekali.
7. Selama pelaksaan kegiatan ini, ditetapkan seorang manajer proyek sebagai koordinator
proyek sekaligus pengarah lapangan dibantu dengan 2 orang staf yakni staf keuangan yang
bertugas sebagai pengelola keuangan proyek dan dibantu dengan 1 orang pembantu umum
yang bertugas sebagai pendistribusi pakan dan pekerjaan lainnya. Sedangkan tiap-tiap
kelompok ditunjuk seorang ketua kelompok sekaligus mengurusi administrasi setiap
kelompoknya.

8. Anggaran operasional pengelolaan ditetapkan dalam satu periode kegiatan ini (3 bulan)
untuk :

a) Operasional pengelola meliputi operasional manajer, staff, dan pembantu umum.

b) Operasional kelompok meliputi operasional pengadaan pakan, pembelian dan


penjualan sapi-sapi ternak, rapat-rapat kelompok dan lain-lain.

9. Adminstrasi dan telepon, sebagai biaya administrasi dan penggunaan sarana telepon untuk
kegiatan proyek.

10. Perawatan kendaraan, sebagai biaya perawatan untuk kendaraan sarana proyek selama 1
periode agar senantiasa dalam keadaan laik pakai.

11. Biaya lain-lain, sebagai cadangan lain-lain untuk pos anggaran tak terduga.

XVI. ANALISIS KEUANGAN

Analisis keuangan dan sirkulasi arus kas dapat dilihat dalam lampiran 1 proposal ini.

XVII. MONITORING (PEMANTAUAN DAN EVALUASI)

Selama proyek ini berjalan diadakan kegiatan monitoring secara reguler terhadap
pelaksanaan proyek ini dimaksudkan untuk melihat sampai sejauh mana proyek ini berjalan
sesuai rencana dan mencapai tujuan-tujuannya dan mengevaluasi kinerja pengelola proyek
agar terhindar dari deviasi dan unefisiensi. Monitoring diadakan setiap 1 periode berakhir dan
dilakukan oleh tim monitoring yang terdiri dari Kelompok Tani Bina Mandiri dan Instansi
terkait.

XVIII. PENUTUP
Demikian proposal usaha penggemukan sapi Kelompok Tani Bina Mandiri. Besar
harapan kami dengan terealisasinya kegiatan ini menjadi salah satu alternatif solusi yang
berdampak positif terutama terhadap masyarakat sasaran dan lingkungan sosial sekitarnya.
Bagaimanapun akhirnya kita sendiri yang harus berupaya mencari pemecahan atas persoalan-
persoalan yang terjadi sebagaimana pesan Allah SWT dalam Al Qur’an surat Ar Ra’d ayat 11
yang artinya, Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum (komunitas
masyarakat) selagi mereka tidak berusaha merubahnya sendiri.

Oleh karena itu kami berharap atas dukungan dan partisipasi kongkrit British Council
melalui program kewirausahaan atas upaya yang akan kami lakukan ini. Akhirnya atas
perhatian, dukungan dan partisipasinya kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Ketua Kelompok Tani Bina Mandiri Sekretaris

ENGKUS SUTISNA ITANG

,Mengetahui

Camat UPTD Peternakan a.n Kepala Desa Tegalega


Kec. Bungbulang Kec. Bungbulang

……………………………………… …………………………………. TOHA


NIP. NIP.
LAMPIRAN 1 :

ANALISIS KEUANGAN PROYEK PENGGEMUKAN SAPI POTONG

KELOMPOK TANI BINA MANDIRI

Analisis biaya yang dipakai di bawah ini bersifat progresif, dimana kecenderungan harga-harga
selalu naik. Asumsi-asumsi tersebut selanjutnya diterangkan di bawah ini sebagi berikut :

A. INVESTASI

Total investasi sebesar Rp 744.200.000.,- terdiri dari :

I. Dana Revolving Fund sebesar Rp 744.200.000.

Modal sebesar Rp 744.200.000.,-selanjutnya diinvestasikan dalam proyek ini secara bergulir


(revolving fund) dimana setiap periode berlangsung 3 bulan dengan interval maksimal 10 hari.

PENGELUARAN

Pos Anggaran Pengeluaran yang ditetapkan dalam pelaksanaan proyek ini meliputi :

I. Pengadaan sarana

Pengadaan sarana berupa:

a) Pengadaan gudang transit sebanyak 3 unit @Rp 2.000.000,- , semua senilai Rp


6.000.000,-
b) Pengadaan 1 set komputer senilai Rp 5.000.000,-
c) Pengadaan meja kursi dan ATK untuk pengelola senilai Rp 1.000.000,-
d) Pengadaan lemari untuk penyimpanan arsip 1 unit senilai Rp 700.000,-
e) Pengadaan gudang 1 unit senilai Rp 45.000.000,-
f) Timbangan sapi 1 unit senilai Rp 6.000.000,-
g) Mesin pengolah pakan 1 unit senilai Rp 10.000.000,-
h) Biaya sosialisasi program sebesar Rp 3.000.000,-
Seluruh sarana tersebut didepresiasi (penyusutan) menggunakan metode straight line
selama 12 periode dengan nilai residu 0% kecuali untuk kendaraan dengan nilai residu
26%.

II. Modal kerja

Modal kerja dialokasikan pada 2 kelompok yakni ;

Biaya Variabel

a) Pembelian 100 ekor sapi @Rp 6.000.000,-

b) Pembelian pakan @Rp 10.000,- selama 61 hari (2 bulan).

c) Pembelian suplemen/jamu @Rp 2.500,- , 8 kali dalam 1 periode (2 bulan).


d) Cek-up dan penimbangan sapi @Rp 10.000,- satu bulan sekali selama 2 bulan.

e) Operasional berupa :

1. Biaya pengadaan pakan 6 rit @Rp 25.000,- untuk 3 gudang transit selama 2 bulan.

2. Biaya angkutan pembelian 100 ekor sapi @Rp 25.000,-.

3. Biaya angkutan penjualan 100 sapi @Rp 25.000,-.

4. Biaya pertemuan 3 kelompok @Rp 50.000,- sebulan selama 2 bulan.

5. Biaya lain-lain 3 kelompok @Rp 50.000,- sebulan selama 2 bulan.

f) Biaya pelatihan dan pembinaan anggota setiap anggota @Rp 100.000,-

Biaya Tetap

a) Operasional pengelola proyek :

1. Manajer proyek 1 orang Rp 200.000,- sebulan selama 2 bulan.

2. Staf 1 orang dan pembantu umum 1 orang Rp 300.000 sebulan selama 2 bulan.

b) Upah pengelola proyek :

1. Manajer proyek 1 orang Rp 1.000.000 sebulan selama 2 bulan.

2. Staf 1 orang @ Rp 600.000,- sebulan selama 2 bulan

3. Pembantu umum 1 orang Rp 300.000,- sebulan selama 2 bulan.

4. Koordinator sebagai tenaga administrasi 3 orang @Rp 300.000,- sebulan selama 2


bulan.

c) Perawatan kendaraan Rp 400.000 dalam 1 periode.

d) Administrasi dan telepon Rp 200.000,- sebulan selama 2 bulan.

e) Monitoring dan evaluasi Rp 600.000 dalam 1 periode.

f) Pengeluaran lain-lain (tak terduga) Rp 300.000 sebulan selama 2 bulan.

B. PENDAPATAN

I. Setelah 2 bulan dilakukan penjualan 100 ekor sapi dengan harga jual pasar Rp 7.600.000,-
per-ekor (harga bulan Januari 2011)

II. Perolehan penjualan selanjutnya dikurangi sejumlah biaya pengeluaran (biaya pokok
produksi) sehingga diperoleh laba kotor .

III. Laba kotor tersebut selanjutnya dikurangi :

1. Tabungan anggota dan anggota sebesar 10 % dari laba kotor

2. Dana sosial (untuk keperluan sosial kelompok) sebesar 3 % dari laba kotor.

3. Pembayaran PPh Pasal 25 sebesar 5 % dari laba kotor.


IV. Setelah pengurangan diatas sisa penjualan tersebut menjadi laba bersih yang menjadi laba
bagi hasil (revenue sharing) dimana :

1. 65 % diberikan kepada peternak sebagai hasil kerjanya selama 6 bulan.

2. 35 % menjadi dana guliran (revolving fund) untuk modal kerja anggota baru, begitu
seterusnya dalam setiap periode.

C. KETERANGAN LAIN

1. Karena dana bersifat guliran (revolving), maka perhitungan Return on Invesment (ROI) dan
Payback Period tidak dibuat.

2. Apabila investasi membutuhkan pengangsuran (pinjaman) pada setiap periode, maka akan
terjadi perubahan-perubahan asumsi menyesuaikan pos biyaya

Anda mungkin juga menyukai