Anda di halaman 1dari 12

PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

PERBANKAN SYARIAH DI BIDANG PENGOLAHAN IKAN SEBAGAI


ALTERNATIF PEMBERDAYAAN UMKM JANGKA PANJANG

Amimah Oktarina
Pascasarjana Magister Studi Islam Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta
Alamat: Pondok Pesantren Kauman Desa Karangturi Kec. Lasem Rembang 59271 
E-mail: mimitari92@gmail.com

Abstract: Corporate Social Responsibility Program For Islamic Banking In Fish Processing As An Alternative Of
Long-Term SMEs Development. The growth of Islamic banking in Indonesia increasingly show the seriousness
of the financial institutions in providing services to the community. However, the Islamic banking program of
CSR does not aware yet the field of fish processing. Currently, Indonesian government began intense to empower
the processed fish for the benefit of society. In Yogyakarta, the government is conducting “Gemarikan” to
increase public interest in fish consumption. Based on these opportunities, the Islamic banking CSR program is
directed to provide capital for SMEs conducting production activities in the field of fish processing.
Keywords: CSR, Islamic Banking, SMEs

Abstrak: Program Corporate Social Responsibility Perbankan Syariah di Bidang Pengolahan Ikan sebagai Alternatif
Pemberdayaan UMKM Jangka Panjang. Dewasa ini Perbankan Syariah telah berkembang pesat, hal ini dapat
dilihat dari keseriusan Lembaga Keuangan Syariah dalam memberikan layanan kepada masyarakat. Namun, salah
satu program Bank Syariah yang dikenal dengan Corporate Social Responsibility (CSR) belum menyadari untuk ikut
andil dalam memberdayakan UMKM di bidang pengolahan ikan. Padahal, saat ini pemerintah Indonesia sangat
intens dalam memberdayakan pengolahan ikan demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Di Yogyakarta,
Pemerintah melakukan “Gemarikan” untuk meningkatkan minat masyarakat dalam mengkonsumsi ikan. Hal
tersebut dapat menjadi peluang bagi Bank Syariah melalui program CSR yang ditujukan untuk menyalurkan modal
bagi UMKM dalam meningkatkan jumlah produksi di bidang pengolahan ikan.
Kata kunci: CSR, Bank Syariah, UMKM

Pendahuluan Meski peluangnya yang besar dalam pe­


Usaha Mikro Kecil dan Mengengah (UMKM) ngembangan ekonomi, namun angka yang di­
merupakan elemen penting yang berkontribusi tunjukkan hanya memberikan sumbangan devisa
dalam perekonomian Indonesia. Jumlah pelaku (ekspor-impor) hanya sebesar 16,4%. Hal ini
sektor ini menurut data Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa UMKM tidak mengalami
Indonesia mencapai 55,2 juta unit usaha atau perubahan yang signifikan sehingga terjadi
sebesar 99,9% dari seluruh unit usaha di Indonesia kelambanan UMKM menjadi usaha besar. Dengan
dan memperkerjakan 101,7 juta pekerja (97,2%)1. berbagai hambatan yang dihadapi UMKM, maka
Jumlah persentase UMKM yang dominan tersebut pemerintah dan pihak terkait semestinya berperan
menunjukkan bahwa kemampuannya bertahan aktif dalam mendorong sektor ini.
pada badai krisis tahun 1998 hal ini karena Salah satu bidang usaha yang dapat di­
UMKM tergantung pada muatan lokal dengan kembangkan untuk sektor UMKM adalah
menggunakan sumber daya dalam negeri baik pengolahan ikan. Konsumsi ikan di Indonesia
sumber daya manusia (SDM), bahan baku dan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Pada
peralatan. tahun 2012, konsumsi ikan di Indonesia berkisar
33,8 kilogram per kapita pertahun, sedangkan pada
tahun 2013 konsumsi ikan di Indonesia meningkat
1
Badan Pusat Statistik, 2011

121
AL-INTAJ Vol. 2, No. 2, September 2016

menjadi 35,6% kilogram per kapita per tahun. Syariah (UUS) dan 161 Bank Pembiayaan Rakyat
Pada tahun 2014, konsumsi ikan di Indonesia akan Syariah (BPRS).2 Semakin bertambahnya perbankan
ditingkatkan lagi mencapai 38 kilogram per kapita yang muncul memicu ketatnya persaingan antar
per tahun. Peningkatan ikan ini didukung oleh pelaku bisnis perbankan, baik bank syariah maupun
program pemerintah Indonesia dengan mengadakan bank konvensional.
program nasional yaitu Gerakan Memasyarakatkan Untuk dapat bersaing secara kompetitif,
Makan Ikan (Gemarikan). perbankan syariah dituntut untuk meningkatkan
Program pemerintah ini bertujuan untuk kinerjanya baik dalam pelayanan, produk,
mengajak masyarakat Indonesia lebih tertarik maupun kepedulian terhadap masyarakat untuk
untuk mengonsumsi ikan dibandingkan daging meningkatkan potensi masyarak dan lingkungan.
lainnya. Hal ini karena kandungan gizi yang Hal ini sejalan dengan peran perbankan syariah
terkandung dalam ikan lebih baik dibandingkan terhadap UMKM. Kepedulian terdahap masyarakat
dengan daging lainnya seperti ayam dan sapi. dapat diwujudkan dengan peran aktif perbankan
Perbandingan kandungan gizi ikan, ayam, dan syariah dalam mendorong UMKM. Sebagaimana
daging sapi dapat dilihat pada tabel 1.1. yang telah dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri
(selanjutnya disingkat BSM) dalam mengelola
Tabel 1.1. Kandungan Gizi Ikan, Ayam, dan CSR. BSM menempatkan CSR sebagai bagian
Daging Sapi program jangka panjang perusahaan.
Jenis Daging (% 100gr) Pilar konsep CSR BSM diimplementasikan
No Kandungan Gizi dalam bentuk pembinaan dan pengembangan
Ikan Ayam Sapi
ekonomi masyarakat melalui bantuan modal,
1. Protein 43,76 18,20 22
peningkatan kompetensi, dan membangkitkan jiwa
2. Lemak 7,01 25 13 wirausaha. Hal ini sejalan dengan tujuan dasar
3. Air 4,28 0,74 65 implementasi CSR, bahwa BSM sebagai entitas
Sumber: Murtidjo, 2003; Prasetyo, 2013; Purwani, 2013 bisnis perbankan mesti memiliki kontribusi dalam
pembangunan ekonomi berkelanjutan dengan
membantu meningkatkan dan memberdayakan
Berdasarkan tabel 1.1. kandungan gizi protein
masyarakat menjadi komunitas yang mandiri secara
yang terdapat dalam ikan lebih tinggi dibandingkan
ekonomi. BSM merealisasikan berbagai kegiatan
dengan jenis daging lainnya. Hal ini yang
pengembangan potensi ekonomi masyarakat dengan
mendorong pemerintah untuk terus menggalakan
satu tujuan, meningkatkan kemampuan UMKM
masyarakat agar hidup sehat dengan mengonsumsi
agar mampu tumbuh dan berkembanga menjadi
ikan. Di Yogyakarta, produksi perikanan meningkat
usaha yang tangguh dan mandiri.3
7% pada tahun 2013 (Sujatmiko, 2013). Pelaku
industri menangkap kesempatan tersebut. Salah satu Sejalan dengan hal tersebut, UMKM yang
UMKM yang muncul sebagai industri pengolahan mendapatkan kucuran dana CSR dari BSM belum
ikan di Yogyakarta adalah Unit Pengolahan Ikan ada di bidang pengolahan ikan. Padahal,bidang
(UPI) Mino Ngudi Lestari yang mendapatkan ini apabila dapat dikembangkan secara optimal
kucuran dana CSR dari Pertamina. dapat memberikan kontribusi yang besar dalam
pengembangan usaha mandiri masyarakat yang
Program CSR tidak hanya terdapat pada
tidak hanya manfaat komersial tetapi juga
perusahaan sejenis pertamina saja, tetapi juga
memberikan kegiatan positif dan produktif bagi
pada perbankan syariah. Pertumbuhan perbankan
masyarakat sekitar jangka panjang.
syariah di Indonesia kini sudah terbukti secara
nyata melalui banyaknya bermunculan institusi Oleh karena itu, dengan menjadikan UMKM
keuangan syariah di Indonesia. Berdasarkan data UPI Mino Ngudi Lestari yang tumbuh dan
statistik yang dipublikasikan oleh OJK (Otoritas
Jasa Keuangan) pada Juni 2016, Indonesia memiliki 2
OJK, Statistik Perbankan Syariah, Juni 2016.
12 Bank Umum Syariah (BUS), 22 Unit Usaha 3
Laporan Keuangan Bank Syariah Mandiri, 2014.

122
Amimah Oktarina Program Corporate Social Responsibility Perbankan Syariah

berkembang pasca memperoleh CSR dari pertamina mengintegrasikan perhatian terhadap lingkungan
sebagai model UMKM di bidang pengolahan sosial kedalam operasinya dan interaksinya dengan
ikan. Sementara BSM sebagai perbankan syariah stakeholder, yang melebihi tanggung jawab sosial
yang gencar membantu program pemerintah di bidang hukum.
untuk mendorong pertumbuhan ekonomi melalui Philip Kotler mendefinisikan corporate social
distribusi dana CSR pada UMKM, maka dapat responsibility (CSR) sebagai tanggung jawab
dijadikan model bagi perbankan syariah lainnya sosial korporat adalah sebuah komitmen untuk
untuk dapat mengoptimalkan pendistribusian mengembangkan masyarakat melalui praktek bisnis.
CSR kepada UMKM di bidang pengolahan ikan. Mengikuti pertimbangan sendiri dan kontruibusi
sumber-sumber perusahaan.
Rumusan Masalah
Berikut beberapa definisi dari Corporate Social
a. Bagaimana faktor-faktor penghambat dan Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial
pendukung dalam pemberdayaan UMKM perusahaan:
pengolahan ikan melalui CSR bank syariah ? Menurut Yusuf Wibisono, CSR adalah keseluruhan
b. Bagaimana model yang tepat dalam mendukung pengertian, evolusi, dan per­kembangan tanggung
pemberdayaan UMKM pengolahan ikan melalui jawab sosial perusahaan yang menitikberatkan
CSR bank syariah? pada perhatian, jalinan, dan sumbangan sukarela
yang dilakukan oleh perusahaan atau badan usaha
Tujuan dan Manfaat Penelitian baik kepada karyawan, masyarakat, maupun
lingkungan.
Penelitian ini bertujuan untuk:
Corporate Social Responsibility menurut Hackston
a. Mengetahui faktor-faktor penghambat dan
dan Milne (1996) dalam Widiawati (2012)
pendukung dalam pemberdayaan UMKM
merupakan proses pengkomunikasian dampak sosial
pengolahan ikan melalui CSR bank syariah.
dan lingkungan dari kegiatan ekonomiorganisasi
b. Mengetahui model yang tepat dalam mendukung terhadap kelompok khusus yang berkepentingan
pemberdayaan UMKM pengolahan ikan melalui dan terhadap masyarakat secara keseluruhan. Hal
CSR bank syariah. tersebut memperluas tanggung jawab organisasi
Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah: (khususnya perusahaan) di luar peran tradisionalnya
a. Secara teoritis, sebagai pengembangan keilmuan untuk menyediakan laporan keuangan kepada
di bidang ekonomi mikro, khususnya dalam pemilik modal, khususnya pemegang saham.
konsentrasi corporate social responsibilitybank Perluasan tersebut dibuat dengan asumsi bahwa
syariah dalam hubungannya dengan pem­ perusahaan mempunyai tanggung jawab yang
berdayaan usaha mikro kecil mengengah lebih luas dibanding hanya mencari laba untuk
pengolahan ikan. Menemukan model yang pemegang saham seperti yang dinyatakan oleh
tepat dalam rangka pemberdayaan UMKM Gray et. al (2001) dalam Yulfaida (2012).
khususnya pengolahan ikan. World Business Council for Sustainable Developments
b. Secara praktis, 1) sebagai bahan masukan dalam (2008) dalam Purwitasari (2011) menjelaskan CSR
meningkatkan mutu CSR bank syariah; 2) sebagai:
sebagai motivator untuk meningkatkan kualitas “The continuining commitment by business to
kerja Bank Syariah; 3) sebagai penambah behave ethically and contribute to economic
keilmuan tentang model pemberdayaan UMKM development while improving the quality of life
pengolahan ikan melalui CSR bank syariah. of the workforce and their families as well as of
the local community and society at large”.
Landasan Teori Corporate Social Responsibility atau tanggung
1. Corporate Social Responbility (CSR) jawab sosial perusahaan didefinisikan sebagai
Corporate Social Responsibility adalah mekanisme komitmen bisnis untuk memberikan kontribusi
bagi suatu perusahaan untuk secara sukarela bagi pembangunanekonomi berkelanjutan, me­

123
AL-INTAJ Vol. 2, No. 2, September 2016

lalui kerja sama dengan para karyawan serta secara umum, yaitu bentuk tanggung jawab dan
perwakilan mereka, keluarga mereka, komunitas kewajiban perusahaan untuk memberi umpan
setempat maupun masyarakat umum untuk me­ balik atas aktivitasnya pada lingkungan sosial
ningkatkan kualitas kehidupan dengan cara yang sehingga perusahaan tidak hanya berorientasi pada
bermanfaat baik bagi bisnis sendiri maupun untuk profitabilitas tetapi juga memberikan manfaat sosial.
pembangunan.4 Corporate Social Responsiblity dalam perspektif
CSR dianggap sebagai komitmen yang ber­ Islam merupakan konsekuensi inhern dari ajaran
kelanjutan dari kegiatan bisnis untuk berperilaku Islam itu sendiri. Tujuan dari syariat Islam
secara etis. Diharapkan CSR dapat memberi (maqashid alsyariah) adalah maslahah sehingga bisnis
kontribusi dan meningkatkan taraf hidup lingkungan­ adalah upaya untuk menciptakan maslahah, bukan
nya. Disamping itu, menurut Natufe dengan sekedar mencari keuntungan.6Selain itu, dalam
mengutip definisi dari WBCSD (World Business perspektif Islam CSR merupakan realisasi dari
Council for Sustainable Development) me­nyebut konsep ajaran ihsan sebagai puncak dari ajaran etika
tanggung jawab sosial korporat (CSR) sebagai yang sangat mulia. Ihsan merupakan melaksanakan
komitmen berkelanjutan di kalangan bisnis. Untuk perbuatanbaik yang dapat memberikan kemanfaatan
berperilaku etis dan memberikan sumbangan pada kepada orang lain demi mendapatkan ridho
pembangunan ekonomi. Sekaligus memperbaiki Allah Swt. Artinya bahwa setiap perusahaan yang
mutu hidup angkatan kerja dan keluarganya serta melakukan berbagai aktivitas bisnis dalam rangka
komunitas lokal dan masyarakat secara keseluruhan. memperoleh keuntungan tetapi juga dibatasi oleh
Pilar dasar dari definisi yang dikutip oleh Natufe tanggung jawab khususnya kepada Allah Swt.
tersebut mencakup: CSR merupakan implikasi dari ajaran ke­
a. Mendorong kesejahteraan ekonomi; pemilikan dalam Islam,Allah adalahpemilik mutlaq
b. Perbaikan lingkungan hidup; dan (haqiqiyah) sedangkan manusia hanya sebatas
pemilik sementara (temporer) yang berfungsi
c. Tanggung jawab sosial
sebagai penerima amanah.7 Sebagai khalifah yang
Corporate Social Responsibility (CSR) dalam mengemban amanah, artinya bahwa manusia
prinsip good corporate governance (GCG) ibarat dua memiliki pertanggungjawaban atas hal ini. Manusia
sisi mata uang. Keduanya sama penting dan tak memahami hakikatnya terhadap kepemilikan di
terpisahkan. Salah satu dari empat prinsip GCG dunia yang semata-mata bertugas untuk mengelola
yaitu prinsip responsibility. Tiga prinsip lainnya dan menjaga kemakmuran bumi dengan tidak
yaitu fairness, transparency, dan accountability. Ada berlaku semena-mena sesuai dengan kepentingannya
perbedaan yang cukup mendasar antara prinsip masing-masing.
responsibility dengan tiga prinsip GCG lainnya.
Oleh sebab itu, dalam hal ini CSR juga
Tiga prinsip GCG pertama lebih memberikan
me­­miliki hubungan erat dengan etika Islam.
penekanan terhadap kepentingan pemegang saham
Naqvi mengungkapkan bahwa titik sentral etika
perusahaan (shareholders), sedangkan dalam prinsip
Islam adalah menentukan kebebasan manusia
responsibility, penekanan yang signifikan diberikan
untuk bertindak dan bertanggung jawab karena
kepada stakeholders perusahaan5
kepercayaannya terhadap kemahakuasaan Tuhan.8
Dari beberapa pengertian tentang CSR di Pandangan Islam tentang manusia dalam hubungan
atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian CSR dengan dirinya sendiri dan lingkungan sosialnya,

4
Rika Nurlela dan Islahuddin, “Pengaruh Corporate Social
6
M.B. Hendrie Anto dan Dwi Retno Astuti, “Persepsi
Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Prosentase Stakeholder Terhadap Pelaksanaan Corporate Social Responsibility
Kepemilikan Manajemen Sebagai Variabel Moderating (Studi Kasus Pada Bank Syariah di DIY”, Jurnal Sinergi: Kajian Bisnis
Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta)”, dan Manajemen, Vol. 10 No.1, Januari 2008.
Simposium Nasional Akuntansi XI. Pontianak, 23-24 Juli 2008 7
Muhammad Djakfar, Etika Bisnis dalam Perspektif Islam,
5
Muh. Ghafur Wibowo, Potret Perbankan Syariah Terkini: (Malang: UIN Malang Press, 2007), h. 160.
Kajian Kritis Perkembangan Perbankan Syariah Terkini (Yogyakarta: 8
Syed Nawab Haidar Naqvi, Menggagas Ekonomi Islam,
Biruni Press,2007), h. 136. (Yogyakarta:PustakaPelajar, 2003), h. 35.

124
Amimah Oktarina Program Corporate Social Responsibility Perbankan Syariah

dapat direpresentasikan dengan empat aksioma berinvestasi. Namun dalam men­dayagunakan


etik, yaitu: potensi tersebut, manusia mem­butuhkan bantuan
a. Tauhid orang lain sehingga pencipataan kerja sama yang
Konsep Tauhid merupakan dimensi vertikal baik antar sesama sangat diperlukan.
Islam yang memadukan berbagai aspek dalam d. Landasan Pertanggungjawaban
kehidupan manusia yaitu politik, ekonomi, Tanggung jawab dalam Islam bersifat multi-
sosial, dan keagamaan serta menekankan gagasan tingkat dan terpusat baik pada tingkat mikro
mengenai konsistensi dan keteraturan.9 Konsep (individu) maupun tingkat makro (organisasi
ini dimaksudkan bahwa sumber utama etika masyarakat).13 Kebebasan manusia dalam
Islam adalah kepercayaan total dan murni meng­gunakan potensi sumber daya semestinya
keesaan Tuhan.10 memiliki batas-batas tertentu, dan tidak
Landasan ini mengindikasikan bahawa adanya dipergunakan sebebas-bebasnya tanpa batas,
hubungan vertikal diwujudkan dengan pe­ melainkan dibatasi oleh hukum, norma, dan
nyerahan diri manusia secara penuh tanpa etika yang tertuang dalam Alquran dan hadis
syarat di hadapan Tuhan, dengan menjadikan sebagai acuan dan landasan dalam menggunakan
keinginan, ambisi, serta perbuatannya tunduk potensi sumber daya.
pada perintah-Nya.11 Dengan mengintegrasikan Dalam perspektif Islam,kebijakan perusahaan
aspek religius dengan aspek-aspek lainnya, dalam mengemban tanggung jawab sosial (CSR)
seperti ekonomi akan menimbulkan perasaan terdapat tiga bentuk implementasi yang dominan
dalam diri manusia bahwa ia akan selalu merasa yaitu14:
direkam segala aktivitas kehidupannya, termasuk a. Tangung Jawab Sosial (CSR) terhadap para
dalam aktivitas berekonomi sehingga dalam pelaku dalam perusahaan dan stakeholder
melakukan segala aktivitas bisnis tidak akan Stakeholder terdiri dari investor atau pemilik,
mudah menyimpang dari segala ketentuan-Nya. kreditor, pemasok, pelanggan, karyawan,
b. Landasan Keseimbangan pemerintah dan masyarakat.Islam mendorong
Keseimbangan menggambarkan dimensi terwujudnya hubungan kemitraan antara pelaku
horizontal ajaran Islam, dan berhubungan bisnis dengan stakeholders internal maupun
dengan harmoni segala sesuatu di alam semesta.12 eksternal perusahaan dalam hal kebaikan dan
Implementasi ajaran keseimbangan dan keadilan saling menguntungkan.
pada kegiatan bisnis harus dikaitkan dengan b. Tanggung Jawab Sosial(CSR) terhadap lingkungan
pembagian manfaat kepada semua komponen alam
dan pihak yang terlibat langsung maupun tidak Bagian utama yang juga harus diperhatikan
langsung sesuai dengan peran dan kontribusi dalam kaitannya dengan CSR adalah lingkungan
yang telah mereka berikan terhadap keberhasilan alam. Lingkungan alam dapat berupa lingkungan
atau kegagalan agar seimbang, adil dan sepadan. alam biotik ataupun abiotik, baik yang dapat
c. Landasan Kehendak Bebas diperbarui maupun tidak dapat diperbarui.
Dalam berbisnis, Islam memberikan kebebasan c. Tanggung Jawab Sosial (CSR) terhadap
bagi manusia dalam mendayagunakan segala kesejahteraan sosial secaraumum
potensi sumber daya yang dimiliki ter­masuk Selain bertanggung jawab terhadap pihak
didalamnya kebebasan berkreasi, ber­transaksi atau yang berkepentingan terhadap usahanya dan
lingkungan alam, perbankan syariah juga sudah
9
Syed Nawab Haidar Naqvi, Menggagas Ekonomi Islam, h. 78. seharusnya memberikan perhatian terhadap
10
Muhammad Djakfar, Etika Bisnis…, h.12. kesejahteraan umum masyarakat. Islam selalu
11
Syed Nawab Haidar Naqvi, Menggagas…, h. 37.
12
Muhammad, Etika Bisnis Islami, (Yogyakarta: Unit Penerbit
13
Muhammad,Etika Bisnis Islami, h. 57.
dan Percetakan Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, 2004), 14
Rafik Issa Beekum, Etika Bisnis Islami, (Yogyakarta: Pustaka
h. 55. Pelajar, 2004), h.63.

125
AL-INTAJ Vol. 2, No. 2, September 2016

menyeru untuk berbuat kedermawanan terhadap yang tak terbatas bisa dikendalikan.
kaum lemah, miskin dan marginal. e. Keuntungan Jangka Panjang
CSR dalam Bank Umum Syariah merupakan Keterlibatan sosial merupakan nilai yang sangat
salah satu komponen yang digunakan dalam positif bagi perkembangan dan kelangsungan
penilaian kinerja sosial Bank Umum Syariah. jangka panjang. Karena bank syariah yang
Penilaian tersebut adalah penilaian atas Kontribusi bersangkutan akan mendapatkan citra positif
Kepada Masyarakat (KKM) dimaksudkan untuk di mata masyarakat. Tidak bisa disangkal
nilai kontribusi langsung Bank Umum Syariah lagi, bahwa bisnis akan tetap bertahan jika
kepada masyarakat, di antaranya untuk nasabah kepentingan semua pihak dapat diperhatikan
yang sedang membutuhkan dan masyarakat miskin. dan terpenuhi.
Penilaian ini penting mengingat Bank Umum
Syariah juga diharuskan untuk menjalankan peran 2. Bentuk-bentuk Corporate Social Responbility
sosialnya terutama berkaitan dengan distribusi (CSR)
zakat, memberikan pembiayaan kebajikan (qard) Sinour Yosephus mengungkapkan bahwa CSR
dan bahkan juga pendidikan publik. dikonsepkan sebagai suatu piramid yang terdiri
Ada beberapa hal yang mendorong perlunya dari empat macam unsur tanggung jawab yang
keterlibatan perusahaan dalam program CSR harus dipertimbangkan secara berkesinambungan,
antara lain15: sebagai berikut16:
a. Kebutuhan dan Harapan Masyarakat yang a. Tanggung jawab ekonomi (Economicresponsibilities)
Semakin Berubah Tanggungjawab ekonomi merujuk pada fungsi
Untuk menghadapi persaingan bisnis yang utama bisnis yang bersifat profitoriented.
sangat ketat agar tetap bisa survive, maka Aktivitas ekonomi dalam profitoriented akan
perbankan syariah tidak hanya berorientasi bersinergi dengan CSR jika didasari oleh itikad
pada keuntungan semata, melainkan harus peka untuk memberikan price yang memihak pada
terhadap kebutuhan dan harapan masyarakat nasabah, artinya price merupakan representasi
yang selalu berubah. dari kualitas dan nilai sebenarnya dari produk
b. Terbatasnya Sumber Daya Alam (barang ataupun jasa).
Dengan adanya sumber daya alam yang sangat b. Tanggung jawab hukum(Legal responsibilities)
terbatas, maka usaha perbankan syariah juga Saat perbankan syariah memutuskan untuk
harus menggunakannya SDA seefisien mungkin. menjalankan operasinya di wilayah tertentu
c. Menciptakan Lingkungan Sosial yang Lebih maka ia telah sepakat untuk melakukan
Baik kontrak sosial dengan segala aspek norma dan
hukum yang telah ada maupun yang akan
CSR yang diimplementasikan bank syariah akan
muncul kemudian. Tanggung jawab hukum
memberikan kesejaheraan masyarakat yang lebih
mengupayakan bahwa bank syariah selalu
merata dan memberikan lingkungan sosial yang
mematuhi terhadap ketentuan perundang-
seimbang.
undangan yang berlaku dan tidakakan melaku­
d. Mengimbangi antaraTanggungJawab dan
kan hal yang melawan hukum.
Kekuasaan
c. Tanggung jawab etis (Ethical Responsibilities)
Bisnis sangat mempengaruhi lingkungan,
Tanggung jawab etis berimplikasi pada ke­
konsumen, kondisi masyarakat, kehidupan
wajiban menyesuaikan segala aktivitas sesuai
moral dan budaya masyarakat. Maka, kekuasaan
dengan norma sosial dan etika yang berlaku
yang sangat besar ini harus diimbangi dengan
meskipun tidak tertera dalam bentuk tertulis
program tanggung jawab sosial agar kekuasaan
16
Sinuor Yosephus, Etika Bisnis Pendekatan Filsafat Moral
15
Sonny Keraf, Etika Bisnis Tuntutan dan Relevansinya, terhadap Perilaku Pebisnis Kontemporer,(Jakarta:Yayasan Pustaka
( Yogyakarta: Kanisius,1998), h.129-132 Obor Indonesia, 2010), h.298

126
Amimah Oktarina Program Corporate Social Responsibility Perbankan Syariah

formal. Tanggung jawab etis ini bertujuan untuk c. Usaha menengah, yaitu usaha ekonomi
memenuhi standar, norma dan pengharapan dari produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan
stakeholder terhadap bank syariah. Tanggung oleh orang perorangan atau badan usaha
jawab etis juga sebuah bentuk korporat yang yang bukan merupakan anak perusahaan atau
senantiasa menjunjung kearifan dan adat lokal. cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
d. Tanggung jawab Filantropis (Philanthropic menjadi bagian baik langsung maupun tidak
responsibilities) langsung dengan usaha kecil atau usaha besar
Tanggung jawab filantropi adalah tangung yang memenuhi kriteria:
jawab terhadap sesama mencakup peran aktif 1. Memiliki kekayaan bersih lebih dari
bank syariah dalam memajukan kesejahteraan Rp500.000.000 (lima ratus juta rupiah) sampai
manusia. Jaditanggung jawab filantropi didasari dengan paling banyak Rp10.000.000.000
oleh iktikad bank syariah untuk berkontribusi (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah
pada perbaikan komunitas secara mikro maupun dan bangunan tempat usaha; atau
makro sosial. 2. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari
Rp2.500.000.000 (dua milyar lima ratus
3. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) juta rupiah) sampai dengan paling banyak
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun Rp50.000.000.000 (lima puluh milyar
2008 UMKM memiliki kriteria sebagai berikut: rupiah).
a. Usaha mikro, yaitu usaha produktif milik Badan Pusat Statistik (BPS) memberikan definisi
perorangan atau badan usaha milik perorangan UMKM berdasarkan kuantitas tenaga kerja. Usaha
yang memenuhi kriteria yakni: kecil merupakan usaha yang memiliki jumlah
1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak tenaga kerja 5 orang samapai dengan 19 orang.
Rp50.000.000 (lima puluh juta rupiah) Sedangkan usaha menengah merupakan usaha yang
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat memiliki jumlah tenaga kerja 20 orang sampai
usaha; dengan 99 orang.
2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling Kemampuan UMKM dalam menghadapi
banyak Rp300.000.000 (tiga ratus juta krisis dan pembangunan perekonomian nasional
rupiah). disebabkan oleh:
b. Usaha kecil, yaitu usaha ekonomi produktif 1) Sektor Mikro dapat dikembangkan hampir
yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh orang- di semua sektor usaha dan tersebardi seluruh
perorangan atau badan usaha yang bukan wilayah Indonesia.
merupakan anak perusahaan atau bukan cabang 2) Karena sifat penyebarannya yang sangat luas
perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi (baik sektor usaha dan wilayahnya) sektormikro
bagian baik langsung maupun tidak langsung juga sangat berperan dalam pemerataan
dari usaha menengah atau usaha besar yang kesempatan kerja.
memenuhi kriteria yakni: 3) UMKM termasuk usaha-usaha anggota koperasi
1. Memiliki kekayaan bersih lebih dari yang pada umumnya fleksibel. UMKM dengan
Rp50.000.000 (lima puluh juta rupiah) skala usaha yang tidak besar, kesederhanaan
sampai dengan paling banyak Rp500.000.000 spesifikasi dan teknologi yang digunakan dapat
(lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah lebih mudah menyesuaikan dengan perubahan
dan bangunan tempat usaha; atau atau perkembangan yang terjadi.
2. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih 4) UMKM merupakan industri padat modal. Dalam
dari Rp300.000.000 (tiga ratus juta struktur biaya produksinya, komponen tersebar
rupiah) sampai dengan paling banyak adalah biaya variabel yang mudah menyesuaikan
Rp2.500.000.000 (dua milyar lima ratus dengan perubahan/perkembangan yang terjadi.
juta rupiah). 5) Produk-produkyang dihasilkan sebagian besar

127
AL-INTAJ Vol. 2, No. 2, September 2016

merupakan produk yang berkaitan langsung langsung kepada informan penelitian. Sistem
dengan kebutuhan primer masyarakat. wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini
6) UMKM lebih sesuai dan dekat dengan adalah sistem wawancara bebas terpimpin, artinya
kehidupan pada tingkat bawah (grassroot) terlebih dahulu disiapkan daftar pertanyaan
sehingga upaya mengentaskan masyarakat dari sebagai pedoman tetapi dimungkinkan adanya
keterbelakangan akan lebih efektif. variasi pertanyaan yang disesuaikan dengan situasi
Adapun peranan UMKM yang sangat strategis saat wawancara dilakukan.17
dan penting ditinjau dari berbagai aspek. Pertama, b. Observasi
jumlah industrinya yang besar dan terdapat dalam Teknik ini untuk memperoleh data berkenaan
setiap sektor ekonomi. Kedua, potensinya yang besar dengan mengamati perilaku, proses kerja dan
dalam menciptakan lebih banyak kesempatan kerja gejala-gejala yang menjadi objek survei pada
bila dibandingkan dengan investasi yang sama pada penelitian ini.
usaha dengan skala lebih besar. Ketiga, kontribusi
UMKM dalam pembentukan PDB cukup signifikan. 4. Teknik Analisis Data
Keempat, memiliki sumbangan kepada devisa negara Menurut Miles dan Hubberman, bahwa aktivitas
dengan nilai ekspor yang cukup stabil. dalam analisis data kualitatif dilakukan secara
interaktif dan berlangsung secara terus menerus
Metode Penelitian sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh18.
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Proses analisa data pada penelitian ini terdiri dari:
Jenis Penelitian ini adalah penelitian lapangan a. Data Reduction (Reduksi data)
(Field Reseach), penulis melakukan penelitian
Data yang diperoleh dari lapangan akan dianalisis
langsung ke objek penelitian yaitu UMKM
melalui reduksi data, yaitu merangkum, memilih
Pengolahan ikan di DIYdengan pendekatan
hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal
kualitatif. Menurut Moleong penelitian kualitatif
yang penting, dicari tema dan polanya.
adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami
fenomena tentang apa yang dinilai oleh subjek b. Data Display (Penyajian Data)
penelitian dengan cara deskriptif dalam bentuk kata Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya
dan bahasa pada satu konteks khusus yang alamiah adalah mendisplay (menyajikan) data. Pada
dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah, penelitian penyajian data berupa teks yang
yakni mengunakan teknik analisa deskriptif. bersifat naratif.
c. Conclusion Drawing (Verification)
2. Subjek Penelitian
Apabila data telah disajikan dalam bentuk
Pada penelitian ini, subjek penelitian adalah teks naratif, maka langkah selanjutnya adalah
UMKM pengolahan ikan di Daerah Istimewa penarikan kesimpulan dengan menjawab
Yogyakarta yang sudah memperoleh sertifikat hallal rumusan masalah sesuai dengan hasil penelitian.
dari LPPOM MUI DIY, UMKM Pengolahan ikan
di DIY dipandang perlu untuk diteliti karena saat Pembahasan
ini pemerintah DIY sedang gencar melakukan Faktor Pendukung dan Penghambat dalam
gerakan “Gemarikan” untuk menciptakan pola Pemberdayaan UMKM Pengolahan Ikan Melalui
Corporate Social Responsibility Bank Syariah
konsumsi daging ikan. Model UMKM yang
digunakan dalam penelitian ini adalah UMKM Di tengah gencarnya gerakan pemerintah dalam
UPI Mino Ngudi Lestari. sektor budidaya hasil laut, maka menjadikan
sebuah peluang besar bagi masyarakat untuk
3. Teknik Pengumpulan Data
a. Wawancara 17
Soetrisno Hadi, Metodologi Reseach Jilid II, (Yogyakarta:
Yayasan Penerbit Fakultas Hukum Psikologi UGM, 1985), h. 2.
Teknik ini digunakan untuk menggali sumber 18
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R &
data primer dengan cara melakukan wawancara D, (Bandung: Alfabeta, 2014)

128
Amimah Oktarina Program Corporate Social Responsibility Perbankan Syariah

mengembangkan perekonomian dalam bidang bantuan CSR dari Pertamina berupa peralatan dan
pengolahan ikan. Kehadiran UMKM sebagai perlengkapan seperti bangunan produksi, ruang
wadah bagi masyarakat untuk menyalurkan kantor, sepeda motor yang dilengkapi dengan bak,
partisipasinya dalam rangka memperbaiki chiller, freezer, spinner, kolam penampungan ikan,
perekonomian seyogianya dapat menjadi angin sealer dan sebagainya.
segar bagi berbagai pihak untuk ikut memberikan Berdasarkan hasil observasi dan wawancara
dukungan. Khususnya, UMKM yang bergerak di yang dilakukan kepada pengelola UPI, Heri
bidang pengolahan ikan. Santoso sebagai UMKM yang melakukan misi
Daerah Istimewa Yogyakarta sendiri merupakan untuk memberdayakan masyarakat sekitar dengan
salah satu provinsi yang sedang intens melakukan melakukan kegiatan produksi olahan ikan, bantuan
berbagai kegiatan di bidang pemberdayaan UMKM. CSR sangat berkontribusi dalam pengembangan
Salah satunya adalah bidang pengolahan ikan UMKM tersebut. Melalui bantuan CSR, usaha
mengingat gerakan GEMARIKAN yang diusung yang dirintis oleh sebagian masyarakat melalui
untuk meningkatkan minat konsumsi daging ikan kelompok yang dibentuk, maka UMKM ini dapat
oleh masyarakat. berkembang dan berjalan secara kontinyu dalam
UMKM UPI Mino Ngudi Lestari yang rangka memenuhi permintaan pasar pada produk
merupakan salah satu UMKM bergerak dalam hasil olahan ikan yang semakin meningkat.
pengolahan ikan menjadi model dalam penelitian Perbankan syariah yang merupakan salah
ini. UPI ini telah memproduksi produk hasil olahan satu pihak yang berkontribusi besar dalam
ikan yang sudah didistribusikan di berbagai tempat perekonomian. Dana CSR yang terdapat pada
dan secara kontinu. Pada tahun 2011, Pertamina perbankan syariah diarahkan untuk memberikan
DPPU Adisutjipto melalui program CSR-Pertamina bantuan di berbagai bidang seperti pendidikan,
membantu kelompok Pembudidaya Ikan (KPI) kesehatan, lingkungan, dan permodalan. Namun,
Mino Ngudi Lestari dusun Nayan berupape berdasarkan data dari BSM sebagai bank yang
latihan budidaya ikan nila, pakan dan bibit serta dijadikan model pada penelitian ini, penyaluran
pendampingan. Kegiatan ini bertujuan untuk dana CSR belum menyentuh sektor perikanan
memberdayakan para petaniikan di Dusun Nayan. khususnya UMKM bidang pengolahan ikan.19
Pada bulan Juli 2012, berbekal hasil pelatihan Dalam hal pendanaan, produk jasa lembaga
budidaya ikan nila tersebut, industri ini mulai keuangan sebagian besar masih berupa kredit
memproduksi Baby Nila Crispy dengan jumlah modal kerja, sedangkan kredit investasi masih
tenaga pekerja sebanyak 20 orang. sangat terbatas. Bagi UMKM, keadaan ini sulit
Pasca diresmikan pada tanggal 9September 2012 untuk meningkatkan kapasitas usaha ataupun
UPI Mino Ngudi Lestari diresmikan oleh Dirjen mengembangkan produk-produk yang mampu
P2HP, Kementerian Kelautan dan PerikananRI bersaing di pasar. Di samping persyaratan
Ir. Saud Hutagalung, MSc., dan Bupati Sleman pinjamannya yang tidak mudah dipenuhi, seperti
Sri Purnomo., UPI Mino Ngudi Lestari mulai jumlah jaminan; serta adanya paradigma pada
memproduksi frozen food. Selain menambah produk dunia perbankan yang memandang UMKM sebagai
yang diproduksi, frozen food diproduksi ketika kegiatan yang beresiko tinggi. Setiap tahun, untuk
tidak ada bahan baku untuk memproduksi nila skala jumlah pinjaman dari perbankan sampai
crispy. Frozen food yang diproduksi oleh UPI Mino Rp. 50 juta, terserap hanya sekitar 24% kesektor
Ngudi Lestari berupa bakso, otak-otak, dan nugget, produktif, selebihnya terserap ke sektor konsumtif.
dengan semakin besarnya permintaan produk Sebuah gagasan yang dibentuk untuk me­
olahan ikan, pada bulanJanuari 2014 UPI Mino ngarahkan penyaluran dana CSR perbankan
Ngudi Lestari mulai menambah jenis produknya menyentuh langsung kebutuhan UMKM untuk
lagi, yaitu sosis, rolade, dan stik jani. pengembangan usahanya. Adapun hal-hal yang
Untuk mendukung proses produksi, UPI Mino
Ngudi Lestari memiliki fasilitas produksi sebagai 19
Laporan Tahunan BSM, 2014

129
AL-INTAJ Vol. 2, No. 2, September 2016

menjadi faktor pendukung dan penghambat suatu masih secara lokal. Keterbatasan pemasaran ini
UMKM dalam pengembangan usahanya yang karena kurangnya sumber daya manusia yang
diharapkan mampu ditangkap oleh kucuran dana dapat berkontribusi untuk perluasan segmen
CSR dari perbankan syariah agar tepat guna, yaitu: pasar. Dukungan pemerintah sangat diperlukan
1. Faktor pendukung dalam hal ini memberdayakan hasil olahan
UMKM di bidang pengolahan ikan memiliki UMKM secara instens mengingat UMKM
peluang besar untuk dikembangkan. Di adalah gerakan “mikro” yang dapat memberikan
Yogyakarta sendiri berdasarkan data yang kontribusi besar bagi perekonomian “makro”.
diperoleh dari publikasi LPPOM MUI DIY Selain itu, permasalahan packaging produk hasil
periode Juni 2016 bahwa ada lebih dari 50 UMKM juga masih menjadi kendala yang
UMKM yang bergerak di bidang pengolahan dihadapi, sehingga permodalan yang ada dapat
ikan sudah memperoleh sertifikat halal dari dijadikan solusi untuk memperbaiki packaging
MUI. Artinya secara legalitas, UMKM yang produk. Produk hasil dari UMKM ini harus
ada telah memiliki jaminan kehalalan untuk mampu bersaing di pasaran dengan tidak hanya
dikonsumsi. Selain itu, permintaan pasar kualitas produk saja, tetapi juga secara packaging
yang terus meningkat terhadap produk hasil memberikan kemasan yang menarik untuk
olahan ikan, seperti nugget, bakso, otak-otak, dapat meningkatkan minat beli masyarakat.
rolade yang tidak hanya untuk konsumsi Selain itu, permasalahan yang dihadapi adalah
masyarakat umumnya tetapi juga sebagai manajemen pengelolaan UMKM yang masih
jajanan anak sekolah. Terlebih saat ini banyak perlu dibenahi. Pengetahuan masyarakat yang
kasus yang terjadi terkait jajanan anak sekolah bergerak di UMKM dalam memanajemen usaha
yang mengandung bahan makanan berbahaya. masih perlu memperoleh pelatihan khusus agar
Produk hasil olahan ikan dan diolah oleh dapat mengelola usaha dengan baik dan optimal.
pihak yang sudah memperoleh legalitas layak
Model Pemberdayaan UMKM Pengolahan Ikan
konsumsi dan halal sangat diperlukan untuk
melalui CSR Bank Syariah
menjadi solusi atas “ketakutan” anak sekolah
Program CSR perbankan syariah yang digagas
dalam mengonsumsi jajanan yang ada.Program
untuk dapat diarahkan pada permodalan UMKM
CSR yang ada di perbankan syariah, belum
di bidang pengolahan ikan ini diharapkan dapat
menyentuh ranah permodalan pada UMKM di
menjadikan perbankan syariah sebagai salah
bidang pengolahan ikan. Mengingat besarnya
satu pionir dalam pengembangan UMKM di
peluang pengembangan usaha jenis ini, maka
Indonesia. Model pemberdayaan UMKM melalui
dapat menjadi peluang besar bagi perbankan
CSR perbankan syariah dapat dilihat pada gambar
syariah untuk dapat melakukan permodalan
1.1. berikut:
dari dana CSR dalam mendukung operasional
yang dibutuhkan UMKM, seperti mesin,
perlengkapan operasional, dan lain-lain.
2. Faktor Penghambat
Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak
pengelola UMKM UPI Mino Ngudi Lestari
yang dijadikan model dalam penelitian ini,
adapun beberapa hal yang dianggap sebagai
faktor penghambat dalam pengembangan Gambar 1.1.
UMKM di bidang pengolahan ikan untuk Model Program CSR Perbankan untuk UMKM Bidang
jangka panjang di antaranya adalah UMKM Pengolahan Ikan
masih memiliki keterbatasan dalam pemasaran
produk, artinya produk yang dihasilkan hanya Berdasarkan gambar 1.1 model yang ditawarkan
dapat dipasarkan pada pasar tertentu saja dan dalam rangka pengembangan UMKM khususnya

130
Amimah Oktarina Program Corporate Social Responsibility Perbankan Syariah

bidang pengelolaan ikan yang dipandang berpotensi Corporate Social Responsibility Kasus Pada
untuk dapat dikembangkan. Melalui dana CSR Bank Syariah di DIY”, Jurnal Sinergi: Kajian
yang diberikan dari Perbankan Syariah untuk Bisnis dan Manajemen, Vol. 10 No.1, Januari
dapat menjadikan UMKM bidang pengolahan 2008.
ikan menjadi salah satu pos yang diberikan Badan Pusat Statistik, 2011.
modal, maka dapat didayagunakan secara optimal Beekum, Rafik Issa, Etika Bisnis Islami,
oleh UMKM. Mekanisme pemilihan UMKM Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004.
yang diberikan dana CSR adalah berdasarkan Darwin, Ali, “Penerapan Sustainability Reporting
pertimbangan perbankan syariah untuk dapat di Indonesia”, Konvensi Nasional Akuntansi V,
memberikan dananya bagi UMKM yang baru akan Program Profesi Lanjutan, Yogyakarta,13-15
berkembang dan membutuhkan bantuan untuk Desember 2004.
memenuhi kebutuhan perlengkapan penunjang. Djakfar, Muhammad, Etika Bisnis dalam
UMKM yang memperoleh dana CSR dari Presfektif Islam, Malang: Penerbit UIN
perbankan syariah mengelola dan mengoperasikan Malang Press, 2007.
usaha/industrinya secara berkelanjutan. Pengelola Hadi, Soetrisno, Metodologi Research Jilid II,
dan tenaga kerja melakukan kegiatan produksi Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas
secara kontinyu untuk dapat memenuhi kebutuhan Hukum Psikologi UGM, 1985.
pasar. Sebagai bentuk partisipasi masyarakat dalam Keraf, Sonny, Etika Bisnis Tuntutan dan
rangka pengembangan perbankan syariah saat ini, Relevansinya, Yogyakarta: Kanisius,1998.
maka masyarakat dapat menabung di perbankan Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif,
syariah yang memberikan dana CSR tersebut. Hal Bandung: Rosdakaria, 2006.
ini sebagai wujud keikutsertaan masyarakat dalam Muhammad, Etika Bisnis Islami, Yogyakarta:
memanfaatkan jasa perbankan syariah di Indonesia. Unit Penerbit dan Percetakan Akademi
Manajemen Perusahaan YKPN, 2004.
Penutup Murtidjo, B.A., Pemotongan dan Penanganan
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat di­ Daging Ayam, Yogyakarta: Penerbit Kanisius,
simpulkan bahwa dalam rangka mengembangkan 2003.
UMKM bidang pengolahan ikan yang dianggap Naqvi, Syed Nawab Haidar, Menggagas Ekonomi
memiliki potensi besar mengingat produk hasil Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003.
olahan ikan saat ini banyak diminati. Hal tersebut Nurlela, Rika dan Islahuddin, “Pengaruh
sejalan dengan program pemerintah Yogyarakarta Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai
yaitu gerakan “Gemarikan” yang bertujuan untuk Perusahaan Dengan Prosentase Kepemilikan
meningkatkan minat konsumsi ikan. Melihat faktor Manajemen Sebagai Variabel Moderating
pendukung yang dapat memberikan kemudahan (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang
untuk mengaplikasikan program CSR perbankan Terdaftar di Bursa Efek Jakarta)”, Simposium
syariah untuk pengembangan UMKM bidang Nasional Akuntansi XI, Pontianak, 23-24
pengolahan ikan maka diharapkan UMKM Juli 2008.
tersebut dapat mampu memanfaatkan kucuran Otoritas Jasa Keuangan, Statistik Perbankan
dana CSR perbankan syariah secara optimal, Syariah Juni 2016, (http://www.ojk.go.id/
sehingga dapat berkembang dan meningkatkan id/kanal/syariah/data-dan-statistik/statistik-
produktivitas UMKM untuk dapat berproduksi perbankan-syariah/default.aspx, diakses pada
dan memenuhi permintaan pasar terhadap produk 10 Juli 2016.
hasil olahan ikan. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif dan R & D, Bandung: Alfabeta,
Pustaka Acuan
2014.
Anto, M.B. Hendrie dan Dwi Retno Astuti, Soetrisno Hadi, Metodologi Reseach Jilid II,
“Persepsi Stakeholder Terhadap Pelaksanaan Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas
Hukum Psikologi UGM, 1985.

131
AL-INTAJ Vol. 2, No. 2, September 2016

Wibowo, Muh. Ghafur, Potret Perbankan Yosephus,Sinuor, Etika Bisnis Pendekatan


Syariah Terkini: Kajian Kritis Perkembangan Filsafat Moral terhadap Perilaku Pebisnis
Perbankan Syariah Terkini, Yogyakarta: Kontemporer,Jakarta: Yayasan Pustaka Obor
Biruni Press, 2007 Indonesia, 2010.

132

Anda mungkin juga menyukai