ABSTRAK Peningkatan produktivitas ternak dapat pemuliaan dan reproduksi, pakan, manajemen
dicapai melalui perbaikan genetik, pakan, pemeliharaan, perkandangan, peralatan dan
manajemen dan modifikasi lingkungan. Penelitian kesehatan ternak. Hasil evaluasi aspek teknis yang
ini bertujuan untuk mengevaluasi aspek teknis dibandingkan dengan nilai rata-rata pelaksanaan
pemeliharaan sapi perah berdasarkan panduan GDFP di stasiun percontohan pemeliharaan sapi
Good Dairy Farming Practices (GDFP) pada perah Pondok Ranggon menunjukkan bahwa
manajemen pemeliharaan semi intensif di pelaksanaan aspek teknis pemeliharaan sapi perah
peternakan sapi perah rakyat Pondok Ranggon, pada peternakan rakyat Pondok Ranggon termasuk
Jakarta Timur. Aspek teknis pemeliharaan sapi dalam kategori cukup baik. Nilai rata-rata tertinggi
perah yang dievaluasi meliputi aspek pemuliaan dan pelaksana GDFP adalah pada aspek manajemen
reproduksi, pakan, manajemen pemeliharaan, pemeliharaan, sementara aspek terendah adalah
perkandangan, peralatan dan kesehatan ternak. untuk kesehatan ternak. Kesimpulannya adalah
Metode yang digunakan adalah survei, observasi pelaksanaan aspek teknis pemeliharaan sapi perah
dan pengukuran langsung. Data dianalisis secara berdasarkan standar GDFP pada peternakan rakyat
deskriptif dan disajikan Pondok Ranggon harus ditingkatkan.
dalam bentuk frekuensi tabulasi untuk
menggambarkan setiap karakteristik aspek
Kata kunci: Aspek teknis, pemeliharaan, sapi perah
ABSTRACT Increasing livestock productivity can describe any characteristics of breeding decision,
be achieved through genetic improvement, feeding, technical skills, daily management and health
management and environmental modification. This services. Evaluation on the considered technical
study was aimed to evaluate various technical aspects, compared to average values of Good Dairy
aspects in raising dairy cattle under semi intensive Farming Practices (GDFP) showed that PR small
management at small dairy farmers in Pondok dairy farmers in this study were categorized quite
Ranggon (PR), Jakarta. Some technical aspects well. The highest average value of GDFP was for
evaluated provided breeding, reproduction, feeding, breeding and reproduction aspects, while the lowest
management and health services. The methods used one was for health services. It was concluded that
were by survey, observation and direct PR small dairy farmers should be brought up for
measurement. Data were analyzed descriptively better management improvement.
then completed by tabulation frequencies to
Keywords: Technical aspects, dairy cow, GDFP
2016 Agripet : Vol (16) No. 2 : 90-
96
1
PENDAHULUAN
Permintaan susu nasional yang terus adalah dari usaha sapi perah, dengan demikian
meningkat setiap tahun perlu diimbangi dengan dalam acuan peningkatan produksi susu
peningkatan produksi susu nasional. Sebagian nasional, populasi maupun skala usaha sapi
besar susu yang diproduksi di dalam negeri perah harus lebih ditingkatkan. Selama ini
usaha sapi perah masih terkonsentrasi pada
Corresponding author: elmy_mariana2002@yahoo.com
daerah-daerah berdataran tinggi, seperti
DOI : https://doi.org/10.17969/agripet.v16i2.5162 Pangalengan, Lembang, Baturaden, Batu,
Pujon dan Nongkojajar. Namun demikian tidak
Evaluasi Aspek Teknis Pemeliharaan Sapi Perah Menuju Good Dairy...(Ir. Anneke Anggraeni, M.Si., Ph.D.dan Dr. Elmy Mariana, S.Pt., M.Si)
91
dengan memberikan poin 4, 3, 2, 1, dan 0 di pembibitan dan reproduksi, manajemen pakan
setiap alternatif jawaban (Tabel 1). dan air minum, pengelolaan, kandang dan
peralatan, serta kesehatan ternak (FAO, 2004).
Tabel 1. Nilai Konversi Performa Peternak Hasil pengamatan terkait pengetahuan dan
Nilai rataan Nilai Mutu Keterangan keterampilan peternak untuk kelima aspek
GDFP
0.00 – 0.50 E Sangat buruk
teknis di wilayah Pondok Ranggon disajikan
0.51 – 1.00 D Buruk pada Tabel 2.
1.01 – 2.00 C Kurang Baik Tabel 2 menunjukkan bahwa nilai aspek
2.01 – 3.00 B Cukup teknis pemeliharaan sapi perah berdasarkan
3.01 – 4.00 A Baik
standar GDFP di wilayah Pondok Ranggon
sebesar 2,28 atau termasuk dalam kategori
cukup. Berbeda dengan penerapan GDFP pada
aspek pemeliharaan sapi perah di UPTD
HASIL DAN PEMBAHASAN Pengembangan Sapi Perah Pondok Ranggon
Manajemen Pemeliharaan Sapi Perah yang mencapai 3,50 yang termasuk dalam
Pencapaian keberhasilan peternakan sapi kategori baik. Penerapan aspek pemeliharaan
perah dapat dilihat dari pengetahuan dan yang tertinggi pada peternakan rakyat Pondok
keterampilan teknis beternak sapi perah dari Ranggon adalah pada aspek pembibitan dan
para peternak. Pengetahuan terhadap aspek reproduksi (3,14), sedangkan yang terendah
teknis beternak sapi perah meliputi lima aspek adalah pada aspek kesehatan ternak (1,17).
sesuai dengan standar penilaian GDFP yaitu
Tabel 2. Perbandingan Rekapitulasi Nilai Performa Peternakan Sapi Perah Hasil Kajian GDFP di Wilayah Pondok Ranggon
Apek Peternakan Rakyat UPTD PSP Pondok Ranggon
% Pelaksanaan GDFP Nilai GDFP Kategori penerapan % Nilai GDFP Kategori penerapan
GDFP Pelaksanaan GDFP GDFP
Pembibitan dan 78,57 3,14 Baik 89,29 3,57 Baik
Reproduksi
Manajemen Pakan dan 60,71 2,43 Cukup 82,14 3,29 Baik
air
Pengelolaan 66,67 2,67 Cukup 91,67 3,67 Baik
Kandang dan Peralatan 50,00 2,00 Kurang baik 91,67 3,67 Baik
Kesehatan ternak 29,17 1,17 Kurang baik 83,33 3,33 Baik
Rataan 57,02 2,28 Cukup 87,62 3,50 Baik
memadai. Seluruh peternak menggunakan jasa 2 Cara seleksi 3,75 Baik 4 Baik
IB dari koperasi dalam pelaksanaan 3 Cara kawin 3,15 Cukup 4 Baik
4 Pengetahuan 3,82 Baik 4 Baik
perkawinan sapi perah. Meskipun sebagian birahi
peternak memelihara sapi pejantan tetapi 5 Umur beranak
Dikawinkan
3 Cukup 3 Cukup
Evaluasi Aspek Teknis Pemeliharaan Sapi Perah Menuju Good Dairy...(Ir. Anneke Anggraeni, M.Si., Ph.D.dan Dr. Elmy Mariana, S.Pt., M.Si)
93
pasca panen yang dilakukan oleh sebagian nilai kurang baik adalah konstruksi kandang,
besar peternak sudah benar dan baik. Setelah drainase kandang dan tempat penampungan
dilakukan pemerahan, susu dimasukkan ke kotoran.
dalam milkcan yang telah disterilkan, Tabel 6. Hasil Penilaian GDFP Aspek Kandang dan Peralatan
kemudian langsung disetor ke pos Peternakan Rakyat UPTD PSP Pondok
penampungan untuk dilakukan uji berat jenis, Faktor Ranggon
No
kadar air, dan kadar lemak guna menentukan Penentu Nilai Kategori Nilai Kategori
penerapan penerapan
harga susu. Susu selanjutnya dimasukkan ke GDFP
GDFP
GDFP
GDFP
dalam cooling unit untuk menghambat 1 Tata letak 2,15 Cukup 4 Baik
kandang
pertumbuhan mikroba. 2 Konstruksi 1,48 Kurang 3,5 Baik
Sub aspek yang kurang penerapannya 3
kandang
Drainase 1,87
baik
Kurang 4 Baik
yaitu pemeliharaan pedet dan dara, pencatatan kandang baik
usaha dan manajemen kotoran. Pedet dan dara 4 Tempat
kotoran
1,15 Kurang
baik
3,5 Baik
dipelihara tidak terpisah dengan Sapi laktasi 5 Peralatan 2,85 Cukup 3,5 Baik
kandang
dan sapi bunting. Sebagian peternak 6 Peralatan 2,5 Cukup 3,5 Baik
beranggapan bahwa pedet dan dara tidak susu
Rataan 2,00 Kurang 3,67 Baik
menghasilkan keuntungan tetapi hanya baik
mengeluarkan biaya tinggi untuk
pemeliharaannya sehingga tidak semua Kandang dibangun berdekatan atau
peternak memelihara pedet dan dara. Aspek bersatu dengan rumah tinggal, ukuran kandang
pencatatan atau recording memiliki nilai yang tidak memenuhi kebutuhan mobilitas ternak,
rendah, hal ini disebabkan karena skala usaha drainase terlalu sempit dan tidak tersedianya
yang umumnya tidak terlalu besar sehingga unit penanganan limbah. Sebagian besar
peternak beranggapan tidak diperlukan peternak langsung mengalirkan limbahnya
pencatatan. Hanya sebagian kecil dari peternak baik padat maupun cair ke saluran utama yang
yang melakukan pencatatan, itupun hanya menuju tempat penampungan limbah umum.
terbatas pada pencatatan produksi susu yang Secara umum rendahnya aspek kondisi
terkait dengan besarnya pemasukan dari lingkungan tersebut disebabkan karena luas
koperasi dan tanggal IB yang bermanfaat untuk lahan yang terbatas di kawasan Pondok
memperkirakan tanggal kelahiran ternak. Ranggon.
Pentingnya pencatatan usaha bertujuan agar
usaha yang dijalankan dapat terkontrol,
terevaluasi dan diketahui perkembangannya Kesehatan Ternak
(Hertanto et. al., 2012). Pencatatan yang tertib Kesehatan ternak merupakan aspek yang
dan teratur dapat membantu dalam menilai sangat penting dalam keberhasilan budidaya
berhasil tidaknya usaha peternakan sapi perah. sapi perah karena ternak mampu berproduksi
Peningkatan sub aspek ini harus dilakukan agar dengan optimal jika dalam kondisi sehat
pengembangan peternakan sapi perah di (Mekonnen et al., 2006). Aspek kesehatan
kawasan tersebut dapat dilakukan. Semakin hewan terdiri atas 3 komponen utama yaitu
baik pencatatan usaha yang dilakukan para pengetahuan mengenai penyakit, pencegahan
peternak, akan semakin mudah pula dalam penyakit dan pengobatan penyakit. Hasil
penilaian aspek kesehatan ternak berdasarkan
mengidentifikasi permasalahan pada
prinsip GDFP (Tabel 7) menunjukkan bahwa
peternakannya sehingga dapat menemukan
pelaksanaan aspek kesehatan ternak pada
solusi yang sesuai (Muriithi et al., 2014).
peternakan rakyat Pondok Ranggon secara
Kandang dan Peralatan keseluruhan masih sangat kurang (1,17). Sub
aspek pencegahan penyakit termasuk dalam
Hasil kaji GDFP terhadap kandang dan
kriteria buruk (0,50). Hal ini sejalan dengan
peralatan dapat dilihat pada Tabel 6. Rataan
aspek kandang dan peralatan memiliki capaian hasil evaluasi aspek teknis peternakan sapi
nilai kategori cukup. Sub aspek yang memiliki perah rakyat di kabupaten Karo Sumatera
Utara yang dilakukan Simamora et al. (2015)
Evaluasi Aspek Teknis Pemeliharaan Sapi Perah Menuju Good Dairy...(Ir. Anneke Anggraeni, M.Si., Ph.D.dan Dr. Elmy Mariana, S.Pt., M.Si)
95
Sudono, A., 1999. Ilmu Produksi Ternak Toelihere, M.R., 1993. Inseminasi Buatan pada
Perah. Bogor. Fakultas Peternakan, Ternak. Bandung: Penerbit Angkasa.
Institut Pertanian Bogor.
Sudono, A., Rosdiana, R.F.,. Setiawan, B.S.,
2003. Beternak Sapi Perah Secara
Intensif. Jakarta: Agromedia Pustaka.