Anda di halaman 1dari 58

MODUL PELATI HAN 5

PENGELOLAAN TERNAK SECARA BERKELANJUTAN

DI SUSUN OLEH :
I r. Nani Yunizar
Drh. Siti I stiana

KERJASAMA ANTARA :

BPTP DAN I OM

BALAI PENGKAJI AN TEKNOLOGI PERTANI AN BADAN


PENELI TI AN DAN PENGEMBANGAN PERTANI AN
DEPARTEMEN PERTANI AN
2009

Modul 5
BUDI DAYA TERNAK RUMI NANSI A
TERNAK
SAPI

Sapi adalah hewan ternak terpenting sebagai sumber daging, susu, tenaga kerja
dan kebutuhan lainnya. Sapi menghasilkan sekitar 50% (45-55% ) kebutuhan daging di
dunia, 95% kebutuhan susu dan 85% kebutuhan kulit. Sapi berasal dari famili Bovidae.
seperti halnya bison, banteng, kerbau (Bubalus), kerbau Afrika (Syncherus), dan anoa.
Domestikasi sapi mulai dilakukan sekitar 400 tahun SM. Sapi diperkirakan berasal dari
Asia Tengah, kemudian menyebar ke Eropa, Afrika dan seluruh wilayah Asia. Menjelang
akhir abad ke-19, sapi Ongole dari I ndia dimasukkan ke pulau Sumba dan sejak saat itu
pulau tersebut dijadikan tempat pembiakan sapi Ongole murni. Secara garis besar,
bangsa-bangsa sapi (Bos) yang terdapat di dunia ada dua, yaitu (1) kelompok yang
berasal dari sapi Zebu (Bos indicus) atau jenis sapi yang berpunuk, yang berasal dan
tersebar di daerah tropis serta (2) kelompok dari Bos primigenius, yang tersebar di
daerah sub tropis atau lebih dikenal dengan Bos Taurus. Berdasarkan produk akhir yang
dihasilkan, ternak sapi dibagi menjadi dua yaitu sapi potong yang menghasilkan daging
dan sapi perah yang menghasilkan susu.
Usaha peternakan sapi potong di I ndonesia telah lama dikenal masyarakat. Agar
usaha ini dapat memberikan keuntungan yang optimal bagi pemiliknya maka perlu
diperhatikan beberapa hal yang menyangkut manajemen pemeliharaan ternak sapi
potong, antara lain:
1. Seleksi Bibit
Pemilihan bibit sapi merupakan langkah awal yang menentukan keberhasilan
usaha peternakan sapi. Pemilihan bibit harus dilakukan dengan tepat dan sesuai
dengan tujuan produksi yang ingin dicapai. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan
dalam memilih bibit sapi adalah sebagai berikut:

PENGELOLAAN TERNAK SECARA BERKELANJUTAN

Modul 5
a. Pejantan, seleksi menyangkut :
- kesehatan fisik : mata bersih dan bersinar, bulu bersih, halus dan mengkilap,
tidak ada leleran pada hidung, mulut bau rumput, bentuk kaki simetris dan
konsistensi feses normal.
- kualitas semen baik, dapat dilihat dari keturunannya atau diperiksa langsung
dengan mikroskop
- kapasitas servis yaitu kemampuan untuk dapat mengawini induk betina, idealnya
1 ekor pejantan mampu mengawini 10 ekor betina.
b. Betina : Seleksi menyangkut kondisi fisik dan kesehatan, kemiringan vulva tidak
terlalu keatas, mempunyai puting 4 buah, bentuk ambing relatif besar dengan
bentuk yang simetris.
Adapun cara menentukan umur sapi berdasarkan susunan gigi disajikan pada tabel 1.
Tabel 1. Penentuan Umur Sapi Berdasarkan Susunan Gigi
No.

Umur

Keadaan Gigi

1.

1 bulan

Semua gigi seri sulung sudah ada

2.

3 bulan

Gigi seri sulung mulai tergesek

3.

1 tahun

Semua gigi seri sulung sudak tergesek

4.

1,5 2 tahun

Gigi seri sulung dalam (I 1) berganti dengan gigi seri tetap

5.

2-2,5 tahun

Gigi seri sulung tengah dalam (I 2) berganti dengan gigi seri tetap

6.

3-3,5 tahun

Gigi seri sulung tengah luar (I 3) berganti dengan gigi seri tetap

7.

4 tahun

Gigi seri sulung luar (I 4) berganti dengan gigi seri tetap

8.

5 tahun

Semua gigi seri tetap sudah tergesek

9.

7-8 tahun

Tepi dalam (bidang lidah) semua gigi seri tetap tergesek hampir dekat
dengan gusi bagian dalam

2. Pakan
Dalam pemberian pakan perlu diperhatikan bebrapa
faktor yaitu : palatabilitas pakan, kandungan gizi, harga,
tidak beracun dan tersedia setiap saat. Pakan memegang
peranan yang penting bagi ternak sapi karena berfungsi
memenuhi

kebutuhan

hidup

pokok,

pertumbuhan,

produksi dan reproduksi serta memelihara daya tahan


tubuh terhadap serangan penyakit.

PENGELOLAAN TERNAK SECARA BERKELANJUTAN

Modul 5
Pakan untuk ternak sapi dapat berupa hijauan (rumput, kacang-kacangan
dan limbah pertanian), konsentrat (dedak padi, onggok, ampas tahu) dan makanan
tambahan (vitamin, mineral dan urea).
Secara umum jumlah makanan yang diberikan untuk seekor sapi setiap hari adalah
sebagai berikut :
-

Hijauan diberikan sebanyak 10% dari berat badan sapi atau kira-kira 30 - 50
Kg/ ekor/ hari untuk ternak dewasa atau bervariasi menurut berat dan besar
badan. Pada keeadaan biasa ternak diberikan pakan hijauan 2 x sehari yaitu
pada pagi dan sore hari, sedangkan apabila dipekerjakan diberikan 3 x sehari
yaitu pagi hari sebelum dipekerjakan, siang hari setelah dipekerjakan dan sore
hari.

Konsentrat : 2 - 5 kg/ ekor

Pakan tambahan diberikan bersama dengan konsentrat yaitu sebanyak 30 - 50


gram/ ekor/ hari atau disesuaikan dengan tujuan produksi

Pemberian air minum sebaiknya disediakan setiap saat (ad libitum) dengan
syarat air harus bersih dan tidak tercemar

3. Kandang
Kandang dapat dibuat dalam bentuk ganda atau tunggal, tergantung dari
jumlah sapi yang dimiliki. Pada kandang tipe tunggal, penempatan sapi dilakukan
pada satu baris atau satu jajaran, sementara kandang yang bertipe ganda
penempatannya dilakukan pada dua jajaran yang saling berhadapan atau saling
bertolak belakang. Diantara kedua jajaran tersebut biasanya dibuat jalur untuk jalan.
Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjaga agar ternak nyaman
sehingga dapat mencapai produksi yang optimal, yaitu :

Gambar 1. Contoh Bangunan Kandang Sapi

PENGELOLAAN TERNAK SECARA BERKELANJUTAN

Modul 5
-

Persyaratan secara umum :


a. Ada sumber air atau sumur yang cukup
b. Ada gudang makanan atau rumput atau hijauan
c. Letak kandang terpisah dari rumah dan jauh dari daerah hunian masyarakat d.
Terdapat lahan untuk bangunan dengan luas yang memadai dan berventilasi e.
Bahan kandang dari kayu/ bambu serta kuat, sedangkan lantai dari
semen/ tanah yang dipadatkan dan harus dibuat lebih tinggi dari tanah
sekitarnya.
f.

Ventilasi dan drainase di dalam dan luar kandang harus baik.

Persyaratan secara khusus :


a.

Ukuran kandang :
sapi jantan dewasa adalah 1,5 x 2 m atau 2,5 x 2 m
sapi betina dewasa adalah 1,8 x 2 m
anak sapi cukup 1,5 x 1 m per ekor, dengan tinggi atas 2-2,5 m dari
tanah.

b.

Bentuk kandang
Tipe tunggal, terdiri dari satu baris kandang
Tipe ganda, terdiri dari dua baris kandang

c.

Ukuran bak pakan : panjang x lebar = bersih 60 x 50 cm

d.

Ukuran bak minum : panjang x lebar = bersih 40 x 50 cm

e.

Tinggi bak pakan dan minum bagian dalam 40 cm (tidak melebihi tinggi
persendian siku sapi) dan bagian luar 80 cm

f.

Tinggi penghalang kepala sapi 100 cm dari lantai kandang

g.

Lantai jangan terlalu licin dan terlalu kasar serta dibuat miring (bedakan 3
cm). Lantai kandang harus diusahakan tetap bersih guna mencegah
timbulnya berbagai penyakit. Lantai terbuat dari tanah padat atau semen,
dan mudah dibersihkan dari kotoran sapi. Lantai tanah dialasi dengan jerami
kering sebagai alas kandang yang hangat.

h.

Selokan bagian dalam kandang untuk pembuangan kotoran, air kencing dan
air bekas mandi sapi : Lebar (L) x Dalam selokan (D) = 35 x 15 cm

i.

Selokan bagian luar kandang untuk pembuangan bekas air cucian bak pakan
dan minum : L x D = 10 x 15 cm

PENGELOLAAN TERNAK SECARA BERKELANJUTAN

Modul 5
j.

Tinggi tiang kandang sekurang-kurangnya 200 cm dari lantai kandang

k.

Atap kandang dibuat dari genteng

l.

Letak kandang diusahakan lebih rendah dari sumber air dan lebih tinggi dari
lokasi tanaman rumput. (Hasanudin, 1988). Lokasi pemeliharaan dapat
dilakukan pada dataran rendah (100-500 m) hingga dataran tinggi (> 500
m). Temperatur di sekitar kandang 25-40 derajat C (rata-rata 33 derajat C)
dan kelembaban 75%.

m. Seluruh bagian kandang dan peralatan yang pernah dipakai harus disuci
hamakan terlebih dahulu dengan desinfektan, seperti creolin, lysol, dan
bahan-bahan lainnya.
4. Sistem Perkaw inan
Sistem perkawinan pada sapi adalah sebagai berikut :
1. Hand Mating :
- Kawin alam yang diatur, dimana sapi betina birahi dibawa ke tempat pejantan
untuk dikawinkan sesuai dengan tujuan pemeliharaan
- Kawin suntik atai Inseminasi Buatan (IB), dimana ternak betina dikawinkan
dengan cara inseminasi yaitu spermatozoa ternak jantan yang telah diawetkan
disuntikkan ke dalam alat kelamin betina oleh inseminator

Gambar 2. I nseminasi Buatan pada Sapi

PENGELOLAAN TERNAK SECARA BERKELANJUTAN

Modul 5
2. Pasture Mating yaitu perkawinan antara ternak jantan dan betina di padang
pengembalaan secara alami tanpa ada peran manusia.
Yang perlu diketahui sebelum mengawinkan sapi adalah:
Mengetahui Tanda Birahi tanda-tanda birahi yaitu ; selalu gelisah, mencoba
menaiki sapi lain, vulva membesar dan kemerahan serta keluar cairan lendir,
nafsu makan menurun.
Mengetahui tanda-tanda melahirkan diantaranya :
- urat daging sekitar vulva mengendor, bengkak, berwarna kemerahan, keluar
cairan bening (lendir) dan bila diraba terasa hangat.
- di kiri kanan pangkal ekor kelihatan legok
- ambing membesar dan tampak tegang
- sapi selalu gelisah, ribut dan menaiki sapi yang lain
- nafsu makan menurun.
Rencana perkawinan diatur dengan tujuan agar sapi dara tidak terlalu cepat atau
terlalu lama dikawinkan pertama kali dan perkawinan ulang setelah melahirkan tidak
terlalu cepat atau terlalu lambat, sebagai pedoman data reproduksi sapi dapat
dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Data Reproduksi Sapi
No.

Tahap Reproduksi

Umur / Lama Waktu

1.

Birahi pertama

Umur 1,5 2 tahun

2.

Siklus birahi

21 hari

3.

Lama birahi

17 jam

4.

Ovulasi

10-12 jam sampai saat birahi berakhir

5.

Dikawinkan pertama

Umur 2-2,5 tahun

6.

Lama bunting Lama

280-285 hari

7.

menyusui Birahi

3 bulan

8.

kembali Dikawinkan

5-8 minggu setelah melahirkan

9.

kembali

2-3 bulan setelah melahirkan

Waktu yang baik untuk mengawinkan sapi yang sudah terlihat birahi dapat dilihat
pada tabel 3.

PENGELOLAAN TERNAK SECARA BERKELANJUTAN

Modul 5
Tabel 3. W aktu yang Baik untuk Mengaw inkan Ternak
No.

Tanda birahi terlihat

W aktu yang tepat untuk

W aktu yang tidak

pada jam

mengaw inkan

tepat/ sudah
terlambat

1.

Sebelum jam 09.00 pagi

2.

Jam 09.00-12.00

3.

Sore hari

Siang hari sesudah jam 12.00

Hari berikutnya

Sore sesudah jam 17.00

Hari berikutnya

Pagi keesokan harinya

Sesudah jam 15.00

Untuk dapat mencapai hasil produksi yang optimal maka harus diperhatikan
beberapa hal sebagai berikut :
- Mengawinkan ulang sebaiknya jangan terlalu cepat, paling baik adalah 2-3 bulan
setelah melahirkan
- Pada akhir bunting dan awal laktasi berikan pakan yang berkualitas baik
- Hindari perlakuan kasar dan sebaiknya jangan pekerjakan sapi yang sedang
bunting muda, bunting tua maupun yang baru melahirkan
- Segera berikan pertolongan apabila proses kelahiran tidak normal
- Pada umur 8 tahun ke atas sebaiknya di-culling/ dikeluarkan karena sudah
tidak/kurang produktif lagi.
- Agar dapat memperoleh keturunan yang baik maka pejantan paling muda
berumur 1,5 tahun dan jangan gunakan pejantan yang terlalu sering menjadi
pemacek, yang ideal seekor pejantan untuk 10 ekor betina.
5. Kesehatan Hew an
Tindak pencegahan :
1. Hindari kontak dengan ternak sakit
2. Segera pisahkan / isolasi ternak yang sakit atau diduga sakit agar tidak cepat
menular ke ternak lain
3. Kandang selalu bersih dan kering
4. Mengadakan tes kesehatan, khususnya penyakit Brucellosis dan Tuberculosis.
5. Desinfektan kandang dan peralatan secara teratur
6. Vaksinasi dan obat cacing teratur
7. Karantinakan ternak yang baru masuk untuk diperiksa kesehatannya

PENGELOLAAN TERNAK SECARA BERKELANJUTAN

Modul 5
6. Tatalaksana dan Manajemen Pemeliharaan
Tatalaksana pemeliharaan dapat dibagi 3 sesuai tujuan pemeliharaan :
1. Tujuan untuk menghasilkan anak : I nduk dan anak dipelihara bersama sampai
anak disapih umur 6- 8 bulan dan kemudian anak dijual.
2. Tujuan untuk menambah dan memperbaiki kualitas daging: Penggemukan dapat
dilakukan di kandang atau padang rumput. Lama penggemukan tergantung
umur sapi. Bila umur 1-2 tahun dibutuhkan waktu 6 bulan. Bila umur sapi
dewasa 2-3 tahun dibutuhkan waktu 4 bulan.
3. Tujuan untuk bibit : Dipelihara sapi-sapi jantan dan betina dari jenis unggul.
7. Pemasaran
Pemasaran hasil ternak dapat dikoordinasikan dengan kelompok tani atau koperasi,
dengan demikian biaya dapat ditanggung bersama-sama. Produk dapat dipasarkan
berupa daging atau ternak hidup, dan sebaiknya memilih standar harga per kg berat
hidup.

PENGELOLAAN TERNAK SECARA BERKELANJUTAN

Modul 5
TERNAK KERBAU

Kerbau merupakan ternak yang sudah lama dikenal masyarakat I ndonesia..


Ternak kerbau pada umumnya dipelihara di daerah-daerah dimana lahan yang tidak
dimanfaatkan untuk usaha pertanian masih luas, dan/ atau daerah yang memang sulit
untuk ditanami tanaman sebagaimana umumnya petani bercocok tanam. Kemampuan
mencerna pakan hijauan relatif lebih baik daripada sapi sehingga tidak terlalu memilih
jenis rumput yang ada, namun ada kesan bahwa produktivitas kerbau lebih rendah dari
sapi.
Kondisi tersebut disebabkan karena perhatian kepada kerbau masih sangat
minim dibanding sapi. Misalnya, dilihat dari perkembangan kerbau dan sapi di Indonesia
pada awal abad 1900-an dimana populasi sapi dan kerbau didominasi populasi kerbau
70% dan sapi hanya 30%; tetapi sejak tahun 1980-an perbandingannya berubah
menjadi 20% kerbau dan 80% sapi dan ratio ini masih berlangsung sampai hari ini.
Kelihatannya nilai keseimbangan tercapai antara populasi kerbau dan sapi. Hal ini
memberikan pemahaman bahwa ada wilayah-wilayah tertentu yang lebih cocok untuk
kerbau dan ada wilayah-wilayah tertentu yang lebih cocok untuk sapi. Akan tetapi data
terakhir menunjukkan bahwa kerbau sudah mendapatkan wilayah baru yang cocok bagi
habitatnya yang lebih menyukai kawasan banyak air dari pada sapi yaitu di Sumatera
dan Kalimantan yang sekarang jumlah ternak kerbaunya telah lebih dari 54% dari
populasi yang ada di Indonesia.
Agar usaha ini dapat memberikan keuntungan yang optimal bagi pemiliknya
maka perlu diperhatikan beberapa hal yang menyangkut manajemen pemeliharaan
ternak kerbau , antara lain :

PENGELOLAAN TERNAK SECARA BERKELANJUTAN

Modul 5
1. JENI S KERBAU
Ada dua bangsa kerbau yang diternakkan di dunia yaitu
kerbau lumpur (swamp buffalo dan kerbau sungai
(riverbuffalo). Kerbau lumpur memiliki 48 pasang dan
kerbau sungai memiliki 50 pasang kromosom, walaupun
berbeda dalam jumlah kromosom tetapi perkawinan
keduanya menurunkan keturunan yang juga fertil baik
pada ternak jantan maupun betina, hanya diduga bahwa
daya reproduksi crossbred tersebut lebih rendah dari masing-masing tetuanya.
Adapun jenis bibit kerbau diantaranya :
-

Kerbau Murrah ( asal I ndia, warna hitam / kelabu kehitaman)

Kerbau Nilli / Ravi ( asal I ndia, warna hitam / coklat tua)

Kerbau Surti ( asal I ndia, warna hitam / coklat)

Kerbau Belang / Tedong Bonga (asal Sulawesi Selatan / Toraja, Produksi susu
3 liter/ hari).

Kerbau Lokal (warna abu-abu, asal Sumba, Bali, Kalimantan, Sumatera, Produksi
susu 2 liter/ hari).

2. PAKAN
Jenis pakan pada umumnya sama dengan sapi, namun ada ada komposisi tertentu
yang sebaiknya diberikan pada kerbau sebagai berikut:
-

Hijauan = 35 - 50 Kg (terdiri dari 70% rumput-rumputan dan 30% kacangkacangan)

Konsentrat = 2- 5 Kg/ hr/ekor (terdiri dari dedak halus, bungkil-bungkilan)

Untuk pakan alternatif dapat digunakan berbagai jenis limbah pertanian dengan jenis
dan pengolahan yang sama dengan pakan untuk sapi.

3. KANDANG
Meskipun kerbau dikenal sebagai ternak yang senang berkubang di sungai maupun
lumpur tetapi juga harus dikandangkan, terutama pada malam hari. Dalam kandang
harus dilengkapi dengan tempat makan dan tempat minum.

PENGELOLAAN TERNAK SECARA BERKELANJUTAN

10
10

Modul 5
Ukuran kandang kerbau :
- Dewasa = 1,5 m X 2 m / ekor
- Anak = 1 m X 0,8 m/ ekor
- Kandang jepit = 1,2 m X 0,55 m X 1,5 m / ekor
Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan kandang antara lain kandang tidak
boleh dekat dengan rumah tempat tinggal, mudah dibersihkan dan sebaiknya dibuat
penampungan kotoran / limbah.

PENGELOLAAN TERNAK SECARA BERKELANJUTAN

11
11

Modul 5
TERNAK KAMBI NG

Kambing termasuk salah satu jenis ternak yang akrab dengan sistem usaha
tani di pedesaan. Hampir setiap rumah tangga memelihara kambing, baik digunakan
sebagai penghasilan utama keluarga maupun sebagai hasil sampingan. Semakin
banyaknya peternak kambing yang muncul disebabkan oleh permintaan daging dan
susu kambing yang terus meningkat. Menurut Sumoprastowo (1980) bahwa terdapat
beberapa sifat yang menguntungkan dari usaha kambing yaitu perkembang biakannya
cukup

pesat,

modal

usaha relatif

kecil,

pemeliharaannya sederhana,

dapat

memanfaatkan lahan kosong dan dapat berfungsi sebagai tabungan keluarga. Untuk
keberhasilan beternak kambing, disamping faktor bibit dan perkembangbiakannya
(reproduksi), perlu mendapat perhatian pula faktor tata laksana pemeliharaan, pakan,
kesehatan serta pencegahan dan pemberantasan penyakit.

1. BI BI T
Tujuan pemeliharaan kambing adalah untuk menghasilkan daging dan susu,
meskipun dapat juga mengahsilkan bulu, kulit, pupuk serta hasil lainnya. Untuk
mencapai tujuan tersebut diperlukan pengelolaan yang baik, termasuk dalam
pemilihan/ seleksi bibit/ calon induk.
I nduk yang baik merupakan kunci utama pemeliharaan kambing. Berikut
kriteria pemilihan calon induk, baik jantan maupun betina :
a. Asal usul : dibeli/ berasal langsung dari peternak, berasal dari keturunan yang baik
b. Kesehatan : mata bersinar, lincah, aktif, bulu halus dan mengkilap
c. Tanda exterior tubuh : bentuk tubuh bagus, kepala, leher, badan dan kaki
seimbang, tidak cacat, testis pejantan cukup besar dan lengkap, ambing induk
betina besar, simetris, puting susu besar dan lengkap, sedangkan cara penentuan
umur kambing berdasarkan susunan gigi seri dapat dilihat pada Tabel 4.

PENGELOLAAN TERNAK SECARA BERKELANJUTAN

12
12

Modul 5

Tabel 4. Penentuan Umur Kambing Berdasarkan Susunan Gigi Seri


Umur

Gigi Seri yang Berganti

1-1,5 tahun

Gigi seri dalam (I1)

1,5 2,5 tahun

Gigi seri tengah dalam (I2)

2,5 3 tahun

Gigi seri luar dalam (I3)

3 - 4 tahun

Gigi seri luar (I6)

2. KANDANG
Sebelum memulai beternak kambing yang pertama kali dipersiapkan adalah
kandang. Kandang merupakan tempat istirahat dan berteduh bagi kambing sekaligus
pelindung

dari

hewan

pengganggu

lainnya.

Konstruksi

kandang

diusahakan

sedemikian rupa sehingga mudah dalam perawatan serta pembersihannya agar


kotoran ternak mudah dibersihkan dan dapat dikumpulkan untuk selanjutnya
dimanfaatkan sebagai pupuk.
Berikut syarat-syarat pendirian kandang bagi kambing :
a. Terpisah dari rumah lebih dari 5-10 m
b. Lokasi kandang tidak lembab, kering dan bersih, sebaiknya dibuatkan saluran
pembuangan air sehingga bila ada air cepat meresap
c. Bahan kandang kuat dan mudah didapat/ murah
d. Sirkulasi udara baik dan dibuat menghadap ke timur agar cukup mendapat sinar
matahari secara langsung.
e. Ukuran Kandang :
- Anak : 1 X 1,2 m / 2 ekor (lepas sapih)
- Jantan dewasa : 1,2 X 1,2 m/ ekor
- Dara/ Betina dewasa :1 X 1,2 m / ekor
- I nduk dan anak 1,5 X 1,5 m/ induk + 2 anak
f. Bentuk kandang : panggung/ kolong, tidak berkolong.

PENGELOLAAN TERNAK SECARA BERKELANJUTAN

13
13

Modul 5

Tempat
Tempat

Tempat penampung faeces

Tempat penampung faeces


150

Gambar 4. Contoh Bangunan Kandang Kambing

3. PAKAN
Syarat utama yang harus dipenuhi dalam pemeliharaan kambing adalah harus
tersedia sumber hijauan pakan dasar ternak yang cukup karena pakan merupakan
faktor utama yang menentukan produktivitas ternak, di samping potensi genetik,
kesehatan dan lingkungan. Tersedianya pakan yang cukup baik jumlah maupun
kualitasnya secara berkesinambungan merupakan salah satu faktor yang menentukan
keberhasilan usaha pengembangan kambing (Mathius et al, 1991).
Meskipun

ternak

kambing

termasuk

golongan ruminansia namun

pol

pemberian hiajauan pakannya berbeda dengan jenis ruminansia lainnya. Ternak


kambing lebih membutuhkan jenis hijauan dedaunan daripada rumput, dimana setiap
harinya butuh sekitar 10-15% dari berat badan (Mathius et al, 1989). Namun
pemberian hijauan saja tidak cukup memenuhi gizi yang diperlukan ternak kambing
untuk tumbuh, oleh karena itu diperlukan tambahan pakan tambahan yang dapat
tersusun dari leguminosa, dedak, ampas tahu maupun bungkil lainnya. Untuk
memenuhi kebutuhan mineral dan perangsang nafsu makan perlu diberikan garam

PENGELOLAAN TERNAK SECARA BERKELANJUTAN

14
14

Modul 5
dapur. Jumlah pakan yang diberikan juga tergantung pada kondisi ternak, dimana
ternak

muda/ sedang

tumbuh

dan

ternak

bunting

maupun

sedang

laktasi

membutuhkan pakan lebih banyak. Adapun jumlah komposisi kebutuhan pakan pada
tiap fase kehidupan ternak disajikan pada tabel 4.

Tabel 5. Komposisi Pemberian Pakan Hijauan pada Kambing


Kondisi

Rumput

Daunan

Dewasa

75%

25%

Bunting

60%

40%

Menyusui

50%

50%

Anak lepas sapih

60%

40%

(Anonimus, 1998)
Namun saat

ini lahan hijauan pakan semakin lama semakin sempit

dikarenakan adanya persaingan dengan lahan untuk kebutuhan pangan. Sementara


itu masih banyak limbah dari tanaman perkebunan maupun pertanian yang terbuang
padahal limbah tersebut cukup potensial untuk dimanfaatkan sebagai pakan ternak,
seperti misalnya limbah kopi, kakao, kelapa sawit, jagung dan lain-lain. Akan tetapi
limbah tersebut perlu pengolahan lebih lanjut agar daya kecernaannya meningkat.
Pada bagian tips dan trik akan dijelaskan mengenai pengolahan limbah kopi dan
tongkol jagung yang terbukti cukup baik dimanfaatkan sebagai pakan alternatif bagi
ternak kambing.

4. PEMELI HARAAN DAN PERAW ATAN


a. Pemeliharaan induk bunting
- Harus selalu cukup pakan
- Sebaiknya diberi pakan penguat sebanyak
0,5 1 kg per hari per ekor dicampur mineral 1-2% dari jumlah pakan penguat,
tetapi dihentikan beberapa hari sebelum masa kelahiran
- Hindarkan perlakuan kasar dan jaga jangan sampai terjatuh
b. Pemeliharaan kambing pejantan
- Sebaiknya dimandikan tiap 1 minggu sekali untuk menjaga kebersihan dan
kesehantannya, lalu bulunya disikat dan dipotong apabila terlalu panjang

PENGELOLAAN TERNAK SECARA BERKELANJUTAN

15
15

Modul 5
- Sebaiknya kuku kambing yang panjang dipotong dan dirapikan agar tidak
mengganggu jalannya kambing
- Tanduk yang terlalu panjang sebaiknya dirapikan agar tidak membahayakan
kambing lain maupun peternak kambing itu sendiri
c. Pemeliharaan anak kambing
- Harus dimulai sejak masih dalam kandungan yaitu dengan memberikan
perlakuan khusus terhadap induk bunting
- Setelah lahir diusahakan memperoleh susu kolostrum dari induk dan dibiarkan
menyusu sampai umur 2-3 bulan
- Dilatih belajar makan hiajauan bersama induk mulai umur 3 minggu dan dapat
pula ditambah dengan pakan penguat sedikit demi sedikit.

5. Produk Kambing
Daging
Produk utama kambing tentu saja adalah daging yang dapat diolah menjadi berbagai
macam masakan yang cukup digemari masyarakat. Daging kambing mempunyai
kandungan gizi yang cukup baik dan banyak masyarakat yang meyakini bahwa
daging kambing dapat menambah vitalitas para pria, selain itu kambing merupakan
ternak dapat digunakan sebagai ternak qurban yang tiap tahun permintaannya
semakin meningkat.

Susu
Selain menghasilkan daging, kambing juga dapat
menghasilkan

susu

yang

gizinya tidak

kalah

dengan susu sapi, bahkan saat ini telah ditetapkan


bahwa susu kambing merupakan susu terbaik dari
hewn

ruminansia.

Susu

kambing

mempunyai

kandungan fluorine 10 sampai 100 kali lebih besar


dari susu sapi.
Kandungan fluorine ini bermanfaat sebagai antiseptik alami dan dapat membantu
menekan pembiakan bakteri di dalam tubuh. Bisa membantu pencernaan dan
menetralisir asam lambung, menyembuhkan reaksi-reaksi alergi pada kulit, saluran

PENGELOLAAN TERNAK SECARA BERKELANJUTAN

16
16

Modul 5
napas dan pencernaan. Di samping itu, susu kambing mengandung kadar protein
yang cukup tinggi serta kadar laktosa yang lebih rendah daripada susu sapi sehingga
dapat dikonsumsi oleh masyarakat yang alergi terhadap susu sapi (lactose
intolerance).

Pupuk
Kotoran kambing yang dihasilkan dapat diolah menjadi pupuk kandang yang cukup
baik guna meningkatkan produktivitas tanaman. I tu sebabnya sangat dianjurkan
untuk menkombinasikan ternak kambing dengan sistem pertanian lainnya misalnya
dengan kebun kakao, kebun kopi, padi dan tanaman lainnya sehingga nantinya dapat
meningkatkan pendapatan petani.

Tenaga Kerja untuk Pembersihan Lahan


Dengan melaksanakan teknik integrasi dengan tanaman lainnya misalnya kakao,
kambing dapat pula dimanfaatkan sebagai tenaga kerja karena dapat dimanfaatkan
untuk membersihan lahan dari gulma atau tanaman penaung lainnya sehingga petani
dapat lebih menghemat biaya tenaga kerja.

PENGELOLAAN TERNAK SECARA BERKELANJUTAN

17
17

Modul 5
BUDI DAYA TERNAK UNGGAS
AYAM PEDAGI NG

1.

DEFI NI SI
Berdasarkan produk akhir yang dihasilkan, ternak ayam dibagi menjadi dua
yaitu ternak ayam pedaging yang produk akhirnya adalah daging beserta olahannya
dan ternak ayam petelur yang menghasilkan telur beserta olahannya. Pada modul
ini hanya akan dijelaskan mengenai budidaya ayam pedaging yang dapat dilakukan
sebagai usaha komersial maupun sambilan.
Ayam pedaging yaitu ayam jantan dan betina muda yang berumur di bawah
8 minggu ketika dijual/ dipanen dengan bobot

tubuh tertentu, mempunyai

pertumbuhan yang cepat serta mempunyai dada yang lebar dengan timbunan
daging yang baik dan banyak. Dengan mempertimbangkan pertumbuhan ayam,
maka terpilihlah ayam broiler sebagai ayam pedaging karena pertumbuhannya
cukup mengejutkan sejak usia 1 minggu hingga 5 minggu, pada saat berusia 3
minggu saja tubuhnya sudah sangat gempal dan padat. Sementara itu ayam
kampung yang berumur 8 minggu masih sangat kecil, tidak lebih dari kepalan jari
orang dewasa, sedangkan ayam broiler yang berumur 6 minggu sudah sama
besarnya dengan ayam kampung dewasa dan apabila dipelihara hingga berumur 8
bulan, bobotnya dapat mencapai 2 kg. Kelebihan inilah yang mengakibatkan
terpilihnya ayam broiler sebagai jenis ayam pedaging terbaik saat ini, meskipun
tidak menutup kemungkinan di masa yang akan dating tercipta jenis ayam
pedaging lain yang lebih unggul.

PENGELOLAAN TERNAK SECARA BERKELANJUTAN

18
18

Modul 5
2.

SEJARAH SI NGKAT

Ayam ras pedaging disebut

juga broiler, yang

merupakan jenis ras unggulan hasil persilangan dari


bangsa-bangsa

ayam

yang

memiliki

daya

produktivitas tinggi, terutama dalam memproduksi


daging ayam.
Sebenarnya ayam broiler ini baru populer di I ndonesia sejak tahun 1980-an
dimana pemegang kekuasaan mencanangkan panggalakan konsumsi daging
ruminansia yang pada saat itu semakin sulit keberadaannya. Hingga kini ayam
broiler telah dikenal masyarakat I ndonesia dengan berbagai kelebihannya. Hanya
5-6 minggu sudah bisa dipanen. Dengan waktu pemeliharaan yang relatif singkat
dan menguntungkan, maka banyak peternak baru serta peternak musiman yang
bermunculan diberbagai wilayah I ndonesia.
3.

PERSYARATAN LOKASI
a. Lokasi yang cukup jauh dari keramaian/ perumahan penduduk.
b. Lokasi mudah terjangkau dari pusat-pusat pemasaran.
c. Lokasi terpilih bersifat menetap, artinya tidak mudah terganggu oleh keperluankeperluan lain selain untuk usaha peternakan.

4.

PEDOMAN TEKNI S BUDI DAYA


Sebelum usaha beternak dimulai, seorang peternak wajib memahami 3
(tiga) unsur produksi yaitu: manajemen (pengelolaan usaha peternakan), breeding
(pembibitan) dan feeding (makanan ternak/ pakan)

4.1.

Manajemen ( Penyiapan Sarana dan Peralatan)

1. Perkandangan
Sistem perkandangan
Masyarakat yang memelihara ayam sebagai sambilan biasanya dibiarkan
berkeliaran dan tidur di pepohonan atau di semak-semak. Cara seperti ini mudah
karena hanya memerlukan sedikit perawatan, tetapi beberapa masalah mungkin
terjadi, misalnya gangguan hewan-hewan lain seperti anjing, kucing, tikus, dan
ular bisa memangsa anak-anak ayam atau telurnya. Telur-telur mereka juga

PENGELOLAAN TERNAK SECARA BERKELANJUTAN

19
19

Modul 5
susah dikumpulkan karena ayam-ayam ini akan bertelur dimana mereka mau.
Kotoran ayam, yang merupakan pupuk berharga juga akan susah dikumpulkan
dan penyakit akan dengan mudah menyebar dari ayam satu ke ayam lainnya,
terlebih lagi untuk penyebaran virus flu burung yang cukup cepat beberapa
waktu lalu dikarenakan pemeliharaan ayam secara lepas oleh masyarakat. Untuk
itu meskipun hanya dimanfaatkan sebagai usaha sambilan tetapi sebaiknya
ayam-ayam tersebut dimasukkan dalam kandang.
Sistem perkandangan yang ideal untuk usaha ternak ayam ras meliputi:
persyaratan temperatur berkisar antara 32,2-35 derajat Celcius, kelembaban
berkisar antara 60-70% , penerangan/ pemanasan kandang sesuai dengan aturan
yang ada, tata letak kandang agar mendapat sinar matahari pagi dan tidak
melawan arah mata angin kencang, model kandang disesuaikan dengan umur
ayam, untuk anakan sampai umur 2 minggu atau 1 bulan memakai kandang box,
untuk ayam remaja 1 bulan sampai 2 atau 3 bulan memakai kandang box
yang dibesarkan dan untuk ayam dewasa bisa dengan kandang postal atapun
kandang bateray. Untuk kontruksi kandang tidak harus dengan bahan yang
mahal, yang penting kuat, bersih dan tahan lama.

Pemeliharaan Kandang
Kebersihan lingkungan kandang (sanitasi) pada
areal

peternakan

merupakan

usaha

pencegahan penyakit yang paling murah, hanya


dibutuhkan tenaga yang ulet/ terampil saja.
Tindakan preventif dengan memberikan vaksin
pada ternak dengan merek dan dosis sesuai
catatan pada label yang dari poultry shop.
Agar bangunan kandang dapat berguna secara efektif, maka bangunan kandang
perlu dipelihara secara baik yaitu kandang selalu dibersihkan dan dijaga/ dicek
apabila ada bagian yang rusak supaya segera disulam/ diperbaiki kembali. Dengan
demikian daya guna kandang bisa maksimal tanpa mengurangi persyaratan
kandang bagi ternak yang dipelihara.

PENGELOLAAN TERNAK SECARA BERKELANJUTAN

20
20

Modul 5
2. Peralatan
a. Litter (alas lantai)
Alas lantai/ litter harus dalam keadaan kering, maka tidak ada atap yang bocor
dan air hujan tidak ada yang masuk walau angin kencang. Tebal litter setinggi
10 cm, bahan litter dipakai campuran dari kulit padi/ sekam dengan sedikit
kapur dan pasir secukupnya, atau hasi serutan kayu dengan panjang antara 3
5 cm untuk pengganti kulit padi/ sekam.
b. Indukan atau brooder
Alat ini berbentuk bundar atau persegi empat dengan areal jangkauan 1-3 m
dengan alat pemanas di tengah. Fungsinya seperti induk ayam yang
menghangatkan anak ayamnya ketika baru menetas.
c. Tempat bertengger (bila perlu)
Tempat bertengger untuk tempat istirahat/ tidur, dibuat dekat dinding dan
diusahakan kotoran jatuh ke lantai yang mudah dibersihkan dari luar. Dibuat
tertutup agar terhindar dari angin dan letaknya lebih rendah dari tempat
bertelur.
d. Tempat makan, minum dan tempat grit
Tempat makan dan minum harus tersedia cukup, bahannya dari bambu,
almunium atau apa saja yang kuat dan tidak bocor juga tidak berkarat. Untuk
tempat grit dengan kotak khusus
e. Alat-alat rutin
Alat-alat rutin termasuk alat kesehatan ayam seperti: suntikan, gunting
operasi, pisau potong operasi kecil, dan lain-lain.

Gambar 5. Contoh Kandang Ayam Pedaging Tampak Dalam

PENGELOLAAN TERNAK SECARA BERKELANJUTAN

21
21

Modul 5
4.2.

Pembibitan ( Breeding)
Ternak yang dipelihara haruslah memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a) ternak sehat dan tidak cacat pada fisiknya
b) pertumbuhan dan perkembangannya normal
c) ternak berasal dari pembibitan yang dikenal keunggulannya.
d) tidak ada lekatan tinja di duburnya.
Pemilihan Bibit

Gambar 6. Contoh DOC yang sehat


Ada beberapa pedoman teknis untuk memilih bibit/ DOC (Day Old Chicken)/ayam
umur sehari:
a. Anak ayam (DOC ) berasal dari induk yang sehat dan dari pembibit yang
berpengalaman, terlihat aktif, mata cerah dan lincah.
b. Bulu DOC tampak cerah, halus dan penuh serta baik pertumbuhannya .
c. Tidak terdapat kecacatan pada tubuhnya.
d. DOC mempunyak nafsu makan yang baik.
e. Ukuran badan normal, ukuran berat badan antara 35-40 gram (> 37 gram).
f. Tidak ada letakan tinja didubur/ anusnya.
g. Mempunyai ukuran kaki yang besar dan basah seperti berminyak.
h. Keadaan tubuh DOC normal/ tidak cacat.
-

Cara Memilih Pembibit


a. Lokasi pembibitan jauh dari lingkungan masyarakat dan peternakan lainnya
b. Pembibit (breeder) secara legal terdaftar di instansi pemerintahan
c. Melaksanakan program biosecurity yang ketat dan program vaksinasi yang
tepat sehingga DOC yang dihasilkan bebas dari penyakit (free diseases)
d. Strain yang diproduksi merupakan strain terbaik dan telah teruji di lapangan.
e. Memberikan informasi lengkap mengenai data performa strain yang
diproduksi

PENGELOLAAN TERNAK SECARA BERKELANJUTAN

22
22

Modul 5
f. Pembibit tidak semata-mata menjual produk, tetapi memberikan pelayanan
terbaik pascajual untuk konsumen
g. DOC yang dihasilkan berkualitas baik dan bisa menyuplai peternak sepanjang
tahun
4.3.

Pakan ( Feeding)

1. Pemberian Pakan
Untuk pemberian pakan ayam ras broiler ada 2 (dua) fase yaitu fase starter (umur
0-4 minggu) dan fase finisher (umur 4-6 minggu).
a. Kualitas dan kuantitas pakan fase starter adalah sebagai berikut:
-

kualitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 22-24%, lemak
2,5%, serat kasar 4%, Kalsium (Ca) 1%, Phospor (P) 0,7-0,9%, ME 28003500 Kcal

kuantitas pakan terbagi/ digolongkan menjadi 4 (empat) golongan yaitu


minggu pertama (umur 1-7 hari) 17 gram/ hari/ ekor, minggu kedua (umur 814

hari)

43

gram/ hari/ ekor,

minggu

ke-3

(umur

15-21

hari)

66

gram/ hari/ ekor dan minggu ke-4 (umur 22-29 hari) 91 gram/ hari/ ekor. Jadi
jumlah pakan yang dibutuhkan tiap ekor sampai pada umur 4 minggu
sebesar 1.520 gram

b. Kualitas dan kuantitas pakan fase finisher adalah sebagai berikut:


-

kualitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 18,1-21,2% ;
lemak 2,5% , serat kasar 4,5% , kalsium (Ca) 1% , Phospor (P) 0,7-0,9% dan
energi (ME) 2900-3400 Kcal.

kuantitas pakan terbagi/ digolongkan dalam empat golongan umur yaitu:


minggu ke-5 (umur 30-36 hari) 111 gram/ hari/ ekor, minggu ke-6 (umur 3743 hari) 129 gram/ hari/ ekor, minggu ke-7 (umur 44-50 hari) 146
gram/ hari/ ekor dan minggu ke-8 (umur 51-57 hari) 161 gram/ hari/ ekor. Jadi
total jumlah pakan per ekor pada umur 30-57 hari adalah 3.829 gram.

2.

Pemberian Minum
Pemberian minum disesuaikan dengan umur ayam yang dikelompokkan dalam 2
(dua) fase yaitu:

PENGELOLAAN TERNAK SECARA BERKELANJUTAN

23
23

Modul 5
a. Fase starter (umur 1-29 hari), kebutuhan air minum terbagi lagi pada masingmasing minggu, yaitu :
-

minggu ke-1 (1-7 hari) 1,8 lliter/ hari/ 100 ekor

minggu ke-2 (8-14 hari) 3,1 liter/ hari/ 100 ekor

minggu ke-3 (15-21 hari) 4,5 liter/ hari/ 100 ekor

minggu ke-4 (22-29 hari) 7,7 liter/ hari/ ekor.

Jadi jumlah air minum yang dibutuhkan sampai umur 4 minggu adalah
sebanyak 122,6 liter/ 100 ekor. Pemberian air minum pada hari pertama
hendaknya diberi tambahan gula dan obat anti stress kedalam air minumnya.
Banyaknya gula yang diberikan adalah 50 gram/ liter air.
b. Fase finisher (umur 30-57 hari), terkelompok dalam masing-masing minggu
yaitu :
- minggu ke-5 (30-36 hari) 9,5 liter/ hari/ 100 ekor
- minggu ke-6 (37-43 hari) 10,9 liter/ hari/ 100 ekor
- minggu ke-7 (44-50 hari) 12,7 liter/ hari/ 100 ekor
- minggu ke-8 (51-57 hari) 14,1 liter/ hari/ ekor.
Jadi total air minum 30-57 hari sebanyak 333,4 liter/ hari/ ekor.

5.

PAN EN

Produk Utama
Untuk usaha ternak ayam pedaging, hasil utamanya adalah berupa daging ayam
yang dapat dijual dalam bentuk ayam hidup maupun daging potong.
Produk Tambahan
Usaha ternak ayam broiler (pedaging) adalah :
- tinja atau kotoran kandang : dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik
- bulu ayam : dapat dimanfaatkan sebagai kerajinan tangan
- tenaga Kerja
Untuk peternak yang hanya mampu beternak ayam dalam skala kecil
dapat memanfaatkan ayam agar dapat membantu pekerjaannya dalam hal
membantu mengendalikan hama dan gulma dengan cara membuat traktor ayam

PENGELOLAAN TERNAK SECARA BERKELANJUTAN

24
24

Modul 5
yaitu kandang ayam dapat dipindahkan dari satu bedeng ke bedeng kebun
lainnya.
Ayam dapat berfungsi sebagai sebuah traktor bila ditempatkan dalam
sebuah sangkar tanpa alas yang mudah dipindahpindahkan. Dalam sangkar
biasanya diberikan 6-20 ekor ayam, tergantung dari ukuran sangkar, misalnya 2
m x 1 m untuk 6 ekor ayam. Cara ini akan mempekerjakan ayam untuk mengaisngais dan memupuk tanah sebelum ditanami, mengeluarkan hama dan serangga
dari tanah, dan menghabiskan gulma. Traktor ini juga baik untuk menjaga induk
ayam dan anak-anaknya. Traktor dapat dibuat dari bahan-bahan yang ringan
seperti bambu agar mudah dipindah-pindahkan. Untuk pemakaian yang efektif,
pindahkan kandang antar bedeng setiap bulan sekali. Bentuk traktor ayam dapat
dilihat pada gambar 7.

Gambar 7. Bentuk Traktor Ayam Sistem Tunggal


6.

Teknik I ntegrasi Ayam dengan Sistem Pertanian Lainnya


Pemeliharaan ayam baik secara komersial maupun sambilan dapat
diintegrasikan dengan sistem pertanian lainnya, cara ini dilakukan agar keuntungan
yang didapat lebih tinggi. Teknik integrasi yang umum dilakukan adalah dengan
mengkombinasikan dengan sayuran maupun pohon buah-buahan. Langkah pertama
adalah membagi kebun menjadi beberapa bagian, misal tiap-tiap bagian berulkuran
5 m x 5 m, sebaiknya tiap-tiap bagian tersebut dibuatkan pagar yang cukup tinggi
mengelilinginya, atau cara-cara lainnya untuk mencegah ayam kabur.
Tempatkan ayam dalam satu bagian kebun sementara bagian kebun
lainnya ditanami sayuran. Setiap sehabis panen, giringlah ayam-ayam itu untuk
masuk dan memakan sisa batang, gulma, dan serangga. Di samping itu, ayam akan
terus memberi pupuk pada setiap bagian kebun yang mereka tempati dan
masukkan ayam-ayam kembali ke dalam kandangnya menjelang malam hari. Selain

PENGELOLAAN TERNAK SECARA BERKELANJUTAN

25
25

Modul 5
memberikan tambahan pupuk pada tanaman, ayam-ayam tersebut akan berguna
dalam pembersihan gulma dan pembongkaran tanah. Hal ini dapat dilakukan
selama 1-2 bulan.
Untuk

integrasi

dengan

pohon

buah-buahan

dilakukan

dengan

menempatkan sekitar 50 ekor ayam untuk luas lahan 50 m x 50 m yang berguna


untuk membantu petani dalam membersihkan gulma dan memupuki lahan disekitar
pepohonan. Sistem ini sebaiknya digunakan untuk pohon-pohon yang berumur di
atas 1 tahun. Selanjutnya dibuat lingkaran dari batu di sekeliling tiap pohon, 1-2 m
dari pangkal pohon dan tetap berikan banyak kompos dan mulsa di dalam lingkaran
tersebut. Ayam-ayam akan mengais-ngais tanah, tapi batu-batu akan menjaga
kompos dan mulsa tetap berada di dekat pohon. Sebaiknya tanam juga
pepohonan/ tanaman leguminosa sebagai pagar hidup di antara pepohonan buahbuahan

yang

nantinya

dapat

digunakan

sebagai

pakan

ayam,

sekaligus

menyediakan nitrogen bagi pohon buah-buahan.

Gambar 8. Teknik I ntegrasi Ayam dengan Sistem Pertanian Lainnya

PENGELOLAAN TERNAK SECARA BERKELANJUTAN

26
26

Modul 5
BUDI DAYA BEBEK

1.

DEFI NI SI
Secara umum bebek merupakan salah satu ternak unggas air atau bersifat
aquatik yaitu menyukai air, ditunjang dengan bulu-bulu yang tumbuh di sekitar
tubuhnya. Kondisi bulu-bulu yang tebal dan berminyak dapat menghalangi air yang
masuk ke dalam tubuhnya ketika berenang dan bermain air. Bebek juga bersifat
omnivora yaitu pemakan segala macam makanan, dari biji-bijian, rumput-rumputan,
umbi-umbian, hingga hewan-hewan atau binatang kecil. Sifat khas lain dari bebek
ini adalah bentuk kakinya lebih pendek dibandingkan tubuhnya dan di antara jarijarinya terdapat selaput renang. Pemeliharaan bebek termasuk cukup mudah
karena mempunyai sifat penurut tetapi dapat menghasilkan keuntungan yang luar
biasa apabila dikelola dengan baik meskipun kualitas pakan yang diberikan rendah.
Selainitu tingkat kematian bebek relatif kecil dibandingkan unggas lain karena bebek
lebih tahan terhadap hampir semua penyakit daripada ternak unggas yang lain. Usia
empat minggu pertama kehidupan bebek adalah bagian yang terpenting. Dengan
pakan yang baik dan air yang cukup saat usia ini, akan membantu bebek-bebek ini
tumbuh lebih cepat, lebih besar, dan tahan penyakit. Masa-masa ini juga
merupakan masa dimana bebek-bebek muda perlu dilindungi dari hewan
pemangsa. Sedikit lebih banyak pekerjaan selama masa ini akan menghasilkan
manfaat yang lebih besar di kemudian hari.

2.

TEKNI K PEMELI HARAAN


Air
Bebek memerlukan pasokan air yang terus-menerus, untuk itu sebaiknya sediakan
wadah atau lubang yang diisi dengan air yang dapat dijadikan tempat minum ketika
mereka makan. Bebek memerlukan air untuk membantu menelan dan mencerna

PENGELOLAAN TERNAK SECARA BERKELANJUTAN

27
27

Modul 5
makanan mereka. Bebek juga menyukai kolam untuk berenang dan mencari
makanan dalam air. I ni t idak harus, namun bila memungkinkan, tersedianya kolam
akan sangat baik bagi kesehatan bebek, selain itu kolam akan menjadi sumber
pupuk yang baik. Bebek juga dapat diintegrasikan dengan tanaman air jika
kolamnya cukup besar.

Pakan
Bebek menyukai campuran serangga, cacing,
rumput

segar,

daun

segar,

dan

biji-bijian

(gabah/ beras, jagung, dan millet). Bebek akan


berburu serangga dan cacing dalam tanah, di
pinggiran kolam, dan di bawah mulsa atau
dedaunan. Akan jauh lebih mudah bagi bebek
untuk menemukan serangga dan cacing jika
tanahnya basah.
Berikanlah biji-bijian atau kacang-kacangan pada bebek setiap harinya. Untuk lebih
meningkatkan kualitas biji-bijian, rendam biji-bijian selama semalam dan biarkan
tumbuh selama 1-2 hari lalu berikan ke ternak sebanyak segenggam penuh bijian
untuk 5 ekor bebek.

Kandang
Kandang merupakan tempat untuk bertelur, berteduh, dan berlindung bagi bebek,
khususnya bebek yang masih kecil, dari hewan predator, seperti anjing, kucing,
ular, dan tikus. Luas kandang yang dibutuhkan adalah 2 m x 2 m untuk 10-15 ekor
bebek. Sebaiknya selalu tempatkan lapisan potongan rumput pada lantai kandang
dan ganti rumput itu setiap 1-2 bulan sekali. Rumput kering berikut kotoran bebek
ini merupakan bahan kompos yang sangat baik dan kuat. Bebek juga akan
memanfaatkan rerumputan itu untuk membuat sarang bagi telurnya. Sebuah wadah
air di dalam kandang juga penting untuk disediakan. Selain itu di sekitar kandang
sebaiknya sediakan naungan sebagai tempat berteduh bebek.

PENGELOLAAN TERNAK SECARA BERKELANJUTAN

28
28

Modul 5

Gambar 9. Contoh Bentuk Kandang Bebek


3.

KESEHATAN
Meskipun bebek merulakan unggas yang tahan penyakit tetapi sebaiknya juga
dilakukan usaha-usaha guna mencegah terjadinya penyakit, salah satunya adalah
dengan memberikan biji pepaya atau daun murbei secara teratur untuk mencegah
bebek terserang penyakit cacing. Segera pisahkan bebek yang terlihat sakit agar
tidak menular ke bebek yang lain dan baru dikumpulkan lagi apabila telah benarbenar sembuh.

4.

PRODUK TERNAK
Produk bebek tidak jauh dengan produk ayam yaitu daging, telur dan kotoran
sebagai pupuk. Daging bebek dapat diolah dan dikonsumsi dengan cara yang sama
seperti daging ayam dan rasanya sangat lezat dan bergizi tinggi. Telur bebek
ukurannya lebih besar daripada telur ayam dan sangat sehat. Telur bebek juga baik
untuk bahan membuat kue atau roti. Selain itu, daging atau telur bebek mudah
diperdagangkan atau dijual. Kotoran bebek sangat baik digunakan sebagai pupuk,
tapi kotoran bebek ini sangat kuat sehingga harus dicampur dalam kompos atau
pupuk cair terlebih dahulu sebelum digunakan.

5.

TEKNI K I NTEGRASI DENGAN SI STEM PERTANI AN LAI NNYA


I ntegrasi Ternak Bebek dengan Tanaman Sayuran
Kandang

yang

dibuat

dekat

dengan rumah

akan mempermudah

pengawasan. Sebaiknya kandang juga dibuat dekat dengan sumber air. Bebek
memerlukan kandang di malam hari namun mereka harus dibiarkan bebas
berkeliaran di areal terbuka selama tengah hari. Sistem ini sangat minim perawatan,
tapi kebun sayuran harus dilindungi dari bebek-bebek ini. Bebek sangat menyukai

PENGELOLAAN TERNAK SECARA BERKELANJUTAN

29
29

Modul 5
bibit sayuran dan sayuran berdaun hijau, dan dapat menghabiskannya dalam waktu
singkat.
Bebek dapat dimasukkan ke sistem ini terutama saat selesai pemanenan. Bebek
akan memakan gulma dan serangga, sekaligus memberikan pupuk pada tanah
untuk tanaman berikutnya. I ngatlah untuk selalu menyediakan naungan di siang
hari. Berilah pengawasan ekstra untuk bagian lahan yang telah ditanami sayuran,
atau bebek-bebek akan menghabiskannya

Gambar 10. I ntegrasi Bebek dengan Tanaman Sayuran

I ntegrasi Ternak Bebek dengan Pohon Buah- buahan


Suatu pekarangan untuk bebek jauh lebih mudah
dibuat dan dirawat daripada untuk ayam. Pagar
yang diperlukan hanyalah pagar kecil dan pendek
karena bebek tak dapat terbang. Dalam sistem ini,
bebek hanya akan mengendalikan gulma sekitar
tanaman

buah-buahan,

serangga,

sekaligus

memakan

memberikan

beberapa

pupuk

pada

pepohonan. Bebek sangat senang duduk di tempat


teduh dan akan membuang kotoran dimana mereka
duduk.
Tanaman jeruk dan bebek merupakan kombinasi yang sangat baik karena tanaman
jeruk menyukai pupuk yang sangat kuat dan tanaman ini memiliki perakaran yang
dangkal dan merambat yang tidak akan digali dan diganggu oleh bebek.

PENGELOLAAN TERNAK SECARA BERKELANJUTAN

30
30

Modul 5
I ntegrasi Bebek dengan Padi
Bebek juga dapat dikombinasikan dengan tanaman padi karena bebek
dapat dimanfaatkan untuk memakan gulma dan memberikan pupuk pada tanaman
padi setelah panen. Unt uk memudahkan pengawasan, sebaiknya dbuat pagar kecil
yang bisa dipindah-pindahkan untuk menjaga bebek tetap berada pada sawah padi
dan digiring ke tempat-tempat lain sesuai keinginan. Akan lebih baik untuk segera
memindahkan mereka kembali ke kandang setiap malamnya agar terlindung mereka
dari predator dan lebih mudah dalam mengumpulkan telurnya.
Di samping itu bebek juga dapat dipelihara di dalam kolam air irigasi
sehingga air kolam akan penuh dengan unsur hara yang baik digunakan sebagai
bahan kompos dan pupuk cair untuk tanaman. Pada musim hujan, dapat pula
digunakan sengkedan atau penadah air lainnya untuk memelihara bebek.

PENGELOLAAN TERNAK SECARA BERKELANJUTAN

31
31

Modul 5
CARA MENI NGKATKAN NI LAI TAMBAH PRODUK TERNAK
Daging ayam maupun daging sapi yang dihasilkan dari pemotongan ternak dapat
diolah menjadi berbagai bentuk olahan daging, misalnya sosis, nugget, fillet dan lainlain. Berikut dijelaskan cara pengolahan daging ayam menjadi nugget ayam yang saat
ini banyak digemari konsumen di pasaran.

NUGGET

Salah satu bentuk makanan beku yang


saat ini sangat digemari masyarakat luas
adalah

nugget.

Umumnya berbentuk

pipih, bulat, kotak, atau bentuk lain


yang

menarik

(seperti

huruf

perhatian

anak-anak

atau hewan).

Produk

tersebut tersedia di supermarket atau


outlet dalam berbagai merek dagang,
kemasan, cita rasa, tekstur, dan harga jualnya pun cukup tinggi.
Meskipun nugget tergolong bahan makanan yang mudah dan cepat dimasak,
daging ayam yang diberi bumbu dan pelapis ini sangat kaya protein. Terdapat juga
asam amino, lemak, karbohidrat, beberapa jenis vitamin dan mineral. Nugget bersifat
ready to cook (siap untuk dimasak) dan ready to eat (siap untuk dimakan). Ready to
cook

artinya

hanya

membutuhkan

sedikit

waktu

untuk

menyiapkan

dan

menghidangkannya. Contoh paling populer dari makanan ready to cook adalah makanan
instan, yang umumnya membutuhkan waktu pemasakan 13 menit.
Belakangan ini di pasaran juga tersedia makanan ready to cook dalam bentuk
beku. Makanan dalam bentuk beku memiliki banyak keunggulan, khususnya terkait
dengan upaya penyelamatan nilai gizi dan cita rasa. Zat gizi umumnya mudah rusak
selama masa penyimpanan dan distribusi yang dilakukan pada suhu kamar. Teknik
pembekuan

yang

dilakukan

pada suhu

yang

tepat,

sangat

berguna untuk

memperpanjang masa simpan produk dan manfaat zat gizi yang terkandung di
dalamnya.

PENGELOLAAN TERNAK SECARA BERKELANJUTAN

32
32

Modul 5
Rasa nugget jauh lebih gurih dibandingkan daging ayam atau ikan goreng biasa.
Hal tersebut disebabkan pengaruh bumbu yang dicampurkan ke dalam adonan sebelum
digoreng. Rasa nugget sangat bervariasi, tergantung dari komposisi bahan dan jenis
bumbu yang digunakan.
Adapun bahan-bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan nugget diantaranya:
-

250 gram daging ayam giling

1 lembar roti tawar

2 butir telur

1% lada halus, 2% bawang putih halus dari berat ikan dan garam secukupnya

1 biji pala dihaluskan

2 buah putih telur

0,5 kg tepung roti/ panir

minyak goring secukupnya

Sedangkan cara pengolahan nugget ayam adalah sebagai berikut:


-

daging ikan digiling, roti dan telur diblender/ mixer

ditambah bumbu berupa garam, pala, lada, bawang putih dan diaduk sampai rata
kurang lebih 5-10 menit

adonan yang sudah jadi dimasukkan kecetakan/ loyang (loyang sudah diolesi
dengan minyak sayur dan dilandasi kertas roti)

setelah adonan dituangkan ke dalam loyang, selanjutnya dikukus kurang lebih 30


menit dari saat air dalam dandang mendidih

tanda adonan matang, apabila adonan ditusuk dengan lidi maka terasa kalis dan
tidak lengket

selesai pengukuran adonan dalam cetakan diangkat dan didinginkan

setelah dingin adonan nugget diambil dari dalam cetakan dan dipotong seperti jari
(menurut selera)

potong kecil nugget dan diberi panir, kemudian dicelupkan kedalam putih telur dan
diberi panir lagi

selanjutnya digoreng dalam minyak panas terceup semua sampai berubah warna
kecoklatan.

PENGELOLAAN TERNAK SECARA BERKELANJUTAN

33
33

Modul 5
YOGURT
Yogurt merupakan salah satu olahan susu yang
diproses melalui proses fermentasi dengan penambahan
kultur organisme yang baik, salah satunya yaitu bakteri
asam laktat. Di pasaran yogurt terbagi dalam dua jenis,
yang pertama adalah yogurt plain yaitu yogurt tanpa rasa
tambahan dan yang kedua adalah drink yogurt yaitu yogurt
plain yang telah ditambahkan perasa tambahan buahbuahan seperti rasa stroberi, jeruk ataupun leci oleh
produsen.
Bila di nilai dari kandungan gizi, yogurt tidaklah kalah dengan kandungan susu
pada umumnya. Hal ini karena bahan dasar yogurt adalah susu, bahkan ada beberapa
kelebihan yogurt yang tidak dimiliki oleh susu murni yaitu : (1) Sangat cocok dikonsumsi
oleh orang yang sensitif dengan susu (lactose intolerance) yang ditandai dengan diare
karena laktosa yang terkandung pada susu biasa sudah disederhanakan dalam proses
fermentasi pembuatan yogurt, (2) Bila dikonsumsi secara rutin bahkan mampu
menghambat kadar kolestrol dalam darah karena yogurt mengandung lactobacilus.
Laktobasilus berfungsi menghambat pembentukan kolestrol dalam darah kita yang
berasal dari makanan yang kita makan seperti jeroan atau daging dan (3) Berguna
untuk meningkatkan daya tubuh kita karena yogurt mengandung banyak bakteri baik
sehingga secara otomatis dapat menyeimbangkan bakteri jahat yang terdapat dalam
susu kita.
Walaupun kelihatan sulit, pembuatan yogurt sebenarnya sangat sederhana. Alatalat yang kita butuhkan tidaklah terlalu rumit yaitu :
- panci berukuran kira-kira 40 cm
- sendok pengaduk
- toples kaca dengan tutup
Sedangkan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan yogurt hanyalah susu. Susu
ini dapat berupa susu cair langsung tetapi yang perlu diperhatikan susu yang digunakan
harus susu putih.

PENGELOLAAN TERNAK SECARA BERKELANJUTAN

34
34

Modul 5
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :
1. Siapkan susu segar
2. Masak dengan api kecil sambil diaduk terus selama 30 menit tetapi jangan sampai
mendidih yaitu sampi suhu sekitar 40 derajat celcius. Proses ini hanya untuk
menguapkan air saja yang nantinya akan terbentuk gumpalan atau solid yogurt.
3. Kalau sudah solid yogurt lalu angkat dan didinginkan kira-kira sampai hangat-hangat
kuku baru kemudian ditambahkan bibit (starter) yogurt sebanyak 2 - 5% dari jumlah
yogurt yang sudah mengental tadi. Bibit yogurt memang tidak dijual di pasaran
secara bebas tetapi dapat anda peroleh disalah satu toko. Atau secara sederhananya
kita dapat menggunakan yogurt yang plain (tanpa rasa tambahan), tanpa gula dan
tanpa aroma sebagai bibit yogurt.
4. Lalu diamkan selama 24 jam dalam wadah tertutup untuk menghasilkan rasa asam
dan bentuk yang kental.
5. Makin tinggi total solidnya maka cairannya bening yang tersisa semakin sedikit, maka
yogurt tersebut semakin bagus. Solid yogurt yang belum diberikan tambahan rasa ini
dapat juga dijadikan bibit yogurt untuk pembuatan selanjutnya.
6. Setelah berbentuk yogurt dapat ditambahkan sirup atau gula bagi yang tidak kuat
asamnya, bahkan bisa ditambahkan dengan perasa tambahan makanan seperti rasa
jeruk, strawberry dan leci yang dapat kita peroleh di took bahan makanan.
7. Yogurt yang sudah jadi dapat ditempatkan di wadah plastik ataupun kaca. Kalaupun
kita ingin menggunakan wadah plastik sebaiknya yang agak tebal, akan tetapi bila
ingin menyimpan yogurt untuk waktu yang lebih lama sebaiknya menggunakan
wadah kaca. Yogurt dapat disajikan tidak hanya sebagai minuman, tetapi juga dapat
disajikan bersama salad buah sebagai sausnya ataupun sebagai bahan campuran es
buah. yogurt.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan dan penyimpanan yogurt ini
yang paling utama adalah masalah kebersihan yang merupakan hal yang harus
diperhatikan, sehingga sebaiknya semua alat yang digunakan direbus terlebih dahulu
dalam air mendidih selama 5-10 menit. Karena bila kebersihan tidak dijaga dapat
mengakibatkan yogurt tidak jadi, ciri-cirinya tidak berasam walaupun berbentuk solid, di
permukaan solid ditumbuhi jamur yang berbentuk bintik-bintik hitam dan berbau asam
yang sangat tajam. Biasanya untuk yogurt yang dibuat sendiri paling lama penyimpanan

PENGELOLAAN TERNAK SECARA BERKELANJUTAN

35
35

Modul 5
sebaiknya selama 1 minggu. Selain masalah kebersihan yang perlu diperhatikan juga
masalah penyimpanan. Ada dua hal yang harus diperhatikan yaitu :
- Yogurt tidak boleh terkena sinar matahari secara langsung.
- Tidak boleh ditaruh dalam suhu ruangan, harus disimpan dalam suhu dingin/ kulkas
tetapi juga tidak boleh diletakkan dalam freezer. Yogurt tidak boleh disimpan dalam
freezer karena bahan dasar yogurt yang berupa susu dapat pecah dan justru itu akan
merusak yogurt.

Tips Memilih Yogurt

Bila anda tidak sempat membuat dan ingin membeli yogurt di pasaran maka ada
beberapa hal yang harus diperhatikan :
- Pilihlah yogurt yang kental.
- Pilihlah yogurt yang disimpan di suhu dingin jangan yang di luar karena biasanya
sudah disteril lagi sehingga mikroorganismenya sudah tidak ada.
- Perhatikan dan cermati labelnya yang plain yogurt atau yang drink yogurt disesuaikan
dengan kebutuhan kita.
- Perhatikan dan cermati tanggal kadaluarsanya
Selamat mencoba dan menikmati!!!

PENGELOLAAN TERNAK SECARA BERKELANJUTAN

36
36

Modul 5
TEKNI K I NTEGRASI TANAMAN- TERNAK

Eksploitasi terhadap sumber daya alam yang dicirikan oleh penggunaan pupuk
anorganik secara terus menerus dalam upaya meningkatkan produksi pertanian nasional
telah menyebabkan banyak lahan pertanian di I ndonesia berada pada kondisi sakit
(Kariyasa dan Pasandaran, 2004). Di sisi lain usaha ternak ruminansia baik sapi, kerbau
maupun kambing di pedesaan masih bersifat tradisional dan hanya sebagai usaha
sambilan dan kendala utama yang dihadapi adalah permasalahan keterbatasan lahan
hijauan pakan ternak, terutama pada musim kemarau. Konsekuensinya banyak petani
yang kemudian menjual ternaknya walaupun dengan harga yang relatif murah (I lham et
al, 2001). Kondisi tersebut mendorong terciptanya suatu sistem pengkombinasian
tanaman-ternak dalam satu kawasan yang disebut dengan Sistem I ntegrasi TanamanTernak (Crop-Livestock System).
Ciri utama Sistem I ntegrasi Tanaman-Ternak adalah adanya sinergisme atau
keterkaitan yang saling menguntungkan antara tanaman dan ternak. Petani dapat
memanfaatkan kotoran ternak sebagai pupuk organik untuk tanamannya sedangkan
limbah tanaman dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak yang bergizi tinggi (Reinjess
et al dalam I smail dan Andi Djayanegara, 2004).
Pada

model

integrasi

tanaman

ternak,

petani

mengatasi

permasalahan

keterbatasan pakan dengan memanfaatkan limbah tanaman pertanian maupun


perkebunan seperti jerami padi, jerami jagung, limbah kacang-kacangan, limbah kakao,
limbah kopi dan masih banyak lagi. Limbah limbah tersebut mampu menyediakan
pakan berkisar 33,33 persen dari total rumput yang diberikan (Kariyasa, 2003).
Keuntungan lain sistem ini adalah lebih menghemat tenaga kerja dalam hal pengambilan
rumput sehingga memberi peluang bagi petani untuk dapat lebih meningkatkan skala
pemeliharaan ternak.
Pemanfaatan kotoran ternak sebagai pupuk organik selian dapat menghemt
pemakaian pupuk anorganik juga dapat memperbaiki unsur hara tanah yang semakin
lama semakin menurun kualitasnya, dampaknya akan terlihat peningkatan produktivitas
yang cukup tinggi. Pada beberapa penelitian telah membuktikan bahwa sistem integrasi
ini mampu meningkatkan produktivitas tanaman maupun ternak yang pada akhirnya

PENGELOLAAN TERNAK SECARA BERKELANJUTAN

37
37

Modul 5
dapat meningkatkan pendapatan petani secara keseluruhan. Hasil kajian adnyana et al
(2003) menunjukkan bahwa dengan pelaksanaan integrasi sapi dan padi di beberapa
daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur terbukti mampu mengurangi penggunaan
pupuk anorganik sebesar 25-35 persen dan meningkatkan produktivitas padi sebesar
20-29 persen. Sementara itu menurut Bulu et al (2004), penerapan sist em integrasi di
Provinsi NTB mampu meningkatkan pendapatan petani sebesar 8,4 persen, sedangkan
di Bali petani mampu meningkatkan pendapatannya sebesar 41,4 persen.
Dari segi biaya, usahatani yang dipadukan dengan ternak sapi mampu
menghemat biaya pembelian pupuk sebesar 18,14-19,49 persen atau sekitar 8,8 persen
terhadap total biaya, sedangkan usaha ternak yang dipadukan dengan usaha tani padi
mampu menghemat biaya tenaga kerja berkisar 35,44-44,22 persen atau berkisar 5,266,38 persen terhadap total biaya usaha ternak. Dari aspek permintaan, konsumen saat
ini lebih cenderung memilih produk-produk pertanian organik sekalipun dengan harga
yang jauh lebih tinggi dikarenakan pertimbangan kesehatan dan dampak yang terjadi
pada tubuh konsumen. Melihat manfaat dan keuntungan yang akan didapat oleh petani,
sangat disarankan pengaplikasian sistem integrasi tanaman ternak ini yang dampaknya
juga tidak hanya untuk petani tetapi juga bagi konsumen produk-produk pertanian.

PENGELOLAAN TERNAK SECARA BERKELANJUTAN

38
38

Modul 5
ANALI SI S BI AYA DAN KEUNTUNGAN TERNAK YANG DI I NTEGRASI KAN
DENGAN TANAMAN KOPI

A. PENGOLAHAN LI MBAH KOPI


a. Asumsi
-

Harga beli limbah kopi : Rp. 50,-/ kg


Dalam sehari 8 jam kerja, sedangkan dalam sebulan 20 hari kerja
Dalam sehari jumlah bahan baku yang diolah sebanyak 2 ton/ hari
Kapasitas produksi alat penepung adalah 100 kg tepung limbah kopi per jam
Perbandingan bahan baku dan tepung yang dihasilkan adalah 10:1, yang
artinya 1000 kg bahan baku mengahasilkan 100 kg tepung limbah kopi. Jadi
dalam sehari bisa menghasilkan 200 kg tepung limbah kopi
- Tenaga kerja sebanyak 2 orang dengan upah Rp. 110,-/kg tepung/ orang atau
setara dengan Rp. 22.000,-/ orang/ hari
b. Biaya produksi
Biaya Tetap untuk Satu Bulan Produksi
- Alat penepung @ Rp. 6.000.000
Untuk 115 jam (umur alat 5000 jam)
- Gembor 2 buah

= Rp. 138.000,= Rp. 12.000,-

Total Biaya Tetap


Biaya Variabel
- Pembelian bahan baku
- I nokulan
- Bahan nutrisi (gula merah, dedak)
- Tenaga kerja
- Biaya eksploitasi alat penepung
Total Biaya Variabel

Rp.150.000,-

=
=
=
=
=

Rp. 2.000.000,Rp. 1.000.000,Rp. 300.000,Rp. 880.000,Rp. 738.249,Rp. 4.618.249,-

Total Biaya Produksi


= Total Biaya Tetap + Total Biaya Variabel
= Rp. 150.000,- + Rp. 4.618.249,= Rp. 4.768.249,c. Pendapatan
- Dalam sehari dihasilkan 200 kg tepung limbah kopi atau 4.000 kg/ bulan
- Harga jual tepung limbah kopi Rp. 2.000,-/ kg
Total pendapatan untuk satu bulan produksi sebagai berikut :
4.000 kg tepung limbah kopi x Rp. 2.500,- = Rp. 10.000.000,-

PENGELOLAAN TERNAK SECARA BERKELANJUTAN

39
39

Modul 5
d. Keuntungan
Keuntungan

= Pendapatan Total Biaya Produksi


= Rp. 10.000.000 Rp. 4.618.249
= Rp. 5.381751

e. Analisis kelayakan usaha


Break Event Point ( BEP) Volume Produksi
BEP Volume Produksi
= Total Biaya : Harga Satuan
= Rp. 4.618.249,- : Rp. 2.500,-/ kg
= 1847,30 kg
= 1847 kg
Artinya, titik impas diperoleh ketika jumlah produksi tepung limbah kopi
mencapai 1847 kg
Break Event
BEP Harga =
=
=

Point ( BEP) Harga


Total Biaya : Jumlah Produksi
Rp. 4.618.249.000,- : 4000 kg
Rp. 1.154,-

Artinya, titik impas diperoleh ketika harga jual tepung limbah kopi mencapai
Rp. 1.154,-/ kg.
f. Revenue Cost Ratio ( R/ C)
R/ C
= Pendapatan : Total Biaya
= Rp. 10.000.000,- : Rp. 4.618.249,= 2,17
Artinya, setiap modal Rp. 100,- yang dikeluarkan akan diperoleh penerimaan
sebesar Rp 200,-.
B. ANALI SI S USAHA PEMELI HARAAN TERNAK DENGAN PAKAN DARI LI MBAH
KOPI
a. Usaha Ternak Ruminansia ( Kambing)
Asumsi
- Berat anak kambing peranakan etawa 10 kg seharga Rp. 700.000,- Pemeliharaan berlangsung selama 20 minggu atau 5 bulan
- Harga hijauan Rp. 50,- per kg
- Harga kambing berdasarkan berat badantanpa memperhatikan performa
ternak

PENGELOLAAN TERNAK SECARA BERKELANJUTAN

40
40

Modul 5
- Pertambahan berat badan untuk ternak yang diberi limbah kopi 200-300
gram/ ekor/ hari sebesar 98/ ekor/ hari
- Harga jual kambing Rp. 80.000,-/kg

Analisis
No.
Parameter
A.
Biaya Produksi
- Pembelian bibit
- Pembelian Hijauan
1,04 x 140 hari = 114 kg
- Vitamin dan obat-obatan
- Penyusutan kandang

B.

C.
D.
E.
F.

Total Biaya Produksi


Pendapatan
Hasil penjualan kambing
20,72 kg @ Rp. 80.000,-

Harga
Rp. 700.000,Rp.
7.300,Rp. 20.000,Rp. 15.000,Rp. 742.300,-

Rp. 1.657.600,-

Keuntungan
BEP Volume Produksi
BEP Harga
R/ C Ratio

Rp. 915.300,9,3 kg
Rp. 35.825,2,23

b. Usaha Ternak Ayam Broiler


- Pembelian DOC 100 ekor @ Rp. 5.000,- Pemeliharaan berlangsung selama 60 hari
- Harga pakan starter Rp. 4000,- per kg sebanyak 50 kg
- Harga ayam berdasarkan berat badan tanpa memperhatikan performa
ternak
- Harga jual ayam Rp. 35.000,-/ kg
Analisis I nput Output Pemeliharaan Ayam Broiler dengan Limbah
Kopi
Uraian
I nput
- Anak ayam (DOC)
- Pakan starter
- Pakan finisher
- Obat-obatan
- Penyusutan kandang

Ekor/ kg

Pakan Limbah Kopi


@Rp.
Jumlah ( Rp)

100
50
144,5
100

PENGELOLAAN TERNAK SECARA BERKELANJUTAN

5000
4000
1.702
500

500.000
200.000
245.939
500.000
50.000

41
41

Modul 5
- Tenaga kerja
- Jumlah
Output
- Ayam panen
- Bobot/ ekor
- Penjualan ayam
- Keuntungan
- Keuntungan/ ekor
- B/ C Ratio

100.000
1.595.939

85
0,971
83

35.000

PENGELOLAAN TERNAK SECARA BERKELANJUTAN

2.905.000
1.309.061
13.091
1,8

42
42

Modul 5
PAKAN TERNAK BERBASI S ORGANI K

PEMBUATAN PAKAN DARI LI MBAH KOPI DAN TONGKOL JAGUNG


Saat ini telah bayak dikembangkan berbagai penelitian tentang pakan tambahan
alternatif yang berasal dari limbah pertanian/ perkebunan diantaranya limbah kopi,
tongkol jagung, limbah kakao, limbah mete dan masih banyak lagi. Dalam modul ini
akan dijelaskan mengenai pengolahan limbah kopi dan tongkol jagung sebagai pakan
ternak.

a.

Limbah kopi
Limbah kopi yang dimaksud adalah limbah kulit yang diperoleh dari proses
pengolahan kopi dari biji utuh menjadi kopi bubuk. Pakan limbah kopi mulai
dikembangkan sejak tahun 2002 di Bali. Saat ini sekitar 300 petani di tempat itu
mengolah sendiri limbah tersebut untuk pakan ternak. Dengan kepemilikan lahan
sekitar satu hektar untuk tiap petani, dapat dihasilkan sekitar tiga ton limbah kopi.
Setelah diolah menjadi pakan, limbah ini bisa dimanfaatkan untuk lebih dari 20
kambing dalam setahun, dengan konsumsi pakan sebanyak 200 gram untuk tiap
kambing per hari.
Saat ini telah banyak penelitian yang membuktikan bahwa limbah kopi baik
digunakan sebagai pakan ternak, tetapi terlebih dahulu limbah harus difermentasi
terlebih dahulu guna meningkatkan kecernaan sekaligus agar dapat disimpan lebih
lama. Berikut bahan-bahan yang dibutuhkan dalam fermentasi limbah kopi
diantaranya :
- Limbah kopi 300 kg
- Starter 1 liter
- Dedak 10 kg
- Molasses 1 kg
- Plastik penutup 5 meter
- Timbangan 1 buah
- Ember/gembor 1 buah
- Air kelapa 5 liter

PENGELOLAAN TERNAK SECARA BERKELANJUTAN

43
43

Modul 5
Adapun proses pembuatan tepung limbah kopi adalah sebagai berikut:

b.

Limbah kopi dicampur dengan starter, dedak dan molasses

Aduk-aduk dan campur rata

Perciki dengan air kelapa

Tutup dengan plastic sampai rapat

Biarkan 6-7 hari

Buka dan jemur hingga kering selama 2-3 hari

Giling hingga halus dan menjadi tepung

Tongkol jagung
Limbah tanaman jagung juga dapat dimanfaatkan unt uk pakan, tetapi hanya unt uk
ternak ruminansia karena tingginya kandungan serat. Jerami jagung merupakan bahan
pakan penting untuk sapi pada saat rumput sulit diperoleh, terutama pada musim kemarau.
Jerami jagung yang diawetkan dengan pengeringan matahari menghasilkan hay dan
disimpan oleh petani untuk persediaan pakan sapi pada musim kemarau. Dengan
berkembangnya usaha penggemukan sapi impor atau berkembangnya industri sapi perah,
seluruh tanaman jagung dapat dimanfaatkan sebagai pakan.
Ada beberapa macam limbah tanaman jagung dan produk samping industry
berbasis jagung dan salah satunya adalah tongkol / janggel jagung yaitu bagian dari buah
jagung setelah biji dipipil. Tongkol jagung merupakan limbah pertanian yang biasanya

hanya dibuang, namun dengan sedikit sentuhan teknologi bahan yang semula
hanya dianggap sampah itu dapat diubah menjadi pakan ternak yang bergizi tinggi,
bahkan dapat mengatasi kelangkaan pakan pada musim kemarau. Permasalahan
utama penggunaan tongkol jagung sebagai pakan ternak adalah tingginya
kandungan

serat

kasar

yang

mengakibatkan

kecernaannya

rendah

dan

konsumsinyapun terbatas. Untuk dapat meningkatkan pemanfaatan tongkol jagung


sebagai pakan ternak maka diperlukan pengolahan terlebih dahulu, dapat berupa
fermentasi maupun silage. Pada modul ini akan dijelaskan mengenai pengolahan
secara silage. Adapun bahan-bahan yang dibutuhkan adalah :
- Tongkol jagung 300 kg
- Starter buatan 1 liter
- Silo/ wadah plastik/ plastik hitam 10 meter
- Timbangan 1 buah
- Nira 1 liter

PENGELOLAAN TERNAK SECARA BERKELANJUTAN

44
44

Modul 5
Cara pembuatan silage jagung adalah sebagai berikut :
a) Pemotongan atau Pencacahan Bahan Baku
Ukuran pemotongan sebaiknya sekitar 5 cm. Pemotongan dan pencacahan perlu
di lakukan agar mudah di masukan dalam silo/wadah plastik dan mengurangi
terperangkapnya ruang udara di dalam silo serta memudahkan pemadatan.
b) Tambahkan starter berselingan dengan potongan tongkol jagung. Aduk rata dan
masukan campuran tersebut kedalam silo secara bertahap, lapis demi lapis.
c) Saat memasukan bahan baku kedalam silo secara bertahap, lakukan penekanan
atau pengepresan untuk setiap lapisan agar padat. Kenapa harus di padatkan,
karena oksigen harus sebanyak mungkin di kurangi atau di hilangkan sama
sekali dari ruang silo.
d) Lakukan penutupan dengan serapat mungkin sehingga tidak ada udara yang
bisa masuk kedalam silo.
e) Biarkan silo tertutup rapat serta di letakan pada ruang yang tidak terkena
matahari atau kena hujan secara langsung selama tiga minggu
f) Setelah tiga minggu maka silase sudah siap di sajikan sebagai pakan ternak.
g) Silo yang tidak di buka dapat terus di simpan sampai jangka waktu yang sangat
lama asalkan tidak kemasukan udara.
h) Pemberian pada ternak yang belum terbiasa makan silase, harus di berikan
sedikit demi sedikit dicampur dengan hijauan yang biasa dimakan. Jika sudah
terbiasa secara bertahap dapat seluruhnya diberi silase sesuai dengan
kebutuhan.

PENGELOLAAN TERNAK SECARA BERKELANJUTAN

45
45

Modul 5
TEKNI K PEMBERI AN PAKAN
Pada ternak ruminansia, limbah perkebunan olahan bisa diberikan sebagai bahan
konsentrat tunggal. Pemberian bisa dilakukan secara langsung, baik dalam bentuk
kering atau pasta. Namun agar hasilnya lebih baik, seyogianya limbah perkebunan
olahan dicampur dengan bahan konsentrat lain yang kandungan energinya tinggi,
seperti dedak padi atau jagung dengan perbandingan yang sama. Dosis pemberian
pakan per hari untuk kambing pada fase menyusui hingga prasapih sebanyak 1.01.5%
dari berat badan.
Awalnya, sebagian ternak tidak segera mengonsumsi pakan limbah perkebunan
dengan lahap. Ternak memerlukan waktu untuk beradaptasi. Agar ternak lebih berselera
mengonsumsi pakan pada tahap awal, tambahkan sedikit garam, gula merah, atau tetes
tebu ke dalam tepung limbah. Pemberian pakan limbah perkebunan untuk unggas harus
dicampur dengan bahan-bahan lain. Pada ayam buras fase starter, limbah kopi bisa
diberikan sejumlah 810% , sedangkan limbah kakao atau mete sebanyak 1215% dari
total ransum. Sementara itu, untuk ayam buras pada fase grower dan layer (bertelur),
limbah kopi bisa diberikan sebanyak 1516%, sedangkan limbah kakao sebanyak 18
22% dari total ransum.
Tabel 1. Dosis pemberian pakan dari limbah perkebunan pada beberapa
jenis ternak
No

Jenis Ternak

Dosis Penggunaan ( Kg) *


Limbah Kopi

Tongkol Jagung

- Prasapih (% x berat badan anak/ hari)

1,01,5

1,01,5

- Pascasapih (% x berat badan/ hari)

1,01,5

1,01,5

- Prasapih (% x berat badan anak / hari)

**

**

- Fase penggemukan (% x berat badan)

0,81,2

0,81,2

**

**

1 Kambing dan Domba

2 Sapi

3 Ayam Buras
- Ayam buras petelur (% x berat ransum)

Keterangan:
*

Dosis bukan angka maksimum, bisa dicoba dengan dosis yang lebih tinggi.

* * Belum ada data hasil penelitian, tetapi bisa dicoba dengan dosis yang sama
dengan pemberian dedak padi

PENGELOLAAN TERNAK SECARA BERKELANJUTAN

46
46

Modul 5
PENYAKI T DAN PENGOBATAN TRADI SI ONAL PADA TERNAK

Semakin tingginya permintaan akan bahan pangan organik mendorong semakin


banyaknya penelitian tentang pengobatan tradisional untuk ternak yang tidak
menimbulkan residu dalam tubuh ternak sehingga tidak membahayakan konsumen yang
mengkonsumsinya. Berikut dijelaskan berbagai penyakit yang secara umum sering
menyerang ternak beserta pengobatan tradisionalnya.

TERNAK RUMI NANSI A


Diare
Diare merupakan gejala umum penyakit gastro intestinal maupun penyakit yang
disebabkan oleh bakteri, virus maupun parasit. Berikut terdapat berbagai macam cara
pengobatan untuk mengatasi gejala diare yang masih dalam stadium awal :
a. Daun muda jambu biji sebanyak 200-300 gram/ ekor diberikan secara langsung
maupun bisa ditumbuk, ditambahkan sedikit air lalu diminumkan ke ternak.
b. Daun nangka maupun buah nangka yang masih muda dan baru tumbuh diberikan
secara langsung maupun ditumbuk dan dicampur sedikit air lalu diminumkan ke
ternak
c. Kunir 5 biji ditumbuk halu dan tambahkan sedikit madu dan air lalu diminumkan ke
ternak
d. Ubi ketela pohon dipanggang sampai hangus lalu diberikan sebagai pakan
e. Campur dan haluskan temu ireng, kunir, kencur, lempuyang dan tempe busuk
masing-masing 200-300 gram, dimasukkan ke dalam plastik dan didiamkan selama 1
malam lalu diperas. Hasil perasan diminumkan 3 kali sehari selama 2 hari.
f. Campur dan haluskan lempuyang 3 biji, gula pasir 250 gram lalu tambahkan 10 liter
air masak dan diminumkan ke ternak dengan dosis 1 liter/ ekor 3 kali sehari

Kembung/ tympani
a. Campur 100 ml minyak kelapa dan parutan jahe sebanyak 5 biji dan diminumkan ke
ternak
b. Campur 2 sendok makan kopi dengan 1 gelas air hangat lalu minumkan ke ternak

PENGELOLAAN TERNAK SECARA BERKELANJUTAN

47
47

Modul 5
c. Campur 10 biji asam jawa, 1 lempeng gula merah dan 5 biji kunyit, tumbuk halus dan
tambahkan 2 gelas air hangat lalu minumkan ke ternak
d. Campur 100 gr asam jawa dan 100 ml air putih, diremas-remas lalu disaring dan 3
sendok makan garam yang diberikan secara terpisah. Cara pemberian obat yakni
ternak dalam posisi berdiri, kepala dikondisikan mendongak, mulut dibuka, kemudian
dalam kondisi mulut menganga garam dilempar dengan sedikit sentakan dan
usahakan mengenai faring agar menimbulkan rasa geli sehingga memacu saraf
ternak untuk batuk atau mendehem, kemudian baru larutan asam garam tersebut
diminumkan sehingga sisa-sisa garam ikut tertelan. Larutan asam ini nantinya akan
mengeluarkan lendir yang mengandung gas beracun dengan cepat. Sehingga, reaksi
batuk ini akan memacu lendir keluar dan akhirnya ternak bisa bernafas kembali.
Dosis pemberiannya dapat bertahap, tergantung tingkat serangan, umur dan berat
badan. Satu formulasi larutan 100 gr asam jawa ini untuk menyembuhkan stadium
awal pada ternak dewasa. Kita ambil standar ternak dewasa dalam arti satu kali
melahirkan (ternak betina). Pemberian obat 3 kali sehari , 1 kali minum adalah 1
sendok teh garam atau 2 kali sehari, 2 kali minum- 1,5 sendok teh garam.

Penyakit cacingan
a. Kulit buah nanas dipotong-potong 1 cm, dikeringkan selama 10-14 hari dalam suhu
kamar, kemudian digiling hingga menjadi serbuk
b. Serbuk kulit nanas (750 mg-1250 mg) dimasukkan dalam 100 ml air, kemudian
diaduk sampai rata lalu diperas dengan menggunakan kain dan hasil perasan
diminumkan ke ternak
c. Getah pepaya :
- Buah pepaya muda yang masih menggantung di pohon ditoreh membujur sedalam
1-5 mm dengan jarak torehan 1-2 cm
- Pada tempat torehan, getah yang keluar ditampung dengan wadah dari plastik
yang diikatkan pada buah pepaya dengan selotip
- Tiap 100 ml getah yang tertampung ditambah dengan 2 tetes larutan Natrium
Bisulfit 30% untuk mencegah oksidasi
- Jemur dibawah sinar matahari atau oven pada suhu 30-60oC sampai kering
- Getah yang sudah kering dihaluskan menjadi serbuk

PENGELOLAAN TERNAK SECARA BERKELANJUTAN

48
48

Modul 5
- Serbuk getah pepaya dicampur dengan air dengan perbandingan 1:5
- Larutan tersebut dimunimkan atau diberikan lewat mulut menggunakan selang
yang langsung ditujukan ke rumen
- Dosis untuk ternak : 1,2 gram/ kg BB, setiap minggu 3 kali pemberian
d.

Daun Pepaya
- Ambil 2-3 lembar daun pepaya yang tidak terlalu muda atau tua, haluskan dengan
menambahkan sedikit air matang/ bersih
- Peras dan saring larutan tersebut
- Hasil perasan diminumkan ke ternak sebanyak 2-3 sendok makan atau disesuaikan
dengan berat badan ternak, setiap minggu 3 kali pemberian

e.

Biji Pepaya
Cara 1 : ambil 1 sendok makan biji pepaya, tambahkan sedikit air, haluskan
dengan blender, tambahkan 1 sendok makan madu lalu minumkan ke
ternak
Cara 2 : biji pepaya dikeringkan lalu giling hingga menjadi serbuk, ambil sebanyak
10 gram dan didihkan bersama 150 ml air hingga larutan mendidih dan
berkurang setengahnya, lalu minumkan ke ternak. Pemberian larutan
sebaiknya 2 jam sebelum diberi pakan. Untuk pengobatan dapat
diberikan 1 kali sehari semala 2-3 hari.

f.

Akar Pepaya
Ambil 10 gram akar pepaya yang sudah dikeringkan, tambahkan 100 ml air dan
didihkan hingga larutan berkurang setengahnya kira-kira selama 15 menit, lalu
disaring dan airnya diminumkan ke ternak

g.

Pinang
Biji buah pinang telah lama digunakan oleh masyarakat sebagai campuran
mengunyah sirih, tetapi ternyata biji buah pinang ini juga cukup efektif digunakan
sebagai obat cacing. Selain mudah didapat, cara pembuatannya pun cukup mudah
diantaranya :
Cara 1 : Ambil 10 biji buah pinang yang hampir matang/ tua, tumbuk hingga halus
dan cairannya diminumkan ke ternak.

PENGELOLAAN TERNAK SECARA BERKELANJUTAN

49
49

Modul 5
Cara 2 :
- Ambil 10 biji buah pinang, ditumbuk halus, kemudian digoreng tanpa minyak
(disangrai) atau bisa juga dijelur hingga kering lalu tumbuk sampai halus.
- Ambil 1 sendok makan hasil sangrai tersebut, kemudian campur dengan 250 ml
air matang dan minumkan ke ternak
- Dosis pemberian : 30-50 cc untuk setiap ekor kambing dewasa dengan
pemberian 1 bulan sekali. Untuk pengobatan dapat diberikan 1 kali sehari selama
2-3 hari dan biasanya cacing akan keluar dalam waktu 24-48 jam.
Yang perlu diperhatikan :
- Pengobatan ini dilakukan untuk kambing yang sedang bunting
- Sebelum pemberian obat, kambing dipuasakan dahulu selama 12 jam
- Setelah diobati kambing jangan diberi makan dahulu sampai 6 jam
h.

Bawang Putih
Khasiat bawang putih sebagai obat cacing sudah tidak diragukan lagi, terutama
untuk melawan infestasi cacing klas nematoda. Keuntungan lainnya adalah adanya
kandungan antibiotika alami yang cukup aman dan tidak meninggalkan residu
pada ternak sehingga dapat pula digunakan pada hewan yang masih muda.
Pembuatan obat cacing dari bawang putih adalah sebagai berikut:
- 2-3 siung bawang putih segar dihancurkan/ ditumbuk dan perasannya langsung
diminumkan ke ternak, atau bisa juga dicampur dengan konsentrat.
- Dapat juga digunakan daun bawang putih yang ditumbuk dan atau diberikan
langsung ke ternak

i.

Biji Labu Kuning


Sebagai anthelmentik, biji labu kuning relatif aman untuk kambing muda dan
kambing

yang

sedang

bunting

maupun

laktasi.

Caranya

adalah

dengan

menghaluskan biji labu kuning mentah sebanyak 50 gram, diberikan ke ternak dua
kali sehari dalam kondisi perut kosong. Untuk pengobatan lakukan pemberian biji
labu kuning selama seminggu berturut-turut, lalu lanjutkan dua minggu kemudian.
j.

Mentimun
Pemberian buah mentimun segar dapat mencegah terjadinya infestasi cacing. Untuk
pengobatan dapat dilakukan pemberian sekali sehari selama 5-7 hari.

PENGELOLAAN TERNAK SECARA BERKELANJUTAN

50
50

Modul 5
Kudis
Kudis merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh parasit eksterna Sarcoptes
scabiei, penyakit ini meskipun terlihat sebagai penyakit yang ringan tetapi dapat
menyebabkan kerugian yang cukup besar. Berikut beberapa obat tradisional yang dapat
digunakan sebagai obat tardisional penyakit kudis (skabies) :
a. Tanaman permot
Tanaman permot merupakan tanaman perdu yang tumbuh di dataran rendah.
Adapun cara pembuatan obat tradisioanl adalah sebagai berikut :
- Untuk obat yang diminum, rebus daun segar sebanyak 5-15 g, lalu airnya
diminumkan.
- Untuk pemakaian luar dapat dibuat dengan mencuci daun segar secukupnya, lalu
direbus. Setelah dingin, airnya dapat digunakan untuk mencuci luka/ kulit yang
terkena skabiosis. Selain itu bisa juga dibuat dengan menggiling daun segar
sampai halus seperti bubur, lalu dioleskan ke tempat yang sakit (Koesdarto, 2007).
b. Brotowali
Tanaman brotowali merupakan tanaman obat yang telah terbukti dapat mengobati
berbagai macam penyakit, salah satunya adalah kudis. Brotowali mengandung
alkaloid, damar lunak, pati, glikosida pikroretosid, zat pahit pikroretin, harsa, berberin
dan palmatin. Cara membuat menjadi obat tradisional adalah sebagai berikut :
- Daun brotowali ditumbuk sampai halus lalu ditempelkan pada bagian kulit yang
sakit
- Rebus batang tanaman brotowali lalu airnya digunakan untuk memandikan ternak
(Anonimus, 2007)
c. Pinang
Biji pinang selain digunakan sebagai obat cacing juga dapat digunakan sebagai obat
kudis. Cara membuat obat tradisional adalah dengan menggiling halus biji pinang,
dicampur dengan sedikit air kapur sirih hingga menjadi adonan seperti bubur lalu
dioleskan ke bagian kulit yang luka.
d. Pare
Tanaman pare selain digunakan sebagai sayur ternyata juga dapat digunakan
sebagai obat kudis, caranya adalah :

PENGELOLAAN TERNAK SECARA BERKELANJUTAN

51
51

Modul 5
- Daun dan buah segar dilumatkan sampai halus lalu dioleskan pada bagian kulit
yang sakit
- Daun segar dicuci bersih, dilumatkan dan tambahkan air panas lalu diminumkan
e. Cocor bebek
Cocor bebek yang biasa tumbuh di tepi sungai dan biasanya digunakn sebagai
bahan untuk kerajinan t angan dapat juga dimanfaatkan sebagi obat kudis. Caranya
adalah dengan menggiling halus daun cocor bebek, kemudian diperas dan disaring.
Air perasan diminumkan lalu sisa perasan daun ditempelkan pada bagian kulit yang
luka (Anonimus, 2003).
f.

Beluntas
Tanaman beluntas yang digunakan sebagai bahan obat kudis adalah daunnya,
caranya adalah dengan mencuci dan memipis daun beluntas kemudian ditambahkan
sedikit kapur dan dicampur sampai rata lalu dioleskan pada bagian kulit yang sakit
(Dalimartha, 2007).

g. Tanaman Jarak
Biji jarak dapat juga dimanfaatkan sebagai obat tradisional, caranya adalah dengan
melumatkan biji jarak sampai halus, ditambah sedikit garam lalu ditempelkan ke
kulit yang luka (Sudirga, 2008).

Kurang nafsu makan


Berikut dijelaskan ramuan penambah nafsu makan untuk ternak yang kurang sehat :

a. Campuran bahan yang terdiri dari kunyit 5 biji, temu ireng 5 biji, lempuyang 2 biji,
ditumbuk bersama sampai halus kemudian disuapkan pada ternak.

b. Campuran bahan yang terdiri dari temu ireng 5 biji, asam jawa 1 genggam, dan
garam secukupnya, ditumbuk bersama sampai halus kemudian disuapkan pada
ternak.

c.

Buah mengkudu/ pace sebanyak 2 buah disuapkan sampai nafsu makan ternak pulih
kembali.

d. Campuran bahan yang terdiri dari tempe busuk 1 bungkus, gula merah 1 biji dan
garam 1 sendok makan, ditumbuk bersama sampai halus, kemudian disuapkan
pada ternak.

PENGELOLAAN TERNAK SECARA BERKELANJUTAN

52
52

Modul 5
TERNAK AYAM
Penyakit yang sering menyerang ayam dan pengobatan tradisionalnya

a.

Berak darah ( Coccidiosis)


Gejala: tinja berdarah dan mencret, nafsu makan kurang, sayap terkulasi, bulu
kusam menggigil kedinginan.
Pengobatan tradisional :
Pada bab selanjutnya akan dijelaskan tentang ramuan herbal yang dapat
mencegah dan mengendalikan berbagai penyakit pada ayam serta dapat
meningkatkan performans ayam broiler.
Pengendalian: (1) menjaga kebersihan lingkungan, menjaga litter tetap kering

b.

Tetelo ( NCD/ New Casstle Diseae)


Gejala: ayam sulit bernafas, batuk-batuk, bersin, timbul bunyi ngorok, lesu, mata
ngantuk, sayap terkulasi, kadang berdarah, tinja encer kehijauan yang spesifik
adanya gejala tortikolisyaitu kepala memutar-mutar tidak menentu dan lumpuh.
Pengendalian: (1) menjaga kebersihan lingkungan dan peralatan yang tercemar
virus, binatang vektor penyakit tetelo, ayam yang mati segera dibakar/ dibuang;
(2) pisahkan ayam yang sakit, mencegah tamu masuk areal peternakan tanpa
baju yang mensucihamakan/ steril serta melakukan vaksinasi NCD. Sampai
sekarang belum ada obatnya tetapi dapat dicegah dengan vaksin ND.

c.

Kutu ( Tungau)
Gejala: ayam gelisah, sering mematuk-matuk dan mengibas-ngibaskan bulu
karena gatal, nafsu makan turun, pucat dan kurus.
Pengobatan tradisional :
Pada dasarnya pengobatan kutu terhadap ayam sama dengan pengobatan kudis
pada ternak ruminansia, baik bahan tanaman obat yang diperlukan maupun cara
pembuatannya pun sama.
Pengendalian: (1) sanitasi lingkungan kandang ayam yang baik; pisahkan ayam
yang sakit dengan yang sehat.

PENGELOLAAN TERNAK SECARA BERKELANJUTAN

53
53

Modul 5
Teknik Penyimpanan Dedak dengan Menggunakan Probiotik

Penggunaan probiotik sebagai imbuhan pakan ternak saat ini sedang mengalami
peningkatan yang cukup tajam. Kondisi ini seiring dengan semakin menurunnya
penggunaan antibiotik maupun bahan kimia lain yang dapat membahayakan dan
menimbulkan residu dalam tubuh konsumen. Namun kegunaan probiotik ternyata tidak
hanya sebagai imbuhan pakan tetapi dapat juga dimanfaatkan sebagai bahan pengawet
pakan agar pakan dapat disimpan lebih lama. Berikut dijelaskan teknik penyimpanan
dedak pakan ayam menggunakan probiotik. Adapun bahan-bahan yang diperlukan
untuk membuat adonan kultur dan cara pembuatannya adalah:
- Sediakan pakan jadi berbentuk tepung (dedak) sebanyak 2 kg
- Campurkan 25 ml probiotik, 25 ml tetes tebu dan air 1 liter
- Fermentasikan selama 24 jam
- Adonan ditempatkan di dalam wadah drum plastik dan ditutup rapat selama 3 hari
- Adonan ini siap digunakan dan disimpan di tempat sejuk. Hindarkan dari sinar
matahari dan air secara langsung
- Adonan ini dapat disimpan dan bertahan selama 1 bulan.
Sedangkan dosis dan cara penggunaannya adalah sebagai berikut :
- Untuk ayam starter sediakan 100 kg pakan tepung dan campur sampai rata dengan
7,5 kg adonan kultur
- Untuk ayam petelur (layer), adonan kultur 5 kg dicampur ke dalam 100 kg pakan jadi
tepung
Cara ini dapat digunakan untuk meningkatkan mutu bahan baku seperti dedak,
jagung atau campuran keduanya dengan cara yang sama dengan membuat kultur.
Selain itu cara ini juga dapat digunakan untuk meningkatkan mutu dedak yang tengik
atau menggumpal.

PENGELOLAAN TERNAK SECARA BERKELANJUTAN

54
54

Modul 5
Pembuatan ramuan herbal untuk menjaga kesehatan dan meningkatkan
performans ayam broiler

Ramuan tanaman obat pada umumnya dikonsumsi oleh manusia untuk tujuan
menjaga kesehatan atau sebagai pengobatan beberapa penyakit tertentu. Sejak krisis
moneter yang terjadi di I ndonesia sampai saat ini harga obat-obatan buatan pabrik
(impor) sangat mahal, sehingga tidak terjangkau oleh para petani ternak, khususnya
peternak dalam skala menengah ke bawah. Oleh karena itu peternak berupaya mencari
alternatif lain dengan memanfaatkan beberapa t anaman obat sebagai obat tradisional
yang disebut jamu hewan yang dapat diberikan dalam bentuk larutan melalui air minum
dan atau dalam bentuk simplisia (tepung) yang dicampur kedalam ransum sebagai feed
additive maupun feed supplement . Ramuan ini terbukti cukup baik khasiatnya untuk
pencegahan maupun pengobatan pada ternak unggas, antara lain penyakit gangguan
pernafasan (Snot dan CRD), koksidiosis, kurang nafsu makan, diare, feses hijau.
Ramuan herbal ini telah terbukti memberi respon positif terhadap pertumbuhan
dan stamina ayam menjadi lebih baik (jarang sakit dan mortalitas rendah), lemak karkas
sangat rendah, aroma daging dan telur tidak amis, warna kuning telur lebih orange/ skor
diatas 7, serta bau kotoran ayam (ammonia) di sekitar kandang berkurang. Ternak
ayam ras broiler, petelur maupun unggas lokal (ayam dan itik) yang diberi ramuan
tanaman obat sebagai feed additive menunjukkan peningkatan terhadap efisiensi
pakan dan kesehatan ternak. Adapun bahan-bahan yang diperlukan untuk pembuatan
ramuan herbal ini diantaranya :
- Umbi akar bawang putih (Allium sativum. L) 250 gram
- Rimpang kencur (Kaempferia galanga L) 250 gram
- Rimpang jahe (Gingeber officinale Rosc) 125 gram
- Rimpang lengkuas (Langkuas galanga Stunz) 125 gram
- Rimpang kunyit (Curcuma domestica Vahl) 125 gram
- Rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) 125 gram
- Kulit batang kayu manis (Cinnamomum burmanii B) 62,5 gram
- Daun sirih (Piper betle L) 62,5 gram
- Daun mahkota dewa (Phaleria macrocarpa Boerl) 62,5 gram
- Gula tetes tebu (molasses) atau Larutan gula merah kental 250 ml

PENGELOLAAN TERNAK SECARA BERKELANJUTAN

55
55

Modul 5
- Starter : EM4 atau M-Bio Larutan 250 ml
- Air 10 liter
Cara pembuatan ramuan adalah sebagai berikut :
- Semua bahan jamu dibersihkan, dihaluskan, disaring dan diperas untuk diambil
sarinya.
- Tambahkan 250 ml tetes tebu atau molasses atau larutan gula merah kental yang
sudah dicampur rata sebelumnya dengan 250 ml EM4 atau M-bio
- Aduk rata hingga warnanya kecoklatan
- Tambahkan air bersih hingga volumenya menjadi 10 liter
- Ramuan jamu tersebut dimasukan ke dalam drum atau jerigen bertutup rapat
- Fermentasi selama 6 hari
- Setiap hari selama 5 menit jamu diaduk agar keluar gas, tutup rapat kembali.
- Setelah 6 hari jamu siap digunakan untuk ternak unggas
Adapun dosis pemberian ramuan adalah sebanyak 2,5 5 ml per liter air minum.
(Zainuddin dan Wakradihardja, 2002)

PENGELOLAAN TERNAK SECARA BERKELANJUTAN

56
56

Modul 5
DAFTAR PUSTAKA

Cahyono, Bambang, Ir.1995. Cara Meningkatkan Budidaya Ayam Ras Pedaging (Broiler).
Penerbit Pustaka Nusatama Yogyakarta.
Devendra, C. 1993. Kambing dan Domba di Asia. Dalam Produksi Kambing dan Domba
di I ndonesia. Editor M.W. Tomaszewska, I .M. Mastika, A. Djajanegara, S.
Gardiner dan T.R. Wiradarya. Sebelas Maret University Press. Surakarta.
I lham N., K. Kariyasa, B. Wiryono, M. N. A. Kriom dan S. Hastuti. 2001. Analisis
Penawaran dan Permintaan Komoditas Peternakan Unggulan.

Pusat

Penelitian dan pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian. Bogor.


I smail, I.G. dan A. Djayanegara. 2004. Kerangka Dasar Pengembangan SUT Tanaman
Ternak (Draft). Proyek PAATP. Jakarta.
Kariyasa, K. Dan E. Pasandaran. 2004. Dinamika Struktur Usaha dan Pendapatan
Tanaman-Ternak
Kelembagaan

Terpadu.

Usahatani

Makalah

Disampaikan

Tanaman-Ternak

Tanggal

dalam
30

Seminar

November-2

Desember 2004 di Denpasar Bali. Proyek PAATP. Jakarta.


Mathius, I.W., 1983. Hijauan Gliricida sebagai Pakan Ternak ruminansia. Wartazoa 1 (1):
19-23
Mathius, I .W., D. Yulistiani dan A. Wilson. 1989. Tatalaksana Pemberian Pakan
Kambing-Domba. Kumpulan Peragaan dalam Rangka Penelitian Ternak
Kambing-Domba di Pedesaan. Balitnak/ SR-CRSP. Puslitbangnak, Badan
Litbangtan. Deptan, Bogor. Hal 49-89.
Mathius, I.W., M. Rangkuti dan A. Djajanegara. 1991. Daya Konsumsi dan Daya Cerna
Gliricida (Gliricida maculate HB & K). Lembaran LPP. No. 2-4 (XI ).
Rasyaf, M. Dr.,I r. Beternak Ayam Pedaging. Penerbit Penebar Swadaya (anggota I KAPI )
Jakarta.

PENGELOLAAN TERNAK SECARA BERKELANJUTAN

57
57

Anda mungkin juga menyukai