Anda di halaman 1dari 27

   

POTENSI USAHA PENGGEMUKAN SAPI BALI


DI MANGGARAI BARAT

DESA SIRU, KECAMATAN LEMBOR, KABUPATEN MANGGARAI BARAT


NUSA TENGGARA TIMUR
2012

Dikumpulkan Oleh : BisnisUsaha.info 
   

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Saat ini impor daging dan sapi bakalan sangat besar, sekitar 30 persen dari
kebutuhan daging nasional. Bahkan ada kecenderungan volume impor terus meningkat
yang secara otomatis akan menguras devisa negara sangat besar. Bila kondisi ini tidak
diwaspadai, hal ini dapat menyebabkan kemandirian dan kedaulatan pangan hewani
khususnya daging sapi semakin jauh dari harapan, yang pada gilirannya berpotensi
masuk dalam food trap negara eksportir.
Untuk mewujudkan ketahanan pangan hewani asal ternak yang berbasis
sumberdaya domestik, pemerintah kembali mencanangkan program Percepatan
Pencapaian Swasembada Daging Sapi Tahun 2014 (PPSDS-2014). Keberhasilan
program swasembada daging sapi 2014 akan sangat tergantung kepada partisipasi
penuh stakeholders peternakan, sehingga bagaimanapun baiknya program yang
disusun tidak akan berhasil tanpa partisipasi masyarakat peternak dan para pelaku
peternakan sapi potong lainnya
Usaha pengembangan ternak sapi potong cukup mampu memberi manfaat
ekonomi bagi peternak rakyat. Sapi biasanya diternakkan oleh para petani di desa-desa
secara tradisional, seperti yang dilakukan di Desa Siru, Kecamatan Lembor, Kabupaten
Manggarai Barat. Di desa Siru inilah letak kelompok ternak Harapan Sejahtera-Siru
berada. Seluruh masyarakat hidup dari lahan pertanian dan sebagian penduduk yang
bekerja di bidang pertanian memiliki ternak sapi atau kerbau yang dijadikan sebagai
penghasilan sampingan yang sangat menunjang kebutuhan ekonomi mereka. Setiap
rumah tangga biasanya dapat memelihara 2 (dua) sampai 5 (empat) ekor sapi dengan
baik.
Peluang pasar ternak sapi potong di Manggarai Barat cukup tinggi. Walaupun
demikian, petani ternak sapi potong di Siru perlu memperoleh bantuan dalam meraih
peluang pasar tersebut dengan mengatasi beberapa kendala yang dihadapi. Salah satu
kendala yang saat ini dialami adalah kurangnya modal petani dalam rangka
peningkatan jumlah skala usaha ternak melalui pengadaan bibit atau bakalan.

Dikumpulkan Oleh : BisnisUsaha.info 
   

Belakangan ini harga bibit sapi sangat tinggi, sehingga sulit dijangkau oleh masyarakat
petani yang berpendapatan rendah. Kendala yang lain adalah ketidak pastian berat
ternak yang menjadi dasar penentuan harga, dan kepastian pembayaran ternak yang
dijual.
Kondisi ini tentu membutuhkan perhatian dan dukungan dari berbagai pihak.
Untuk mengatasi kendala kurangnya modal dari petani. Dengan demikian dapat
membantu peternak dalam rangka peningkatan pendapatan dan kesejahteraan dan
ketahanan pangan secara nasional- pun dapat tercapai.

B. TUJUAN
Tujuan pengembangan usaha peternakan adalah sebagai berikut:
1. Mengembangkan usaha peternakan yang berorientasi pada peningkatan kualitas dan
kuantitas sapi.
2. Meningkatkan sistem pemeliharaan ternak sapi secara profesional.
3. Meningkatkan kemampuan anggota kelompok ternak dalam mengembangkan teknologi
pengelolaan ternak secara terpadu, untuk mendapatkan nilai tambah keunggulan daya
saing.
4. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan anggota kelompok ternak.
5. Meningkatnya populasi ternak sapi di Kecamatan Lembor.
6. Menciptakan lapangan kerja baru bagi anggota kelompok ternak dan keluarganya.
7. Meningkatkan kerjasama antara anggota untuk kemanfaatan bersama.
8. Diberikannya bantuan modal usaha untuk pengadaan bibit sapi kepada anggota
kelompok ternak Harapan Sejahtera-Siru.

C. SASARAN

1. Mengurangi ketergantungan petani ternak hanya pada usaha pertanian lahan.


2. Memanfaatkan limbah tanaman untuk makanan ternak dan penanaman pakan ternak
dengan cara tumpang sari pada lahan-lahan pertanian yang ada.
3. Meningkatkan produksi daging sapi yang berkualitas.

Dikumpulkan Oleh : BisnisUsaha.info 
   

4. Dapat memproduksi hasil ikutan lainnya, seperti pupuk kompos, daging olahan, dan
lain-lain.
5. Meningkatkan harga jual sapi.
6. Meningkatkan daya beli masyarakat.

Dikumpulkan Oleh : BisnisUsaha.info 
   

POTENSI WILAYAH
DAN FAKTOR PENDUKUNG KEBERHASILAN USAHA

Desa Siru Kecamatan Lembor Kabupaten Manggarai Barat merupakan daerah


yang cukup ideal untuk pengembangan Agribisnis Sapi Bali karena didukung oleh
beberapa faktor antara lain:

A. Daya dukung wilayah


Total luas wilayah Kecamatan Lembor adalah 53.065 hektar, keadaan iklim
basah, dengan total curah hujan rata-rata 2.292 mm/tahun. Secara umum wilayah desa
Siru kecamatan Lembor tergolong wilayah dataran rendah (100-500 dpl). Tingkat
kelerengan lahan berkisar antara 2-15%, dan sebagian besar (40,21%) wilayahnya
belum dimanfaatkan. Sementara itu sumber air yang ada dapat mencukupi kebutuhan
air masyarakat sepanjang tahun. Agro-ekosistem didominasi oleh padang
penggembalaan yang dapat mencukupi kebutuhan.
Usaha pertanian padi sawah merupakan pekerjaan pokok penduduk desa Siru.
Selain itu, untuk menambah pendapatan rumah tangganya, petani juga memelihara
ternak sapi dan kerbau. Dinamika kehidupan bermasyarakat berjalan baik dengan
sangat mengedepankan prinsip kekeluargaan, gotong royong dan saling menghargai
sesama. Dapat juga dikemukakan bahwa etos kerja petani di Desa Siru cukup tinggi
sehingga berpotensi untuk terus dimotivasi agar produktivitas usaha taninya terus
mengalami peningkatan.

B. Daya dukung sumberdaya ternak


Dalam perjalanan waktu hampir satu abad sapi Bali tetap eksist di Bumi NTT.
Hal ini menunjukkan bahwa sapi Bali sudah sesuai atau cocok (adaptif) dengan kondisi
agro ekosistem di NTT. Data BPS Manggarai Barat 2010, populasi ternak sapi di
Kecamatan Lembor tahun 2010 berjumlah 2.300 ekor, sedangkan kerbau mencapai
2.899 ekor. Dalam rangka pengadaan bibit dan bakalan selama ini tidak kesulitan oleh

Dikumpulkan Oleh : BisnisUsaha.info 
   

karena ketersediaan bibit di Kecamatan Lembor maupun wilayah sekitarnya terbilang


mudah dan mencukupi.

C. Daya dukung sumber daya manusia


Secara tradisional ternak merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem
usaha tani yang tidak terpisahkan dengan kehidupan petani. Perilaku seperti ini tidak
lepas dari tujuan petani memelihara sapi yaitu sebagai tabungan (yang paling utama),
sebagai tenaga kerja pengolahan lahan, sebagai sumber penghasilan untuk kebutuhan
sehari-hari, untuk biaya naik haji dan sebagai sumber penghasilan setengah tahunan
(penggemukan) serta alasan-alasan lain. Sebagian besar petani di desa Siru
memelihara ternak sapi dan atau kerbau dengan baik dan kepemilikan rata-rata
berkisar 2-5 ekor.

D. Daya dukung ketersediaan pakan


Beberapa potensi sumberdaya yang terdapat di Kecamatan Lembor salah
satunya dapat dilihat dari ketersediaan pakan hijauan dari padang penggembalaan dan
rumput sekitar areal pertanian serta limbah pertanian (jerami) yang cukup tinggi.
Menurut data-data yang diolah, analisis Curring capacity yang dilakukan, menunjukkan
bahwa ketersediaan hijauan dan jerami padi per-tahun di Kecamatan Lembor dapat
mencukupi kebutuhan 13.000 unit ternak, sementara populasi ternak besar (sapi dan
kerbau) di Kecamatan Lembor menurut BPS Manggarai Barat tahun 2010 hanya
berjumlah 5.199 ekor. Selain itu potensi hasil sampingan (ikutan) dari tanaman pangan
lainnya sebagai sumber pakan, jerami jagung, dan bungkil kacang juga tersedia
sepanjang tahun.
Pakan penguat seperti dedak padi, ampas tahu dan jagung mudah diperoleh
melalui penggilingan padi dan pabrik-pabrik tahu yang ada, atau dapat dibeli di pasar.
Konsentrat hasil dari pabrikpun mudah dibeli dari toko pakan ternak yang ada dan
apabila pembelian dalam partai besar tentunya kan memperoleh harga yang lebih
murah dan atau secara manual peternak membuat sendiri dengan bahan baku yang
ada.

Dikumpulkan Oleh : BisnisUsaha.info 
   

E. Dukungan ketersediaan teknologi


Teknologi untuk mendukung pengembangan agribisnis sapi Bali cukup tersedia,
baik untuk pembibitan maupun penggemukan, baik berupa paket teknologi maupun
komponen teknologi. Perkembangan teknologi informasi yang semakin merambah
wilayah perdesaan di tanah air memudahkan petani untuk mengakses teknologi dan
inovas-inovasi yang memberikan manfaat bagi usaha tani.

F. Permintaan pasar
Pasar untuk sapi sangat baik, permintaan dari konsumen lokal maupun antar
pulau terus meningkat. Pemotongan ternak yang tercatat selama dua tahun terakhir
menunjukkan peningkatan. Data BPS 2009 menunjukkan total pengeluaran ternak sapi
tahun 2008 meningkat 48% dari tahun 2007 yang mencapai 231 ekor. Sedangkan total
pemotongan resmi ternak sapi tahun 2008 mencapai 118 ekor. Sebagian besar ternak
sapi dan kerbau dijual ke daerah NTB dan Sulawesi.

G. Faktor pendukung lainnya.


 Keamanan Ternak
Pemeliharaan ternak selama di desa dilakukan oleh peternak dengan membuat
kandang secara kelompok yang berdekatan dengan pemukiman penduduk. Selama
dalam kurun waktu lebih dari 5 (lima) tahun di desa Siru tidak pernah ada masyarakat
yang kehilangan ternak sapi.
 Dukungan Dinas Terkait
Dalam upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit ternak, peran bimbingan dan
pengawasan berkala dari Dinas Peternakan Kabupaten Manggarai Barat, termasuk
kemudahan untuk memperoleh bahan vaksin dan obat-obatan ternak selalu ada.
Dalam upaya meningkatkan kemampuan teknik beternak secara berkala secara rutin
bekerja sama dengan pendamping kelompok tani dan juga pendampingan dari Dinas
Peternakan Kabupaten Manggarai Barat dan Dinas lain yang terkait.

Dikumpulkan Oleh : BisnisUsaha.info 
   

Dikumpulkan Oleh : BisnisUsaha.info 
   

RENCANA PENGEMBANGAN USAHA KELOMPOK

A. RENCANA USAHA KELOMPOK (RUK)


Usaha penggemukan sapi potong oleh kelompok ternak “Harapan
Sejahtera-Siru” merencanakan untuk memelihara 100 ekor sapi dengan lama masa
penggemukan adalah 6 bulan yang berlokasi di Desa Siru, Kecamatan Lembor,
Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. Adapun rencana anggaran biaya
penggemukan sapi Bali 100 ekor selama 6 bulan disajikan pada tabel berikut:

RENCANA ANGGARAN BIAYA PENGGEMUKAN SAPI BALI


100 EKOR SELAMA 6 BULAN

N Satua Harga Biaya


Uraian Jml Total Rp
o n Satuan Pertahun
1 Rehab Kandang 1 Unit 20.000.000,-
2 Timbangan Sapi 1 Paket 21.000.000,-
3 Instalasi air :
1.000.000,
Mesin Air 1 1.000.000,-
-
Batan
Pipa 35 20.000,- 700.000,-
g
Selang 3 roll 100.000,- 300.000,-
Bangunan
4 1 Unit 5.000.000,-
pengolahan pupuk
5 Peralatan Kantor 1 Paket 2.000.000,-
Jumlah Investasi/Biaya Tetap 50.000.000;-
5.050.000,
6 Bakalan Sapi 100 Ekor 505.000.000,-
-
Konsentrat dan
7 100 Ekor 4.767,- 85.806.000,-
hijauan/6 bulan
9 Kesehatan 1 Paket 9.000.000,-
Pengolahan pupuk
10 1 Kg 394,- 63.828.000,-
kandang 162 ton
11 Tenaga Kerja :
1.800.000, 21.600.000,
Manager 1 org Bulan 21.600.000,-
- -
Administrasi
1 org Bulan 700.000,- 8.400.000,- 8.400.000,-
keuangan

Dikumpulkan Oleh : BisnisUsaha.info 
   

- Penjaga malam 2 org Bulan 400.000,- 9.600.000,- 9.600.000,-


Jumlah Biaya Variabel 703.234.000,-
JUMLAH TOTAL BIAYA 753.234.000,-

Dikumpulkan Oleh : BisnisUsaha.info 
   

Dapat ditampilkan bahwa dengan teknik dan dukungan yang ada, perkiraan
biaya produksi dapat diketengahkan pada tabel berikut :

Perkiraan biaya penggemukan sapi potong selama 180 Hari

1 PROSES PENGGEMUKAN SAPI POTONG


* Lama penggemukan 180 hari efektif
* Berat sapi awal penggemukan 200 kg
* Rencana kenaikan berat badan (ADG) rata-rata 0,70 kg per hari

2 PERHITUNGAN BERAT BADAN SETELAH PENGGEMUKAN


Berat awal penggemukan 200 kg
Susut dari port ke farm 2% X 200 kg 4 kg
Berat sapi masuk kandang 200 kg - 4 kg 196 kg
Kenaikan setelah penggemukan 180 hr. X 0,70 kg 126 kg
Berat setelah penggemukan 196 kg +126 kg. 322 kg
Berat rata-rata (200+322)/2 261

Harga sapi bakalan 200 kg X @Rp. 25,000,- Rp. 5,000,000


Biaya handling dll. Rp. 50.000,-- Rp. 50,000

Harga sapi bakalan s/d kandang (Rp) Rp. 5.000.000 + Rp. 50000,- 5,050,000.00
Harga sapi di kandang hidup per kg. (Rp) Rp. 5.050.000,-/194 kg. 26,030.93

3 PENAMBAHAN BERAT BADAN/EKOR SELAMA 180 HARI


Waktu efektif untuk penggemukan sapi potong 180 hari dengan target
kenaikan berat badan (ADG) rata-rata 0,70 kg. per hari, sbb.:
* Masa penyesuaian di kandang (Kg) 30 hr. X 0,60 kg 18
*Penggemukan efektif (Kg) 150 hr. X 0,70 kg. 105
Jumlah penambahan berat badan 180 hr. (Kg) 18 kg + 120kg. 223

4 PERHITUNGAN KEBUTUHAN RANSUM PER EKOR PER HARI


Berat Kering (BK) (Kg) 2,5% X 260 kg. 6.53
TDN dibutuhkan (Kg) 70% X 6.53 kg 4.57

5 KOMPOSISI PAKAN DIBUTUHKAN PER EKOR PER HARI


TDN TDN 4.57 BK Jumlah
No. Jenis Bahan BK 6,53 kg
Bahan % kg. Bahan % Bahan Kg.
1 2 3 4 5=3X4 6 7=3/6
a. Rumput (pakan hijauan) 40% BK 2.61 51% 1.33 22.40% 11.65
b. Singkong 10% BK 0.65 79% 0.51 32.30% 2.01
c. Konsentrat 50% BK 3.27 84% 2.73 90.00% 2.94
Jumlah 6.53 4.57 16.6

Dikumpulkan Oleh : BisnisUsaha.info 
   

6 HARGA SATUAN RANSUM (PAKAN) PER EKOR PER HARI

Harga
Jumlah Harga Jumlah Harga
No. Jenis Bahan Rata-rata
(kg) Satuan( Rp) (Rp)
(Rp)

a. Konsentrat 2.94 1000 2,940 2,675


b. Rumput pakan hijauan 11.65 100 1,165 1,060
c. Singkong 10% 2.01 400 804 732
d. Air minum & garam 0.03 m3 1,200.00 36 33
e. Starbio 0.05 9,000.00 450 410
f. Premix/Mineral 0.02 6,000.00 120 108
Jumlah biaya ransum/ekor/hari 5,504 5018

7 HARGA RANSUM RATA-RATA PER EKOR PER HARI


Ransum penyesuaian kandang (Rp) 30 hari, 70%XRp. 5.018,-- 105,378
Ransum penggemukan (Rp) 150 hari, 100%XRp.5.018,-- 752,700
Jumlah biaya ransum per 180 hari 858,078
Biaya ransum penggemukan per ekor per hari = Rp.858.078/180 4,767

8 BIAYA LAIN-LAIN PER EKOR PER HARI


a. Biaya kesehatan hewan, obat-obatan, Dokter hewan dll. 500
b. Biaya pemeliharaan per ekor per hari 1,000
Jumlah biaya pemeliharaan & kesehatan 1,500

9 ANALISA BIAYA PENUNJANG UNTUK 100 EKOR SAPI POTONG PER TAHUN
a. BANGUNAN KANDANG
Rehabilitasi kandang anggota (Rp) 1 unit kandang bersama 25,000,000
Timbangan hewan (Rp) 1 unit X Rp. 21,000,000,- 21,000,000
Peralaan bantu (Rp) 50 unit X Rp.40.000,- 2,000,000
Instalasi listrik dan air (Rp) 2,000,000
50,000,000
b. PENYUSUTAN PER TAHUN
Kandang kelompok 10% X Rp.25.000.000,- 2,500,000
Peralatan timbangan 10% X Rp. 21,000,000,- 2,100,000
Peralatan bantu 50% X Rp.2,000,000,- 1,000,000
Instalasi listrik dan air 10% X Rp.2.000,000,- 200,000
Jumlah nilai penyusutan 5,800,000
Beban penyusutan per ekor per tahun Rp. 5,800,000,-/90 64,444
Biaya penyusutan per ekor per hari Rp. 64,444,--/365 176

10 PERHITUNGAN HARGA SAPI SETELAH PENGGEMUKAN 180 HARI PER EKOR


a. Biaya ransum 180 hari X Rp. 4,767,- 858,060
b. Biaya pemeliharaan 180 hari X Rp. 2100,- 378,000
c. Biaya penyusutan 180 hari X Rp. 176,- 31,680
Biaya penggemukan per ekor 100 hari 1,267,740
d. Harga sapi awal penggemukan 1 ekorXRp.5,050,000,- 5,050,000
Biaya sapi setelah penggemukan Rp. 1,267,740,-+Rp.5,050,000,- 6,317,740

Dikumpulkan Oleh : BisnisUsaha.info 
   

e. Berat sapi setelah penggemukan (Kg) 196 kg. + 126 kg. 322
Harga pokok sapi setelah penggemukan 6,317,740/322 19,620
Harga jual setelah penggemukan 130%X Rp. 19,620,- 25,505
Dibulatkan 25,500
11 ANALISA PENGOLAHAN LIMBAH KOTORAN SAPI
MENJADI PUPUK KOMPOS (PUPUK ORGANIK)
Tenaga bongkar Limbah kotoran sapi 1 ton X Rp.50.000,- 50,000
Serbuk gergaji 50 kg. X Rp. 75,- 3,750
Abu sekam/kayu 100 kg. X Rp. 180,- 18,000
Kapur 30 kg. X Rp. 600,- 18,000
Stardec 2,50 kg. X Rp. 10.000,- 25,000
Karung plastik & Inner 25 zak X Rp. 3.000,- 150,000
Alat mesin jahit karung 1 losin X Rp. 3.000,- 3,000
Tenaga kerja pengolah 3 HOK X Rp. 15,000,-x2 90,000
357,750
Biaya tak terduga 10% X Rp. 357,750,- 35,775
Total biaya proses kompos 393,525
12 Biaya produksi pupuk per kg. Rp. 393.525,-/1,000 kg. 394
Harga jual pupuk kompos per kg. 600
Keuntungan per kg. pupuk 206

B. POLA PELAKSANAAN PENGEMBANGAN PETERNAKAN

Berdasarkan program kerja, Pengembangan Usaha Ternak Sapi akan


dilaksanakan secepatnya setelah mendapatkan dana dari pihak pendana.
Pertimbangan lain yang menjadi prioritas adalah mempercepat realisasi pengembangan
usaha kelompok tani melalui proses pengadaan bibit sapi, penggemukan sapi dan
prasarana pendukungnya. Dengan terealisasinya dana diharapkan kelompok ternak
Harapan Sejahtera-Siru dapat mengembangkan usahanya untuk meningkatkan
pendapatan organisasi kelompok ternak serta memenuhi kesejahteraan anggotanya.

C. KONSEP KEMITRAAN TERPADU

Pengembangan ternak sapi difasilistasi oleh pendamping kelompok tani Harapan


Sejahtera-Siru beserta stakeholder terkait yang berhubungan dengan proyek ini, dalam
merealisasikan operasionalnya di lapangan dengan menggunakan sistem kemitraan

Dikumpulkan Oleh : BisnisUsaha.info 
   

terpadu dengan anggota kelompok ternak dengan mengutamakan peningkatan kualitas


dan kuantitas produksi kenaikan berat badan (ADG) sapi. Stakeholder terkait tersebut
adalah :
a. Kelompok Ternak
b. Peternak sebagai anggota Kelompok Ternak
c. Mitra kerja Kelompok ternak sejenisnya
d. Pemerintah
e. Perbankan
f. Pedagang Sapi dan Pengusaha daging segar (RPH).

Pelaksanaan pola kemitraan dalam pengembangan usaha ternak sapi potong di


kelompok ternak Harapan Sejahtera-Siru adalah:
a. Pemeliharaan sapi potong dilakukan secara kelompok
b. Antar pedamping kelompok tani dan peternak memiliki kesamaan visi dan misi tujuan
dalam mengembangkan usaha peternakan ini dan saling menguntungkan semua pihak.
c. Dibuat perjanjian kerja sama antara kelompok ternak dan peternak yang akan
memperoleh bantuan yang berorientasi bisnis yang dijadikan pedoman bersama.
d. Koordinasi yang intensif dengan semua pihak yang berkaitan dengan proyek
pengembangan usaha ternak sapi potong pada kelompok ternah Harapan Sehajtera-
Siru.

Untuk pola kemitraan ini dapat berhasil dengan baik diperlukan beberapa
persyaratan sebagai berikut:
 Masing-masing pihak pelaku usaha, bertindak sesuai kewajiban dan hak masing-masing
dan diatur dalam perjanjian kerjasama yang saling mengikat kedua belah pihak.
 Pengelolaan usaha dilakukan secara profesional yang berorientasi pada effisiensi biaya
dan optimalisasi usaha.
 Skala usaha minimal bagi peternak 5 ekor/peternak.

D. ASPEK PRODUKSI

Dikumpulkan Oleh : BisnisUsaha.info 
   

Untuk mencapai tujuan kegiatan ini, maka pendamping kelompok ternak


Harapan Sejahtera-Siru akan bekerja sama dengan anggota dalam pola kemitraan
dengan menerapkan pola produksi ternak sapi potong secara intensif. Aspek produksi
peternakan sapi potong yang hendak dibahas dalam bab ini terdiri dari aspek-aspek
sebagai berikut :
1. Teknik penggemukan.
2. Manajemen pakan.
3. Pemilihan sapi bakalan.
4. Umur penggemukan.
5. Pemeliharaan kesehatan
6. Keunggulan usaha penggemukan ternak sapi potong.

1. Teknik penggemukan
 Sistem Penggemukan
Penggemukan dengan sistem dry lot fattening merupakan salah satu cara yang
mengutamakan pemberian pakan biji-bijian seperti konsentrat, bekatul, singkong,
ampas bio dan sebagainya, sedangkan pakan hijauan diberikan dalam jumlah terbatas.
Penggemukan dilaksanakan sapi berada di kandang terus menerus tidak digembalakan
atau dipekerjakan diberi pakan sesuai ketentuan dan mudah dikontrol kondisi
kesehatannya. Cara ini akan menghasilkan mutu daging yang berkualitas, biaya
perawatan murah, karena 1 orang mampu merawat sapi + 20 ekor, dan selain effsisien
juga ramah lingkungan.

 Perkandangan
Dengan sistem dry lot fattening kandang dibuat untuk sapi secara kelompok. Setiap
kelompok terdiri dari jumlah sapi + 4 – 6 ekor. Luasan kandang per ekor sapi
memerlukan kandangan + 1,5 – 2 m2.

Konstruksi kandang dibuat permanen dengan lantai kandang diplester dengan posisi
miring supaya kotoran, air kencing tidak bercampur dengan tanah dan mudah untuk

Dikumpulkan Oleh : BisnisUsaha.info 
   

dibersihkan. Agar kandang tidak becek maka alas kandang diberikan serbuk gergaji
kayu, sehingga kotoran tidak menempel di badan sapi.
 Kandang dibuat dengan ventilasi cukup, kandang di lengkapi tempat pakan kering,
hijauan dan tempat air minum.
 Kotoran sapi dibersihkan setiap 4 - 5 hari sekali, dan kotoran dikeluarkan ke tempat
yang sudah disiapkan untuk langsung diproses menjadi pupuk kompos.
 Kandang dibuat berdekatan dengan rumah peternak untuk memudahkan pengawasan,
pemantauan kesehatan, tata laksana, keamanan khususnya di malam hari.

2. Manajemen pakan
o Penyediaan
Pakan dapat diambil dari alam (ngarit). Selain itu dengan melakukan penanaman
dengan menggunakan teknologi Sistem Tiga Strata (3S) yaitu :
Strata I: dengan menanam rumput-rumputan ( Rumput Setaria, Rumput Raja, Rumput
Gajah dan lain-lain, dan legume merambat/legume herba (Arachis, Centro, Clitoria dan
lain lain). Digunakan untuk penyediaan pakan musim hujan (Desember – Mei).
Strata II : dengan menanam hijauan semak atau pohon kecil seperti Gamal, Lamtoro,
Turi, Banten, Kelor dan lain-lain. Digunakan untuk pakan di musim pertengahan (Juni –
September).
Strata III: dengan menanam hijauan pohon seperti Nangka, Waru, Beringin dan lain-
lain. Digunakan pada puncak musim kemarau (Oktober-November).
Selain itu penyediaan pakan dapat memanfaatkan limbah pertanian (Jerami,
berangkasan kulit kacang-kacangan dll), limbah industri (dedak padi, ampas tahu,
bungkil kelapa dan lain-lain), serta melalui teknologi pengawetan dalam bentuk kering
(Hay) dan bentuk segar (Silase).

Pakan penguat seperti dedak padi, ampas tahu dan jagung dapat diperoleh melalui
penggilingan padi dan pabrik-pabrik tahu yang ada, atau dapat dibeli di pasar.
o Kebutuhan

Dikumpulkan Oleh : BisnisUsaha.info 
   

Kandungan Protein Kasar (PK) pada pakan untuk sapi yang digemukkan sekitar 10 %
dari komposisi pakan, dan Energi sekitar 50% dari Bahan Kering pakan. Pakan sapi
yang intensif adalah pemberian pakan penguat secara penuh. Setiap 45 kg berat sapi
hidup diberikan pakan penguat 1 kg per hari. Kebutuhan pakan/ransum terdiri dari
bahan kering (BK) dan energi yang dapat dicerna (TDN) dengan perhitungan sbb.:
 Bahan kering (BK) sebanyak 2,50% X berat badan
 TDN dibutuhkan 66% - 70% X bahan kering (BK).
Pakan tambahan berupa premix, mineral, vitamin, starch, masing-masing dengan dosis
0,5% - 1% dari berat pakan penguat sehingga dengan komposisi pakan tersebut diatas
diharapkan mempu menaikkan berat badan sapi 100 kg – 150 kg dalam waktu 180 hari
masa penggemukan atau sampai 6 bulan.
o Pemberian
Macamnya (rumput- rumputan, daunan, kacang-kacangan, konsentrat, pakan
tambahan/suplemen,probiotik )
Kandungan Protein pakan sekitar 10%, diperoleh dari Hijauan (Gamal,Rumput
Gajah,dll), makanan Penguat seperti dedak,ampas tahu,dan lain-lain.
Jumlahnya (Hijauan minimal 10 – 15 % dari Berat Badan (BB) + Pakan penguat 1-2%
BB + Pakan Tambahan/probiotik/UMB).
Pemberian pakan penguat/konsentrat (seperti Dedak padi, Ampas tahu, bungkil kelapa
dan lain-lain) sekitar 1 – 2 % dari BB kg/ekor/hari
Pemberian pakan pelengkap 0,5-1% dari BB (probiotik, sumber mineral/Urea Molases
Blok/Urea Mineral Molases Blok).
Frequensi pemberian, makin sering makin baik (2 – 3 kali sehari semalam). Hindari
pemberian sekaligus karena akan banyak tersisa/terbuang.

3. Pemilihan Sapi Bakalan


 Sapi bakalan penggemukan dipilih yang mudah beradaptasi terhadap lingkungan
kandang, sapi yang dipilih pada kondisi kurus dan sehat, jenis kelamin jantan dan tidak
cacat.
 Untuk pilihan jenis sapi lokal seperti Sapi Bali mudah di peroleh di peternak rakyat di
daerah Manggarai Barat.

Dikumpulkan Oleh : BisnisUsaha.info 
   

 Keseragaman sapi: sapi yang dipelihara sebaiknya seragam untuk memudahkan tata
laksana, faktor keseragaman harus menjadi pertimbangan dalam mempersiapkan
bakalan sapi yang akan digemukkan.
 Untuk mengetahui umur sapi dapat menggunakan pendekatan pergantian gigi :
o Sapi yang memiliki gigi susu semua pada rahang bawah, mempunyai usia sekitar 1
tahun
o Sapi yang memiliki gigi tetap sepasang pada rahang bawah mempunyai usia sekitar 1-
1,5 tahun
o Sapi yang memiliki gigi tetap dua pasang pada rahang bawah mempunyai usia sekitar 2-
2,5 tahun
o Sapi yang memiliki gigi tetap tiga pasang pada rahang bawah mempunyai usia sekitar 3-
3,5 tahun
o Sapi yang memiliki gigi tetap empat pasang pada rahang bawah mempunyai usia sekitar
4 tahun
o Sapi yang memiliki gigi tetap sudah aus semua pada rahang bawah mempunyai usia
diatas 4 tahun.

4. Umur Penggemukan
Sapi umur < 1 tahun waktu penggemukan 8 – 12 bulan.
Sapi umur > 1 th – 2 th. Waktu penggemukan 6 – 7 bulan.
Sapi umur > 2 th. – 2,5 th waktu penggemukan 3 – 4 bulan.

5. Pemeliharaan Kesehatan
o Diduga bahwa hampir semua bibit/bakalan yang diperoleh dari peternak tradisional
sudah terserang penyakit cacingan. Oleh karenanya pada awal penggemukan agar sapi
bakalan diberikan obat cacing, kemudian diulang kembali setiap 3 – 4 bulan.
o Pemberian vitamin setiap tiga bulan atau sesuai keperluan misalnya pada saat
pergantian musim.
o Kandang dibersihkan setiap hari, tidak becek, tidak ada genangan air.
o Ternak dimandikan sambil badannya digosok-gosok.

Dikumpulkan Oleh : BisnisUsaha.info 
   

o Mencegah lebih baik daripada mengobati

6. Keunggulan Usaha Penggemukan Sapi


o Investasi untuk usaha penggemukan sapi potong dilaksanakan dengan waktu singkat.
o Dengan sistem dry lot fattening memudahkan dalam monitor dan kontrol peternakan
secara langsung. Sehingga dapat diketahui berapa jumlah dan keberadaan sapi
dikandang maupun cara pemeliharaan sapi sesuai ketentuan yang telah disepakati.
o Kontrol kesehatan sapi yang teratur serta pemenuhan standar kelayakan usaha
peternakan dalam pengawasan team Pengendali Kelompok tani kerjasama dengan
Dinas Peternakan, Kabupaten Manggarai Barat.

E. ASPEK PEMASARAN

Usaha tani ternak sapi mempunyai peluang untuk memasarkan dua jenis produk:
1. Ternak sapi gemuk yang berat badannya sudah mencapai 322 kg.
2. Pupuk kompos, sebagai hasil tambahan.
Peluang pasar untuk ternak sapi cukup besar, karena permintaan ternak sapi
sebenarnya melebihi jumlah ternak sapi yang siap jual dengan harga yang cukup tinggi.
Walaupun harga jual sapi hidup siap potong tidak jauh lebih tinggi dibandingkan dengan
harga pokok penggemukan sapi, tetapi masih memberikan peluang kepada petani
ternak sapi untuk memperoleh laba. Resiko kematian sapi di daerah Siru relatif kecil,
yaitu sekitar 1%, karena petani ternak sapi di Siru ini sudah mempunyai keterampilan
memelihara ternak sapi sejak jaman dulu. Disamping itu, peluang pasar untuk menjual
pupuk kompos juga cukup tinggi. Sebagian besar penduduk Siru dan daerah sekitarnya
adalah petani tanaman pangan, yaitu padi sawah, dan palawija, serta tanaman
perkebunan yang sangat membutuhkan pupuk organik.
Dilihat dari segi permintaan dan penawaran ternak sapi, peluang pasar sapi
untuk desa Siru dan kabupaten Manggarai Barat umumnya cukup tinggi. Dasamping
tingkat konsumsi protein hewani asal daging sapi yang semakin tinggi, hadirnya hotel-
hotel berbintang di Labuan Bajo-Komodo sebagai daerah pariwisata juga

Dikumpulkan Oleh : BisnisUsaha.info 
   

mengisyaratkan akan tingginya kebutuhan daging asal sapi untuk kebutuhan tamu-
tamunya.
Ternak sapi dari desa Siru biasanya dibeli oleh para blantik yang datang ke
rumah-rumah warga untuk menawar ternak mereka. Dari hal tersebut kita bisa
melakukan kerjasama dengan para pedagang lama untuk memasarkan ternak sapi
kelompok ternak dengan perjanjian yang saling menguntungkan. Biasanya para blantik
tersebut menjual sapi kepada pembali yang lebih besar yang berasal dari Sulawesi
Selatan dan Bima (NTB), pembeli tersebut mengambil ternak-ternak dari para blantik.
Selain itu peternak juga bisa menjual sapinya ke pengusaha pemotongan sapi di
Labuan Bajo, Ruteng, Borong serta daerah daratan flores lainnya. Dari penjelasan
tersebut tampak bahwa peluang pasar ternak sapi dari para petani ternak cukup tinggi.
Dilihat dari segi harga pasar, peluang pasar ternak sapi potong juga tinggi. Harga
per ekor ternak sapi potong bakalan (sapi yang berumur sekitar 1 – 2 tahun) rata-rata
Rp. 5.000.000,- dengan berat rata-rata 200 kg. per ekor. Sedangkan harga per kg
daging segar sapi potong, yaitu sapi dipotong setelah 180 hari masa penggemukan
dengan berat sekitar 322 kg dan berat karkas 170 kg., adalah rata-rata Rp. 60.000,- per
kg. Setelah dikurangi biaya penggemukan, maka setiap masa penggemukan peternak
sapi potong dapat meraih laba sekitar 30 % lebih.

Peluang Pasar Pupuk Kompos

Sebagian besar penduduk di Desa Siru hidup dan bekerja dari bekerja di sektor
pertanian. Hal ini sedikit banyak menunjukkan bahwa kebutuhan akan pupuk kompos
cukup besar. Menurut data-data yang diolah, harga jual pupuk organik dari peternak
sapi sekitar rata-rata Rp. 600,- per kg., sedangkan harga pokok produksi Rp. 394,- per
kg. Setiap ekor sapi setiap hari dapat menghasilkan (diperkirakan/rata-rata) sekitar 60%
X 15 kg. pupuk kompos. Jadi untuk 100 ekor sapi akan dapat dihasilkan 100 ekor X 180
hari X (60% X 15 kg.) = 162.000 kg. pupuk kompos.
Gabungan perkiraan penerimaan dan pengeluaran pendapatan usaha ternak sapi
potong dan pupuk kompos, maka akan terlihat pada tabel berikut :

Dikumpulkan Oleh : BisnisUsaha.info 
   

Perkiraan Pengeluaran dan Penerimaan Usaha Penggemukan Sapi Bali


dan Pupuk Kompos Selama Satu Periode Penggemukan (180 hari)

F. PERKIRAAN LABA-RUGI

Dana bantuan yang diberikan oleh Pemerintah berupa 100 ekor ternak sapi
potong akan di distribusikan kepada 20 anggota Kelompok ternak Harapan Sejahtera-
Siru. Jadi setiap anggota diserahi 5 ekor ternak sapi potong untuk dipelihara. Atas
dasar analisa yang dikemukakan dalam aspek Pemasaran dan Produksi, dapatlah
dibuat perkiraan aliran kas dan rugi/laba usaha ternak sapi potong bantuan pemerintah
kepada Kelompok ternak Harapan Sejahtera-Siru.
Dari data-data yang diperoleh dan diolah, diperkirakan bahwa dengan
memelihara 5 ekor sapi potong, seorang peternak rata-rata akan memperoleh laba
sebesar Rp. 1.145.493,- per bulan. Laba ini diperoleh dari penjualan 5 ekor sapi yang
beratnya 322 kg. hidup, dengan harga berat hidup Rp. 25.000,- per kg. Disamping itu

Dikumpulkan Oleh : BisnisUsaha.info 
   

peternak juga berkesempatan menjual pupuk kompos 8 ton setiap 6 bulan, atau satu
kali masa penggemukan. Rata-rata keuntungan yang diperoleh dari penjualan pupuk
kompos adalah Rp. 278.100/,- per bulan.
Perkiraan laba/rugi dari usaha ternak sapi dapat ditampilkan dalam tabel berikut :

Dikumpulkan Oleh : BisnisUsaha.info 
   

PERKIRAAN RUGI/LABA USAHA KELOMPOK


100 EKOR SAPI UNTUK 20 ORANG ANGGOTA DAN SEORANG ANGGOTA @ 5 EKOR
PER TAHUN, PER MASA PENGGEMUKAN, DAN PER BULAN

Dalam Pertelaan Rugi/Laba di atas Saldo Awal Laba dinyatakan = 0 (nol), karena
laba tersebut langsung dikonsumsi oleh anggota. Asumsi-asumsi pembuatan Pertelaan
Rugi/Laba di sampaikan pada bab-bab Pemasaran dan Produksi.

Dikumpulkan Oleh : BisnisUsaha.info 
   

ANALISA KELAYAKAN DAN MANAJEMEN CASH FLOW


USAHA PENGGEMUKAN SAPI BALI

A. ANALISA KELAYAKAN USAHA


Suatu jenis usaha dalam hal ini akan dinilai apakah pantas atau layak
dilaksanakan didasarkan kepada beberapa kriteria tertentu yang ada. Layak bagi suatu
usaha artinya menguntungkan dari berbagai aspek yaitu kelayakan dari aspek pasar,
ekonomi dan financial, teknis, budaya dan mentalitas, dan aspek yuridis.
 Aspek pasar
Dilihat dari segi permintaan dan penawaran ternak sapi, peluang pasar sapi untuk desa
Siru dan kabupaten Manggarai Barat umumnya cukup tinggi. Dasamping tingkat
konsumsi protein hewani asal daging sapi yang semakin tinggi, hadirnya hotel-hotel
berbintang di Labuan Bajo-Komodo sebagai daerah pariwisata juga mengisyaratkan
akan tingginya kebutuhan daging asal sapi untuk kebutuhan tamu-tamunya.
 Aspek teknis
Kemampuan peternak di desa Siru dalam memelihara ternak sapi dinilai cukup baik
dengan pengalaman beternak yang sudaha turun temurun dengan penguasaan
teknologi yang potensial untuk diberdayakan. Ketersediaan teknologi penunjang usaha
beternak mudah diperoleh melalui media informasi dan pelatihan teknis yang sering
diberikan oleh pemerintah daerah, LSM maupun kelompok peternak maju.
 Aspek budaya dan mentalitas
Faktor adat dan kebiasaan yang telah lama berlaku di desa siru yakni budaya gotong
royong, saling menghargai, motivasi petani yang cukup tinggi untuk lebih berkembang,
serta memiliki etos kerja yang tinggi.
 Aspek yurudis
Dukungan UPTD Peternakan Kecamatan Lembor khususnya dan pemerintah
Kabupaten Manggarai Barat dalam membantu meningkatkan produktivitas usaha
peternakan sangat baik, dengan intensifnya program penyuluhan, serta sangat
menghendaki usaha beternak dengan intensif.

Dikumpulkan Oleh : BisnisUsaha.info 
   

 Aspek ekonomi dan financial


Analisis kelayakan usaha penting dilakukan oleh kelompok ternak guna menghindari
kerugian dan untuk pengembangan serta kelangsungan usaha. Secara finansial
kelayakan usaha dapat dianalisis dengan menggunakan beberapa indikator pendekatan
atau alat analisis, seperti menggunakan Titik Pulang Pokok (Break Event Point/ BEP),
Revenue-Cost ratio (R/C ratio), Benefit-Cost ratio (B/C ratio), Payback Period, Retur of
Investment, dll.
Pada usaha skala kecil (mikro) disarankan paling tidak menggunakan BEP dan R/C
ratio atau B/C ratio sebagai alat analisis kelayakan agribisnis. Berikut ini disajikan
analisis financial usaha penggemukan sapi potong pada kelompok ternah Harapan
Sejahtera-Siru :

Analisis Kelayakan Finansial pada Usaha Penggemukan Sapi 100 ekor selama 6 bulan
periode Penggemukan

Dikumpulkan Oleh : BisnisUsaha.info 
   

Dari analisis tabel diatas dapat disimpulkan bahwa usaha penggemukan sapi di
kelompok ternak Harapan Sejahtera-Siru, layak secara financial dengan R/C = 1,27 (>
1), B/C = 1,27 (> 1).

B. ALIRAN KAS

Arus kas akan menyediakan informasi selama periode penggemukan. Seperti


satu bulan, satu musim tanam, satu tahun Aliran Kas ini disebut sebagai bayangan,
karena dana kas yang sebenarnya dipegang oleh 20 anggota, bukan ada di kelompok
ternak Harapan Sejahtera-Siru. Perbedaan antara aliran kas dengan rugi/laba adalah
bahwa dalam pertelaan aliran kas, hanya penerimaan dan pengeluaran yang dilakukan
secara tunai saja yang direkam. Biaya penyusutan dan Biaya Resiko Kematian 1%
tidak pasti keluar dari kantong (kasir). Oleh karena itu tidak terekam dalam pertelaan

Dikumpulkan Oleh : BisnisUsaha.info 
   

aliran kas. Pertelaan Aliran Kas Bayangan dimaksud dapat disampaikan pada tabel
berikut :

Perkiraan aliran kas

Dari perkiraan arus kas tabel diatas dapat memberikan gambaran bahwa sisa kas yang
diperoleh selama empat periode penggemukan (2 tahun) mencapai Rp. 1,071,765,800,-
. Dengan demikian, adanya bantuan modal usaha melalui program Sarjana
Membangun Desa ini sangat mampu memberikan kemandirian bagi kelompok untuk
terus mengembangkan usahanya. Selain itu dengan bagian keuntungan yang diperoleh
kelompok, sangat memungkinkan untuk lebih cepat bergulir ke anggota/kelompok lain
sehingga program ini menjadi lebih tepat sasaran dan berkelanjutan.
 

Dikumpulkan Oleh : BisnisUsaha.info 

Anda mungkin juga menyukai